Anda di halaman 1dari 2

Anak Ajaib yang Bertahan Hidup

Judul buku      : Harry Potter dan Batu Bertuah (Harry Potter and The Sorcerer Stone)
Pengarang       : J.K. Rowling
Penerjemah    : Listiani Srisani
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   : 2000
Tebal               : 384 halaman

Tak dapat dipungkiri lagi wanita berusia 49 tahun bernama Joanne Kathleen Rowling
atau yang biasa kita kenal dengan nama J.K. Rowling ini sangat berbakat dalam menulis.
Sebagai seorang ibu tunggal, ia menjadi sorotan karena tiga seri novel remaja Harry Potter
berhasil menempati tiga tempat taratas dalam daftar New York Times best-seller. Pada saat
seri ke-4 buku ini diterbitkan, seri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah.
Buku ini bercerita tentang sebuah kehidupan sihir seperti bisa dilihat dari covernya,
seorang bocah laki-laki mengendarai sapu terbang . Walaupun buku ini bertema fantasi,
bahasa yang digunakan tergolong mudah dipahami, walaupun ada beberapa kata-kata sihir
yang cukup aneh. Begitu juga dengan hal-hal yang dapat dilakukan dilakukan pun terbilang
sangat tidak masuk akal. Tetapi buku ini dapat membuat para pembaca tertarik untuk terus
membaca hingga akhir.

Harry Potter adalah nama dari sang tokoh utama seperti yang tertera pada judul.
Merupakan seorang anak yatim piatu yang kurus, berambut hitam, yang hidup dalam
penderitaan semasa kecilnya bersama paman dan bibinya. Ia tidak tahu sebenarnya siapakah
dirinya yang dikenal oleh semua penyihir di dunia, julukannya adalah anak yang berhasil
bertahan hidup. Awalnya paman dan bibinya tidak pernah sekalipun memberi tahu siapakah
dia, walaupun Harry sudah berkali-kali melakukan hal yang diluar batas kewajaran. Selama
belasan tahun ia tinggal dalam lemari sempit di bawah tangga. Tetapi semua itu berubah
ketika datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Maka datanglah seorang
yang besar dipenuhi jenggot di wajahnya, dan memberitahukan kenyataan yang sebenarnya
pada Harry. Harry pun masuk ke salah satu sekolah sihir paling terkenal.

Setelah belasan tahun. akhirnya ia kembali bertemu dengan sosok orang yang telah
membuat goresan pada wajah Harry, Voldemort. Akhir novel ini berakhir bahagia, namun
kisah Harry Potter dan kawan-kawanya masih berlanjut pada tahun-tahun berikutnya di
Hogwarts.

Novel ini berhasil membuat para pembaca terbawa dalam suasana yang sangat
berbeda seperti berada dalam novel tersebut seperti suasana mengharukan dan menegangkan
seperti pada saat Harry dan kedua temannya mencoba untuk memecahkan masalah yang
sedang terjadi di Hogwarts pada saaat itu. Alur pada cerita ini merupakan alur campuran atau
maju-mundur karena terdapat beberapa kali yang membahas tentang masa lalu Harry. Tetapi
hal ini tidak membuat bingung para pembaca karena dengan bahasanya yang sederhana,
namun lugas, padat, dan tidak berbasa-basi. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut
pandang orang ketiga.

Tokoh-tokoh lain pada cerita ini juga sangat mendalami perannya masing-masing
seperti salah satu tokoh antagonis yaitu Draco Malfoy. Dia sombong tentang kemapuannya
dalam Quidditch.  Karena terlahir dari keluarga berdarah murni, memandang rendah siapapun
yang bukan penyihir berdarah murni seperti Hermione Granger, salah satu sahabat Harry.

Novel ini mampu menyihir para pembaca agar tidak bosan. J.K. Rowling dapat
membuat pembaca berkhayal tentang dunia sihir. Konflik-konflik yang disajikan mampu
membuat pembacanya penasaran tentang akhir cerita. Klimaksnya sangat berkesan sehingga
pembaca tidak dapat menebak akhir ceritanya. Hanya saja terdapat sedikit istilah-istilah yang
mungkin sulit dipahami pembaca, missal troll, burung phoenix, dan istilah lain yang belum
tentu semua orang memahaminya.

Persahabatan yang terjalin antara Harry Potter, Ronald Weasley, dan Hermione Granger
membuat para pembaca dapat menjadikan mereka sebagai tokoh yang dapat diteladani dari
sifat mereka, dan mengajarkan tindakan keberanian yang sangat heroik. Harry dan kedua
temannya selalu berusaha untuk melakukan hal yang tidak mungkin bagi murid kelas satu
dengan kegigihan yang taka da habisnya. Nilai-nilai tersebut membuat novel ini layak dibaca
oleh siapapun. Juga tidak ada unsur-unsur kekerasan dan hal lainnya, sehingga cocok dibaca
oleh kalangan anak-anak dan remaja untuk mengajarkan mereka nilai-nilai yang dibutuhkan
dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai