Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahyudi

Mata Kuliah :04020180854

Mata Kuliah : Penalaran Hukum

Semester : Ganjil

Tahun Ajaran : 2021/2022

Kelas : C1

Soal Final

Ide Keseimbangan Putusan Hakim


Opini
Putusan Hakim tidak adil !
Putusan Hakim tidak berhati nurani !
Putusan hakim berat sebelah !
Putusan hakim menguntungkan orang kaya tidak berpihak pada orang miski’!
Dan banyak lagi keluhan-keluhan terhadap putusan hakim yang saat ini terjadi dan
sangat ramai diperbincangakan dalam masyarakat
Hal ini merupakan salah satu contoh buruknya hukum di Indonesia

Apakah pentingnya putusan Hakim ?


Putusan Hakim sangat penting bagi beberapa orang terutama bagi seorang terdakwa
yang sedang berada dalam suatu persidangan. Karena dengan adanya putusan hakim
inilah nasib seorang terdakwa ditentukan. Apakah itu bebas lepas maupun putusan
yang mengandung hukuman.
Dilihat dari putusan hakim dapat dilihat banyaknya putusan hakim yang tidak
memenuhi rasa keadilan maupun putusan putusan yang “kontroversial” hal ini
dibutikan dengan banyak putusan hakim yang banding karena ketidak putusan
terhadap putusan hakim dan banyaka juga hakim hakim yang dilaporkan kepada
Komisi Yudisial karena kelakuan hakim itu sendiri.
Hal ini sangat ironis melihat peran hakim sebagai orang terakhir dalam memutuskan
suatu perkara. Banyaknya putusan hakim yang “kontraversial’ menumbulkan
kekecewaan dari berbagi pihak harusnya putusan putusan hakim harus memenuhi
“ide keseimbangan”
Apakah itu ide keseimbangan putusan hakim ?
Putusan hakim yang memiliki ide keseimbanga adalah putusan hakim yang memiliki
atau memenuhi unsur 3 nilai dasar seperti yang pernah dikemukakan Gustav
Radbruch yakni nilai dasar kepastian hukum, nilai dasar keadilan, nilai dasar
kemanfaatan hukum.
Putusan yang memenuhi nilai dasar putusan ini dikatakan memenuhi ide
keseimbangan dikarenakan aspek aspek tentang hukum telah ada dalam nilai dasar
hukum itu sendiri.
Putusan hakim harus memenuhi dan mewujudkan kepastian hukum didalam
masyarakat. Karena putusan hakim selain menegakkan hukum juga untuk
memberikan efek jera kepada si pelaku untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Nilai dasar keadilan juga harus ada dalam sebuah putusan hakim berbarengan
dengan adanya kepastian hukum karena orang-orang yang berperkara dipengadilan
datang untuk mencari sebuah keadilan tidak hanya kemenangan dalam sidang
semata. Hakim sebagai pembuat keputusan tidak Dapat hanya langsung mengambil
dari undang-undang (hakim menjadi corong undang-undang) tapi hakim harus
menggunakan perasaan dan hati nuraninya didalam memutuskan sebuah perkara
karena dengan adanya keadilan berbarengan dengan kepastian hukum maka hukum
di Indonesia dapat ditegakkan dengan seadil adilnya.
Putusan hakim juga harus memenuhi unsur dasar kemanfaatan dalam putusan
hakim karena putusan hakim selain memenuhi unsur kepastian hukum dan keadilan
juga harus bermanfaat bagi seluruh pihak dan tidak berpihak kepada siapaun
sehingga dijadikan referansi oleh hakim lain untuk memutuskan suatu perkara dalam
materi yang sama (yurisprudensi).
Namun didalam memenuhi putusan hakim yang memenuhi unsur 3 nilai dasar ini
bukanlah suatu perkara yang mudah hal ini dikarenakan sering terjadi ketegangan
antara 3 nilai dasar ini (Spannungverhaitnis). Yang paling sering terjadi adalah
ketegangan antara nilai dasar kepastian hukum dan nilai dasar keadilan karena
disatu sisi hakim harus menegakan hukum dengan melihat undang-undang untuk
menjamin kepastian hukum tanpa mengindahkan rasa keadilan yang ada.
Hal ini sangat susah sehingga banyak putusan hakim yang hanya menjamin kepastian
hukum tanpa ada rasa keadilan didalamnya sehingga hakim menjadi corong undang
undang dan ini banyaknya putusan yang kontroversial dan tidak memunuhi rasa
keadilan.
Jadi didalam putusan hakim harus memenuhi unsur 3 nilai dasar karena putusan
hakim yang didalamnya mengandung kepastian hukum, rasa keadilan dan
bermanfaat bagi seluruh pihak sangat diperlukan oleh seluruh masyarakat yang
menginginkan hukum ditegakkan seadil-adilnya. Tapi juga putusan hakim harus
bermanfaat bagi seluruh pihak dan masyarakat dan juga dapat digunakan sebagai
petunjuk dan pedoman bagi hakim-hakim selanjutnya dalam memutuskan sebuah
perkara.

