Anda di halaman 1dari 2

A.

Etiologi
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus. Flavivirus merupakan virus dengan
diameter 30 nm yang terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul
4 x 106. Terdapat empat serotipe virus yaitu tipe DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam berdarah dengue. Semua tipe serotipe virus tersebut
ditemukan di Indonesia, serotipe virus tipe DEN-3 merupakan serotipe yang paling banyak
ditemukan. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue denga Flavivirus lain seperti
Yellow fever, Japanese encephalitis, dan West Nile virus (Suhendro, Nainggolan, Chen,
2006).
Virus dengue diinfeksikan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti oleh sebab itu
penyakit ini disebut atrhropod borne diseases. Penularan terjadi karena nyamuk menggigit
sebelum menghisap darah akan mengeluarkan liur yang akan menhambat proses
pembekuan darah, bersaam liur itu virus dengue diinfeksikan kedalam tubuh manusia.
Pada kasus demam berdarah dengue nyamuk yang menjadi vektornya hanya nyamuk
betina.
Nyamuk Aedes aegypti betina lebih menyukai darah manusia dibandingkan darah
hewan lain. Kebiasaan menghisap darah nyamuk ini terutama pada pagi hari dimulai dari
pukul 08.00 sampai 10.00 dan pada sore hari pukul 16.00 sampai 18.00. Nyamuk betina
mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah dari satu individu ke individu lain, hal
ini disebabkan karena pada pagi dan sore hari manusia dalam keadaan aktif bergerak
sehingga nyamuk tidak dapat menghisap darah dengan waktu yang lama.
Seseorang yang telah terinfeksi virus dengue juga merupakan sumber penularan
demam berdarah dengue. Virus dengue berada dalam darah selama empat sampai tujuh
hari mulai hari pertama sampai hari kedua sebelum demam (masa inkubasi intrinsik). Bila
nyamuk penular menggigit penderita, makan virus akan ikut terhisap. Selanjutnya virus
akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk tersebut. Sekitar satu minggu setelah virus
menginfeksi tubuh nyamuk, nyamuk tersebut bisa menularkan virus tersebut kepada
manusia. Virus dengue akan berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran yang relatif kecil jika
diandingkan dengan nyamuk pada umumnya. Nyamuk ini memiliki warna badan hitam
dengan bintik putih pada badan dan kakinya. Larva dan pupa nyamuk ini hidup pada air
jernih biasanya pada potongan bambu, lubang pohon, pelepah daun, kaleng kosong, pot
bunga, botol pecah, tangki air, talang atap, kolam air mancur, serta barang-barang lain
yang dapat menampung air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah (Djunaedi,
Djoni, 2006).

B. Faktor Resiko
Faktor resiko penularan demam berdarah dengur berbagai macam. Hal pertama
adalah tempat. Penularan penyakit demam berdarah dengue dapat terjadi di semua tempat
kecuali tempat-tempat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl, karena tempat tinggi dengan
suhu yang rendah dapat menghambat perkembangan vektor penyebab penyakit ini.
Tempat-tempat yang menjadi faktor resiko terjadinya penularan demam berdarah dengue
adalah :
a. Wilayah yang rawan atau menjadi endemik demam berdarah dengue.
b. Tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari
berbagai wilayah sehingga kemungkinan orang dari wilayah tertentu yang terinfeksi
virus dengue dapat menularkan virusnya di tempat tersebut. Tempat umum tersebut
antara lain :
1. Sekolah
Murid sekolah berasal dari berbagai wilayah merupakan kelompok umur yang
rentan terkena DBD.
2. Sarana pelayanan kesehatan
Orang yang datang dari berbagai wilayah untuk berobat kemungkinan diantaranya
adalah penderita DBD.
3. Pasar
Pasar menjadi tempat berkumpul orang-orang dari berbagai wilayah yang
kemungkinan salah satunya terinfeksi virus dengue.
c. Pemukiman baru di pinggir kota
Pemukiman baru dihuni oleh penduduk dari berbagai wilayah yang kemungkinan
diantaranya terdapat carier yang membawa tipe virus dengue.
Faktor resiko lain yang mempengaruhi adalah pertumbuhan penduduk perkotaan
yang cepat, mobilitas penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana, dan melemah
atau bahkan terganggunya pengendalian populasi sehingga memungkinkan terjadinya
kejadian luar biasa. Faktor resiko selanjutnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan
orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah layak dan sehat, pasokan
air minum, dan pembuangan sampah yang benar. Penduduk dengan tingkat ekonomi lebih
baik juga memiliki faktor resiko tertular penyakit ini terutama yang biasa bepergian
(Candra, 2015).

Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., Pohan, H.T., 2006. Demam Berdarah Dengue. In:
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S.,ed. Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta, Indonesia.

Djunaedi, Djoni 2006. Demam Berdarah Dengue, Epidemiologi, Imunologi, Patogenesis,


Diagnosis dan Penatalaksanaannya. Malang: Cetakan Pertama, Universitas
Muhammadiyah.

Candra A. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko


Penularan. Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119. Available from :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=78871&val=4901 [Accessed 28
November 2015]

Anda mungkin juga menyukai