• SNI 03-6575-2001, Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan • SNI 03-2846-1992, Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan
Alami pada Bangunan Gedung Lingkungan, Bangunan Rumah Susun Hunian
• SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa • SNI 03-2845-1992, Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular
untuk Bangunan Gedung • SNI 03-3647-1994, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olah
• SNI 03-6806-2002, Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Raga
Bertulang Struktural • SNI 03-3241-1994, Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
• SNI 03-6759-2002, Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Sampah
Energi Pada Bangunan Rumah dan Gedung • SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
• SNI 03-1728-1987, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan • SNI 03-3242-1994, Spesifikasi Teknis Kawasan Permukiman Skala besar
Bangunan Gedung
SNI 03-1733-2004
Tata cara Perencanaan Kawasan Permukiman
Standar ini memuat uraian detail prinsip-prinsip perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan,
yang disusun sebagai revisi dari SNI 03-1733-1989 tentang Tata cara perencanaan lingkungan
perumahan di perkotaan
Pembangunan perumahan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat,
mutu kehidupan serta kesejahteraan umum sehingga perlu dikembangkan secara terpadu, terarah,
terencana serta berkelanjutan / berkesinambungan.
Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam merencanakan
lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) Lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan sehingga
dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) setempat atau dokumen rencana lainnya yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kota/ Kabupaten.
• Struktur Bangunan Gedung • Persyaratan Sistem Persyaratan Hubungan Ke, • Persyaratan Kenyamanan Ruang
• Kemampuan Bangunan Penghawaan, Dari, dan di Dalam Bangunan Gerak dalam Bangunan Gedung
Rusuna Bertingkat Tinggi • Pencahayaan, Rusuna • Persyaratan Kenyamanan Kondisi
Terhadap Bahaya Kebakaran • Air minum dan • Hubungan horizontal Udara Dalam Ruang
• Kemampuan Bangunan sanitasi, dangunan • Kenyamanan Pandangan
Rusuna Bertingkat Tinggi • Penggunaan Bahan • Hubungan vertical dalam
Terhadap Bahaya Petir dan bangunan bangunan
Bahaya Kelistrikan • Sarana Evakuasi
• Aksesibilitas untuk difabel
SNI 2847-2019 Persyaratan Beton
Keselamatan - Struktur Struktural Untuk Bangunan
Gedung SNI 1726-2019
Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung
Konfigurasi Massa Bangunan
Max
1:7
Sirkulasi dan parkir
KELENGKAPAN RUMAH SUSUN
Rumah susun harus dilengkapi dengan:
• alat transportasi bangunan,
• pintu dan tangga darurat kebakaran,
• alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir, dan
jaringan-jaringan air bersih,
• saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan
air limbah,
• tempat perwadahan sampah,
• tempat jemuran,
• kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik,
generator listrik, gas,
• tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan
telepon dan alat komunikasi lainnya sesuai dengan
tingkat keperluan.
Ketentuan Tata Bangunan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
• Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB, adalah
angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung dihitung berdasarkan batas dinding terluar terhadap
luas lahan perpetakan atau lahan perencanaan.
• Intensitas pemanfaatan ruang berdasarkan KDB, dihitung dengan
menjumlahkan luas dinding terluar lantai dasar dengan proyeksi atap
atau kantilever yang menutupi ruang terbuka di lantai dasar. Perlu
diketahui bahwa KDB di suatu wilayah atau bahkan di kawasan yang
sama dapat berbeda-beda.
• Tujuannya tergantung dari sasaran tiap wilayah/kawasan itu sendiri
misalnya apakah ingin mendapatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
lebih luas, menjaga resapan air, atau menjaga batas ketinggian
bangunan maksimal.
KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-
tiap daerah angka KLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin
padat, maka angka KLB akan semakin tinggi pula.
Bila di dalam PBS anda tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang
boleh didirikan maksimal 2 kali luas lahan yang ada.
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
• Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah
batas terluar bangunan gedung terhadap rencana jalan, jalan rel,
sungai, drainase, waduk, pantai dan jalur tegangan tinggi.
• Pengaturan GSB bertujuan untuk menciptakan keamanan,
kenyamanan, keteraturan dan estetika kota. GSB ini berfungsi untuk
menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang pada
akhirnya menciptakan rumah sehat