Anda di halaman 1dari 122

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


NOMOR KEP- 07/BC/2003
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 453/KMK.04/2002 yang telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 453/KMK.04/ 2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang
Impor, perlu adanya suatu petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di
Bidang Impor;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, dipandang perlu untuk
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Umum Pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun
2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612);

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3613);

4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian dan


Perdagangan Nomor 527/KMK.04/2002 dan 819/MPP/Kep/12/2002 tentang
Tertib Administrasi Importir;

5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana


Kepabeanan di Bidang Impor yang telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 453/KMK.04/ 2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang
Impor;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.04/2002 tentang Registrasi


Importir;

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.04/2002 tentang Perubahan


Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang
Penunjukan Bank sebagai Bank Persepsi dalam Rangka Pengelolaan Setoran
Penerimaan Negara;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG
IMPOR.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:

1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.

2. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

4. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tempat dipenuhinya kewajiban pabean.

5. Pejabat adalah Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995.

6. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mengimpor.

7. Pengangkut adalah orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab atas


pengoperasian sarana pengangkut yang nyata-nyata mengangkut barang atau
orang.

8. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah badan usaha yang

2
melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas
nama pemilik barang.

9. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) adalah Pemberitahuan Pabean untuk


pengeluaran barang yang diimpor untuk dipakai atau diimpor sementara (BC
2.0).

10. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (PIBT) adalah Pemberitahuan Pabean


untuk pengeluaran barang tertentu yang diimpor untuk dipakai atau diimpor
sementara yaitu barang pindahan, barang impor sementara yang dibawa
penumpang, barang impor melalui jasa titipan, barang penumpang yang datang
tidak bersama penumpang dan barang impor tertentu lainnya yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal (BC 2.1).

11. Bukti Pembayaran adalah surat yang menunjukkan bahwa pembayaran atas suatu
pungutan negara telah dilakukan, yaitu Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak
Dalam Rangka Impor (SSPCP) atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak
Dalam Rangka Impor (BPPCP).

12. Customs Respons (Cusres) adalah Dokumen UN/EDIFACT yang dikirim oleh
Direktorat Jenderal sebagai respon terhadap dokumen yang telah diterima
sebelumnyaDokumen pelengkap pabean adalah semua dokumen yang digunakan
sebagai pelengkap Pemberitahuan Pabean, misalnya Invoice, Packing List, Bill of
Lading/Airway Bill dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan.

13. Nomor Pendaftaran adalah nomor yang diberikan oleh Kantor Pabean sebagai
pengesahan PIB sebagai Dokumen Pabean.

14. Penyerahan pemberitahuan secara elektronik adalah penyerahan data


Pemberitahuan Pabean dengan mempergunakan media disket, hubungan
langsung antar komputer, atau melalui sistem Pertukaran Data Elektronik.

15. Media Elektronik adalah disket atau hubungan langsung antar komputer.

16. PIB Disket adalah PIB yang dilampiri disket yang di dalamnya berisi data PIB.

17. Pertukaran Data Elektronik (PDE) adalah alir informasi bisnis antar organisasi
secara otomatis, tanpa campur tangan manusia. Informasi ini terintegrasi dan
mengalir ke dalam dan keluar suatu organisasi sistem bisnis manajemen.

18. Secara Manual adalah proses pelayanan kepabeanan yang dilaksanakan tanpa
menggunakan sarana komputer.

19. Jalur Prioritas adalah fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang
impor yang diberikan kepada importir yang mempunyai reputasi sangat baik dan

3
memenuhi persyaratan/kriteria yang ditentukan untuk mendapatkan pelayanan
khusus, sehingga penyelesaian importasinya dapat dilakukan dengan lebih
sederhana dan cepat.

20. Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor yang
diberikan kepada Importir yang mempunyai reputasi baik dan memenuhi
persyaratan/kriteria yang ditentukan, sehingga terhadap importasinya hanya
dilakukan penelitian dokumen.

21. Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor terhadap
suatu importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan
fisik barang.

22. Uraian barang adalah uraian yang meliputi jenis, merk, tipe, ukuran dan atau
spesifikasi teknis lainnya yang mempengaruhi nilai pabean dan atau klasifikasi.

23. Hi-Co Scan X-Ray Container Inspection System (selanjutnya disebut Hi-Co Scan)
adalah sistem pemeriksaan fisik barang impor dalam peti kemas dengan
menggunakan alat Hi-Co Scan X-Ray System.

24. Nota Pemberitahuan adalah nota yang dibuat oleh Pejabat tentang adanya
pelanggaran ketentuan larangan/pembatasan impor.

25. Saat kedatangan sarana pengangkut adalah :


a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebut
lego jangkar di perairan pelabuhan.

b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebut
mendarat di landasan bandar udara.

c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebut
tiba di Kantor Pabean tempat pemasukan.

26. Pemeriksaan Mendadak Kepabeanan di Bidang Impor (yang selanjutnya disebut


pemeriksaan mendadak) adalah pemeriksaan secara acak terhadap barang-barang
impor pada saat akan keluar dari Kawasan Pabean yang dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.

27. Trucklossing adalah salah satu cara pengeluaran barang impor dari kawasan
pabean dengan pembongkaran secara langsung dari kapal ke atas alat angkut
darat.

28. Nota Hasil Intelijen (NHI) adalah adalah informasi yang bersumber dari kegiatan
intelijen yang mengindikasikan adanya pelanggaran kepabeanan dan atau cukai;

4
BAB II
KEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, PEMBONGKARAN DAN
PENIMBUNAN BARANG IMPOR
Bagian Pertama
Kedatangan Sarana Pengangkut

Pasal 2
Pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan mengenai Rencana Kedatangan
Sarana Pengangkut atau Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut kepada Pejabat di
Kantor Pabean tujuan sebelum kedatangan sarana pengangkut.

Pasal 3
Pejabat dapat melakukan pemeriksaan atas sarana pengangkut yang datang dari luar
Daerah Pabean.
Pasal 4
(1) Pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan Pabean berupa Manifest (BC.1.1)
mengenai barang impor yang diangkutnya kepada Pejabat di Kantor Pabean
tujuan.

(2) Selain Manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pengangkut wajib
menyerahkan pemberitahuan kepada Pejabat di Kantor Pabean berupa:
a. daftar penumpang dan atau awak sarana pengangkut,
b. daftar bekal kapal,
c. stowage plan,
d. daftar senjata api, dan
e. daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan
pengobatan.
(3) Untuk sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean melalui darat,
Pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan berupa Daftar Barang Impor
yang diangkutnya, kepada Pejabat di Kantor Pabean.
(4) Pengangkut wajib membuat manifest secara terpisah untuk barang impor yang
akan diangkut terus dan atau diangkut lanjut tujuan Daerah Pabean Indonesia
lainnya dan atau luar Daerah Pabean dan menyerahkannya bersama-sama dengan
manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(5) Dalam hal sarana pengangkut tidak mengangkut barang impor, Pengangkut wajib
menyerahkan Manifest nihil.
(6) Untuk sarana pengangkut yang diimpor untuk dipakai, Pengangkut wajib

5
mencantumkan sarana pengangkut tersebut dalam Manifest sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 5
Pengangkut dapat mengajukan perbaikan Manifest sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 sepanjang mengenai:
a. nomor, merk, ukuran dan jenis kemasan dan atau petikemas;
b. jumlah kemasan dan atau petikemas serta jumlah barang curah;
c. barang impor yang dikirim secara konsolidasi dengan cara merinci lebih lanjut
pos manifest yang bersangkutan; dan atau
d. nama consignee dan atau notify party apabila terdapat kesalahan penulisan dalam
manifest, yang dapat dibuktikan dengan dokumen pendukung berupa : Bill of
Lading (B/L) /Airway Bill (AWB), invoice, packing list, certificate of insurance,
dan lain sebagainya.

Pasal 6
Tatalaksana Penyerahan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Pemberitahuan
Pabean berupa Manifest dilaksanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal tentang
Tatalaksana Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Pabean berupa Rencana
Kedatangan Sarana Pengangkut, Kedatangan Barang Impor dan Keberangkatan
Barang Ekspor.

Bagian Kedua
Pembongkaran dan Penimbunan Barang Impor

Pasal 7
(1) Pemberitahuan mengenai Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut atau Jadwal
Kedatangan Sarana Pengangkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang telah
diterima oleh Pejabat di Kantor Pabean merupakan persetujuan pembongkaran
barang impor.
(2) Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuknya dapat menangguhkan atau
membatalkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam hal
terdapat larangan pemasukan barang impor dari instansi teknis.

Pasal 8
(1) Pembongkaran barang impor dilaksanakan di :

6
a. Kawasan Pabean; atau
b. Tempat lain setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi tempat tersebut.
(2) Paling lama 24 (dua puluh empat) jam setelah selesai pembongkaran barang
impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pengangkut wajib menyampaikan
daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah dibongkar
kepada Pejabat di Kantor Pabean.
(3) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan
secara manual atau melalui media elektronik.
(4) Pejabat dapat melakukan pengawasan atas pembongkaran barang impor
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 9
(1) Pengangkut yang tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kekurangan
bongkar atas jumlah kemasan atau peti kemas atau barang curah yang
diberitahukan, diwajibkan untuk melunasi Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang
seharusnya dibayar berikut sanksi administrasi berupa denda.
(2) Pengangkut yang membongkar kemasan atau peti kemas atau barang curah lebih
banyak dari yang diberitahukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda.

Pasal 10
(1) Penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dapat
dilaksanakan di :
a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS); atau
b. Gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat tersebut.
(2) Paling lama 12 (dua belas) jam setelah selesai penimbunan, Pengusaha tempat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a wajib menyampaikan daftar
kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah ditimbun kepada
Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi tempat tersebut.
(3) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan
secara manual atau melalui media elektronik.

Pasal 11

7
Pengusaha Tempat Penimbunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) yang
tidak dapat mempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat
penimbunannya wajib melunasi Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang seharusnya
dibayar berikut sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diatur dalam pasal 43
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Pasal 12
Tatakerja pengawasan pembongkaran barang impor di Kawasan Pabean sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dan penimbunan barang impor di TPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal ini.
BAB III
PENGELUARAN BARANG IMPOR
Bagian Pertama
Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean

Pasal 13
Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dilakukan dengan tujuan:
a. diimpor untuk dipakai;
b. diimpor sementara;
c. ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat;
d. diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya;
e. diangkut terus;
f. diangkut lanjut; atau
g. diekspor kembali.

Bagian Kedua
Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai
Paragraf 1
Dokumen Pemberitahuan

Pasal 14
(1) Pengeluaran barang impor dengan tujuan untuk dipakai dari Kawasan Pabean
dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean berupa:
a. Pemberitahuan Impor Barang (PIB);
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (PIBT);
c. Customs Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana
pengangkut;

8
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor melalui
PT (Persero) Pos Indonesia; atau
e. Pemberitahuan Lintas Batas untuk barang impor pelintas batas.
(2) Terhadap barang impor yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan
tujuan diimpor untuk dipakai, Importir/PPJK menyiapkan PIB berdasarkan
dokumen pelengkap pabean dan menghitung sendiri Bea Masuk, Cukai, dan
PDRI yang harus dibayar.

(3) Terhadap barang impor tertentu yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean
dengan tujuan diimpor untuk dipakai, Importir/PPJK mengajukan PIBT kepada
Pejabat di Kantor Pabean.
(4) Tatakerja pengeluaran barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
c, d dan e dari Kawasan Pabean dengan tujuan diimpor untuk dipakai, ditetapkan
dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

Pasal 15
(1) Pengajuan PIB ke Kantor Pabean dapat dilakukan untuk setiap pengimporan atau
secara berkala dalam periode tertentu.
(2) Pengajuan PIB dapat dilakukan secara manual atau melalui media elektronik.
(3) Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan,
pengiriman data PIB dilakukan melalui komputer yang on-line dengan sistem
PDE Kepabeanan.
(4) PIB dan bukti pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI diserahkan kepada
Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang.
(5) Pengajuan PIB sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan sebelum
barang impor yang bersangkutan tiba di pelabuhan tujuan.
(6) Apabila pada saat pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dengan PIB
terdapat selisih kurang dari jumlah yang diberitahukan (eksep), penyelesaian
barang eksep tersebut dilakukan dengan menggunakan PIB semula.

Paragraf 2
Pembayaran Bea Masuk
Pasal 16
(1) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dapat dilakukan di Bank Devisa
Persepsi atau Kantor Pabean, dengan cara:
a. pembayaran biasa; atau
b. pembayaran berkala.

9
(2) Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan,
pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi
yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan yang sekota/sewilayah kerja
dengan Kantor Pabean yang bersangkutan.

(3) Untuk Kantor Pabean yang belum menerapkan sistem PDE Kepabeanan,
pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi
yang sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Pabean yang bersangkutan.
(4) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI di Kantor Pabean hanya dapat
dilakukan apabila di tempat tersebut tidak ada Bank Devisa Persepsi.
(5) Terhadap pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang dilakukan oleh
importir, maka:
a. Bank Devisa Persepsi memberikan bukti pembayaran dengan memberikan
nomor serta tanggal pembayaran pada bukti pembayaran dimaksud dan
mengirimkan credit advice melalui sistem PDE Kepabeanan ke Kantor
Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2); atau
b. Bank Devisa Persepsi atau Kantor Pabean memberikan bukti pembayaran
dan memberikan nomor serta tanggal pembayaran pada bukti pembayaran
dimaksud.
(6) Pembayaran Berkala adalah cara pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang
dilakukan secara periodik dan hanya diberikan kepada Importir yang
mendapatkan fasilitas Jalur Prioritas.

Paragraf 3
Penetapan Jalur

Pasal 17
(1) Berdasarkan kriteria yang ditentukan, Pejabat menetapkan jalur pengeluaran
barang impor yang terdiri dari Jalur Merah, Jalur Hijau dan Jalur Prioritas.
(2) Kriteria penetapan jalur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah:
a. Jalur Merah
1. Importir baru;
2. Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi;
3. Barang impor sementara;
4. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II;
5. Barang re-impor;
6. Terkena pemeriksaan acak;

10
7. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah;
8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau
berasal dari negara yang berisiko tinggi.
b. Jalur Hijau
Importir dan importasi yang tidak termasuk dalam kriteria sebagaimana
dimaksud dalam butir a.
c. Jalur Prioritas
Importir yang ditetapkan sebagai Importir Jalur Prioritas.
(3) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menentukan bentuk pemeriksaan
pabean, yaitu:
a. Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang;
b. Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;
c. Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan Pabean sebagaimana yang
dilakukan terhadap jalur merah atau hijau.

Paragraf 4
Pemeriksaan Pabean

Pasal 18
(1) Barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) hanya dapat
dikeluarkan dari Kawasan Pabean atau dari tempat lain yang berada di bawah
pengawasan Kantor Pabean setelah dilakukan pemeriksaan pabean dan diberikan
persetujuan pengeluaran barang oleh Pejabat.
(2) Pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi penelitian
dokumen dan pemeriksaan fisik barang.
(3) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara
selektif.
(4) Terhadap barang yang diimpor oleh Importir yang termasuk dalam kategori
risiko tinggi dilakukan pemeriksaan pabean secara mendalam untuk mengetahui
kebenaran fisik barang, klasifikasi, dan nilai pabean serta persyaratan importasi
dari instansi teknis.
(5) Barang impor berupa Barang Kena Cukai yang wajib dilekati Tanda Pelunasan
atau Pengawasan Cukai, hanya dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean atau
tempat lain yang berada di bawah pengawasan pabean setelah kewajiban
pelekatan tersebut dipenuhi.

11
(6) Petunjuk teknis pemeriksaan fisik barang impor diatur lebih lanjut dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Fisik Barang
Impor.

Pasal 19
(1) Untuk pengamanan hak keuangan negara dan menjamin dipenuhinya ketentuan
impor yang berlaku, Pejabat melakukan penelitian terhadap:
a. PIB untuk mengetahui kebenaran klasifikasi barang dan Nilai Pabean yang
diberitahukan;
b. PIBT untuk menetapkan klasifikasi barang dan Nilai Pabean.

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diselesaikan dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PIB.
(3) Pejabat dapat melakukan verifikasi terhadap PIB atau PIBT sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) yang telah diberikan persetujuan pengeluaran barang.
(4) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) merupakan salah satu
kriteria untuk pelaksanaan audit di bidang kepabeanan.

Paragraf 5
Tatakerja Penyelesaian Barang Impor

Pasal 20
(1) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara elektronik melalui
jaringan PDE Kepabeanan adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Keputusan Direktur Jenderal ini.
(2) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara elektronik melalui media
disket adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Keputusan Direktur
Jenderal ini.
(3) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara manual adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal ini.
(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan menggunakan PIBT
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal
ini, kecuali yang pengeluarannya dilakukan melalui Perusahaan Jasa Titipan
diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

(5) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB eksep adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VI Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketiga

12
Pengeluaran Barang Impor Sementara

Pasal 21
(1) Pengeluaran barang impor sementara dari Kawasan Pabean dilakukan dengan
menggunakan PIB dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan
atau jaminan.
(2) Pengeluaran barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang, dilakukan
dengan menggunakan PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti
pembayaran dan atau jaminan.
(3) Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2)
diserahkan oleh importir kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran
barang.
(4) Besarnya jaminan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) adalah :
a. jumlah Bea Masuk, Cukai dan PDRI ditambah jaminan sanksi administrasi
berupa denda sebesar Bea Masuk, dalam hal barang impor sementara
mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai dan PDRI.
b. selisih antara Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus dibayar dengan Bea
Masuk, Cukai dan PDRI yang telah dibayar ditambah jaminan sanksi
administrasi berupa denda sebesar Bea Masuk, dalam hal mendapat fasilitas
keringanan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI.
(5) Terhadap barang impor sementara dilakukan pemeriksaan fisik barang.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan fisik barang kedapatan jumlah dan atau jenis barang
tidak sesuai dengan pemberitahuan dalam PIB atau PIBT, Importir wajib
mengajukan permohonan perbaikan persetujuan impor sementara dan
penyesuaian jaminan dan atau jumlah Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus
dibayar.

Pasal 22
Barang impor sementara yang akan dipindahkan dari lokasi pengawasan Kantor
Pabean ke lokasi pengawasan Kantor Pabean lainnya, wajib mendapat ijin dari:
a. Direktur Jenderal dalam hal Kantor Pabean tujuan berada di Kantor Wilayah lain;
b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal Kantor Pabean tujuan berada di Kantor
Wilayah yang sama.

Pasal 23
(1) Importir wajib mengekspor kembali barang impor sementara, paling lama pada

13
tanggal berakhirnya ijin impor sementara, dengan menyerahkan Pemberitahuan
Ekspor Barang (BC 3.0) kepada Pejabat di Kantor Pabean.
(2) Terhadap barang impor sementara yang diekspor kembali sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan pemeriksaan fisik.

Bagian Keempat
Pengeluaran Barang Impor Untuk Ditimbun Di
Tempat Penimbunan Berikat

Pasal 24
(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk ditimbun di
Tempat Penimbunan Berikat dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan
Pabean yang diajukan kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi Tempat
Penimbunan Berikat.
(2) Persetujuan pengeluaran barang diberikan oleh Pejabat di Kantor Pabean Tempat
Pembongkaran/Penimbunan barang apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta
ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam Pemberitahuan Pabean
dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan kedapatan sesuai.
(3) Tatakerja pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean melalui Perusahaan
Jasa Titipan untuk tujuan Tempat Penimbunan Berikat diatur dalam Keputusan
Direktur Jenderal tersendiri.
(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan
Berikat adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII huruf A Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Kelima
Pengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Ke
Tempat Penimbunan Sementara Di Kawasan Pabean Lainnya

Pasal 25
(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk diangkut
ke TPS di Kawasan Pabean lainnya dilakukan dengan menggunakan
Pemberitahuan Pabean (BC 1.2.).
(2) Importir menyerahkan BC 1.2 dan jaminan Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada
Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi Kawasan Pabean tempat
pembongkaran barang.
(3) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) apabila jumlah, jenis, nomor, merk serta

14
ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam BC 1.2 kedapatan sesuai
dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diangkut ke TPS di Kawasan Pabean
lainnya adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII huruf B Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Keenam
Pengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Lanjut

Pasal 26
(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk diangkut
lanjut dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2) yang
diajukan oleh Pengangkut kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi
Kawasan Pabean tempat pembongkaran barang.
(2) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta
ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam BC 1.2 kedapatan sesuai
dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
(3) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diangkut lanjut adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VII huruf C Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketujuh
Pengeluaran Barang Impor Untuk Diekspor Kembali

Pasal 27
(1) Terhadap barang impor yang masih berada di dalam Kawasan Pabean dapat
diekspor kembali apabila:
a. tidak sesuai pesanan;
b. tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan;
c. salah kirim;
d. rusak; atau
e. tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila untuk
barang tersebut telah diajukan PIB dan telah dilakukan pemeriksaan fisik barang
dengan hasil kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai.
(3) Importir mengajukan permohonan reekspor kepada Kepala Kantor Pabean
dengan menyebutkan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(4) Berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pabean, Importir atau Pengangkut

15
mengisi dan menyerahkan Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0) kepada
Pejabat di Kantor Pabean tempat pemuatan.
(5) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta
ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam BC 3.0 dengan kemasan
atau peti kemas yang bersangkutan kedapatan sesuai.
(6) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diekspor kembali adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VII huruf D Keputusan Direktur Jenderal ini.

BAB IV
PENEGAHAN, PEMERIKSAAN MENDADAK (SPOT CHECK),
NOTA HASIL INTELIJEN DAN PEMERIKSAAN MELALUI
HI-CO SCAN
Bagian Pertama
Penegahan Barang Impor

Pasal 28
(1) Pejabat wajib melakukan penegahan terhadap :
a. barang impor yang berada di Kawasan Pabean yang akan dikeluarkan ke
peredaran bebas tanpa memenuhi Kewajiban Pabean;
b. barang impor yang dikeluarkan dari Kawasan Pabean yang berdasarkan
petunjuk yang cukup belum memenuhi sebagian atau seluruh Kewajiban
Pabeannya;
c. barang impor yang telah mendapatkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang
(SPPB) yang terkena NHI;
d. barang impor yang berdasarkan hasil pemeriksaan mendadak kedapatan tidak
sesuai.
(2) Penegahan tidak dapat dilakukan terhadap :
a. paket atau barang yang disegel oleh penegak hukum lain atau dinas pos;
b. barang yang diduga merupakan hasil pelanggaran hak atas kekayaan
intelektual yang tidak dimaksudkan untuk tujuan komersial berupa :
1. barang bawaan penumpang;
2. barang awak sarana pengangkut;
3. barang pelintas batas;
4. barang kiriman melalui pos atau jasa titipan.
(3) Pemeriksaan fisik barang impor yang ditegah dilaksanakan oleh Pejabat yang
melakukan pengawasan.

16
(4) Tatakerja penegahan barang impor adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Direktur Jenderal tentang Penegahan Barang Impor.

Bagian Kedua
Pemeriksaan Mendadak
Pasal 29
(1) Terhadap barang impor yang telah mendapat SPPB, dapat dilakukan pemeriksaan
mendadak pada saat pengeluaran barang tersebut.
(2) Terhadap barang impor dengan tujuan diangkut terus, diangkut lanjut, ditimbun
di tempat penimbunan berikat dan diangkut ke tempat penimbunan sementara di
Kawasan Pabean lainnya, dapat dilakukan pemeriksaan mendadak pada saat
pengeluaran barang tersebut.

(3) Pemeriksaan mendadak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2)
dilakukan secara insidental oleh petugas yang melakukan pemeriksaan
mendadak.
(4) Dalam hal berdasarkan hasil Pemeriksaan Mendadak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) perlu pemeriksaan lanjutan, pemeriksaan fisik barang impor
dilakukan oleh Pejabat yang melakukan pengawasan.
(5) Tatakerja Pemeriksaan Mendadak adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Bersama Direktur Jenderal dan Inspektur Jenderal Departemen
Keuangan tentang Pemeriksaan Mendadak.

Bagian Ketiga
Nota Hasil Intelijen
Pasal 30
(1) Pejabat dapat menerbitkan NHI terhadap barang impor yang berdasarkan hasil
analisa intelijen atau informasi lainnya terdapat kecurigaan atas suatu importasi.
(2) Barang impor yang dikenai NHI sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diproses
dengan cara sebagai berikut:
a. Terhadap PIB Jalur Hijau dilakukan pemeriksaan fisik oleh Pejabat yang
melakukan pengawasan; atau
b. Terhadap PIB Jalur merah pemeriksaan fisik dilakukan oleh Pejabat
Pemeriksa Barang bersama dengan Pejabat yang melakukan pengawasan.
(3) Pemeriksaan fisik terhadap barang impor yang terkena NHI dan telah diterbitkan
SPPB, dapat dilakukan di Kawasan Pabean atau tempat lain setelah mendapat
persetujuan Kepala Kantor Pabean.

17
(4) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3):
a. dalam hal terdapat unsur tindak pidana, proses penyelesaiannya dilakukan
oleh Pejabat yang melakukan pengawasan;
b. dalam hal tidak terdapat unsur tindak pidana, proses penyelesaiannya
dilakukan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.
(5) Tatakerja penerbitan, pendistribusian dan penyelesaian Nota Hasil Intelijen
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal tentang Nota
Hasil Intelijen.

Bagian Keempat
Pemeriksaan Melalui Hi-Co Scan

Pasal 31
(1) Untuk Kantor Pabean yang mengoperasikan Hi-Co Scan, pemeriksaan fisik
barang dapat dilakukan melalui Hi-Co Scan.
(2) Pemeriksaan melalui Hi-Co Scan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan terhadap :
a. barang impor dengan PIB Jalur Hijau yang ditetapkan secara acak oleh
komputer;
b. barang impor eksep; atau
c. barang impor lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pabean.
(3) Dikecualikan dari pemeriksaan melalui Hi-Co Scan :
a. barang impor peka cahaya (photo sensitive);
b. barang impor yang mengandung zat radioaktif;
c. barang impor eks Less Container Load (LCL)/Container Freight Station
(CFS);
d. barang impor sementara dan re-impor.

BAB V
KEMUDAHAN-KEMUDAHAN
Bagian Pertama
Jalur Prioritas

Pasal 32
(1) Jalur Prioritas diberikan kepada importir yang memenuhi persyaratan tertentu.
(2) Untuk mendapatkan Jalur Prioritas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Importir mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala
Kantor Wilayah.

18
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu :
a. bidang usaha (nature of business) yang jelas;
b. tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama satu
tahun terakhir;
c. tidak pernah memberitahukan jumlah dan jenis barang serta nilai pabean
yang berbeda dengan yang diimpor selama satu tahun terakhir;

d. telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa


perusahaan tersebut tidak pernah mendapatkan opini disclaimer atau adverse;
dan
e. tidak mempunyai tunggakan utang berupa kekurangan pembayaran Bea
Masuk kepada Direktorat Jenderal.
(4) Tatakerja untuk mendapatkan fasilitas Jalur Prioritas adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf A butir 1 Keputusan Direktur Jenderal
ini.

Pasal 33
(1) Terhadap barang impor dengan PIB Jalur Prioritas tidak dilakukan pemeriksaan
fisik barang kecuali terhadap barang impor sementara, re-impor dan barang yang
ditetapkan pemerintah.
(2) Pemeriksaan fisik barang terhadap importasi dengan PIB Jalur Prioritas dapat
dilakukan di lokasi importir.
(3) Pengeluaran barang impor dengan PIB Jalur Prioritas dapat dilakukan dengan
Trucklossing.

Pasal 34
(1) Importir Jalur Prioritas wajib memenuhi perijinan yang diwajibkan oleh instansi
teknis sebelum mengirim data atau mengajukan PIB.
(2) Importir Jalur Prioritas wajib menandatangani Surat Pernyataan.
(3) Isi dan bentuk Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf A butir 2 Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Pasal 35
(1) Importir Jalur Prioritas yang mengimpor bahan baku, bahan penolong dan atau
barang modal dapat diberikan kemudahan pembayaran berkala sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (6).
(2) Untuk mendapatkan kemudahan pembayaran berkala sebagaimana dimaksud

19
dalam ayat (1), Importir wajib menyerahkan jaminan.
(3) Bea Masuk, Cukai dan PDRI wajib dilunasi paling lama pada setiap akhir bulan
setelah bulan pendaftaran PIB, dengan ketentuan :
a. dalam hal akhir bulan tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari libur resmi,
pembayaran dilakukan pada hari kerja sebelumnya;

b. dalam hal akhir bulan tersebut jatuh pada akhir tahun anggaran, pembayaran
dilakukan pada tanggal 20, dan apabila tanggal tersebut jatuh pada hari
minggu atau hari libur nasional maka pembayaran dilakukan pada hari kerja
sebelum tanggal tersebut.

Pasal 36

(1) Untuk memastikan dipatuhinya peraturan perundang-undangan yang berlaku,


terhadap importir Jalur Prioritas dilakukan audit kepabeanan.

(2) Audit Kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
periodik.

Pasal 37
(1) Importir Jalur Prioritas yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran berkala
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, selain wajib melunasi kewajibannya
dikenakan juga:
a. sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(6) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan
b. pencabutan fasilitas pembayaran berkala untuk dan atas nama Importir yang
bersangkutan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal jatuh tempo.
(2) Importir Jalur Prioritas selain dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dikenakan juga sanksi berupa:
a. pencabutan pelayanan Jalur Prioritas selama 1 (satu) tahun dalam hal
melanggar salah satu ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (3);
b. pencabutan pelayanan Jalur Prioritas secara tetap dalam hal kedapatan
melakukan tindak pidana di bidang Kepabeanan dan atau Cukai.

Bagian Kedua
Pemberitahuan Pendahuluan (Prenotification)
Pasal 38

20
(1) Importir yang mendapat fasilitas Jalur Prioritas dapat mengajukan PIB sebelum
kedatangan sarana pengangkut.

(2) Importir lain dari yang dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat mengajukan PIB
sebelum kedatangan sarana pengangkut setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Kantor Pabean.
(3) Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Importir
mengajukan permohonan dengan melampirkan copy atau faks AWB dan atau
House AWB (HAWB), B/L dan atau House B/L (HB/L) dari barang impor yang
bersangkutan yang telah ditandasahkan oleh Pengangkut.
(4) Pelayanan PIB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) dilaksanakan
menurut ketentuan penyelesaian barang impor dengan tujuan untuk dipakai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Keputusan Direktur Jenderal ini.
(5) Tatakerja pemberitahuan pendahuluan adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VIII huruf B Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketiga
Pelayanan Segera

Pasal 39
(1) Untuk mendapatkan pelayanan segera, Importir menyerahkan Dokumen
Pelengkap Pabean disertai jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI
kepada Pejabat di Kantor Pabean.
(2) Pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diberikan
terhadap importasi :
a. organ tubuh manusia antara lain ginjal, kornea mata, atau darah;
b. jenazah dan abu jenazah;
c. barang yang dapat merusak lingkungan antara lain bahan yang mengandung
radiasi;
d. binatang hidup;
e. tumbuhan hidup;
f. surat kabar, majalah yang peka waktu;
g. barang berupa dokumen yang diurus oleh perusahaan jasa titipan;
h. barang lainnya yang mendapat ijin dari Direktur Jenderal yang karena
sifatnya memerlukan pelayanan segera.

21
(3) Untuk menyelesaikan importasi dengan pelayanan segera sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Importir wajib menyerahkan PIB definitif sesuai tatakerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan mendapatkan penetapan Jalur
Hijau tanpa diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengeluaran barang impor.
(4) Pelayanan segera terhadap barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf c, d, atau e hanya dapat diberikan apabila telah mendapatkan ijin dari
instansi teknis.
(5) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dipenuhi:
a. jaminan dicairkan;
b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (6) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan; dan
c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
dan atas nama Importir yang bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah
6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan kewajibannya.
(6) Tatakerja pengeluaran barang impor dengan pelayanan segera adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf C Keputusan Direktur
Jenderal ini.

Bagian Keempat
Pengeluaran Barang Impor Dengan Penangguhan
Pembayaran Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor

Pasal 40
(1) Kepala Kantor Pabean dapat memberikan persetujuan pengeluaran barang impor
dengan penangguhan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI terhadap barang
impor :
a. untuk pembangunan proyek yang mendesak;
b. untuk keperluan penanggulangan keadaan darurat misalnya bencana alam;
c. yang akan memperoleh fasilitas pembebasan atau keringanan Bea Masuk dan
atau PDRI sebelum keputusannya diterbitkan.
(2) Untuk pengeluaran barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Importir
menyerahkan kepada Pejabat di Kantor Pabean:
a. PIB dengan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI; atau
b. Dokumen Pelengkap Pabean dengan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan

22
PDRI.
(3) Penangguhan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diberikan paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
tanggal pendaftaran PIB atau Dokumen Pelengkap Pabean.
(4) Untuk menyelesaikan importasi dengan penangguhan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Importir wajib menyerahkan PIB definitif sesuai tatakerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan mendapatkan penetapan Jalur
Hijau tanpa diterbitkan SPPB dalam waktu paling lama pada tanggal jatuh tempo
pemberian penangguhan.
(5) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak dipenuhi:
a. jaminan dicairkan;
b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (6) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan; dan
c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
dan atas nama Importir yang bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah
6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan kewajibannya.
(6) Tatakerja pengeluaran barang impor dengan penangguhan Bea Masuk, Cukai dan
PDRI adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf D Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Kelima
Pembongkaran dan Penimbunan Barang Impor
di Tempat Lain Selain di Kawasan Pabean dan
Tempat Penimbunan Sementara

Pasal 41
(1) Pembongkaran dan penimbunan barang impor dapat dilakukan ditempat lain
selain di Kawasan Pabean dan TPS setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Kantor Pabean.

(2) Persetujuan pembongkaran dan penimbunan barang impor ditempat lain selain di
Kawasan Pabean dan TPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan
dalam hal:
a. keadaan darurat (force majeur);
b. sifat barang yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga tidak dapat

23
dibongkar atau ditimbun di Kawasan Pabean;
c. tidak dapat dilakukan pembongkaran karena kendala teknis;
d. kongesti yang dinyatakan secara tertulis oleh Pengusaha Pelabuhan;
e. tempat tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan pembongkaran dan atau
penimbunan;
f. alasan lainnya berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean.
(3) Tatakerja pembongkaran dan penimbunan barang impor sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf E
Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Keenam
Pemeriksaan Barang Impor di Gudang atau Lapangan Penimbunan Milik
Importir

Pasal 42
(1) Pemeriksaan barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik Importir
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.
(2) Persetujuan pemeriksaan barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sekaligus merupakan ijin untuk menimbun barang impor di gudang atau lapangan
penimbunan milik Importir yang bersangkutan.
(3) Penyelesaian pemeriksaan barang impor dilakukan sesuai tatakerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 Keputusan Direktur Jenderal ini.
(4) Tatakerja penimbunan barang impor untuk pemeriksaan fisik barang di gudang
atau lapangan penimbunan milik Importir adalah sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VIII huruf F Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketujuh
Pemeriksaan Pendahuluan dan Pengambilan Contoh
untuk Pembuatan Pemberitahuan Impor Barang
Pasal 43
(1) Pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan PIB dapat
dilakukan dalam hal Importir tidak dapat menetapkan sendiri klasifikasi dan atau
penghitungan nilai pabean sebagai dasar untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai
dan PDRI, karena uraian barang dan atau rincian nilai pabean yang tercantum
dalam dokumen pelengkap pabean tidak jelas.

24
(2) Untuk mendapatkan persetujuan pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan
contoh, Importir mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean.
(3) Tatakerja pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan
PIB adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf G Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Kedelapan
Pemberitahuan Impor Barang Berkala
Pasal 44
(1) Kepala Kantor Pabean dapat memberikan kemudahan dengan PIB Berkala untuk
penyelesaian barang impor yang telah dikeluarkan terlebih dahulu dengan
menggunakan Dokumen Pelengkap Pabean dan jaminan dalam periode paling
lama 30 (tiga puluh) hari.
(2) Kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan kepada Importir
yang mengimpor barang:
a. yang diimpor dalam frekuensi impor yang tinggi serta perlu segera
digunakan;
b. yang diimpor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi; atau
c. yang berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal dapat diberikan
kemudahan PIB Berkala.
(3) Importir wajib menyerahkan PIB Berkala beserta bukti pembayaran Bea Masuk,
Cukai dan PDRI atas seluruh importasi pada periode bersangkutan dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal jatuh tempo sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
(4) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dipenuhi:
a. jaminan dicairkan;
b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (6) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan; dan
c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk
dan atas nama Importir yang bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah
6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan kewajibannya.
(5) Tatakerja PIB berkala adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf
H Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian Kesembilan
Pengemas Yang Dipakai Berulangkali (Returnable Package)

25
Pasal 45
(1) Importir dapat mempergunakan pengemas yang dipakai berulangkali dalam
pelaksanaan importasinya.
(2) Ijin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali ke dan dari
daerah pabean diberikan oleh Kepala Kantor Pabean dan berlaku untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun dan setiap tahunnya dapat diperpanjang atas permohonan
importir.
(3) Terhadap pengemas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang berasal dari
impor yang tidak dipergunakan sesuai dengan ijin yang diberikan, importir wajib
mengekspor dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
teguran dari Kepala Kantor Pabean.
(4) Importir yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) wajib membayar Bea masuk dan PDRI serta dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari Bea Masuk yang seharusnya
dibayar.
(5) Pelaksanaan dan tatakerja importasi yang mempergunakan pengemas yang
dipakai berulangkali adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf I
Keputusan Direktur Jenderal ini.

BAB VI
LAIN-LAIN
Bagian Pertama
Penatausahaan
Pasal 46
Kegiatan penatausahaan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini diatur lebih lanjut
dalam Surat Edaran Direktur Jenderal tentang Penatausahaan Dokumen, Barang, dan
Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor.

Bagian Kedua
Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk
Pasal 47
(1) Untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI dipergunakan Nilai Dasar
Penghitungan Bea Masuk (NDPBM) yang berlaku:
a. dalam hal PIB bayar atau jaminan, pada saat dilakukannya pembayaran atau
diserahkan jaminan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
b. dalam hal PIB bebas, pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor

26
Pabean;
c. dalam hal Pembayaran Berkala, pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran
di Kantor Pabean.
(2) NDPBM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan secara berkala.
(3) Dalam hal terdapat jenis valuta asing yang tidak ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), NDPBM yang
dipergunakan adalah nilai konversi valuta asing tersebut dengan salah satu valuta
asing yang tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang NDPBM.

Bagian Ketiga
Klasifikasi dan Pembebanan Barang Impor
Pasal 48
(1) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor serta pemberlakuan
ketentuan impor lainnya untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI
berpedoman pada Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
(2) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor dapat dilakukan sebelum
penyerahan Pemberitahuan Pabean (Pre Entry Classification) atas permohonan
Importir yang bersangkutan.

(3) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor serta pemberlakuan


ketentuan impor lainnya kecuali NDPBM didasarkan pada ketentuan yang
berlaku pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean yang
bersangkutan.

Bagian Keempat
Nilai Pabean

Pasal 49
(1) Nilai Pabean yang dijadikan dasar penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI
dinyatakan dalam Rupiah sebagai hasil perkalian NDPBM dengan nilai CIF
dalam valuta asing.
(2) Penetapan Nilai Pabean didasarkan pada ketentuan yang berlaku pada saat PIB
mendapat nomor pendaftaran.
(3) Nilai Pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibulatkan dalam rupiah
penuh dengan cara menghilangkan bagian dari satuan rupiah.
(4) Tatakerja penelitian dan penetapan Nilai Pabean adalah sebagaimana ditetapkan

27
dalam Keputusan Direktur Jenderal tentang Penetapan Nilai Pabean.

Bagian Kelima
Bea Masuk, Cukai, Pajak Dalam Rangka Impor dan Bunga

Pasal 50
(1) Bea Masuk yang harus dibayar adalah:
a. hasil perkalian Nilai Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dengan
persentase (%) tarif pembebanan Bea Masuk (tarif advalorum); atau
b. hasil perkalian jumlah satuan barang dengan tarif pembebanan Bea Masuk
per satuan yang ditetapkan (tarif spesifik).
(2) Cukai yang harus dibayar adalah :
a. hasil perkalian harga dasar (jumlah Nilai Pabean dan Bea Masuk) dengan
tarif Cukai; atau
b. hasil perkalian Harga Jual Eceran Barang Kena Cukai (BKC) dengan tarif
Cukai; atau
c. hasil perkalian jumlah BKC dengan tarif Cukai.

(3) PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor yang harus dibayar adalah hasil perkalian
persentase (%) tarif PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor dengan hasil
penjumlahan Nilai Pabean dan Bea Masuk serta Cukai yang benar-benar dibayar.
(4) Bea Masuk, Cukai, PDRI dan bunga dihitung untuk setiap jenis barang impor
yang tercantum dalam PIB dan dibulatkan dalam Rupiah penuh dengan cara
menghilangkan bagian dari satuan Rupiah.

Bagian Keenam
Sanksi Administrasi Berupa Denda

Pasal 51
(1) Penetapan sanksi administrasi berupa denda atas pelanggaran ketentuan
kepabeanan yang terjadi di Kantor Pabean dilaksanakan atas nama Direktur
Jenderal oleh Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuknya.
(2) Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk menetapkan besarnya sanksi
administrasi berupa denda dengan menerbitkan Surat Penetapan.
(3) Perhitungan persentase (%) denda dari kesalahan pemberitahuan jumlah, jenis,
dan atau nilai pabean didasarkan atas jumlah kekurangan pembayaran Bea Masuk

28
yang seharusnya dibayar dibagi dengan jumlah pembayaran Bea Masuk yang
telah dibayar dari seluruh barang impor yang dikenai sanksi administrasi dalam
satu PIB.
(4) Penghitungan denda dalam hal terdapat kesalahan yang mengakibatkan
kekurangan pembayaran Bea Masuk didasarkan pada perkalian persentase (%)
denda dengan jumlah kekurangan pembayaran Bea Masuk dari kesalahan
pemberitahuan jumlah, jenis, dan atau Nilai Pabean.
(5) Untuk barang impor dengan tarif atau tarif akhir Bea Masuk 0% (nol persen),
sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta Rupiah)
hanya dikenakan satu kali saja untuk satu PIB.
(6) Contoh penghitungan sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan Lampiran
IX Keputusan Direktur Jenderal ini.

(7) Jika dalam satu PIB terdapat kelebihan bayar dalam satu pos dan kekurangan
bayar dalam Pos yang lain, kelebihan bayar dapat dikompensasikan untuk
membayar kekurangan bayar sepanjang masih dalam mata anggaran penerimaan
yang sama.

Bagian Ketujuh
Jangka Waktu Pelayanan

Pasal 52
(1) Kepastian jangka waktu pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai :
a. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor
dalam waktu paling lama 4 (empat) jam kerja sejak penerimaan PIB.
b. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah, pelaksanaan pemeriksaan harus sudah
dimulai dalam waktu paling lama 12 (dua belas) jam kerja sejak penerimaan
PIB, dan SPPB harus diterbitkan paling lama dalam waktu 48 (empat puluh
delapan) jam kerja sejak penerimaan PIB, kecuali untuk hal-hal tertentu.
c. Penetapan klasifikasi barang, pembebanan dan Nilai Pabean harus dilakukan
paling lama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pendaftaran PIB.
(2) Pengendalian terhadap pelaksanaan jangka waktu pelayanan dilakukan oleh
Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuknya untuk melakukan
pengawasan terhadap kinerja Pejabat dan atau unit kerja yang menangani
pelayanan kepabeanan.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang jangka waktu pelayanan diatur dalam Lampiran X

29
Direktur Jenderal Keputusan ini.

Bagian Kedelapan
Ketentuan Jam Kerja Kantor Pabean

Pasal 53
(1) Jam kerja Kantor Pabean diberlakukan sesuai Keputusan Menteri Keuangan
tentang jam kerja kantor-kantor di lingkungan Departemen Keuangan.
(2) Kantor Pabean memberikan pelayanan selama 24 (dua puluh empat) jam setiap
hari terhadap kegiatan:
a. penanganan manifest;
b. pemeriksaan sarana pengangkut;
c. pemantauan kegiatan pembongkaran, pemuatan dan penimbunan barang;
d. pengeluaran barang yang telah mendapat persetujuan pengeluaran;
e. penanganan barang penumpang, awak sarana pengangkut dan barang impor
yang mendapat fasilitas pelayanan segera.
(3) Kepala Kantor Pabean mengatur penempatan petugas yang melayani kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

Bagian Kesembilan
Pengeluaran Barang Re-Impor
Pasal 54
(1) Barang re-impor adalah barang ekspor yang diimpor kembali, karena:
a. tidak laku dijual; tidak memenuhi kontrak pembelian; tidak memenuhi
standar mutu atau tidak memenuhi ketentuan impor di negara tujuan ekspor
atau sebab lainnya;
b. telah selesai dilakukan perbaikan, pengerjaan atau pengujian di luar Daerah
Pabean;
c. telah selesai digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan di luar Daerah Pabean;
d. telah selesai digunakan untuk keperluan pameran, pertunjukan atau
perlombaan di luar Daerah Pabean.
(2) Penyelesaian barang re-impor dengan PIB dilaksanakan sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal
tentang Penyelesaian Barang Re-impor.

Bagian Kesepuluh
Pengeluaran Barang yang Dikirim dari Satu Kawasan Pabean ke Kawasan
Pabean Lainnya Yang Pengangkutannya

30
Melalui Luar Daerah Pabean

Pasal 55
(1) Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat pemuatan barang dapat
memberikan persetujuan pengiriman barang dari Kawasan Pabean ke Kawasan
Pabean lainnya yang pengangkutannya dilakukan melalui luar Daerah Pabean,
dengan syarat :

a. Pengangkut atau pemilik barang mengajukan permohonan kepada Kepala


Kantor Pabean;
b. dilakukan pemeriksaan fisik barang;
c. dilakukan penyegelan terhadap kemasan dan atau petikemas;
d. dilakukan pengawasan pemuatan.
(2) Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dikeluarkan dari Kawasan
Pabean di pelabuhan tujuan, dengan syarat :
a. barang dimaksud telah dicantumkan dalam manifest (BC 1.1);
b. Pengangkut atau pemilik barang mengajukan permohonan dilampiri Berita
Acara Penyegelan, Laporan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Pengawasan
Pemuatan kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat
pembongkaran;
c. dalam hal barang dimaksud berasal dari pelabuhan bebas dan atau kawasan
berikat di Daerah Pabean, pengangkut atau pemilik barang wajib
melampirkan copy PIB yang telah dilegalisir oleh Pejabat di Kantor Pabean
yang mengawasi tempat pemuatan barang;
d. dilakukan pemeriksaan terhadap segel yang diterakan oleh Pejabat di Kantor
Pabean tempat pemuatan barang;
e. dapat dilakukan pemeriksan fisik barang.
(3) Tatakerja pengiriman dan pengeluaran barang yang berasal dari satu Kawasan
Pabean tujuan Kawasan Pabean lainnya yang pengangkutannya melalui luar
Daerah Pabean, adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XI Keputusan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Kesebelas
Pembatalan PIB

Pasal 56
(1) PIB dibatalkan apabila berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 27 barang
impor harus diselesaikan dengan reekspor.

31
(2) PIB yang diajukan di Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE
Kepabeanan hanya dapat dibatalkan dalam hal:
a. salah kirim yaitu data PIB dikirim ke Kantor Pabean lain dari Kantor Pabean
tempat barang dibongkar;
b. pengiriman data PIB dari importasi yang sama dilakukan lebih dari satu kali.
(3) Pembatalan PIB dilakukan dengan persetujuan Kepala Kantor Pabean
berdasarkan permohonan importir.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 57
Dengan berlakunya Keputusan Direktur Jenderal ini, maka :
a. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-15/BC/1999 tanggal 24
Maret 1999;
b. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-83/BC/1999 tanggal 31
Desember 1999; dan
c. Peraturan-peraturan lain yang bertentangan dengan Keputusan Direktur Jenderal
ini, dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 58
Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 1 April 2003.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur


Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Januari 2003
DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

32
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN


DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR

A. Pejabat yang Mengelola Manifest:

1. Menganalisa profil dan atau informasi mengenai sarana pengangkut dan


atau barang impor yang diangkutnya;
2. Menerbitkan surat perintah pengawasan pembongkaran dan penimbunan
barang impor apabila perlu dilakukan pengawasan;
3. Menyerahkan manifest dan surat perintah pengawasan pembongkaran dan
penimbunan barang impor kepada Petugas yang mengawasi
pembongkaran/penimbunan barang;
4. Menerima Laporan Hasil Pengawasan Pembongkaran (BCL 1.2) dari
Petugas yang mengawasi pembongkaran/penimbunan barang
5. Meneliti dan mencocokkan data manifest (BC1.1) yang bersangkutan
dengan:
a. Laporan Hasil Pengawasan Pembongkaran (BCL 1.2);
b. Daftar bongkar yang diserahkan oleh pengangkut ; serta
c. Daftar timbun yang diserahkan oleh Pengusaha TPS.
6. Menghitung sanksi administrasi yang harus dibayar oleh pengangkut dalam
hal jumlah kemasan dan atau peti kemas atau barang curah kedapatan lebih
dibongkar;
7. Menghitung Bea Masuk, Cukai dan PDRI berikut sanksi administrasi yang
harus dibayar oleh pengangkut dalam hal jumlah kemasan dan atau peti
kemas atau barang curah kedapatan kurang dibongkar, dan pengangkut
tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kekurangan bongkar
tersebut;
8. Menghitung Bea Masuk, Cukai dan PDRI berikut sanksi administrasi yang
harus dibayar oleh Pengusaha TPS dalam hal jumlah kemasan dan atau peti
kemas atau barang curah kedapatan kurang ditimbun, dan Pengusaha TPS
tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kekurangan timbun
tersebut;
9. Kelebihan bongkar atau kekurangan bongkar/timbun serta hasil perhitungan
Bea Masuk, Cukai dan PDRI dan atau sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud dalam butir 7 dan 8 dituangkan dalam BCF 1.6;
10. Mengirimkan BCF 1.6 kepada Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian untuk melakukan penagihan;
11. Menyempurnakan BC 1.1 berdasarkan BCF 1.6;

B. Petugas yang Mengawasi Pembongkaran/Penimbunan Barang :

1. Menerima surat perintah pengawasan pembongkaran barang impor dari


Pejabat yang mengelola manifest;

36
2. Menerima manifest dari Pejabat yang mengelola manifest/Pejabat
Pemeriksa sarana pengangkut;
3. Mengawasi pembongkaran dan penimbunan barang impor;
4. Membuat laporan hasil pengawasan pembongkaran dan penimbunan barang
impor sesuai BCL 1.2 dalam rangkap 2 (dua);
5. Menyerahkan BCL 1.2 kepada Pejabat yang mengelola manifest.

C. Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian:

1. Menerima BCF 1.6 dari Pejabat yang mengelola manifest;


2. Menerbitkan SPKPBM/SPSA berdasarkan BCF 1.6;
3. Melakukan penagihan kepada pengangkut atau Pengusaha Tempat
Penimbunan Sementara;
4. Menatausahakan penagihan.

SALINAN sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal Ditetapkan di Jakarta
u.b Pada tanggal 31 Januari 2003
Kepala Bagian Organisasi
dan Tatalaksana DIREKTUR JENDERAL,

ttd

Maimun
NIP 060040158 EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

37
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR


DENGAN PIB SECARA ELEKTRONIK MELALUI JARINGAN
PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK

A. Importir

1. Importir Jalur Prioritas

Menyiapkan PIB dengan menggunakan program aplikasi PIB modul


importir miliknya sendiri, dan selanjutnya:
a. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi yang telah on-line dengan PDE Kepabeanan, apabila
tidak memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala;
b. Menyerahkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan
di Kantor Pabean, apabila mendapat fasilitas Impor Sementara atau
fasilitas Pembayaran Berkala atau STTJ apabila mendapat fasilitas
BINTEK dan menerima bukti penerimaan jaminan/STTJ;
c. Mengirimkan data PIB ke Kantor Pabean, setelah diisi secara lengkap
dan benar dengan mencantumkan:
1) nomor surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh instansi teknis
dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi;
2) nomor dan tanggal bukti penerimaan jaminan/STTJ apabila importasi
dilakukan dengan mempertaruhkan jaminan;
d. Menerima respons berupa penolakan data PIB;
e. Mengirim kembali data PIB setelah dilengkapi/diperbaiki;
f. Menerima respons dan mencetak SPPB serta membawa dan
menyerahkan SPPB tersebut kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
g. Menyerahkan hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1
(satu) set asli Dokumen Pelengkap Pabean dan bukti pembayaran
(SSPCP)/bukti penerimaan jaminan/STTJ dan surat ijin/rekomendasi
yang diterbitkan oleh instansi teknis dalam hal importasi memerlukan
perijinan/rekomendasi kepada Pejabat Penerima Dokumen paling lama 5
(lima) hari kerja setelah tanggal penerbitan SPPB dengan mendapat tanda
terima;
h. Dalam hal Importir Jalur Prioritas memanfaatkan fasilitas Pembayaran
Berkala:
1) Mengisi kolom jenis pembayaran pada PIB dengan “Pembayaran
Berkala”;
2) Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi yang telah on-line dengan PDE Kepabeanan dengan
mencantumkan nomor aju dan nomor PIB pada SSPCP;
3) Menyerahkan SSPCP dan 1 (satu) lembar hard copy PIB yang telah

38
ditandasahkan oleh Bank Devisa Persepsi ke Kantor Pabean yang
bersangkutan paling lama pada akhir bulan setelah bulan pendaftaran
PIB;
4) dalam hal Surat Keterangan Bebas (SKB) dari Direktorat Jenderal
Pajak, polis asuransi dalam negeri dan atau Form D belum dapat
diserahkan pada saat penyerahan hard copy PIB, importir membuat
pernyataan kepada Kepala Kantor yang diserahkan kepada Pejabat
Penerima Dokumen bahwa dokumen-dokumen tersebut akan
diserahkan paling lama pada saat penyerahan SSPCP;
i. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas pembebasan atau
keringanan Bea Masuk :
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master
list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut ke Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan jumlah pembebasan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
hard copy PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
j. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas Impor Sementara
atau Re-impor:
1) Menerima respons dan mencetak SPJM yang sekaligus merupakan
ijin pengeluaran dan pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
2) Menyerahkan hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan
1 (satu) set asli Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat
Penerima Dokumen untuk pelaksanaan pemeriksaan barang;
3) Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean untuk
perbaikan persetujuan fasilitas Impor Sementara, dalam hal terdapat
perbedaan jumlah dan atau jenis barang berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik barang;
4) Menerima persetujuan Impor Sementara atau Re-impor berupa SPPB
yang ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen.

2. Importir lainnya

Importir menyiapkan PIB dengan menggunakan program aplikasi PIB, dan


selanjutnya:
a. melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi yang telah on-line dengan PDE Kepabeanan;
b. menyerahkan jaminan atas PIB yang mendapat fasilitas Impor Sementara
atau penangguhan atau Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ) apabila
mendapat fasilitas BINTEK kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan dan mendapatkan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
c. mengirimkan data PIB ke Kantor Pabean, setelah diisi secara lengkap dan
benar dengan mencantumkan :
1) nomor surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh instansi teknis
dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi;
2) nomor dan tanggal bukti pembayaran dan atau bukti penerimaan
jaminan/STTJ;

39
d. menerima respons berupa penolakan data PIB;
e. mengirim kembali data PIB setelah dilengkapi/diperbaiki;
f. menerima respons permintaan bukti jaminan, dan menyerahkan bukti
jaminan atau STTJ kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan,
dalam hal jaminan tidak dipertaruhkan di Kantor Pabean tempat
pembongkaran barang;
g. menerima respons permintaan ijin-ijin dari instansi teknis, dan
menyerahkan bukti tersebut kepada Pejabat di Analyzing Point paling
lama dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal permintaan;
h. dalam hal importir mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan Bea
Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master
list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan jumlah pembebasan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
hard copy PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
i. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Hijau:
1) Menerima respons dan mencetak SPPB untuk pengeluaran barang;
2) Menyerahkan hard copy PIB rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1
(satu) set asli Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Penerima
Dokumen paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal penerbitan
SPPB beserta SSPCP;
j. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) Menerima respons dan mencetak Surat Pemberitahuan Jalur Merah
(SPJM);
2) Menyerahkan hard copy PIB rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1
(satu) set asli Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Penerima
Dokumen untuk pelaksanaan pemeriksaan barang beserta SSPCP dan
bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean;
3) Menerima respons SPPB untuk PIB Jalur Merah yang telah selesai
diproses dan mencetak SPPB untuk pengeluaran barang;
k. Menerima respons dan mencetak Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, cukai, PDRI dan atau sanksi administrasi
berupa denda, selanjutnya melunasinya dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal penerbitan Surat Penetapan, dan menyerahkan
SSPCP kepada:
1) Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal SPPB belum diterbitkan;
2) Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian dalam hal SPPB
telah diterbitkan.
l. Dalam hal tidak menerima keputusan penetapan kekurangan pembayaran
Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi adminsitrasi berupa denda,
mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor
Pabean dengan mempertaruhkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan sebesar kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan

40
PDRI dan atau denda dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal penerbitan Surat Penetapan, dan menyerahkan bukti penerimaan
keberatan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal SPPB belum
diterbitkan.
m. Menerima respons dan mencetak Nota Pemberitahuan, dalam hal
importasi memerlukan perijinan/rekomendasi dari instansi teknis.
n. Menerima respons dan mencetak permintaan informasi tentang Nilai
Pabean, dan menyerahkan bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean kepada
Pejabat Penerima Dokumen paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah tanggal permintaan informasi dikirimkan.

B. Sistem Aplikasi Pelayanan Impor di Kantor Pabean:

1. Meneliti data PIB yang dikirim oleh importir;


2. Mengirim respons berupa penolakan data PIB, apabila:
a. data PIB tidak diisi dengan lengkap dan benar;
b. setelah importasi yang pertama kali, importir belum mempunyai Surat
Pemberitahuan Registrasi (SPR);
c. importir belum melunasi hutang Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau
denda dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penerbitan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, cukai,
PDRI dan atau sanksi adminsitrasi berupa denda;
d. data nomor B/L, AWB atau nomor pengajuan yang berulang;
e. kode valuta asing tidak tercantum dalam data NDPBM, dan atau pos tarif
tidak tercantum dalam BTBMI;
f. Importir Jalur Prioritas:
1) belum menyerahkan berkas PIB sampai dengan hari kerja ke 5 (lima)
sejak SPPB diterbitkan;
2) tidak menyerahkan SSPCP atas PIB dengan fasilitas Pembayaran
Berkala sampai dengan saat jatuh tempo;
g. importir lainnya belum menyerahkan berkas PIB sampai dengan hari
kerja ke 3 (tiga) sejak SPPB diterbitkan;
h. PPJK mencantumkan Nomor Pokok PPJK (NPP) yang tidak benar dan
atau masa berlaku NPP sudah habis;
i. importir/PPJK termasuk dalam daftar tidak boleh dilayani (black list)
yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal, Kepala Kantor Wilayah atau
Kepala Kantor Pabean;
3. Terhadap importasi yang pertama kali, mengirimkan respons kepada importir
yang belum teregistrasi agar segera melakukan registrasi;
4. Meneliti dan mencocokkan credit advice dengan data PIB, dan apabila credit
advice belum dikirimkan oleh Bank Devisa Persepsi, maka data PIB akan
dimasukkan dalam Status Tunggu paling lama 1 (satu) hari untuk menunggu
credit advice dikirimkan oleh Bank Devisa Persepsi;
5. Meneruskan data PIB kepada Pejabat di Analyzing Point untuk penelitian
lebih lanjut, dalam hal barang impor termasuk dalam kategori barang
larangan atau pembatasan;
6. Meneliti pengisian nomor pos BC 1.1, dan apabila tidak diisi, melakukan
penelitian persyaratan Prenotification;
7. Mengirim respons permintaan bukti jaminan/STTJ atau Dokumen Pelengkap
Pabean/master list kepada importir, untuk diserahkan kepada Pejabat yang

41
mengelola fasilitas/jaminan;
8. Memberi nomor pendaftaran PIB dan mengirimkan respon nomor
pendaftaran PIB kepada importir;
9. Mengirim respons dan mencetak SPPB terhadap PIB Jalur Prioritas;
10. Menetapkan jalur pengeluaran barang:
a. mengirim respons dan mencetak SPPB, dalam hal importasi ditetapkan
Jalur Hijau;
b. mengirimkan respons SPJM, mencetak Instruksi Pemeriksaan dan SPJM
dalam hal importasi ditetapkan Jalur Merah dan:
1) menentukan tingkat pemeriksaan fisik barang 10% (sepuluh persen),
30% (tiga puluh persen) atau 100% (seratus persen);
2) mengirimkan permintaan informasi tentang Nilai Pabean bersama
dengan SPJM terhadap importasi yang tingkat pemeriksaannya 30%
(tiga puluh persen) dan 100% (seratus persen);
11. Untuk kantor yang mengoperasikan Hi-Co Scan:
a. melakukan pemilihan acak terhadap PIB Jalur Hijau untuk pemeriksaan
melalui Hi-Co Scan;
b. Mencetak dan mengirimkan respons SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co
Scan”;
c. Mencetak BCF 2.3. C, yaitu hasil cetak uraian barang secara lengkap
yang tercantum dalam PIB;
d. Mencetak Instruksi Pemeriksaan terhadap SPPB dengan tanda melalui
Hi-Co Scan yang diputuskan Pejabat Analis Hi-Co Scan perlu dilakukan
pemeriksaan fisik;
12. Mengirimkan respons dan mencetak permintaan informasi tentang Nilai
Pabean;
13. Mengirimkan respons dan mencetak Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi adminsitrasi berupa
denda;
14. Mengirimkan respons dan mencetak Nota Pemberitahuan, dalam hal
importasi merupakan barang yang memerlukan perijinan/rekomendasi dari
instansi teknis;
15. Mengirimkan respons dan mencetak SPPB untuk PIB Jalur Merah yang telah
selesai diproses.

