Anda di halaman 1dari 38

69

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON


NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK

69

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON


NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
67
SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30 TAHUN 2017
TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
WALIKOTA CIREBON
TANDA/PETUNJUK KAWASAN BOLEH MEROKOK PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA CIREBON,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
AREA MEROKOK 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
[SMOKING AREA] 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
WALI KOTA CIREBON, Tembakau Bagi Kesehatan, perlu membentuk
ttd, Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa
Rokok;
NASRUDIN AZIS
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950
DAN HAK ASASI MANUSIA, tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa
ttd Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat, dan
dalam Daerah Istimewa Yogyakarta
YUYUN SRIWAHYUNI P
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Pembina Tingkat I (IV/b)
1950 Nomor 45), sebagaimana telah
NIP. 19591029 198603 2 007
diubah beberapakali, terakhir dengan

67
SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30 TAHUN 2017
TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
WALIKOTA CIREBON
TANDA/PETUNJUK KAWASAN BOLEH MEROKOK PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA CIREBON,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
AREA MEROKOK 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
[SMOKING AREA] 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
WALI KOTA CIREBON, Tembakau Bagi Kesehatan, perlu membentuk
ttd, Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa
Rokok;
NASRUDIN AZIS
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950
DAN HAK ASASI MANUSIA, tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa
ttd Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat, dan
dalam Daerah Istimewa Yogyakarta
YUYUN SRIWAHYUNI P
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Pembina Tingkat I (IV/b)
1950 Nomor 45), sebagaimana telah
NIP. 19591029 198603 2 007
diubah beberapakali, terakhir dengan
65 3
Diundangkan di Cirebon Tambahan Lembaran Negara Republik
pada tanggal 6 September 2017 Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
PLH. SEKRETARIS DAERAH 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
KOTA CIREBON, Mengandung Zat Aditif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran
ttd, Negara Republik Indonesia Tahun 2012
AGUS MULYADI Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5380);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
BERITA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2017 NOMOR 31 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Salinan sesuai dengan aslinya Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
KEPALA BAGIAN HUKUM 8. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12
DAN HAK ASASI MANUSIA Tahun 2008 tentang Rincian Urusan
Pemerintahan yang Dilaksanakan
ttd Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor
YUYUN SRIWAHYUNI P 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Pembina Tingkat I (IV/b) Cirebon Nomor 19 Seri D);
NIP. 19591029 198603 2 007 9. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14
Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah
Pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor
14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Cirebon Nomor 21) sebagaimana
telah diubah beberapakali terakhir dengan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8
Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas

65 3
Diundangkan di Cirebon Tambahan Lembaran Negara Republik
pada tanggal 6 September 2017 Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
PLH. SEKRETARIS DAERAH 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
KOTA CIREBON, Mengandung Zat Aditif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran
ttd, Negara Republik Indonesia Tahun 2012
AGUS MULYADI Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5380);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
BERITA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2017 NOMOR 31 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Salinan sesuai dengan aslinya Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
KEPALA BAGIAN HUKUM 8. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12
DAN HAK ASASI MANUSIA Tahun 2008 tentang Rincian Urusan
Pemerintahan yang Dilaksanakan
ttd Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor
YUYUN SRIWAHYUNI P 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Pembina Tingkat I (IV/b) Cirebon Nomor 19 Seri D);
NIP. 19591029 198603 2 007 9. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14
Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah
Pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor
14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Cirebon Nomor 21) sebagaimana
telah diubah beberapakali terakhir dengan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8
Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas
63 5
e. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Partisipasi, dan Akuntabilitas Dalam
dan Menengah, melakukan pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
tempat umum berupa industri, koperasi, pasar, (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
pusat perbelanjaan, mini market, 2013 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran
supermarket, departement store, hypermarket, Daerah Kota Cirebon Nomor 48A);
mall, plaza dan pertokoan;
f. Kepala Dinas Tenaga Kerja melakukan terhadap
tempat kerja; Dengan Persetujuan Bersama
g. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIREBON
dan Pariwisata, melakukan pembinaan terhadap
tempat umum berupa hotel, restoran, rumah makan, dan
jasa boga, bioskop,tempat wisata, kolam renang dan WALIKOTA CIREBON
sarana olahraga; dan
h. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan MEMUTUSKAN :
pembinaan tindakan terhadap sarana kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN
anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum TANPA ROKOK
dan tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2. BAB I
(4) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja di Lingkungan KETENTUAN UMUM
Pemerintah Daerah melakukan pembinaan di masing-
masing tempat kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
BAB IX
1. Kota adalah Kota Cirebon.
TATA CARA PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRASIF
DAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSA 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Cirebon.
3. Walikota adalah Walikota Cirebon.
Pasal 13 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
(1) Penerapan sanksi administratif berupa : SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
a. peringatan tertulis; membidangi urusan pemerintahan sesuai dengan tugas
b. pemberhentian sementara kegiatan; dan/atau pokok dan fungsi di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.
c. pencabutan izin.

63 5
e. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Partisipasi, dan Akuntabilitas Dalam
dan Menengah, melakukan pembinaan terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
tempat umum berupa industri, koperasi, pasar, (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
pusat perbelanjaan, mini market, 2013 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran
supermarket, departement store, hypermarket, Daerah Kota Cirebon Nomor 48A);
mall, plaza dan pertokoan;
f. Kepala Dinas Tenaga Kerja melakukan terhadap
tempat kerja; Dengan Persetujuan Bersama
g. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIREBON
dan Pariwisata, melakukan pembinaan terhadap
tempat umum berupa hotel, restoran, rumah makan, dan
jasa boga, bioskop,tempat wisata, kolam renang dan WALIKOTA CIREBON
sarana olahraga; dan
h. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan MEMUTUSKAN :
pembinaan tindakan terhadap sarana kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN
anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum TANPA ROKOK
dan tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2. BAB I
(4) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja di Lingkungan KETENTUAN UMUM
Pemerintah Daerah melakukan pembinaan di masing-
masing tempat kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
BAB IX
1. Kota adalah Kota Cirebon.
TATA CARA PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRASIF
DAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSA 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Cirebon.
3. Walikota adalah Walikota Cirebon.
Pasal 13 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
(1) Penerapan sanksi administratif berupa : SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
a. peringatan tertulis; membidangi urusan pemerintahan sesuai dengan tugas
b. pemberhentian sementara kegiatan; dan/atau pokok dan fungsi di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.
c. pencabutan izin.
61 7
g. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya
Kebudayaan dan Pariwisata, melakukan pengawasan atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan
terhadap tempat umum berupa hotel, restoran, tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
rumah makan, jasa boga, bioskop, tempat wisata, 11. Iklan Niaga Produk Tembakau yang selanjutnya disebut
kolam renang dan sarana olah raga. Iklan Produk Tembakau, adalah iklan komersial dengan
(3) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan tujuan memperkenalkan dan/atau memasyarakatkan
pengawasan dan tindakan terhadap sarana kesehatan, barang kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi
tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, konsumen agar menggunakan Produk Tembakau yang
tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum dan ditawarkan.
tempat kerja. 12. Promosi Produk Tembakau adalah kegiatan pengenalan
(4) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja di lingkungan atau penyebarluasan informasi suatu Produk Tembakau
Pemerintah Daerah melakukan pengawasan di masing- untuk menarik minat beli konsumen terhadap Produk
masing tempat kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Tembakau yang akan dan sedang diperdagangkan.
(5) Dalam melakukan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok 13. Sponsor Produk Tembakau adalah segala bentuk
Kepala Perangkat Daerah melaksanakan prinsip-prinsip kontribusi langsung atau tidak langsung, dalam bentuk
persuasif dan represif. dana atau lainnya, dalam berbagai kegiatan yang
(6) Dalam melakukan pengawasan Kawasan Tanpa dilakukan oleh lembaga atau perorangan dengan tujuan
Rokok di lingkup wilayah kerjanya Kepala Perangkat mempengaruhi melalui Promosi Produk Tembakau atau
Daerah membentuk Tim Pengawas yang ditetapkan penggunaan Produk Tembakau.
dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah. 14. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
(7) Susunan keanggotaan Tim Pengawas sebagaimana dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
dimaksud pada ayat (6) terdiri dari : kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan,
a. Ketua : Kepala Perangkat Daerah; dan/atau mempromosikan Produk Tembakau.
b. Sekretaris : Sekretaris Perangkat Daerah; 15. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan, baik
c. Petugas Pengawas : Petugas yang memiliki yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan
tugas dan fungsi pemantauan, hukum.
penagawasan dan pembinaan 16. Pimpinan atau penanggung jawab adalah orang dan/atau
yang berkaitan dengan obyek badan hukum yang karena jabatannya memimpin dan/
Kawasan Tanpa Rokok. atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di
tempat atau kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan
Tanpa Rokok baik milik pemerintah maupun swasta.

61 7
g. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya
Kebudayaan dan Pariwisata, melakukan pengawasan atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan
terhadap tempat umum berupa hotel, restoran, tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
rumah makan, jasa boga, bioskop, tempat wisata, 11. Iklan Niaga Produk Tembakau yang selanjutnya disebut
kolam renang dan sarana olah raga. Iklan Produk Tembakau, adalah iklan komersial dengan
(3) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, melakukan tujuan memperkenalkan dan/atau memasyarakatkan
pengawasan dan tindakan terhadap sarana kesehatan, barang kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi
tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, konsumen agar menggunakan Produk Tembakau yang
tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum dan ditawarkan.
tempat kerja. 12. Promosi Produk Tembakau adalah kegiatan pengenalan
(4) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja di lingkungan atau penyebarluasan informasi suatu Produk Tembakau
Pemerintah Daerah melakukan pengawasan di masing- untuk menarik minat beli konsumen terhadap Produk
masing tempat kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Tembakau yang akan dan sedang diperdagangkan.
(5) Dalam melakukan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok 13. Sponsor Produk Tembakau adalah segala bentuk
Kepala Perangkat Daerah melaksanakan prinsip-prinsip kontribusi langsung atau tidak langsung, dalam bentuk
persuasif dan represif. dana atau lainnya, dalam berbagai kegiatan yang
(6) Dalam melakukan pengawasan Kawasan Tanpa dilakukan oleh lembaga atau perorangan dengan tujuan
Rokok di lingkup wilayah kerjanya Kepala Perangkat mempengaruhi melalui Promosi Produk Tembakau atau
Daerah membentuk Tim Pengawas yang ditetapkan penggunaan Produk Tembakau.
dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah. 14. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
(7) Susunan keanggotaan Tim Pengawas sebagaimana dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
dimaksud pada ayat (6) terdiri dari : kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan,
a. Ketua : Kepala Perangkat Daerah; dan/atau mempromosikan Produk Tembakau.
b. Sekretaris : Sekretaris Perangkat Daerah; 15. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan, baik
c. Petugas Pengawas : Petugas yang memiliki yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan
tugas dan fungsi pemantauan, hukum.
penagawasan dan pembinaan 16. Pimpinan atau penanggung jawab adalah orang dan/atau
yang berkaitan dengan obyek badan hukum yang karena jabatannya memimpin dan/
Kawasan Tanpa Rokok. atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di
tempat atau kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan
Tanpa Rokok baik milik pemerintah maupun swasta.
59 9
terbatas merokok, sesuai peraturan perundang- Penitipan Anak (TPA), tempat pengasuhan anak, arena
undangan yang berlaku. bermain anak-anak, atau sejenisnya.
(5) Peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kawasan 25. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat proses
Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belajar-mengajar atau pendidikan dan pelatihan
dapat dilakukan secara berkelompok/institusional/ termasuk perpustakaan, ruangan praktik atau
badan hukum/badan usaha/lembaga/organisasi laboratorium, museum, dan sejenisnya.
maupun individu/perorangan. 26. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang
(6) Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
wajib mengambil tindakan atas laporan sebagaimana yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti
dimaksud pada ayat (2) huruf f. rumah sakit, puskesmas, praktik dokter, praktik bidan,
toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan
BAB VII bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya,
TATA CARA LAPORAN antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah
bersalin, balai kesehatan ibu dan anak.
Pasal 10
(1) Pimpinan atau penangung jawab Kawasan Tanpa Rokok Pasal 2
wajib melaporkan pelaksanaan Kawasan Tanpa (1) Maksud dari Peraturan Daerah ini adalah melindungi hak
Rokok yang menjadi tanggungjawabnya kepada Wali asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang
Kota melalui Dinas Kesehatan terkait dengan: setinggi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya
a. penempelan rambu pada setiap ruangan; asap Rokok.
b. pembentukan Tim Pengawas Kawasan Tanpa (2) Tujuan dari peraturan daerah ini :
Rokok Internal; dan a. melindungi kesehatan perseorangan, keluarga,
c. ketersediaan tempat khusus merokok (tempat masyarakat, dan lingkungan dari bahaya bahan yang
kerja dan tempat umum dan tempat lainnya). mengandung karsinogen dan Zat Adiktif dalam
(2) Perangkat Daerah wajib melaporkan hasil pelaksanaan Produk Tembakau yang dapat menyebabkan
pengawasan Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup;
tanggungjawabnya kepada Wali Kota melalui Dinas b. melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja,
Kesehatan. dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan dan
(3) Laporan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di kirim pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi
setiap semester sesuai format sebagaimana tercantum penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan
dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini. yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau;

