NOMOR : 2 TAHUN 2012 SERI : B.1 NOMOR : 2 TAHUN 2012 SERI : B.1
TENTANG TENTANG
2012 2012
Salinan 2
NO : 2/LD/2012
c. bahwa berdasarkan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU pertimbangan
NOMOR : 2 TAHUN 2012 SERI : B.1 sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf
b, maka perlu membentuk
PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU Peraturan Daerah tentang
NOMOR : 2 TAHUN 2012 Retribusi Jasa Umum;
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-
Undang Dasar Negara
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Republik Indonesia Tahun
1945;
BUPATI INDRAMAYU,
2. Undang-Undang Nomor 14
Menimbang : a. bahwa retribusi daerah
merupakan salah satu Tahun 1950 tentang
sumber pendapatan Pembentukan Daerah-
daerah yang penting guna Daerah Kabupaten dalam
membiayai Lingkungan Propinsi Djawa
penyelenggaraan Barat (Berita Negara
Pemerintahan Daerah dan Republik Indonesia Tahun
Pembangunan Daerah 1950) sebagaimana telah
untuk memantapkan diubah dengan Undang-
Otonomi Daerah yang Undang Nomor 4 Tahun
luas, nyata, dan 1968 tentang Pembentukan
bertanggung jawab; Kabupaten Purwakarta
b. bahwa dengan berlakunya dan Kabupaten Subang
Undang-Undang Nomor 28 dengan Mengubah Undang-
Tahun 2009 tentang Pajak Undang Nomor 14 Tahun
Daerah dan Retribusi 1950 tentang Pembentukan
Daerah, ketentuan yang Daerah-Daerah Kabupaten
mengatur retribusi daerah dalam Lingkungan Propinsi
harus diganti dan
Jawa Barat (Lembaran
disesuaikan;
3 4
6. Undang-Undang Nomor 36
Negara Republik Indonesia
Tahun 1968 Nomor 31, Tahun 1999 tentang
Tambahan Lembaran Telekomunikasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia
Nomor 2851); Tahun 1999 Nomor 154,
Tambahan Lembaran
3. Undang-undang Nomor 2
Tahun 1981 tentang Negara Republik Indonesia
Metrologi Legal (Lembaran Nomor 3881);
Negara Republik Indonesia 7. Undang-Undang Nomor 17
Tahun 1981 Nomor 11, Tahun 2003 tentang
Tambahan Lembaran Keuangan Negara
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Nomor 3193);
Indonesia Tahun 2003
4. Undang-Undang Nomor 8 Nomor 47, Tambahan
Tahun 1999 tentang Lembaran Negara Republik
Perlindungan Konsumen Indonesia Nomor 4286);
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 8. Undang-Undang Nomor 1
Nomor 42, Tambahan Tahun 2004 tentang
Lembaran Negara Republik Perbendaharaan Negara
Indonesia Nomor 3821); (Lembaran Negara Republik
5. Undang-Undang Nomor 28 Indonesia Tahun 2004
Tahun 1999 tentang Nomor 5, Tambahan
Penyelenggaraan Negara Lembaran Negara Republik
yang Bersih dan Bebas dari Indonesia Nomor 4355);
Korupsi, Kolusi dan
9. Undang-Undang Nomor 32
Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 tentang
Tahun 1999 Nomor 75, Pemerintahan Daerah
Tambahan Lembaran (Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Indonesia Tahun 2004
Nomor 3851); Nomor 125, Tambahan
5 6
Lembaran Negara Republik 12. Undang-Undang Nomor 18
Indonesia Nomor 4437) Tahun 2008 tentang
sebagaimana telah diubah Pengelolaan Sampah
beberapa kali, terakhir (Lembaran Negara Republik
dengan Undang-Undang Indonesia Tahun 2008
Nomor 12 Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan
tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Lembaran Negara Republik
Nomor 32 Tahun 2004 Indonesia Nomor 4851);
tentang Pemerintahan 13. Undang-Undang Nomor 22
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 tentang Lalu
Republik Indonesia Tahun Lintas dan Angkutan Jalan
2008 Nomor 59, Tambahan (Lembaran Negara Republik
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009
Indonesia Nomor 4844);
Nomor 96, Tambahan
10. Undang-Undang Nomor 33 Lembaran Negara Republik
Tahun 2004 tentang Indonesia Nomor 5025);
Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat 14. Undang-Undang Nomor 25
dan Pemerintahan Daerah Tahun 2009 tentang
(Lembaran Negara Republik Pelayanan Publik
Indonesia Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
Nomor 126, Tambahan Indonesia Tahun 2009
Lembaran Negara Republik Nomor 112, Tambahan
Indonesia Nomor 4438); Lembaran Negara Republik
11. Undang-Undang Nomor 23 Indonesia Nomor 5038);
Tahun 2006 tentang
15. Undang-Undang Nomor 27
Administrasi
Kependudukan (Lembaran Tahun 2009 tentang
Negara Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan
Tahun 2006 Nomor 124, Rakyat, Dewan Perwakilan
Tambahan Lembaran Rakyat, Dewan Perwakilan
Negara Republik Indonesia Daerah dan Dewan
Nomor 4674);
7 8
Perwakilan Rakyat Daerah 19. Peraturan Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Nomor 26 Tahun 1983
Indonesia Tahun 2009 tentang Tarif Biaya Tera
Nomor 123, Tambahan (Lembaran Negara Tahun
Lembaran Negara Republik
1983 Nomor 35, Tambahan
Indonesia Nomor 5043);
Lembaran Negara Nomor
16. Undang-Undang Nomor 28 3257) sebagaimana telah
Tahun 2009 tentang Pajak diubah dengan Peraturan
Daerah dan Retribusi Pemerintah Nomor 16
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1986 tentang
Republik Indonesia Tahun
Perubahan Peraturan
2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Pemerintah Nomor 26
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 tentang Tarif
Nomor 5049); Biaya Tera (Lembaran
Negara Tahun 1986 Nomor
17. Undang-Undang Nomor 36
22, Tambahan Lembaran
Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Nomor 3329);
Negara Republik Indonesia 20. Peraturan Pemerintah
Tahun 2009 Nomor 144, Nomor 27 Tahun 1983
Tambahan Lembaran tentang Pelaksanaan Kitab
Negara Republik Indonesia Undang-Undang Hukum
Nomor 5063); Acara Pidana (Lembaran
18. Undang-Undang Nomor 12 Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 tentang Tahun 1983 Nomor 36,
Pembentukan Peraturan Tambahan Lembaran
Perundang-undangan Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Nomor 3258) sebagaimana
Indonesia Tahun 2011
telah diubah dengan
Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Peraturan Pemerintah
Indonesia Nomor 5234); Nomor 58 Tahun 2010
9 10
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 23. Peraturan Pemerintah
Nomor 90 Tambahan
Nomor 52 Tahun 2000
Lembaran Negara Republik tentang Penyelenggaraan
Indonesia Nomor 5145); Telekomunikasi (Lembaran
21. Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1985 Tahun 2000 Nomor 107,
tentang Wajib dan Tambahan Lembaran
Pembebasan Untuk Ditera Negara Republik Indonesia
dan atau Ditera Ulang serta Nomor 3980);
Syarat-Syarat Bagi Alat 24. Peraturan Pemerintah
Ukur, Takar, Timbang, dan Nomor 58 Tahun 2005
Perlengkapannya tentang Pengelolaan