C. Pejabat Penerima Dokumen:

1. Jalur Prioritas

a. menandatangani dan mengirimkan SPPB kepada Petugas yang


mengawasi pengeluaran barang;
b. menerima hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) serta 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean dari importir dan mencocokkan kebenaran
dokumen-dokumen tersebut dan memberikan tanda terima kepada
importir;
c. memeriksa kebenaran hard copy PIB dengan cara membandingkan data
PIB serta Dokumen Pelengkap Pabean dengan data PIB dalam komputer,
yang meliputi:
1) nomor aju PIB;

42
2) identitas importir;
3) jumlah pungutan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
4) kebenaran ijin dari instansi teknis apabila importasi tersebut
memerlukan ijin dari instansi teknis, dan apabila perijinan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya, PIB dikembalikan dan
membuat:
a) Nota Pemberitahuan kepada importir yang bersangkutan untuk
mengganti dengan yang seharusnya;
b) laporan kepada Kepala Kantor Pabean bahwa importir dalam
waktu yang ditetapkan, tidak melaksanakan kewajibannya untuk
menyerahkan persyaratan importasi yang diwajibkan.
d. merekam dan mendistribusikan hard copy PIB untuk BI dan BPS kepada
Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
e. menyimpan 1 (satu) lembar PIB beserta Dokumen Pelengkap Pabean
untuk digabungkan dengan SSPCP dan PIB yang telah ditandasahkan
oleh Bank;
f. dalam hal importasi mendapat fasilitas impor sementara atau re-impor:
1) menandasahkan photo copy invoice dan packing list;
2) Mendistribusikan Instruksi Pemeriksaan beserta photo copy invoice
dan atau packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat
Pemeriksa Barang;
3) mendistribusikan SPJM kepada petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
4) mendistribusikan berkas PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
5) menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Pejabat Pemeriksa
Barang dan meneruskannya kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
6) menerima kembali berkas PIB beserta persetujuan impor sementara
atau re-impor berupa SPPB yang ditandasahkan oleh Pejabat
Pemeriksa Dokumen;
7) menyerahkan SPPB yang ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa
Dokumen kepada importir;
g. menerima dan merekam SSPCP dari importir;
h. membuat laporan kepada Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian tentang PIB Jalur Prioritas dengan
memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum dilunasi pada
saat jatuh tempo;
i. menerima SSPCP pelunasan Surat Penetapan kekurangan pembayaran
Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau denda dari importir dan
meneruskannya ke Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
j. mengirimkan hard copy PIB dan bukti bayar serta Dokumen Pelengkap
Pabean kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk diteruskan
ke Kantor Wilayah u.p unit yang melakukan Audit.

2. Jalur lainnya

a. Menerima hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga), 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean serta SSPCP dari importir dan
mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
b. Merekam data PIB dalam komputer dan memberikan tanda terima
kepada importir apabila berkas PIB lengkap;
c. Mendistribusikan hard copy PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;

43
d. Mengirimkan SPPB kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran
barang;
e. Dalam hal diterbitkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”:
1) mengirimkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, BCF 2.3.C,
dan invoice/packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat
analis Hi-Co Scan;
2) menerima LHP dan atau BCF 2.3 D, hasil cetak scanning Hi-Co peti
kemas dari Pejabat Pemeriksa Barang atau dari Pejabat Analis Hi-Co
Scan, untuk diteruskan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
f. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) menandasahkan dan mendistribusikan photo copy invoice dan atau
packing list serta Instruksi Pemeriksaan kepada Pejabat Pemeriksa
Barang;
2) menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dan meneruskannya
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
g. Menerima bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean dari importir dan
mendistribusikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen.

D. Pejabat di Analyzing Point

1. Meneliti data PIB tentang persyaratan impor dalam hari kerja yang sama
dengan pengajuan PIB, dan apabila termasuk barang larangan atau
pembatasan, mengirim respon kepada importir, agar menyerahkan hard copy
ijin larangan atau pembatasan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari
kerja;
2. Merekam data ijin / rekomendasi dari instansi teknis.

E. Pejabat Analis Hi-Co Scan :


1. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, BCF 2.3 C, dan
invoice/ packing list yang telah ditandasahkan dari Pejabat Penerima
Dokumen;
2. Melakukan analisis image/hasil cetak Hi-Co Scan;
3. Membuat keputusan dengan menggunakan BCF 2.3 D dan merekam hasil
keputusannya ke dalam komputer:
a. Dalam hal diputuskan bahwa pemeriksaan fisik barang tidak perlu
dilakukan, maka BCF 2.3 D dan hasil cetak Hi-Co Scan diserahkan
kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan kepada Pejabat
Pemeriksa Dokumen dan mengirimkan SPPB kepada Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
b. Dalam hal diputuskan bahwa perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan
fisik barang, maka BCF 2.3 D, hasil cetak Hi-Co Scan dan SPPB
diserahkan kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan kepada
Pejabat Pemeriksa Dokumen;
4. Menerima salinan LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dalam hal
pemeriksaan barang dilakukan berdasarkan BCF 2.3 D;
5. Dapat mengikuti kegiatan pemeriksaan fisik barang;
6. Terhadap SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, atau barang eksep yang
karena sifat barangnya tidak bisa dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co Scan,
dilakukan pemeriksaan fisik barang impor di lokasi importir oleh Pejabat
yang melakukan pengawasan.

44
F. Pejabat Pemeriksa Barang :

1. Menerima Instruksi Pemeriksaan dari Pejabat Penerima Dokumen, berikut :


a. Invoice dan packing list; atau
b. BCF 2.3 D, hasil cetak Hi-Co Scan, Invoice dan packing list apabila
pemeriksaan dilakukan berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan;
2. Menerima persetujuan pemeriksaan barang di lokasi importir apabila
pemeriksaan dilakukan di lokasi importir;
3. Melakukan pemeriksaan fisik barang serta menuangkan hasil pemeriksaan ke
dalam LHP pada formulir Instruksi Pemeriksaan;
4. Merekam hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam komputer;
5. Menyerahkan LHP kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
6. Menerima kembali LHP yang kurang lengkap dari Pejabat Penerima
Dokumen untuk dilengkapi;
7. Mengirimkan salinan LHP kepada Pejabat Analis Hi-Co Scan apabila
pemeriksaan dilakukan berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan.

G. Pejabat Pemeriksa Dokumen:

1. Menerima berkas PIB dari Pejabat Penerima Dokumen dan meneliti


kelengkapan dokumen dan kebenaran pengisian PIB berdasarkan invoice,
packing list dan Dokumen Pelengkap Pabean lainnya;
2. Menandatangani SPJM dan atau Instruksi Pemeriksaan, baik yang ditetapkan
Jalur Merah maupun Jalur Hijau yang oleh Pejabat Analis Hi-Co Scan
ditetapkan untuk dilakukan pemeriksaan fisik;
3. Menerima keputusan hasil analisis Hi-Co Scan (BCF 2.3 D) dan hasil cetak
Hi-Co Scan dari Pejabat Analis Hi-Co Scan, serta SPPB dalam hal perlu
dilakukan pemeriksaan fisik;
4. Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang melalui Pejabat Penerima
Dokumen;
5. Mengembalikan LHP yang kurang jelas kepada Pejabat Pemeriksa Barang
disertai penjelasan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki;
6. Mengirimkan contoh barang ke laboratorium Direktorat Jenderal guna
identifikasi barang apabila diperlukan;
7. Meneliti kebenaran klasifikasi, pembebanan, dan Nilai Pabean serta
pelunasan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
8. Dalam hal PIB mendapat Jalur Hijau dapat menerbitkan permintaan
informasi tentang Nilai Pabean apabila meragukan kebenaran Nilai Pabean
yang diberitahukan.
9. Meneliti bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean yang diterima dari importir
melalui Pejabat Penerima Dokumen;
10. Dalam hal PIB mendapat Jalur Merah yang jumlah dan jenis barangnya
sesuai:
a. terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir berisiko tinggi,
menerbitkan SPPB setelah proses penetapan Nilai Pabean yang harus
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal
penerimaan LHP, selesai;
b. menerbitkan SPPB tanpa menunggu selesainya proses penetapan Nilai
Pabean terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir berisiko rendah
atau berisiko sedang.

45
11. Dalam hal PIB mendapat Jalur Hijau, apabila diperlukan, memberikan
catatan pada PIB yang bersangkutan disertai rekomendasi kepada Pejabat
yang melaksanakan audit untuk melakukan audit;
12. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI,
menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda dalam 2 (dua) rangkap,
dengan peruntukan :
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua disematkan pada berkas PIB;
13. Mengirim berkas PIB dan LHP kepada Pejabat yang melakukan pengawasan,
dalam hal terdapat kesalahan jumlah dan atau jenis barang yang
mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI
sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah
dibayar;
14. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI,
menerbitkan Nota Pembetulan dalam 2 (dua) rangkap, dengan peruntukan :
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua untuk disematkan pada berkas PIB.
15. Mengirimkan berkas PIB kepada:
a. Pejabat yang mendistribusikan dokumen apabila terhadap PIB tersebut
tidak diterbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan atau sanksi adminsitrasi berupa denda;
b. Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian apabila terhadap PIB
tersebut diterbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi adminsitrasi berupa denda;
16. Menerima dan merekam SSPCP kekurangan pembayaran Bea Masuk dan
pungutan lainnya untuk PIB Jalur Merah yang belum diterbitkan SPPB;
17. Dalam hal terdapat barang impor yang terkena ketentuan larangan dan
pembatasan yang tidak diberitahukan atau diberitahukan tidak benar dalam
PIB :
a. menerbitkan Nota Pemberitahuan dalam rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan:
1) lembar pertama, untuk importir;
2) lembar kedua, untuk Pejabat yang melakukan pengawasan;
3) lembar ketiga, untuk disematkan pada berkas PIB;
b. mengirimkan berkas PIB kepada Pejabat yang melakukan pengawasan
untuk diproses lebih lanjut;
c. menerima kembali berkas PIB dari Pejabat yang melakukan pengawasan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Nota
Pemberitahuan, untuk diproses lebih lanjut apabila persyaratan telah
dipenuhi;
18. Menerbitkan SPPB;
19. Dalam hal terdapat barang impor berupa Barang Kena Cukai yang dikemas
untuk penjualan eceran, pengeluarannya dari Kawasan Pabean atau tempat
lain yang berada dibawah pengawasan Pabean hanya dapat dilakukan setelah
dilekati Tanda Pelunasan atau Pengawasan Cukai sesuai ketentuan yang
berlaku.

46
H. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

1. Menerima SPPB dari Pejabat Penerima Dokumen dan SPPB yang dicetak
oleh importir;
2. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dari Pejabat Analis Hi-
Co Scan;
3. Menerima SPJM dari Pejabat penerima dokumen dan SPJM yang dicetak
oleh importir dalam hal PIB Jalur Prioritas yang sekaligus merupakan ijin
pengeluaran barang untuk pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
4. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB/SPJM Importir
Jalur Prioritas dan data komputer dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan
jenis kemasan/peti kemas atau jumlah barang curah yang bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk penyelesaian
lebih lanjut;
c. memberikan catatan pada SPPB dalam hal jumlah kemasan/peti
kemas/barang curah kedapatan kurang (eksep), dan penanganan
selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan tatacara penyelesaian barang
impor yang kedapatan eksep;
5. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB/SPJM Importir
Jalur Prioritas,
6. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan pengeluaran;
7. Melakukan penegahan pengeluaran barang impor dalam hal diterbitkan surat
perintah penegahan atau surat perintah pemeriksaan mendadak dan memberi
catatan tentang penegahan tersebut pada SPPB bersangkutan, dan
menyerahkan SPPB tersebut kepada Pejabat yang melakukan pengawasan.
8. Merekam nomor PIB, data pengemas dan nomor polisi alat angkut darat ke
dalam komputer;
9. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup pos
BC 1.1;
10. Mengirimkan SPJM Importir Jalur Prioritas kepada Pejabat Penerima
Dokumen untuk dilampirkan pada berkas PIB.

I. Pejabat yang Mengelola Manifest :

1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk
disematkan pada PIB bersangkutan.

J. Pejabat yang Melakukan Pengawasan:

1. Menerima berkas PIB dan Nota Pemberitahuan tentang adanya barang


larangan/pembatasan dari Pejabat Pemeriksa Dokumen;
2. Mengirimkan kembali berkas PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1
paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen apabila persyaratan
impor dipenuhi.

47
3. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1 sesuai ketentuan
apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan persyaratan impor tidak dipenuhi.
4. Menerbitkan Surat Keputusan tentang barang dikuasai negara terhadap
barang impor sebagaimana dimaksud dalam butir 3.
5. Menerima berkas PIB dan LHP dari Pejabat Pemeriksa Dokumen terhadap
barang impor yang kedapatan jumlah dan atau jenisnya tidak sesuai, sehingga
mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI
sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah
dibayar;
6. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 5 paling lama dalam
jangka waktu 5 (lima) hari untuk memutuskan:
a. diteruskan ke proses penyidikan karena terbukti melanggar ketentuan
pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan; atau
b. dikembalikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen untuk diproses lebih
lanjut karena tidak cukup bukti;
7. Menerbitkan NHI dan surat perintah penegahan;
8. Menerima dan menyimpan SPPB dari PIB Jalur Hijau yang terkena
penegahan atau pemeriksaan mendadak dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
9. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap PIB yang terkena penegahan dan atau
Pemeriksaan Mendadak yang perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan;
10. Mengirimkan berkas PIB sesuai butir 9 ke Pejabat Pemeriksa Dokumen
apabila berdasarkan penelitian tidak terdapat cukup bukti untuk dilakukan
penyidikan;
11. Melakukan pemeriksaan atas barang impor yang yang karena sifatnya tidak
dapat dilakukan pemeriksaan dengan Hi-Co Scan.

K. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen:

1. Menerima berkas PIB yang telah diterbitkan SPPB-nya dari Pejabat


Pemeriksa Dokumen;
2. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest;
3. Meneliti kelengkapan berkas PIB dan menyematkan SPPB pada PIB yang
bersangkutan;
4. Menyerahkan berkas PIB yang mendapat fasilitas impor sementara atau
penangguhan atau yang mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai,
dan PDRI, PIB Jalur Merah yang pengeluaran barangnya dengan
mempertaruhkan jaminan, kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
5. Menerima berkas PIB fasilitas yang telah selesai dari Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan;
6. Mengirimkan berkas PIB Jalur Prioritas ke Kantor Wilayah up. unit yang
melakukan audit;
7. Menatausahakan PIB sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal tentang
Penatausahaan Dokumen, Barang, dan Penerimaan Negara Dalam Rangka
Impor.

48
L. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:

1. Menerima Copy master list dari importir yang mendapat fasilitas pembebasan
atau keringanan Bea Masuk untuk ditandahsahkan berdasarkan master list
asli;
2. Melakukan pengurangan jumlah pembebasan yang dilakukan sebelum hard
copy PIB diserahkan kepada Pejabat Penerima Dokumen;
3. Menerima dan membukukan jaminan;
4. Menerima STTJ apabila importasi mendapat fasilitas BINTEK;
5. Menerima dan merekam nilai jaminan yang dipertaruhkan di Kantor Pabean
tersebut;
6. Memberikan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
7. Menerima berkas PIB fasilitas dari Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
8. Melakukan pemantauan penyelesaian PIB fasilitas;
9. Menerima bukti penyelesaian PIB fasilitas;
10. Mencairkan jaminan yang telah jatuh tempo dan menyetorkannya berdasarkan
masing-masing PIB ke Bank Devisa Persepsi;
11. Mengirimkan PIB fasilitas yang telah diselesaikan kepada Pejabat yang
mendistribusikan dokumen.

M. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian:


1. Melakukan pemantauan atas penyelesaian tagihan yang telah jatuh tempo;
2. Menerbitkan Surat Tagihan terhadap hutang yang belum dilunasi berdasarkan
Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau
sanksi administrasi berupa denda yang telah jatuh tempo;
3. Menerima SSPCP atas pelunasan kekurangan pembayaran Bea Masuk dan
pungutan lainnya dan memasukkan data pelunasan tersebut ke dalam
komputer;
4. Menerima PIB dari Pejabat Pemeriksa Dokumen yang menerbitkan Surat
Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi
administrasi berupa denda;
5. Menerima laporan dari Pejabat Penerima Dokumen tentang PIB Jalur Prioritas
dengan memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum dilunasi pada
saat jatuh tempo;
6. Menerbitkan Surat Tagihan dan menghitung besarnya sanksi administrasi
berupa denda atas keterlambatan pelunasan hutang berdasarkan fasilitas
Pembayaran Berkala;
7. Menerima dan menyelesaikan permohonan pengembalian yang diajukan oleh
importir.
N. Ketentuan Lain-lain :
1. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean tidak dapat berfungsi paling
sedikit 4 (empat) jam, tatakerja pengeluaran barang impor untuk dipakai
dilakukan secara manual dengan menunjuk Pejabat untuk menggantikan
fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sistem aplikasi komputer dengan
melampirkan tanda bukti pengiriman data PIB melalui PDE Kepabeanan dan
SSPCP.
2. Pemeriksaan barang melalui Hi-Co Scan tidak dilaksanakan.
3. Untuk pelaksanaan hal tersebut dalam butir 1, Kepala Kantor Pabean
menunjuk :
a. Pejabat yang bertanggung jawab atas penyelesaian PIB secara manual
dan melakukan penunjukan :

49
1) Pejabat yang memeriksa kebenaran dan kelengkapan dokumen serta
penomoran PIB;
2) Pejabat yang menetapkan jalur pengeluaran barang;
3) Pejabat yang melakukan Pemeriksaan Dokumen;
4) Pejabat Pemeriksa Barang;
b. Pejabat yang bertanggung jawab terhadap perekaman data PIB
berdasarkan hasil penetapan jalur secara manual.
4. Untuk pelaksanaan ketentuan dalam butir 1 di atas, dipergunakan format PIB
sebagaimana yang ada dalam modul importir pada sistem PIB PDE
Kepabeanan.
5. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean berfungsi kembali, maka :
a. PIB yang telah mendapatkan SPPB secara manual, diselesaikan
sebagaimana diatur dalam butir 1 di atas;
b. PIB yang belum mendapatkan SPPB secara manual, dikembalikan ke
sistem komputer Kantor Pabean;
c. Apabila terjadi perbedaan penetapan jalur antara komputer dengan
penetapan secara manual sebagaimana dimaksud dalam butir 5 huruf a
terhadap data PIB yang telah dikirim melalui PDE Kepabeanan, pejabat
yang menetapkan jalur pengeluaran barang wajib membuat laporan
tentang perbedaan tersebut kepada Kepala Kantor Pabean.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

50
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB


SECARA ELEKTRONIK MELALUI MEDIA DISKET

A. Importir

1. Importir Jalur Prioritas:

Menyiapkan PIB dengan menggunakan program aplikasi PIB modul importir


miliknya sendiri, mencetak PIB dan melakukan transfer data PIB ke disket,
dan selanjutnya:
a. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi, apabila tidak memanfaatkan fasilitas Pembayaran
Berkala;
b. Menyerahkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan
di Kantor Pabean, apabila mendapat fasilitas Impor Sementara atau
fasilitas Pembayaran Berkala atau STTJ apabila mendapat fasilitas
BINTEK dan menerima bukti penerimaan jaminan/STTJ;
c. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas pembebasan atau
keringanan Bea Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master
list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut ke Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
hard copy PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
d. Menyerahkan hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1
(satu) set asli Dokumen Pelengkap Pabean, dan bukti pembayaran
(SSPCP)/bukti penerimaan jaminan/STTJ, surat persetujuan/ijin yang
diterbitkan oleh instansi teknis dalam hal importasi memerlukan
perijinan/rekomendasi, beserta disket yang berisi data PIB kepada
Pejabat Penerima Dokumen di Kantor Pabean tempat pengeluaran
barang;
e. Menerima penolakan dalam hal data PIB yang diserahkan kurang atau
tidak lengkap;
f. Menyerahkan kembali PIB setelah dilengkapi/diperbaiki;
g. Menerima SPPB lembar kedua dan menyerahkan SPPB tersebut kepada
Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
h. Dalam hal Importir Jalur Prioritas memanfaatkan fasilitas Pembayaran
Berkala :

51
1) Mengisi kolom jenis pembayaran pada PIB dengan “Pembayaran
Berkala”;
2) Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi dengan mencantumkan nomor aju dan nomor PIB
pada SSPCP;
3) Menyerahkan SSPCP dan 1 (satu) lembar hard copy PIB yang telah
ditandasahkan oleh Bank Devisa Persepsi ke Kantor Pabean yang
bersangkutan paling lama pada setiap akhir bulan setelah bulan
pendaftaran PIB;
4) Dalam hal SKB, polis asuransi dalam negeri dan atau Form D belum
dapat diserahkan pada saat pengajuan PIB, importir membuat
pernyataan kepada Kepala Kantor Pabean yang diserahkan kepada
Pejabat Penerima Dokumen bahwa dokumen-dokumen tersebut akan
diserahkan paling lama pada saat penyerahan SSPCP;
i. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas Impor Sementara
atau Re-impor:
1) Menerima SPJM yang sekaligus merupakan ijin pengeluaran dan
pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
2) Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean untuk
perbaikan persetujuan fasilitas Impor Sementara, dalam hal terdapat
perbedaan jumlah dan atau jenis barang berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik barang;
3) Menerima persetujuan Impor Sementara atau Re-impor berupa SPPB
yang ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen.

2. Importir lainnya

Importir menyiapkan PIB dengan menggunakan program aplikasi PIB,


mencetak PIB dan melakukan transfer data PIB ke disket, dan selanjutnya:
a. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi;
b. Menyerahkan jaminan atas PIB yang mendapat fasilitas Impor Sementara
atau penangguhan atau Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ) apabila
mendapat fasilitas BINTEK kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan dan mendapatkan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
c. Dalam hal importir mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan Bea
Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master list
pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut ke Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
hard copy PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
d. Menyerahkan PIB rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean, surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh
instansi teknis dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi,
dan SSPCP/bukti penerimaan jaminan/STTJ beserta disket yang berisi

52
data PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen di Kantor Pabean tempat
pengeluaran barang;
e. Menerima penolakan dalam hal PIB dan atau Dokumen Pelengkap
Pabean yang diserahkan kurang atau tidak lengkap;
f. Menyerahkan kembali PIB dan atau Dokumen Pelengkap Pabean setelah
dilengkapi/diperbaiki;
g. Menerima SPPB lembar kedua untuk pengeluaran barang, dalam hal
importasi ditetapkan melalui Jalur Hijau;
h. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) Menerima Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM);
2) Menyerahkan bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean dalam waktu
paling lama 1 (satu) hari kerja setelah selesai pemeriksaan fisik;
3) Menerima SPPB lembar kedua untuk PIB Jalur Merah yang telah
selesai diproses;
i. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda dan melunasinya dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Surat
Penetapan, dan menyerahkan SSPCP kepada:
1) Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal SPPB belum diterbitkan;
2) Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian dalam hal SPPB
telah diterbitkan;
j. Dalam hal tidak menerima keputusan penetapan Kekurangan
Pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau Sanksi Administrasi
berupa denda, mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal melalui
Kepala Kantor Pabean dengan mempertaruhkan jaminan kepada Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan sebesar kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai dan PDRI dan atau denda dalam waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Surat Penetapan, dan
menyerahkan bukti penerimaan keberatan kepada Pejabat Pemeriksa
Dokumen dalam hal SPPB belum diterbitkan;
k. Menerima Nota Pemberitahuan, dalam hal importasi memerlukan
perijinan/rekomendasi dari instansi teknis;
l. Menerima permintaan informasi tentang Nilai Pabean, dan menyerahkan
bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean kepada Pejabat Penerima Dokumen
paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal permintaan
informasi dikirimkan.

B. Pejabat Penerima Dokumen

1. Jalur Prioritas

a. Menerima hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) dan 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean, SSPCP apabila tidak memanfaatkan
fasilitas pembayaran berkala, bukti penerimaan jaminan/STTJ dan surat
persetujuan/ijin dalam hal importasi memerlukan ijin/rekomendasi dari
instansi teknis serta disket yang berisi data PIB dari importir dan
mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
b. Memeriksa kondisi data dalam disket;
c. Memeriksa kebenaran hard copy PIB dengan cara membandingkan data
PIB serta Dokumen Pelengkap Pabean dengan data PIB dalam disket,

53
yang meliputi :
1) identitas importir;
2) jumlah pungutan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
3) kebenaran ijin dari instansi teknis apabila importasi tersebut
memerlukan ijin dari instansi teknis, dan apabila perijinan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya, meminta importir untuk
menggantinya;
d. Mengembalikan berkas PIB apabila tidak lengkap;
e. Memindahkan data dari disket ke komputer Kantor Pabean,
mengembalikan disket dan memberikan bukti penerimaan kepada
importir;
f. Mendistribusikan hard copy PIB untuk BI dan BPS kepada Pejabat yang
mendistribusikan dokumen;
g. Menyimpan 1 (satu) lembar PIB beserta Dokumen Pelengkap Pabean
untuk digabungkan dengan SSPCP dan PIB yang telah ditandasahkan
oleh Bank;
h. Dalam hal importasi mendapat fasilitas impor sementara atau re-impor:
1) Menandasahkan fotokopi invoice dan packing list;
2) Mendistribusikan Instruksi Pemeriksaan beserta photo copy invoice
dan packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat Pemeriksa
Barang;
3) Mendistribusikan SPJM yang sekaligus merupakan ijin untuk
pemeriksaan barang di lokasi importir kepada petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
4) Mendistribusikan berkas PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
5) Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan contoh barang
(jika ada) dari Pejabat Pemeriksa Barang dan meneruskannya
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
6) Menerima kembali berkas PIB beserta persetujuan impor sementara
atau re-impor berupa SPPB yang ditandasahkan oleh Pejabat
Pemeriksa Dokumen;
7) Menyerahkan SPPB yang ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa
Dokumen kepada importir;
i. Menerima dan merekam SSPCP dari importir;
j. membuat laporan kepada Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian tentang PIB Jalur Prioritas dengan
memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum dilunasi pada
saat jatuh tempo;
k. Menerima SSPCP pelunasan Surat Penetapan kekurangan pembayaran
Bea Masuk, Cukai, PDRI dan denda dari importir dan meneruskannya ke
Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
l. Menerima SPJM Jalur Prioritas dari petugas yang mengawasi
pengeluaran barang untuk disematkan dalam berkas PIB;
m. Menandatangani SPPB dan mengirimkan SPPB lembar pertama kepada
petugas yang mengawasi pengeluaran barang serta menyerahkan SPPB
lembar kedua kepada importir;
n. Mengirimkan hard copy PIB serta Dokumen Pelengkap Pabean kepada
Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk diteruskan ke Kantor
Wilayah u.p unit yang melakukan Audit.

2. Jalur lainnya
a. Menerima hard copy PIB dalam rangkap 3 (tiga) dan 1 (satu) set asli

54
Dokumen Pelengkap Pabean, SSPCP atau bukti penerimaan
jaminan/STTJ serta disket yang berisi data PIB dari importir dan
mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
b. Memeriksa kondisi data dalam disket;
c. Memeriksa kebenaran hard copy PIB dengan cara membandingkan data
PIB serta Dokumen Pelengkap Pabean dengan data PIB dalam disket,
yang meliputi :
1) identitas importir;
2) jumlah pungutan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
3) kebenaran ijin dari instansi teknis apabila importasi tersebut
memerlukan ijin dari instansi teknis, dan apabila perijinan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya, meminta importir untuk
menggantinya;
d. Mengembalikan berkas PIB apabila tidak lengkap;
e. Memindahkan data dari disket ke komputer Kantor Pabean,
mengembalikan disket dan memberikan bukti penerimaan kepada
importir;
f. Mendistribusikan berkas PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
g. Mengirimkan SPPB lembar ke-1 kepada petugas yang mengawasi
pengeluaran barang dan menyerahkan SPPB lembar ke-2 kepada
importir;
h. Dalam hal diterbitkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” :
1) Mengirimkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, BCF 2.3.C
dan invoice/packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat
analis Hi-Co Scan;
2) Menerima LHP dan atau BCF 2.3 D, hasil cetak scanning Hi-Co peti
kemas dari Pejabat Pemeriksa Barang atau dari Pejabat analis Hi-Co
Scan, untuk diteruskan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
i. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) Menandasahkan dan mendistribusikan photo copy invoice dan atau
packing list serta Instruksi Pemeriksaan kepada Pejabat Pemeriksa
Barang;
2) Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dan meneruskannya
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen.
j. Menerima bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean dari importir dan
mendistribusikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen.

C. Sistem Aplikasi Pelayanan Impor di Kantor Pabean

1. Meneliti data PIB yang diserahkan oleh importir;


2. Mencetak penolakan PIB, apabila:
a. data PIB tidak diisi dengan lengkap dan benar;
b. Setelah importasi yang pertama kali, importir belum mempunyai Surat
Pemberitahuan Registrasi (SPR);
c. importir belum melunasi hutang Bea Masuk, Cukai dan PDRI dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Surat
Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau
sanksi administrasi berupa denda;
d. data nomor B/L, AWB atau nomor pengajuan yang berulang;
e. kode valuta asing tidak tercantum dalam data NDPBM, dan atau pos tarif
tidak tercantum dalam BTBMI;

55
f. Untuk Importir Jalur Prioritas, belum menyerahkan SSPCP atas PIB
dengan fasilitas Pembayaran Berkala sampai dengan saat jatuh tempo;
g. PPJK mencantumkan Nomor Pokok PPJK (NPP) yang tidak benar dan
atau masa berlaku NPP sudah habis;
h. Importir/PPJK termasuk dalam black list yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal, Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pabean;
3. Mencetak pemberitahuan kepada importir yang belum teregistrasi agar segera
melakukan registrasi;
4. Meneruskan data PIB kepada Pejabat di Analyzing Point untuk penelitian
lebih lanjut, dalam hal barang impor termasuk dalam kategori barang
larangan atau pembatasan;
5. Meneliti pengisian nomor pos BC 1.1, dan apabila tidak diisi, dilakukan
penelitian persyaratan Prenotification;
6. Memberi nomor pendaftaran PIB;
7. Mencetak SPPB untuk PIB Jalur Prioritas;
8. Menetapkan jalur pengeluaran barang:
a. Mencetak SPPB, dalam hal importasi ditetapkan Jalur Hijau;
b. Mencetak SPJM dan Instruksi Pemeriksaan dalam hal importasi
ditetapkan Jalur Merah dan:
1) Menentukan tingkat pemeriksaan fisik barang 10% (sepuluh persen),
30% (tiga puluh persen) atau 100% (seratus persen);
2) mencetak permintaan informasi tentang Nilai Pabean bersama
dengan SPJM terhadap importasi yang tingkat pemeriksaannya 30%
(tiga puluh persen) dan 100% (seratus persen);
9. Untuk kantor yang mengoperasikan Hi-Co Scan:
a. melakukan pemilihan acak terhadap PIB Jalur Hijau untuk pemeriksaan
melalui Hi-Co Scan;
b. Mencetak SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”;
c. Mencetak BCF 2.3. C, yaitu hasil cetak uraian barang secara lengkap
yang tercantum dalam PIB;
d. Mencetak Instruksi Pemeriksaan terhadap SPPB dengan tanda melalui
Hi-Co Scan yang diputuskan Pejabat Analis Hi-Co Scan perlu dilakukan
pemeriksaan fisik;
10. Mencetak informasi tentang Nilai Pabean;
11. Mencetak Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan denda dan Surat Tagihan terhadap hutang yang belum dilunasi
berdasarkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda yang telah jatuh tempo;
12. Mencetak Nota Pemberitahuan, dalam hal importasi merupakan barang yang
memerlukan perijinan/rekomendasi dari instansi teknis;
13. Mencetak SPPB untuk PIB Jalur Merah yang telah selesai diproses.

D. Pejabat di Analyzing Point

1. Meneliti data PIB tentang persyaratan impor dalam hari kerja yang sama
dengan pengajuan PIB, dan apabila termasuk barang larangan atau
pembatasan, mencetak pemberitahuan kepada importir untuk menyerahkan
hard copy ijin larangan atau pembatasan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua) hari kerja;

56
2. Merekam data ijin / rekomendasi dari instansi teknis.

E. Pejabat Analis Hi-Co Scan

1. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”, BCF 2.3.C dan
invoice/packing list yang telah ditandasahkan dari Pejabat Penerima
Dokumen;
2. Melakukan analisis image/hasil cetak Hi-Co Scan;
3. Membuat keputusan dengan menggunakan BCF 2.3 D dan merekam hasil
keputusannya ke dalam komputer:
a. Dalam hal diputuskan bahwa pemeriksaan fisik barang tidak perlu
dilakukan, maka BCF 2.3 D dan hasil cetak Hi-Co Scan diserahkan
kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan kepada Pejabat
Pemeriksa Dokumen dan mengirimkan SPPB kepada Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
b. Dalam hal diputuskan bahwa perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan
fisik barang, maka BCF 2.3 D, hasil cetak Hi-Co Scan dan SPPB
diserahkan kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan kepada
Pejabat Pemeriksa Dokumen;
4. Menerima salinan LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dalam hal
pemeriksaan barang dilakukan berdasarkan BCF 2.3 D;
5. Dapat mengikuti kegiatan pemeriksaan fisik barang.
6. Terhadap SPPB dengan tanda melalui Hi-Co Scan yang karena sifat
barangnya tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co Scan (Peka
cahaya atau mengandung zat radio aktif), pemeriksaan fisik dilakukan di
lokasi importir oleh Pejabat yang melakukan pengawasan.

F. Pejabat Pemeriksa Barang

1. Menerima Instruksi Pemeriksaan dari Pejabat Penerima Dokumen, berikut:


a. invoice dan packing list; atau
b. BCF 2.3D, hasil cetak Hi-Co Scan, invoice dan packing list apabila
pemeriksaan berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan;
2. Menerima persetujuan pemeriksaan barang di lokasi importir apabila
pemeriksaan dilakukan di lokasi importir;
3. Melakukan pemeriksaan fisik barang serta menuangkan hasil pemeriksaan ke
dalam LHP pada formulir Instruksi Pemeriksaan;
4. Merekam hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam komputer;
5. Menyerahkan LHP kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
6. Menerima kembali LHP yang kurang lengkap dari Pejabat Pemeriksa
Dokumen untuk dilengkapi;
7. Mengirimkan salinan LHP kepada Pejabat Analis Hi-Co Scan apabila
pemeriksaan dilakukan berdasarkan putusan Pejabat Analis Hi-Co Scan.

G. Pejabat Pemeriksa Dokumen

1. Menerima berkas PIB dari Pejabat Penerima Dokumen dan meneliti


kelengkapan dokumen dan kebenaran pengisian PIB berdasarkan invoice,

57
packing list dan Dokumen pelengkap Pabean lainnya;
2. Menandatangani SPJM dan atau Instruksi Pemeriksaan, baik yang ditetapkan
Jalur Merah maupun Jalur Hijau yang oleh Pejabat analis Hi-Co Scan
ditetapkan untuk dilakukan pemeriksaan fisik;
3. Menerima keputusan hasil analisis Hi-Co Scan (BCF 2.3 D) serta hasil cetak
Hi-Co Scan dari Pejabat Analis Hi-Co Scan serta SPPB dalam hal perlu
dilakukan pemeriksaan fisik;
4. Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang melalui Pejabat Penerima
Dokumen;
5. Mengembalikan LHP yang kurang jelas kepada Pejabat Pemeriksa Barang
disertai penjelasan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki;
6. Mengirimkan contoh barang ke laboratorium Direktorat Jenderal guna
identifikasi barang apabila diperlukan;
7. Meneliti kebenaran klasifikasi, pembebanan, dan Nilai Pabean serta
pelunasan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
8. Dalam hal PIB mendapat Jalur Hijau dapat menerbitkan permintaan
informasi tentang Nilai Pabean apabila meragukan kebenaran Nilai Pabean
yang diberitahukan;
9. Meneliti bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean yang diterima dari importir
melalui Pejabat Penerima Dokumen;
10. Dalam hal PIB mendapat Jalur Merah yang jumlah dan jenis barangnya
sesuai:
a. terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir berisiko tinggi,
menerbitkan SPPB setelah proses penetapan Nilai Pabean, yang harus
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal
penerimaan LHP, selesai;
b. menerbitkan SPPB tanpa menunggu proses penetapan Nilai Pabean
terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir berisiko sedang atau
rendah;
11. Dalam hal PIB mendapat Jalur Hijau, apabila diperlukan, memberikan
catatan pada PIB yang bersangkutan disertai rekomendasi kepada Pejabat
yang melaksanakan audit untuk melakukan audit;
12. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI,
menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea masuk, Cukai,
PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda dalam 2 (dua) rangkap,
dengan peruntukan:
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua disematkan pada berkas PIB;
13. Mengirim berkas PIB dan LHP kepada Pejabat yang melakukan pengawasan,
dalam hal terdapat kesalahan jumlah dan atau jenis barang yang
mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI
sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah
dibayar;
14. Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI,
menerbitkan Nota Pembetulan dalam 2 (dua) rangkap, dengan peruntukan:
a. lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
b. lembar kedua untuk disematkan pada berkas PIB.
15. Mengirimkan berkas PIB kepada:
a. Pejabat yang mendistribusikan dokumen apabila terhadap PIB tersebut
tidak diterbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea masuk,

58
Cukai, PDRI dan denda;
b. Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian apabila terhadap PIB
tersebut diterbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea masuk,
Cukai, PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda;
16. Menerima dan merekam SSPCP kekurangan pembayaran Bea Masuk dan
pungutan lainnya untuk PIB Jalur Merah yang diterbitkan SPPB;
17. Dalam hal terdapat barang impor yang terkena ketentuan larangan dan
pembatasan yang tidak diberitahukan atau diberitahukan tidak benar dalam
PIB :
a. menerbitkan Nota Pemberitahuan dalam rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan:
1) Lembar pertama, untuk importir;
2) Lembar kedua, untuk Pejabat yang melakukan pengawasan;
3) Lembar ketiga, untuk disematkan pada berkas PIB;
b. mengirimkan berkas PIB kepada Pejabat yang melakukan pengawasan
untuk diproses lebih lanjut;
c. menerima kembali berkas PIB dari Pejabat yang melakukan pengawasan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Nota
Pemberitahuan, untuk diproses lebih lanjut setelah persyaratan dipenuhi;
18. Menerbitkan SPPB;
19. Dalam hal terdapat barang impor berupa barang kena Cukai yang dikemas
untuk penjualan eceran, pengeluarannya dari Kawasan Pabean atau tempat
lain yang berada dibawah pengawasan pabean hanya dapat dilakukan setelah
dilekati Tanda Pelunasan atau pengawasan Cukai sesuai ketentuan yang
berlaku.

H. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang

1. Menerima SPPB lembar ke-1 dari Pejabat Penerima Dokumen dan SPPB
lembar ke-2 dari importir;
2. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dari Pejabat Analis Hi-
Co Scan;
3. Menerima SPJM dari Pejabat Penerima Dokumen dalam hal PIB Jalur
Prioritas yang sekaligus merupakan ijin pengeluaran barang untuk
pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
4. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB/SPJM Importir
Jalur Prioritas dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti
kemas atau jumlah barang curah yang bersangkutan:
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan,
SPPB/SPJM Importir Jalur Prioritas dikirimkan kepada Pejabat yang
mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;
c. memberikan catatan pada SPPB/SPJM Importir Jalur Prioritas dalam hal
jumlah kemasan/peti kemas/barang curah kedapatan kurang (eksep), dan
penanganan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan tatakerja
penyelesaian barang impor yang kedapatan eksep;
5. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB/SPJM Importir
Jalur Prioritas;
6. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan pengeluaran;

59
7. Melakukan penegahan pengeluaran barang impor dalam hal diterbitkan surat
perintah penegahan atau surat perintah pemeriksaan mendadak dan memberi
catatan tentang penegahan tersebut pada SPPB yang bersangkutan,
selanjutnya menyerahkan SPPB tersebut kepada Pejabat yang melakukan
pengawasan;
8. Merekam nomor PIB, data pengemas dan nomor polisi alat angkut darat ke
dalam komputer atau buku catatan pengeluaran barang;
9. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup pos
BC 1.1.
10. Mengirimkan SPJM Importir Jalur Prioritas kepada Pejabat Penerima
Dokumen untuk dilampirkan pada berkas PIB.

I. Pejabat yang Mengelola Manifest

1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk
disematkan pada PIB bersangkutan.

J. Pejabat yang Melakukan Pengawasan

1. Menerima berkas PIB dan Nota Pemberitahuan tentang adanya barang


larangan/pembatasan dari Pejabat Pemeriksa Dokumen;
2. Mengirimkan kembali berkas PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1
paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen apabila persyaratan
impor dipenuhi.
3. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1 sesuai ketentuan
apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan persyaratan impor tidak dipenuhi;
4. Menerbitkan Surat Keputusan tentang barang dikuasai negara terhadap
barang impor sebagaimana dimaksud dalam butir 3;
5. Menerima berkas PIB dan LHP dari Pejabat Pemeriksa Dokumen terhadap
barang impor yang kedapatan jumlah dan atau jenisnya tidak sesuai, sehingga
mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI
sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah
dibayar;
6. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 5 paling lama dalam
jangka waktu 5 (lima) hari untuk memutuskan:
a. diteruskan ke proses penyidikan karena terbukti melanggar ketentuan
pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan; atau
b. dikembalikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen untuk diproses lebih
lanjut karena tidak cukup bukti;
7. Menerbitkan NHI dan surat perintah penegahan;
8. Menerima dan menyimpan SPPB dari PIB Jalur Hijau yang terkena
penegahan atau pemeriksaan mendadak dari petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
9. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap PIB yang terkena penegahan dan atau

60
pemeriksaan mendadak yang perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan;
10. Mengirimkan berkas PIB sesuai butir 9 kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen
apabila berdasarkan penelitian tidak cukup bukti untuk dilakukan penyidikan;
11. Melakukan pemeriksaan atas barang impor yang harus melalui Hi-Co Scan
atau barang eksep yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan dengan Hi-Co
Scan.

K. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen

1. Menerima berkas PIB yang telah diterbitkan SPPB-nya dari Pejabat


Pemeriksa Dokumen;
2. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest;
3. Meneliti kelengkapan berkas PIB dan menyematkan SPPB pada PIB yang
bersangkutan;
4. Menyerahkan berkas PIB yang mendapat fasilitas impor sementara atau
penangguhan atau yang mendapat fasilitas pembebasan Bea masuk, Cukai
dan PDRI, PIB Jalur Merah yang pengeluaran barangnya dengan
mempertaruhkan jaminan, kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
5. Menerima berkas PIB fasilitas yang telah selesai dari Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan;
6. Mengirimkan berkas PIB Jalur Prioritas ke Kantor Wilayah up. Unit yang
melakukan Audit;
7. Menatausahakan PIB sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal tentang
Penatausahaan Dokumen, Barang dan Penerimaan Negara Dalam Rangka
Impor.

L. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan

1. Menerima copy master list dari importir yang mendapat fasilitas pembebasan
atau keringanan Bea Masuk untuk ditandasahkan berdasarkan master list asli;
2. Melakukan pengurangan jumlah pembebasan yang dilakukan sebelum
importir menyerahkan PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
3. Menerima dan membukukan jaminan;
4. menerima STTJ apabila importasi mendapat fasilitas BINTEK;
5. menerima dan merekam nilai jaminan yang dipertaruhkan di Kantor Pabean
tersebut;
6. Memberikan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
7. Menerima berkas PIB fasilitas dari Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
8. Melakukan pemantauan penyelesaian PIB fasilitas;
9. Menerima bukti penyelesaian PIB fasilitas;
10. Mencairkan jaminan yang telah jatuh tempo dan menyetorkannya
berdasarkan masing-masing PIB ke Bank Devisa persepsi;
11. Mengirimkan PIB fasilitas yang telah diselesaikan kepada Pejabat yang
mendistribusikan Dokumen.

M. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian

1. Melakukan pemantauan atas penyelesaian tagihan yang telah jatuh tempo;


2. Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi administrasi berupa

61
denda yang telah jatuh tempo;
3. Menerima SSPCP atas pelunasan kekurangan pembayaran Bea masuk dan
pungutan lainnya dan memasukkan data pelunasan tersebut kedalam
komputer;
4. Menerima PIB dari Pejabat Pemeriksa Dokumen yang menerbitkan Surat
Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi
administrasi berupa denda;
5. Menerima laporan dari Pejabat Penerima Dokumen tentang PIB Jalur
Prioritas dengan memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum
dilunasi pada saat jatuh tempo;
6. Menerbitkan Surat Tagihan dan menghitung besarnya sanksi administrasi
berupa denda atas keterlambatan pelunasan hutang berdasarkan fasilitas
Pembayaran Berkala;
7. Menerima dan menyelesaikan permohonan pengembalian yang diajukan oleh
importir.

N. Ketentuan Lain-lain

1. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean tidak dapat berfungsi paling
sedikit 4 (empat) jam, tatakerja pengeluaran barang impor untuk dipakai
dilakukan secara manual dengan menunjuk Pejabat untuk menggantikan
fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sistem aplikasi komputer.
2. Pemeriksaan barang melalui Hi-Co Scan tidak dilaksanakan.
3. Untuk pelaksanaan hal tersebut dalam butir 1, Kepala Kantor Pabean
menunjuk :
a. Pejabat yang bertanggung jawab atas penyelesaian PIB secara manual dan
melakukan penunjukan:
1) Pejabat yang menetapkan jalur pengeluaran barang;
2) Pejabat yang melakukan Pemeriksaan Dokumen;
3) Pejabat Pemeriksa Barang;
b. Pejabat yang bertanggung jawab terhadap perekaman data PIB
berdasarkan hasil penetapan jalur secara manual.
4. Untuk pelaksanaan ketentuan dalam butir 1 di atas, dipergunakan format PIB
sebagaimana yang ada dalam modul importir pada sistem PIB disket.
5. Dalam hal sistem komputer Kantor Pabean berfungsi kembali, maka :
a. PIB yang telah mendapatkan SPPB secara manual, diselesaikan
sebagaimana diatur dalam butir 1 di atas;
b. PIB yang belum mendapatkan SPPB secara manual, dikembalikan ke
sistem komputer Kantor Pabean.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

62
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR


DENGAN PIB SECARA MANUAL

A. Importir :

1. Importir Jalur Prioritas

Mengisi PIB, menghitung sendiri Bea Masuk, Cukai dan PDRI, dan
selanjutnya :
a. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi apabila tidak memanfaatkan fasilitas pembayaran
berkala;
b. Menyerahkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan
di Kantor Pabean, apabila mendapat fasilitas Impor Sementara atau
fasilitas Pembayaran Berkala atau STTJ apabila mendapat fasilitas
BINTEK dan menerima bukti penerimaan jaminan/STTJ;
c. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas pembebasan atau
keringanan Bea Masuk :
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master
list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut ke Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan jumlah pembebasan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
d. Menyerahkan PIB dalam rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean, dan SSPCP/bukti penerimaan
jaminan/STTJ surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh instansi teknis
dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi, kepada Pejabat
Penerima Dokumen di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang;
e. Menerima penolakan dalam hal data PIB dan atau Dokumen Pelengkap
Pabean yang diserahkan kurang atau tidak lengkap atau memiliki
tunggakan hutang yang telah jatuh tempo;
f. Menyerahkan kembali PIB dan Dokumen Pelengkap Pabean setelah
dilengkapi/ diperbaiki atau menyerahkan SSPCP atas pelunasan
tunggakan hutang;
g. Menerima SPPB lembar ke-2 dan menyerahkannya kepada Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang;
h. Dalam hal Importir Jalur Prioritas memanfaatkan fasilitas pembayaran
berkala:

63
1) Mengisi kolom jenis pembayaran pada PIB dengan “Pembayaran
Berkala”;
2) Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi dengan mencantumkan nomor PIB pada SSPCP;
3) Menyerahkan SSPCP dan satu lembar PIB yang telah ditandasahkan
oleh Bank Devisa Persepsi ke Kantor Pabean yang bersangkutan
paling lama pada setiap akhir bulan setelah bulan pendaftaran PIB;
4) Dalam hal Surat Keterangan Bebas (SKB) dari Direktorat Jenderal
Pajak, polis asuransi dalam negeri dan atau Form D belum dapat
diserahkan pada saat pengajuan PIB, importir membuat pernyataan
kepada Kepala Kantor Pabean yang diserahkan kepada Pejabat
Penerima Dokumen bahwa dokumen-dokumen tersebut akan
diserahkan paling lama pada saat penyerahan SSPCP;
i. Dalam hal Importir Jalur Prioritas mendapat fasilitas Impor Sementara
atau Re-impor:
1) Menerima SPJM yang sekaligus merupakan ijin pengeluaran dan
pemeriksaan fisik barang di lokasi importir;
2) Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean untuk
perbaikan persetujuan fasilitas Impor Sementara, dalam hal terdapat
perbedaan jumlah dan atau jenis barang berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik barang;
3) Menerima persetujuan Impor Sementara atau Re-impor berupa SPPB
yang ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen dari Pejabat
Penerima Dokumen.

2. Importir lainnya

Mengisi PIB, menghitung sendiri Bea Masuk, Cukai dan PDRI, dan
selanjutnya:
a. Melakukan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI melalui Bank
Devisa Persepsi;
b. Menyerahkan jaminan atas PIB yang mendapat fasilitas Impor Sementara
atau penangguhan atau Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ) apabila
mendapat fasilitas BINTEK kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan dan mendapatkan bukti penerimaan STTJ/jaminan;
c. Dalam hal importir mendapat fasilitas pembebasan atau keringanan Bea
Masuk:
1) Menyerahkan copy master list untuk ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dengan menunjukkan asli master
list pada saat pertama kali melakukan importasi;
2) Menerima copy master list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan dan selanjutnya setiap importasi
membawa copy master list tersebut ke Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan tempat pemasukan barang untuk dilakukan
pengurangan;
3) Pengurangan jumlah pembebasan dilakukan sebelum menyerahkan
PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
d. Menyerahkan PIB rangkap 3 (tiga) lengkap dengan 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean, surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh
instansi teknis dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi,
dan SSPCP/bukti penerimaan jaminan/STTJ kepada Pejabat Penerima

64
Dokumen di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang;
e. Menerima penolakan dalam hal data PIB dan atau Dokumen Pelengkap
Pabean yang diserahkan kurang atau tidak lengkap atau mempunyai
tunggakan hutang yang telah jatuh tempo;
f. Menyerahkan kembali PIB dan atau Dokumen Pelengkap Pabean setelah
dilengkapi/diperbaiki atau SSPCP pelunasan tunggakan hutang;
g. Menerima SPPB lembar kedua untuk pengeluaran barang, dalam hal
importasi ditetapkan melalui Jalur Hijau;
h. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah :
1) Menerima Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM);
2) menyerahkan bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean dalam waktu
paling lama 1 (satu) hari kerja setelah selesai pemeriksaan fisik atas
importasi yang pemeriksaan fisiknya 30% (tiga puluh persen) atau
100% (seratus persen);
3) Menerima SPPB lembar kedua untuk PIB Jalur Merah yang telah
selesai diproses;
i. Menerima Surat Penetapan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan atau Sanksi Administrasi berupa denda dan melunasinya
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Surat Penetapan dan menyerahkan SSPCP kepada :
1) Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal SPPB belum diterbitkan;
2) Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian dalam hal SPPB
telah diterbitkan;
j. Dalam hal tidak menerima keputusan penetapan kekurangan pembayaran
Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau Sanksi Administrasi berupa denda,
mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor
Pabean dengan mempertaruhkan jaminan kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/Jaminan sebesar kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan
PDRI dan atau denda dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal penerbitan Surat Penetapan, dan menyerahkan bukti penerimaan
keberatan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen dalam hal SPPB belum
diterbitkan;
k. Menerima permintaan informasi tentang Nilai Pabean, dan menyerahkan
bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean kepada Pejabat Penerima Dokumen
paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal permintaan
informasi dikirimkan.

B. Pejabat Penerima Dokumen:

1. Jalur Prioritas

a. Menerima berkas PIB dalam rangkap 3 (tiga) dan 1 (satu) set asli
Dokumen Pelengkap Pabean, SSPCP atau bukti penerimaan
jaminan/STTJ dan surat persetujuan/ijin dalam hal importasi memerlukan
ijin/rekomendasi dari instansi teknis dari importir dan mencocokkan
kebenaran dokumen-dokumen tersebut;
b. Meneliti identitas importir dan apabila terdapat perbedaan antara yang
dicantumkan di PIB dengan data Importir Jalur Prioritas
menginformasikannya kepada Pejabat yang melakukan pengawasan
untuk diteliti lebih lanjut;

65
c. Meneliti importir yang bersangkutan apakah termasuk dalam daftar
importir yang belum melunasi pembayaran berkala yang telah jatuh
tempo;
d. Mengembalikan berkas PIB karena importir masih mempunyai tunggakan
hutang yang telah jatuh tempo;
e. Memberikan bukti penerimaan (BCF 2.1 A) dan mencantumkan Nomor
Penerimaan (Nopen) pada PIB apabila PIB diterima;
f. Mendistribusikan berkas PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
g. Mengembalikan kepada importir berkas PIB yang dikembalikan oleh
Pejabat Pemeriksa Dokumen dengan Nota Pengembalian (BCF 2.1 C),
dan meminta kembali dari importir BCF 2.1 A;
h. Dalam hal importasi mendapat fasilitas impor sementara atau re-impor:
1) Menyerahkan SPJM yang sekaligus merupakan ijin untuk
pemeriksaan barang di lokasi importir;
2) Mendistribusikan Instruksi Pemeriksaan beserta photo copy invoice
dan packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat Pemeriksa
Barang;
3) Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Pejabat Pemeriksa
Barang dan meneruskannya kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
i. Menerima SPPB rangkap 2 (dua) dari Pejabat Pemeriksa Dokumen;
j. Menerima berkas PIB yang telah selesai diproses oleh Pejabat Pemeriksa
Dokumen untuk disimpan dan digabungkan dengan SSPCP apabila
importir memanfaatkan fasilitas pembayaran berkala;
k. Mendistribusikan lembar PIB untuk BI dan BPS kepada Pejabat yang
mendistribusikan dokumen;
l. Mengirimkan SPPB lembar pertama kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang dan menyerahkan SPPB lembar kedua kepada
importir;
m. Menerima SSPCP dan PIB yang telah ditandasahkan oleh Bank dari
importir dan menggabungkannya dengan berkas PIB;
n. Membuat laporan kepada Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian tentang PIB Jalur Prioritas dengan
memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum dilunasi pada
saat jatuh tempo;
o. Mengirimkan berkas PIB Impor Sementara kepada Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan;
p. Mengirimkan berkas PIB, SSPCP dan Dokumen Pelengkap Pabean
kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk diteruskan ke
Kantor Wilayah u.p unit yang melakukan audit.
2. Jalur lainnya
a. Menerima berkas PIB dalam rangkap 3 (tiga), 1 (satu) set asli Dokumen
Pelengkap Pabean dan SSPCP atau bukti penerimaan jaminan/STTJ dari
importir/PPJK, dan mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen
tersebut;
b. Menerima daftar importir yang belum melunasi tunggakan Bea Masuk,
Cukai dan PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda yang lebih
dari 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Surat Penetapan dari
Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian;
c. Meneliti identitas importir/PPJK dan apabila terdapat perbedaan antara
yang dicantumkan pada PIB dengan data yang terdapat dalam profil
importir/PPJK, menginformasikan hal tersebut kepada Pejabat yang
melakukan pengawasan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut;

66
d. Meneliti ada/tidaknya tunggakan hutang yang telah jatuh tempo atas
nama importir/PPJK yang bersangkutan atau apakah importir/PPJK
termasuk dalam black list (daftar hitam) yang diterbitkan oleh Kantor
Pusat, Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Bea dan Cukai:
1) apabila ada, PIB atas nama importir yang bersangkutan tidak
dilayani;
2) apabila tidak ada, PIB dilayani dengan memberi bukti penerimaan
(BCF 2.1 A);
e. Memberitahu importir untuk segera melakukan registrasi apabila importir
belum teregistrasi;
f. Menolak PIB dari importir yang belum melakukan registrasi setelah
mendapatkan pemberitahuan untuk melakukan registrasi;
g. Mendistribusikan berkas PIB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
h. Mengembalikan kepada importir berkas PIB yang dikembalikan oleh
Pejabat Pemeriksa Dokumen dengan Nota Pengembalian (BCF 2.1 C),
dan meminta kembali dari importir BCF 2.1 A;
i. Menerima SPPB rangkap 2 (dua) dari Pejabat Pemeriksa Dokumen dan
mengirimkan SPPB lembar ke-1 kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang dan menyerahkan SPPB lembar ke-2 kepada
importir/PPJK;
j. Dalam hal importasi ditetapkan melalui Jalur Merah:
1) Mendistribusikan fotokopi invoice dan atau packing list yang telah
ditandasahkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen serta Instruksi
Pemeriksaan kepada Pejabat Pemeriksa Barang;
2) Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang dan meneruskannya
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
k. Menerima bukti-bukti Nilai Pabean dari importir dan mendistribusikan
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen.

C. Pejabat Pemeriksa Dokumen:

1. Jalur Prioritas
a. Menerima berkas PIB dari Pejabat Penerima Dokumen dan meneliti
kelengkapan dokumen dan kebenaran pengisian PIB yang meliputi :
1) Kebenaran pengisian Identitias importir
2) Kebenaran pengisian kode dan nilai valuta asing;
3) Kebenaran Penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
4) kebenaran ijin dari instansi teknis apabila importasi tersebut
memerlukan ijin dari instansi teknis, dan apabila perijinan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya membuat Nota Pemberitahuan
kepada importir yang bersangkutan untuk menggantinya dengan
yang seharusnya dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja;
b. Apabila terdapat kesalahan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
(kecuali butir a.4), berkas PIB dikembalikan kepada importir melalui
Pejabat Penerima Dokumen dengan Nota Pengembalian (BCF 2.1 C)
disertai dengan penjelasan tentang hal-hal yang harus diperbaiki atau
dilengkapi;
c. Membukukan PIB ke dalam BCP-BC 2.0 dan memberikan nomor
pendaftaran PIB;
d. Dalam hal importasi mendapat fasilitas impor sementara atau re-impor:

67
1) Menerbitkan dan menandatangani SPJM dan Instruksi Pemeriksaan;
2) Menyerahkan SPJM dan Instruksi Pemeriksaan beserta photo copy
invoice dan packing list yang telah ditandasahkan kepada Pejabat
Penerima Dokumen;
3) Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Pejabat Pemeriksa
Barang melalui Pejabat Penerima Dokumen;
4) Mengembalikan LHP yang kurang jelas kepada Pejabat Pemeriksa
Barang disertai penjelasan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki;
e. Menerbitkan dan menandatangani SPPB rangkap 2 (dua) dan
menyerahkannya kepada Pejabat Penerima Dokumen;
f. Mengirimkan berkas PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen.

