WHO juga telah mengembangkan suatu konsep “Health as a Bridge for Peace”.
Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana telah diketahui merupakan upaya yang bersifat
netral tidak berpihak dan harus diberikan pada siapapun tidak membedakan golongan, suku,
ras, maupun kelompok. Sehingga diharapkan tenaga kesehatan dapat menjadi mediator pada
konflik, dapat menjadi orang yang dapat mengupayakan rekonsiliasi dan juga kegiatan upaya
kesehatan dapat menjadi ajang kebersamaan atau menjadi jembatan dalam upaya perdamaian.
Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan WHO :
1. Kondisi aman, dengan tujuan promosi kesehatan dan perdamaian
a. Mengkampanyekan perdamaian, mengurangi kesenjangan dalam pelayanan
kesehatan.
b. Mengembangkan hak-hak manusia dalam operasional
c. Mencegah kekerasan yang tidak manusiawi
2. Mencegah krisis
a. Memprediksi konflik yang terjadi
b. Mengembangkan dan menggunakan kebijakan dalam meningkatkan kemampuan
dan alat kesehatan, dan kegiatan monitoring hak-hak manusia
c. Memperkuat etika-etika pemerintahan
d. Sebagai pelayan, penghubung, dan arbitrasi
3. Mencegah kekerasan
a. Latihan pemecahan konflik
b. Pertemuan pemecahan masalah
c. Target pemecahan masalah dan bantuan ekonomi
d. Kerjasama dan koordinasi kesehatan
e. Pelayanan, penghubug, dan arbitrasi
f. Aktif dalam kegiatan regional, internasional, sipil, LSM, dan organisasi media
masa
4. Saat perang
a. Berusaha membangun kepercayaan
b. Mempromosikan pelayanan kesehatan dan kemanusiaan
c. Kerjasama teknologi kesehatan (pemantauan masalah masyarakat), air, dan
sanitasi
d. Memantau dampak kesehatan, sanki-sanki dan upaya diplomatis lainnya
e. Vaksin dan perubahan obat
f. Kerjasama pengiriman tenaga medis dan vaksin
5. Pasca krisis
a. Tenaga kesehatan memfasilitasi untuk dialog diantara mereka yang bertikai
b. Proyek kerjasama kesehatan
c. Desentralisasi kerjasama proyek dasar
d. Kesadaran untuk membangun perdamaian
e. Rehabilitasi pelayanan kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan