Anda di halaman 1dari 57

“APAKAH BENAR AKAN ADA VAKSINASI DOSIS

KEEMPAT DAN SETERUSNYA SELAMA COVID-19?”

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid


SESDITJEN KESMAS
JUBIR VAKSIN C 19, KEMENKES

Disampaikan pada Webinar WIKA


RANGKUMAN
• 1 MARET 2022
KASUS KONFIRMASI 5.589.176 SPESIMEN DIPERIKSA 85.019.478

Harian 24.728 84000 Harian 438.751 600000

7DMA 42.823 7DMA 440.880


(↓- 22,76 %)* (↓ -11,69%)*
56000
300000
7DMA Pos-Rate18,20%
28000

NAAT Antigen
0 0

2-Mar

2-Oct
2-May

2-Jul
2-Jun

2-Nov
2-Aug
2-Apr

2-Dec
2-Feb

2-Sep

2-Feb
2-Jan

2-Jan
1-May
1-Jan

1-Jan
1-Mar

1-Mar
1-Nov
1-Oct
1-Apr

1-Jun

1-Aug

1-Dec
Harian 100.562 338.189

1-Jul
1-Feb

1-Sep

1-Feb
7DMA 139.050 301.380

KEMATIAN 148.660 RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BOR 33,88%

Harian 325 2000 Harian 34.729 100000


7DMA 266 7DMA 36.787
(↑ 38,64%)* (↑ 3,82%)*
1000 50000
CFR 2,66% BOR 7DMA 36%
Isolasi Intensif
0
Harian 31.885 2.844 0
1-Mar

1-Mar
1-Oct
1-May

1-Jul

1-Nov
1-Jun

1-Aug
1-Apr

1-Dec
1-Feb

1-Sep

1-Feb
1-Jan

1-Jan

1-May
1-Mar

1-Jul

1-Mar
1-Oct
1-Jun

1-Nov
1-Aug
1-Apr

1-Dec
1-Feb

1-Sep

1-Feb
1-Jan

1-Jan
7DMA 33.915 2.872

* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
konfirmasi harian •

0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
2-Mar
15-Mar
28-Mar
28 FEBRUARI 2022

10-Apr
23-Apr
6-May

Kasus Aktif
19-May Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
1-Jun

Konfirmasi harian
14-Jun
27-Jun
10-Jul
23-Jul
5-Aug

7 per. Mov. Avg. (Konfirmasi harian)


Libur 17 Agustus dan 1 Muharram
18-Aug
31-Aug
13-Sep PSBB 2
26-Sep
9-Oct
22-Oct Libur Maulid Nabi
4-Nov
17-Nov
30-Nov
13-Dec
Cuti Bersama dan Hari Raya Natal
26-Dec
8-Jan Libur Tahun Baru
21-Jan
3-Feb Tahun Baru Imlek
16-Feb
1-Mar
14-Mar
27-Mar Wafat Isa Al Masih
9-Apr
22-Apr
5-May Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri
18-May
31-May
13-Jun
26-Jun
9-Jul
22-Jul
4-Aug
17-Aug
30-Aug
12-Sep
25-Sep
8-Oct
21-Oct
3-Nov
16-Nov
29-Nov
TREN KASUS KONFIRMASI & KASUS AKTIF NASIONAL

12-Dec
Hari Raya Natal
25-Dec
7-Jan Libur Tahun Baru
20-Jan
2-Feb
15-Feb
28-Feb
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000

kasus aktif
Kasus Aktif, Kematian, dan Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit COVID-19
Tanggal 1 Maret 2022
Kematian Sejak Fase Omicron 15 Desember
Keterisian Tempat Tidur RS
Kasus aktif 2021
DI YOGYAKARTA 55,3%
JAWA BARAT 182.206 DKI JAKARTA 1089 JAWA TENGAH 45,8%
JAWA TENGAH 44.908 JAWA TENGAH 825 JAWA BARAT 41,1%
DKI JAKARTA 38.084 JAWA TIMUR 705 SUMATERA SELATAN 40,4%
BANTEN 33.347 BALI 372 SULAWESI TENGAH 39,9%
DI YOGYAKARTA 29.009 JAWA BARAT 348
KALIMANTAN TIMUR 38,7%
JAWA TIMUR 26.082 BANTEN 157
KALIMANTAN UTARA 36,8%
SUMATERA UTARA 21.986 DI YOGYAKARTA 133
RIAU 36,3%
KALIMANTAN TIMUR 18.844 LAMPUNG 112
NUSA TENGGARA TIMUR 34,6%
SULAWESI SELATAN 18.500 SUMATERA SELATAN 104
JAWA TIMUR 33,2%
LAMPUNG 13.637 SULAWESI SELATAN 101
SULAWESI BARAT 32,0%
PAPUA 11.786 KALIMANTAN TIMUR 84
JAMBI 31,8%
SUMATERA SELATAN 10.511 SUMATERA UTARA 80
SUMATERA UTARA 31,4%
SULAWESI UTARA 10.071 KALIMANTAN SELATAN 78
RIAU LAMPUNG 31,3%
NUSA TENGGARA TIMUR 7.740 74
NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA 30,9%
KEPULAUAN RIAU 7.717 53
SUMATERA BARAT BENGKULU 30,8%
RIAU 7.570 46
SULAWESI UTARA BANGKA BELITUNG 30,4%
BALI 6.553 43
BANGKA BELITUNG 30 GORONTALO 30,1%
SUMATERA BARAT 6.385
JAMBI 28 SULAWESI SELATAN 29,9%
KALIMANTAN BARAT 5.775
KALIMANTAN SELATAN NUSA TENGGARA TIMUR 27 BANTEN 29,5%
5.559
BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU 27 KALIMANTAN SELATAN 28,0%
4.265
SULAWESI TENGAH 4.025 KALIMANTAN TENGAH 24 KALIMANTAN TENGAH 27,6%
KALIMANTAN TENGAH 4.004 SULAWESI TENGAH 23 SULAWESI UTARA 27,6%
BENGKULU 3.555 ACEH 23 SUMATERA BARAT 27,2%
KALIMANTAN UTARA 3.066 SULAWESI TENGGARA 22 KEPULAUAN RIAU 25,5%
JAMBI 2.723 KALIMANTAN BARAT 21 MALUKU UTARA 25,2%
NUSA TENGGARA BARAT 2.298 MALUKU 20 SULAWESI TENGGARA 23,0%
SULAWESI TENGGARA 2.021 SULAWESI BARAT 14 BALI 21,8%
PAPUA BARAT 1.948 BENGKULU 11 ACEH 21,3%
ACEH 1.427 KALIMANTAN UTARA 8 NUSA TENGGARA BARAT 19,5%
SULAWESI BARAT 1.111 PAPUA BARAT 7 KALIMANTAN BARAT 18,3%
MALUKU 896 MALUKU UTARA 7 PAPUA 17,4%
MALUKU UTARA 891 PAPUA 2 PAPUA BARAT 15,1%
GORONTALO 714 GORONTALO 2 MALUKU 14,4%
0 50.000 100.000 150.000 200.000 0 200 400 600 800 1000 1200 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%
KASUS KONFIRMASI DI INDONESIA
• 28 FEBRUARI 2022
PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat Pembatasan
60000
56000
52000 Idul Adha 1 Muharram Maulid Nabi Nataru Imlek Paskah Idul Fitri Nataru Libur panjang