2. Jalur lainnya

a. Menerima berkas PIB dari Pejabat Penerima Dokumen dan meneliti


kelengkapan dokumen dan kebenaran pengisian PIB berdasarkan invoice,
packing list dan Dokumen Pelengkap Pabean lainnya, yang meliputi:
1) Kebenaran pengisian Identitas importir;
2) Kebenaran pengisian kode dan nilai valuta asing, dan atau pos tarif
tidak tercantum dalam BTBMI;
3) Kebenaran Penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI;
4) kebenaran ijin dari instansi teknis apabila importasi tersebut
memerlukan ijin dari instansi teknis, dan apabila perijinan tersebut
tidak sesuai dengan yang seharusnya membuat Nota Pemberitahuan
kepada importir yang bersangkutan untuk memperbaikinya;
b. Mencocokkan data bukti pembayaran (SSPCP) dengan nomor dan
tanggal serta jumlah pembayaran yang tercantum dalam PIB;
c. Dalam hal PIB tidak sesuai atau kurang lengkap, mengembalikan berkas
PIB kepada importir melalui Pejabat Penerima Dokumen dengan Nota
Pengembalian (BCF 2.1 C) disertai dengan penjelasan tentang hal-hal
yang harus diperbaiki atau dilengkapi;
d. Membukukan PIB ke dalam BCP-BC 2.0 dan memberikan nomor
pendaftaran PIB apabila PIB diterima;
e. Menetapkan jalur pengeluaran barang berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan:
1) Jalur Hijau;
2) Jalur Merah, dengan menentukan tingkat pemeriksaan fisik barang
10% (sepuluh persen), 30% (tiga puluh persen) atau 100% (seratus
persen);
f. Menandatangani SPPB rangkap 2 (dua) apabila PIB ditetapkan mendapat
Jalur Hijau;
g. Menandatangani SPJM dan Instruksi Pemeriksaan apabila PIB ditetapkan
mendapat Jalur Merah;
h. Menerima LHP dan Pejabat Pemeriksa Barang melalui Pejabat Penerima
Dokumen;
i. Mengembalikan LHP yang kurang jelas kepada Pejabat Pemeriksa
Barang melalui Pejabat Penerima Dokumen disertai penjelasan mengenai
hal-hal yang harus diperbaiki;
j. Mengirimkan contoh barang ke laboratorium Direktorat Jenderal guna
identifikasi barang apabila diperlukan;
k. Meneliti kebenaran klasifikasi, pembebanan, dan Nilai Pabean;

68
l. Menerbitkan permintaan informasi tentang Nilai Pabean apabila
meragukan kebenaran Nilai Pabean yang diberitahukan pada PIB Jalur
Hijau;
m. Meneliti bukti-bukti kebenaran Nilai Pabean yang diterima dari importir
melalui Pejabat Penerima Dokumen;
n. Dalam hal jumlah dan jenis barang impor pada PIB yang mendapat Jalur
Merah sesuai:
1) terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir beresiko tinggi,
menerbitkan SPPB setelah proses penetapan Nilai Pabean, yang
harus dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
sejak tanggal penerimaan LHP, selesai;
2) menerbitkan SPPB tanpa menunggu proses penetapan Nilai Pabean
terhadap PIB yang diberitahukan oleh importir beresiko sedang atau
rendah;
o. Dalam hal PIB mendapat Jalur Hijau dapat memberikan catatan pada PIB
yang bersangkutan disertai rekomendasi kepada Pejabat yang
melaksanakan audit untuk melakukan audit;
p. Dalam hal terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan
PDRI, menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi admnistrasi berupa denda dalam 2
(dua) rangkap, dengan peruntukan :
1) Lembar pertama untuk Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian sebagai dasar penerbitan surat penagihan;
2) Lembar kedua disematkan pada berkas PIB;
q. Mengirim berkas PIB dan LHP kepada Pejabat yang melakukan
pengawasan, dalam hal terdapat kesalahan jumlah dan atau jenis barang
yang mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan
PDRI sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang
telah dibayar;
r. Mengirimkan berkas PIB kepada:
1) Pejabat yang mendistribusikan dokumen apabila PIB tidak terkena
Surat Penetapan karena kekurangan bayar;
2) Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian apabila PIB
terkena Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan atau sanksi administrasi berupa denda;
s. Menerima SSPCP pelunasan kekurangan pembayaran untuk PIB Jalur
Merah;
t. Dalam hal terdapat barang impor yang terkena ketentuan larangan dan
pembatasan yang tidak diberitahukan atau diberitahukan tidak benar
dalam PIB :
1) menerbitkan Nota Pemberitahuan dalam rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan:
a) Lembar pertama untuk importir;
b) Lembar kedua untuk Pejabat yang melakukan pengawasan;
c) Lembar ketiga untuk disematkan pada berkas PIB;
2) mengirimkan berkas PIB kepada Pejabat yang melakukan
pengawasan untuk diproses lebih lanjut;
3) menerima kembali berkas PIB dari Pejabat yang melakukan
pengawasan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

69
penerbitan Nota Pemberitahuan, untuk diproses lebih lanjut setelah
persyaratan dipenuhi;
u. Menerbitkan dan menandatangani SPPB rangkap 2 (dua);
v. Dalam hal terdapat barang impor berupa barang kena Cukai yang
dikemas untuk penjualan eceran, hanya dapat dikeluarkan dari Kawasan
Pabean atau tempat lain yang berada dibawah Pengawasan Pabean
setelah dilekati tanda pelunasan atau pengawasan Cukai sesuai ketentuan
yang berlaku.

D. Pejabat Pemeriksa Barang :

1. Menerima Instruksi Pemeriksaan berikut copy invoice dan packing list dari
Pejabat Penerima Dokumen;
2. Menerima persetujuan pemeriksaan barang di lokasi importir apabila
pemeriksaan dilakukan di lokasi importir;
3. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan ke
dalam LHP pada formulir Instruksi Pemeriksaan;
4. Menyerahkan LHP kepada Pejabat Penerima Dokumen untuk diteruskan
kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen;
5. Melakukan perbaikan terhadap LHP yang dikembalikan oleh Pejabat
Pemeriksa Dokumen;
6. Menyerahkan kembali LHP yang telah diperbaiki kepada Pejabat Pemeriksa
Dokumen.

E. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

1. Menerima SPPB rangkap ke-1 dari Pejabat Penerima Dokumen dan SPPB
rangkap kedua dari importir;
2. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan nomor,
merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas atau jumlah barang
curah yang bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk penyelesaian
lebih lanjut;
c. memberikan catatan pada SPPB dalam hal jumlah kemasan/peti
kemas/barang curah kedapatan kurang (eksep), dan penanganan
selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan tatakerja penyelesaian barang
impor yang kedapatan eksep;
3. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;
4. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan pengeluaran;
5. Melakukan penegahan pengeluaran barang impor dalam hal diterbitkan surat
perintah penegahan atau surat perintah pemeriksaan mendadak dan memberi
catatan tentang penegahan tersebut pada SPPB bersangkutan, selanjutnya
menyerahkan SPPB tersebut kepada Pejabat yang melakukan pengawasan;
6. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup pos
BC 1.1;
7. Mengirimkan SPJM Importir Jalur Prioritas kepada Pejabat Penerima
Dokumen untuk dilampirkan pada berkas PIB.

70
F. Pejabat yang Mengelola Manifest :

1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk
disematkan pada PIB bersangkutan.

G. Pejabat yang Melakukan Pengawasan :

1. Menerima berkas PIB dan Nota Pemberitahuan tentang adanya barang


larangan/pembatasan dari Pejabat Pemeriksa Dokumen;
2. Mengirimkan kembali berkas PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1
paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen apabila persyaratan
impor telah dipenuhi;
3. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 1 sesuai ketentuan
apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan, persyaratan impor tidak dipenuhi;
4. Menerbitkan Surat Keputusan tentang barang dikuasai negara terhadap
barang impor sebagaimana dimaksud dalam butir 1 ;
5. Menerima berkas PIB dan LHP dari Pejabat Pemeriksa Dokumen terhadap
barang impor yang kedapatan jumlah dan atau jenisnya tidak sesuai, sehingga
mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI
sebesar 100% (seratus persen) atau lebih dari pungutan impor yang telah
dibayar;
6. Memproses PIB sebagaimana dimaksud dalam butir 5 dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari untuk memutuskan:
b. diteruskan ke proses penyidikan apabila terbukti melanggar ketentuan
pidana yang diatur dalam UndangUndang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan; atau
c. dikembalikan kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen untuk diproses lebih
lanjut karena tidak cukup bukti;
7. Menerbitkan NHI dan surat perintah penegahan terhadap PIB Jalur Hijau;
8. Menerima dan menyimpan SPPB dari PIB Jalur Hijau yang terkena
penegahan atau pemeriksaan mendadak dari petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
9. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap PIB yang terkena penegahan dan atau
pemeriksaan mendadak yang perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan;
10. Mengirimkan berkas PIB sesuai butir 9 kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen
apabila berdasarkan penelitian tidak cukup bukti untuk dilakukan penyidikan.

H. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen :

1. Menerima berkas PIB yang telah diterbitkan SPPB-nya dari Pejabat


Pemeriksa Dokumen;
2. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest;
3. Meneliti kelengkapan berkas PIB dan menyematkan SPPB pada PIB yang
bersangkutan;
4. Menyerahkan berkas PIB yang mendapat fasilitas impor sementara atau
penangguhan atau yang mendapat fasilitas pembebbasan Bea Masuk, Cukai

71
dan PDRI, PIB Jalur Merah yang pengeluaran barangnya dengan
menyerahkan jaminan, kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
5. Menerima berkas PIB fasilitas yang telah selesai dari Pejabazt yang
mengelola fasilitas/jaminan;
6. Mengirimkan berkas PIB Jalur Prioritas ke Kantor Wilayah up. Unit yang
melakukan Audit;
7. menatausahakan PIB sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal tentang
Penatausahaan Dokumen, Barang dan Penerimaan Negara Dalam Rangka
Impor.

I. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:


1. Menerima Copy masterlist dari importir yang mendapat fasilitas pembebasan
atau keringanan Bea Masuk untuk ditandasahkan berdasarkan masterlist asli;
2. Melakukan pengurangan jumlah pembebasan yang dilakukan sebelum
importir menyerahkan PIB kepada Pejabat Penerima Dokumen;
3. Menerima dan membukukan jaminan;
4. Menerima STTJ apabila importasi mendapat fasilitas BINTEK;
5. Menerima dan membukukan jaminan yang dipertaruhkan di Kantor Pabean
tersebut;
6. Memberikan bukti penerimaan jaminan/STTJ;
7. Menerima berkas PIB fasilitas dari Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
8. Melakukan pemantauan penyelesaian PIB fasilitas;
9. Menerima bukti penyelesaian PIB fasilitas;
10. Mencairkan jaminan yang telah jatuh tempo dan menyetorkannya
berdasarkan masing-masing PIB ke Bank Devisa Persepsi;
11. Mengirimkan berkas PIB fasilitas yang telah diselesaikan kepada Pejabat
yang mendistribusikan dokumen.

J. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian


1. Melakukan pemantauan atas penyelesaian tagihan yang telah jatuh tempo;
2. Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi administrasi berupa
denda yang telah jatuh tempo;
3. Menerima SSPCP atas pelunasan kekurangan pembayaran Bea masuk dan
pungutan lainnya dan membukukan data pelunasan tersebut;
4. Menerima PIB dari Pejabat Pemeriksa Dokumen yang menerbitkan Surat
Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau sanksi
administrasi berupa denda;
5. Menerima laporan dari Pejabat Penerima Dokumen tentang PIB Jalur
Prioritas dengan memanfaatkan fasilitas Pembayaran Berkala yang belum
dilunasi pada saat jatuh tempo;
6. Menerbitkan Surat Tagihan dan menghitung besarnya sanksi administrasi
berupa denda atas keterlambatan pelunasan hutang berdasarkan fasilitas
Pembayaran Berkala;
7. Menerima dan menyelesaikan permohonan pengembalian yang diajukan oleh
importir.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

72
73
LAMPIRAN V
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIBT (BC 2.1)

A. Importir/PPJK :

1. Mengisi PIBT secara lengkap dan benar dalam rangkap 3 (tiga) dan
menyerahkannya kepada Pejabat Pabean di Kantor Pabean tempat
pengeluaran barang;
2. Menerima berkas PIBT dari Pejabat Pabean berikut penghitungan Bea
Masuk, Cukai dan PDRI yang harus dibayar;
3. Menerima Nota Pemberitahuan dari Pejabat Pabean, dalam hal importasi
memerlukan perijinan/rekomendasi dari instansi teknis;
4. Membayar Bea Masuk, Cukai dan PDRI di Bank Devisa Persepsi atau Kantor
Pabean apabila terdapat pungutan negara yang harus dibayar;
5. Menyerahkan kembali PIBT beserta bukti pembayaran kepada Pejabat
Pabean;
6. Menerima SPPB lembar ke-2 dan menyerahkan SPPB tersebut kepada
Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
7. Menerima SPPB yang telah ada catatan pengeluaran dari Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang.

B. Pejabat Pabean :

1. Menerima berkas PIBT dalam rangkap 3 (tiga) dari Importir/PPJK;


2. Melakukan penelitian identitas importir;
3. Mencatat PIBT kedalam Buku Catatan Pabean (BCP BC 2.1) dan
memberikan nomor pendaftaran;
4. Menerbitkan Instruksi Pemeriksaan dan menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang
untuk melakukan pemeriksaan fisik barang;
5. Menerima LHP dari Pejabat Pemeriksa Barang;
6. Menetapkan Nilai Pabean, klasifikasi dan pembebanan impor berdasarkan
BTBMI serta menghitung Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang terhutang;
7. Menyerahkan berkas PIBT kepada importir untuk pembayaran Bea Masuk,
Cukai dan PDRI;
8. Menerima kembali berkas PIBT beserta SSPCP;
9. Menerbitkan SPPB dalam rangkap 2 (dua) dengan peruntukan:
a. lembar pertama, kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
b. lembar kedua, kepada importir untuk pengeluaran barang;
10. Mengirimkan berkas PIBT kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen;
11. Dalam hal terdapat barang impor yang terkena ketentuan larangan dan
pembatasan yang tidak diberitahukan atau diberitahukan tidak benar dalam
PIBT :
a. menerbitkan Nota Pemberitahuan dalam rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan:

73
1) lembar pertama, untuk importir;
2) lembar kedua, untuk Pejabat yang melakukan pengawasan;
3) lembar ketiga, untuk disematkan pada berkas PIBT;
b. mengirimkan berkas PIBT kepada Pejabat yang melakukan pengawasan
untuk diproses lebih lanjut;
12. Menerima kembali berkas PIBT dari Pejabat yang melakukan pengawasan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan Nota
Pemberitahuan, untuk diproses lebih lanjut.

C. Pejabat Pemeriksa Barang :

1. Menerima Instruksi Pemeriksaan dari Pejabat Pabean;


2. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan atau mengambil contoh barang bila
diperlukan, serta menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam LHP pada
formulir Instruksi Pemeriksaan;
3. Menyerahkan LHP dan contoh barang apabila ada kepada Pejabat Pabean;
4. Melakukan perbaikan terhadap LHP yang dikembalikan oleh Pejabat Pabean;
5. LHP yang telah diperbaiki diserahkan kembali kepada Pejabat Pabean.

D. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

1. Menerima SPPB lembar pertama dari Pejabat Pabean dan SPPB lembar
kedua dari importir;
2. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan nomor,
merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk penyelesaian
lebih lanjut;
3. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;
4. Mengembalikan SPPB lembar kedua kepada importir setelah diberi catatan
pengeluaran;
5. Mengirimkan SPPB lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola manifest
untuk ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk
menutup pos BC 1.1.

E. Pejabat yang Mengelola Manifest :

1. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


2. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
3. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk
disematkan pada PIBT yang bersangkutan;

F. Pejabat yang Melakukan Pengawasan :

1. Menerima berkas PIBT dan Nota Pemberitahuan tentang adanya barang


larangan/pembatasan dari Pejabat Pabean;
2. Mengirimkan kembali berkas PIBT sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

74
paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan kepada Pejabat Pabean apabila persyaratan impor
dipenuhi;
3. Memproses PIBT sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sesuai ketentuan
apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penerbitan
Nota Pemberitahuan persyaratan impor tidak dipenuhi;
4. Menerbitkan Surat Keputusan tentang barang dikuasai negara terhadap
barang impor sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

G. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen :

1. Menerima berkas PIBT yang telah diterbitkan SPPB-nya dari Pejabat Pabean;
2. Menerima SPPB dari Pejabat Pengelola Manifest;
3. Meneliti kelengkapan berkas PIBT dan menyematkan SPPB pada PIBT yang
bersangkutan.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

75
LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENYELESAIAN BARANG IMPOR DENGAN PIB EKSEP

A. Importir :

1. Menyelesaikan pengeluaran barang impor eksep dengan SPPB eksep paling


lama dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
penerbitan SPPB;
2. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean untuk mendapatkan
persetujuan pengeluaran barang impor eksep dengan SPPB eksep, setelah
barang impor eksep tersebut tiba dan ditimbun di Kawasan Pabean;
3. Menyerahkan persetujuan Kepala Kantor Pabean beserta SPPB eksep lembar
kedua kepada Pejabat Pabean untuk penyelesaian barang impor eksep
tersebut;
4. Memberitahukan Kepala Kantor Pabean bahwa barang impor eksep tidak
akan tiba dalam batas waktu yang telah ditetapkan yakni 60 (enam puluh)
hari terhitung sejak tanggal penerbitan SPPB atau barang impor eksep
tersebut tidak akan didatangkan lagi;
5. Mengajukan permohonan pengembalian Bea Masuk kepada Kepala Kantor
Pabean;
6. Mengajukan PIB baru dengan membayar Bea Masuk, Cukai dan PDRI,
apabila barang impor eksep tersebut tiba di Kawasan Pabean melebihi jangka
waktu yang telah ditetapkan atau lebih dari 60 (enam puluh) hari terhitung
sejak tanggal penerbitan SPPB.
7. Menerima SPPB eksep lembar kedua yang telah ada catatan pengeluaran dari
Petugas yang mengawasi pengeluaran barang.

B. Pejabat Pabean :

1. Menyimpan SPPB eksep lembar pertama;


2. Menerima persetujuan Kepala Kantor Pabean beserta SPPB eksep lembar
kedua dari importir untuk penyelesaian barang impor eksep tersebut;
3. Meminjam PIB barang impor bersangkutan dari Pejabat yang
mendistribusikan dokumen;
4. Menyerahkan berkas PIB dan SPPB eksep kepada Pejabat Analis Hi-Co
Scan;
5. Apabila importir telah memberitahukan bahwa barang impor eksep tersebut
tidak akan didatangkan lagi, atau barang impor eksep tidak datang sampai
batas waktu yang telah ditetapkan, maka Pejabat Pabean :
a. Memberikan catatan pada SPPB eksep lembar pertama bahwa barang
impor eksep tidak akan didatangkan lagi atau barang impor eksep tidak
datang sampai batas waktu yang telah ditetapkan;

76
b. Mengirimkan SPPB eksep lembar pertama kepada Pejabat yang
mengelola manifest.
6. Menerima SPPB eksep dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang
dalam hal SPPB Eksep tidak sesuai merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/peti kemas yang bersangkutan untuk proses lebih lanjut;

C. Pejabat Analis Hi-Co Scan :

1. Menerima berkas PIB dan SPPB eksep dari Pejabat Pabean;


2. Melakukan pemeriksaan melalui Hi-Co Scan;
3. Apabila hasil pemeriksaan Hi-Co Scan kedapatan sesuai :
a. Memberikan catatan pada SPPB eksep, dan menyerahkannya kepada
Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
b. Menyerahkan kembali berkas PIB kepada Pejabat Pabean.
4. Apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian, memberikan keputusan untuk
dilakukan pemeriksaan fisik barang dan penyelesaian selanjutnya sesuai
dengan tatakerja sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II, III atau IV
Keputusan Direktur Jenderal ini.

D. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

1. Menerima SPPB eksep lembar pertama dan kedua;


2. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB eksep dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
eksep dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
3. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB eksep;
4. Mengembalikan SPPB eksep lembar kedua kepada importir setelah diberi
catatan pengeluaran;
5. Mengirimkan SPPB eksep lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola
manifest untuk ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar
untuk menutup pos BC 1.1.

E. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Meneliti kedua pos pada kedua BC 1.1 bersangkutan, yang mana pada kedua
pos dimaksud terdapat keterangan atau remark yang saling menunjuk;
b. Menerima SPPB eksep dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
c. Menutup kedua Pos pada kedua BC 1.1 bersangkutan dan memberikan catatan
yang saling menunjuk antara kedua pos dimaksud;
d. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen untuk
disematkan pada PIB bersangkutan;

77
e. Menerima SPPB eksep dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang
dalam hal SPPB Eksep tidak sesuai merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/peti kemas yang bersangkutan untuk proses lebih lanjut.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

78
LAMPIRAN VII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR LAINNYA

A. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN


PABEAN UNTUK DITIMBUN DI TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
(TPB)

1. Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB)/Penyelenggara Kawasan


Berikat (PKB) yang merangkap sebagai PDKB / Pengusaha Pada
Gudang Berikat (PPGB)/ Penyelenggara Gudang Berikat (PGB) yang
merangkap sebagai PPGB/ Penyelenggara Entrepot untuk Tujuan
Pameran(PETP)/ Pengusaha pada Toko Bebas Bea (PTBB) :

a. Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 2.3 secara lengkap dan benar;


b. Menyerahkan kepada Pejabat Pabean yang mengawasi TPB BC 2.3
dalam rangkap 3 (tiga) ditambah 3 (tiga) copy lembar pertama dan
dilampiri:
1) asli/copy AWB, invoice, packing list dan dokumen pendukung
lainnya untuk barang impor yang diangkut dengan sarana
pengangkut yang melalui udara; atau
2) B/L, invoice, packing list dan dokumen pendukung lainnya untuk
barang impor yang diangkut dengan sarana pengangkut yang melalui
laut;
1) Menerima kembali BC 2.3 lembar pertama, kedua dan ketiga
ditambah 2 (dua) copy lembar pertama berikut B/L/AWB, invoice,
packing list dan dokumen pendukung lainnya dari Pejabat Pabean yang
mengawasi TPB setelah mendapat nomor pendaftaran;
2) Menyerahkan BC 2.3 lembar pertama, kedua dan ketiga ditambah 2
(dua) copy lembar pertama berikut B/L/AWB, invoice, packing list dan
dokumen pendukung lainnya kepada Pejabat yang mengelola manifest di
Kantor Pabean tempat pengeluaran barang, dalam hal BC 1.1 belum
diterima maka harus disertakan copy manifest yang telah ditandasahkan
oleh pengangkut;
3) Menerima BC 2.3 lembar pertama dan ketiga dari Petugas yang
mengawasi pengeluaran barang di Kantor Pabean tempat pengeluaran
barang, untuk melindungi pengangkutan barang sampai di TPB;
4) Menyerahkan BC 2.3 lembar pertama dan ketiga kepada Pejabat
Pabean yang mengawasi TPB pada saat barang impor tiba di TPB;
5) Menerima BC 2.3 lembar ketiga dari Pejabat Pabean yang
mengawasi TPB setelah diberikan catatan pemasukan barang di TPB.

2. Pejabat Pabean yang mengawasi TPB :

a. Menerima BC 2.3 dalam rangkap 3 (tiga) ditambah 3 (tiga) copy lembar


pertama dilampiri B/L/AWB, invoice, packing list dan dokumen

79
pendukung lainnya dari PDKB/PKB yang merangkap sebagai
PDKB/PPGB/PGB yang merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB, dan
meneliti kebenaran pengisian dan data BC 2.3;
b. Membukukan BC 2.3 ke dalam BCP-BC 2.3 dan memberikan nomor
pendaftaran pada BC 2.3;
c. Menyerahkan BC 2.3 lembar pertama, kedua dan ketiga ditambah 2 (dua)
copy lembar pertama berikut B/L/AWB, invoice, packing list dan
dokumen pendukung lainnya kepada PDKB/PKB yang merangkap
sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB,
serta menyimpan 1 (satu) copy lembar pertama BC 2.3 sebagai arsip;
d. Memonitor kedatangan barang impor di TPB;
e. Menerima BC 2.3 lembar pertama dan ketiga dari PDKB/PKB yang
merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap sebagai
PPGB/PETP/PTBB pada saat kedatangan barang impor di TPB;
f. Menyerahkan BC 2.3 lembar pertama dan ketiga kepada Petugas yang
mengawasi pemasukan barang di TPB untuk melakukan pengecekan
segel Bea dan Cukai yang diterakan pada kemasan/petikemas dan
pengawasan stripping barang ke dalam TPB;
g. Menerima kembali BC 2.3 lembar pertama dan ketiga dari Petugas yang
mengawasi pemasukan barang setelah diberikan catatan tentang
pemasukan barang di TPB;
h. Menyerahkan BC 2.3 lembar ketiga kepada PDKB/PKB yang merangkap
sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB
setelah diberi catatan pemasukan barang di TPB;
i. Menerima lembar kedua BC 2.3 dari Pejabat yang mengelola manifest
Kantor Pabean tempat pengeluaran barang yang telah diberi catatan
tentang pengeluaran barang;
j. Mencatat hasil pengawasan pemasukan barang pada lembar kedua BC
2.3 yang diterima dari Pejabat yang mengelola manifest Kantor Pabean
tempat pengeluaran barang;
k. Mengirimkan kembali lembar kedua BC 2.3 dengan surat pengantar
kepada Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat
pengeluaran barang setelah diberi catatan pemasukan barang sebagai
konfirmasi bahwa barang impor telah sampai di TPB.

3. Petugas yang Mengawasi Pemasukan Barang di TPB

a. Menerima BC 2.3 lembar pertama dan ketiga dari Pejabat Pabean yang
mengawasi TPB;
b. Melakukan pengecekan segel Bea dan Cukai yang diterakan pada
kemasan/petikemas dan mencocokkan merek, nomor, ukuran, jumlah dan
jenis kemasan/petikemas serta identitas sarana pengangkut darat yang
tercantum dalam BC 2.3 :
1) apabila kedapatan sesuai, melakukan pengawasan pembongkaran/
stripping dan penimbunan barang di TPB;
2) apabila kedapatan tidak sesuai atau segel Bea dan Cukai kedapatan
rusak atau terdapat indikasi bahwa kemasan/petikemas telah dibuka,
membuat Berita Acara yang ditandatangani oleh PDKB/PKB yang
merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap sebagai
PPGB/PETP/PTBB, melaporkannya kepada Kepala Kantor Pabean
untuk penyelesaian lebih lanjut dan pembongkaran tidak dapat
dilakukan sebelum mendapatkan ijin dari Kepala Kantor Pabean;

80
c. Memberikan catatan pemasukan, tanggal dan jam pemasukan barang
pada BC 2.3 lembar pertama dan ketiga;
d. Mengirimkan kembali BC 2.3 lembar pertama dan ketiga kepada Pejabat
Pabean yang mengawasi TPB setelah diberi catatan tentang pemasukan
barang di TPB.

4. Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tempat


Pengeluaran Barang:

a. Menerima dari PDKB/PKB yang merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB


yang merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB BC 2.3 lembar pertama,
kedua dan ketiga yang telah mendapat nomor pendaftaran dari Pejabat
Pabean yang mengawasi TPB ditambah 2 (dua) copy lembar pertama
berikut B/L/AWB, invoice, packing list dan dokumen pendukung
lainnya, dalam hal BC 1.1 belum diterima maka harus disertakan copy
manifest yang telah ditandasahkan oleh pengangkut;
b. Meneliti BC 2.3 serta:
1) mencocokkannya dengan pos BC 1.1 :
a) apabila kedapatan sesuai :
i. menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
ii. memberikan persetujuan pengeluaran barang pada BC 2.3
lembar pertama, kedua, ketiga dan 2 (dua) copy lembar
pertama;
iii. mengirimkan BC 2.3 lembar pertama, kedua, ketiga dan 1
(satu) copy lembar pertama kepada Pejabat Pabean di Kantor
Pabean tempat pengeluaran barang;
iv. menyimpan 1 (satu) copy lembar pertama BC 2.3 untuk
monitoring;
v. mengembalikan B/L/AWB, invoice, packing list dan
dokumen pendukung lainnya kepada PDKB/PKB yang
merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap
sebagai PPGB/PETP/PTBB;
b) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 2.3 dikembalikan kepada
PDKB/PKB yang merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang
merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB untuk diperbaiki;
2) mencocokkannya dengan copy manifest yang telah ditandasahkan
pengangkut:
a) apabila kedapatan sesuai:
i. memberikan persetujuan pengeluaran barang pada BC 2.3
lembar pertama, kedua, ketiga dan 2 (dua) copy lembar
pertama;
ii. mengirimkan BC 2.3 lembar pertama, kedua, ketiga dan 1
(satu) copy lembar pertama kepada Pejabat Pabean di Kantor
Pabean tempat pengeluaran barang;
iii. menyimpan copy manifest yang telah ditandasahkan
pengangkut untuk penutupan pos BC 1.1 yang bersangkutan
setelah BC 1.1 diterima;
iv. menyimpan 1 (satu) copy lembar pertama BC 2.3 untuk
monitoring;
v. mengembalikan B/L/AWB, invoice, packing list dan

81
dokumen pendukung lainnya kepada PDKB/PKB yang
merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap
sebagai PPGB/PETP/PTBB;
b) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 2.3 dikembalikan kepada
PDKB/PKB yang merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang
merangkap sebagai PPGB/PETP/PTBB untuk diperbaiki;
c. Menerima kembali BC 2.3 lembar kedua dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang setelah diberikan catatan pengeluaran barang dan
peneraan segel serta tanggal dan jam pengeluaran barang;
d. Mencatat hasil pengawasan pengeluaran barang, peneraan segel serta
tanggal dan jam pengeluaran barang pada copy lembar pertama BC 2.3;
e. Mengirimkan lembar kedua BC 2.3 kepada Pejabat Pabean yang
mengawasi TPB setelah diberi catatan pengeluaran barang, peneraan
segel serta tanggal dan jam pengeluaran barang sebagai verkliker;
f. Menerima kembali lembar kedua BC 2.3 yang telah diberi catatan
pemasukan barang di TPB dari Pejabat Pabean yang mengawasi TPB
sebagai konfirmasi bahwa barang impor telah sampai di TPB;
g. Apabila BC 2.3 lembar kedua tidak diterima kembali dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pengeluaran, meminta
konfirmasi dari Pejabat Pabean yang mengawasi TPB tentang realisasi
pemasukan barang di TPB.