(Lembaran Negara tahun
Keuangan Daerah
1985 Nomor 4, Tambahan (Lembaran Negara Republik
Lembaran Negara Nomor Indonesia Tahun 2005
3283); Nomor 140, Tambahan
22. Peraturan Pemerintah Lembaran Negara Republik
Nomor 2 Tahun 1989 Indonesia Nomor 4578);
tentang Standar Nasional 25. Peraturan Pemerintah
Untuk Satuan Ukuran Nomor 79 Tahun 2005
(Lembaran Negara Tahun tentang Pedoman
1989 Nomor 3, Tambahan Pembinaan dan
Lembaran Negara Nomor Pengawasan
3388); Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
11 12
26. Peraturan Pemerintah 29. Peraturan Menteri Dalam
Nomor 38 Tahun 2007 Negeri Nomor 13 Tahun
tentang Pembagian Urusan 2006 tentang Pedoman
Pemerintahan antara Pengelolaan Keuangan
Pemerintah, Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
Daerah Provinsi dan
diubah keduakalinya
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dengan Peraturan Menteri
(Lembaran Negara Republik dalam Negeri Nomor 21
Indonesia Tahun 2007 Tahun 2011 tentang
Nomor 82, Tambahan Perubahan Kedua Atas
Lembaran Negara Republik Peraturan Menteri Dalam
Indonesia Nomor 4737); Negeri Nomor 13 Tahun
27. Peraturan Pemerintah 2006 tentang Pedoman
Nomor 41 Tahun 2007 Pengelolaan Keuangan
tentang Organisasi Daerah;
Perangkat Daerah 30. Peraturan Menteri Dalam
(Lembaran Negara Republik Negeri Nomor 53 Tahun
Indonesia Tahun 2007
2011 tentang Pembentukan
Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Produk Hukum Daerah;
Indonesia Nomor 4741); 31. Peraturan Daerah
28. Peraturan Pemerintah Kabupaten Indramayu
Nomor 69 Tahun 2010 Nomor 14 Tahun 2002
tentang Tata Cara tentang Penyidik Pegawai
Pemberian dan Negeri Sipil (PPNS)
Pemanfaatan Insentif (Lembaran Daerah
Pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Indramayu
dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2002 Seri
(Lembaran Negara Republik D.11);
Indonesia Tahun 2010
Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161);
13 14
32. Peraturan Daerah
Kabupaten Indramayu
Nomor 4 Tahun 2007 35. Peraturan Daerah
tentang Pokok-pokok Kabupaten Indramayu
Pengelolaan Keuangan Nomor 15 Tahun 2011
Daerah di Kabupaten tentang Penyelenggaraan
Indramayu (Lembaran Perhubungan, Komunikasi
Daerah Kabupaten Dan Informatika Di
Indramayu Nomor 4 Tahun Kabupaten Indramayu
2007 Seri A.2); (Lembaran Daerah
33. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu Nomor 15 Tahun 2011 Seri
Nomor 6 Tahun 2008 E.6);
tentang Urusan 36. Peraturan Daerah
Pemerintahan Kabupaten Kabupaten Indramayu
Indramayu (Lembaran
Nomor 16 Tahun 2011
Daerah Kabupaten
tentang Pengelolaan
Indramayu Nomor 6 Tahun
Kebersihan, Pertamanan
2008 Seri D.2);
Dan Pemakaman Serta
34. Peraturan Daerah Penerangan Jalan Umum
Kabupaten Indramayu Di Kabupaten Indramayu
Nomor 8 Tahun 2008 (Lembaran Daerah
tentang Dinas Daerah
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu
Nomor 16 Tahun 2011 Seri
(Lembaran Daerah
Kabupaten Indramayu E.7).
Nomor 8 Tahun 2008 Seri
D.4);
15 16
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
Dengan Persetujuan Bersama selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Indramayu sebagai unsur penyelenggara
KABUPATEN INDRAMAYU pemerintahan daerah.
dan 5. Organisasi Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat OPD adalah OPD yang
BUPATI INDRAMAYU mengelola retribusi jasa umum.
6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten
MEMUTUSKAN : Indramayu.
7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau
Menetapkan : PERATURAN DAERAH modal yang merupakan kesatuan, baik yang
TENTANG RETRIBUSI JASA melakukan usaha maupun yang tidak
UMUM. melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara (BUMN),
atau badan usaha milik daerah (BUMD)
BAB I dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
KETENTUAN UMUM Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,
Pasal 1 Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik,
atau Organisasi lainnya, lembaga dan
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud bentuk badan lainnya termasuk kontrak
dengan: investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
38. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya 43. Penduduk Rentan Administrasi
disingkat KTP adalah identitas resmi Kependudukan yang selanjutnya disebut
penduduk sebagai bukti diri yang Penduduk rentan Adminduk adalah
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang Penduduk yang mengalami hambatan
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan dalam memperoleh dokumen penduduk
Republik Indonesia. yang disebabkan oleh bencana alam,
bencana sosial, orang terlantar dan
39. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya
komunitas terpencil.
disingkat KIA adalah kartu yang memuat
NIK dan identitas lainnya bagi penduduk 44. Biodata Penduduk adalah keterangan yang
yang belum berusia 17 (tujuh belas) tahun berisi elemen data tentang jati diri,
dan belum pernah menikah. informasi dasar serta riwayat perkembangan
dan perubahan keadaan yang dialami oleh
40. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya
penduduk sejak saat kelahiran.
disingkat WNI adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain 45. Dokumen Kependudukan adalah dokumen
yang disahkan dengan Undang-undang resmi yang diterbitkan oleh Dinas yang
sebagai Warga Negara Indonesia. mempunyai kekuatan hukum sebagai alat
bukti autentik yang dihasilkan dari
41. Warga Negara Asing yang selanjutnya
Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan
disebut Orang Asing adalah orang bukan
Pencatatan Sipil.
Warga Negara Indonesia.
46. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan
42. Administrasi Kependudukan adalah
biodata penduduk, pencatatan atas
rangkaian kegiatan penataan dan
pelaporan Peristiwa Kependudukan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan
pendataan Penduduk Rentan Administrasi
data kependudukan melalui pendaftaran
Kependudukan serta penerbitan Dokumen
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan
Kependudukan berupa kartu identitas atau
informasi Administrasi Kependudukan serta
surat keterangan kependudukan.
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan
publik dan pembangunan sektor lain.
25 26
47. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian 52. Kutipan Akta Catatan Sipil adalah Kutipan
yang dialami penduduk yang harus dari Akta-akta Pencatatan Sipil yang
dilaporkan karena membawa akibat diberikan kepada penduduk atau penduduk
terhadap penerbitan atau perubahan Kartu asing.
Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk 53. Perubahan Akta adalah perubahan yang
(KTP), Kartu Identitas Anak (KIA) dan/atau terjadi pada Akta Pencatatan Sipil sebagai
Surat Keterangan Kependudukan lainnya akibat pada perubahan data.
meliputi pindah datang, perubahan alamat,
tinggal sementara, serta perubahan status 54. Kutipan Akta kedua dan seterusnya adalah
tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Kutipan Akta-Akta Pencatatan Sipil kedua
dan seterusnya yang dapat diterbitkan oleh
48. Nomor Induk Kependudukan yang Instansi Pelaksana karena Kutipan Akta
selanjutnya disingkat dengan (NIK) adalah Pertama hilang, rusak atau musnah setelah
nomor identitas penduduk yang bersifat dibuktikan dengan Surat Keterangan dari
unik/khas, tunggal dan melekat pada
pihak yang berwenang.
seseorang yang terdaftar sebagai penduduk
Indonesia. 55. Salinan Akta adalah salinan lengkap isi
Akta Pencatatan Sipil yang diterbitkan
49. Pindah datang penduduk adalah perubahan Instansi Pelaksana atas permintaan
lokasi tempat tinggal untuk menetap karena pemohon.
perpindahan dari tempat lama ke tempat
yang baru. 56. Pengakuan Anak adalah pengakuan secara
hukum dari seorang bapak terhadap
50. Lahir mati adalah suatu kejadian dimana anaknya karena lahir diluar ikatan
seseorang bayi pada saat dilahirkan tidak perkawinan yang sah atas persetujuan ibu
menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan kandungnya yang tidak diikuti dengan
lama dalam kandungan paling sedikit 28 perkawinan yang sah.
(dua puluh delapan) minggu.
51. Akta Pencatatan Sipil adalah Akta yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang
merupakan alat bukti autentik mengenai
kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian dan pengakuan anak.
27 28
57. Pengangkatan Anak adalah perbuatan 62. Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah
hukum untuk mengalihkan hak anak dari pelayanan pengangkutan dan pengelolaan
lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, sampah dari Tempat Pengumpulan Sampah
wali yang sah, atau orang lain yang Sementara (TPSS) dengan penyediaan
Container atau Transfer Depo (TD) sampai
bertanggungjawab atas perawatan,
dengan pengolahan di Tempat Pembuangan
pendidikan dan membesarkan anak Akhir Sampah (TPAS).
tersebut ke dalam lingkungan keluarga
orang tua angkatnya berdasarkan putusan 63. Pengumpulan sampah adalah proses
atau penetapan pengadilan yang penanganan sampah dengan cara
berkekuatan hukum tetap. pengumpulan sampah dari masing-masing
sumbernya dibawa ke Tranfer Depo/TPSS
58. Pengesahan anak adalah pengesahan status dengan menggunakan gerobak sampah atau
seorang anak yang lahir diluar ikatan langsung dari sumber sampah ke TPAS.
perkawinan yang sah pada saat pencatatan 64. Pengangkutan sampah adalah kegiatan
perkawinan kedua orangtua anak tersebut. mengangkut sampah dari Tempat
59. Pencatatan Sipil adalah Kegiatan Pengumpulan Sampah Sementara (TPSS),
Pencatatan peristiwa penting yang dialami Transfer Depo, diangkut dengan Truck
Sampah ke Tempat Pembuangan Akhir
seseorang dalam Register Pencatatan Sipil
Sampah untuk dikelola lebih lanjut.
pada Instansi pelaksana.
65. Pengelolaan Sampah adalah proses
60. Peristiwa Penting adalah kejadian yang pengaturan dan upaya penanganan sampah
dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, dari sumber penghasil sampah sampai
kematian, lahir mati, perkawinan, Tempat Penampungan Sampah Akhir
perceraian, pengakuan anak, pengesahan (TPSA).
anak, perubahan nama dan perubahan
66. Tempat Penampungan Sampah Akhir yang
status kewarganegaraan. selanjutnya disebut TPSA adalah tempat
61. Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang dipersiapkan untuk membuang /
yang terdiri dari zat organik dan atau zat mengkarantinakan/ menyingkirkan/
an-organik yang dianggap tidak berguna lagi mengolah sampah, sehingga aman bagi
dan harus dikelola agar tidak lingkungan dan kesehatan masyarakat
sekitar.
membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan.
29 30
73. Bangunan Semi Permanen adalah
67. Transfer Depo adalah tempat untuk proses bangunan yang dibuat dari konstruksi
pemindahan sampah dari gerobak sampah dinding bata / sebagian menggunakan
ke truk sampah. konstruksi bilik, berlantai tegel, atap
menggunakan genting plentong.
68. Tempat Penampungan Sampah Sementara
yang selanjutnya disebut TPSS adalah 74. Industri / Pabrik adalah bangunan yang
tempat mengumpulkan sampah yang berfungsi untuk menampung suatu
bersifat sementara dan ditempatkan dalam kegiatan pengolahan dari bahan mentah
container. menjadi bahan jadi dari kegiatan tersebut
menghasilkan barang jadi dan limbah.
69. Gerobak Sampah adalah alat pengumpul
sampah yang dilengkapi roda, digerakan 75. Tempat Pemakaman umum adalah areal
dengan cara ditarik atau didorong dalam tanah yang disediakan untuk keperluan
bentuk sedemikian rupa sehingga pemakaman mayat bagi setiap orang,
memudahkan pembuangan sampah. menurut agamanya masing-masing yang
pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah
70. Truk Sampah adalah kendaraan truk untuk Daerah.
mengangkut sampah dari Tranfer
Depo/TPSS ke TPAS. 76. Makam adalah tempat dikuburkannya
setiap mayat yang ditandai dengan nisan
71. Bangunan Lux adalah bangunan yang sebagai identitas mayat.
berpondasi batu kali, sloof beton,
konstruksi dinding seluruhnya dari batu 77. Pelayanan Penyedotan Kakus adalah
bata, lantai marmer/ keramik, atap genting penyedotan air limbah berupa tinja berasal
beton / sirap pada umumnya menggunakan dari kakus/tanki septic milik orang pribadi
AC. atau badan yang kemudian diangkut
dengan mobil tinja untuk dibuang ke
72. Bangunan Permanen adalah bangunan yang Instalasi Pembuangan Limbah Tinja (IPLT).
berpondasi batu kali, sloof beton konstruksi
dinding yang dibuat dari batu bata, lantai 78. Kakus/Tanki adalah tempat pembuangan
tegel, atap menggunakan genting press. hajat setempat.
31 32
79. Mobil Tinja adalah kendaraan yang 86. Alat Perlengkapan Pemadaman adalah alat
dilengkapi alat-alat penyedot tinja setempat. atau bahan yang digunakan oleh petugas
pemadam kebakaran untuk melengkapi
80. Instalasi Pembuangan Limbah Tinja
dirinya atau keselamatan kerja antara lain
adalah tempat pembuangan akhir limbah
baju tahan api, baju tahan panas, helmet,
tinja yang dipersiapkan aman dan tidak
sarung tangan untuk melengkapi alat-alat
mencemari lingkungan.
pemadam kebakaran, seperti jenis kimia,
81. Tempat Parkir adalah tempat yang busa, CO2 atau gas dry powder dan lain-
ditentukan dan ditetapkan oleh Bupati lain.
sebagai tempat untuk memarkir kendaraan.