48000

Transmisi Lokal Omicron, 23 Desember 2021


47.504
44000 Perubahan
40000 7DMA seminggu
36000 terakhir
32000 dibandingkan
28000
dengan 7DMA
seminggu
24000
sebelumnya
20000
(↓-14,22%)
16000
12000
8000 Harian 25.054
4000 7DMA 47.504
0
7DMA harian
0

1
0

1
0

1
2- 20

2- 21
2- 0

2- 1
20

21
20

21
20

2- 21

21

22
20

21
21

22
0

1
t-2

t-2
-2

-2
-2

-2
l -2

l -2
2

2
n-

n-
r-

r-
c-

c-
v-

v-
n-

n-
p-

b-

p-

b-
g-

g-
ay

ay
ar

ar
Ju

Ju
Oc

Oc
Ap

Ap
De

De
No

No
Au

Au
Se

Fe

Se

Fe
Ja

Ja
Ju

Ju
M

M
M

M
2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-

2-

2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-
Puncak kasus Omicron lebih tinggi dari pada gelombang sebelumnya,
sementara rawat inap lebih rendah. Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai puncak relatif lebih singkat.
Inggris New York Afrika Selatan
200000 Delta
Omicron 40000 25000 Omicron
180000 Omicron (68 hari)
Kasus Baru Harian

(37 hari) (63 hari) (42 hari)


160000 35000
20000 Beta
140000 30000 (72 hari)
120000 Original Strain
25000 15000
100000 Alpha (104 hari)
20000
80000 (40 hari) Original
Delta Original strain 10000
60000 15000 Strain
(59 hari) (101 hari)
40000 (32 hari) Alpha
10000 Delta 5000
(130 hari)
20000 (79 hari)
5000
0
0 0
13
19
25
31
37
43
49
55
61
67
73
79
85
91
97
1
7

103
109
115
121

15
22
29
36
43
50
57
64
71
78
85
92
99
1
8

106
113
120
127
134
141
148
13
25
37
49
61
73
85
97
1

109
121
133
145
157
169
181
193
205
217
229
241
253
265
1800 18000
4500 Original Strain Beta
Alpha Delta
(31 hari) (71 hari)
Rawat Inap Harian

4000 (43 hari) 1600


15000 (71 hari)
3500 1400
1200 12000 Original Strain
3000 Omicron Omicron Omicron (31 hari)
(53 hari) Original Strain 1000 (66 hari) (50 hari)
2500 9000
(75 hari) Delta
2000 800
(169 hari) Alpha
600 (79 hari) 6000
1500 Delta
400 (48 hari)
1000 3000
500 200

0 0 0
1 15 29 43 57 71 85 99 113 127 141 155 169 183
1
10
19
28
37
46
55
64
73
82
91
100
109
118
127
136
145
154
163
172
181
190
199
208
217
1
9
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
105
113
121
129
137
145
153
161
169
177
185
193

Hari sejak kenaikan kasus


6
Our World in Data, Tanggal 12 Januari 2022, pukul 21.00 WIB
KASUS AKTIF DI INDONESIA
• 1 MARET 2022

PSBB 1 PSBB Transisi 2 PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot PPKM Mikro PPKM Darurat
600.000 Pembatasan
568.276
570.000
540.000
Libur panjang
510.000

Imlek
Maulid Nabi

Paskah

Idul Fitri
Nataru
1 Muharram
Idul Adha

Nataru
480.000

Transmisi Lokal Omicron, 23 Desember 2021


450.000 Perubahan
420.000 7DMA seminggu
390.000 terakhir
360.000
dibandingkan
330.000
dengan 7DMA
300.000
270.000
seminggu
240.000 sebelumnya
210.000 (↑ 12,09%)
180.000
150.000
120.000
90.000
Harian 539.214
60.000 7DMA 568.276
30.000
0 7DMA harian
0

1
0

1
0

1
2- 20

2- 21
2- 0

2- 1
20

21
2- 0

2- 1
20

2- - 21

21

22
20

21
21

22
0

1
t-2

t-2
-2

-2
-2

-2
l -2

l -2
2

2
2

2
n-

n-
r-

r-
c-

c-
v-

v-
n-

n-
p-

p-

b-
g-

g-
ay

ay
ar

ar
b
Ju

Ju
Oc

Oc
Ap

Ap
De

De
No

No
Au

Au
Se

Fe

Se

Fe
Ja

Ja
Ju

Ju
M

M
M

M
2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-

2-

2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-

2-
2-
1-
M

1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
2.200
2.400
2.600
2.800
3.000

200
400
600
800

0
ar
-
1- 20
Ap
r
1- -20
M
ay
-2
0
• 1 MARET 2022

1-
Ju
n-
2
PSBB 1

1- 0
Ju
l-
1- 20
Au
g-
1- 20 Idul Adha
Se
p- 1 Muharram
PSBB Transisi 2

1- 20
Oc
t-
1- 20
No
v-
1- 20 Maulid Nabi
De
c-
20
1-
Ja
Nataru
n-
1- 21
Fe
b
1- -21
M
ar Imlek
-
1- 21
Ap
r
PSBB 2 PSBB Transisi 2 PPKM Kab/Kot

1- -21
M Paskah
ay
-2
1- 1
Ju Idul Fitri
n-
2
PPKM Mikro

1- 1
TREN KEMATIAN (ABSOLUT)

Ju
l-
1- 21
Au
g-
1- 21
Se
p-
1- 21
Oc
t-
1- 21
No
v-
1- 21
De
c-
21
PPKM Darurat

1-
Ja
n-
Transmisi Lokal Omicron, 23 Desember 2021
1- 22
Fe
b
1- -22 Nataru
M
ar
-2
2
266
7DMA
Harian
(↑ 38,64%)

7DMA harian
CFR 2,66%
sebelumnya

325
266
7DMA seminggu
seminggu terakhir
Perubahan 7DMA

dibandingkan dengan
Risiko perawatan RS Omicron ¼ Delta
Risiko perawatan Risiko perawatan RS Omicron Vs Delta
Perawatan Perawatan
Negara RS Omicron Vs
RS Delta RS Omicron
Delta Afrika Selatan 0.4

Afrika Selatan 62,6% 23,4% 0,4x


Amerika 0.4
Amerika 2,1% 5.2% 0,4x
Inggris 1,6% 0,54% 0,3x Inggris 0.3

Skotlandia 0,8% 0,1% 0,1x


Skotlandia 0.1
Kanada 3,8% 0,29% 0,08x
Kanada 0 .08

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5


1. Wang, L., et al. medRxiv. https://doi.org/10.1101/2021.12.30.21268495. (2022)
2. Ulloa, A., et al. medRxiv. : https://doi.org/10.1101/2021.12.24.21268382(2021)
3. Ferguson, N., et al. MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis. https://doi.org/10.25561/93035 (2021)
4. Sheikh, A., et al. Edinburgh Research Explorer.
https://www.pure.ed.ac.uk/ws/portalfiles/portal/245818096/Severity_of_Omicron_variant_of_concern_and_vaccine_effectiveness_against_symptomatic_disease.pd
f. (2021) 5
Puncak kematian Omicron rata-rata terjadi 15
hari setelah puncak kasus harian
Jarak waktu puncak kasus dengan puncak kematian Omicron lebih lama dari Delta (rata-rata 9 hari)
Amerika Serikat Inggris Prancis Italia Israel
15 13 8 9 0
Delta

12
23
34
45
56
67
78
89

17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
100
111
122
133
144
155
166
1

1
9

105
113
121
1
8
15
22
29
36
43
50
57
64
71
78
85
92
99
106
1
7
13
19
25
31
37
43
49
55
61
67
73
79
85
91
97
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91

17 13 16 21 10
Omicron

1
9
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
105
113
121
1
12
23
34
45
56
67
78
89
100
111
122
133
144
155
166

1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91
1
7

1
8
13
19
25
31
37
43
49
55
61
67
73
79
85
91
97

15
22
29
36
43
50
57
64
71
78
85
92
99
106
Kematian harian
Kasus baru harian
Admisi baru harian Sumber: Our World in Data, 20 Februari 2022 10
Jeda puncak kasus dengan puncak kematian di DKI Jakarta
pada gelombang Omicron adalah 8 hari

Pada gelombang Delta, DKI Jakarta mencapai puncak kematian dengan jeda 10 hari, Nasional 15 hari
Nasional DKI Jakarta
15 10
Puncak Puncak Puncak Kasus - Dirawat -
Dirawat Kasus Meninggal meninggal meninggal
Delta

Nasional 17 Jun 21 18 Jun 21 2 Agt 21 15 16

DKI Jakarta 2 Jun 21 14 Jun 21 24 Jun 21 10 22


11
16
21
26
31
36
41
46
51
56
61
66
71
76
81
86
91
96

11
16
21
26
31
36
41
46
51
56
61
66
71
76
81
86
91
96
101
106

101
106
1
6

1
6
8

Puncak Puncak Puncak Kasus - Dirawat -


Dirawat Kasus Meninggal meninggal meninggal
Omicron

Nasional - - - - -

DKI Jakarta 7 Feb 22 10 Feb 22 18 Feb 22 8 11


11
16
21
26
31
36
41
46
51
56
61
66
71
76
81
86
91
96
101
106
1
6

1
6
11
16
21
26
31
36
41
46
51
56
61
66
71
76
81
86
91
96
101
106
Sumber: Kementerian Kesehatan, 20 Februari 2022 Kasus Dirawat Meningal 11
ASESMEN SITUASI COVID-19
Situasi bergantung kepada kesesuaian laju penularan dengan kapasitas respon dan vaksinasi

VAKSINASI
Dosis 1 Dosis 1
Kategori Total Lansia
Terbatas <50% <40%
Sedang 50-70% 40-60%
Memadai >70% >60%
TREN 7DMA KASUS KONFIRMASI HARIAN
JAWA-BALI & NON JAWA-BALI
TREN 7DMA KASUS AKTIF
JAWA-BALI & NON JAWA-BALI
TREN 7DMA KEMATIAN
JAWA-BALI & NON JAWA-BALI
STRATEGI PENANGGULANGAN COVID-19

VAKSINASI
Varian Omicron(B.1.1.529)
Ditetapkan sebagai Variants of Concern (VOC) oleh WHO
pada 26 November 2021, 2 hari setelah ditetapkannya
varian ini sebagai Variants under Monitoring (VUM)

