Anda di halaman 1dari 2

Tugas PPKN

“Kasus Upaya Perlindungan Hukum”

Nama : Hanif Sri Wahyuni


Kelas : XII Bahasa
Sumber : KOMPAS

KOMPAS.com - Kasus
dugaan pemerkosaan tiga anak yang
diduga dilakukan oleh ayah kandungnya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menyita perhatian
publik. Peristiwa yang diduga terjadi pada 2019 itu sempat ditangani oleh Polres Luwu
Timur, sebelum akhirnya dihentikan karena dianggap tidak cukup bukti. Belakangan, kasus
itu kembali mencuat setelah cerita ibu korban, Lydia (bukan nama sebenarnya), diunggah
Project Multatuli melalui situs web dan disebarkan oleh berbagai akun media sosial.
Kepolisian pun mendapat desakan dari berbagai pihak, salah satunya Komisi Nasional
Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk membuka kembali
penyelidikan atas kasus tersebut. Desakan sejak tahun lalu Komisioner Komnas Perempuan
Theresia Iswarini mengatakan, Komnas Perempuan telah mendorong kepolisian untuk
melakukan pemeriksaan ulang terhadap kasus ini. "Dan ini sudah dilakukan setelah
mendapatkan pengaduan korban pada tahun lalu," kata Rini, saat dihubungi Kompas.com,
Sabtu (9/10/2021).
Karena penyelidikan atas kasus yang menimpa anaknya dihentikan oleh Polres Luwu
Timur, Lydia menyetir mobil sendiri dengan ketiga anaknya dari Luwu Timur ke Kota
Makassar. Perjalanan panjang selama 12 jam pada akhir Desember 2019 itu ia tempuh demi
mengadukan kasusnya ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Kota Makassar dengan harapan mendapat respons lebih baik. Setelah mengadukan kasusnya
di P2TP2A Makassar, Lydia lantas diberi rujukan agar melaporkan kasusnya ke Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Makassar.
LBH Makassar telah mengirim surat aduan ke sejumlah lembaga pada Juli 2020, di
antaranya ke Kompolnas, Ombudsman, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Sulsel, Bupati Luwu, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes
Polri, dan Komnas Perempuan. Surat aduan itu dikirimkan setelah permintaan Lydia
didampingi LBH Makassar kepada Polda Sulawesi Selatan untuk meminta gelar perkara
khusus atas pengehentian penyelidikan di Polres Luwu Timur tidak direspons dengan baik.
Gelar perkara khusus justru dilakukan secara mendadak, sehingga LBH Makassar selaku
penasihat hukum Lydia tidak sempat melakukan persiapan. Pada 14 April 2020, hasil gelar
perkara itu menyebut Polda Sulsel merekomendasiksn Polres Luwu Timur untuk tetap
menghentikan proses penyelidikan atas laporan pencabulan tersebut. Rekomendasi tidak
dilakukan Dalam laporan Project Multatuli, setelah menerima surat aduan dari LBH
Makassar, Komnas Perempuan kemudian mengirimkan surat rekomendasi kepada Mabes
Polri, Polda Sulsel, dan Polres Luwu Timur.
Melalui surat bertanggal 22 September 2020 itu, Komnas Perempuan meminta agar
proses penyelidikan kasus pidana tersebut kembali dilanjutkan. Proses itu, tulis Komnas
Perempuan, di antaranya "harus melibatkan secara penuh orangtua, kuasa hukum, serta
pendamping sosial korban, menyediakan fasilitas rumah aman, konseling, dan fasilitas khusus
lain bagi perempuan." Berikutnya, "Kepolisian perlu berkoordinasi dengan Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar demi memfasilitasi
kebutuhan khusus tersebut." Akan tetapi, rekomendasi tersebut justru tidak dilakukan oleh
Polres Luwu Timur saat menangani pengaduan kasus pencabulan terhadap ketiga anak Lydia.
KPAI dan KPPPA perlu turun tangan Rini mengatakan, Komnas Perempuan konsisten
mendukung perempuan yang berhadapan dengan hukum.
Dalam kasus ini, sebagai pelapor dalam upaya mencari keadilan. Namun, menurut Rini,
Komisi Perlindungan Anak Indonsia (KPAI) atau Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (KPPPA) perlu turun tangan untuk mengawal kasus ini. "Perlu KPAI
atau KPPPA untuk mengawal kasusnya. Mengingat yang menjadi korban adalah anak," ujar
Rini. Rini mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kasus dugaan
pemerkosaan tiga anak di Luwu Timur. Sementara untuk pendampingan hukum, ia
menyebutkan bahwa hal tersebut telah dilakukan oleh LBH Makassar. "Kami melakukan
pemantauan karena yang melakukan pendampingan adalah dari LBH Makassar, tetapi kami
sudah mengirimkan surat rekomendasi ke Kepolisian," kata dia.

Link Berita : https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/10/080200965/kasus-dugaan-


pemerkosaan-3-anak-di-luwu-timur-ini-kata-komnas-perempuan?page=all

Anda mungkin juga menyukai