87. Bangunan Rendah adalah bangunan yang
82. Tempat Parkir Umum adalah tempat untuk mempunyai ketinggian dari permukiman
memarkir kendaraan meliputi pinggir jalan, tanah atau lantai sampai dengan ketinggian
badan jalan, dan pelataran parkir atau maksimal 14 meter atau 4 (empat) lantai.
lingkungan parkir yang disediakan dan
88. Hydrant adalah alat penyalur air yang
diselenggarakan secara tetap yang
bersumber dari bawah tanah atau air
ditetapkan oleh Bupati.
Perusahaan Daerah Air Minum.
83. Tempat Khusus Parkir adalah tempat-
89. Pasar adalah tempat pertemuan antara
tempat untuk memarkir kendaraan berupa
penjual dan pembeli barang-barang
lahan/gedung pada fasilitas Keolahragaan,
maupun jasa-jasa yang ditetapkan oleh
Kebudayaan dan kawasan Kepariwisataan
Pemerintah Daerah sebagai tempat
yang disediakan/dimiliki/dikelola dan
berjualan umum atau sebagai tempat
dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten
memperdagangkan barang atau jasa.
dan/atau Swasta perorangan maupun
Berbadan Hukum. 90. Lokasi Pasar adalah lokasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah sebagai tempat
84. Alat Pencegah Kebakaran adalah alat yang
yang dipergunakan untuk
dapat memberikan isyarat/tanda pada saat
memperjualbelikan barang dan jasa.
awal terjadi kebakaran.
91. Lingkungan Pasar Daerah adalah tempat
85. Alat Pemadam Kebakaran adalah
berjualan atau tempat lain di lingkungan
alat/benda yang dapat dipergunakan untuk
pasar yang beradius 500 meter dari lokasi
memadamkan kebakaran.
pasar.
33 34
92. Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar
tradisional/sederhana yang berupa
99. Alat ukur, alat takar, alat timbang dan
pelataran/los yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah dan khusus disediakan untuk perlengkapannya, yang selanjutnya
perdagangan. disingkat UTTP adalah alat-alat yang
dipergunakan di bidang kemetrologian.
93. Toko adalah sebuah bangunan tetap yang
dibangun dan dipergunakan untuk 100. Pelayanan Laboratorium Kemetrologian
berjualan yang berada dalam areal 500 m adalah kegiatan operasional teknis yang
dari lokasi pasar. berkaitan dengan menera dan tera ulang
94. Gudang adalah sebuah bangunan tetap alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan
yang dibangun dan dipergunakan untuk Perlengkapannya (UTTP), Kalibrasi UTTP
menyimpan barang-barang yang berada serta pengujian Barang Dalam Keadaan
dalam areal 500 m dari lokasi pasar. Terbungkus (BDKT), dengan berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang
95. Kios adalah sebuah bangunan tetap dalam
bentuk petak berdinding keliling yang dapat berlaku di bidang Metrologi Legal.
ditutup/dibuka dan dipergunakan untuk 101. Tera adalah suatu kegiatan menandai
berjualan. dengan tanda tera sah atau tanda tera batal
96. Los adalah sebuah bangunan tetap yang berlaku atau yang menerbitkan
didalam pasar yang sifatnya terbuka tanpa keterangan tertulis yang bertanda tera sah
dinding keliling yang dipergunakan untuk atau tanda tera batal yang berlaku,
berjualan dan diisi oleh beberapa orang dilakukan oleh penera berdasarkan hasil
pedagang. pengujian yang dijalankan atas UTTP yang
97. Lemprakan adalah tempat penjualan di belum dipakai, sesuai persyaratan atau
dalam areal pasar di luar kios dan los pasar. ketentuan yang berlaku.
98. Tempat Penjualan Umum adalah tempat- 102. Tera Ulang adalah suatu kegiatan menandai
tempat penjualan baik berupa kios/toko dengan tanda tera sah atau tanda tera batal
dan dasaran maupun pedagang kaki lima yang berlaku atau memberikan keterangan
yang berlokasi di ruas-ruas jalan atau tertulis yang bertanda tera atau tanda tera
kawasan tertentu dalam wilayah Kabupaten batal yang berlaku, dilakukan oleh penera
Indramayu yang ditetapkan oleh Bupati. berdasarkan hasil pengujian yang
dijalankan atas UTTP yang telah ditera.
35 36
103. Penera adalah Pegawai Negeri Sipil di 108. Pengujian BDKT adalah pengujian kuantitas
lingkungan Dinas Koperasi, UKM, barang tidak termasuk bungkus atau
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten kemasannya.
Indramayu yang mempunyai keahlian 109. Penguji adalah pegawai-pegawai yang
khusus dan diberi tugas, tanggung jawab, berhak melakukan pengujian pada Balai
wewenang dan hak secara penuh oleh Pengelolaan Laboratorium Kemetrologian
Pejabat yang berwenang untuk melakukan yang ditunjuk/ditugaskan sesuai ketentuan
kegiatan pelayanan kemetrologian. perundang-undangan yang berlaku.
104. Kalibrasi adalah kegiatan untuk 110. Alat Ukur, Takar, Timbang dan
menentukan kebenaran konvensional nilai Perlengkapannya yang selanjutnya disingkat
penunjukan alat dan bahan ukur dengan UTTP adalah alat-alat yang dipergunakan di
membandingkan dengan standar bidang metrologi legal.
ukurannya yang mampu telusur.
111. Alat Ukur Metrologi Teknis adalah alat
105. Verifikasi adalah konfirmasi melalui ukur, takar, timbang dan perlengkapannya
pengujian dan penyajian bukti bahwa yang dipergunakan di bidang bukan
persyaratan yang ditetapkan telah dipenuhi. metrologi legal.
106. Pengujian adalah keseluruhan tindakan 112. Wajib Tera adalah pemilik atau penanggung
teknis yang dilakukan oleh penera untuk jawab Alat-alat ukur, takar, timbang dan
membandingkan alat ukur dengan standar perlengkapannya baik pribadi atau badan
untuk satuan ukuran yang sesuai, guna yang menurut peraturan
menetapkan sifat atau karakteristik UTTP perundangundangan diwajibkan untuk
(sifat metrologis) untuk menentukan melakukan tera dan tera ulang.
besaran atau kesalahan pengukuran.
113. Menara adalah bangunan yang tinggi dan
107. Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang
atau bagian bangunan yang dibuat jauh
selanjutnya disingkat BDKT adalah barang lebih tinggi daripada bangunan induknya.
yang ditempatkan dalam bungkusan atau
kemasan tertutup yang untuk 114. Izin Pembangunan Menara Telekomunikasi
mempergunakannya harus merusak adalah izin yang diberikan untuk kegiatan
pembungkus atau segel pembungkusnya. pendirian bangunan menara
telekomunikasi.