5. Pejabat Pabean di Kantor Pabean Tempat Pengeluaran Barang:

a. Menerima BC 2.3 lembar pertama, kedua, ketiga dan 1 (satu) copy


lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean
tempat pengeluaran barang;
b. Membukukan BC 2.3 ke dalam buku bantu BC 2.3;
c. Memberikan nomor segel pada BC 2.3 lembar pertama, kedua dan
ketiga;
d. Mengirimkan BC 2.3 lembar pertama, kedua dan ketiga berikut kertas
segel kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang untuk
pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti
kemas, peneraan segel dan pengawasan pengeluaran barang;
e. Menyimpan copy lembar pertama BC 2.3 sebagai arsip.

6. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang di Kantor Pabean


Tempat Pengeluaran Barang:

a. Menerima BC 2.3 lembar pertama, kedua dan ketiga berikut kertas segel
dari Pejabat Pabean di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang;
b. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan BC 2.3 dengan
nomor, merek,ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, melakukan peneraan segel pada
kemasan/petikemas dan selanjutnya barang impor dapat dikeluarkan;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, BC 2.3
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest Kantor Pabean
tempat pengeluaran barang untuk penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang, peneraan segel, tanggal
dan jam pengeluaran barang serta identitas sarana pengangkut darat pada

82
BC 2.3;
1) Menyerahkan BC 2.3 lembar pertama dan ketiga kepada PDKB/PKB
yang merangkap sebagai PDKB/PPGB/PGB yang merangkap
sebagai PPGB/PETP/PTBB untuk melindungi pengangkutan barang
sampai di TPB;
2) Mengirimkan BC 2.3 lembar kedua setelah diberikan catatan
pengeluaran barang, peneraan segel, tanggal dan jam pengeluaran
barang serta identitas sarana pengangkut darat kepada Pejabat yang
mengelola manifest Kantor Pabean tempat pengeluaran barang.
d. Terhadap Barang Impor yang pengiriman dilakukan melalui Perusahaan
Jasa Titipan, proses pemasukannya ke TPB dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

B. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN


PABEAN UNTUK DIANGKUT KE TEMPAT PENIMBUNAN
SEMENTARA (TPS) DI KAWASAN PABEAN LAINNYA

1. Importir :

a. Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 1.2 dalam rangkap 3 (tiga) secara


lengkap dan benar;
b. Menyerahkan jaminan atas Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan di Kantor Pabean tempat
pengeluaran/pemuatan barang;
c. Menyerahkan BC 1.2 beserta bukti penerimaan jaminan kepada Pejabat
yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat
pengeluaran/pemuatan barang;
d. Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola
manifest setelah diberikan catatan pengeluaran/pemuatan barang dan
jangka waktu pengangkutan, untuk melindungi pengangkutan barang
sampai di TPS tujuan;
e. Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean yang mengawasi TPS tujuan pada saat barang
impor tiba di TPS tersebut;
f. Menerima kembali bukti penerimaan jaminan dari Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean tempat pengeluaran/pemuatan
barang setelah barang impor sampai di TPS tujuan, untuk menarik
kembali jaminan yang telah diserahkan;
g. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat yang mengelola
penagihan/ pengembalian di Kantor Pabean tempat
pengeluaran/pemuatan barang serta membayar Bea Masuk, Cukai, PDRI
dan denda, apabila barang impor tersebut tidak sampai di TPS tujuan,
atau jumlah barang impor yang dibongkar/ditimbun kedapatan kurang,
dan importir tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kesalahan
tersebut.

2. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan di Kantor Pabean Tempat


Pengeluaran/ Pemuatan Barang:

a. Menerima jaminan atas Bea Masuk, Cukai dan PDRI, serta memberikan

83
bukti penerimaan jaminan kepada importir;
b. Menerima kembali bukti penerimaan jaminan dari importir setelah
barang impor tiba di TPS tujuan, dan selanjutnya mengembalikan
jaminan kepada importir;
c. Mencairkan jaminan, dalam hal diterbitkan Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa
denda, dan importir tidak melunasi Bea Masuk, Cukai, PDRI dan denda
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

3. Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tempat


Pengeluaran/Pemuatan Barang:

a. Menerima BC 1.2 dalam rangkap 3 (tiga) beserta bukti penerimaan


jaminan dari importir dan meneliti kebenaran data BC 1.2;
b. Membukukan BC 1.2 ke dalam BCP-BC 1.2 (Khusus dari TPS ke TPS
Kawasan Pabean Lain) dan memberikan nomor pendaftaran pada BC 1.2;
c. Mencocokkan BC 1.2 dengan pos BC 1.1:
1) apabila kedapatan sesuai:
i. menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
ii. memberikan persetujuan pengeluaran/pemuatan barang pada BC
1.2;
iii. mengirimkan BC 1.2 kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran/pemuatan barang, untuk dilakukan pencocokkan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/petikemas dan
peneraan segel pada kemasan/petikemas serta untuk pengawasan
pengeluaran/pemuatan barang;
2) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 dikembalikan kepada importir
untuk diperbaiki;
d. Menerima kembali BC 1.2 dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran/pemuatan barang, setelah diberi catatan
pengeluaran/pemuatan barang dan peneraan segel;
e. Mencantumkan pada BC 1.2 perkiraan jangka waktu pengangkutan
barang impor sampai di tempat tujuan;
f. Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada importir, untuk melindungi
pengangkutan barang sampai di TPS tujuan;
g. Mengirim BC 1.2 lembar kedua kepada Pejabat yang mengelola manifest
di Kantor Pabean yang mengawasi TPS tujuan sebagai verkliker;
h. Menyimpan BC 1.2 lembar ketiga beserta bukti penerimaan jaminan
untuk monitoring;
i. Menerima kembali BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean yang mengawasi TPS tujuan;
j. Menyerahkan bukti penerimaan jaminan kepada importir, setelah BC 1.2
lembar kedua diterima kembali dari Pejabat yang mengelola manifest di
Kantor Pabean yang mengawasi TPS tujuan;
k. Apabila BC 1.2 lembar kedua tidak diterima kembali dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari setelah waktu yang ditetapkan, meminta
konfirmasi dari Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean yang
mengawasi TPS tujuan tentang realisasi pembongkaran/penimbunan
barang dimaksud;
l. Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean yang mengawasi TPS tujuan, bahwa BC 1.2

84
lembar pertama tidak diterima dari importir, atau barang impor dimaksud
tidak sampai di TPS tujuan, atau barang impor dimaksud telah
dibongkar/ditimbun di TPS tujuan namun jumlah barang impor yang
dibongkar/ditimbun kedapatan kurang :
1) Melakukan penyelidikan tentang timbulnya permasalahan tersebut;
2) Menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda;
3) Menyerahkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda kepada Pejabat
yang mengelola penagihan/pengembalian untuk menerbitkan Surat
Tagihan.

4. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran/Pemuatan Barang di Kantor


Pabean Tempat Pengeluaran/ Pemuatan Barang:

a. Menerima BC 1.2 dari Pejabat yang mengelola manifest;


b. Mengawasi pengeluaran/pemuatan barang dengan mencocokkan BC 1.2
dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas
yang bersangkutan:
1) kedapatan sesuai, dilakukan peneraan segel pada kemasan/petikemas
dan selanjutnya barang impor dapat dikeluarkan/dimuat;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan/dimuat,
BC 1.2 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pengeluaran/pemuatan barang dan peneraan
segel pada BC 1.2;
d. Mengirimkan kembali BC 1.2 setelah diberikan catatan
pengeluaran/pemuatan dan peneraan segel kepada Pejabat yang
mengelola manifest.

5. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian di Kantor Pabean


Tempat Pengeluaran/ Pemuatan Barang:

a. Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai,


PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat yang mengelola
manifest;
b. Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa
denda yang telah jatuh tempo kepada importir;
c. Melakukan penagihan Bea Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi
berupa denda kepada importir.

6. Pejabat yang Mengelola Manifest di TPS Tujuan:

a. Menerima BC 1.2 lembar pertama dari importir;


b. Menerima BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola manifest di
Kantor Pabean tempat pengeluaran/pemuatan barang;
c. Mencocokkan BC 1.2 lembar pertama dengan lembar kedua;
d. Mengirimkan BC 1.2 lembar pertama kepada Petugas yang memantau
pembongkaran/penimbunan barang untuk pengecekan segel yang
diterakan pada kemasan/petikemas oleh Petugas yang mengawasi
pengeluaran/pemuatan barang di Kantor Pabean tempat

85
pengeluaran/pemuatan barang dan mencocokkan nomor, merek, ukuran,
jumlah dan jenis kemasan atau peti kemas;
e. Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama yang telah diberi catatan hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Petugas yang memantau
pembongkaran/penimbunan barang;
f. Mencatat hasil pemeriksaan yang terdapat pada BC 1.2 lembar pertama
ke dalam BC 1.2 lembar kedua;
g. Melakukan penyelidikan, apabila nomor, merek, ukuran, jumlah dan
jenis kemasan atau peti kemas kedapatan tidak sesuai atau segel dalam
keadaan rusak atau terdapat indikasi bahwa kemasan/petikemas bekas
dibuka;
h. Mengirim BC 1.2 lembar kedua dengan surat pengantar kepada Pejabat
yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat
pengeluaran/pemuatan barang, sebagai pemberitahuan bahwa barang
telah dibongkar/ditimbun;
i. Menyimpan BC 1.2 lembar pertama dan memonitor pengajuan dokumen
penyelesaian selanjutnya;
j. Mengirimkan hasil konfirmasi kepada Pejabat yang mengelola manifest
di Kantor Pabean tempat pengeluaran/pemuatan barang, dalam hal BC
1.2 lembar pertama tidak diterima dari importir, atau barang impor
dimaksud tidak sampai di TPS tujuan, atau barang impor dimaksud telah
dibongkar/ditimbun di TPS tujuan namun jumlah barang impor yang
dibongkar/ditimbun kedapatan kurang.

7. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan Barang di TPS


Tujuan:

a. Menerima BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifest;


b. Melakukan pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/peti kemas serta segel yang diterakan pada kemasan/petikemas
oleh Petugas di Kantor Pabean tempat pengeluaran/pemuatan barang dan
mencocokkan dengan BC 1.2 dalam hal :
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dibongkar;
2) kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 dikirimkan kepada Pejabat yang
mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut dan
pembongkarannya hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Pejabat yang mengelola manifest;
c. Memberikan catatan tentang hasil pengecekan pada BC 1.2 lembar
pertama;
d. Mengirimkan kembali BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat yang
mengelola manifest.

C. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN


PABEAN UNTUK DIANGKUT LANJUT

1. Tujuan Dalam Daerah Pabean

a. Pengangkut :

1) Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 1.2 secara lengkap dan benar


dalam rangkap 3 (tiga) dan menyerahkannya kepada Pejabat yang

86
mengelola manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan barang;
2) Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang
mengelola manifest setelah diberikan catatan pengeluaran/pemuatan
barang dan jangka waktu pengangkutan, untuk melindungi
pengangkutan barang sampai di Kantor Pabean tujuan;
3) Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean tujuan pada saat barang impor
tiba;
4) Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat yang
mengelola manifest dan atau Surat Tagihan dari Pejabat yang
mengelola penagihan/pengembalian di Kantor Pabean tempat
pengeluaran/pemuatan barang serta membayar Bea Masuk, Cukai,
PDRI dan denda, apabila barang impor tersebut tidak sampai di
Kantor Pabean tujuan, atau jumlah barang impor yang
dibongkar/ditimbun kedapatan kurang, dan Pengangkut tidak dapat
mempertanggungjawabkan terjadinya kesalahan tersebut.

b. Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tempat


Pemuatan Barang:

1) Menerima BC 1.2 dalam rangkap 3 (tiga) dari Pengangkut dan


meneliti kebenaran data BC 1.2;
2) Membukukan BC 1.2 ke dalam BCP-BC 1.2 dan memberikan nomor
pendaftaran pada BC 1.2;
3) Meneliti BC 1.2 serta mencocokkannya dengan pos BC 1.1:
a) apabila kedapatan sesuai :
i. menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
ii. memberikan persetujuan pengeluaran/pemuatan barang pada
BC 1.2;
iii. mengirimkan BC 1.2 kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran/ pemuatan barang, untuk mencocokkan nomor,
merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/petikemas dan
peneraan segel pada kemasan/ petikemas serta untuk
pengawasan pengeluaran/pemuatan barang;
b) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 dikembalikan kepada
Pengangkut untuk diperbaiki;
4) Menerima kembali BC 1.2 dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran/pemuatan barang, setelah diberi catatan
pengeluaran/pemuatan barang dan peneraan segel;
5) Mencantumkan pada BC 1.2 perkiraan jangka waktu pengangkutan
barang impor sampai di tempat tujuan;
6) Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada Pengangkut, untuk
melindungi pengangkutan barang sampai di Kantor Pabean tujuan;
7) Mengirim BC 1.2 lembar kedua sebagai Verkliker kepada Pejabat
yang mengelola manifest di Kantor Pabean tujuan;
8) Menyimpan BC 1.2 lembar ketiga untuk monitoring;
9) Menerima kembali BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean tujuan;
10) Apabila BC 1.2 lembar kedua tidak diterima kembali dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari setelah waktu yang ditetapkan, meminta

87
konfirmasi dari Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean
tujuan tentang realisasi pembongkaran/ penimbunan barang
dimaksud;
11) Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean tujuan menyatakan bahwa BC
1.2 lembar pertama tidak diterima dari Pengangkut, atau barang
impor dimaksud tidak sampai di Kantor Pabean tujuan, atau barang
impor dimaksud telah dibongkar/ditimbun namun jumlah barang
impor yang dibongkar/ditimbun kedapatan kurang:
a) Melakukan penyelidikan tentang timbulnya permasalahan
tersebut;
b) Menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda;
c) Menyerahkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda
kepada Pejabat yang mengelola Penagihan/Pengembalian untuk
menerbitkan Surat Tagihan.

c. Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang di Kantor Pabean


Tempat Pemuatan Barang:

1) Menerima BC 1.2 dari Pejabat yang mengelola manifest;


2) Mengawasi pengeluaran/pemuatan barang dengan mencocokkan BC
1.2 dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/petikemas bersangkutan:
a) kedapatan sesuai, dilakukan peneraan segel pada
kemasan/petikemas dan selanjutnya barang impor dapat
dikeluarkan/dimuat;
b) 2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat
dikeluarkan/dimuat, BC 1.2 dikirimkan kepada Pejabat yang
mengelola manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;
3) Memberikan catatan tentang pengeluaran/pemuatan barang dan
peneraan segel pada BC 1.2;
4) Mengirimkan kembali BC 1.2 setelah diberikan catatan
pengeluaran/pemuatan dan peneraan segel kepada Pejabat yang
mengelola manifest.

d. Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian di Kantor Pabean


Tempat Pemuatan barang:

1) Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,


Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat yang
mengelola manifest;
2) Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan kekurangan
pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi
berupa denda yang telah jatuh tempo kepada Pengangkut;
3) Melakukan penagihan Bea Masuk, Cukai, PDRI dan denda kepada
Pengangkut.

e. Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tujuan:

1) Menerima BC 1.2 lembar pertama dari Pengangkut;

88
2) Menerima BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan barang;
3) Mencocokkan BC 1.2 lembar pertama dengan lembar kedua;
4) Mengirimkan BC 1.2 lembar pertama kepada Petugas yang
5) emantau pembongkaran/penimbunan barang untuk pengecekan segel
yang diterakan pada kemasan/petikemas oleh Petugas yang
mengawasi pengeluaran/ pemuatan barang di Kantor Pabean tempat
pemuatan barang dan mencocokkan nomor, merek, ukuran, jumlah
dan jenis kemasan atau peti kemas;
6) Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama yang telah diberi catatan
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Petugas yang memantau
pembongkaran/ penimbunan barang;
7) Mencatat hasil pemeriksaan yang terdapat pada BC 1.2 lembar
pertama ke dalam BC 1.2 lembar kedua;
8) Melakukan penyelidikan, apabila nomor, merek, ukuran, jumlah dan
jenis kemasan atau peti kemas kedapatan tidak sesuai atau segel
dalam keadaan rusak atau terdapat indikasi bahwa
kemasan/petikemas bekas dibuka;
9) Mengirim BC 1.2 lembar kedua dengan surat pengantar kepada
Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan
barang, sebagai pemberitahuan bahwa barang telah
dibongkar/ditimbun;
10) Menyimpan BC 1.2 lembar pertama dan memonitor pengajuan
dokumen penyelesaian selanjutnya;
11) Mengirimkan hasil konfirmasi kepada Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan barang, dalam hal BC
1.2 lembar pertama tidak diterima dari Pengangkut, atau barang
impor dimaksud tidak sampai di TPS tujuan, atau barang impor
dimaksud telah dibongkar/ditimbun di TPS tujuan namun jumlah
barang impor yang dibongkar/ditimbun kedapatan kurang.

f. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan Barang di


Kantor Pabean Tujuan:

1) Menerima BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola


manifest;
2) Melakukan pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/petikemas serta segel yang diterakan pada
kemasan/petikemas oleh Petugas di Kantor Pabean tempat pemuatan
barang dan mencocokkan dengan BC 1.2;
3) Memberikan catatan tentang hasil pengecekan pada BC 1.2 lembar
pertama;
4) Mengirimkan kembali BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat yang
mengelola manifest.

.
2. Tujuan Luar Daerah Pabean

a. Dalam hal Pelabuhan Pemuatan Merupakan Pelabuhan Akhir di


Dalam Daerah Pabean

1) Pengangkut :

89
a) Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 1.2 secara lengkap dan benar
dalam rangkap 3 (tiga);
b) Menyerahkan BC 1.2 kepada Pejabat yang mengelola manifest
di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan barang.

2) Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tempat


Pemuatan barang:

a) Menerima BC 1.2 dalam rangkap 3 (tiga) dari Pengangkut dan


meneliti kebenaran data BC 1.2;
b) Membukukan BC 1.2 ke dalam BCP-BC 1.2 dan memberikan
nomor pendaftaran pada BC 1.2;
c) Meneliti BC 1.2 serta mencocokkannya dengan pos BC 1.1 :
i) apabila kedapatan sesuai :
i).a) menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
i).b) memberikan persetujuan pemuatan barang pada BC
1.2;
i).c) mengirimkan BC 1.2 kepada Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, untuk mencocokkan nomor, merek,
ukuran, jumlah dan jenis kemasan/petikemas serta
untuk pengawasan pemuatan barang;
ii) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 dikembalikan kepada
Pengangkut untuk diperbaiki.
d) Menerima kembali BC 1.2 dari Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, setelah diberi catatan pemuatan barang;
e) Menyimpan BC 1.2 sebagai arsip.

3) Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang di Kantor Pabean


Tempat Pemuatan Barang:

a) Menerima BC 1.2 dari Pejabat yang mengelola manifest;


b) Mengawasi pemuatan barang dengan mencocokkan BC 1.2
dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti
kemas yang bersangkutan :
i) kedapatan sesuai, barang impor dapat dimuat;
ii) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dimuat, BC
1.2 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest
untuk penyelesaian lebih lanjut;
c) Memberikan catatan tentang pemuatan barang pada BC 1.2;
d) Mengirimkan kembali BC 1.2 setelah diberikan catatan
pemuatan kepada Pejabat yang mengelola manifest.

b. Dalam hal Pelabuhan Pemuatan Bukan Merupakan Pelabuhan


Akhir di Dalam Daerah Pabean

1) Pengangkut:

a) Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 1.2 secara lengkap dan benar


dalam rangkap 3 (tiga) dan menyerahkannya kepada Pejabat
yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan
barang;
b) Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang

90
mengelola manifest setelah diberikan catatan pemuatan barang
dan jangka waktu pengangkutan, untuk melindungi
pengangkutan barang sampai di pelabuhan akhir dalam Daerah
Pabean;
c) Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean pelabuhan akhir dalam
Daerah Pabean, pada saat barang impor tiba di pelabuhan
tersebut;
d) Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,
Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dan atau
Surat Tagihan dari Pejabat yang mengelola
penagihan/pengembalian di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan
barang serta membayar Bea Masuk, Cukai, PDRI dan denda,
apabila barang impor tersebut tidak sampai di pelabuhan akhir
dalam Daerah Pabean, atau jumlah barang impor yang ada di atas
sarana pengangkut kedapatan kurang, dan Pengangkut tidak
dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kesalahan tersebut.

2) Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean Tempat


Pemuatan Barang:

a) Menerima BC 1.2 dalam rangkap 3 (tiga) dari Pengangkut dan


meneliti kebenaran data BC 1.2;
b) Membukukan BC 1.2 ke dalam BCP-BC 1.2 dan memberikan
nomor pendaftaran pada BC 1.2;
c) Meneliti BC 1.2 serta mencocokkannya dengan pos BC 1.1 :
i) apabila kedapatan sesuai :
i).a) menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
i).b) memberikan persetujuan pemuatan barang pada BC
1.2;
i).c) mengirimkan BC 1.2 kepada Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, untuk mencocokkan nomor, merek,
ukuran, jumlah dan jenis kemasan/petikemas dan
peneraan segel pada kemasan/ petikemas serta untuk
pengawasan pemuatan barang;
ii) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 1.2 dikembalikan kepada
Pengangkut untuk diperbaiki;
d) Menerima kembali BC 1.2 dari Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, setelah diberi catatan pemuatan dan peneraan
segel;
e) Mencantumkan pada BC 1.2 perkiraan jangka waktu
pengangkutan barang impor sampai di pelabuhan akhir dalam
Daerah Pabean;
f) Menyerahkan BC 1.2 lembar pertama kepada Pengangkut, untuk
melindungi pengangkutan barang sampai di pelabuhan akhir
dalam Daerah Pabean;
g) Mengirim BC 1.2 lembar kedua kepada Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean pelabuhan akhir dalam Daerah
Pabean sebagai verkliker;
h) Menyimpan BC 1.2 lembar ketiga untuk monitoring;
i) Menerima kembali BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang

91
mengelola manifest di Kantor Pabean pelabuhan akhir dalam
Daerah Pabean;
j) Apabila BC 1.2 lembar kedua tidak diterima kembali dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah waktu yang
ditetapkan, meminta konfirmasi dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean pelabuhan akhir dalam Daerah
Pabean tentang realisasi pengeluaran barang impor ke luar
Daerah Pabean;
k) Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat yang
mengelola manifest di Kantor Pabean pelabuhan akhir dalam
Daerah Pabean, bahwa BC 1.2 lembar pertama tidak diterima
dari Pengangkut, atau barang impor dimaksud tidak sampai di
pelabuhan akhir dalam Daerah Pabean, atau jumlah barang impor
dimaksud pada saat dilakukan pengecekan di atas sarana
pengangkut kedapatan kurang:
i) Melakukan penyelidikan tentang timbulnya permasalahan
tersebut;
ii) Menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda;
iii) Menyerahkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea
Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda
kepada Pejabat yang mengelola penagihan/pengembalian
untuk menerbitkan Surat Tagihan.

3) Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang di Kantor Pabean


Pelabuhan Pemuatan :

a) Menerima BC 1.2 dari Pejabat yang mengelola manifest;


b) Mengawasi pemuatan barang dengan mencocokkan BC 1.2
dengan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti
kemas yang bersangkutan :
i) kedapatan sesuai, dilakukan peneraan segel pada
kemasan/petikemas dan selanjutnya barang impor dapat
dimuat;
ii) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dimuat, BC
1.2 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest
untuk penyelesaian lebih lanjut;
c) Memberikan catatan tentang pemuatan barang dan peneraan
segel pada BC 1.2;
d) Mengirimkan kembali BC 1.2 setelah diberikan catatan
pemuatan dan peneraan segel kepada Pejabat yang mengelola
manifest.

4) Pejabat yang Mengelola Penagihan/Pengembalian di Kantor


Pabean Pelabuhan Pemuatan Barang:

a) Menerima Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea Masuk,


Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda dari Pejabat
yang mengelola manifest;
b) Menerbitkan Surat Tagihan berdasarkan Surat Penetapan
kekurangan pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi
administrasi berupa denda yang telah jatuh tempo kepada

92
Pengangkut;
c) Melakukan penagihan Bea Masuk, Cukai, PDRI dan denda
kepada Pengangkut.

5) Pejabat yang Mengelola Manifest di Kantor Pabean yang


Mengawasi Pelabuhan Akhir Dalam Daerah Pabean:

a) Menerima BC 1.2 lembar pertama dari Pengangkut;


b) Menerima BC 1.2 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan barang;
c) Mencocokkan BC 1.2 lembar pertama dengan lembar kedua;
d) Mengirimkan BC 1.2 lembar pertama kepada Petugas yang
memeriksa sarana pengangkut untuk pengecekan segel yang
diterakan pada kemasan/petikemas oleh Petugas yang
mengawasi pemuatan barang di Kantor Pabean tempat pemuatan
barang dan mencocokkan nomor, merek, ukuran, jumlah dan
jenis kemasan atau peti kemas;
e) Menerima kembali BC 1.2 lembar pertama yang telah diberi
catatan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Petugas yang
memeriksa sarana pengangkut;
f) Mencatat hasil pemeriksaan yang terdapat pada BC 1.2 lembar
pertama ke dalam BC 1.2 lembar kedua;
g) Melakukan penyelidikan, apabila nomor, merek, ukuran, jumlah
dan jenis kemasan atau peti kemas kedapatan tidak sesuai atau
segel dalam keadaan rusak atau terdapat indikasi bahwa
kemasan/petikemas telah dibuka;
h) Mengirim BC 1.2 lembar kedua dengan surat pengantar kepada
Pejabat yang mengelola manifest di Kantor Pabean tempat
pemuatan barang, sebagai pemberitahuan bahwa barang impor
telah tiba di pelabuhan akhir dalam Daerah Pabean dan telah
dikeluarkan ke luar Daerah Pabean;
i) Menyimpan BC 1.2 lembar pertama sebagai arsip;
j) Mengirimkan hasil konfirmasi kepada Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean tempat pemuatan barang, dalam hal
BC 1.2 lembar pertama tidak diterima dari Pengangkut, atau
barang impor dimaksud tidak sampai di pelabuhan akhir dalam
Daerah Pabean, atau jumlah barang impor dimaksud pada saat
dilakukan pengecekan di atas sarana pengangkut kedapatan
kurang.

6) Petugas yang Memeriksa Sarana Pengangkut di Kantor Pabean


Pelabuhan Akhir Dalam Daerah Pabean :

a) Menerima BC 1.2 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola


manifest;
b) Melakukan pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/ petikemas serta segel yang diterakan pada
kemasan/petikemas oleh Petugas di Kantor Pabean tempat
pemuatan barang dan mencocokkan dengan BC 1.2;
c) Memberikan catatan tentang hasil pengecekan pada BC 1.2
lembar pertama;
d) Mengirimkan kembali BC 1.2 lembar pertama kepada Pejabat
yang mengelola manifest;

93
e) menangguhkan keberangkatan kapal apabila apabila nomor,
merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan atau peti kemas
kedapatan tidak sesuai atau segel dalam keadaan rusak atau
terdapat indikasi bahwa kemasan/petikemas telah dibuka;
f) Mengijinkan kapal berangkat setelah mendapatkan persetujuan
dari Pejabat yang mengelola manifest.

D. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN


PABEAN UNTUK DIEKSPOR KEMBALI

1. Importir atau Pengangkut :

a. Mengisi Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB/BC 3.0) secara lengkap dan


benar dalam rangkap 2 (dua);
b. Menyerahkan BC 3.0 kepada Pejabat yang mengelola manifest di Kantor
Pabean pelabuhan pemuatan barang;

2. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima BC 3.0 dalam rangkap 2 (dua) dari importir atau pengangkut


dan meneliti kebenaran data BC 3.0;
b. Membukukan BC 3.0 ke dalam BCP-BC 3.0 (Khusus reekspor) dan
memberikan nomor pendaftaran pada BC 3.0;
c. Meneliti BC 3.0 serta mencocokkannya dengan pos BC 1.1 :
1) apabila kedapatan sesuai :
a) menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;
b) memberikan persetujuan pemuatan barang pada BC 3.0;
c) mengirimkan BC 3.0 lembar pertama kepada Petugas yang
mengawasi pemuatan barang;
2) apabila kedapatan tidak sesuai, BC 3.0 dikembalikan kepada importir
atau pengangkut untuk diperbaiki.
d. Menerima kembali BC 3.0 lembar pertama dari Petugas yang mengawasi
pemuatan barang, setelah diberi catatan pemuatan;
e. Menggabungkan BC 3.0 lembar pertama dan kedua, dan dalam hal
barang impor tersebut telah diajukan PIB, dan hard copy PIB telah
dikirimkan ke BI dan BPS, maka harus mengirimkan copy BC 3.0
dilampiri dengan copy PIB yang bersangkutan kepada BI dan BPS
dengan penjelasan bahwa PIB tersebut dibatalkan dan barang impor
dikirim kembali ke Luar Daerah Pabean.

3. Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang :

a. Menerima BC 3.0 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifest;


b. Mengawasi pemuatan barang dengan mencocokkan BC 3.0 dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dimuat;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dimuat, BC 3.0
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;

94
c. Memberikan catatan tentang pemuatan barang pada BC 3.0;
d. Mengirimkan kembali BC 3.0 kepada Pejabat pengelola manifest.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

95
LAMPIRAN VIII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

KEMUDAHAN - KEMUDAHAN
(FASILITAS)

A. JALUR PRIORITAS

I. TATAKERJA MENDAPATKAN PELAYANAN JALUR PRIORITAS

1. Importir :

a. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala


Kantor Wilayah DJBC dengan melampirkan :
1) photo copy Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR); dan
2) hasil Audit dari Kantor Akuntan Publik; dan
3) hasil Audit dari Bea dan Cukai;
4) keterangan mengenai frekuensi dan nilai impor dalam satu tahun
terakhir serta Kantor-kantor Pabean tempat pemasukan;
5) keterangan mengenai pelabuhan-pelabuhan tempat pemasukan;
b. Menerima tanda bukti penerimaan surat permohonan;
c. Menerima surat permintaan data tambahan dari Kepala Kantor
Wilayah;
d. Menerima surat pemberitahuan yang berisi penolakan dalam jangka
waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal bukti penerimaan surat
permohonan; atau
e. Menerima surat pemberitahuan yang berisi bahwa berkas
permohonan telah diteruskan ke Kantor Pusat;
f. Menerima Keputusan Direktur Jenderal tentang penolakan atau
pemberian status sebagai importir yang mendapatkan fasilitas
pelayanan Jalur Prioritas.

2. Kepala Kantor Wilayah :

a. Meneliti kelengkapan surat permohonan;


b. Mengembalikan berkas permohonan dalam hal lampiran tidak
lengkap;
c. Menerima dan membukukan serta memberikan tanda bukti
penerimaan surat permohonan;
d. Meminta data importasi importir yang bersangkutan selama satu
tahun terakhir kepada Kantor-kantor Pelayanan di wilayahnya;
e. Meneliti data importasi importir yang bersangkutan beserta
rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;
f. Mengirimkan surat permintaan data tambahan dari importir;
g. Memberitahukan dan mengembalikan berkas permohonan kepada
importir yang bersangkutan paling lama 15 (lima belas) hari kerja
sejak tanggal bukti penerimaan surat permohonan, dalam hal:

96
1) hasil audit dari Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut mendapatkan opini disclaimer atau adverse;
atau
2) importir mempunyai tunggakan utang kepada Direktorat
Jenderal;
3) rekomendasi dari Kantor Pabean dan atau hasil penelitian
Kantor Wilayah yang menunjukkan bahwa importir tersebut
mempunyai reputasi tidak baik;
h. Meneruskan berkas permohonan kepada Direktur Jenderal u.p.
Direktur Teknis Kepabeanan dilampiri dengan surat rekomendasi
dari para Kepala Kantor Pabean beserta pendapat Kepala Kantor
Wilayah paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak tanggal bukti
penerimaan surat permohonan;
i. Menerima pemberitahuan penolakan pemberian pelayanan Jalur
Prioritas dari Kantor Pusat;
j. Menerima tembusan Surat Keputusan Direktur Jenderal tentang
pemberian pelayanan Jalur Prioritas kepada importir dari Kantor
Pusat.

3. Kepala Kantor Pabean:

a. Melakukan penelitian terhadap data importir tentang reputasi dan


frekuensi importasi yang diminta oleh Kepala Kantor Wilayah;
b. Memberikan jawaban beserta data dan rekomendasi kepada Kepala
Kantor Wilayah tentang reputasi importir dalam jangka waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permintaan tentang hal itu;
c. Rekomendasi yang diberikan harus mencerminkan kondisi importir,
domisili dan data importir secara benar.

4. Kantor Pusat DJBC


Direktorat Teknis Kepabeanan :

a. Menerima berkas permohonan beserta surat rekomendasi dari Kepala


Kantor Wilayah dan para Kepala Kantor Pabean;
b. Meminta data importasi selama satu tahun terakhir di Kantor-kantor
Pabean pelabuhan pemasukan selain dari Kantor Wilayah tempat
pengajuan permohonan dari Direktorat Informasi Kepabeanan dan
Cukai;
c. Meneliti hasil audit dari akuntan publik dan hasil audit dari Bea
Cukai serta data lainnya;
d. Meneliti profil importir bersangkutan;
e. Mengirimkan pemberitahuan penolakan pemberian pelayanan Jalur
Prioritas disertai dengan alasannya kepada importir, dengan
tembusan kepada Direktur Verifikasi dan Audit, Direktur
Pencegahan dan Penyidikan dan Kantor Wilayah paling lama 15
(lima belas) hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan dari
Kantor Wilayah secara lengkap;
f. Mengirimkan Surat Keputusan Direktur Jenderal tentang pemberian
pelayanan Jalur Prioritas kepada importir paling lama 15 (lima belas)
hari kerja sejak diterimanya berkas permohonan dari Kantor Wilayah
tempat permohonan diajukan dengan tembusan kepada seluruh
Kantor Wilayah.

97
II. SURAT PERNYATAAN IMPORTIR PENERIMA FASILITAS
PELAYANAN JALUR PRIORITAS

Surat Pernyataan
Nomor …………………………

Pada hari ini …………… tanggal ............. bulan……………….


tahun………………………….., saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :

Atas nama perusahaan ………………………………….. selaku importir


penerima fasilitas pelayanan Jalur Prioritas, dengan ini saya menyatakan
bahwa :

1. PEMBERITAHUAN IMPOR

1.1. Setuju akan menggunakan modul importir milik sendiri hanya


untuk mengirimkan pemberitahuan impor barang (PIB)
perusahaan sendiri;
1.2. Setuju untuk secara berkala memberitahukan rencana impor
barang dalam kurun waktu 6 s.d 12 bulan;
1.3. Setuju tidak akan memberikan atau meminjamkan atau
mempergunakan modul importir milik sendiri bagi kepentingan
pihak/perusahaan lain;
1.4. Setuju untuk melaporkan secara lisan dan tertulis kepada Kantor
Wilayah DJBC tempat mengajukan permohonan Jalur Prioritas,
tentang kehilangan dan atau penyalahgunaan modul importir
milik kami pada kesempatan pertama;
1.5. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap setiap pemberitahuan
impor yang diterima oleh DJBC dari modul importir milik kami;
1.6. Pemberitahuan impor kami dianggap sah setelah DJBC
menerima data pemberitahuan dan mengirimkan pesan (Customs
Response) kepada kami;
1.7. Setuju hanya dapat melakukan perubahan data pemberitahuan
impor dengan permohonan sebelum barang yang diimpor keluar
Kawasan Pabean, dengan kewajiban menyertakan penjelasan dan
melampirkan data yang mendukung penjelasan tersebut;
1.8. Dalam hal terjadi perbedaan antara pemberitahuan impor kami
dengan data pemberitahuan impor di Kantor Pabean, data yang
dianggap benar dan sah adalah yang menguntungkan penerimaan
negara.

2. IJIN INSTANSI TEKNIS

2.1. Kami selaku Importir Jalur Prioritas mengetahui dan


bertanggung jawab terhadap pemenuhan ketentuan tentang

98
perijinan dari instansi teknis berkaitan dengan importasi yang
dilakukan;
2.2. Kami selaku Importir Jalur Prioritas hanya akan mengirim
pemberitahuan impor setelah memenuhi dan memiliki semua
dokumen perijinan dari instansi teknis.

3. KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

3.1. Kami selaku Importir Jalur Prioritas mengakui bahwa pernyataan


ini tidak mengurangi pemenuhan kewajiban atas peraturan
perundang-undangan kepabeanan;
3.2. Kami selaku Importir Jalur Prioritas mengakui bahwa semua
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan importasi
kami tetap berlaku dan wajib dipenuhi.

4. SANKSI

4.1. Kami setuju apabila setiap melakukan pelanggaran terhadap


pernyataan di atas, dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan
sementara atau pencabutan tetap pelayanan Jalur Prioritas yang
diberikan kepada kami;
4.2. Sanksi pada butir 4.1. tidak mengurangi sanksi-sanksi lain yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. MASA BERLAKU DAN BERAKHIRNYA FASILITAS


PELAYANAN JALUR PRIORITAS

5.1. Fasilitas pelayanan Jalur Prioritas berlaku secara efektif sejak


tanggal ditandatanganinya pernyataan ini;
5.2. Fasilitas pelayanan Jalur Prioritas tidak berlaku atau berakhir
sejak :
5.2.1. Kami selaku Importir Jalur Prioritas mengundurkan diri
dengan cara mengajukan permohonan paling lama 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal yang diinginkan;
5.2.2. Kami dalam jangka waktu satu tahun tidak melakukan
kegiatan kepabeanan di bidang impor;
5.2.3. DJBC mencabut fasilitas pelayanan Jalur Prioritas yang
diberikan;
5.3. Dalam hal fasilitas pelayanan Jalur Prioritas tidak berlaku atau
berakhir, namun masih terdapat kewajiban yang belum kami
selesaikan, maka kami tetap terikat untuk menyelesaikan
kewajiban paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
berakhirnya fasilitas pelayanan Jalur Prioritas.

Tanda Tangan

Meterai

Nama

99
B. TATAKERJA PENGAJUAN PEMBERITAHUAN PENDAHULUAN (PRE
NOTIFICATION)

1. Importir

a. Importir Jalur Prioritas :

1) Importir Jalur Prioritas dapat mengajukan PIB sebelum kedatangan


sarana pengangkut tanpa mengajukan permohonan kepada Kepala
Kantor Pabean;
2) Menyerahkan keterangan tertulis yang memuat nomor dan tanggal
BC 1.1 serta nomor pos BC 1.1 kepada Pejabat Penerima Dokumen
pada saat penyerahan hard copy PIB.

b. Importir Lainnya :

1) Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean dengan


melampirkan copy atau faks AWB dan atau House AWB (HAWB),
atau B/L dan atau House B/L (HB/L) dari barang impor yang
bersangkutan yang telah ditandasahkan oleh Pengangkut;
2) Menerima BCF 2.1 dalam hal permohonan pemberitahuan
pendahuluan mendapat persetujuan Kepala Kantor;
3) Melampirkan BCF 2.1 pada PIB;
4) Menyerahkan keterangan tertulis yang memuat nomor dan tanggal
BC 1.1 serta nomor pos BC 1.1 kepada Pejabat Penerima Dokumen
sebelum pengeluaran barang.

2. Pejabat Penerima Dokumen :

a. Menerima keterangan tertulis yang memuat nomor dan tanggal BC 1.1


serta nomor pos BC 1.1 dari importir;
b. Menyerahkan SPPB kepada importir dan atau Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang, setelah menerima keterangan tertulis yang memuat
nomor dan tanggal BC 1.1 serta nomor pos BC 1.1 dari importir;
c. Mencantumkan nomor dan tanggal BC 1.1 serta nomor pos BC 1.1 pada
kolom 18 formulir PIB.

C. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DENGAN


PELAYANAN SEGERA

1. Importir :

a. Menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean dan jaminan sebesar Bea


Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan di Kantor Pabean;
b. Mengajukan PIB definitif dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPPB;
c. Menyerahkan PIB definitif kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan;
d. Menarik kembali jaminan yang telah diserahkan dari Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan.

2. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean;


b. Meneliti apakah barang yang bersangkutan dapat diberikan pelayanan
segera;
c. Meneliti kelengkapan dan kebenaran Dokumen Pelengkap Pabean serta

100
menerima jaminan dan atau jaminan tambahan dengan memberikan bukti
penerimaan jaminan;
d. Menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Pabean;
e. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pabean;
f. Menerima PIB definitif dari importir dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerbitan SPPB beserta
SSPCP;
g. Meneliti dan mencocokkan PIB definitif dengan Dokumen Pelengkap
Pabean dan LHP :
1) Apabila sesuai mengembalikan jaminan kepada importir;
2) Apabila tidak sesuai, mengembalikan PIB definitif untuk diperbaiki;
h. Mencairkan jaminan dalam hal importir tidak menyerahkan PIB definitif
sesuai jangka waktu yang telah ditentukan;
i. Menyerahkan PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP
kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen.

3. Pejabat Pabean :

e. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean dari Pejabat yang mengelola


fasilitas/jaminan;
f. Menerbitkan instruksi pemeriksaan dan menunjuk Pejabat Pemeriksa
Barang untuk pemeriksaan fisik barang;
g. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta instruksi pemeriksaan
kepada Pejabat Pemeriksa Barang;
h. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pemeriksa Barang;
i. Meneliti dan mencocokkan LHP dengan Dokumen Pelengkap Pabean :
1) Dalam hal jumlah dan jenis barang sesuai, menerbitkan SPPB dalam
rangkap 2 (dua) dengan peruntukan:
a) lembar pertama diserahkan kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
b) lembar kedua diserahkan kepada importir;
2) Dalam hal jumlah barang kedapatan lebih, importir wajib
menyesuaikan besarnya jaminan;
3) Dalam hal jenis barang kedapatan tidak sesuai, terhadap barang
impor tersebut tidak dapat diberikan kemudahan pelayanan segera
dan importir wajib segera mengajukan PIB.
f. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta LHP kepada Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan;

4. Pejabat Pemeriksa Barang :

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean beserta instruksi pemeriksaan


dari Pejabat Pabean;
b. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan
ke dalam LHP;
c. Mengirimkan LHP beserta Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat
Pabean.

5. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

a. Menerima SPPB lembar pertama dari Pejabat Pabean dan SPPB lembar
kedua dari importir;
b. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang

101
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;
d. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan
pengeluaran;
e. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup
pos BC 1.1.

6. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


b. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
c. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen
untuk disematkan pada PIB bersangkutan.

7. Pejabat yang Mendistribusikan Dokumen :

a. Menerima PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari


Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
b. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest untuk disematkan
pada PIB yang bersangkutan.

D. TATAKERJA PENGELUARAN BARANG IMPOR DENGAN


PENANGGUHAN PEMBAYARAN BEA MASUK, CUKAI DAN PDRI

1. Importir :

a. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean dengan


menyebutkan alasannya dan melampirkan dokumen pendukung;
b. Menerima persetujuan Kepala Kantor Pabean berupa surat keputusan
pengeluaran barang impor dengan penangguhan pembayaran Bea Masuk,
Cukai dan PDRI;
c. Menerima penolakan dari Kepala Kantor Pabean apabila berdasarkan
penelitian persyaratan untuk mendapatkan fasilitas penangguhan tidak
cukup;
d. Menyerahkan PIB atau Dokumen Pelengkap Pabean dan surat keputusan
Kepala Kantor Pabean kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
e. Menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI serta
kemungkinan sanksi administrasi berupa denda kepada Pejabat yang
mengelola fasilitas/jaminan;
f. Menerima SPPB Lembar kedua dari Pejabat Pabean;
g. Mengajukan PIB definitif paling lama pada tanggal jatuh tempo
pemberian penangguhan;
h. Menyerahkan PIB definitif kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan dan menarik kembali jaminan yang telah diserahkan.

2. Kepala Kantor Pabean :

a. Menerima surat permohonan dari importir;


b. Meneliti surat permohonan dan dokumen pendukung dan
mempertimbangkan alasannya;
c. Menerbitkan surat keputusan pengeluaran barang impor dengan
penangguhan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada importir

102
apabila persyaratan penangguhan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan
PDRI dipenuhi;
d. Menerbitkan surat penolakan apabila persyaratan pemberian fasilitas
penangguhan tidak dipenuhi.

3. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:

a. Menerima PIB atau Dokumen Pelengkap Pabean dan surat persetujuan


Kepala Kantor Pabean dari importir;
b. Menerima jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI serta
kemungkinan sanksi administrasi berupa denda, dan atau jaminan
tambahan dari importir dengan memberikan bukti penerimaan jaminan;
c. Meneliti kelengkapan dan kebenaran PIB atau Dokumen Pelengkap
Pabean serta besarnya jaminan yang diserahkan;
d. Menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Pabean;
e. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pabean;
f. Menerima PIB definitif dari importir paling lama pada tanggal jatuh
tempo pemberian penangguhan, beserta SSPCP;
g. Meneliti dan mencocokkan PIB definitif dengan PIB atau Dokumen
Pelengkap Pabean dan LHP:
1) Apabila sesuai mengembalikan jaminan kepada importir;
2) Apabila tidak sesuai, mengembalikan PIB definitif untuk diperbaiki;
h. Mencairkan jaminan, dalam hal importir tidak menyerahkan PIB definitif
sesuai jangka waktu yang telah ditentukan;
i. Menyerahkan PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP
kepada Pejabat yang mengelola distribusi dokumen.

4. Pejabat Pabean :

a. Menerima Dokumen Pelengkap pabean dari Pejabat yang mengelola


fasilitas/jaminan;
b. Menerbitkan instruksi pemeriksaan dan menunjuk Pejabat Pemeriksa
Barang untuk pemeriksaan fisik barang;
c. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta instruksi pemeriksaan
kepada Pejabat Pemeriksa Barang;
d. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pemeriksa Barang;
e. Meneliti dan mencocokkan LHP dengan Dokumen Pelengkap Pabean :
1) Dalam hal jumlah dan jenis barang sesuai, menerbitkan SPPB dalam
2 (dua) rangkap dengan peruntukan :
a) lembar pertama diserahkan kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
b) lembar kedua diserahkan kepada importir;
2) Dalam hal jumlah barang kedapatan lebih, importir wajib
mengajukan permohonan untuk memperbaiki persetujuan
penangguhan serta menyesuaikan besarnya jaminan;
3) Dalam hal jenis barang kedapatan tidak sesuai, terhadap barang
impor tersebut tidak dapat diberikan persetujuan pengeluaran barang
dengan penangguhan, dan importir wajib segera mengajukan PIB.
f. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta LHP kepada Pejabat
mengelola fasilitas/jaminan;

5. Pejabat Pemeriksa Barang :

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean beserta instruksi pemeriksaan

103
dari Pejabat Pabean;
b. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan
ke dalam LHP;
c. Mengirimkan LHP beserta Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat
Pabean.

6. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

a. Menerima SPPB lembar pertama dari Pejabat Pabean dan SPPB lembar
kedua dari importir;
b. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;
d. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan
pengeluaran;
e. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup
pos BC 1.1.

7. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


b. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
c. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mengelola distribusi dokumen
untuk disematkan pada PIB bersangkutan;

8. Pejabat yang Mengelola Distribusi Dokumen :

a. Menerima PIB definitif, Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari


Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
b. Menerima SPPB dari Pejabat yang mengelola manifest untuk
disematkan pada PIB yang bersangkutan.

E. TATAKERJA PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG


IMPOR DI TEMPAT LAIN SELAIN KAWASAN PABEAN DAN TPS

I. Tatakerja Pembongkaran dan Penimbunan Barang Impor di Tempat


lain Selain Kawasan Pabean:

1. Pengangkut :

a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pabean


untuk melakukan pembongkaran dan penimbunan barang impor di
tempat lain selain Kawasan Pabean dengan menyebutkan alasannya
dan melampirkan photo copy manifest berikut dokumen pendukung
lainnya;
b. Dalam hal keadaan darurat (force majeure) permohonan kepada
Kepala Kantor Pabean tidak perlu diajukan, namun pengangkut wajib
melaporkan kepada Kepala Kantor Pabean terdekat dalam waktu 72
jam setelah pembongkaran;

104
c. Menyerahkan daftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang
curah yang telah dibongkar kepada Pejabat yang mengelola manifest,
paling lama 24 (dua puluh empat) jam setelah selesai pembongkaran
barang impor.

2. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Meneliti alasan yang dikemukakan oleh pengangkut dalam surat


permohonan untuk melakukan pembongkaran dan penimbunan
barang impor di tempat lain selain Kawasan Pabean, berikut
dokumen pendukung;
b. Menunjuk petugas untuk melakukan pengecekan tempat
pembongkaran dan penimbunan;
c. Menerima laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
tempat pembongkaran dan penimbunan;
d. Membuat rekomendasi kepada Kepala Kantor Pabean tentang
persetujuan atau penolakan permohonan dari pengangkut;
e. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean, menunjuk
petugas untuk melakukan pemantauan pembongkaran dan
penimbunan;
f. Menerima hasil pemantauan pembongkaran dan penimbunan barang
impor (BCL 1.2) dari petugas yang melakukan pemantauan
pembongkaran dan penimbunan;
i. Menerima daftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang
curah yang telah dibongkar dari pengangkut.

3. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan :


a. Melakukan pengecekan lapangan tempat pembongkaran dan
penimbunan barang impor;
b. Membuat laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
tempat pembongkaran dan penimbunan, dan menyerahkannya
kepada Pejabat yang mengelola manifest;
c. Melakukan pemantauan pembongkaran dan penimbunan barang
impor;
d. Membuat laporan hasil pemantauan pembongkaran dan penimbunan
barang impor (BCL 1.2), dan menyerahkannya kepada Pejabat yang
mengelola manifest;

II. Tatakerja Penimbunan Barang Impor di Gudang atau Lapangan


Penimbunan Milik Importir

1. Importir :
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pabean
untuk melakukan penimbunan barang impor di gudang atau lapangan
penimbunan milik importir dengan menyebutkan alasannya dan
melampirkan photo copy B/L/AWB berikut dokumen pendukung
lainnya;
b. Menerima Berita Acara Penyegelan rangkap kedua dari petugas yang
melakukan penyegelan barang;
c. Menyerahkan daftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang
curah yang telah ditimbun kepada Pejabat yang mengelola manifest,
paling lama 24 (dua puluh empat) jam setelah selesai penimbunan
barang impor;

2. Pejabat yang Mengelola Manifest :


a. Meneliti alasan yang dikemukakan oleh importir dalam surat

105
permohonan untuk melakukan penimbunan barang impor di gudang
atau lapangan penimbunan milik importir, berikut dokumen
pendukung;
b. Menunjuk petugas untuk melakukan pengecekan gudang atau
lapangan penimbunan milik importir yang bersangkutan;
c. Menerima laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
gudang atau lapangan penimbunan;
d. Membuat rekomendasi kepada Kepala Kantor Pabean, tentang
persetujuan atau penolakan permohonan dari importir;
e. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean, menunjuk
petugas untuk melakukan pengawalan, pengawasan penimbunan dan
penyegelan barang;
f. Menerima Berita Acara Penyegelan lembar pertama dan laporan hasil
penimbunan barang dari Petugas yang memantau
pembongkaran/penimbunan;
g. Menerima daftar kemasan atau petikemas atau jumlah barang curah
yang telah ditimbun di gudang atau lapangan penimbunan milik
importir.

3. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan :

a. Melakukan pengecekan gudang atau lapangan penimbunan milik


importir;
b. Membuat laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
gudang atau lapangan penimbunan, dan menyerahkannya kepada
Pejabat yang mengelola manifest;
c. Melakukan pengawalan barang dan pengawasan penimbunan;
d. Membuat laporan hasil penimbunan barang dan menyerahkannya
kepada Pejabat yang mengelola manifest;
e. Melakukan penyegelan barang di gudang atau lapangan penimbunan
milik importir dan membuat Berita Acara Penyegelan;
f. Menyerahkan Berita Acara Penyegelan lembar pertama kepada
Pejabat yang mengelola manifest dan lembar kedua kepada importir.

F. TATAKERJA PENIMBUNAN BARANG IMPOR UNTUK


PEMERIKSAAN FISIK BARANG DI GUDANG ATAU LAPANGAN
PENIMBUNAN MILIK IMPORTIR

1. Importir :

a. Importir Jalur Prioritas:

1) Menerima SPJM yang sekaligus merupakan ijin pengeluaran dan


pemeriksaan fisik barang di lokasi importir dari Pejabat Penerima
Dokumen.
2) Menerima Berita Acara Penyegelan lembar kedua dari petugas yang
melakukan penyegelan apabila jumlah dan atau jenis barang impor
tidak sesuai.

b. Importir lainnya :

1) Mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Kantor Pabean


untuk melakukan pemeriksaan fisik barang impor di gudang atau
lapangan penimbunan milik importir yang bersangkutan dengan
menyebutkan alasannya; atau
2) Menerima BCF 2.6 A lembar pertama dari Pejabat Pabean, dalam hal
permohonan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang impor di

106
gudang atau lapangan penimbunan milik importir yang bersangkutan
disetujui Kepala Kantor Pabean;
3) Menerima Berita Acara Penyegelan lembar kedua dari petugas yang
melakukan penyegelan.

2. Pejabat Pabean :

a. Menerima persetujuan Kepala Kantor Pabean untuk melakukan


pemeriksaan fisik barang impor di gudang atau lapangan penimbunan
milik importir; atau
b. Menerima penunjukan nama petugas yang melakukan pemeriksaan fisik
barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik importir dari
Pejabat yang melakukan pengawasan; atau
c. Menerbitkan BCF 2.6 A dalam rangkap 3 (tiga) :
1) lembar pertama kepada importir untuk melindungi pengangkutan
barang sampai di gudang atau lapangan penimbunan milik importir
yang bersangkutan;
2) lembar kedua kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;
3) lembar ketiga kepada Pejabat yang melakukan pengawasan sebagai
alat pengawasan;
d. Menerima BCF 2.6 A lembar kedua dari Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang.

3. Pejabat yang Melakukan Pengawasan :

a. Meneliti alasan yang dikemukakan oleh importir dalam surat


permohonan untuk melakukan pemeriksaan fisik barang impor di gudang
atau lapangan penimbunan milik importir;
b. Menunjuk petugas untuk melakukan pengecekan gudang atau lapangan
penimbunan milik importir;
c. Pengecekan gudang atau lapangan penimbunan sebagaimana dimaksud
dalam huruf b hanya dilakukan terhadap importasi yang tingkat
pemeriksaan fisiknya lebih dari 30%;
d. Menerima laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
gudang atau lapangan penimbunan;
e. Membuat rekomendasi kepada Kepala Kantor Pabean bahwa
permohonan importir memenuhi persyaratan pemberian ijin atau tidak;
f. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean, menunjuk
petugas untuk melakukan pengawalan, pengawasan penimbunan dan
penyegelan barang;
g. Menerima BCF 2.6 A lembar ketiga dari Pejabat Pabean;
h. Menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dari Pejabat Analis
Hi-Co Scan, apabila karena sifat barangnya tidak dapat dilakukan
pemeriksaan melalui Hi-Co Scan perlu dilakukan pemeriksaan fisik
barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik importir yang
bersangkutan;
i. Menunjuk Petugas pengawas untuk melakukan pemeriksaan fisik barang
impor di gudang atau lapangan penimbunan milik importir terhadap
SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” yang karena sifat barangnya
tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co scan;
j. Menyerahkan SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” kepada Petugas
yang mengawasi pengeluaran barang setelah memberikan catatan bahwa
“barang disetujui untuk dikeluarkan dan diperiksa di lokasi importir”;
k. Menerima Berita Acara Penyegelan lembar pertama dari petugas yang
melakukan penyegelan.

4. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang:

107
a. Menerima SPJM dari Pejabat Penerima Dokumen dan dari importir yang
sekaligus merupakan ijin pengeluaran dan pemeriksaan fisik barang
dilokasi importir dalam hal importir Jalur Prioritas terkena pemeriksaan
fisik;
b. Menerima BCF 2.6 A lembar kedua dari Pejabat Pabean dan BCF 2.6 A
lembar pertama dari importir;
c. menerima SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” yang karena sifat
barangnya tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui Hi-Co scan untuk
ijin pengeluaran barang dari Pejabat yang melakukan pengawasan;
c. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan BCF 2.6 A atau
SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dengan nomor, merek, ukuran,
jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang bersangkutan:
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, BCF
2.6A atau SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan” dikirimkan
kepada Pejabat yang melakukan pengawasan untuk penyelesaian
lebih lanjut;
d. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada BCF 2.6 A atau
SPPB dengan tanda “melalui Hi-Co Scan”;
e. Mengembalikan BCF 2.6 A kepada importir setelah diberi catatan
pengeluaran;
f. Mengirimkan BCF 2.6 A lembar kedua kepada Pejabat Pabean.

5. Petugas Pengawasan Penimbunan:

a. Melakukan pengecekan gudang atau lapangan penimbunan milik


importir;
b. Membuat laporan hasil pengecekan lapangan berikut gambar denah
gudang atau lapangan penimbunan, dan menyerahkannya kepada Pejabat
yang melakukan pengawasan;
c. Melakukan pengawalan barang dan mengawasi penimbunan;
d. Melakukan penyegelan barang di gudang atau lapangan penimbunan
milik importir dan membuat Berita Acara Penyegelan;
e. Menyerahkan Berita Acara Penyegelan lembar pertama kepada Pejabat
yang melakukan pengawasan dan lembar kedua kepada importir.

G. TATAKERJA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN DAN PENGAMBILAN


CONTOH UNTUK PEMBUATAN PIB

1. Importir :
a. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean untuk
melakukan pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk
pembuatan PIB dalam hal uraian barang dan rincian Nilai Pabean dalam
Dokumen Pelengkap Pabean tidak jelas sehingga importir tidak dapat
menetapkan klasifikasi dan penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI-
nya;
b. Menerima penetapan pemeriksaan pendahuluan dari Pejabat Pabean
untuk pembuatan PIB;
c. Melampirkan penetapan pemeriksaan pendahuluan pada berkas PIB yang
diajukan ke Kantor Pabean;
d. Tatakerja pengajuan PIB dilakukan sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran II atau III atau IV Keputusan Direktur Jenderal ini.

2. Kepala Kantor :

108
Meneliti permohonan:
a. dalam hal permohonan disetujui, menyerahkan berkas permohonan
kepada Pejabat Pabean untuk pemeriksaan fisik barang;
b. dalam hal permohonan tidak disetujui, memberitahukan kepada yang
bersangkutan.

3. Pejabat Pabean :

a. Menerima berkas permohonan dari Kepala Kantor Pabean dan menunjuk


Pejabat Pemeriksa Barang untuk melakukan pemeriksaan fisik barang
dan pengambilan contoh barang;
b. Menerima hasil pemeriksaan fisik barang dan contoh barang dari Pejabat
Pemeriksa Barang;
c. Menetapkan klasifikasi dan menghitung Bea Masuk, Cukai dan PDRI
berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan;
d. Menyerahkan penetapan pemeriksaan pendahuluan kepada importir.

4. Pejabat Pemeriksa Barang :

a. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan pengambilan contoh barang;


b. Membuat laporan hasil pemeriksaan fisik barang dan membubuhkan
paraf atau memberikan tanda pada contoh barang;
c. Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan fisik barang dan atau contoh
barang kepada Pejabat Pabean.

