Anda di halaman 1dari 5

BAB I

KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Demam typhoid adalah infeksi akut usus halus, sinonim demam typhoid adalah
paratyphoid fever dan paratyphoid abdominalis.
Typhoid didefenisikan sebagai salah satu penyakit infeksi pada saluran
pencernaan yaitu : pada usus halus yang ditandai dengan demam lebih dari satu
minggu. Penularan dapat terjadi melalui mulut lewat makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh lalat
B. Etiologi

Penyakit typhoid disebabkan oleh kuman salmonella Typhosa yang bersifat gram
negativ berambut getar dan berspora.

C. Patofisiologi

Penyakit typhoid disebabkan oleh bacil salmonella typhosa. Penularan dapat


terjadi melalui mulut lewat makanan yang tercemar kemudian kuman mengadakan
penetrasi ke usus halus dan jaringan limfoid dan berkembang biak.
Selanjutnya kuman masuk ke aliran darah dan mencapai retikuloendoteal pada
hati dan limpa,sehingga organ-organ tersebut membesar disertai rasa nyeri pada
perabaan. Proses ini terjadi pada masa tunas 10 - 14 hari dan berkahir saat sel - sel
retikuloendoteal melepaskan kuman ke dalam darah.
Kuman - kuman selanjutnya masuk ke dalam beberapa organ - organ tubuh
terutama kelenjar typhoid usus halus dan menimbulkan tukak yang berbentuk lonjong
pada mukosa di atas plak pojeri. Tukak dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dan
porforsi usus.
D. Manifestasi Klinik
Masa tunas 10 - 14 hari.
Dalam minggu 1 :
Suhu berangsur naik dan febris bersifat remiten
a. Panas hanya berlangsung pagi dan malam hari saja
b. Demam, nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, muntah obtipasi, diare, perasaan tidak
enak diperut dan batuk.
Dalam minggu ke II :
Gejala lebih jelas, suhu terus meningkat yang disebabkan febris continuous.
Gejala panas tidak akan turun dengan anti piretik, tidak menggigil, tidak berkeringat,
kadang disertai epitaksis.
       Bradikardi, lidah kotor berselaput putih, tepi dan ujung lidah merah dan
tremor. Hepatomegali, spenomegali, gangguan mental berupa delirium.
Tanda – tanda gejala pada system gastrointestinal :
1) Bibir kering dan pecah – pecah, dan lidah kotor
2) Perut gembung, nyeri tekan.
3) Limpa membesar, lunak dan nyeri pada saat ditekan.
4) Diare dan obtipasi.
5) Tanda – tanda perdarahan dan shock.
E. Komplikasi
a. Diluar usus yaitu :
1) Broncho Pneumonia sebagai infeksi primer sekunder.
2) Myokarditis.
3) Dekubitus.
4) Dehidrasi, bila ada diare dan intake yang kurang.
           b. Pada usus
1) Perdarahan usus ditandai dengan nadi kecil dan lemah, berkeringat,
tensi menurun, melena, suhu badan dan HB menurun.
2) Perforasi usus yang ditandai dengan sakit perut secara tiba – tiba,
tegang dan nyeri tekan, muntah, nadi kecil dan lemah, muka pucat dan
mata cekung.
f. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
a. Laboratorium
          pemeriksaan widal.
Dasar pemeriksaan adalah reaksi antigenesasi yang terjadi bila
serum penderita dicampur dengan suspensi antigen salmonella typhosa.
Pemeriksaan terjadi reaksi agentinasi dengan jalan mengencerkan
serum maka zat anti dapat ditentukan dengan reaksi. Aglutinasi. Untuk
membuat diagnosis bila titer zat anti terhadap anti gen O yang bernilai
1/2000 atau lebih.
b. Radiologis
pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suhu penyakit disaluran
makan.
c. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasive akhir – akhir ini makin banyak
dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostic dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping. Dapat digunakan setiap saat
dan pada kondisi klien yang berat pun dapat dimanfaatkan.
G. Penatalaksanaan Medik
a. Penatalaksanaan non - farmakologi seperti :
1) Perawatan dan pengobatan terhadap penyakit demam typhoid atau types
bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan
penyakit, mencegah terjadinya komplikasi. Serta mencegah agar tak
kambuh lagi. Pengobatan penyakit typhoid dilakukan dengan jalan
mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian,feces, dan urine
untuk mencegah penularan. Pasien harus berbaring ditempat tidur selama
tiga hari hingga panas turun. Kemudian baru boleh duduk, bediri dan
berjalan. Menurun posisi tubuh harus diubah - ubah untuk mencegah
terjadinya komplikasi pneumonia atau dekubitus.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Proses Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise cepat Lelah. Imsonia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas kerja sampai
dengan efek proses penyakit.

b. Sirkulasi
Tanda : (Respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri). Kemerahan,
area ekimosis (kekurangan vitamin K). Hipotensi termasuk postural.
Kulit/membrane mukosa : turgor buruk, kering, lidah pecah - pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
c. Integritas ego
Gejala : Ansietas, etakutan, emosi kesal, misalnya perasaan tidak berdaya/tidak ada
harapan. Faktor stress akut/kronis misalnya hubungan dengan keluarga/pekerjaan,
pengobatan yang mahal, faktor budaya, peningkatan prevalensi.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.

d. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan. Tak toleran pada diet/sensitive.
Misalnya buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
Tanda : penurunan lemak subkutan/massa otot.kelemahan tonus, otot buruk dan turgor
kulit buruk. Membrane mukosa, pucat, luka, inflamasi rongga mulut.
e. Higyene

Tanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukan


kekurangan vitamin. Bau badan. Nyeri/kenyamanan.
Gejala : nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kanan bawah (mungkin hilang dengan
defekasi). Titik nyeri berpindah, nyeri tekan, nyeri mata, fotofobia.
Tanda :   Nyeri tekan abdomen/distensi. eliminasi
g. Eliminasi

Gejala : tektur faeces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode diare
berdarah tidak dapat diperkirakan. Hilang timbul,sering tidak dapat dikontrol,
perasaan dorongan/kram (tenesmus). Defekasi berdarah/pus/mukosa dengan atau
tanpa keluar feaces. Perdarahan per ractal.
Tanda : menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic atau adanya peristik yang dapat
dilihat. Haemoroid.

h. Interaksi sosial
Gejala : Masalah berhubungan/peran sehubungan dengan kondisi ketidak mampuan
aktif secara sosial.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari Analisa data, diagnose yang lazim terjadi pada penderita typhoid adalah :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya interaksi pada usus halus.
b. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi usus halus.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
1. Intake yang kurang
2. Mual dan muntah
d. Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan :
1. peningkatan suhu tubuh
2. intake cairan yang kurang
e. Inteleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
f. kecemasan klien/keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Intervensi

Anda mungkin juga menyukai