37 38
BAB II
RETRIBUSI JASA UMUM i. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran;
Bagian Kesatu j. Retribusi Pelayanan Pasar;
Golongan Retribusi
k. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
Pasal 2
Bagian Kedua
Retribusi yang digolongkan ke dalam Retribusi Retribusi Pelayanan Kesehatan
Jasa Umum adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; Paragraf 1
Subjek dan Objek Retribusi
b. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; Pasal 3
c. Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan; (1) Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan
adalah orang pribadi atau badan yang
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan memperoleh atau menerima jasa pelayanan
Pengabuan Mayat; kesehatan di puskesmas, puskesmas
e. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan keliling, puskesmas pembantu, balai
Kakus; pengobatan dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang sejenis.
f. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
Umum ; (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau
Badan yang menurut ketentuan peraturan
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
perundang-undangan Retribusi diwajibkan
h. Retribusi Pengendalian Menara untuk melakukan pembayaran Retribusi,
Telekomunikasi. termasuk pemungut atau pemotong
Retribusi.
39 40
Pasal 4 2) Pemeriksaan kesehatan untuk
keperluan ibadah haji;
(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah
3) Pemeriksaan mayat dan pembuatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas, visum et repertum; dan
Puskesmas DTP, Puskesmas PONED,
Puskesmas Pembantu, Laboratorium 4) Konsultasi Dokter spesialis
Kesehatan Daerah dan tempat kesehatan b. Pemeriksaan Laboratorium khusus pada
lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau Dinas Kesehatan dan Puskesmas;
dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali
pelayanan pendaftaran. c. Penggunaan ambulance/Mobil Puskesmas
Keliling; dan
d. Penyelenggaraan jenazah di Puskesmas
(2) Dikecualikan dari objek tertribusi pelayanan dengan tempat perawatan.
kesehatan adalah :
(4) Pembebasan biaya retribusi pelayanan
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan
pemerintah, BUMN, BUMD, Rumah Sakit yang berlaku.
Umum Daerah yang sudah ditetapkan
BLUD, dan pihak swasta; (5) Pembebasan biaya retribusi berlaku bagi
warga penduduk Kabupaten Indramayu.
b. pelayanan kesehatan di Puskesmas,
Puskesmas DTP, Puskesmas PONED dan Paragraf 2
Puskesmas Pembantu. Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
5) Pemeriksaan f) Filariasis
Microbiologi : Mikroskopis
sebesar Rp.
a) Preparat BTA,
20.000,00 (dua
mikroskopis
puluh ribu rupiah);
sebesar Rp.
10.000,00 (sepuluh g) Colliform Total
ribu rupiah); sebesar Rp.
15.000,00 (lima
b) Preparat Diffteri,
belas ribu rupiah);
mikroskopis
sebesar Rp. h) Colliform tinja
10.000,00 (sepuluh (MPM) sebesar Rp.
ribu rupiah); 15.000,00 (lima
belas ribu rupiah);
c) Pewarnaan Gram
sebesar Rp. i) Cacing/Telur
10.000,00 (sepuluh Cacing sebesar Rp.
ribu rupiah); 20.000,00 (dua
puluh ribu rupiah);
d) Pemeriksaan
jamur, mikroskopis j) Angka kuman
sebesar Rp. sebesar Rp.
10.000,00 (sepuluh 25.000,00 (dua
ribu rupiah); puluh lima ribu
rupiah);
e) Plasmodium sp,
mikroskopis k) Staphilococcus Sp
sebesar Rp. sebesar Rp.
20.000,00 (dua 50.000,00 (lima
puluh ribu rupiah); puluh ribu rupiah);
71 72
l) Salmonella Sp d) VDRL sebesar Rp.
sebesar Rp. 25.000,00 (dua
50.000,00 (lima puluh lima ribu
puluh ribu rupiah); rupiah);
m) Shigella Sp sebesar e) Golongan darah
Rp. 50.000,00 sebesar Rp.
(lima puluh ribu 5.000,00 (lima ribu
rupiah); rupiah);
n) E Colli Sp sebesar f) Anti HIV Rapid
Rp. 50.000,00 sebesar Rp.
(lima puluh ribu 65.000,00 (enam
rupiah); puluh lima ribu
rupiah);
o) Vibrio Sp sebesar
Rp. 50.000,00 g) HbsAg sebesar Rp.
(lima puluh ribu 100.000,00
rupiah). (seratus ribu
rupiah);
6) Imunologi dan
Serologi: h) Anti HbsAg sebesar
Rp. 110.000,00
a) Rematoid factor
(seratus sepuluh
sebesar Rp.
ribu rupiah);
20.000,00 (dua
puluh ribu rupiah); i) Anti HAV sebesar
Rp. 280.000,00
b) ASTO sebesar Rp.
(dua ratus delapan
60.000,00 (enam
puluh ribu rupiah);
puluh ribu rupiah);
j) IgM anti HAV
c) CRP sebesar Rp.
sebesar Rp.
83.000,00 (delapan
250.000,00 (dua
puluh tiga ribu
ratus lima puluh
rupiah);
ribu rupiah);
73 74
k) Anti HCV sebesar
Rp. 270.000,00 Bagian Ketiga
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
(dua ratus tujuh
Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
puluh ribu rupiah);
l) IgM anti HCV Paragraf 1
sebesar Rp. Subjek dan Objek Retribusi
350.000,00 (tiga
ratus lima puluh Pasal 9
ribu rupiah);
m) Widal sebesar Rp. (1) Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak
25.000,00 (dua Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
puluh lima ribu Sipil adalah orang pribadi yang memperoleh
rupiah); jasa pelayanan Penggantian dan/atau Cetak
Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
n) Anti Dengue IgM Sipil.
sebesar Rp.
125.000,00 (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau
(seratus dua puluh Badan yang menurut ketentuan peraturan
lima ribu rupiah); perundang-undangan Retribusi diwajibkan
untuk melakukan pembayaran Retribusi,
o) Anti Dengue IgG termasuk pemungut atau pemotong
sebesar Rp. Retribusi.
125.000,00
(seratus dua puluh
lima ribu rupiah). Pasal 10
Pasal 11 Pasal 13
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan Untuk Kartu Tanda Penduduk pengenaan tarif
jumlah Pelayanan Administrasi Kependudukan didasarkan pada Jenis yang terdiri dari :
dan Akta Catatan Sipil.
a. Kartu Keluarga (KK) untuk orang asing;
Paragraf 3 b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk orang
Prinsip yang dianut dalam Penetapan Struktur
dan asing;
Besarnya Tarif Retribusi c. Kartu Keterangan Bertempat Tinggal;
Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya
memperhatikan biaya penyediaan jasa,
Pasal 19 penetapan tarif hanya untuk menutup
sebagian biaya.
Tingkat penggunaan jasa terhadap pelayanan
Persampahan/Kebersihan berdasarkan : Paragraf 4
Penetapan Struktur Dan Besarnya Tarif Retribusi
a. penyapuan kebersihan di jalan umum;
b. pengangkutan sampah mulai dari Tempat Pasal 21
Penampungan Sampah Sementara (TPSS)
sampai ke Tempat Penampungan Sampah (1) Struktur Tarif Retribusi ditetapkan
Akhir (TPSA). berdasarkan pada :
a. Waktu;
Paragraf 3 b. Volume; dan
Prinsip yang Dianut Dalam Penetapan Struktur
dan Besarnya Tarif Retribusi c. Jenis
(2) Besarnya Tarif Retribusi ditetapkan sebagai
Pasal 20 berikut :
Pasal 22 Pasal 24
Pelayanan Pembuangan sampah bagi setiap orang (1) Obyek Retribusi adalah setiap Pelayanan
/ badan swasta / pemerintah yang membuang Pemakaman yang meliputi :
sampah langsung ke TPA dengan angkutan a. pelayanan pemakaman termasuk
sendiri, dikenakan Tarif Retribusi sebagai berikut: penggalian dan pengurukan; dan
a. Truk = Rp. 50.000,- b. sewa tempat pemakaman yang dimiliki
b. Pick Up = Rp. 25.000,- atau dikelola Pemerintah.
(2) Dikecualikan dari pengertian Pelayanan
Pemakaman sebagaimana dimaksud pada
Bagian Kelima ayat (1) adalah pelayanan Pemakaman yang
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pengabuan Mayat BUMN, BUMD dan Pihak Swasta.
Paragraf 1 Pasal 25
Subjek dan Objek Retribusi
Pelayanan Pemakaman yang dikelola oleh
Pasal 23 perseorangan/keluarga dan atau pihak swasta
wajib mendapatkan izin dari Bupati.
(1) Subyek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
Pengabuan Mayat adalah orang pribadi atau
Badan yang memperoleh jasa pelayanan
pemakaman dan pengabuan mayat.
87 88
Paragraf 2 (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa meliputi biaya operasional dan
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya
Pasal 26 modal.
(1) Tingkat penggunaan jasa terhadap (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya
pelayanan Pemakaman berdasarkan pada memperhatikan biaya penyediaan jasa,
pelayanan pemakaman baik muslim maupun penetapan tarif hanya untuk menutup
non muslim, terdiri dari : sebagian biaya.
a. jasa penyediaan lahan pemakaman;
Paragraf 4
b. jasa penataan pemakaman sesuai
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
estetika;
c. luas lokasi makam maksimal 2 x 1 M, Pasal 28
jarak antar makam 30 cm
(2) Jasa penataan pemakaman sebagaimana Struktur Tarif Retribusi Pelayanan Pemakaman,
dimaksud pada ayat (1) huruf b di atas ditetapkan berdasarkan lokasi pemakaman.
diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 29
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif (2) Setiap tahun untuk setiap makam
retribusi pelayanan pemakaman ditetapkan dikenakan retribusi sebagai berikut :
dengan memperhatikan biaya penyediaan a. Pemakaman diwilayah perkotaan Rp.
jasa yang bersangkutan, kemampuan 7.500,00
masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas b. Pemakaman diwilayah perdesaan Rp.
pengendalian atas pelayanan tersebut. 5.000,00
89 90
Pasal 30 (2) Dikecualikan dari pengertian Penyediaan
dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana
Lokasi makam yang dikelola oleh dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan
perseorangan/badan/swasta harus dengan izin penyediaan dan/atau penyedotan kakus
Bupati. yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola
oleh BUMN, BUMD dan Pihak Swasta.
Bagian Keenam
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Paragraf 2
Kakus Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Paragraf 1 Pasal 33
Subjek dan Objek Retribusi
Tingkat penggunaan jasa terhadap pelayanan
Pasal 31 Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
(1) Subjek Retribusi Penyediaan dan/atau berdasarkan :
Penyedotan Kakus adalah orang pribadi atau a. penyedotan tinja dari kakus rumah;
Badan yang memperoleh jasa pelayanan b. dari kakus rumah ke mobil tangki tinja,
penyediaan dan/atau penyedotan Kakus. kemudian diproses di IPLT;
(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau
Badan yang menurut ketentuan peraturan Paragraf 3
perundang-undangan Retribusi diwajibkan Prinsip yang Dianut dalam Penetapan Struktur
untuk melakukan pembayaran Retribusi, dan
termasuk pemungut atau pemotong Besarnya Tarif Retribusi
Retribusi.
Pasal 34
Pasal 32 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif
retribusi penyediaan dan/atau penyedotan
(1) Obyek Retribusi adalah setiap pelayanan dari kakus ditetapkan dengan memperhatikan
Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. kemampuan masyarakat, aspek keadilan,
dan efektivitas pengendalian atas pelayanan
tersebut.
91 92
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) Bagi Usaha Perseorangan / Badan / Swasta
meliputi biaya operasional dan yang menyelenggarakan usaha jasa
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan
modal. kakus di daerah wajib mendapat izin dari
Bupati.
(3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya
memperhatikan biaya penyediaan jasa, Bagian Ketujuh
penetapan tarif hanya untuk menutup Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
sebagian biaya. Umum
Paragraf 4 Paragraf 1
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Subjek dan Objek Retribusi
Pasal 35 Pasal 38
Struktur Tarif Retribusi penyedotan kakus, (1) Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi
ditetapkan berdasarkan jarak pelayanan dan Jalan Umum adalah orang pribadi atau
volume tinja yang disedot. Badan yang memperoleh jasa pelayanan
Parkir di Tepi Jalan Umum.
Pasal 36 (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau
Badan yang menurut ketentuan peraturan
Besarnya tarif retribusi penyedotan kakus adalah perundang-undangan Retribusi diwajibkan
Rp. 60.000,-/M3. untuk melakukan pembayaran Retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong
Pasal 37 Retribusi.
Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya
tingkat pelayanan jasa yang diberikan, memperhatikan biaya penyediaan jasa,
penetapan tarif hanya untuk menutup
pengaturan, pengendalian dan pengawasan atau
sebagian biaya.
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sarana
atau fasilitas tertentu yang melindungi Paragraf 4
kepentingan umum dan menjaga kelestarian Struktur dan Besaran Tarif Retribusi
lingkungan.
Pasal 42
Pasal 44
2. Pemanfaatan Luar Badan Jalan :
Objek Retribusi adalah pelayanan pengujian
a. Sedan, jeep dan sejenisnya; kendaraan bermotor, termasuk kendaraan
1) 2 (dua) jam pertama; 1.000,- bermotor di air, sesuai dengan ketentuan
2) 2 (dua) jam berikutnya. 5.00,- peraturan perundang-undangan, yang
b. Bus, truk dan sejenisnya: diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
1) 2 (dua) jam pertama; 1.500,-
2) 2 (dua) jam berikutnya. 5.00,- Paragraf 2
c. Truk Gandengan : Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
1) 2 (dua) jam pertama; 2.500,-
2) 2 (dua) jam berikutnya. 1.000,- Pasal 45
d. Sepeda motor :
1) 2 (dua) jam pertama; 5.00,- Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah
tingkat pelayanan jasa yang diberikan,
2) 2 (dua) jam berikutnya. 2.00,-
pengaturan, pengawasan dan penggunaan sarana
atau fasilitas tertentu.
