Anda di halaman 1dari 1

Nama : Laura Anastasia

NIM : 00000056923

Tubuh manusia adalah sarana untuk terhubung dengan materi yang ada di sekitar kita. Manusia
bukan dualisme jasmani dan rohani, tapi merupakan satu kesatuan tunggal hakiki: rohani-jasmani.
Oleh karena itu, segala indra dan citarasa yang kita alami menimbulkan reaksi bagi jiwa kita, seperti
anak yang menangis ketakutan karena takut disuruh tidur dalam kamar gelap dan sempit.

Kita tidak dapat hanya membangun bangunan asal bisa berdiri dan dapat dipakai, bahkan hewan pun
tidak begitu. Ada unsur yang lebih dari asal-berguna, ada sesuatu yang lebih daripada cuma soal
efisiensi-teknis dan fungsional. Oleh karena itu berarsitektur artinya berbahasa dengan ruang dan
gatra, dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat. Arsitektur yang baik
juga tidak harus mahal dan tidak harus mengikuti mode mutakhir, gaya yang sedang tren dan
sebagainya. “A thing of beauty is a joy forever” kata orang Inggris.

Contoh bangunan :

1. Bangunan Shosoin (752 M) dibuat dari balok-balok kayu berpenampang sepertiga dalam
gaya yang disebut azegura. Balok-balok itu saling bertumpangan pada sudut-sudut
bangunan. kelembapan yang sedikit pun akan mengembangkan bahan kayu, dan dengan
cara ini otomatis sisi atas/bawah pada balok saling menutup rapat, sehingga menjaga harta
benda dari embun yang disebabkan oleh udara lembab yang menyusup di luar.
2. Lembung yang terbuat dari tanah liat di suatu desa suku Baule Afrika. Rumah mereka
kendati miskin namun seoptimal mungkin menghindari iklim gersang dan terik panas
mataharin dengan peningkatan halaman-halaman sejuk.
3. Biara Niamien Soule Kro di Bouake menampilkan kesederhanaan, kebenaran, efisiensi,
namun juga puisi bening pada arsitektur (modern). Di sinilah kualitas jaya atas godaan
konsumerisme

Anda mungkin juga menyukai