» Varian ini memiliki 45-52 mutasi asam amino,


dibandingkan dengan strainawal
• Termasuk 26-32 mutasi di proteinSpike
» Beberapa mutasi tersebut diduga berhubungan dengan
kemampuan immune escape dan penularan yang lebih
tinggi, tetapi masih diperlukan data lebih banyak
» Tidak memiliki perubahan pada RdRp G671S yang
berkaitan dengan penurunan Ct value pada varian Delta
https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/

BEST FOR You 4


WHO. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): technical brief and priority actions for member states.
O RG A N28
I CNov 2021
S CO M P A N[updated
Y 29 Nov 2021]
NGS-SA. SARS-CoV-2 sequencing update. 1 Dec 2021
PENYEBARAN VARIAN SARS-COV2 DI INDONESIA
• SAMPAI DENGAN 24 FEBRUARI 2022 / JAM 18.00 WIB

Sumber: Jejaring Surveilans Genomik Indonesia dilaporkan ke GISAID


MUTASI
• Seiring berjalannya • Omicron memiliki “growth advantage”
dibandingkan Delta, yaitu peningkatan kasus yang
waktu, mutasi pada signifikan (lebih menular)
virus adalah • Lebih banyak kasus > rawat inap tinggi > dapat
kejadian normal à mengganggu sistem pelayanan kesehatan
terjadi variasi baru • Spektrum derajat infeksi Omicron beragam, bisa
• Ketika variasi yang asimtomatik, ringan, perlu rawat inap, hingga
kematian
terbentuk
• Meskipun berdasarkan data awal Omicron lebih
meningkatkan risiko ringan, virus ini masih berbahaya terhadap
terhadap manusia, populasi rentan (usia lanjut, komorbid, dan
baik mengenai lainnya)
transmisi, virulensi, • Gejala infeksi Omicron sejauh ini tidak berbeda
dan efektivitas dengan varian lain
tatalaksana serta • Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan
sangat penting untuk menurunkan transmisi,
vaksin apapun variannya
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/media-resources/science-in-5/episode-63---omicron-variant
Omicron terutama pada Saluran nafas Atas
• Omicron tampaknya menunjukkan preferensi untuk Fig: Upper respiratory tract
menginfeksi dan bereplikasi di saluran pernapasan
atas, dibandingkan dengan Delta dan strain lain
yang lebih memilih saluran pernapasan bawah.
• Ini dapat memberikan keuntungan penularan yang
terkait respon imunitas
• Studi awal menunjukkan bahwa Omicron
tampaknya memiliki penurunan kemampuan untuk
menginfeksi jaringan yang mungkin menjadi alasan
mengapa orang yang terinfeksi Omicron memiliki
penyakit yang kurang parah dibandingkan dengan
Delta
• Studi awal dari model hewan menunjukkan bahwa
hewan yang terinfeksi Omicron menunjukkan gejala
klinis yang lebih sedikit dan penyakit yang lebih
ringan 20
Omicron Reinfeksi

• Omicron memiliki kemampuan menghindari sistim kekebalan*


• Tren peningkatan kasus infeksi ulang** telah dilaporkan oleh
beberapa negara termasuk Afrika Selatan, Inggris, Denmark, Israel
• Risiko infeksi ulang dengan varian Omicron diperkirakan 5,4 kali
lipat lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta di Inggris
• Pengurangan signifikan dalam netralisasi antibodi*** dengan
Omicron dapat berkontribusi pada peningkatan risiko infeksi ulang

*Immune evasion refers to the ability of the virus to evade a person’s protective immunesystem
**Re-infection refers to infection after previous SARS-CoV-2 infection, while breakthrough infection refers to infection after vaccination.
***Test to detect levels of antibodies that bind the virus and prevent its infection
22
Source: Enhancing Readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States(who.int)
Karakteristik Varian Omicron
Berdasarkan laporan 43 kasus di US 1-8 Desember 2021

Gejala awal, data dari 37 pasien simtomatik:


• Batuk 89%
• Fatigue 65%
• Hidung tersumbat atau rinore 59%
• Demam 38%
• Mual atau muntah 22%
• Sesak napas 16%
• Diare 11%
• Anosmia atau ageusia 8%

CDC COVID-19 Response Team. SARS-CoV-2 B.1.1.529 (Omicron) variant – United States, December 1-8, 2021. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2021 Dec 17;70(50):1731-4.
Vaksinasi mengurangi hospitalisasi tetapi ada penurunan
memberikan perlindungan untuk gejala berat
• Ada banyak penelitian yang sedang berlangsung
yang melihat efektivitas vaksin COVID-19 dan
Omicron Semua perkiraan efektivitas vaksin awal*
menunjukkan penurunan efektivitas terhadap
infeksi dan penyakit simtomatik dibandingkan
Delta**;
• Namun, perkiraan perlindungan tetap tinggi untuk
kelompok dengan gejala parah Artinya, vaksin
COVID-19 saat ini memberikan perlindungan yang
kuat terhadap penyakit parah dan kematian jika
terinfeksi semua varian yang beredar, termasuk
Omicron.
• Perkiraan efektivitas vaksin awal tampak lebih ©WHO

besar booster berikut dari semua jenis platform; • Vaccine effectiveness refers to its ability to reduce disease
** Studies from United Kingdom, Denmark, Canada and South
Tidak ada data tentang vaksin yang tidak aktif Africa, vaccines studied were mRNA vaccines, AD26..COV2.S, and
AstraZeneva Vaxzevria
• Kasus yang tidak divaksinasi lebih mungkin Source: Enhancing Readiness for
menginfeksi anggota rumah tangga daripada Omicron (B.1.1.529): Technical Brief

mereka yang divaksinasi atau dengan infeksi and Priority Actions for Member
States (who.int)
sebelumnya.
• Dosis booster semakin menurunkan risiko bagi
anggota rumah tangga. 24
Older people and those with underlying
conditions remain at risk
•O l d e r p e o p l e c o n t i n u e t o b e a t
greater risk for developing
severe disease
•T h o s e w i t h u n d e r l y i n g
conditions, of any age, are
also at risk for developing
severe disease

People at greater risk of COVID-19 include those:


unvaccinated, with obesity, people over the age of 60,
hypertension, Diabetes mellitus, cardiac disease,
chronic lung disease, cerebrovascular disease, ©WHO
dementia, mental disorders, chronic kidney disease,
immunosuppression, cancer, HIV/AIDS, pregnancy.
25
Pencegahan terbaik adalah mencegah virus masuk ke tubuh

Protokol Aplikasi Peduli Batasi


Kesehatan Lindungi Mobilitas

Testing & Vaksinasi Vaksinasi


Tracing Lengkap Booster

26
Membatasi Mobilitas, Menjaga jarak & Menghindari
Kerumunan
• Hindari kerumunan, terutama
kerumunan di ruang tertutup
dengan ventilasi yang tidak baik
• Jika harus berada dalam
ruangan, kurangi risiko dengan
memastikan pertukaran udara
yang baik, atau jika tidak ada
ventilasi, gunakan filter HEPA
• bila Tidak Mendesak , tidak
perlu bepergian (kurangi 27

mobilitas)
Meningkatkan perlindungan masker

• Double masker: masker bedah + masker • Knot: mengikat tali untuk mengurangi
kain à meningkatkan fitting masker ke celah (perlindungan naik menjadi 77% dari
wajah (perlindungan naik menjadi 85.4% 56,1% jika hanya masker medis)
dari 56,1% jika hanya masker medis)
Aktivitas Publik
PERKEMBANGAN VAKSINASI NASIONAL
DATA DIAMBIL PUKUL 18.00 WIB

400.000.000
Poin Penting

350.000.000
345.700.199
• Kapasitas vaksinasi bisa mencapai
2.546.294 per hari
300.000.000
• Total divaksin harian menurun pada
hari Sabtu dan Minggu
250.000.000
• Total vaksinasi pada 1 Maret 2022
200.000.000 190.976.725 91.70% hingga pukul 18.00 adalah sebanyak
352 orang

144.505.877 69.39%
150.000.000

100.000.000

Sasaran Vaksinasi
50.000.000 208.265.720
10.214.781
0 Total Vaksinasi
4/7/2021

5/5/2021

6/2/2021

9/8/2021

2/9/2022
10/20/2021

11/17/2021

12/15/2021

12/29/2021
1/13/2021

1/27/2021

2/10/2021

2/24/2021

3/10/2021

3/24/2021

4/21/2021

5/19/2021

6/16/2021

6/30/2021

7/14/2021

7/28/2021

8/11/2021

8/25/2021

9/22/2021

10/6/2021

11/3/2021

12/1/2021

1/12/2022

1/26/2022

2/23/2022
345.700.199

Kumulatif Total Dosis Kumulatif Dosis 1 Kumulatif Dosis 2 Kumulatif Dosis 3


SITUASI VAKSINASI COVID-19 DI INDONESIA
Update: 1 Maret 2022
Pukul 18.00

TOTAL VAKSINASI 1 TOTAL VAKSINASI 2 TOTAL VAKSINASI 3


TOTAL SASARAN
(1+2+3+4+5) 190.976.725 144.505.877 10.214.781
208.265.720 (91.70%) (69.39%) (4.90%)

SDM VAKSINASI 1 VAKSINASI 2 VAKSINASI


VAKSINASI 1 1 VAKSINASI 2
MASYARAKAT
KESEHATAN UMUM
2.010.634 1.944.157 108.334.059
1.692.016 81.212.291
(136.89%) (132.37%) (76.72%) (57.51%)
1 1.468.764 4 141.211.181
(115.20%)

PETUGAS VAKSINASI 1 1
VAKSINASI VAKSINASI 2 VAKSINASI
VAKSINASI 1 1 VAKSINASI 2
PUBLIK REMAJA
19.336.863
1.692.016 17.442.720 24.682.881
1.692.016 20.070.752
(111.60%) (100.67%) (92.43%)
(115.20%) (75.16%)
2 17.327.167 5 26.705.490
(115.20%)

VAKSINASI
VAKSINASI 1 1 VAKSINASI 2 GOTONG VAKSINASI
VAKSINASI 1 1 VAKSINASI 2
LANSIA
ROYONG
16.213.439
1.692.016 11.647.697 1.286.018
1.692.016 1.217.629
(75.23%) (54.04%)
(115.20%) (115.20%)
3 21.553.118 6
Respons Imun Primer danSekunder
Efektivitas Vaksin 33% menurunkan infeksi
Omicron
Real-world Pfizer vaccine Waning effectiveness against infection
effectiveness against infection over time

100 100

90 80% 90
Omicron has
80 80 materially reduced
70 70 vaccine
effectiveness
60 60 against new
50 50 infections,
potentially
40 40 compounded by
30 30 waning durability
56%
20 20
37%
10 10 25%

0 0
2 to 4 weeks 1 to 2 months 3 to 4 months
Pre-Omicron Omicron wave post 2nd dose post 2nd dose post 2nd dose

*To be submitted for peer review and publication


Authors have no conflicts of interest direct or in kind
Source: Discovery Health Insights https://discv.co/DiscoveryHealthInsights 25
70% efektifmenurunkanresikonperawatanRS
Real-world Pfizer-BioNTech vaccine
effectiveness against hospital admission

100
93%
90

80 Real world effectiveness of the


Pfizer-BioNTech vaccine
70
against hospital admission has
60 reduced from 93% in the Delta
50 (pre-Omicron) wave to 70% in
the Omicron wave, continuing
40
to provide substantial
30 protection against hospital
20 admission
10

0
Pre-Omicron Omicron wave

* Submitted for peer review and publication with the NEJM


Authors have no conflicts of interest direct or in kind
Source: Discovery Health analysis of Pfizer-BioNTech effectiveness 26
Dari 5,013 pasien meninggal, 45% memiliki komorbid,
57% lansia, dan 69% belum divaksinasi lengkap

Vaksin
lengkap
Non-lansia
Komorbid
43% 31% Belum
Tanpa
komorbid
45% Lansia
vaksin
lengkap
55% 57% 69%

• Komorbid terbanyak Diabetes • 158 (3%) pasien ada di • Dari 5,013 pasien meninggal,
Melitus rentang umur 0-5 tahun rata-rata terinfeksi 5.8 bulan
• 21% pasien memiliki komorbid >1 • 4,095 (82%) pasien di atas 45 dari vaksinasi ke-2
tahun

Sumber: RS Online, NAR, dan P-Care, 21 Januari - 26 Februari 2022 19


Risiko kematian ~3.5x lebih tinggi pada lansia dan komorbid, sedangkan
vaksinasi lengkap memberikan perlindungan hingga 67% dari kematian
Risiko kematian Risiko kematian meningkat:

3.84 3.84 kali pada Lansia


3.53 3.53 kali pada pasien
komorbid
Risiko kematian berkurang:
dibandingkan pasien
11% pasien 1-dosis* 0.89
non-lansia dan tanpa
komorbid
0.33
67% pasien 2-dosis
0.09
91% pasien 3-dosis

*Penurunan risiko kematian tidak signifikan secara statistik


Sumber: RS Online, NAR, dan P-Care, 21 Januari 2022 - 19 Februari 2022 16
Efektivitas vaksin antara periode pra-delta dan delta

• Efektivitas pre delta


mencapai lebih dari
87%
• Sejak delta muncul:
• Efektivitas terhadap
infeksi 39-84%
• Efektivitas terhadap
hospitalisasi 75- 95%

Oliver S. Framework for Booster Doses of COVID-19 Vaccines. ACIP Meeting. CDC. 2021
Vaksinasi booster homologus

Vaksinasi booster homologus


pada vaksin Sinovac,
AstraZeneca, danPfizer
tampak semua kadar antibodi
meningkat

Peningkatan kadar antibodi


membuktikan ketiga vaksin
mempunyai sel memori yang baik

WHOStrategy Advisory Group of Expert (SAGE) meeting , July 2021


Efektivitas vaksin 2 dosis Astrazeneca dan Pfizer menurun terhadap Omicron, namunbooster
dapat meningkatkan kembali efektivitas vaksin meskipun tidak setinggi pada varian Delta
Pemberian booster cenderung meningkatkan efektivitas vaksin

2 dosis AZ dan 1 dosis booster Pfizer 2 dosis Pfizer dan 1 dosis booster Pfizer

booster booster

Catatan:
Pengamatan awal 2 dosis AZ berdasarkan jumlah sampel yang kecil dan relative lebih menggambarkan populasi lanjut usia dan populasi komorbid dibandingkan kelompok yang menerima
Pfizer. Hal tersebut dapat menjadi penyebab nilai estimasi negatif.Interpretasi terhadap data preliminary ini harus dilakukan secarahati-hati

Sumber: Technical Briefing UKHSA No.31 10 December 2021 31


Pemberian booster dianjurkan ≥ 6 bulan
setelah vaksinasi lengkap

Pemberian booster ≥ 6 bulan setelah


120000

vaksinasi lengkap berdasarkan:


100000
§ rekomendasi WHO & CDC
80000
§ interim report studi efektivitas vaksin
IgG Titer (U/ml)

60000
homolog dan heterolog booster Litbangkes
Kemenkes dengan hasil sebagai berikut: jarak
40000
29.740 waktu pemberian dosis ke-2 (vaksinasi lengkap)
20000
18.560
dan ke- 3 selama ≥ 6 bulan dengan vaksin
Moderna menunjukkan hasil titer total
0

bulan
antibodi (IgG, IgM) yang lebih tinggi
<6bulan > = 6bulan
vaksin N 22 Moderna N 74

Individual standard deviations are used to calculate the intervals.

Sumber: WHO, CDC, interim report studi efektivitas vaksin Litbangkes Kemkes 29
ASESMEN SITUASI COVID-19
Situasi bergantung kepada kesesuaian laju penularan dengan kapasitas respon dan vaksinasi

VAKSINASI
Dosis 1 Dosis 1
Kategori Total Lansia
Terbatas <50% <40%
Sedang 50-70% 40-60%
Memadai >70% >60%

50% Cakupan vaksinasi dosis 2 seluruh


sasaran 70% Cakupan vaksinasi dosis 2 seluruh
sasaran

40% Cakupan vaksinasi dosis 2 lansia


60% Cakupan vaksinasi dosis 2 lansia

Dianalisis oleh Farmalkes


Percepatan cakupan dosis 2 perlu dikejar sebagai indikator
PPKM
9 provinsi telah mencapai >70% dosis 2 total Namun baru 6 provinsi yang mencapai >60% dosis 2 Lansia

DKI Jakarta 124.1% DKI Jakarta 95.1%


Bali 104.0% Yogyakarta 74.9%
Yogyakarta 101.3% Bali 74.6%
Kep. Riau 90.4% Kep. Riau 69.0%
Kalimantan Timur 77.4% Kep. Babel 60.8%
Kep. Babel 76.4% Jawa Tengah 60.6%
Jawa Tengah 75.3% Jawa Barat 58.0%
Kalimantan Utara 72.3% Banten 54.4%
Jawa Timur 70.6% Kalimantan Timur 53.8%
Sumatera Utara 67.7% Kalimantan Utara 52.6%
Jawa Barat 67.3% Sumatera Utara 51.7%
Riau 66.9% Jawa Timur 51.1%
Jambi 66.2% NTB 50.3%
NTB 65.4% Bengkulu 49.9%
Kalimantan Tengah 65.2% Jambi 49.4%
Sumatera Selatan 64.9% Sulawesi Utara 48.7%
Bengkulu 64.6% Sumatera Barat 47.4%
Banten 64.2% Riau 46.5%
Lampung 62.3% Sumatera Selatan 46.0%
Kalimantan Barat 60.0% Kalimantan Tengah 45.1%
Sulawesi Utara 58.5% Lampung 43.1%
Gorontalo 58.1% Sulawesi Selatan 39.6%
Sulawesi Selatan 56.1% Kalimantan Barat 38.4%
Sumatera Barat 56.0% Gorontalo 38.2%
NTT 53.9% Aceh 38.2%
Kalimantan Selatan 52.3% NTT 36.8%
Sulawesi Tenggara 50.3% Kalimantan Selatan 33.6%
Sulawesi Tengah 48.6% Sulawesi Tenggara 33.0%
Aceh 48.0% Sulawesi Tengah 30.7%
Sulawesi Barat 45.8% Sulawesi Barat 28.9%
Maluku Utara 43.5% Ma luku 28.6%
Papua Barat 39.2% Ma lukuUtara 26.4%
Maluku 39.1% Papua Barat 21.1%
Papua 22.9% Papua 11.0%
23
Sumber: KPCPEN, 27 Februari 2022, 9.00 WIB Dosis 1 Dosis 2
Vaksinasi Booster dapat diberikan kepada masyarakat yang berusia diatas 18 Tahun, dan telah
menerima vaksinasi dosis primer minimal Tiga Bulan Sebelumnya

Pemerintah juga telah resmi


menambahkan regimen vaksin
booster, yakni vaksin Sinopharm.

6 jenis regimen vaksin booster


yang digunakan di indonesia;
1. Sinovac
2. AstraZeneca
3. Pfizer
4. Moderna
5. Janssen (j&j)
6. Sinopharm.
Belum Vaksin Belum Vaksin D2 <6 Bulan Total per
No. Provinsi
D2 >6 Bulan 5 Bulan 4 Bulan 3 Bulan 2 Bulan 1 Bulan Provinsi

Sasaran Sinovac yang


1 Jawa Barat 360,894 207,765 784,457 1,269,155 739,847 1,697,464 5,059,582
2 Jawa Timur 343,946 107,115 463,058 603,210 394,054 451,862 2,363,245
3
4
Jawa Tengah
Banten
272,020
91,471
61,887
84,169
310,087
312,134
308,517
367,585
223,141
204,086
400,344
463,431
1,575,996
1,522,876 belum mendapatkan
5
6
Sumatera Utara
Aceh
93,857
75,033
38,047
13,865
101,036
41,352
118,359
45,503
170,363
81,861
684,526
726,541
1,206,188
984,155
dosis 2
7 Sulawesi Selatan 103,287 35,723 78,017 58,563 71,144 448,440 795,174
8 Dki Jakarta 261,396 199,185 48,989 51,779 58,389 55,091 674,829 Terdapat 2,4 juta sasaran yg bisa
9 Lampung 31,348 13,674 50,065 152,199 123,729 273,166 644,181 mendapatkan vaksinasi dengan
10 Nusa Tenggara Barat 50,449 14,101 89,717 150,256 139,766 147,104 591,393 platform lain yang tersedia.
11 Sumatera Selatan 62,893 15,630 51,858 65,671 99,571 256,708 552,331 Vaksin tersebut harus dilengkapi
12 Riau 54,859 10,670 32,409 27,075 30,198 339,717 494,928 sebagai vaksinasi primer
13 Kalimantan Selatan 22,617 5,797 29,429 34,058 61,520 300,652 454,073
14 Sulawesi Tenggara 36,362 13,949 22,665 13,463 20,317 290,005 396,761
15 Sumatera Barat 48,183 11,012 22,223 68,227 103,819 129,773 383,237
16 Jambi 46,688 26,951 57,650 51,058 66,059 127,052 375,458 Terdapat 18.4 juta sasaran yang
17 Nusa Tenggara Timur 46,982 12,222 54,569 41,287 52,320 113,871 321,251 bisa mendapatkan dosis 2
18 Sulawesi Tengah 32,493 8,097 24,072 44,605 31,003 137,432 277,702 heterolog menggunakan AZ atau
19 Kalimantan Barat 23,442 8,628 19,927 51,206 29,108 100,372 232,683 platform lain
20 Sulawesi Utara 51,198 4,711 21,978 38,180 48,034 45,457 209,558
21 Maluku 26,222 11,720 19,184 18,463 24,629 76,205 176,423
22 Papua 36,014 14,320 45,606 16,133 17,188 43,071 172,332 5 Juta sasaran yang belum
23 Kalimantan Timur 19,786 6,380 29,375 22,600 24,348 67,124 169,613 mendapatkan dosis 2 Sinovac
24 Kalimantan Tengah 33,181 6,845 18,299 14,812 21,122 57,555 151,814 berasal dari Provinsi Jawa Barat
25 Yogyakarta 23,826 20,262 46,661 28,700 17,506 12,332 149,287
26 Sulawesi Barat 12,464 3,089 5,416 14,470 25,760 81,081 142,280
27 Gorontalo 18,691 4,918 25,206 18,267 10,467 56,822 134,371
28 Kepulauan Riau 56,842 13,920 19,508 10,752 9,451 7,954 118,427
29 Bengkulu 17,428 4,104 8,687 19,193 39,193 21,211 109,816
30 Bali 50,928 7,581 18,806 15,275 7,927 9,192 109,709
31 Papua Barat 14,822 6,726 6,177 3,557 25,223 38,307 94,812
32 Maluku Utara 11,973 4,932 16,988 20,897 16,967 14,455 86,212
33 Kepulauan Bangka Belitung 6,651 3,167 19,232 14,123 11,326 22,670 77,169
34 Kalimantan Utara 5,521 3,592 5,185 8,626 7,519 21,968 52,411 45
Total per periode 2,443,767 1,004,754 2,900,022 3,785,824 3,006,955 7,718,955 20,860,277
Mengukur “lasting Immunity”
• Berbagai penelitian digunakan untuk mengukur bagaimana vaksiansi
berfungsi dengan baik dan berapa lama proteksi yang ditimbulkan
• Efficacy studies melihat bagaiamana kemampuan vaksin mencegah
penyakit (infeksi, perawatan rumah sakit dan kematian) berdasarkan
situasi uji klinis
• Effectiveness studies bagaimana performa vaksin pada “real world” pada
populasi yang lebih besar dan lebih bervariasi
• Immunogenicity studies lebih kompleks lagi melihat bagaimana respon
imunitas yang spesifik melihat bagaiaman antibody dan sel T bekerja
• Immunogenicity studies juga dapat mengukur penurunan antibody dari
waktu ke waktu dan penurunan imunitas ‘waning immunity’.
• Penurunan dari imunitas itu tidak selalu berarti tidak ada proteksi tapi ada
Sel memory’ B dan T

Why do some vaccinated people still get infected?
• Setelah vaksinasi, beberapa orang mungkin mengalami 'infeksi' – di mana
mereka masih terkena virus atau penyakit meskipun telah divaksinasi
lengkap. Hal ini terjadi jika virus ganas bersirkulasi dalam suatu populasi,
atau jika varian virus tertentu sangat menular.
• Tidak ada vaksin yang 100% efektif sehingga infeksi pasti akan terjadi.
Yang penting, itu tidak berarti vaksin tidak berfungsi. Peran banyak vaksin
adalah untuk mencegah penyakit serius dan kematian, bukan infeksi sama
sekali.
• Jika infeksi terjadi pada orang yang divaksinasi, gejalanya biasanya tidak
terlalu parah dan dapat mengakibatkan lebih sedikit rawat inap dan
kematian daripada infeksi pada mereka yang tidak divaksinasi.
What ‘level’ of immune response is needed
to fight future infection?
• Menggunakan pengetahuan dan bukti yang diperoleh dari studi
imunogenisitas, para ilmuwan dapat menetapkan tingkat dan campuran
antibodi dan sel-T yang perlu dipicu oleh vaksin untuk mencegah penyakit
serius. Ini disebut 'korelasi perlindungan’.
• Selain apa yang telah diketahui dari uji klinis/efikasi dan kenyataan di
komunitas, mendefinisikan 'korelasi perlindungan’
• dapat membantu menentukan seberapa baik vaksin bekerja (pada tingkat
biologis)
• jika ada individu tertentu yang lebih rentan terhadap penyakit atau virus
dan apakah tindakan perlindungan tambahan diperlukan
• jika ada kebutuhan untuk dosis vaksin tambahan atau 'penguat' kekebalan
keseluruhan populasi, yang dapat membantu memandu keputusan
kesehatan masyarakat.
Are booster vaccines necessary?

• Untuk banyak penyakit menular, dosis tambahan atau 'penguat'


adalah bagian standar dari jadwal vaksinasi. Misalnya, vaksin booster
diberikan untuk tetanus, difteri, dan polio.
• Booster dapat membantu meningkatkan tingkat antibodi dan sel
kekebalan memori, dan dalam beberapa kasus, memperkuat
potensinya.
• Kajian dilakukan untuk menilai data dari uji klinis serta kejadian
dilapangan untuk mengevaluasi tingkat kekebalan yang dicapai
setelah vaksinasi, dan manfaat yang dapat diberikan booster untuk
perlindungan jangka panjang terhadap penyakit menular, seperti virus
dan variannya

Penduduk yang memiliki antibodi SARS CoV-2 menurut
riwayat infeksi dan status vaksinasi, Desember 2021

• 86.6% penduduk Indonesia memiliki antibody SARS CoV-2


I • 38.6% penduduk Indonesia memiliki antibodi SARS CoV-2
akibat terinfeksi dan vaksinasi.
V
N • Proporsi penduduk yang memiliki antibodi SARS CoV-2
lebih tinggi akibat terinfeksi (70.1%) dibandingkan dari
13.4% 31.5% 38.6% 16.6% vaksinasi (55.2%).
• Masih ada 13.4% penduduk Indonesia belum memiliki
antibodi SARS CoV-2.
• Kondisi ini berpengaruh terhadap transmisi, tingkat
keparahan dan kematian SARS CoV-2 periode Omicron.

N: total penduduk
I: terinfeksi
V: sudah divaksinasi
Sumber: Serosurvei Antibodi SARS-CoV-2 di Indonesia, November-Desember 2021. Kementrian Kesehatan, Kementrian dalam Negeri, Tim Pandemi FKMU, LBM Eijkman, Prodia.
Indikator Menuju Pandemi Terkendali (Endemi)

Indikator Laju Penularan

Transmisi Komunitas Memadai Sedang Terbatas


Tidak Kasus Kluster / 100.000 penduduk / minggu
ada Impor / Vaksinasi
Kasus
kasus Sporadis
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4
dosis 2 >70% 50-70% <50%
total

Kasus Vaksinasi
Konfirmasi <20 20-50 50-150 >150 dosis 2 >60% 40-60% <40%
(bobot 25%) lansia

Kasus Kasus
Tidak ada diimpor terbata
Perawatan atau s pada
RS (bobot sporadis kluster. 5 5-10 10-30 >30 Rt < 1 selama minimal 6 bulan
60%) .

Kematian
(bobot 15%) 1 1-2 2-5 >5

38
Asesmen situasi dan penentuan indikator diadaptasi dari panduan WHO Juni 2021.
Kesimpulan…
• Apakah perlu booster ????
• Perlu kajian lebih banyak tentang vaksin dosis ke empat
• Kelompok mana yang emmebutuhkan booster ??
• Efficacy, efektivitas dan imunogenitas menjadi pertimbangan
• Proteksi individu vs proteksi masyarakat
• Perubahan menjadi “common flu”
• Pemberian vaksinasi booster secara terus menerus endless kurang
tepat
• Menunggu rekomendasi WHO, ITAGI, CDC
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai