Anda di halaman 1dari 3

Nama Bisma Teguh P

NIM 1901110570
Kelas Achenar S1 Keperawatan

Judul Pengaruh Seks Bebas Pada Remaja Terhadap Meningkatnya Resiko Terjadinya
HIV/ AIDS
Peneliti 1. Lela Tri Wahyu Liana

Tahun 2019
Jurnal OSF Preprint

Volume 1
No 1
Halaman 8
DOI 10.31219/osf.io/tbjq6

Latar belakang AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala


penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) (WHO,
2007), ditemukan dalam tubuh terutama darah, cairan sperma, cairan
vagina, air susu Ibu (Depkes RI, 2007 dan Dirjen PPM&PL 2008).

Metodologi Seseorang yang terkena virus HIV tidak menunjukkan gejala apapun,
namun masih dapat menularkan virusnya kepada orang lain. Virus ini
membutuhkan waktu hingga 2 sampai 15 tahun hingga bisa memunculkan
gejala.
Gejala pertama dari Human Immunodeficiency Virus mirip dengan infeksi
virus lainnya, yaitu:
 Demam
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Nyeri otot
 Kehilangan berat badan secara perlahan
 Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau
pangkal paha.
Berikut ini adalah berbagai gejala AIDS yang dapat muncul, yaitu:
 Sariawan yang ditandai dengan adanya lapisan keputihan dan tebal
pada lidah atau mulut. Sariawan ini disebabkan oleh infeksi jamur
 Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang
 Penyakit radang panggul kronis
 Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya dan mungkin muncul bersamaan
dengan sakit kepala dan atau pusing
 Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang bukan disebabkan karena
olahraga atau diet
 Lebih mudah mengalami memar
 Diare yang lebih sering
 Sering demam dan berkeringat di malam hari
 Pembengkakan atau mengerasnya kelenjar getah bening yang
terletak di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
 Batuk kering yang terus menerus
 Sering mengalami sesak napas
 Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa
penyebab yang pasti
 Ruam kulit yang sering atau tidak biasa
 Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki
 Hilangnya kendali otot dan refleks, kelumpuhan, atau hilangnya
kekuatan otot
 Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan
mental

Hasil penelitian Faktor utama penularan HIV adalah dari hubungan seks yang bebas seperti
berganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi atau melakukan
hubungan seks dibawah umur atau masih remaja. Hal tersebut sangat
meningkatkan resiko seseorang terinfeksi virus HIV. Pendidikan seks sejak
dini sebenarnya harus sudah di berikan kepada anak-anak atau mungkin
remaja awal. Melihat dari banyaknya kasus HIV yang terjadi yang
diantaranya karena seks bebas ini.
Melakukan hubungan seks dengan penderita HIV sangat ditekankan harus
menggunakan alat kontrasepsi karena hal ini dapat menurunkan resiko
seseorang terinfeksi virus tersebut. Sebenarnya ketika dua orang melakukan
hubungan seks yang sehat seperti tidak berganti pasangan mereka tidak
akan terjangkit virus ini. Namun semakin berkembangnya jaman, semakin
bebasnya pergaulan khusunya pada remaja yang sedang dalam masa
mencari jati diri dimana mereka akan menerima hal apapun tanpa
menyaringnya terlebih dahulu kecuali pada remaja yang memiliki
kepribadian yang kuat dimana mereka pasti akan memperhitungkan
tindakan yang akan mereka lakukan benar atau salah.

Kesimpulan dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) tidak langsung merusak organ tubuh
saran akan tetapi virus ini langsung menyerang sistem kekebalan tubuh. Dimana
hal ini masih sulit dideteksi secara dini, kecuali jika kita lebih berhati hati
dan memperhatikan ketika muncul satu dua tanda gejala seseorang
terkena virus. Karena jika dibiarkan sistem kekebalan tubuh akan semakin
menurun sehingga terjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
dimana sel CD4 sudah rusak. Ada beberapa gejala yang ditunjukkan dari
AIDS. Virus ini juga ditularkan hanya melalui luka, darah, cairan sperma
dan vagina. Virus ini tidak semudah itu menular, tidak melalui jabat tangan
maupun bertukar alat makan. Penularan ini paling banyak melalui seks
bebas dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Pengobatan untuk
penderita salah satunya adalah terapi ARV dimana terapi ini tidak
menyembuhkan namun membuat penderita dapat bertahan lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai