Anda di halaman 1dari 9

Pembagian administratif Indonesia

 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pembagian administratif Indonesia adalah pembagian wilayah daratan dan perairan di
Indonesia untuk dikelola oleh pemerintah daerah di dalam batas-batas wilayahnya masing-
masing menurut prinsip otonomi, dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas pembantuan. Saat ini
diatur melalui UU no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang sudah diubah beberapa
kali, dan diregulasi oleh Kementerian Dalam Negeri
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 25, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang. Undang Undang yang berlaku yaitu UU no. 43 Th. 2008 tentang
Wilayah Negara yang mengatur tentang kedaulatan, kewilayahan, dan manajemen peratasan,
termasuk juga didalamnya yaitu wewenang Pemerintah Daerah

Provinsi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Provinsi di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab VI Pasal 18 Ayat 1
menyebutkan bahwa:
"Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang."
Berdasarkan klausa tersebut, Indonesia terbagi atas provinsi pada tingkat pertama. Saat ini
terdapat 37 provinsi di Indonesia yang masing-masing memiliki pemerintahan daerah sendiri
yang dikepalai oleh seorang Gubernur. Setiap provinsi memiliki lembaga legislatif yang
disebut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi. Gubernur dan anggota DPRD
Provinsi dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan lima tahun. Setiap provinsi
terdiri dari kabupaten atau kota, kecuali DKI Jakarta yang terdiri dari kabupaten administrasi
dan kota administrasi.
Di antara provinsi-provinsi tersebut, delapan di antaranya memiliki status kekhususan dan/atau
keistimewaan. Daerah-daerah tersebut ialah Aceh, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua
Selatan.

Kabupaten/kota[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kabupaten dan kota di Indonesia
Kabupaten dan kota memiliki tingkat yang setara serta memiliki pemerintah daerah dan lembaga
legislatif sendiri. Setiap kabupaten/kota terdiri dari beberapa kecamatan/distrik, dan secara
ukuran kabupaten lebih luas daripada kota. Kabupaten dipimpin oleh seorang bupati dengan
DPRD kabupaten, sedangkan kota dipimpin oleh seorang wali kota dengan DPRD kota. Baik
bupati maupun wali kota dipilih melalui proses pemilihan umum.
Suatu pengecualian, Jakarta dibagi ke dalam 1 kabupaten administrasi dan 5 kota
administrasi yang kesemuanya itu tidak otonom. Kabupaten administrasi dan kota administrasi
tidak memiliki DPRD kabupaten/kota. Bupati/wali kotanya pun tidak hanya dipilih langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum, melainkan ditunjuk oleh Gubernur Jakarta.
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Secara nasional, kecamatan adalah wilayah administratif yang merupakan kepanjangan tangan
dari pemerintah kabupaten atau kota. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, maka khusus untuk wilayah Provinsi Papua
(dan oleh karenanya juga untuk Provinsi Papua Barat), istilah kecamatan diganti dengan distrik.
[1]
 Kecamatan dipimpin oleh seorang camat, sedangkan distrik dipimpin oleh seorang kepala
distrik, masing-masing merupakan pegawai negeri sipil serta bertanggung jawab kepada bupati
atau wali kota yang melingkupi batas-batas wilayahnya.
Setiap kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan/desa atau nama lain. Setiap distrik terdiri dari
beberapa kelurahan/kampung.

Mukim[sunting | sunting sumber]
Mukim adalah wilayah administratif di bawah kecamatan, tetapi di atas gampong atau kelurahan.
Hanya Provinsi Aceh yang memberlakukan pembagian wilayah yang melibatkan mukim.[2]

Kelurahan/Desa[sunting | sunting sumber]
Tingkatan di bawah kecamatan adalah kelurahan atau desa. Kelurahan dipimpin oleh
seorang lurah, sedangkan desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Hingga ke tingkatan desa
inilah pembagian administratif Indonesia resmi digunakan. Sejak 2014, terjadi perubahan
paradigma Desa yaitu mengatur tentang kemandirian desa, percepatan pembangunan dan
adanya dana desa melalui Undang Undang no. 6 tahun 2014.[3]
Di beberapa daerah, istilah lain dipergunakan, antara lain:

 Nagari di Sumatra Barat
 Kampung di Papua dan Papua Barat
 Gampong di Aceh
 Pekon di Lampung
 Banjar di Bali (Pembagian administratif dibawah kelurahan/desa)
 Desa Pekraman di Bali (Pembagian administratif setara kelurahan/desa dengan
perbedaan status, kedudukan, dan fungsi dengan desa dinas)
 Kampung di Kabupaten Kutai Barat
 Lembang di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan

Wilayah lain yang lebih rendah[sunting | sunting sumber]


Meskipun tidak diakomodasi di dalam perundang-undangan, desa atau yang setingkat
dengannya pada kenyataanya dapat dibagi lagi ke dalam beberapa dusun, kampung (tidak
setingkat dengan kampung di Papua & Kutai Barat), pedukuhan, dan lain-lain. Kemudian dibagi
lagi ke dalam beberapa lingkungan, rukun warga, hingga rukun tetangga yang terdiri dari
beberapa kepala keluarga. Istilah-istilah yang disebutkan di dalam paragraf ini dapat bervariasi,
bergantung kepada masing-masing daerah yang menerapkannya.