59 9
terbatas merokok, sesuai peraturan perundang- Penitipan Anak (TPA), tempat pengasuhan anak, arena
undangan yang berlaku. bermain anak-anak, atau sejenisnya.
(5) Peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kawasan 25. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat proses
Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belajar-mengajar atau pendidikan dan pelatihan
dapat dilakukan secara berkelompok/institusional/ termasuk perpustakaan, ruangan praktik atau
badan hukum/badan usaha/lembaga/organisasi laboratorium, museum, dan sejenisnya.
maupun individu/perorangan. 26. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang
(6) Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
wajib mengambil tindakan atas laporan sebagaimana yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti
dimaksud pada ayat (2) huruf f. rumah sakit, puskesmas, praktik dokter, praktik bidan,
toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan
BAB VII bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya,
TATA CARA LAPORAN antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah
bersalin, balai kesehatan ibu dan anak.
Pasal 10
(1) Pimpinan atau penangung jawab Kawasan Tanpa Rokok Pasal 2
wajib melaporkan pelaksanaan Kawasan Tanpa (1) Maksud dari Peraturan Daerah ini adalah melindungi hak
Rokok yang menjadi tanggungjawabnya kepada Wali asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang
Kota melalui Dinas Kesehatan terkait dengan: setinggi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya
a. penempelan rambu pada setiap ruangan; asap Rokok.
b. pembentukan Tim Pengawas Kawasan Tanpa (2) Tujuan dari peraturan daerah ini :
Rokok Internal; dan a. melindungi kesehatan perseorangan, keluarga,
c. ketersediaan tempat khusus merokok (tempat masyarakat, dan lingkungan dari bahaya bahan yang
kerja dan tempat umum dan tempat lainnya). mengandung karsinogen dan Zat Adiktif dalam
(2) Perangkat Daerah wajib melaporkan hasil pelaksanaan Produk Tembakau yang dapat menyebabkan
pengawasan Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup;
tanggungjawabnya kepada Wali Kota melalui Dinas b. melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja,
Kesehatan. dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan dan
(3) Laporan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di kirim pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi
setiap semester sesuai format sebagaimana tercantum penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan
dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini. yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau;
57 11
(3) Contoh tanda/petunjuk area boleh merokok adalah c. informasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok; dan
sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran II Peraturan d. peran serta aktif dalam proses penetapan,
Wali Kota ini. pemanfaatan, dan pengendalian Kawasan Tanpa
Rokok.
BAB V (2) Setiap orang wajib mematuhi ketentuan larangan di
KEGIATAN PRODUKSI, PENJUALAN, PROMOSI DI tempat atau area yang dinyatakan sebagai Kawasan
TEMPAT KERJA, TEMPAT UMUM DAN TEMPAT LAIN Tanpa Rokok.
Pasal 8
BAB III
Kegiatan menjual, mengiklankan dan memproduksikan
produk tembakau dimungkinkan di Tempat Kerja, Tempat PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
Umum dan Tempat lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6
Pasal 6 dan Pasal 7 dengan ketentuan :
a. kegiatan promosi tidak melibatkan/menggunakan (1) Tempat-tempat atau area-area tertentu dinyatakan
tenaga promosi perjualan; sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
b. ukuran iklan tidak melebihi tampilan penjualan (2) Tempat-tempat atau area-area sebagaimana dimaksud
rokok (display); pada ayat (1) meliputi :
c. penjualan rokok hanya berada di kantin, warung, a. fasilitas pelayanan kesehatan;
toko atau sejenisnya; dan b. tempat proses belajar mengajar;
d. penempatan iklan hanya boleh ditempat penjualan c. tempat anak bermain;
rokok sebagaimana dimaksud pada huruf c. d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
BAB VI f. tempat kerja; dan
PERAN SERTA MASYARAKAT g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Pasal 9 (3) Larangan kegiatan menjual, mengiklankan, dan
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan mempromosikan Produk Tembakau tidak berlaku bagi
Kawasan Tanpa Rokok di Daerah. tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan
Produk Tembakau di lingkungan Kawasan Tanpa Rokok.
(2) Peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kawasan
Tanpa Rokok, dapat dilakukan dalam bentuk : (4) Larangan kegiatan memproduksi Produk Tembakau
tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk
a. memberikan sumbangan pemikiran dan
kegiatan produksi Produk Tembakau di lingkungan
pertimbangan berkenaan dengan penentuan
Kawasan Tanpa Rokok.
kebija-kan yang terkait dengan Kawasan Tanpa
Rokok;

57 11
(3) Contoh tanda/petunjuk area boleh merokok adalah c. informasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok; dan
sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran II Peraturan d. peran serta aktif dalam proses penetapan,
Wali Kota ini. pemanfaatan, dan pengendalian Kawasan Tanpa
Rokok.
BAB V (2) Setiap orang wajib mematuhi ketentuan larangan di
KEGIATAN PRODUKSI, PENJUALAN, PROMOSI DI tempat atau area yang dinyatakan sebagai Kawasan
TEMPAT KERJA, TEMPAT UMUM DAN TEMPAT LAIN Tanpa Rokok.
Pasal 8
BAB III
Kegiatan menjual, mengiklankan dan memproduksikan
produk tembakau dimungkinkan di Tempat Kerja, Tempat PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
Umum dan Tempat lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6
Pasal 6 dan Pasal 7 dengan ketentuan :
a. kegiatan promosi tidak melibatkan/menggunakan (1) Tempat-tempat atau area-area tertentu dinyatakan
tenaga promosi perjualan; sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
b. ukuran iklan tidak melebihi tampilan penjualan (2) Tempat-tempat atau area-area sebagaimana dimaksud
rokok (display); pada ayat (1) meliputi :
c. penjualan rokok hanya berada di kantin, warung, a. fasilitas pelayanan kesehatan;
toko atau sejenisnya; dan b. tempat proses belajar mengajar;
d. penempatan iklan hanya boleh ditempat penjualan c. tempat anak bermain;
rokok sebagaimana dimaksud pada huruf c. d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
BAB VI f. tempat kerja; dan
PERAN SERTA MASYARAKAT g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Pasal 9 (3) Larangan kegiatan menjual, mengiklankan, dan
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan mempromosikan Produk Tembakau tidak berlaku bagi
Kawasan Tanpa Rokok di Daerah. tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan
Produk Tembakau di lingkungan Kawasan Tanpa Rokok.
(2) Peran serta masyarakat dalam mewujudkan Kawasan
Tanpa Rokok, dapat dilakukan dalam bentuk : (4) Larangan kegiatan memproduksi Produk Tembakau
a. memberikan sumbangan pemikiran dan tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk
pertimbangan berkenaan dengan penentuan kegiatan produksi Produk Tembakau di lingkungan
kebija-kan yang terkait dengan Kawasan Tanpa Kawasan Tanpa Rokok.
Rokok;

55 13
BAB III Pasal 9
STANDAR TEMPAT KHUSUS UNTUK MEROKOK (1) Pemerintah Kota melakukan pengendalian Iklan Produk
Pasal 4 Tembakau yang dilakukan pada media luar ruang.
Tempat khusus merokok di Kawasan Tanpa Rokok hanya (2) Pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana
diperbolehkan berada ditempat umum dan tempat kerja dimaksud pada ayat (1), antara lain dilakukan sebagai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (6) dan ayat (7). berikut :
a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk
Pasal 5 gambar dan tulisan sebesar paling sedikit 10%
Tempat khusus merokok sebagaimana dimaksud dalam (sepuluh persen) dari total durasi iklan dan/atau
Pasal 4 harus memenuhi ketentuan : 15% (lima belas persen) dari total luas iklan;
a. merupakan ruang terbuka yang berhubungan b. mencantumkan penandaan/tulisan “18+” dalam
langsung dengan udara luar; Iklan Produk Tembakau;
b. ukuran maksimal 2 m x 2 m (dua meter kali dua meter); c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau
c. harus ada rekomendasi tempat khusus merokok dari menampilkan wujud atau bentuk Rokok atau
Dinas Kesehatan; sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek
d. jauh dari pintu masuk dan keluar; Produk Tembakau;
e. jauh dari lalu lalang orang; d. tidak mencantumkan nama produk yang
f. terdapat peringatan bahaya merokok; bersangkutan adalah Rokok;
g. tidak boleh terdapat iklan/promosi merokok; e. tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa
h. harus terdapat tempat mematikan rokok; merokok memberikan manfaat bagi kesehatan;
i. ada rambu boleh merokok; dan f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang
j. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan menyesatkan;
ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas. g. tidak merangsang atau menyarankan orang untuk
merokok;
BAB IV h. tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita
TANDA/PETUNJUK/PERINGATAN LARANGAN MEROKOK hamil dalam bentuk gambar dan/atau tulisan;
DAN TANDA/PETUNJUK RUANGAN BOLEH MEROKOK i. tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau
SERTA TATA CARA PEMASANGANNYA wanita hamil;
j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model
Pasal 6 iklan; dan
(1) Tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok harus k. tidak bertentangan dengan norma yang berlaku
memenuhi ketentuan : dalam Masyarakat.

55 13
BAB III Pasal 9
STANDAR TEMPAT KHUSUS UNTUK MEROKOK (1) Pemerintah Kota melakukan pengendalian Iklan Produk
Pasal 4 Tembakau yang dilakukan pada media luar ruang.
Tempat khusus merokok di Kawasan Tanpa Rokok hanya (2) Pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana
diperbolehkan berada ditempat umum dan tempat kerja dimaksud pada ayat (1), antara lain dilakukan sebagai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (6) dan ayat (7). berikut :
a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk
Pasal 5 gambar dan tulisan sebesar paling sedikit 10%
Tempat khusus merokok sebagaimana dimaksud dalam (sepuluh persen) dari total durasi iklan dan/atau
Pasal 4 harus memenuhi ketentuan : 15% (lima belas persen) dari total luas iklan;
a. merupakan ruang terbuka yang berhubungan b. mencantumkan penandaan/tulisan “18+” dalam
langsung dengan udara luar; Iklan Produk Tembakau;
b. ukuran maksimal 2 m x 2 m (dua meter kali dua meter); c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau
c. harus ada rekomendasi tempat khusus merokok dari menampilkan wujud atau bentuk Rokok atau
Dinas Kesehatan; sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek
d. jauh dari pintu masuk dan keluar; Produk Tembakau;
e. jauh dari lalu lalang orang; d. tidak mencantumkan nama produk yang
f. terdapat peringatan bahaya merokok; bersangkutan adalah Rokok;
g. tidak boleh terdapat iklan/promosi merokok; e. tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa
h. harus terdapat tempat mematikan rokok; merokok memberikan manfaat bagi kesehatan;
i. ada rambu boleh merokok; dan f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang
j. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan menyesatkan;
ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas. g. tidak merangsang atau menyarankan orang untuk
merokok;
BAB IV h. tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita
TANDA/PETUNJUK/PERINGATAN LARANGAN MEROKOK hamil dalam bentuk gambar dan/atau tulisan;
DAN TANDA/PETUNJUK RUANGAN BOLEH MEROKOK i. tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau
SERTA TATA CARA PEMASANGANNYA wanita hamil;
j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model
Pasal 6 iklan; dan
(1) Tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok harus
memenuhi ketentuan : k. tidak bertentangan dengan norma yang berlaku
dalam Masyarakat.

53 15
4. Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) Pasal 13
atau bentuk lain yang sederajat; Kewajiban Pimpinan atau penanggungjawab dalam bentuk :
5. pusat kegiatan belajar masyarakat; dan/atau a. himbauan untuk tidak merokok;
6. tempat pendidikan non formal lainnya. b. teguran secara langsung kepada orang yang merokok
(3) Tempat anak bermain sebagaimana dimaksud dalam atau memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
Pasal 2 huruf c, meliputi: mempromosikan Produk Tembakau;
a. kelompok bermain anak (play group); c. dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada huruf b
b. Tempat Penitipan Anak (TPA); tidak dihiraukan, maka kepadanya diperintahkan untuk
c. tempat pengasuhan anak; meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok;
d. arena bermain anak-anak; d. tidak menyediakan asbak dan sejenisnya untuk kegiatan
e. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU); dan/atau merokok di Kawasan Tanpa Rokok; dan
f. arena kegiatan anak lainnya. e. menindaklanjuti atas laporan Masyarakat apabila ada
(4) Tempat ibadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok.
huruf d, meliputi :
a. masjid; Bagian Kedua
b. mushola; Pengumuman dan Tanda-tanda Larangan
c. gereja; Pasal 14
d. pura;
e. wihara; (1) Pada tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai
f. klenteng; dan/atau Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam
g. tempat ibadah lainnya. Pasal 6 ayat (1) Pimpinan atau penanggung jawab
tempat tersebut wajib memasang pengumuman dan
(5) Angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal tanda larangan kegiatan produksi, penjualan, iklan,
2 huruf e, meliputi :
promosi dan/atau penggunaan Rokok.
a. bus;
b. angkutan kota (angkot); (2) Pengumuman dan tanda-tanda larangan sebagaimana
c. taxi; dimaksud pada ayat (1) wajib dipasang di pintu masuk
d. kereta api; dan dan lokasi-lokasi yang berpencahayaan cukup serta
e. angkutan umum lainnya mudah terlihat dan terbaca.
(6) Tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (3) Pemasangan pengumuman dan tanda-tanda larangan
huruf f, meliputi : sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung
jawab Pimpinan atau penanggung jawab tempat-tempat
a. ruang tertutup yang bergerak/tetap atau
tersebut.
tempat yang sering dimasukin tenaga
kerja,

53 15
4. Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) Pasal 13
atau bentuk lain yang sederajat; Kewajiban Pimpinan atau penanggungjawab dalam bentuk :
5. pusat kegiatan belajar masyarakat; dan/atau a. himbauan untuk tidak merokok;
6. tempat pendidikan non formal lainnya. b. teguran secara langsung kepada orang yang merokok
(3) Tempat anak bermain sebagaimana dimaksud dalam atau memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
Pasal 2 huruf c, meliputi: mempromosikan Produk Tembakau;
a. kelompok bermain anak (play group); c. dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada huruf b
b. Tempat Penitipan Anak (TPA); tidak dihiraukan, maka kepadanya diperintahkan untuk
c. tempat pengasuhan anak; meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok;
d. arena bermain anak-anak; d. tidak menyediakan asbak dan sejenisnya untuk kegiatan
e. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU); dan/atau merokok di Kawasan Tanpa Rokok; dan
f. arena kegiatan anak lainnya. e. menindaklanjuti atas laporan Masyarakat apabila ada
(4) Tempat ibadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok.
huruf d, meliputi :
a. masjid; Bagian Kedua
b. mushola; Pengumuman dan Tanda-tanda Larangan
c. gereja; Pasal 14
d. pura;
e. wihara; (1) Pada tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai
f. klenteng; dan/atau Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam
g. tempat ibadah lainnya. Pasal 6 ayat (1) Pimpinan atau penanggung jawab
tempat tersebut wajib memasang pengumuman dan
(5) Angkutan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal tanda larangan kegiatan produksi, penjualan, iklan,
2 huruf e, meliputi : promosi dan/atau penggunaan Rokok.
a. bus;
b. angkutan kota (angkot); (2) Pengumuman dan tanda-tanda larangan sebagaimana
c. taxi; dimaksud pada ayat (1) wajib dipasang di pintu masuk
d. kereta api; dan dan lokasi-lokasi yang berpencahayaan cukup serta
e. angkutan umum lainnya mudah terlihat dan terbaca.
(3) Pemasangan pengumuman dan tanda-tanda larangan
(6) Tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung
huruf f, meliputi : jawab Pimpinan atau penanggung jawab tempat-tempat
a. ruang tertutup yang bergerak/tetap atau tersebut.
tempat yang sering dimasukin tenaga
kerja,

51 17
26. Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa b. pada tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
Rokok adalah orang yang karena jabatannya memimpin ayat (2) huruf e, larangan berlaku di bagian luar dan
dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau di dalam angkutan umum;
usaha di kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan c. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
Tanpa Rokok atau Kawasan Terbatas Merokok. Pasal 6 ayat (2) huruf f, dan huruf g diatur lebih
27. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang lanjut dengan Peraturan Walikota.
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Pasal 17
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. (1) Setiap orang dilarang merokok di tempat-tempat yang
telah ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
28. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan (2) Larangan merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara terstruktur dan berjenjang. diberlakukan sebagai berikut :
a. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
BAB II Pasal 6 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf
KAWASAN TANPA ROKOK d larangan merokok berlaku hingga pagar/batas
lokasi tempat-tempat tersebut;
Pasal 2 b. pada tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
Kawasan Tanpa Rokok yang ada di daerah terdiri dari : ayat (2) huruf e, larangan merokok berlaku di dalam
a. fasilitas pelayanan kesehatan; angkutan umum;
b. tempat proses belajar mengajar; c. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
c. tempat anak bermain; Pasal 6 ayat (2) huruf f dan huruf g, yang beratap,
d. tempat ibadah; larangan merokok berlaku hingga batas kucuran air
e. angkutan umum; dari atap paling luar.
f. tempat kerja; dan (3) Pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
g. tempat umum/tempat lain yang ditetapkan. 6 ayat (2) huruf f dan huruf g pengelola gedung
menyediakan tempat khusus merokok dengan ketentuan
Pasal 3
sebagai berikut :
(1) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana a. merupakan ruang terbuka yang berhubungan
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi : langsung dengan udara luar;
a. rumah sakit; b. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan
b. balai kesehatan; ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas;
c. puskesmas; c. jauh dari pintu masuk dan keluar; dan
51 17
26. Pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa b. pada tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
Rokok adalah orang yang karena jabatannya memimpin ayat (2) huruf e, larangan berlaku di bagian luar dan
dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau di dalam angkutan umum;
usaha di kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan c. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
Tanpa Rokok atau Kawasan Terbatas Merokok. Pasal 6 ayat (2) huruf f, dan huruf g diatur lebih
27. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang lanjut dengan Peraturan Walikota.
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Pasal 17
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. (1) Setiap orang dilarang merokok di tempat-tempat yang
telah ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
28. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan (2) Larangan merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
secara terstruktur dan berjenjang. diberlakukan sebagai berikut :
a. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
BAB II Pasal 6 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf
KAWASAN TANPA ROKOK d larangan merokok berlaku hingga pagar/batas
lokasi tempat-tempat tersebut;
Pasal 2 b. pada tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
Kawasan Tanpa Rokok yang ada di daerah terdiri dari : ayat (2) huruf e, larangan merokok berlaku di dalam
a. fasilitas pelayanan kesehatan; angkutan umum;
b. tempat proses belajar mengajar; c. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
c. tempat anak bermain; Pasal 6 ayat (2) huruf f dan huruf g, yang beratap,
d. tempat ibadah; larangan merokok berlaku hingga batas kucuran air
e. angkutan umum; dari atap paling luar.
f. tempat kerja; dan (3) Pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
g. tempat umum/tempat lain yang ditetapkan. 6 ayat (2) huruf f dan huruf g pengelola gedung
menyediakan tempat khusus merokok dengan ketentuan
Pasal 3 sebagai berikut :
(1) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana a. merupakan ruang terbuka yang berhubungan
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi : langsung dengan udara luar;
a. rumah sakit; b. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan
b. balai kesehatan; ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas;
c. puskesmas; c. jauh dari pintu masuk dan keluar; dan

49 19
6. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
Kota Cirebon. a. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
7. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan kesehatan melakukan pengawasan terhadap
Menengah adalah Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kawasan Tanpa Rokok fasilitas pelayanan kesehatan;
Kecil dan Menengah Kota Cirebon. b. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
8. Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Kota pendidikan melakukan pengawasan terhadap
Cirebon. Kawasan Tanpa Rokok tempat proses belajar
9. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan mengajar dan tempat anak bermain dan/atau
Pariwisata adalah Dinas Kepemudaan, Olahraga, berkumpulnya anak-anak;
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon. c. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
sosial melakukan pengawasan terhadap Kawasan
10. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi
Tanpa Rokok tempat ibadah;
Pamong Praja Kota Cirebon.
d. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
11. Orang adalah orang perorangan atau badan, baik yang perhubungan melakukan pengawasan terhadap
berbentuk badan hukum maupun tidak.
Kawasan Tanpa Rokok angkutan umum;
12. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang e. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha mau- ketenagakerjaan melakukan pengawasan Kawasan
pun yang tidak melakukan usaha, meliputi perseroan Tanpa Rokok di tempat kerja;
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
f. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama pariwisata melakukan pengawasan Kawasan Tanpa
atau bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma,
Rokok di tempat umum;dan
kong-si, koperasi, atau organisasi sejenis, lembaga
g. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
dana pen-siun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan
ketertiban umum melakukan pengawasan seluruh
lainnya.
Kawasan Tanpa Rokok.
13. Tim Pemantau Kawasan Tanpa Rokok adalah Tim
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
yang terdiri dari pejabat Pegawai Negeri Sipil di
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota
lingkungan Pemerintah Kota Cirebon dan/atau individu
yang ditunjuk oleh Wali Kota Cirebon. (4) Pengawasan dilakukan melalui kunjungan ke lokasi
Kawasan Tanpa Rokok dan/atau menindaklanjuti
14. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus
laporan Pimpinan/ Penanggungjawab.
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan
dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan (5) Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung dilakukan dalam bentuk inspeksi mendadak.
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
49 19
6. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan (2) SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
Kota Cirebon. a. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
7. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan kesehatan melakukan pengawasan terhadap
Menengah adalah Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kawasan Tanpa Rokok fasilitas pelayanan kesehatan;
Kecil dan Menengah Kota Cirebon. b. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
8. Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Kota pendidikan melakukan pengawasan terhadap
Cirebon. Kawasan Tanpa Rokok tempat proses belajar
9. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan mengajar dan tempat anak bermain dan/atau
Pariwisata adalah Dinas Kepemudaan, Olahraga, berkumpulnya anak-anak;
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon. c. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
sosial melakukan pengawasan terhadap Kawasan
10. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi
Tanpa Rokok tempat ibadah;
Pamong Praja Kota Cirebon.
d. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
11. Orang adalah orang perorangan atau badan, baik yang perhubungan melakukan pengawasan terhadap
berbentuk badan hukum maupun tidak.
Kawasan Tanpa Rokok angkutan umum;
12. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang e. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha mau- ketenagakerjaan melakukan pengawasan Kawasan
pun yang tidak melakukan usaha, meliputi perseroan Tanpa Rokok di tempat kerja;
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
f. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama pariwisata melakukan pengawasan Kawasan Tanpa
atau bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma,
Rokok di tempat umum;dan
kong-si, koperasi, atau organisasi sejenis, lembaga
g. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
dana pen-siun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan
ketertiban umum melakukan pengawasan seluruh
lainnya.
Kawasan Tanpa Rokok.
13. Tim Pemantau Kawasan Tanpa Rokok adalah Tim
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
yang terdiri dari pejabat Pegawai Negeri Sipil di
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota
lingkungan Pemerintah Kota Cirebon dan/atau individu
yang ditunjuk oleh Wali Kota Cirebon. (4) Pengawasan dilakukan melalui kunjungan ke lokasi
14. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus Kawasan Tanpa Rokok dan/atau menindaklanjuti
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan laporan Pimpinan/ Penanggungjawab.
dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan (5) Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung dilakukan dalam bentuk inspeksi mendadak.
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
47 21
19. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Bagian Kedua
dan Mendagri Nomor 188/ Menkes/PB/ Pengawasan Pimpinan atau Penanggungjawab
I/2011 dan Nomor 7 Th. 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Pasal 22
Rokok (Berita Negara Republik Indonesia
(1) Pimpinan atau penanggungjawab wajib melakukan
Tahun 2011 Nomor 49);
pengawasan terhadap setiap orang atau badan yang
20. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor berada di Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi tanggung
4 Tahun 2011 tentang Sistem Kesehatan jawabnya.
Kota Cirebon Daerah (Lembaran Daerah
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 4
ditujukan untuk mengetahui ketaatan orang atau badan
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
terhadap larangan sebagaimana diatur dalam Pasal 16
Cirebon Nomor 1);
dan Pasal 17.
21. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
8 Th. 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok
pada ayat (1) pimpinan atau penanggung jawab
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
berwenang :
2015 Nomor 8 Seri E, Tambahan
a. menegur setiap orang yang merokok, memproduksi,
Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan
61);
Produk Tembakau di Kawasan Tanpa Rokok yang
22. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 menjadi wilayah kerjanya;
Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok
b. kegiatan menegur sebagaimana dimaksud huruf a,
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
meliputi upaya menghentikan kegiatan merokok,
Daerah Kota Cirebon Tahun 2015 Nomor
memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau
12 Seri A, Tambahan Lembaran Daerah
mempromosikan;
Kota Cirebon Nomor 63);
c. memerintahkan setiap orang yang tidak
23. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor mengindahkan teguran sebagaimana dimaksud pada
6 Tahun 2016 tentang Rincian Urusan huruf a dan huruf b, untuk meninggalkan Kawasan
Pemerintahan yang Diselenggarakan oleh Tanpa Rokok.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun Pasal 23
2016 Nomor 6 Seri D, Tambahan (1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor diselenggarakan setiap hari secara terus menerus.
69);

47 21
19. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Bagian Kedua
dan Mendagri Nomor 188/ Menkes/PB/ Pengawasan Pimpinan atau Penanggungjawab
I/2011 dan Nomor 7 Th. 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Pasal 22
Rokok (Berita Negara Republik Indonesia
(1) Pimpinan atau penanggungjawab wajib melakukan
Tahun 2011 Nomor 49);
pengawasan terhadap setiap orang atau badan yang
20. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor berada di Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi tanggung
4 Tahun 2011 tentang Sistem Kesehatan jawabnya.
Kota Cirebon Daerah (Lembaran Daerah
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 4
ditujukan untuk mengetahui ketaatan orang atau badan
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
terhadap larangan sebagaimana diatur dalam Pasal 16
Cirebon Nomor 1);
dan Pasal 17.
21. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
8 Th. 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok
pada ayat (1) pimpinan atau penanggung jawab
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
berwenang :
2015 Nomor 8 Seri E, Tambahan
a. menegur setiap orang yang merokok, memproduksi,
Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor
menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan
61);
Produk Tembakau di Kawasan Tanpa Rokok yang
22. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 menjadi wilayah kerjanya;
Tahun 2015 tentang Pokok-Pokok
b. kegiatan menegur sebagaimana dimaksud huruf a,
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
meliputi upaya menghentikan kegiatan merokok,
Daerah Kota Cirebon Tahun 2015 Nomor
memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau
12 Seri A, Tambahan Lembaran Daerah
mempromosikan;
Kota Cirebon Nomor 63);
c. memerintahkan setiap orang yang tidak
23. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor
mengindahkan teguran sebagaimana dimaksud pada
6 Tahun 2016 tentang Rincian Urusan
huruf a dan huruf b, untuk meninggalkan Kawasan
Pemerintahan yang Diselenggarakan oleh
Tanpa Rokok.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun Pasal 23
2016 Nomor 6 Seri D, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor (1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
69); diselenggarakan setiap hari secara terus menerus.
45 23
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor BAB VI
144, Tambahan Lembaran Negara PERAN SERTA MASYARAKAT
Republik Indonesia Nomor 5063);
Pasal 26
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan
Negara Republik Indonesia Tahun Kawasan Tanpa Rokok.
2009 Nomor 153, Tambahan (2) Peran serta Masyarakat sebagaimana dimaksud pada
Lembaran Negara Republik Indonesia ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk :
Nomor 5072); a. memberikan sumbangan pemikiran dan
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun pertimbangan berkenaan dengan penentuan
2011 tentang Pembentukan Peraturan kebijakan yang terkait dengan Kawasan Tanpa
Perundang-undangan (Lembaran Negara Rokok;
Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan b. melakukan pengadaan dan pemberian bantuan
Lembaran Negara Nomor 5234); sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok;
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
c. ikut serta dalam memberikan bimbingan dan
2014 tentang Pemerintahan Daerah
penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada
(Lembaran Negara Republik Indonesia
masyarakat;
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
d. mengingatkan setiap orang yang melanggar di
Lembaran Negara Republik Indonesia
Kawasan Tanpa Rokok;
Nomor 5587), sebagaimana telah
e. melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar di
diubah beberapa kali terakhir dengan
Kawasan Tanpa Rokok kepada Pimpinan/
Undang•Undang Nomor 9 Tahun 2015
penanggungjawab; dan
tentang Perubahan Kedua atas Undang-
f. melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
ketentuan Pasal 16 dan Pasal 17 kepada SKPD yang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan.
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
Indonesia Nomor 5679); peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86,

