2074201009
Filsafat Hukum
2. Jelaskan bagaimana hubungan antara hukum dengan kekuasaan dan bagaimana kondisi riil
sekarang di Negara Republik Indonesia ?
Hubungan hukum dan kekuasaan melahirkan hubungan fungsional di antara keduanya, dimana
kekuasaan mempunyai fungsi tertentu terhadap hukum, dan hukum juga mempunyai fungsi
tertentu terhadap kekuasaan. Kekuasaan mempunyai fungsi sebagai alat untuk membentuk hukum,
menegakkan hukum, dan melaksanakan hukum. Sedangkan fungsi hukum terhadap kekuasaan
meliputi alat untuk melegalisasi atau menjustifikasi kekuasaan, alat untuk mengatur dan mengontrol
kekuasaan, dan alat untuk mengawasi dan mewadahi pertanggungjawaban kekuasaan.
Kondisi saat ini di Indonesia seharusnya Sinergitas hukum dan kekuasaan dapat dilihat dari berbagai
aturan hukum atau kebijakan kekuasaan yang isinya berpihak kepada keadilan masyarakat atau
sebaliknya tidak berpihak kepada masyarakat. Sinergi ideal hukum dan kekuasaan yang diharapkan
adalah kekuasaan dapat dijalankan secara adil dengan menggunakan hukum sebagai alat
legalitasnya.
5. Jelaskan apa yang menjadi faktor penyebab banyak terjadinya pelanggaran hukum ?
Terpaksa
Dalam situasi atau kondisi tertentu, keadaan terkadang memaksa seseorang untuk bertindak tidak
sesuai dengan hukum. Tidak ada pilihan lain yang dapat dipilih kecuali melanggar hukum secara
terpaksa. Maka dari itu, terpaksa merupakan salah satu faktor terjadinya pelanggaran hukum.
Memiliki niat buruk
Terkadang niat buruk dapat muncul dalam diri untuk melakukan makar yang melanggar hukum.
Hambatan yang menghadang dalam mencapai tujuan dapat memancing munculnya niat buruk.
Demi mencapai tujuannya, seseorang bahkan rela melanggar hukum.
Kebiasaan
Karena sudah terbiasa, seseorang tidak lagi segan untuk melakukan tindakan pelanggaran hukum.
Orang yang selalu taat pada hukum, akan terbiasa dengan ketetapan/ketentuan hukum. Begitu juga
dengan orang yang selalu melanggar hukum. Tindakan pelanggaran hukum dapat menjadi sebuah
kebiasaan buruk.
Kesempatan
Manusia memiliki kemungkinan melakukan pelanggaran hukum karena ada peluang. Kesempatan
untuk melanggar hukum dapat datang secara tiba-tiba apabila objek pelanggaran hukum dilihat oleh
mata, terlebih ketika tidak ada orang yang menyaksikannya.
Merasa selalu benar
Sikap merasa selalu benar merupakan sikap yang dapat memicu terjadinya pelanggaran hukum.
Sikap tersebut adalah sikap egois yang tidak cocok atau enggan mendengarkan pendapat orang lain.
Seseorang yang merasa selalu benar memiliki ego yang tinggi hingga rela melanggar hukum demi
mempertahankan pendapatnya.
Tidak setuju terhadap hukum yang telah ditentukan
Kasus ketidaksetujuan terhadap hukum yang telah ditentukan tidak terlalu sering ditemukan, akan
tetapi alasan ini juga dapat memancing tindakan pelanggaran hukum. Ketidaksetujuan terhadap
suatu hukum bisa didasarkan pada prinsip yang dianut seseorang. Akan tetapi alasan tersebut tidak
dapat dijadikan sebuah pembenaran. Hukum yang telah ditegakkan oleh lembaga resmi yang
berwenang harus dipatuhi oleh semua orang.