PERTANYAAN
1. Berfikirlah tentang tulisan diatas dengan penalaran hukum anda kemudian
analisis panjang jawaban antara 200 sampai 300 kata
Jawab :
Dari pandangan masyarakat memang betul mereka sering merasakan
ketidakadilan seorang hakim dalam mengambil keputusan dalam sebuah sidang.
Jika dalam sebuah kasus melibatkan seorang pejabat negara sebagai tersangka,
maka kemungkinan hukuman yang diterima akan lebih ringan. Justru sebaliknya
jika masyarakat biasa yg menjadi terdakwah, kemungkinan hukuman yang
diterima akan lebih berat. Ini bisa saja terjadi karena beberapa factor. Factor
yang paling sering terjadi adalah penyogokan kepada hakim.
Namun, menurut pandangan saya, tidak semua hakim itu keputusannya tidak
adil. Memang sebagai terdakwah, seseorang sering menggangap bahwa
keputusan seorang hakim tidak adil. Namun, kita harus melihat juga bahwa
hakim tidak serta merta mengambil keputusan dari satu aspek. Banyak aspek-
aspek yang bisa membuat seorang hakim itu berubah pikiran sebelum
mengambil keputusan.

2. Berikanlah cotnoh dari prinsip prisnip logika hukum berikut ini :


Prinsip eksklusi,Subsumbsi,Derogasi, dan non kontradiksi
Jawab :
 Eksklusi

 Subsumsi

 Derogasi
Contoh kasus di Belanda : Larangan pastur katolik untuk menikah
merupakan tata moral positif dalam lingkungan msyarakat beragama
katolik.
 Non kontradiksi

3. uraikanlah beberapa bentuk kesesatan dalam berfikir lengkap beserat contihnya?


Jawab :
 Argumentum ad hominem, yaitu kesesatan yang terjadi karena argumen-
argumen yang didasarkan pada kepentingan seseorang, apakah dirinya
sendiri atau orang lain yang meminta jasa kepadanya. Contoh: Ada seorang
terdakwa karena kasus korupsi. Ia menggunakan jasa advokat untuk
membela perkaranya agar dibebaskan dari tuduhan korupsi. Pembela,
dalam persidangan menjelaskan bahwa kliennya adalah seorang
bermartabat, keturunan orang besar dan para ustad. Ia berualngkali
meberikan infak untuk pembangunan masjid dan cukup besar
sumbangannya dibanding dengan siapapun perorangan yang menyumbang
pembangunan masjid, dan masyarakat sangat menaruh hormat kepadanya.
Semua itu merupakan perbuatan yang termpuji. Sementara korupsi
merupakan perbuatan nista. Jadi tidak mungkin kliennya berbuat korupsi.
Cara berpikir yang benar, mestinya pembela tersebut meminta bukti empiris
bahwa kliennya melakukan tindak pidana korupsi. Kalau penuntut ternyata
tidak bisa membuktiukan. Barulah boleh menyimpulkan bahwa kliennya
sebagai orang yang bermartabat.
 Argumentum ad verecuundiam atau argumentum auctoritas, yaitu kesestan
berpikir karena mengikuti pendapat orang yang berwibawa atau orang yang
memilki otoritas (fallacy of appealing to autority). Di kalangan masyarakat
luas banyak umat Islam yang mendasarkan kebenaran agama kepada
otoritas tokoh agama, bukan kepada teks autentik dari Alquran maupun as-
sunnah. Ungkapan ‘Romo syeikh iangkang tansah kulo dereki fatwanipun’
merupakan contoh kesesatan pikir model ini. Betapa pandai seseorang
kemungkinan salah pasti ada. Untuk itu, pembenaran dari kesesatan ini
adalah mengikuti petunjuk teks-teks autentik dari Alquran maupun as-
sunnah.selanjutnya, melakukan konfermasi kepada para pemegang otoritas
adalah langkah bijaksana.
 Argumentum ad baculum, kesesatan berpikir terjadi karena takut ancaman.
Umumnya, pengancam datang dari yang lebih superior aatau yang memiliki
kekuasaan (fallacy of appealing to force). Rakyat superiornya adalah
pemerintah. Orang tua menjadi superior bagi anak-anaknya. Jika
pemerintah mengumumkan. Kiyai menjadi superior bagi para santrinya.
Seorang anak melakukan les belajar matematika karena takut dimarahi
orang tuanya, sementara ia bercita-cita menjadi presenter. Seorang yang
tinggal di dekat proyek pemerintah terpaksa menjual tanahnya karena takut
diintimidasi. Sorang istri terpaksa menjual dirinya karena takut terjadi
kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya sendiri. Ketiga ilustrasi ini
merupakan contoh kesesatan berpikir model argumentum ad baculum.
 Argumentum ad misericordiam, yaitu kesesatan berpikir untuk
menimbulkan belaskasihan (fallacy of appealing to pity). Contoh. Maryam
dituduh oleh penuntut umum dalam pengadilan menggelapkan uang
bantuan sosial yang dikelolanya. Pembela Maryam menjelaskan bahwa
Maryam, kliennya, adalah orang lemah, janda beranak tiga. Ia diceraikan
oleh suaminya dengan alasan yang tidak masuk akal.Sekolah dan hidup
ketiga anaknya tergantung padanya. Ia melakukan susuatu yang dituduhkan
kepadanya itu tidak ia sadari. Karena itu rasanya tidak adil kalau orang yang
demikian baik itu dijatuhi hukuman.

Anda mungkin juga menyukai