45 23
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor BAB VI
144, Tambahan Lembaran Negara PERAN SERTA MASYARAKAT
Republik Indonesia Nomor 5063);
Pasal 26
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan
Negara Republik Indonesia Tahun Kawasan Tanpa Rokok.
2009 Nomor 153, Tambahan (2) Peran serta Masyarakat sebagaimana dimaksud pada
Lembaran Negara Republik Indonesia ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk :
Nomor 5072); a. memberikan sumbangan pemikiran dan
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun pertimbangan berkenaan dengan penentuan
2011 tentang Pembentukan Peraturan kebijakan yang terkait dengan Kawasan Tanpa
Perundang-undangan (Lembaran Negara Rokok;
Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan b. melakukan pengadaan dan pemberian bantuan
Lembaran Negara Nomor 5234); sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok;
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
c. ikut serta dalam memberikan bimbingan dan
2014 tentang Pemerintahan Daerah
penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada
(Lembaran Negara Republik Indonesia
masyarakat;
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
d. mengingatkan setiap orang yang melanggar di
Lembaran Negara Republik Indonesia
Kawasan Tanpa Rokok;
Nomor 5587), sebagaimana telah
e. melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar di
diubah beberapa kali terakhir dengan
Kawasan Tanpa Rokok kepada Pimpinan/
Undang•Undang Nomor 9 Tahun 2015
penanggungjawab; dan
tentang Perubahan Kedua atas Undang-
f. melaporkan setiap orang yang terbukti melanggar
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
ketentuan Pasal 16 dan Pasal 17 kepada SKPD yang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan.
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
Indonesia Nomor 5679); peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 86,
43 25
sebagaimana telah diubah beberapakali, d. merekomendasikan penjatuhan sanksi dalam
terakhir dengan Undang-Undang Nomor penegakan peraturan Kawasan Tanpa Rokok;
13 Tahun 1954 tentang Pengubahan e. melakukan supervisi atas pelaksanaan Kawasan
Undang- Undang Nomor 16 dan Nomor Tanpa Rokok oleh Pimpinan atau penanggungjawab;
17 Tahun 1950 (Republik Indonesia f. penyebarluasan informasi melalui media cetak
Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota dan elektronik dan fasilitasi kepada Masyarakat
Besar dan Kota-kota Kecil di Djawa untuk memotivasi dan membangun partisipasi,
(Lembaran Negara Republik Indonesia prakarsa Masyarakat dalam mewujudkan Kawasan
Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Tanpa Rokok dan berpola hidup sehat; dan
Lembaran Negara Republik Indonesia g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Nomor 551); Walikota.
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
tentang Hukum Acara Pidana pada ayat (2) Tim Supervisi berwenang :
(Lembaran Negara Republik Indonesia a. meminta, menerima, memeriksa, dan menilai
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan laporan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dari
Lembaran Negara Republik Indonesia Pimpinan atau penanggungjawab;
Nomor 3258); b. memasuki kantor, tempat tugas Pimpinan atau
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 penanggungjawab;
tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran c. memeriksa, menggandakan, dan/atau meminta
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan
Nomor 165, Tambahan Lembaran Kawasan Tanpa Rokok dari Pimpinan atau
Negara Republik Indonesia Nomor penanggungjawab; dan
3886); d. menerima pengaduan Masyarakat terkait dengan
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok.
2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 29
(Lembaran Negara Republik Indonesia
(1) Keanggotaan Tim Supervisi sebagaimana dimaksud
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
dalam Pasal 28 ayat (1) berasal dari pejabat Pegawai
Lembaran Negara Republik Indonesia
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota dan anggota
Nomor 3886) sebagaimana telah diubah
masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kepala SKPD
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan.
2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

43 25
sebagaimana telah diubah beberapakali, d. merekomendasikan penjatuhan sanksi dalam
terakhir dengan Undang-Undang Nomor penegakan peraturan Kawasan Tanpa Rokok;
13 Tahun 1954 tentang Pengubahan e. melakukan supervisi atas pelaksanaan Kawasan
Undang- Undang Nomor 16 dan Nomor Tanpa Rokok oleh Pimpinan atau penanggungjawab;
17 Tahun 1950 (Republik Indonesia f. penyebarluasan informasi melalui media cetak
Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota dan elektronik dan fasilitasi kepada Masyarakat
Besar dan Kota-kota Kecil di Djawa untuk memotivasi dan membangun partisipasi,
(Lembaran Negara Republik Indonesia prakarsa Masyarakat dalam mewujudkan Kawasan
Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Tanpa Rokok dan berpola hidup sehat; dan
Lembaran Negara Republik Indonesia g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Nomor 551); Walikota.
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
tentang Hukum Acara Pidana pada ayat (2) Tim Supervisi berwenang :
(Lembaran Negara Republik Indonesia a. meminta, menerima, memeriksa, dan menilai
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan laporan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dari
Lembaran Negara Republik Indonesia Pimpinan atau penanggungjawab;
Nomor 3258); b. memasuki kantor, tempat tugas Pimpinan atau
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 penanggungjawab;
tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran c. memeriksa, menggandakan, dan/atau meminta
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan
Nomor 165, Tambahan Lembaran Kawasan Tanpa Rokok dari Pimpinan atau
Negara Republik Indonesia Nomor penanggungjawab; dan
3886); d. menerima pengaduan Masyarakat terkait dengan
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok.
2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 29
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan (1) Keanggotaan Tim Supervisi sebagaimana dimaksud
Lembaran Negara Republik Indonesia dalam Pasal 28 ayat (1) berasal dari pejabat Pegawai
Nomor 3886) sebagaimana telah diubah Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota dan anggota
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kepala SKPD
2014 tentang Perubahan Atas Undang- yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan.
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
27
Pasal 32
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 16,
dikenakan sanksi administratif berupa teguran untuk
mematuhi larangan.
(2) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa penjualan produk tembakau oleh
pedagang asongan dan/atau pedagang kaki lima
dan/atau setiap orang yang tidak memiliki tempat usaha
di Kawasan Tanpa Rokok, maka setelah teguran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dihiraukan,
kepada pelanggar diperintahkan untuk meninggalkan
Kawasan Tanpa Rokok.
(3) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 dilakukan oleh setiap orang yang memiliki
tempat usaha di Kawasan Tanpa Rokok, maka setelah
teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dihiraukan, kepada pelanggar diberikan surat
perintah/peringatan untuk meninggalkan dan/atau
menghentikan kegiatan di Kawasan Tanpa Rokok.
Pasal 33
(1) Pimpinan atau penanggungjawab yang melanggar
ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal
20 ayat (2), Pasal 22 dikenakan sanksi administratif oleh
Pejabat yang ditunjuk untuk memenuhi kewajibannya
dalam jangka waktu tertentu.
(2) Bentuk sanksi administratif sebagaimana ayat (1),
berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan; dan/atau
c. pencabutan izin.

27
Pasal 32
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 16,
dikenakan sanksi administratif berupa teguran untuk
mematuhi larangan.
(2) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa penjualan produk tembakau oleh
pedagang asongan dan/atau pedagang kaki lima
dan/atau setiap orang yang tidak memiliki tempat usaha
di Kawasan Tanpa Rokok, maka setelah teguran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dihiraukan,
kepada pelanggar diperintahkan untuk meninggalkan
Kawasan Tanpa Rokok.
(3) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 dilakukan oleh setiap orang yang memiliki
tempat usaha di Kawasan Tanpa Rokok, maka setelah
teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dihiraukan, kepada pelanggar diberikan surat
perintah/peringatan untuk meninggalkan dan/atau
menghentikan kegiatan di Kawasan Tanpa Rokok.
Pasal 33
(1) Pimpinan atau penanggungjawab yang melanggar
ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal
20 ayat (2), Pasal 22 dikenakan sanksi administratif oleh
Pejabat yang ditunjuk untuk memenuhi kewajibannya
dalam jangka waktu tertentu.
(2) Bentuk sanksi administratif sebagaimana ayat (1),
berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan; dan/atau
c. pencabutan izin.
40 29
Pasal 41 Pasal 37
Cukup jelas. Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal
Pasal 42 13, Pasal 14, dan Pasal 22 dikenakan pembebanan biaya
paksaan penegakan hukum sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima
Cukup jelas.
juta rupiah) dan/atau sanksi administratif berupa penahanan
Pasal 43 untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Cukup jelas. Identitas lainnya, dan/atau pengumuman dimedia massa.
Pasal 44 Pasal 38
Cukup jelas. (1) Pelaksanaan sanksi administratif dan pembebanan biaya
Pasal 45 paksa penegakan hukum, merupakan bentuk tindakan
Cukup jelas. represif non yustisial.
Pasal 46 (2) Ketentuan mengenai tata cara pemberian sanksi
administratif dan pembebanan biaya paksaan
Cukup jelas. penegakan hukum di Kawasan Tanpa Rokok diatur lebih
Pasal 47 lanjut dengan Peraturan Walikota.
Cukup jelas. Pasal 39
(1) Biaya paksaan penegakan hukum sebagaimana
dimaksud Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 disetorkan ke
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 61 Kas Daerah selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 x
24 jam sejak ditetapkan.
(2) Apabila pembayaran tidak dilaksanakan dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dapat
dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana.
Pasal 40
(1) Pembayaran pembebanan biaya paksa penegakan
hukum tidak menghapuskan kewajiban pelanggar untuk
tetap melakukan ketentuan Peraturan Daerah ini.

40 29
Pasal 41 Pasal 37
Cukup jelas. Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal
Pasal 42 13, Pasal 14, dan Pasal 22 dikenakan pembebanan biaya
paksaan penegakan hukum sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima
Cukup jelas.
juta rupiah) dan/atau sanksi administratif berupa penahanan
Pasal 43 untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Cukup jelas. Identitas lainnya, dan/atau pengumuman dimedia massa.
Pasal 44 Pasal 38
Cukup jelas. (1) Pelaksanaan sanksi administratif dan pembebanan biaya
Pasal 45 paksa penegakan hukum, merupakan bentuk tindakan
Cukup jelas. represif non yustisial.
Pasal 46 (2) Ketentuan mengenai tata cara pemberian sanksi
administratif dan pembebanan biaya paksaan penegakan
Cukup jelas. hukum di Kawasan Tanpa Rokok diatur lebih lanjut
Pasal 47 dengan Peraturan Walikota.
Cukup jelas. Pasal 39
(1) Biaya paksaan penegakan hukum sebagaimana dimaksud
Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 disetorkan ke Kas Daerah
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 61
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak
ditetapkan.
(2) Apabila pembayaran tidak dilaksanakan dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dapat
dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana.
Pasal 40
(1) Pembayaran pembebanan biaya paksa penegakan
hukum tidak menghapuskan kewajiban pelanggar untuk
tetap melakukan ketentuan Peraturan Daerah ini.
38 31

Pasal 20 Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada


Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;
Cukup jelas.
i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat
Pasal 21 dipertanggung jawabkan; dan/atau
Cukup jelas. j. melakukan penahanan sementara Kartu Tanda
Pasal 22 Penduduk atau Kartu Identitas lainnya.
Cukup jelas. (1) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi-
tahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
Pasal 23 hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui
Cukup jelas. Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Pasal 24 sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “kewenangan khusus”
BAB X
adalah kewenangan yang diberikan oleh pimpinan
atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok KETENTUAN PIDANA
untuk melakukan kewenangan sebagaimana yang Pasal 42
dimiliki pimpinan atau penanggung jawab Kawasan
Tanpa Rokok dan tugas-tugas lain dalam rangka Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 diancam
pengawasan Kawasan Tanpa Rokok. pidana kurungan paling lama 3 (tiga) hari atau denda
paling banyak Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah).
Ayat 2
Cukup jelas. Pasal 43
Pasal 25 Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 8, Pasal 11,
Cukup jelas. Pasal 15 dan Pasal 16, dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 30 (tiga puluh) hari atau denda paling banyak Rp.
Pasal 26 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Cukup jelas.
Pasal 44
Pasal 27
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal
Cukup jelas.
13, Pasal 14 dan Pasal 22 dipidana dengan pidana kurungan
Pasal 28 paling lama 30 (tiga puluh) hari atau denda paling banyak Rp.
Cukup jelas. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

38 31

Pasal 20 Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada


Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;
Cukup jelas.
i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat
Pasal 21 dipertanggung jawabkan; dan/atau
Cukup jelas. j. melakukan penahanan sementara Kartu Tanda
Pasal 22 Penduduk atau Kartu Identitas lainnya.
Cukup jelas. (1) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi-
tahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
Pasal 23 hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui
Cukup jelas. Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Pasal 24 sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “kewenangan khusus”
BAB X
adalah kewenangan yang diberikan oleh pimpinan
atau penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok KETENTUAN PIDANA
untuk melakukan kewenangan sebagaimana yang Pasal 42
dimiliki pimpinan atau penanggung jawab Kawasan
Tanpa Rokok dan tugas-tugas lain dalam rangka Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 diancam
pengawasan Kawasan Tanpa Rokok. pidana kurungan paling lama 3 (tiga) hari atau denda
paling banyak Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah).
Ayat 2
Cukup jelas. Pasal 43
Pasal 25 Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 8, Pasal 11,
Cukup jelas. Pasal 15 dan Pasal 16, dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 30 (tiga puluh) hari atau denda paling banyak Rp.
Pasal 26 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Cukup jelas.
Pasal 44
Pasal 27
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (6), Pasal
Cukup jelas.
13, Pasal 14 dan Pasal 22 dipidana dengan pidana kurungan
Pasal 28 paling lama 30 (tiga puluh) hari atau denda paling banyak Rp.
Cukup jelas. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
36 33

Huruf e Ditetapkan di Cirebon


Yang dimaksud dengan “angkutan umum” pada tanggal 25 September 2015
adalah alat angkutan bagi masyarakat yang
dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara WALIKOTA CIREBON,
yang menjadi kewenangan pemerintah kota.
Huruf f ttd,
Yang dimaksud dengan “tempat kerja” adalah
tiap ruangan atau lapangan tertutup atau NASRUDIN AZIS
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki Diundangkan di Cirebon
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan pada tanggal 28 September 2015
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya. SEKRETARIS DAERAH KOTA CIREBON,
Huruf g
ttd,
Yang dimaksud dengan “tempat umum”
adalah semua tempat tertutup yang dapat
diakses oleh masyarakat umum dan/atau ASEP DEDI
tempat yang dapat dimanfaatkan bersama- LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2015 NOMOR 8
sama untuk kegiatan masyarakat yang SERI E
dikelola oleh pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Yang dimaksud dengan “tempat Salinan sesuai dengan aslinya
lainnya” adalah tempat terbuka tertentu yang KEPALA BAGIAN HUKUM
dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan DAN HAK ASASI MANUSIA,
masyarakat. ttd,
Ayat (5)
YUYUN SRIWAHYUNI P
Cukup jelas. Pembina Tingkat I (IV/b)
Ayat (6) NIP. 19591029 198603 2 007
Cukup jelas.
Ayat (7) NOREG PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON,
PROVINSI JAWA BARAT : (177/2015)
Cukup jelas.

36 33

Huruf e Ditetapkan di Cirebon


Yang dimaksud dengan “angkutan umum” pada tanggal 25 September 2015
adalah alat angkutan bagi masyarakat yang
dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara WALIKOTA CIREBON,
yang menjadi kewenangan pemerintah kota.
Huruf f ttd,
Yang dimaksud dengan “tempat kerja” adalah
tiap ruangan atau lapangan tertutup atau NASRUDIN AZIS
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki Diundangkan di Cirebon
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan pada tanggal 28 September 2015
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya. SEKRETARIS DAERAH KOTA CIREBON,
Huruf g
ttd,
Yang dimaksud dengan “tempat umum”
adalah semua tempat tertutup yang dapat
diakses oleh masyarakat umum dan/atau ASEP DEDI
tempat yang dapat dimanfaatkan bersama- LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2015 NOMOR 8
sama untuk kegiatan masyarakat yang SERI E
dikelola oleh pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Yang dimaksud dengan “tempat Salinan sesuai dengan aslinya
lainnya” adalah tempat terbuka tertentu yang KEPALA BAGIAN HUKUM
dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan DAN HAK ASASI MANUSIA,
masyarakat. ttd,
Ayat (5)
YUYUN SRIWAHYUNI P
Cukup jelas. Pembina Tingkat I (IV/b)
Ayat (6) NIP. 19591029 198603 2 007
Cukup jelas.
Ayat (7) NOREG PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON,
Cukup jelas. PROVINSI JAWA BARAT : (177/2015)
68

68
2 66
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 LAMPIRAN I
tentang Pengubahan Undang-Undang PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30 TAHUN 2017
Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA
(Republik Indonesia Dahulu) tentang CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN
Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota- TANPA ROKOK
kota Kecil di Djawa (Lembaran Negara TANDA/PETUN JUK/P ER ING AT AN L ARANG AN MEROKOK
Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 551);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peratuan DILARANG MEROKOK
Perundang-undangan (Lembaran Negara [NO SMOKING]
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, PELANGGARAN ATAS LARANGAN INI DIKENAKAN SANKSI :
Tambahan Lembaran Negara Republik BIAYA PAKSA Rp. 50.000,00 s.d 5.000.000,00
Indonesia Nomor 5234); DENDA Rp. 100.000,00 s.d 10.000.000,00
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 PIDANA KURUNGAN 3 (TIGA) HARI - 30 (TIGA PULUH) HARI
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 WALI KOTA CIREBON,
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) Salinan sesuai dengan aslinya ttd,
sebagaimana telah diubah beberapa kali KEPALA BAGIAN HUKUM
NASRUDIN AZIS
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 DAN HAK ASASI MANUSIA,
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua ttd
Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan YUYUN SRIWAHYUNI P
Daerah (Lembaran Negara Republik Pembina Tingkat I (IV/b)
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, NIP. 19591029 198603 2 007

2 66
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 LAMPIRAN I
tentang Pengubahan Undang-Undang PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30 TAHUN 2017
Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA
(Republik Indonesia Dahulu) tentang CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN
Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota- TANPA ROKOK
kota Kecil di Djawa (Lembaran Negara TANDA/PETUN JUK/P ER ING AT AN L ARANG AN MEROKOK
Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 551);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peratuan DILARANG MEROKOK
Perundang-undangan (Lembaran Negara [NO SMOKING]
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, PELANGGARAN ATAS LARANGAN INI DIKENAKAN SANKSI :
Tambahan Lembaran Negara Republik BIAYA PAKSA Rp. 50.000,00 s.d 5.000.000,00
Indonesia Nomor 5234); DENDA Rp. 100.000,00 s.d 10.000.000,00
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 PIDANA KURUNGAN 3 (TIGA) HARI - 30 (TIGA PULUH) HARI
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 WALI KOTA CIREBON,
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) Salinan sesuai dengan aslinya ttd,
sebagaimana telah diubah beberapa kali KEPALA BAGIAN HUKUM
NASRUDIN AZIS
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 DAN HAK ASASI MANUSIA,
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua ttd
Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan YUYUN SRIWAHYUNI P
Daerah (Lembaran Negara Republik Pembina Tingkat I (IV/b)
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, NIP. 19591029 198603 2 007
4 64
Daerah Pada Pemerintah Kota Cirebon (2) Pemberian peringatan tertulis sebagaimana dimaksud
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun pada ayat (1) huruf a dilaksanakan 3 (tiga) tahapan
2014 Nomor 8 Seri D, Tambahan Lembaran masing-masing 7 (tujuh) hari kalender dengan
Daerah Kota Cirebon Nomor 57); ketentuan :
10. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 a. peringatan tertulis kesatu;
Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis b. peringatan tertulis kedua disertai pemanggilan; dan
Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor c. peringatan tertulis ketiga.
Pelayanan Perijinan Tertentu Pada (3) Pemberhentian sementara kegiatan sebagaimana
Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran dimaksud pada ayat (1) huruf b dalam bentuk
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 15 penyegelan.
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota (4) Pencabutan izin sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)
Cirebon Nomor 22) sebagaimana telah huruf c dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atas
diubah beberapakali terakhir dengan rekomendasi Tim Supervisi.
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9
Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas BAB X
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 KETENTUAN PENUTUP
Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis
Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Pasal 14
Pelayanan Perijinan Tertentu Pada Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tangal
Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran diundangkan.
Daerah Kota Cirebon Tahun 2014 Nomor 9 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan
Cirebon Nomor 58); penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cirebon.
11. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 4
Tahun 2011 tentang Sistem Kesehatan Kota Ditetapkan di Cirebon
Cirebon Daerah (Lembaran Daerah Kota pada tanggal 4 September
Cirebon Tahun 2011 Nomor 4 Seri E, 2017
Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon
Nomor 1); WALI KOTA CIREBON,
12. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 2 ttd,
Tahun 2013 tentang Transparansi,
NASRUDIN AZIS

4 64
Daerah Pada Pemerintah Kota Cirebon (2) Pemberian peringatan tertulis sebagaimana dimaksud
(Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun pada ayat (1) huruf a dilaksanakan 3 (tiga) tahapan
2014 Nomor 8 Seri D, Tambahan Lembaran masing-masing 7 (tujuh) hari kalender dengan
Daerah Kota Cirebon Nomor 57); ketentuan :
10. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 a. peringatan tertulis kesatu;
Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis b. peringatan tertulis kedua disertai pemanggilan; dan
Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor c. peringatan tertulis ketiga.
Pelayanan Perijinan Tertentu Pada (3) Pemberhentian sementara kegiatan sebagaimana
Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran dimaksud pada ayat (1) huruf b dalam bentuk
Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 15 penyegelan.
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota (4) Pencabutan izin sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)
Cirebon Nomor 22) sebagaimana telah huruf c dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atas
diubah beberapakali terakhir dengan rekomendasi Tim Supervisi.
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9
Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas BAB X
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 KETENTUAN PENUTUP
Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis
Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor Pasal 14
Pelayanan Perijinan Tertentu Pada Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tangal
Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran diundangkan.
Daerah Kota Cirebon Tahun 2014 Nomor 9 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan
Cirebon Nomor 58); penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cirebon.
11. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 4
Tahun 2011 tentang Sistem Kesehatan Kota Ditetapkan di Cirebon
Cirebon Daerah (Lembaran Daerah Kota pada tanggal 4 September
Cirebon Tahun 2011 Nomor 4 Seri E, 2017
Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon
Nomor 1); WALI KOTA CIREBON,
12. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 2
ttd,
Tahun 2013 tentang Transparansi,
NASRUDIN AZIS
6 62
5. Kepala SKPD adalah Pimpinan Satuan Kerja Perangkat (8) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
Daerah yang membidangi urusan pemerintahan sesuai ayat (6) kegiatan pengawasan dilaporkan kepada Tim
dengan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Supervisi.
Pemerintah Kota Cirebon. (9) Format laporan hasil pengawasan sebagaimana
6. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, dimaksud pada ayat (8) tercantum dalam Lampiran III
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan Peraturan Wali Kota ini.
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Bagian Kedua
7. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah Pembinaan
tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan mungkin dapat
dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi Pasal 12
serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau (1) Dalam rangka mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di
masyarakat dan harus selalu diusahakan peningkatannya Daerah, Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
secara terus menerus. Daerah Kota Cirebon berwenang melakukan pembinaan.
8. Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan berupa bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena dan pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa
fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan Rokok.
tersebut, kesulitan dalam mengendalikan (3) Kepala Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan ayat (1) antara lain:
bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya a. Kepala Dinas Kesehatan, melakukan pembinaan
toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus terhadap fasilitas pelayanan kesehatan;
zat. b. Kepala Dinas Pendidikan, melakukan pembinaan
9. Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara terhadap tempat proses belajar mengajar dan arena
keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau kegiatan anak;
sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan c. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah. dan Perlindungan Anak, melakukan pembinaan
terhadap tempat ibadah;
10. Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau d. Kepala Dinas Perhubungan, melakukan pembinaan
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, terhadap angkutan umum dan tempat umum berupa
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman terminal, pelabuhan dan stasiun kereta api;

6 62
5. Kepala SKPD adalah Pimpinan Satuan Kerja Perangkat (8) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
Daerah yang membidangi urusan pemerintahan sesuai ayat (6) kegiatan pengawasan dilaporkan kepada Tim
dengan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Supervisi.
Pemerintah Kota Cirebon. (9) Format laporan hasil pengawasan sebagaimana
6. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, dimaksud pada ayat (8) tercantum dalam Lampiran III
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan Peraturan Wali Kota ini.
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Bagian Kedua
7. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah Pembinaan
tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan mungkin dapat
dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi Pasal 12
serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau (1) Dalam rangka mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di
masyarakat dan harus selalu diusahakan peningkatannya Daerah, Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
secara terus menerus. Daerah Kota Cirebon berwenang melakukan pembinaan.
8. Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan berupa bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat
ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena dan pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Tanpa
fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan Rokok.
tersebut, kesulitan dalam mengendalikan (3) Kepala Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan ayat (1) antara lain:
bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya a. Kepala Dinas Kesehatan, melakukan pembinaan
toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus terhadap fasilitas pelayanan kesehatan;
zat. b. Kepala Dinas Pendidikan, melakukan pembinaan
9. Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara terhadap tempat proses belajar mengajar dan arena
keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau kegiatan anak;
sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan c. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah. dan Perlindungan Anak, melakukan pembinaan
terhadap tempat ibadah;
10. Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau d. Kepala Dinas Perhubungan, melakukan pembinaan
dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, terhadap angkutan umum dan tempat umum berupa
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman terminal, pelabuhan dan stasiun kereta api;
8 60
17. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau BAB VIII
kelompok orang yang berada di wilayah Kota Cirebon. PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
18. Pencemaran Udara di ruang tertutup adalah pencemaran Bagian Kesatu
udara yang terjadi di dalam ruang dan/atau angkutan Pengawasan
umum akibat paparan sumber pencemaran yang
memiliki dampak kesehatan kepada manusia. Pasal 11
19. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan (1) Pengawasan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah
gedung yang berfungsi sebagai tempat melakukan dilaksanakan melekat sesuai dengan tugas pokok dan
kegiatan dan/atau usaha. fungsi yang berkaitan dengan program kerja
20. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh masing- masing.
Pemerintah Kota, swasta atau perorangan yang (2) Kepala Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat termasuk ayat (1) antara lain:
tempat umum milik Pemerintah Kota, Pemerintah Pusat, a. Kepala Dinas Kesehatan, melakukan pengawasan
gedung perkantoran, tempat pelayanan umum antara terhadap fasilitas pelayanan kesehatan;
lain terminal termasuk busway, bandara, stasiun, mall, b. Kepala Dinas Pendidikan, melakukan pengawasan
pusat perbelanjaan, pasar serba ada, hotel, restoran, dan terhadap tempat proses belajar mengajar dan arena
sejenisnya. kegiatan anak;
21. Tempat kerja adalah ruang tertutup yang bergerak atau c. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
tetap dimana tenaga kerja bekerja atau tempat yang dan Perlindungan Anak, melakukan pengawasan
sering di masuki tenaga kerja dan tempat sumber- terhadap tempat ibadah;
sumber bahaya termasuk kawasan pabrik, perkantoran, d. Kepala Dinas Perhubungan, melakukan pengawasan
ruang rapat, ruang sidang/seminar, dan sejenisnya. terhadap Angkutan Umum dan tempat umum
22. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat berupa terminal, pelabuhan dan stasiun kereta api;
yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara e. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil
termasuk di dalamnya taksi, bus umum, mikrolet, dan Menengah, melakukan pengawasan terhadap
angkutan kota, dan sejenisnya. tempat umum berupa industri, koperasi, pasar,
pusat perbelanjaan, minimarket, supermarket,
23. Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan untuk
departement store, hypermarket, mall, plaza dan
kegiatan keagamaan, seperti masjid termasuk mushola,
pertokoan;
gereja termasuk kapel, pura, vihara, dan kelenteng.
f. Kepala Dinas Tenaga Kerja, melakukan
24. Tempat Anak Bermain adalah tempat atau arena yang
pembinaan dan pengawasan terhadap tempat kerja;
diperuntukan untuk kegiatan anak-anak, seperti Tempat
dan

8 60
17. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau BAB VIII
kelompok orang yang berada di wilayah Kota Cirebon. PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
18. Pencemaran Udara di ruang tertutup adalah pencemaran Bagian Kesatu
udara yang terjadi di dalam ruang dan/atau angkutan Pengawasan
umum akibat paparan sumber pencemaran yang
memiliki dampak kesehatan kepada manusia. Pasal 11
19. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan (1) Pengawasan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah
gedung yang berfungsi sebagai tempat melakukan dilaksanakan melekat sesuai dengan tugas pokok dan
kegiatan dan/atau usaha. fungsi yang berkaitan dengan program kerja
20. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh masing- masing.
Pemerintah Kota, swasta atau perorangan yang (2) Kepala Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada
digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat termasuk ayat (1) antara lain:
tempat umum milik Pemerintah Kota, Pemerintah Pusat, a. Kepala Dinas Kesehatan, melakukan pengawasan
gedung perkantoran, tempat pelayanan umum antara terhadap fasilitas pelayanan kesehatan;
lain terminal termasuk busway, bandara, stasiun, mall, b. Kepala Dinas Pendidikan, melakukan pengawasan
pusat perbelanjaan, pasar serba ada, hotel, restoran, dan terhadap tempat proses belajar mengajar dan arena
sejenisnya. kegiatan anak;
21. Tempat kerja adalah ruang tertutup yang bergerak atau c. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan
tetap dimana tenaga kerja bekerja atau tempat yang dan Perlindungan Anak, melakukan pengawasan
sering di masuki tenaga kerja dan tempat sumber- terhadap tempat ibadah;
sumber bahaya termasuk kawasan pabrik, perkantoran, d. Kepala Dinas Perhubungan, melakukan pengawasan
ruang rapat, ruang sidang/seminar, dan sejenisnya. terhadap Angkutan Umum dan tempat umum
22. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat berupa terminal, pelabuhan dan stasiun kereta api;
yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara e. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil
termasuk di dalamnya taksi, bus umum, mikrolet, dan Menengah, melakukan pengawasan terhadap
angkutan kota, dan sejenisnya. tempat umum berupa industri, koperasi, pasar,
pusat perbelanjaan, minimarket, supermarket,
23. Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan untuk
departement store, hypermarket, mall, plaza dan
kegiatan keagamaan, seperti masjid termasuk mushola,
pertokoan;
gereja termasuk kapel, pura, vihara, dan kelenteng.
f. Kepala Dinas Tenaga Kerja, melakukan
24. Tempat Anak Bermain adalah tempat atau arena yang
pembinaan dan pengawasan terhadap tempat kerja;
diperuntukan untuk kegiatan anak-anak, seperti Tempat
dan
10 58
c. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan b. melakukan pengadaan dan pemberian bantuan
Masyarakat terhadap bahaya merokok dan manfaat sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
hidup tanpa merokok; dan mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok;
d. melindungi kesehatan Masyarakat dari asap Rokok c. ikut serta dalam memberikan bimbingan dan
orang lain. penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada
masyarakat;
Pasal 3
d. mengingatkan setiap orang yang melakukan
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok berazaskan : kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 atau
a. kelestarian lingkungan; melaporkannya kepada pimpinan atau penanggung
b. kepentingan kualitas kesehatan manusia; jawab Kawasan Tanpa Rokok;
c. perlindungan hukum;
e. mengingatkan perokok yang merokok di luar
d. keseimbangan antara hak dan kewajiban;
tempat khusus untuk merokok pada Kawasan
e. kemanfaatan umum;
Terbatas Merokok atau melaporkannya kepada
f. keterpaduan dan keserasian;
pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Terbatas
g. keterbukaan dan peran serta;dan
Merokok; dan
h. akuntabilitas.
f. melaporkan kepada pejabat berwenang jika
Pasal 4 terjadi pelanggaran.
Ruang lingkup pengaturan Kawasan Tanpa Rokok meliputi (3) Pemberian sumbangan pemikiran dan pertimbangan
hak dan kewajiban, penetapan, penyelenggaraan, berkenaan kebijakan yang terkait dengan
pengendalian, pembinaan dan pelaporan, dan peran serta Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada
Masyarakat. ayat (2) huruf a dapat dilakukan langsung
kepada/melalui SKPD terkait, atau secara tidak
BAB II langsung dalam bentuk penyelenggaraan diskusi,
seminar dan kegiatan sejenis, dan/atau melalui media
HAK DAN KEWAJIBAN
komunikasi (cetak, elektronik, dan lain sebagainya).
Pasal 5 (4) Bantuan masyarakat berupa sarana/prasarana yang
(1) Setiap orang berhak atas : diperlukan untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok
a. udara yang bersih dan sehat serta bebas dari asap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
Rokok; diberikan secara langsung kepada pimpinan dan/atau
penanggung jawab kawasan tanpa rokok atau
b. informasi dan edukasi yang benar mengenai bahaya
kawasan
asap Rokok bagi kesehatan;

10 58
c. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan b. melakukan pengadaan dan pemberian bantuan
Masyarakat terhadap bahaya merokok dan manfaat sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
hidup tanpa merokok; dan mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok;
d. melindungi kesehatan Masyarakat dari asap Rokok c. ikut serta dalam memberikan bimbingan dan
orang lain. penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada
masyarakat;
Pasal 3
d. mengingatkan setiap orang yang melakukan
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok berazaskan : kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 atau
a. kelestarian lingkungan; melaporkannya kepada pimpinan atau penanggung
b. kepentingan kualitas kesehatan manusia; jawab Kawasan Tanpa Rokok;
c. perlindungan hukum;
e. mengingatkan perokok yang merokok di luar
d. keseimbangan antara hak dan kewajiban;
tempat khusus untuk merokok pada Kawasan
e. kemanfaatan umum;
Terbatas Merokok atau melaporkannya kepada
f. keterpaduan dan keserasian;
pimpinan atau penanggung jawab Kawasan Terbatas
g. keterbukaan dan peran serta;dan
Merokok; dan
h. akuntabilitas.
f. melaporkan kepada pejabat berwenang jika
Pasal 4 terjadi pelanggaran.
Ruang lingkup pengaturan Kawasan Tanpa Rokok meliputi (3) Pemberian sumbangan pemikiran dan pertimbangan
hak dan kewajiban, penetapan, penyelenggaraan, berkenaan kebijakan yang terkait dengan
pengendalian, pembinaan dan pelaporan, dan peran serta Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada
Masyarakat. ayat (2) huruf a dapat dilakukan langsung
kepada/melalui SKPD terkait, atau secara tidak
BAB II langsung dalam bentuk penyelenggaraan diskusi,
seminar dan kegiatan sejenis, dan/atau melalui media
HAK DAN KEWAJIBAN
komunikasi (cetak, elektronik, dan lain sebagainya).
Pasal 5 (4) Bantuan masyarakat berupa sarana/prasarana yang
(1) Setiap orang berhak atas : diperlukan untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok
a. udara yang bersih dan sehat serta bebas dari asap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
Rokok; diberikan secara langsung kepada pimpinan dan/atau
b. informasi dan edukasi yang benar mengenai bahaya penanggung jawab kawasan tanpa rokok atau
asap Rokok bagi kesehatan; kawasan
12 56
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat a. ukuran : lebih dari atau sama dengan 20 x 30 cm
(4) dikecualikan pada fasilitas pelayanan kesehatan, (dua puluh kali tiga puluh centimeter);
tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain b. warna mencolok sehingga mudah dilihat;
dan tempat ibadah. c. materi:
(6) Pimpinan atau penanggung jawab tempat sebagaimana 1. terdapat tulisan “DILARANG MEROKOK” dan
dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan Kawasan ”NO SMOKING”.
Tanpa Rokok. 2. terdapat gambar/simbol rokok menyala
dicoret di dalam lingkaran berwarna merah; dan
(7) Tempat-tempat atau area-area Kawasan Tanpa Rokok 3. tercantumkan sanksi bagi si pelanggar serta
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dan huruf g
dasar hukumnya.
menyediakan tempat khusus untuk merokok diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. (2) Tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok harus
dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dilihat
orang, yang jumlahnya disesuaikan dengan luas
BAB IV
ruangan.
PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA ROKOK
(3) Contoh tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok
Bagian Kesatu adalah sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran I
Penyelenggaraan Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 7 Pasal 7
Penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok dimaksudkan untuk (1) Tanda/petunjuk ruangan boleh merokok harus
memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih memenuhi ketentuan :
dan sehat bagi Masyarakat. a. ukuran : lebih dari atau sama dengan 20 x 30 cm
(dua puluh kali tiga puluh centimeter);
Pasal 8 b. warna : mencolok, sehingga mudah dilihat;
Setiap orang dilarang menjual produk tembakau : c. materi :
a. dengan menggunakan mesin layanan diri; 1. terdapat tulisan " AREA MEROKOK" dan
b. kepada anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun; "SMOKING AREA"; dan
dan 2. terdapat gambar/simbol rokok menyala di
c. kepada perempuan hamil. dalam lingkaran berwarna biru.
(2) Tanda/petunjuk ruangan boleh merokok harus
dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dilihat
orang, yang jumlahnya disesuaikan dengan luas
ruangan.

12 56
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat a. ukuran : lebih dari atau sama dengan 20 x 30 cm
(4) dikecualikan pada fasilitas pelayanan kesehatan, (dua puluh kali tiga puluh centimeter);
tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain b. warna mencolok sehingga mudah dilihat;
dan tempat ibadah. c. materi:
(6) Pimpinan atau penanggung jawab tempat sebagaimana 1. terdapat tulisan “DILARANG MEROKOK” dan
dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan Kawasan ”NO SMOKING”.
Tanpa Rokok. 2. terdapat gambar/simbol rokok menyala
dicoret di dalam lingkaran berwarna merah; dan
(7) Tempat-tempat atau area-area Kawasan Tanpa Rokok 3. tercantumkan sanksi bagi si pelanggar serta
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dan huruf g
dasar hukumnya.
menyediakan tempat khusus untuk merokok diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. (2) Tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok harus
dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dilihat
orang, yang jumlahnya disesuaikan dengan luas
BAB IV
ruangan.
PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA ROKOK
(3) Contoh tanda/petunjuk/peringatan larangan merokok
Bagian Kesatu adalah sebagaimana dinyatakan dalam Lampiran I
Penyelenggaraan Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 7 Pasal 7
Penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok dimaksudkan untuk (1) Tanda/petunjuk ruangan boleh merokok harus
memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih memenuhi ketentuan :
dan sehat bagi Masyarakat. a. ukuran : lebih dari atau sama dengan 20 x 30 cm
(dua puluh kali tiga puluh centimeter);
Pasal 8 b. warna : mencolok, sehingga mudah dilihat;
Setiap orang dilarang menjual produk tembakau : c. materi :
a. dengan menggunakan mesin layanan diri; 1. terdapat tulisan " AREA MEROKOK" dan
b. kepada anak di bawah umur 18 (delapan belas) tahun; "SMOKING AREA"; dan
dan 2. terdapat gambar/simbol rokok menyala di
c. kepada perempuan hamil. dalam lingkaran berwarna biru.
(2) Tanda/petunjuk ruangan boleh merokok harus
dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dilihat
orang, yang jumlahnya disesuaikan dengan luas
ruangan.
14 54
(3) Jarak reklame Rokok di media luar radius 30 (tiga puluh) kawasan dalam gedung pabrik/produksi; dan
meter dari batas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana b. ruang perkantoran (ruang rapat, aula, sidang, lobby).
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5). (7) Tempat umum/tempat lain yang ditetapkan
Pasal 10 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g, meliputi :
Dalam rangka memenuhi akses ketersediaan informasi dan a. hotel;
edukasi kesehatan masyarakat, Pemerintah Kota b. losmen;
menyelenggarakan iklan layanan masyarakat mengenai c. tempat penginapan dan sejenisnya d. restoran dan
bahaya menggunakan Produk Tembakau. sejenisnya;
e. rumah makan;
Pasal 11 f. jasa boga;
(1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor g. terminal;
Produk Tembakau yang mensponsori suatu kegiatan h. pelabuhan;
lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan i. pasar;
dengan ketentuan sebagai berikut : j. pusat perbelanjaan;
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo k. minimarket;
Produk Tembakau termasuk brand image Produk l. supermarket;
Tembakau; dan m. departement store;
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk n. hypermarket;
Tembakau. o. mall;
(2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang p. plaza;
untuk kegiatan lembaga dan /atau perorangan yang q. pertokoan;
diliput media. r. bioskop;
s. tempat wisata;
Pasal 12 t. stasiun;
Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk u. sarana olahraga;
Tembakau yang menjadi sponsor dalam bentuk v. balai pertemuan warga/kampung; dan
tanggungjawab sosial perusahaan hanya dapat dilakukan
w. area SPBU.
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo (8) Tempat-tempat atau area-area Kawasan Tanpa Rokok
Produk Tembakau termasuk brand image Produk sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat
Tembakau; dan (7) diwajibkan untuk membuat tempat khusus merokok
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau

14 54
(3) Jarak reklame Rokok di media luar radius 30 (tiga puluh) kawasan dalam gedung pabrik/produksi; dan
meter dari batas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana b. ruang perkantoran (ruang rapat, aula, sidang, lobby).
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5). (7) Tempat umum/tempat lain yang ditetapkan
Pasal 10 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g, meliputi :
Dalam rangka memenuhi akses ketersediaan informasi dan a. hotel;
edukasi kesehatan masyarakat, Pemerintah Kota b. losmen;
menyelenggarakan iklan layanan masyarakat mengenai c. tempat penginapan dan sejenisnya d. restoran dan
bahaya menggunakan Produk Tembakau. sejenisnya;
e. rumah makan;
Pasal 11 f. jasa boga;
(1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor g. terminal;
Produk Tembakau yang mensponsori suatu kegiatan h. pelabuhan;
lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan i. pasar;
dengan ketentuan sebagai berikut : j. pusat perbelanjaan;
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo k. minimarket;
Produk Tembakau termasuk brand image Produk l. supermarket;
Tembakau; dan m. departement store;
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk n. hypermarket;
Tembakau. o. mall;
(2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang p. plaza;
untuk kegiatan lembaga dan /atau perorangan yang q. pertokoan;
diliput media. r. bioskop;
s. tempat wisata;
Pasal 12 t. stasiun;
Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk u. sarana olahraga;
Tembakau yang menjadi sponsor dalam bentuk v. balai pertemuan warga/kampung; dan
tanggungjawab sosial perusahaan hanya dapat dilakukan
w. area SPBU.
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo (8) Tempat-tempat atau area-area Kawasan Tanpa Rokok
Produk Tembakau termasuk brand image Produk sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat
Tembakau; dan (7) diwajibkan untuk membuat tempat khusus merokok
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
16 52
(4) Ketentuan mengenai bentuk, ukuran, warna dan d. balai pengobatan;
persyaratan pengumuman dan tanda-tanda larangan e. klinik kecantikan;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut f. klinik perawatan penderita narkoba;
dengan Peraturan Walikota. g. tempat praktek dokter/dokter gigi/dokter hewan;
h. rumah bersalin;
Bagian Ketiga i. tempat praktek bidan/perawat swasta;
Ketentuan Larangan j. klinik kesehatan;
k. apotek;
Pasal 15 l. toko obat;
Setiap orang dilarang menyiarkan dan menggambarkan dalam m. pengobat tradisional/herbal; dan
bentuk gambar atau foto, menayangkan, menampilkan atau n. laboratorium kesehatan.
menampakkan orang sedang merokok, memperlihatkan (2) Tempat proses belajar mengajar sebagaimana
batang Rokok, asap Rokok, bungkus Rokok atau yang dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi :
berhubungan dengan Produk Tembakau serta segala bentuk a. tempat proses belajar mengajar (tempat
informasi Produk Tembakau di media cetak, media penyiaran, pendidikan) formal, yang berbentuk:
dan media teknologi informasi yang berhubungan dengan 1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
kegiatan komersial/iklan atau membuat orang ingin merokok. (MI) atau bentuk lain yang sederajat;
Pasal 16 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain
(1) Setiap orang dilarang memproduksi, menjual,
yang sederajat;
mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk
3. Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Tembakau di tempat-tempat yang telah ditetapkan
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
dan Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain
(2) Larangan kegiatan produksi, penjualan, promosi, dan yang sederajat;
iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan 4. Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut
sebagai berikut : atau Universitas; dan/atau
a. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam 5. tempat pendidikan formal lainnya.
Pasal 6 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c, dan b. Tempat proses belajar mengajar (tempat
huruf d larangan berlaku hingga pagar/batas terluar pendidikan) nonformal, meliputi :
pada tempat-tempat tersebut; 1. lembaga kursus;
2. lembaga pelatihan;
3. kelompok belajar;

16 52
(4) Ketentuan mengenai bentuk, ukuran, warna dan d. balai pengobatan;
persyaratan pengumuman dan tanda-tanda larangan e. klinik kecantikan;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut f. klinik perawatan penderita narkoba;
dengan Peraturan Walikota. g. tempat praktek dokter/dokter gigi/dokter hewan;
h. rumah bersalin;
Bagian Ketiga i. tempat praktek bidan/perawat swasta;
Ketentuan Larangan j. klinik kesehatan;
k. apotek;
Pasal 15 l. toko obat;
Setiap orang dilarang menyiarkan dan menggambarkan dalam m. pengobat tradisional/herbal; dan
bentuk gambar atau foto, menayangkan, menampilkan atau n. laboratorium kesehatan.
menampakkan orang sedang merokok, memperlihatkan (2) Tempat proses belajar mengajar sebagaimana
batang Rokok, asap Rokok, bungkus Rokok atau yang dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi :
berhubungan dengan Produk Tembakau serta segala bentuk a. tempat proses belajar mengajar (tempat
informasi Produk Tembakau di media cetak, media penyiaran, pendidikan) formal, yang berbentuk:
dan media teknologi informasi yang berhubungan dengan 1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
kegiatan komersial/iklan atau membuat orang ingin merokok. (MI) atau bentuk lain yang sederajat;
Pasal 16 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain
(1) Setiap orang dilarang memproduksi, menjual,
yang sederajat;
mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk
3. Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Tembakau di tempat-tempat yang telah ditetapkan
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
dan Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain
(2) Larangan kegiatan produksi, penjualan, promosi, dan yang sederajat;
iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan 4. Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut
sebagai berikut : atau Universitas; dan/atau
a. pada tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam 5. tempat pendidikan formal lainnya.
Pasal 6 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c, dan b. Tempat proses belajar mengajar (tempat
huruf d larangan berlaku hingga pagar/batas terluar pendidikan) nonformal, meliputi :
pada tempat-tempat tersebut; 1. lembaga kursus;
2. lembaga pelatihan;
3. kelompok belajar;
18 50
d. jauh dari tempat orang berlalu-lalang. 15. Iklan rokok adalah kegiatan untuk
memperkenalkan, memasyarakatkan dan/atau
BAB V mempromosikan rokok dengan atau tanpa imbalan
PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi
konsumen agar menggunakan rokok yang ditawarkan.
ROKOK
16. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
Bagian Kesatu dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan,
Umum iklan, promosi dan/atau penggunaan rokok.
17. Kawasan Terbatas Merokok adalah tempat atau area
Pasal 18
dimana kegiatan merokok hanya boleh dilakukan di
(1) Pengendalian penyelengaraan Kawasan Tanpa Rokok tempat khusus.
diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
18. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
penertiban.
Pemerintah Daerah Kota, swasta atau perorangan yang
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat.
ditujukan untuk mengetahui :
19. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,
a. ketaatan setiap orang terhadap ketentuan larangan
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
di Kawasan Tanpa Rokok;dan
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
b. ketaatan Pimpinan atau penanggungjawab terhadap
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
ketentuan dan persyaratan penyelenggaraan
sumber atau sumber-sumber bahaya.
Kawasan Tanpa Rokok.
20. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan
a dilaksanakan oleh Pimpinan atau penanggungjawab
mengajar dan/atau pendidikan dan/atau pelatihan.
dan/atau SKPD terkait.
21. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
menyelenggarakan upaya kesehatan.
b dilaksanakan oleh SKPD terkait.
22. Arena kegiatan anak-anak adalah tempat atau arena
Pasal 19 yang diperuntukkan untuk kegiatan anak-anak.
(1) Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok dilaksanakan oleh 23. Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan
SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai untuk kegiatan keagamaan.
dengan tempat yang dinyatakan sebagai Kawasan Tanpa 24. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi
Rokok. masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat dan air.

18 50
d. jauh dari tempat orang berlalu-lalang. 15. Iklan rokok adalah kegiatan untuk
memperkenalkan, memasyarakatkan dan/atau
BAB V mempromosikan rokok dengan atau tanpa imbalan
PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi
konsumen agar menggunakan rokok yang ditawarkan.
ROKOK
16. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
Bagian Kesatu dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan,
Umum iklan, promosi dan/atau penggunaan rokok.
17. Kawasan Terbatas Merokok adalah tempat atau area
Pasal 18
dimana kegiatan merokok hanya boleh dilakukan di
(1) Pengendalian penyelengaraan Kawasan Tanpa Rokok tempat khusus.
diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
18. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
penertiban.
Pemerintah Daerah Kota, swasta atau perorangan yang
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat.
ditujukan untuk mengetahui :
19. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,
a. ketaatan setiap orang terhadap ketentuan larangan
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
di Kawasan Tanpa Rokok;dan
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
b. ketaatan Pimpinan atau penanggungjawab terhadap
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
ketentuan dan persyaratan penyelenggaraan
sumber atau sumber-sumber bahaya.
Kawasan Tanpa Rokok.
20. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan
a dilaksanakan oleh Pimpinan atau penanggungjawab
mengajar dan/atau pendidikan dan/atau pelatihan.
dan/atau SKPD terkait.
21. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
menyelenggarakan upaya kesehatan.
b dilaksanakan oleh SKPD terkait.
22. Arena kegiatan anak-anak adalah tempat atau arena
Pasal 19 yang diperuntukkan untuk kegiatan anak-anak.
(1) Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok dilaksanakan oleh 23. Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan
SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai untuk kegiatan keagamaan.
dengan tempat yang dinyatakan sebagai Kawasan Tanpa 24. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi
Rokok. masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat dan air.
20 48
(6) Pengawasan instansi vertikal dilaksanakan oleh 24. Peraturan Daerah Kota Cirebon
pimpinan langsung intansi vertikal sesuai dengan Nomor 7 Tahun 2016 tentang
peraturan perundang-undangan. Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Cirebon (Lembaran
Pasal 20 Daerah Kota Cirebon Th. 2016 Nomor
(1) SKPD melaksanakan pengawasan sebagaimana 7 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
dimaksud dalam Pasal 18, disertai dengan surat tugas Kota Cirebon Nomor 70);
dari Kepala SKPD. 25. Peraturan Daerah Kota Cirebon
(2) Pimpinan atau penanggungjawab wajib memberikan Nomor 9 Tahun 2016 tentang
akses masuk dan kemudahan kepada SKPD yang Pembentukan Produk Hukum Daerah
melakukan pengawasan. (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
2016 Nomor 9 Seri E);
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugasnya SKPD sebagaimana dimaksud MEMUTUSKAN :
dalam Pasal 18 petugas pengawas berwenang:
a. memasuki Kawasan Tanpa Rokok, kantor Pimpinan atau Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG
penanggungjawab dan/atau tempat-tempat tertentu; PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
b. meminta keterangan kepada Pimpinan atau KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015
penanggungjawab, petugas atau satuan tugas penegak TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK.
Kawasan Tanpa Rokok, dan setiap orang yang
diperlukan; BAB I
c. memotret atau membuat rekaman audio visual; KETENTUAN UMUM
d. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat
catatan yang diperlukan; Pasal 1
e. menegur Pimpinan atau penanggungjawab yang Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan :
melakukan pelanggaran; 1. Daerah adalah Kota Cirebon.
f. memerintahkan Pimpinan atau penanggungjawab untuk 2. Wali Kota adalah Wali Kota Cirebon.
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu guna
3. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
memenuhi ketentuan Peraturan Daerah ini;
g. menegur pelaku pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok; 4. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
dan 5. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
h. menghentikan pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok. Perlindungan Anak adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon.

20 48
(6) Pengawasan instansi vertikal dilaksanakan oleh 24. Peraturan Daerah Kota Cirebon
pimpinan langsung intansi vertikal sesuai dengan Nomor 7 Tahun 2016 tentang
peraturan perundang-undangan. Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Cirebon (Lembaran
Pasal 20 Daerah Kota Cirebon Th. 2016 Nomor
(1) SKPD melaksanakan pengawasan sebagaimana 7 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
dimaksud dalam Pasal 18, disertai dengan surat tugas Kota Cirebon Nomor 70);
dari Kepala SKPD. 25. Peraturan Daerah Kota Cirebon
(2) Pimpinan atau penanggungjawab wajib memberikan Nomor 9 Tahun 2016 tentang
akses masuk dan kemudahan kepada SKPD yang Pembentukan Produk Hukum Daerah
melakukan pengawasan. (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun
2016 Nomor 9 Seri E);
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugasnya SKPD sebagaimana dimaksud MEMUTUSKAN :
dalam Pasal 18 petugas pengawas berwenang:
a. memasuki Kawasan Tanpa Rokok, kantor Pimpinan atau Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG
penanggungjawab dan/atau tempat-tempat tertentu; PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
b. meminta keterangan kepada Pimpinan atau KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015
penanggungjawab, petugas atau satuan tugas penegak TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK.
Kawasan Tanpa Rokok, dan setiap orang yang
diperlukan; BAB I
c. memotret atau membuat rekaman audio visual; KETENTUAN UMUM
d. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat
catatan yang diperlukan; Pasal 1
e. menegur Pimpinan atau penanggungjawab yang Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan :
melakukan pelanggaran; 1. Daerah adalah Kota Cirebon.
f. memerintahkan Pimpinan atau penanggungjawab untuk 2. Wali Kota adalah Wali Kota Cirebon.
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu guna
3. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
memenuhi ketentuan Peraturan Daerah ini;
g. menegur pelaku pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok; 4. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
dan 5. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
h. menghentikan pelanggaran di Kawasan Tanpa Rokok. Perlindungan Anak adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon.

22 46
(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana Tambahan Lembaran Negara Republik
dimaksud pada ayat (1), Pimpinan atau penanggung Indonesia Nomor 3853);
jawab melakukan koordinasi dengan SKPD sesuai 14. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun
dengan tugas dan fungsinya. 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelengaraan
Bagian Ketiga Pemerinta-han Daerah (Lembaran
Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran
Pasal 24 Negara Republik Indonesia Nomor
(1) Dalam melaksanakan Pengawasan sebagaimana 4593);
dimaksud dalam Pasal 22 Pimpinan atau 15. Peraturan Pemerintah No. 07 Tahun
penanggungjawab dapat menunjuk Petugas Pengawas 2011 tentang Pelayanan Darah (Lemba-
Kawasan Tanpa Rokok yang diberi kewenangan khusus. ran Negara Republik Indonesia Tahun
(2) Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana 2011 No. 18, Tambahan Lembaran
dimaksud pada ayat (1) berwenang melaksanakan Negara Republik Indonesia No. 5197);
Pengawasan di Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi 16. Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun
wilayah kerjanya. 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Aditif Berupa Produk
Bagian Keempat Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Penertiban No. 278, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5380);
Pasal 25
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18
(1) Penertiban terhadap pelanggaran penyelenggaraan
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Pasal 18 ayat (1) diselenggarakan dalam bentuk
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
pengenaan sanksi.
Lembaran Negara Republik Indonesia
(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Nomor 5887);
ditujukan untuk memulihkan keadaan dan/atau
18. Peraturan Presiden Nomor 12
memberikan efek jera kepada orang atau badan yang
Tahun 2013 tentang Jaminan
melakukan pelanggaran.
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);

22 46
(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana Tambahan Lembaran Negara Republik
dimaksud pada ayat (1), Pimpinan atau penanggung Indonesia Nomor 3853);
jawab melakukan koordinasi dengan SKPD sesuai 14. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun
dengan tugas dan fungsinya. 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelengaraan
Bagian Ketiga Pemerinta-han Daerah (Lembaran
Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran
Pasal 24 Negara Republik Indonesia Nomor
(1) Dalam melaksanakan Pengawasan sebagaimana 4593);
dimaksud dalam Pasal 22 Pimpinan atau 15. Peraturan Pemerintah No. 07 Tahun
penanggungjawab dapat menunjuk Petugas Pengawas 2011 tentang Pelayanan Darah (Lemba-
Kawasan Tanpa Rokok yang diberi kewenangan khusus. ran Negara Republik Indonesia Tahun
(2) Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana 2011 No. 18, Tambahan Lembaran
dimaksud pada ayat (1) berwenang melaksanakan Negara Republik Indonesia No. 5197);
Pengawasan di Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi 16. Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun
wilayah kerjanya. 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Aditif Berupa Produk
Bagian Keempat Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Penertiban No. 278, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5380);
Pasal 25
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18
(1) Penertiban terhadap pelanggaran penyelenggaraan
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Pasal 18 ayat (1) diselenggarakan dalam bentuk
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
pengenaan sanksi.
Lembaran Negara Republik Indonesia
(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Nomor 5887);
ditujukan untuk memulihkan keadaan dan/atau
memberikan efek jera kepada orang atau badan yang 18. Peraturan Presiden Nomor 12
melakukan pelanggaran. Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);

24 44
BAB VII Perlindungan Anak (Lembaran Negara
PEMBINAAN DAN PELAPORAN Republik Indonesia Tahun 2014 No.
297, Tambahan Lembaran Negara
Bagian Kesatu Republik Indonesia Nomor 5606);
Pembinaan 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 27 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
(1) SKPD melakukan pembinaan dalam rangka perlindungan
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
warga masyarakat dari bahaya asap Rokok.
Lembaran Negara Republik Indonesia
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Nomor 4301);
ditujukan kepada :
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
a. Pimpinan atau penanggungjawab agar pelaksanaan
2008 tentang Keterbukaan Informasi
Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi tanggung
Publik (Lembaran Negara Republik
jawabnya berjalan efektif;dan
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
b. Masyarakat pada umumnya agar termotivasi untuk
Tambahan Lembaran Negara Republik
berperan aktif dalam mewujudkan Kawasan Tanpa
Indonesia Nomor 4846);
Rokok dan berpola hidup sehat.
7. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
Pasal 28 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
(1) Dalam rangka pelaksanaan pembinaan sebagaimana Negara Republik Indonesia Tahun
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dibentuk Tim 2009 No. 112, Tambahan
Supervisi yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
(2) Tim Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas membantu Walikota dalam : 8. Undang-Undang No. 32 Tahun
a. merumuskan kebijakan dalam rangka pengembangan 2009 tentang Perlindungan dan
Kawasan Tanpa Rokok untuk mencapai derajat Pengelolaan Lingkungan Hidup
kesehatan Masyarakat yang tinggi; (Lembaran Negara Republik
b. merumuskan peraturan pelaksanaan yang Indonesia Tahun 2009 No. 140,
diperlukan guna mendukung kebijakan Tambahan Lembaran Negara
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok; Republik Indonesia Nomor 5059);
c. mengevaluasi laporan penyelenggaraan Kawasan 9. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Tanpa Rokok dari Pimpinan atau penanggungjawab; tentang Kesehatan (Lembaran
Negara

24 44
BAB VII Perlindungan Anak (Lembaran Negara
PEMBINAAN DAN PELAPORAN Republik Indonesia Tahun 2014 No.
297, Tambahan Lembaran Negara
Bagian Kesatu Republik Indonesia Nomor 5606);
Pembinaan 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 27 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
(1) SKPD melakukan pembinaan dalam rangka perlindungan
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
warga masyarakat dari bahaya asap Rokok.
Lembaran Negara Republik Indonesia
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Nomor 4301);
ditujukan kepada :
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
a. Pimpinan atau penanggungjawab agar pelaksanaan
2008 tentang Keterbukaan Informasi
Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi tanggung
Publik (Lembaran Negara Republik
jawabnya berjalan efektif;dan
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
b. Masyarakat pada umumnya agar termotivasi untuk
Tambahan Lembaran Negara Republik
berperan aktif dalam mewujudkan Kawasan Tanpa
Indonesia Nomor 4846);
Rokok dan berpola hidup sehat.
7. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
Pasal 28 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
(1) Dalam rangka pelaksanaan pembinaan sebagaimana Negara Republik Indonesia Tahun
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dibentuk Tim 2009 No. 112, Tambahan
Supervisi yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
(2) Tim Supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas membantu Walikota dalam : 8. Undang-Undang No. 32 Tahun
a. merumuskan kebijakan dalam rangka pengembangan 2009 tentang Perlindungan dan
Kawasan Tanpa Rokok untuk mencapai derajat Pengelolaan Lingkungan Hidup
kesehatan Masyarakat yang tinggi; (Lembaran Negara Republik
b. merumuskan peraturan pelaksanaan yang Indonesia Tahun 2009 No. 140,
diperlukan guna mendukung kebijakan Tambahan Lembaran Negara
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok; Republik Indonesia Nomor 5059);
c. mengevaluasi laporan penyelenggaraan Kawasan
9. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Tanpa Rokok dari Pimpinan atau penanggungjawab;
tentang Kesehatan (Lembaran
Negara

26
SALINAN
(2) Susunan organisasi dan tata kerja Tim Supervisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Walikota.