Bagian Kedelapan
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Paragraf 3
Paragraf 1 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi
Subjek dan Objek Retribusi
Pasal 46
Pasal 43
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif
(1) Subjek Retribusi Pengujian Kendaraan retribusi pengujian kendaraan bermotor
Bermotor adalah orang pribadi atau Badan ditetapkan dengan memperhatikan biaya
yang memperoleh jasa pelayanan Pengujian penyediaan jasa yang bersangkutan,
Kendaraan Bermotor. kemampuan masyarakat, aspek keadilan,
dan efektivitas pengendalian atas pelayanan
(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau
tersebut.
Badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan Retribusi diwajibkan
untuk melakukan pembayaran Retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong
Retribusi.
97 98
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 4. buku uji; Rp. 10.000,-
meliputi biaya operasional dan
5. penggantian buku hilang; Rp. 25.000,-
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya
modal. 6. penggantian tanda uji hilang; dan Rp.
25.000,-
(3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya
memperhatikan biaya penyediaan jasa, c. penilaian kondisi teknis kendaraan :
penetapan tarif hanya untuk menutup 1. kendaraan roda empat; Rp. 40.000,-
sebagian biaya.
2. kendaraan roda dua (sepeda motor). Rp.
25.000,-
Paragraf 3
Struktur dan Besaran Tarif Retribusi 3. stiker uji Rp. 12.500,-
Hasil Pemungutan retribusi dipergunakan antara (1) Objek Retribusi adalah penyediaan fasilitas
pasar tradisional/sederhana, berupa
lain :
pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah
a. biaya administrasi; Daerah, dan khusus disediakan untuk
pedagang.
b. biaya pemeriksaan;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi
c. biaya percetakan; dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
d. biaya pengujian. pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh
BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Bagian Kesebelas
Retribusi Pelayanan Pasar Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Paragraf 1
Subjek dan Objek Retribusi Pasal 62
Paragraf 4 Pasal 75
Efektifitas Masa Berlaku Retribusi Tera/Tera
(1) Retribusi terutang ditetapkan dengan
Ulang
menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
Pasal 73
(2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD
Retribusi Tera/Tera Ulang berlaku setelah sarana atau dokumen lain yang dipersamakan
dan prasarana, serta sumber daya aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terpenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
perundang-undangan.
BAB IV
TATA CARA PEMUNGUTAN
BAB III
PERUBAHAN STRUKTUR TARIF Pasal 76
Pasal 74 (1) Pemungutan Retribusi tidak boleh
diborongkan.
(1) Tarif retribusi dapat ditinjau kembali (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan
besarannya paling lama untuk masa 3 (tiga) SKRD atau dokumen lain yang
tahun sekali. dipersamakan.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana (3) Hasil Pemungutan Retribusi disetorkan
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan secara bruto stelsel kepada bendahara
memperhatikan indeks harga dan khusus Penerima pada OPD dan / atau Kas
perkembangan perekonomian. Daerah.
(3) Ketentuan mengenai peninjauan tarif (4) Dokumen lain yang dipersamakan
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan berupa karcis dan nota perhitungan.
Bupati.
117 118
BAB VII
Pasal 77
MASA RETRIBUSI
Ketentuan mengenai tata cara penerbitan,
pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen Pasal 80
lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 ayat (2) diatur lebih lanjut dengan (1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang
Peraturan Bupati. lamanya ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
BAB V a. Retribusi Pelayanan Kesehatan berlaku
WILAYAH PEMUNGUTAN pada saat pelayanan diterima;
b. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
Pasal 78
Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
berlaku pada saat pelayanan diterima;
Wilayah pemungutan retribusi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2 dilakukan di daerah di c. Retribusi Pelayanan
tempat pelayanan diterima. Persampahan/Kebersihan berlaku
selama 1 (satu) bulan;
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
BAB VI Pengabuan Mayat berlaku 1 (satu) bulan;
INSENTIF PEMUNGUTAN
e. Retribusi Penyediaan dan/atau
Pasal 79 Penyedotan Kakus berlaku pada saat
pelayanan diterima;
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan
f. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan
retribusi dapat diberi insentif atas dasar
Umum berlaku pada saat pelayanan
pencapaian kinerja tertentu.
diterima;
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
berlaku selama 6 bulan;
Pendapatan dan Belanja Daerah.
h. Retribusi Pengendalian Menara
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan
Telekomunikasi berlaku selama 1 (satu)
insentif diatur lebih lanjut dengan Peraturan
tahun;
Bupati.
119 120
i. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam (4) Bupati dan pejabat yang ditunjuk dapat
Kebakaran berlaku pada saat pelayanan memberi izin kepada wajib retribusi untuk
diterima; mengangsur retribusi terutang dalam jangka
waktu tertentu dengan alasan yang dapat
j. Retribusi Pelayanan Pasar berlaku pada
dipertanggungjawabkan.
saat pelayanan diterima;
(5) Bupati dan pejabat yang ditunjuk dapat
k. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
memberi izin kepada wajib retribusi untuk
berlaku selama 1 (satu) tahun;
menunda pembayaran retribusi sampai
(2) Retribusi terutang terjadi pada saat dengan batas waktu yang ditentukan dengan
diterbitkannya SKRD atau ditentukan lain alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
yang dipersamakan.
(6) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
BAB VIII ditetapkan oleh Bupati.
TATA CARA PEMBAYARAN
BAB IX
Pasal 81
TATA CARA PENAGIHAN DAN PENGHAPUSAN
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan
Pasal 82
secara tunai/lunas.
(2) Pembayaran retribusi daerah dilakukan di (1) Penagihan Retribusi terutang menggunakan
kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk STRD dengan didahului Surat Teguran.
sesuai waktu yang ditentukan dengan
(2) Pengeluaran Surat
menggunakan SKRD, SKRD Tampilan dan
Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis
SKRD Tambahan.
sebagai awal tindakan pelaksanaan
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat Penagihan Retribusi dikeluarkan segera
lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo.
retribusi daerah harus disetor ke kas daerah
(3) Dalam Jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam
tanggal Surat Teguran/Peringatan/Surat lain
waktu yang ditentukan oleh Bupati.
yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi
Retribusinya yang terutang.
121 122
(4) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang BAB XI
KEBERATAN
ditunjuk.
Pasal 85
Pasal 83
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih keberatan hanya kepada Bupati atau
lagi karena hak untuk melakukan penagihan Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau
sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. dokumen lain yang dipersamakan,
SKRDKBT atau SKRDLB.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan
piutang retribusi daerah yang sudah (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada bahasa Indonesia dengan disertai alasan-
ayat (1). alasan yang jelas.