Statistik wilayah[sunting | sunting sumber]


Hingga Oktober 2019, Indonesia terdiri dari 34 provinsi, 415 kabupaten, 1 kabupaten
administrasi, 93 kota, dan 5 kota administrasi dengan total 7.230 kecamatan, 8.488 kelurahan,
dan 74.953 desa dengan rincian sebagai berikut.[4]
Lua
Ko Juml Kepa
s
N de Pro Kab K Keca Kelu D ah data
Wila
o Wil vin upat ot mata raha es Pen n
yah
. aya si en a n n a dud (jiwa
(km²
h uk /km²)
)

6.49 57.956, 5.247.2


1 11 Aceh 18 5 289 108 90,5
7 00 57

Sumat
5.41 72.981, 14.874.
2 12 ra 25 8 450 693 203,8
7 23 889
Utara

Sumat
42.012, 5.519.2
3 13 ra 12 7 179 230 928 131,4
89 45
Barat

1.59 87.023, 6.074.1


4 14 Riau 10 2 169 268 69,8
1 66 00

1.39 50.058, 3.493.3


5 15 Jambi 9 2 141 163 69,8
9 16 57

Sumat
ra 2.85 91.592, 8.217.5
6 16 13 4 241 387 89,7
Selata 3 43 51
n

Bengk 1.34 19.919, 1.999.5


7 17 9 1 129 172 100,4
ulu 1 33 39

Lamp 2.43 34.623, 9.095.5


8 18 13 2 228 205 262,7
ung 5 80 91

Kepul
auan
Bangk 16.424, 1.379.7
9 19 6 1 47 82 309 84
a 06 67
Belitu
ng
Lua
Ko Juml Kepa
s
N de Pro Kab K Keca Kelu D ah data
Wila
o Wil vin upat ot mata raha es Pen n
yah
. aya si en a n n a dud (jiwa
(km²
h uk /km²)
)

Kepul
8.201,7 1.929.4
10 21 auan 5 2 75 142 275 235,2
2 00
Riau

DKI
10.846. 16,334,
11 31 Jakart 1 5 44 267 0 664,01
145 3
a

Jawa 5.31 35.377, 45.161.


12 32 18 9 627 645 1,276,5
Barat 2 76 325

Jawa
7.80 32.800, 36.364.
13 33 Tenga 29 6 576 753 1,108,6
9 69 072
h

DI
3.133,1 3.631.0
14 34 Yogya 4 1 78 46 392 1,158,9
5 15
karta

Jawa 7.72 47.803, 40.479.


15 35 29 9 666 777 846,8
Timur 4 49 023

Bante 1.23 9.662,9 10.722.


16 36 4 4 155 313 1,109,6
n 8 2 374

5.780,0 4.216.1
17 51 Bali 8 1 57 80 636 729,4
6 71

Nusa
Tengg 18.572, 5.270.2
18 52 8 2 117 145 995 283,8
ara 32 47
Barat

19 53 Nusa 21 1 309 327 3.02 48.718, 5.411.3 111,1


Lua
Ko Juml Kepa
s
N de Pro Kab K Keca Kelu D ah data
Wila
o Wil vin upat ot mata raha es Pen n
yah
. aya si en a n n a dud (jiwa
(km²
h uk /km²)
)

Tengg
ara 6 10 21
Timur

Kalim
2.03 147.30 5.422.8
20 61 antan 12 2 174 99 36,7
1 7,00 14
Barat

Kalim
antan 1.43 153.56 2.570.2
21 62 13 1 136 139 16,7
Tenga 2 4,50 89
h

Kalim
antan 1.86 38.744, 4.023.0
22 63 11 2 153 144 103,8
Selata 4 23 49
n

Kalim
129.06 3.552.1
23 64 antan 7 3 103 197 841 27,5
6,64 91
Timur

Kalim
75.467, 648.40
24 65 antan 4 1 53 35 447 8,6
70 7
Utara

Sulaw
1.50 13.892, 2.641.8
25 71 esi 11 4 171 332 190,2
7 47 84
Utara

Sulaw
esi 1.84 61.841, 2.955.5
26 72 12 1 175 175 47,8
Tenga 2 29 67
h

27 73 Sulaw 21 3 311 792 2.25 46.717, 9.426.8 201,8


Lua
Ko Juml Kepa
s
N de Pro Kab K Keca Kelu D ah data
Wila
o Wil vin upat ot mata raha es Pen n
yah
. aya si en a n n a dud (jiwa
(km²
h uk /km²)
)

esi
Selata 5 48 85
n

Sulaw
esi 1.91 38.067, 2.635.4
28 74 15 2 219 377 69,2
Tengg 1 70 61
ara

Goron 11.257, 1.180.6


29 75 5 1 77 72 657 104,9
talo 07 51

Sulaw
16.787, 1.559.9
30 76 esi 6 0 69 73 575 92,9
18 84
Barat

Maluk 1.19 46.914, 1.847.0


31 81 9 2 118 35 39,4
u 8 03 97

Maluk
1.06 31.982, 1.307.8
32 82 u 8 2 116 118 40,9
3 50 03
Utara

5.41 319.03 4.430.3


33 91 Papua 28 1 560 110 13,9
1 6,05 48

Papua 1.74 102.95 1.140.7


34 92 12 1 218 95 11,1
Barat 2 5,15 01

74.9 1.916.9 265.18


Total 416 98 7.230 8.488 138,3
53 06,77 5.520

Sumber: Permendagri No. 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 137 Tahun 2017 tentang
Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah perkembangan jumlah wilayah administrasi Indonesia dengan mengacu
kepada Peraturan Mendagri tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

Lua
Ju Kep
Tang Nom s
D mla adat
gal or Pr Kab K Kec Kel Wil
e h an
Perm Perm ovi upat o ama ura aya
s Pen (jiw
enda enda nsi en ta tan han h
a dud a/k
gri gri (km
uk m²)
²)

Permen
8 dagri 1.916.
74.9 265.18
Oktober No.72 34 416 98 7.230 8.488 906,7 138.34
53 5.520
2019 Tahun 7
2019[5]

Permen
27
dagri 1.916.
Desem 74.9 261.14
No.137 34 416 98 7.210 8.490 862,2 136.23
ber 57 2.352
Tahun 0
2017
2017[6]

Permen
dagri 1.913.
29 Juni 74.7 255.15
No.56 34 416 98 7.160 8.430 578,6 133.34
2015 54 3.932
Tahun 8
2015[7]

Permen
2 dagri 1.913.
74.0 254.82
Februar No.39 34 416 98 7.094 8.412 578,6 133.17
93 6.034
i 2015 Tahun 8
2015[8]

Permen
6 dagri 1.913.
72.9 251.85
Februar No.18 33 399 98 6.994 8.309 578,6 131.62
44 7.940
i 2013 Tahun 8
2013[9]

10 Permen 33 399 98 6.714 8.216 69.3 1.910. 259.94 136.03


Septem dagri 50 931,3 0.857
ber No.62 2
2012 Tahun
Lua
Ju Kep
Tang Nom s
D mla adat
gal or Pr Kab K Kec Kel Wil
e h an
Perm Perm ovi upat o ama ura aya
s Pen (jiw
enda enda nsi en ta tan han h
a dud a/k
gri gri (km
uk m²)
²)

2012[10]

Permen
23
dagri 1.910.
Desem 69.2 259.94
No.66 33 399 98 6.694 8.216 931,3 136.03
ber 49 0.857
Tahun 2
2011
2011[11]

Permen
dagri
28 April 62.8
No.18 33 349 91 5.263 7.113
2005 06
Tahun
2005[12]

Kepme
ndagri
62.5
- No.5 30 269 85 4.646 6.694
61
Tahun
2002

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001.
2. ^ "Qanun Provinsi Aceh Nomor 4 Tahun 2003"  (PDF). Diarsipkan dari versi
asli  (PDF) tanggal 2010-10-26. Diakses tanggal  2010-01-12.
3. ^ "UU Desa ubah Paradigma Membangun Desa"
4. ^ "Permendagri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 137
Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan".  JDIH
Kemendagri RI. 08-10-2019. Diakses tanggal 16-07-2020. [pranala nonaktif permanen]
5. ^ Permendagri No.72 Tahun 2019
6. ^ Permendagri No.137 Tahun 2017
7. ^ Permendagri No.56 Tahun 2015
8. ^ Permendagri No.39 Tahun 2015
9. ^ Permendagri No.18 Tahun 2013
10. ^ Permendagri No.62 Tahun 2012
11. ^ Permendagri No.66 Tahun 2011
12. ^ Permendagri No.18 Tahun 2005

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Pemekaran daerah di Indonesia
 Sejarah pemerintahan daerah di Indonesia
 Keresidenan

Anda mungkin juga menyukai