Bagian Kedua WALI KOTA CIREBON


Pelaporan
PROVINSI JAWA BARAT
Pasal 30 PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30
(1) Pimpinan atau penanggungjawab wajib melaporkan TAHUN 2017
pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi TENTANG
tanggung jawabnya kepada SKPD yang tugas pokok dan
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
fungsinya di bidang kesehatan.
NOMOR 8 TAHUN 2015
(2) Kepala SKPD melaporkan pelaksanaan Kawasan Tanpa TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
Rokok kepada Walikota melalui SKPD yang tugas pokok
dan fungsinya di bidang kesehatan. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
(3) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pelaporan WALI KOTA CIREBON,
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8
BAB VIII Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
KETENTUAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN Rokok, perlu menetapkan Peraturan Wali
Kota tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah
PEMBEBANAN BIAYA PAKSA
Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Pasal 31 Kawasan Tanpa Rokok;
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 dikenakan Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun
sanksi administratif berupa : 1950 tentang Pembentukan Daerah-
a. teguran untuk mematuhi larangan, termasuk upaya daerah Kota Besar dalam Lingkungan
penghentian kegiatan pelanggaran; dan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah,
Djawa Barat, dan dalam Daerah
b. dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada huruf a
Istimewa Yogyakarta (Berita Negara
tidak dihiraukan, maka kepada pelanggar diperintahkan
Republik Indonesia Tahun 1950
untuk meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok.
Nomor 45),
26
SALINAN
(2) Susunan organisasi dan tata kerja Tim Supervisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Walikota.

Bagian Kedua WALI KOTA CIREBON


Pelaporan
PROVINSI JAWA BARAT
Pasal 30 PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 30
(1) Pimpinan atau penanggungjawab wajib melaporkan TAHUN 2017
pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok yang menjadi TENTANG
tanggung jawabnya kepada SKPD yang tugas pokok dan
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
fungsinya di bidang kesehatan.
NOMOR 8 TAHUN 2015
(2) Kepala SKPD melaporkan pelaksanaan Kawasan Tanpa TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
Rokok kepada Walikota melalui SKPD yang tugas pokok
dan fungsinya di bidang kesehatan. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
(3) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pelaporan WALI KOTA CIREBON,
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8
BAB VIII Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
KETENTUAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN Rokok, perlu menetapkan Peraturan Wali
Kota tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah
PEMBEBANAN BIAYA PAKSA
Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Pasal 31 Kawasan Tanpa Rokok;
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 dikenakan Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun
sanksi administratif berupa : 1950 tentang Pembentukan Daerah-
a. teguran untuk mematuhi larangan, termasuk upaya daerah Kota Besar dalam Lingkungan
penghentian kegiatan pelanggaran; dan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah,
Djawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa
b. dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada huruf a
Yogyakarta (Berita Negara Republik
tidak dihiraukan, maka kepada pelanggar diperintahkan
Indonesia Tahun 1950 Nomor 45),
untuk meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok.

28
(3) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pimpinan atau penanggungjawab di
lingkungan Pemerintah Kota atau instansi vertikal, maka
kepadanya dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan.
Pasal 34
(1) Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 yang melanggar ketentuan
Pasal 17 dikenakan sanksi oleh Pimpinan atau
penanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. PERATURAN WALI KOTA CIREBON
(2) Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh petugas pengawas NOMOR 30 TAHUN 2017
Kawasan Tanpa Rokok yang merupakan Pegawai Negeri TENTANG
Sipil di lingkungan Pemerintah Kota, sanksi dijatuhkan
oleh Walikota sesuai dengan peraturan perundang- PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH
undangan. KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015
Pasal 35 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 dikenakan
pembebanan biaya paksaan penegakan hukum sebesar Rp.
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan/atau sanksi
administratif berupa penahanan untuk sementara waktu Kartu
Tanda Penduduk, atau Kartu Identitas lainnya.
Pasal 36
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 8, Pasal 11, Pasal
15 dan Pasal 16 dikenakan pembebanan biaya paksaan
penegakan hukum sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima
ratus ribu rupiah) dan/atau sanksi administratif berupa
penahanan untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Identitas lainnya, dan/atau pengumuman dimedia
massa.
28
(3) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pimpinan atau penanggungjawab di
lingkungan Pemerintah Kota atau instansi vertikal, maka
kepadanya dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan.
Pasal 34
(1) Petugas Pengawas Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 yang melanggar ketentuan
Pasal 17 dikenakan sanksi oleh Pimpinan atau
penanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. PERATURAN WALI KOTA CIREBON
(2) Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh petugas pengawas NOMOR 30 TAHUN 2017
Kawasan Tanpa Rokok yang merupakan Pegawai Negeri TENTANG
Sipil di lingkungan Pemerintah Kota, sanksi dijatuhkan
oleh Walikota sesuai dengan peraturan perundang- PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA
undangan. CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2015
Pasal 35 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 17 dikenakan
pembebanan biaya paksaan penegakan hukum sebesar Rp.
50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan/atau sanksi
administratif berupa penahanan untuk sementara waktu Kartu
Tanda Penduduk, atau Kartu Identitas lainnya.
Pasal 36
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 8, Pasal 11, Pasal
15 dan Pasal 16 dikenakan pembebanan biaya paksaan
penegakan hukum sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima
ratus ribu rupiah) dan/atau sanksi administratif berupa
penahanan untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Identitas lainnya, dan/atau pengumuman dimedia
massa.

30 39

(2) Pembayaran biaya paksa penegakan hukum tidak Pasal 29


menghapuskan kewenangan Penyidik untuk melakukan Cukup jelas.
penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Pasal 30
Cukup jelas.
BAB IX
Pasal 31
PENYIDIKAN
Cukup jelas.
Pasal 41
Pasal 32
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Cukup jelas.
Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana Pasal 33
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Cukup jelas.
Acara Pidana. Pasal 34
(2) Wewenang Penyidikan sebagaimana dimaksud pada Cukup jelas.
ayat (1) adalah :
a. menerima laporan pengaduan dari seseorang tentang Pasal 35
adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Cukup jelas.
Daerah; Pasal 36
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di Cukup jelas.
tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan Pasal 37
memeriksa tanda pengenal diri tersangka; Cukup jelas.
d. melakukan penyitaan benda atau surat; Pasal 38
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
Cukup jelas.
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi; Pasal 39
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam Cukup jelas.
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
Pasal 40
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah
Cukup jelas.
mendapat petunjuk dari Penyidik bahwa tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui
30 39

(2) Pembayaran biaya paksa penegakan hukum tidak Pasal 29


menghapuskan kewenangan Penyidik untuk melakukan Cukup jelas.
penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Pasal 30
Cukup jelas.
BAB IX
Pasal 31
PENYIDIKAN
Cukup jelas.
Pasal 41
Pasal 32
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Cukup jelas.
Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana Pasal 33
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Cukup jelas.
Acara Pidana. Pasal 34
(2) Wewenang Penyidikan sebagaimana dimaksud pada Cukup jelas.
ayat (1) adalah :
a. menerima laporan pengaduan dari seseorang tentang Pasal 35
adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Cukup jelas.
Daerah; Pasal 36
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di Cukup jelas.
tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan Pasal 37
memeriksa tanda pengenal diri tersangka; Cukup jelas.
d. melakukan penyitaan benda atau surat; Pasal 38
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
Cukup jelas.
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi; Pasal 39
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam Cukup jelas.
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
Pasal 40
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah
mendapat petunjuk dari Penyidik bahwa tidak Cukup jelas.
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui

32 37
Pasal 7
BAB XI
Cukup jelas.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Pasal 45 Cukup jelas.
Semua program dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan Pasal 9
penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok yang telah ditetapkan Cukup jelas.
sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini harus
disesuaikan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Pasal 10
Peraturan Daerah ini diundangkan. Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
BAB XII
Pasal 12
KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP
Cukup jelas.
Pasal 46 Pasal 13
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Cukup jelas.
Walikota Cirebon Nomor 27A Tahun 2006 tentang Pasal 14
Perlindungan Terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota Cukup jelas.
Cirebon (Berita Daerah Kota Cirebon Tahun 2006 Nomor 27A)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 47 Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Cukup jelas.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pasal 17
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya Cukup jelas.
dalam Lembaran Daerah Kota Cirebon.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
32 37
Pasal 7
BAB XI
Cukup jelas.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Pasal 45 Cukup jelas.
Semua program dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan Pasal 9
penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok yang telah ditetapkan Cukup jelas.
sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini harus
disesuaikan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Pasal 10
Peraturan Daerah ini diundangkan. Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
BAB XII
Pasal 12
KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP
Cukup jelas.
Pasal 46 Pasal 13
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Cukup jelas.
Walikota Cirebon Nomor 27A Tahun 2006 tentang Pasal 14
Perlindungan Terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota
Cukup jelas.
Cirebon (Berita Daerah Kota Cirebon Tahun 2006 Nomor 27A)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 47 Pasal 16
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Cukup jelas.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pasal 17
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kota Cirebon. Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.

34 35
PENJELASAN II. PASAL DEMI PASAL
ATAS
Pasal 1
PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
Cukup jelas.
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG Pasal 2
KAWASAN TANPA ROKOK Cukup jelas.

I. UMUM Pasal 3
Cukup jelas.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan guna terciptanya kesadaran, Pasal 4
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap Cukup jelas.
penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
Pasal 5
setinggi-tingginya.
Cukup jelas.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan Pasal 6
masyarakat, oleh karena dalam rokok terdapat kurang lebih Ayat (1)
4.000 (empat ribu) zat kimia antara lain nikotin yang bersifat Cukup jelas
adiktif dan tar yang bersifat karsiogenik, yang dapat
Ayat (2)
mengakibatkan berbagai penyakit antara lain kanker, penyakit
jantung, impotensi, penyakit darah tinggi, enfisema, bronchitis Cukup jelas
kronik dan gangguan kehamilan. Ayat (3)
Pengamanan rokok bagi kesehatan perlu dilakukan dengan Cukup jelas.
pemberian informasi tentang kandungan kadar nikotin dan tar Ayat (4)
pada setiap batang rokok, pencantuman peringatan pada label, Huruf a
pengaturan produksi dan penjualan rokok, periklanan dan Cukup jelas.
promosi rokok. Selain itu perlu ditetapkan Kawasan Tanpa
Huruf b
Rokok pada sarana pelayanan kesehatan, tempat proses
Cukup jelas.
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum dan tempat lain. Dalam upaya Huruf c
penanggulangan bahaya akibat merokok dan agar lebih efektif, Cukup jelas.
efisien dan terpadu, diperlukan Peraturan Daerah tentang Huruf d
Kawasan Tanpa Rokok. Cukup jelas.
34 35
PENJELASAN II. PASAL DEMI PASAL
ATAS
Pasal 1
PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON
Cukup jelas.
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG Pasal 2
KAWASAN TANPA ROKOK Cukup jelas.

I. UMUM Pasal 3
Cukup jelas.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan guna terciptanya kesadaran, Pasal 4
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap Cukup jelas.
penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
Pasal 5
setinggi-tingginya.
Cukup jelas.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan Pasal 6
masyarakat, oleh karena dalam rokok terdapat kurang lebih Ayat (1)
4.000 (empat ribu) zat kimia antara lain nikotin yang bersifat Cukup jelas
adiktif dan tar yang bersifat karsiogenik, yang dapat
Ayat (2)
mengakibatkan berbagai penyakit antara lain kanker, penyakit
jantung, impotensi, penyakit darah tinggi, enfisema, bronchitis Cukup jelas
kronik dan gangguan kehamilan. Ayat (3)
Pengamanan rokok bagi kesehatan perlu dilakukan dengan Cukup jelas.
pemberian informasi tentang kandungan kadar nikotin dan tar Ayat (4)
pada setiap batang rokok, pencantuman peringatan pada label, Huruf a
pengaturan produksi dan penjualan rokok, periklanan dan Cukup jelas.
promosi rokok. Selain itu perlu ditetapkan Kawasan Tanpa
Huruf b
Rokok pada sarana pelayanan kesehatan, tempat proses
Cukup jelas.
belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum dan tempat lain. Dalam upaya Huruf c
penanggulangan bahaya akibat merokok dan agar lebih efektif, Cukup jelas.
efisien dan terpadu, diperlukan Peraturan Daerah tentang Huruf d
Kawasan Tanpa Rokok. Cukup jelas.

Anda mungkin juga menyukai