H. TATAKERJA PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB) BERKALA

1. Importir :

a. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean dengan


menyebutkan alasannya, dan melampirkan dokumen pendukung;
b. Dalam hal permohonan disetujui oleh Kepala Kantor Pabean,
menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta jaminan sebesar Bea
Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat yang mengelola
fasilitas/jaminan;
c. Menerima SPPB lembar kedua dari Pejabat Pabean;
d. Menyerahkan PIB dengan melampirkan seluruh salinan Dokumen
Pelengkap Pabean yang telah digunakan untuk pengeluaran barang impor
dalam periode bersangkutan dan perincian perhitungan Bea Masuk,
Cukai dan PDRI, beserta SSPCP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal jatuh tempo pemberian fasilitas PIB
berkala kepada Pejabat yang mengelola fasilitas/jaminan;
e. Menarik kembali jaminan yang telah diserahkan.

2. Pejabat yang Mengelola Fasilitas/Jaminan:

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean beserta jaminan sebesar Bea


Masuk, Cukai dan PDRI dari importir;
b. Meneliti kelengkapan dan kebenaran Dokumen Pelengkap Pabean serta
besarnya jaminan yang diserahkan;
c. Menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat Pabean;
d. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pabean;
e. Menerima PIB dari importir dengan dilampiri seluruh salinan Dokumen
Pelengkap Pabean yang telah digunakan untuk pengeluaran barang impor
dalam periode bersangkutan dan perincian penghitungan Bea Masuk,

109
Cukai dan PDRI, beserta SSPCP dalam jangka waktu paling lama pada
tanggal jatuh tempo pemberian fasilitas PIB berkala;
f. Meneliti dan mencocokkan PIB dengan Dokumen Pelengkap Pabean dan
LHP, selanjutnya mengembalikan jaminan kepada importir;
g. Mencairkan jaminan, dalam hal importir tidak menyerahkan PIB sesuai
jangka waktu yang telah ditentukan.

3. Pejabat Pabean :

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean dari Pejabat yang mengelola


fasilitas/jaminan;
b. Menerbitkan instruksi pemeriksaan dan menunjuk Pejabat Pemeriksa
Barang untuk pemeriksaan fisik barang;
c. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta Instruksi Pemeriksaan
kepada Pejabat Pemeriksa Barang;
d. Menerima kembali Dokumen Pelengkap Pabean dan LHP dari Pejabat
Pemeriksa Barang;
e. Meneliti dan mencocokkan LHP dengan Dokumen Pelengkap Pabean :
1) Dalam hal jumlah dan jenis barang sesuai, menerbitkan SPPB dalam
rangkap 2 (dua) dengan peruntukan :
a) lembar pertama diserahkan kepada Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
b) lembar kedua diserahkan kepada importir;
2) Dalam hal jumlah barang kedapatan lebih, importir wajib
menyesuaikan besarnya jaminan;
3) Dalam hal jenis barang kedapatan tidak sesuai, terhadap barang
impor tersebut tidak dapat diberikan fasilitas PIB berkala dan
importir wajib segera mengajukan PIB.
f. Menerima SPPB dari Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang;
g. Mengirimkan Dokumen Pelengkap Pabean beserta LHP kepada Pejabat
yang mengelola fasilitas/jaminan.

4. Pejabat Pemeriksa Barang :

a. Menerima Dokumen Pelengkap Pabean beserta Instruksi Pemeriksaan


dari Pejabat Pabean;
b. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan
ke dalam LHP;
c. Mengirimkan LHP beserta Dokumen Pelengkap Pabean kepada Pejabat
Pabean.

5. Petugas yang Mengawasi Pengeluaran Barang :

a. Menerima SPPB lembar pertama dari Pejabat Pabean dan SPPB lembar
kedua dari importir;
b. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan SPPB dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan, SPPB
dikirimkan kepada Pejabat Pengelola Manifest untuk penyelesaian
lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pengeluaran barang pada SPPB;
d. Mengembalikan SPPB kepada importir setelah diberi catatan
pengeluaran;
e. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat Pengelola Manifest untuk

110
ditatausahakan lebih lanjut dan digunakan sebagai dasar untuk menutup
pos BC 1.1.

6. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima SPPB dari Petugas yang mengawasi pengeluaran barang;


b. Menutup Pos BC 1.1 yang bersangkutan;
c. Mengirimkan SPPB kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen
untuk disematkan pada PIB bersangkutan;

I. TATAKERJA PENYELESAIAN PENGEMAS YANG DAPAT DIPAKAI


BERULANG-ULANG (RETURNABLE PACKAGE)

1. Importir

a. Mengajukan permohonan penggunaan returnable package kepada


Kepala Kantor Pabean tempat Kegiatan impor atau ekspor;
b. Permohonan diajukan diawal kegiatan dan diperpanjang setiap tahun
dengan menyebutkan uraian pengemas antara lain :
1) Jenis;
2) Identitas;
3) Negara asal;
4) Spesifikasi teknis; dan
5) Perkiraan jumlah importasi dan eksportasi yang mempergunakan
returnable package dalam 1 (satu) tahun.
c. Dalam hal permohonan ditolak, importasi diselesaikan sesuai dengan
tatalaksana impor sementara;
d. Dalam hal permohonan diterima, mencantumkan nomor ijin pada setiap
dokumen impor (PIB) atas importasi yang menggunakan returnable
package;
e. Mengajukan permohonan penyelesaian impor atau ekspor empty
returnable package (kosong) dengan melampirkan ijin:
1) Dalam hal impor empty returnable package (kosong) kepada Pejabat
yang mengelola manifest untuk mendapatkan disposisi
pengeluarannya;
2) Dalam hal ekspor empty returnable package (kosong) kepada
Pejabat Pabean untuk mendapatkan disposisi pemuatan ke atas
Sarana Pengangkut;
f. membuat laporan setiap 6 (enam) bulan tentang pemasukan dan
pengeluaran kepada Kepala Kantor yang memberikan ijin dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Pabean tempat pemasukan dan atau
pengeluaran returnable package yang berisi sekurang-kurangnya :
1) Jenis dan jumlah returnable package impor;
2) Jenis dan jumlah returnable package ekspor;
3) Kantor Pebean pemasukan;
4) Kantor Pabean Pengeluaran;
5) Saldo returnable Package.

2. Kepala Kantor Pabean

a. Menerima permohonan penggunaan returnable package dari importir;


b. Dapat menolak pemberian ijin apabila importirnya termasuk dalam
importir berisiko tinggi;
c. Menerbitkan Keputusan Pemberian Ijin Penggunaan returnable package;

111
3. Pejabat yang Mengelola Manifest

a. Menerima permohonan penyelesaian empty returnable package


(kosong);
b. Meneliti permohonan penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam butir 1
dan memberikan disposisi pada permohonan tersebut yang sekaligus
merupakan ijin pengeluaran dari Kawasan Pabean;
c. Membuat catatan tentang importasi dalam buku tersendiri berdasarkan
Nomor Keputusan Ijin Penggunaan returnable package dan memasukkan
nomor urut pembukuan pada permohonan penyelesaian tersebut;
d. Menutup Pos BC 1.1 atas empty returnable package (kosong) dengan
nomor urut pembukuan pada permohonan penyelesaian tersebut;
e. menerima laporan setiap 6 (enam) bulan atas importasi dan eksportasi
returnable package dari importir/eksportir;
f. Menghitung Bea Masuk dan PDRI serta Denda dan meneruskan
penagihannya kepada Pejabat yang Mengelola Penagihan.

4. Pejabat Pabean

a. Menerima pengajuan permohonan penyelesaian eksportasi empty


returnable package (kosong);
b. Meneliti permohonan penyelesaian dan memberikan disposisi
pemuatannya ke atas sarana pengangkut;
c. Membuat catatan tentang eksportasi empty returnable package (kosong)
dalam buku tersendiri berdasarkan Nomor Keputusan Ijin Penggunaan
returnable package dan memasukkan nomor urut pembukuan pada
permohonan penyelesaian tersebut;
d. meneruskan pemberitahuan penyelesaian empty returnable package
(kosong) ke Pejabat yang mengelola manifest untuk dilakukan
rekonsiliasi dengan data pemasukan.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

112
114
LAMPIRAN IX
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

CONTOH PERHITUNGAN
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA

Penghitungan besarnya sanksi administrasi berupa denda atas pelanggaran Pasal 16


ayat (4) dan Pasal 82 ayat (6) dilakukan dengan cara terlebih dahulu menghitung
besarnya prosentase denda, dan setelah itu dilakukan perhitungan besarnya denda
yang harus dikenakan atas pelanggaran yang dilakukan.
Ada beberapa contoh kasus tambah bayar yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam
menghitung besarnya sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diuraikan
dibawah ini:
1. Kesalahan yang menyebabkan terjadinya kekurangan pembayaran Bea Masuk
dari suatu PIB, dikelompokkan menjadi dua yaitu kesalahan yang mengakibatkan
denda dan kesalahan yang tidak mengakibatkan denda (klasifikasi atau
pembebanan).
Penghitungan denda dilakukan dari kelompok kesalahan yang mengakibatkan
denda, yaitu dengan cara:
a. Jumlah kekurangan pembayaran Bea Masuk dijumlahkan;
b. Prosentase denda dihitung dari jumlah kekurangan pembayaran Bea Masuk
dibagi dengan jumlah Bea Masuk yang telah dibayar;
c. Jumlah denda yang harus dibayar adalah hasil perkalian antara prosentase
denda dengan jumlah kekurangan Bea masuk yang mengakibatkan denda.
d. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
No Jenis Barang Jenis BM. Dibayar BM. Seharusnya BM. Kurang bayar
Kesalahan (juta) (juta) (juta)

1. Televisi Klasifikasi 10,00 20,00 10,00


2. Tape Recorder Pembebanan 10,00 20,00 10,00
3. VCD Player Jumlah 10,00 15,00 5,00
4. Lampu Pijar Nilai Pabean 20,00 30,00 10,00
5. Speaker set Jenis 0,00 10,00 10,00
Jumlah 50,00 95,00 45,00

a) Barang no.urut 1 dan 2 tidak dikenakan denda dan kekurangan


pembayaran Bea Masuk = Rp. 20 juta;

b) Barang dengan nomor urut 3, 4 dan 5 merupakan barang yang


kesalahannya dikenakan denda :
1) % denda = kurang bayar / jumlah dibayar X 100 %
= 25 / 30 X 100 %
= 83,33 % Æ denda = 4 kali dari BM kurang bayar

114
2) Besarnya denda yang dikenakan adalah = 4 x kurang bayar
= 4 X 25 juta
= Rp. 100 juta

c) Jumlah BM yang kurang dibayar = Rp. 20 Juta + 25 Juta


= Rp. 45 Juta
d) Denda = Rp. 100 juta

2. Penghitungan sanksi administrasi berupa denda yang dikenakan terhadap satu


jenis barang yang mempunyai dua kesalahan, yaitu kesalahan yang
mengakibatkan denda dan kesalahan yang tidak mengakibatkan denda, dilakukan
dengan cara menghitung terlebih dahulu kekurangan bayar yang tidak dikenakan
denda setelah itu baru dihitung kekurangan bayar yang mengakibatkan denda.

No Jumlah & Jenis Jenis Diberitahukan Seharusnya Selisih


Barang Kesalahan

1. Televisi Pembebanan 5% 10%


200 pcs Nilai Pabean 50 juta 200 juta

Perhitungan :

a. Kekurangan bayar tanpa denda:

1) Bea Masuk yang telah dibayar dengan kesalahan pembebanan adalah


Rp.50 juta X 5% = Rp. 2,5 juta;
2) Bea Masuk yang seharusnya dibayar tanpa kesalahan pembebanan adalah
Rp.50 juta X 10% = Rp. 5 juta;
3) Terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk sebesar Rp. 2,5 juta.

b. Kekurangan Bayar dengan denda:


1) Apabila tidak ada kesalahan pembebanan maka importir membayar Rp. 50
juta X 10% = Rp. 5 juta;
2) Bea Masuk yang seharusnya dibayar dengan Nilai Pabean yang
sebenarnya adalah Rp.200 juta X 10% = Rp.20 juta;
3) Prosentase denda dihitung dari kekurangan pembayaran Bea Masuk yang
seharusnya dibayar dengan yang dibayar apabila tidak terdapat kesalahan
pembebanan, yaitu : kekurangan bayar/seharusnya dibayar = 15/5 X100%
= 300% → berarti 5 kali dari BM kurang bayar;
4) Denda administrasi yang dikenakan adalah sebesar 5 X Rp. 15 juta = Rp.
75 juta;
5) Jumlah Bea Masuk yang kurang dibayar = Rp.17,5 juta
Denda Administrasi = Rp.75 juta

3. Kekurangan bayar yang mengakibatkan denda terhadap barang yang


pembebanannya 0 % hanya dikenakan satu kali untuk satu PIB, apabila pada PIB
tersebut tidak ada barang impor lain yang harus dikenai denda.

115
No Jumlah & Jenis Jenis Diberitahukan Seharusnya Kekurangan dan
Barang Kesalahan Denda

1 Televisi Pembebanan 5% 10% Kurang bayar = 17,5 juta


200 pcs Nilai Pabean 50 juta 200 juta Denda = 75 juta
2 Barang B 0% 0% Barang B tidak kena denda
200 pcs Nilai Pabean 100 juta 200 juta Karena televisi sudah kena
denda

No Jumlah & Jenis Jenis Diberitahukan Seharusnya Kekurangan dan


Barang Kesalahan Denda

1 Televisi Pembebanan 5% 10% Tambah bayar 5 juta


200 pcs 100 juta 100 juta
2 Barang B Pembebanan 5% 0 % Barang B kena denda
200 pcs Nilai Pabean 50 juta 200 juta Rp. 5 juta

4. Dalam hal setelah pemeriksaan fisik dan/ atau dokumen, ternyata dalam satu PIB
terdapat barang yang tidak diberitahukan dan ada barang yang tidak ditemukan,
maka jumlah penerimaan yang telah dibayarkan untuk barang yang tidak
ditemukan tersebut diperhitungkan sebagai pungutan yang sudah dibayar untuk
barang yang tidak diberitahukan.

No Jenis Hasil Pungutan Pungutan Catatan


Barang Pemeriksaan Diberitahukan Seharusnya
1 Barang A Benar 100 juta 100 juta Benar
2 Barang B Tdk ada 100 juta - Diberitahukan,
tetapi tidak ada
3 Barang C Ada - 200 juta Tidak diberitahukan

Perhitungan:
1) Barang A sesuai;
2) Pungutan yang dibayar untuk barang B dianggap pungutan yang sudah
dibayar untuk barang C;
3) Kurang bayar ( 200 – 100 ) = 100 juta;
4) % denda ( 100 / 100 X100% = 100% ) Æ 4 X BM kurang bayar;
5) Jumlah denda = 4 x 100 juta = 400 juta.
5. Dalam hal setelah pemeriksaan fisik dan/atau dokumen, ternyata dalam satu PIB
terdapat barang yang tidak diberitahukan maka terhadap barang tersebut
diperhitungkan sebagai barang baru dan dikenakan pungutan serta denda.

No Jenis Hasil Pungutan Pungutan Catatan


Barang Pemeriksaan Diberitahukan Seharusnya
1 Barang A Benar 100 juta 100 juta Benar
2 Barang B Benar 100 juta 100 juta Benar
3 Barang C Ada - 200 juta Tidak diberitahukan
4. Barang D Ada 50 juta Tidak diberitahukan

Perhitungan:
1) Barang A dan B sesuai;
2) BM yang kurang dibayar untuk barang C dan D = Rp. 250 juta;

116
3) % denda ( 250/ 1 X 100% = 250% ) Æ 5 X BM kurang bayar;
4) Jumlah denda = 5 x 250 juta = Rp.1,25 milyar.

6. Jika beberapa jenis barang yang pembebanannya sama diberitahukan dengan


digabung pada satu PIB, denda hanya dikenakan apabila setelah diperincikan
ternyata terdapat kekurangan pembayaran Bea Masuk yang mengakibatkan denda.

Diberitahukan : Barang A, B dan C @ 100 pcs dalam satu tarip pos,


pembebanan 5 %, total nilai pabean Rp. 200 juta, Bea Masuk
Rp. 10 juta.
Misal:
Ditemukan (1) : Barang A 100 pcs, pembebanan 5 %, NP. 100 juta, BM 5 juta
: Barang B 50 pcs, pembebanan 5 %, NP. 50 juta, BM 2,5
juta
: Barang C 150 pcs, pembebanan 5 %, NP. 50 juta, BM 2,5
juta
Atau:
Ditemukan (2) : Barang A 100 pcs, pembebanan 5 %, NP. 100 juta, BM 5 juta
: Barang B 50 pcs, pembebanan 5 %, NP. 50 juta, BM 2,5
juta
: Barang C 150 pcs, pembebanan 5 %, NP. 200 juta, BM 10
juta
Penyelesaian:
Kasus (1) : terdapat kesalahan jumlah barang (B & C), seharusnya kesalahan
pemberitahuan jumlah per masing-masing barang kena denda, akan
tetapi karena jumlah total barang dan nilai pabeannya sama,
sehingga jumlah keseluruhan pungutan BM pada PIB tetap sama,
maka kesalahan tersebut tidak dikenakan denda;
Kasus (2) : terdapat kesalahan jumlah dan nilai pabean pada barang C, yang
mengakibatkan terjadinya kekurangan pembayaran BM, untuk
kesalahan tersebut dilakukan perhitungan besarnya denda dari
kekurangan pembayaran dengan yang telah dibayar, yaitu:
1) BM yang kurang dibayar = Rp. 17,5 juta – Rp. 10 juta = Rp. 7,5
juta;
2) % denda ( 7,5 / 10 ) = 75% Æ 3 kali BM yang kurang dibayar;
3) denda = 3 x 7,5 = Rp. 22,5 juta.
7. Jika dalam satu PIB terdapat beberapa barang yang setelah dilakukan penelitian
ada yang BM-nya kurang dibayar dan ada yang lebih dibayar, maka kelebihan
pembayaran itu dapat dikompensasikan dengan kekurangan bayar yang terjadi,
namun apabila ada sanksi administrasi berupa denda yang harus dibayar maka
prosentase denda dan besarnya denda yang harus dibayar dihitung dulu dari
kekurangan yang sebenarnya, setelah itu baru kelebihan bayarnya dapat dipakai
untuk mengurangi pembayaran kekurangan BM yang terjadi.

No Jenis Barang Jenis BM. Dibayar BM. Seharusnya BM BM


Kesalahan (juta) (juta) Kurang Lebih

1. Televisi Pembebanan 20,00 10,00 10,00


2. Tape Recorder - 10,00 10,00 - -
3. VCD Player Jumlah 10,00 15,00 5,00

117
4. Lampu Pijar Nilai Pabean 20,00 30,00 10,00
5. Speaker set Jenis 0,00 10,00 10,00
Jumlah 60,00 75,00 25,00 10,00

Penyelesaiannya:
a. Barang dengan nomor urut 3, 4 dan 5 merupakan barang yang kesalahannya
dikenakan denda :
1) % denda = kurang bayar / jumlah dibayar X 100 %
= 25 / 30 X 100 %
= 83,33 % Æ denda = 4 kali dari BM kurang bayar

2) Besarnya denda yang dikenakan adalah = 4 x kurang bayar


= 4 X 25 juta
= Rp. 100 juta

b. Jumlah BM yang kurang dibayar = Rp. 25 Juta – Rp.10 juta


= Rp. 15 Juta
c. Denda = Rp. 100 juta.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

118
LAMPIRAN X
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

JANGKA WAKTU PELAYANAN

A. Kepastian jangka waktu pelayanan terhadap penyelesaian barang impor untuk


dipakai ditetapkan :
1. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor,
dilakukan paling lama 4 jam kerja sejak PIB diterima sistem aplikasi
komputer atau pejabat penerima dokumen;
2. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah, pelaksanaan pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan melalui Hi-Co Scan harus sudah dimulai dalam waktu paling
lama 12 jam kerja sejak penetapan jalur;
Dalam hal pelaksanaan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan melalui Hi-Co
Scan belum dapat dilaksanakan sampai dengan batas waktu tersebut, Pejabat
Pemeriksa Barang atau Pejabat analis Hi-Co Scan wajib memberitahukan
secara tertulis mengenai hal tersebut beserta alasannya kepada Kepala Kantor
Pabean dan atau memasukkan keterangan ke dalam komputer;
3. Pejabat yang melaksanakan pemeriksaan fisik barang harus mengirimkan
LHP kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen paling lama 40 jam kerja sejak
penetapan jalur;
4. Pejabat Pemeriksa Dokumen harus menerbitkan SPPB paling lama dalam
waktu 24 jam kerja sejak LHP diterima, kecuali:
a. terjadi kesalahan jenis barang;
b. termasuk dalam ketentuan larangan/pembatasan impor;
c. hal-hal lain dengan sepengetahuan Kepala Kantor.
5. Pejabat Pemeriksa Dokumen harus menetapkan klasifikasi barang,
pembebanan dan nilai pabean paling lama dalam waktu 29 (dua puluh
sembilan) hari sejak tanggal pendaftaran PIB.

B. Pengendalian terhadap pelaksanaan jangka waktu pelayanan dilakukan oleh


Pejabat yang menyajikan data dan laporan dengan melakukan kegiatan:

1. memantau pelaksanaan jangka waktu pelayanan atas dasar data yang


diperoleh dari Kartu Pengawasan Waktu (KPW) atau komputer;
2. membuat laporan hasil pemantauan:
a. dengan menggunakan BCL 2.3 A pada hari kerja berikutnya Kepala
Kantor Pabean;
b. dengan menggunakan BCL 2.3 B pada hari kerja pertama minggu
berikutnya kepada Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai;
c. dengan menggunakan BCL 2.3 C pada hari kerja pertama bulan
berikutnya kepada Direktur Jenderal;
3. Membuat rekomendasi tentang kinerja pejabat dan/atau unit kerja yang
menangani pelayanan kepabeanan.

119
C. Jangka waktu pelayanan tersebut tidak berlaku apabila keterlambatan
pelaksanaan terjadi karena alasan-alasan diluar kewenangan Pejabat misalnya,
hambatan cuaca, importir belum menyiapkan barang yang akan diperiksa, atau
alat-alat untuk membantu kegiatan kerja seperti fork lift belum tersedia.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

120
LAMPIRAN XI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI
BIDANG IMPOR

TATAKERJA PENGELUARAN BARANG ASAL DAERAH PABEAN YANG


DIKIRIM DARI SATU KAWASAN PABEAN KE KAWASAN PABEAN
LAINNYA YANG PENGANGKUTANNYA MELALUI LUAR DAERAH
PABEAN

A. Kantor Pabean Pelabuhan Pemuatan

1. Pengangkut/Pemilik Barang :

a. Mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean pelabuhan


pemuatan barang untuk mengirimkan barang asal Daerah Pabean dengan
tujuan Kawasan Pabean lainnya yang pengangkutannya melalui Luar
Daerah Pabean;
b. Mengisi Pemberitahuan Pabean BC 1.3 secara lengkap dan benar dalam
rangkap 3 (tiga) dan menyerahkannya kepada Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan barang;
c. Menerima dari Pejabat yang mengelola manifest :
1) BC 1.3 lembar pertama setelah diberikan catatan pemuatan barang
dan jangka waktu pengangkutan, untuk melindungi pengangkutan
barang sampai di TPS Kawasan Pabean tujuan;
2) Berita Acara Pemeriksaan Barang;
3) Berita Acara Penyegelan lembar pertama;
4) Berita Acara Pemuatan Barang lembar pertama.

2. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima BC 1.3 dalam rangkap 3 (tiga) dari pengangkut/pemilik


barang dan meneliti kebenaran data BC 1.3;
b. Membukukan BC 1.3 ke dalam BCP-BC 1.3 dan memberikan nomor
pendaftaran pada BC 1.3;
c. Menunjuk petugas untuk melakukan pemeriksaan fisik barang;
a. Menerima Berita Acara Pemeriksaan Barang dari petugas yang
melakukan pemeriksaan fisik barang;
b. Memberikan persetujuan pemuatan barang pada BC 1.3, dan
mengirimkan BC 1.3 kepada Petugas yang mengawasi pemuatan barang;
c. Menerima kembali BC 1.3 dari Petugas yang mengawasi pemuatan
barang, setelah diberi catatan pemuatan barang dan peneraan segel;
d. Menerima Berita Acara Penyegelan dan Berita Acara Pemuatan Barang
dari Petugas yang mengawasi pemuatan barang;
e. Mencantumkan pada BC 1.3 jangka waktu pengangkutan barang, yang
mana barang tersebut diperkirakan harus sudah sampai dan dibongkar di
tempat tujuan;
f. Menyerahkan kepada pengangkut/pemilik barang :
1) BC 1.3 lembar pertama untuk melindungi pengangkutan barang

121
sampai di TPS Kawasan Pabean tujuan;
2) Berita Acara Pemeriksaan Barang;
3) Berita Acara Penyegelan lembar pertama; dan
4) Berita Acara Pemuatan Barang lembar pertama.
g. Mengirim BC 1.3 lembar kedua kepada Pejabat yang mengelola manifest
di Kantor Pabean pelabuhan pembongkaran;
h. Menyimpan BC 1.3 lembar ketiga beserta copy Berita Acara
Pemeriksaan Barang, Berita Acara Penyegelan lembar kedua dan Berita
Acara Pemuatan Barang lembar kedua;
i. Menerima kembali BC 1.3 lembar kedua dari Pejabat yang mengelola
manifest di Kantor Pabean pelabuhan pembongkaran.

3. Petugas yang Melakukan Pemeriksaan Barang :

a. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan menuangkan hasil pemeriksaan


fisik barang ke dalam Berita Acara Pemeriksaan Barang;
b. Menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan Barang kepada Pejabat yang
mengelola manifest.

4. Petugas yang Mengawasi Pemuatan Barang :

a. Menerima BC 1.3 dari Pejabat yang mengelola manifest;


b. Mengawasi pemuatan barang dengan mencocokkan BC 1.3 dengan
nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas yang
bersangkutan :
1) kedapatan sesuai, melakukan peneraan segel pada
kemasan/petikemas dan selanjutnya barang impor dapat dimuat;
2) kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dimuat, BC 1.3
dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang pemuatan barang dan peneraan segel pada
BC 1.3;
d. Membuat Berita Acara Penyegelan dan Berita Acara Pemuatan Barang;
e. Mengirimkan kembali BC 1.3 beserta Berita Acara Penyegelan dan
Berita Acara Pemuatan Barang kepada Pejabat yang mengelola manifest.

B. Kantor Pabean Pelabuhan Pembongkaran

1. Pengangkut/Pemilik Barang :

a. Menyerahkan BC 1.3 lembar pertama kepada Pejabat yang mengelola


manifest di Kantor Pabean pelabuhan pembongkaran barang, dilampiri
dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang, Berita Acara Penyegelan
lembar pertama dan Berita Acara Pemuatan Barang lembar pertama;
b. Menyerahkan copy PIB yang telah dilegalisir oleh Pejabat di Kantor
Pabean pelabuhan pemuatan barang dalam hal barang dimaksud berasal
dari Pelabuhan Bebas atau Kawasan Berikat di Dalam Daerah Pabean;

2. Pejabat yang Mengelola Manifest :

a. Menerima BC 1.3 lembar pertama dari pengangkut atau pemilik barang

122
dilampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang, Berita Acara
Penyegelan lembar pertama dan Berita Acara Pemuatan lembar pertama;
b. Menerima copy PIB yang telah ditandasahkan, dalam hal BC 1.3 berasal
dari Pelabuhan Bebas atau Kawasan Berikat di Dalam Daerah Pabean;
c. Menerima BC 1.3 rangkap kedua dari Pejabat yang mengelola manifest
di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan;
d. Meneliti Pos BC 1.1 dan mencocokkan dengan BC 1.3, serta menutup
pos BC 1.1 bersangkutan;
e. Mengirim BC 1.3 lembar pertama kepada Petugas yang memantau
pembongkaran/ penimbunan barang untuk pengecekan nomor, merek,
ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas serta keadaan segel yang
diterakan oleh Petugas yang mengawasi pemuatan barang di Kantor
Pabean pelabuhan pemuatan;
f. Menerima kembali BC 1.3 lembar pertama dari Petugas yang memantau
pembongkaran/penimbunan barang atau Petugas yang mengawasi
pengeluaran barang;
g. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan penyelidikan lebih lanjut,
dalam hal :
1) segel yang diterakan oleh Petugas yang mengawasi pemuatan barang
di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan kedapatan dalam keadaan
rusak, atau terdapat indikasi bahwa pengemas atau petikemas
dimaksud bekas dibuka;
2) nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/peti kemas
kedapatan tidak sesuai.
f. Mencatat hasil pengecekan dimaksud pada BC 1.3 lembar kedua;
g. Mengirim BC 1.3 rangkap kedua dengan surat pengantar kepada Pejabat
yang mengelola manifest di Kantor Pabean pelabuhan pemuatan barang,
sebagai pemberitahuan bahwa barang telah dibongkar dan dikeluarkan.

3. Petugas yang Memantau Pembongkaran/Penimbunan Barang :


a. Menerima BC 1.3 lembar pertama dari Pejabat yang mengelola manifest;
b. Melakukan pengecekan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis
kemasan/peti kemas serta segel yang diterakan oleh Pejabat di Kantor
Pabean pelabuhan pemuatan barang dan mencocokkan dengan BC 1.3 :
1) kedapatan sesuai dan segel dalam keadaan baik/utuh, BC 1.3
diteruskan kepada Petugas yang mengawasi pengeluaran barang
untuk pengeluaran barang dimaksud;
2) kedapatan tidak sesuai atau segel dalam keadaan rusak atau terdapat
indikasi bahwa kemasan/petikemas bekas dibuka, barang tidak dapat
dikeluarkan, BC 1.3 dikirimkan kepada Pejabat yang mengelola
manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;
c. Memberikan catatan tentang hasil pengecekan dan pengeluaran barang
pada BC 1.3;
d. Mengirimkan kembali BC 1.3 kepada Pejabat yang mengelola manifest.

DIREKTUR JENDERAL,

EDDY ABDURRACHMAN
NIP 060044459

123
124

Anda mungkin juga menyukai