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi (3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan
yang sudah kedaluwarsa diatur lebih lanjut keberatan atas ketetapan retribusi, wajib
dengan Peraturan Bupati. retribusi harus dapat membuktikan ketidak
benaran ketetapan retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka
BAB X waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN SKRD atau dokumen lain yang
PEMBEBASAN RETRIBUSI dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB
diterbitkan kecuali apabila wajib retribusi
Pasal 84 tertentu dapat menunjukan bahwa jangka
waktu itu tidak dapat menunjukan bahwa
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
keringanan dan pembebasan retribusi. karena keadaan di luar kekuasaannya.
(2) Tata cara pemberian pengurangan, (5) Keberatan yang tidak memenuhi
keringanan dan pembebasan retribusi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai
Bupati. surat keberatan, sehingga tidak
dipertimbangkan.
123 124
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda (2) Bupati atau pejabat dalam jangka waktu 6
kewajiban membayar retribusi dan (enam) bulan sejak tanggal diterimanya,
pelaksanaan penagihan retribusi. permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memberikan
Pasal 86
keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6
dimaksud pada ayat (2) dilampaui dan
(enam) bulan sejak tanggal surat keberatan
Bupati atau pejabat tidak memberikan
diterima harus memberi keputusan atas
suatu keputusan, permohonan
keberatan yang diajukan.
pengembalian retribusi dianggap
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan;
berupa menerima seluruhnya atau
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang
sebagian, menolak atau menambah
retribusi lainnya kelebihan pembayaran
retribusi yang terutang.
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana (1) langsung diperhitungkan untuk
dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan melunasi terlebih dahulu hutang retribusi
Bupati tidak memberikan suatu keputusan, yang dimaksud;
keberatan yang diajukan tersebut dianggap
(5) Pengembalian pembayaran retribusi
dikabulkan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama
BAB XII 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN (6) Apabila pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi dilakukan setelah
Pasal 87 lewat waktu 2 (dua) bulan, Bupati
memberikan imbalan bunga sebesar 2 %
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib (dua persen) setiap bulan atas
retribusi mengajukan permohonan keterlambatan pembayaran kelebihan
pengembalian kelebihan retribusi secara retribusi.
tertulis kepada Bupati.
125 126
Pasal 88 BAB XIII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
(1) Permohonan pengembalian kelebihan
Pasal 90
pembayaran Retribusi diajukan secara
tertulis kepada Bupati atau pejabat secara
(1) Hak untuk melakukan Penagihan Retribusi
tertulis dengan menyebutkan sekurang-
Kedaluwarsa setelah melampaui jangka
kurangnya :
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak
a. Nama dan alamat wajib retribusi; terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajib
b. Masa retribusi; retribusi melakukan tindak pidana retribusi.
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan (4) Pengakuan utang retribusi sacara langsung
dengan menerbitkan Surat Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
Membayar Kelebihan Retribusi. ”b” adalah wajib retribusi dengan
kesadarannya menyatakan masih
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi mempunyai utang retribusi dan belum
diperhitungkan dengan uang retribusi melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
lainnya, sebagaimana dimaksud pada Pasal
87 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan
cara pemindahbukuan yang juga berlaku
sebagai bukti pembayaran.
127 128
(5) Pengkuan utang retribusi secara tidak
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf ”b” dapat diketahui dari pengajuan (4) Permohonan pembetulan sebagaimana
permohonan angsuran atau penundaan dimaksud pada ayat (1), pengurangan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh ketetapan, penghapusan atau pengurangan
wajib retribusi. sanksi administrasi sebagaimana dimaksud
ayat (2) dan pembatalan sebagaimana
BAB XIV dimaksud ayat (3) harus disampaikan secara
TATA CARA PEMBETULAN, PENGURANGAN tertulis oleh wajib retribusi kepada Bupati
KETETAPAN atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30
PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima SKRD
ADMINISTRASI DAN PEMBATALAN
dan STRD dengan memberikan alasan yang
Pasal 91 jelas dan meyakinkan untuk mendukung
permohonannya.
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan (5) Keputusan atas permohonan sebagaimana
permohonan pembetulan SKRD dan STRD
yang dalam penerbitan terdapat kesalahan dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh
tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling
dalam penerapan peraturan perundang- lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan
undangan dibidang retribusi daerah. diterima.
(2) Wajib retribusi dapat mengajukan (6) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan
permohonan, pengurangan atau sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Bupati
penghapusan sanksi administrasi berupa
atau pejabat yang ditunjuk tidak
bunga dan kenaikan retribusi yang terutang
dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena memberikan keputusan, maka permohonan
kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena pembetulan, pengurangan ketetapan,
kesalahannya. penghapusan atau pengurangan sanksi
(3) Wajib retribusi dapat mengajukan administrasi dan pembatalan dianggap
permohonan pengurangan atau pembatalan dikabulkan.
ketetapan retribusi yang salah.
129 130
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan
BAB XV dan dokumen-dokumen lain berkenaan
PENYIDIKAN dengan tindak pidana di Bidang Retribusi
Daerah;
Pasal 92 e. melakukan penggeledahan untuk
mendapatkan barang bukti baik berupa
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pembukuan, pencatatan ataupun
Pemerintah Daerah diberikan kewenangan dokumen-dokumen lain serta melakukan
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyitaan terhadap barang bukti
penyidikan tindak pidana di Bidang Retribusi tersebut;
Daerah sebagaimana dimaksud dalam f. meminta bantuan tenaga ahli dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tentang Hukum Acara Pidana. tindak pidana di Bidang Retribusi
Daerah;
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang
pada ayat (1) :
meninggalkan ruangan atau tempat pada
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan
saat pemeriksaan sedang berlangsung
meneliti keterangan atau laporan
dan memeriksa identitas orang atau
berkenaan dengan tindak pidana di
dokumen yang dibawa sebagaimana yang
Bidang Retribusi Daerah agar keterangan
dimaksud pada huruf e;
atau laporan tersebut menjadi lengkap
h. memotret seseorang yang berkaitan
dan jelas;
dengan tindak pidana di Bidang Retribusi
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan
Daerah;
keterangan mengenai orang pribadi atau
i. memanggil orang untuk didengar
badan tentang kebenaran perbuatan
keterangannya dan diperiksa sebagai
yang dilakukan sehubungan dengan tersangka atau saksi;
tindak pidana di Bidang Retribusi Daerah j. menghentikan penyidikan; dan
tersebut; k. melakukan tindakan lain yang perlu
c. meminta keterangan dan bahan bukti untuk kelancaran penyidikan tindak
dari orang pribadi atau badan tentang pidana di Bidang Retribusi Daerah
kebenaran perbuatan yang dilakukan menurut ketentuan peraturan
sehubungan dengan tindak pidana di perundang-undangan.
Bidang Retribusi Daerah;
131 132
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
(1) memberitahukan dimulainya penyidikan ayat (1) adalah pelanggaran.
dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum sesuai dengan (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ketentuan yang diatur dalam Undang- merupakan penerimaan negara.
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
Ditetapkan di Indramayu
pada tanggal 21-2-2012