MAK. 4456.QDC.001.051A.522191
1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, Dan
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM;
d. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 5 tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2020 – 2024.
e. Peraturan Menteri Koperasi dan UMKM Nomor: 01/Per/M.KUKM/I/2021, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia.
f. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUMKM.
2. Gambaran Umum
Peran inkubator untuk mendukung wirausaha pemula sangat penting, hal ini terjadi
karena Inkubator mendampingi wirausaha pemula untuk diinkubasi hingga sampai akhirnya
menjadi pengusaha yang mandiri.
Data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018 menunjukkan mayoritas usaha di
Indonesia adalah usaha mikro atau sekitar 98,7%, sisanya atau 1,3% terbagi dalam usaha
kecil, menengah dan besar. Untuk itu sangat diperlukan kebijakan dan program yang
mendukung perkembangan usaha mikro. Saat ini usaha mikro dapat dikatakan sebagai salah
satu bentuk jaring pengaman sosial ekonomi. Usaha mikro dapat mencegah penduduk miskin
menjadi semakin miskin, membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan usaha
mikro yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga
memberikan kontribusi mengurangi pengangguran jika mampu berkembang naik kelas usaha
dan merekrut pegawai.
Selama ini inkubator banyak berasal dari lembaga-lembaga perguruan tinggi dan
lembaga swadaya masyarakat lainnya ada yang berorientasi laba dan tidak. Jika berorientasi
laba maka artinya para wirausaha yang difasilitasi harus membayar dalam jumlah tertentu
untuk mendapatkan layanan inkubator. Fasilitas pendampingan semacam ini tentu sulit
diakses oleh usaha mikro yang baru belajar berwirausaha dengan modal yang terbatas, atau
bahkan tanpa modal sama sekali. Bagi lembaga inkubator yang tidak berorientasi laba
biasanya berupaya mencari pendanaan dari berbagai sumber yang tidak mengikat seperti
bantuan dana atau hibah. Namun, dana tersebut juga sulit diperoleh dalam jumlah yang
memadai dan berkesinambungan. Akibatnya, sebagian besar usaha mikro dapat dipastikan
sulit untuk terlayani oleh berbagai lembaga inkubasi yang ada.
B. PENERIMA MANFAAT
1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan melalui belanja Jasa lainnya. Ruang lingkup kegiatan
Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM, yaitu:
Persiapan
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaporan Kegiatan
2. Materi Kegiatan
Ruang lingkup materi Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM meliputi:
Sejarah penyelenggaraan Inkubasi di Dunia dan di Indonesia
Regulasi penyelenggaraan Inkubasi di Indonesia
Prosedur pendirian Lembaga Inkubator dan menjadi tenant peserta inkubasi pada
lembaga Inkubator
Peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Inkubasi di
Indonesia
Kegiatan akan dilaksanakan selama 5 Bulan dari Bulan April s/d September 2022 dengan
jadwal sebagai berikut:
No Tahapan Pelaksanaan Bulan Ke
1 2 3 4 5
1 Pemasyarakatan inkubasi bagi UMKM X X X X X