Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA. 2022

MAK. 4456.QDC.001.051A.522191

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Koperasi dan UKM RI

Unit Eselon I/II : Deputi Bidang Kewirausahaan/Asisten DeputiPengembangan


Inovasi Teknologi dan Inkubasi Usaha

Program : Penguatan Kewirausahaan, UMKM dan Koperasi

Sasaran Program : Mengembangkan usaha baru bagi calon wirausaha potensial


menjadi wirausaha mandiri

Indikator Kinerja Program : Presentase jumlah peserta calon wirausaha yang


menjadi wirausaha mandiri

Kegiatan : Pengembangan Teknologi Informasi dan InkubasiUsaha

Sasaran Kegiatan : Terlaksananya pengembangan teknologi informasidan


inkubasi usaha

Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Angakatan yang Terfasilitasi Pemasyarakatan


Inkubasi Kewirausahaan
Keluaran (Output) : Terfasilitasinya Pemasyarakatan Inkubasi
Kewirausahaan

Indikator Keluaran (Output) : Terlaksananya Pemasyarakatan inkubasi


Bagi UMKM

Volume Keluaran (Output) : 2.100

Satuan Ukur Keluaran (Output) : Orang


A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM;
d. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 5 tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020 – 2024.
e. Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM Nomor: 01/Per/M.KUKM/I/2021, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia.
f. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUMKM.

2. Gambaran Umum

Menurut National Business Incubator Association (NBIA), Inkubator merupakan proses


dukungan bisnis yang dilakukan lembaga tertentu untuk mempercepat keberhasilan
pengembangan wirausaha pemula dengan menyediakan berbagai sumber daya dan layanan
yang diperlukan kepada para wirausaha tersebut. Inkubator biasanya memberikan program
yang didesain untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis dengan
tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan
organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga
akhirnya memiliki dampak positif bagimasyarakat.

Peran inkubator untuk mendukung wirausaha pemula sangat penting, hal ini terjadi
karena Inkubator mendampingi wirausaha pemula untuk diinkubasi hingga sampai akhirnya
menjadi pengusaha yang mandiri.

Data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018 menunjukkan mayoritas usaha di
Indonesia adalah usaha mikro atau sekitar 98,7%, sisanya atau 1,3% terbagi dalam usaha
kecil, menengah dan besar. Untuk itu sangat diperlukan kebijakan dan program yang
mendukung perkembangan usaha mikro. Saat ini usaha mikro dapat dikatakan sebagai salah
satu bentuk jaring pengaman sosial ekonomi. Usaha mikro dapat mencegah penduduk miskin
menjadi semakin miskin, membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan usaha
mikro yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga
memberikan kontribusi mengurangi pengangguran jika mampu berkembang naik kelas usaha
dan merekrut pegawai.
Selama ini inkubator banyak berasal dari lembaga-lembaga perguruan tinggi dan
lembaga swadaya masyarakat lainnya ada yang berorientasi laba dan tidak. Jika berorientasi
laba maka artinya para wirausaha yang difasilitasi harus membayar dalam jumlah tertentu
untuk mendapatkan layanan inkubator. Fasilitas pendampingan semacam ini tentu sulit
diakses oleh usaha mikro yang baru belajar berwirausaha dengan modal yang terbatas, atau
bahkan tanpa modal sama sekali. Bagi lembaga inkubator yang tidak berorientasi laba
biasanya berupaya mencari pendanaan dari berbagai sumber yang tidak mengikat seperti
bantuan dana atau hibah. Namun, dana tersebut juga sulit diperoleh dalam jumlah yang
memadai dan berkesinambungan. Akibatnya, sebagian besar usaha mikro dapat dipastikan
sulit untuk terlayani oleh berbagai lembaga inkubasi yang ada.

Terkait hal di atas maka dibutuhkan kegiatan pemberian bantuan Pengembangan


Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha. Hal ini dilakukan dengan harapan calon wirausaha
dapat dilayani tanpa dipungut biaya hingga usaha mereka tumbuh menjadi menjadi usaha
mandiri dan tangguh. Namun untuk mendapatkan fasilitasi inkubasi tersebut, para calon
wirausaha/calon tenant akan dikompetisikan untuk dipilih ide usaha terbaik. Lalu mengapa
melalui kompetisi? Langkah ini perlu dilakukan untuk menjaring usaha mikro yang kreatif,
inovatif, dan memiliki potensi tinggi untuk mengembangkan usahanya.

B. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat tidak langsung dari kegiatan ini adalah


1. Pemerintah baik pusat dan daerah karena mendukung program
kewirausahaan nasional dan upaya meningkatkan perekonomian nasional.
2. Untuk akademisi dapat dijadikan tambahan informasi dan
pengetahuan mengenai inkubasi usaha.
3. Bagi masyarakat dapat menjadikan kegiatan ini sebagai referensi untuk mendukung
tujuan dan motivasi dalam mengembangkan usahanya. Masyarakat juga dapat
memanfaatkan produk dari kegiatan ini baik dari sisi lembaga inbubator dan tenant
startup

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui belanja Jasa lainnya. Ruang lingkup kegiatan
Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM, yaitu:
 Persiapan
 Pelaksanaan Kegiatan
 Pelaporan Kegiatan
2. Materi Kegiatan
Ruang lingkup materi Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM meliputi:
 Sejarah penyelenggaraan Inkubasi di Dunia dan di Indonesia
 Regulasi penyelenggaraan Inkubasi di Indonesia
 Prosedur pendirian Lembaga Inkubator dan menjadi tenant peserta inkubasi pada
lembaga Inkubator
 Peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Inkubasi di
Indonesia

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tahapan kegiatan Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM dengan target sebanyak 2.100
Orang atau 35 Angkatan akan dilakukan sebagai berikut :
 Belanja Bahan
 Belanja Honor Output Kegiatan
 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
 Penyusunan Laporan

Jadwal dan Tahapan Pelaksanaan

Kegiatan akan dilaksanakan selama 5 Bulan dari Bulan April s/d September 2022 dengan
jadwal sebagai berikut:
No Tahapan Pelaksanaan Bulan Ke
1 2 3 4 5
1 Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM X X X X X

4. Lokasi Kegiatan (Lokus)


Kegiatan Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM dilaksanakan di 6 Titik

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Keluaran kegiatan akan dicapai selama tahun anggaran 2022
E. SPESIFIKASI TEKNIS
1. Narasumber
Untuk persyaratan menjadi Narasumber adalah yang berkompeten baik dari Stakeholder
terkait maupun praktisi/ahli diutamakan yang memiliki kompetensi dibidang
Pengembangan Lembaga Inkubator dan inkubasi wirausaha, maupun dibidang disiplin
ilmu lainnya yang dibutuhkan. Dengan spesifikasi memiliki latar belakang pendidikan
formal minimal Strata-1 (S1).
2. Pelaksana
Melalui kegiatan seleksi umum.

F. BIAYA YANG DIBUTUHKAN


Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan biaya sebesar Rp. 3.849,100,000,- (Tiga Milyar
Delapan Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Ribu Seratus Ribu Rupiah) dibebanka pada APBN
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2022. Perincian biaya sebagaimana RAB
terlampir.

Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Januari 2022


Asisten Deputi Pengembangan Teknologi
Informasi dan Inkubasi Usaha

Christina Agustin, API., MM. NIP.


19720801 199803 2 001

Anda mungkin juga menyukai