Anda di halaman 1dari 2

Sermon Ressort HKBP Lawe Desky

Senin, 8 Agustus 2022


Ep. NDmsmdpnn Ev. Lukas 12 : 49 - 53

PENDAHULUAN
Luk. 12:49-53 memperlihatkan kepentingan Yesus untuk menyelesaikan pelayanan-
Nya di dalam dunia. Dia juga memnjelaskan bahwa kedatangan-Nya menghasilkan
pertentangan keluarga (bca. Mik 7:6) daripada memberi kedamaian, yang mana memberikan
realita yang nyata tentang bagaimana tiap-tiap orang merespon pemberian harapan yang
diberikan-Nya.

PEMBAHASAN
Ayat 49
Terdapat kata “api” dalam ayat 49 yang dapat diartikan penghakiman (Luk 3:9, 17;
9:54; 17:29) begitu juga dapat merepresentasikan Roh Kudus (3:16). Api juga dapat diartikan
sebagai Firman Allah, atau pesan-Nya melalui para nabi (lih. Yer. 5:14; 23:29). Api yang
merepresentasikan Roh Kudus tersebut mempunyai fungsi untuk menghakimi (memecah
belah keluarga). Perpecahan yang dihasilkan adalah bukan sebagai bentuk pemberontakan
dan perbedaan pendapat. Tetapi dalam upaya memisahkan yang baik dan jahat. Api dalam
rupa Roh Kudus bukan berupaya untuk menyucikan dosa, tetapi dalam rangka menghakimi.
Ayat 50
Kata baptisan yang diungkapkan memperlihatkan hal itu harus berlangsung sebelum
Yesus melakukan tindakan-Nya lagi di kayu salib. Yesus merasa susah hati bukan dalam
rangka mempertentangkan Tuhan, tetapi Allah melalui Yesus melawan dosa.
Ayat 51
Penggambaran api dan baptisan dilanjutkan pada ayat 51 sebagai sebuah tindakan
yang bukan tanpa penderitaan. Yesus bahkan memperingatkan murid-murid-Nya bahwa
kedatangan-Nya dapat mengadakan pertentangan bagi orang-orang, bahkan keluarga. Yesus
menyangkal bahwa Dia membawa kedamaian. Ini dapat diartikan bahwa damai yang
diberikan Allah hanya akan diterima bagi orang yang mau menerimanya. Damai yang Yesus
berikan pada dunia pada dasarnya hanya bagi orang yang mau menerimanya. Sehingga
orang-orang yang mengabaikan kedamaian itu menghasilkan pertentangan.
Ayat 52
Yesus secara rinci memperlihatkan bentuk perpecahan yang dihasilkan, yaitu
perpecahan keluarga. Dalam teks diungkapkan “tiga melawan dua dan dua melawan tiga”
yang dapat diartikan perpecahan yang ditimbulkan akan penolakan karena damai yang
diberikan-Nya sampai kepada titik paling intim yakni keluarga. Dengan kata lain Yesus juga
memberikan pilihan yakni apakah seseorang tersebut dapat semakin dekat pada Allah atau
bahkan sebaliknya, menjauh dari Allah.
Ayat 53
Yesus menggunakan ilustrasi dari Mikha 7:6 yang mana teks tersebut memperlihatkan
perpecahan yang terjadi di dalam keluarga. Lukas menggunakan tiga pasang peran: ayah dan
anak laki-laki, ibu dan anak perempuan, mertua perempuan dan menantu perempuan.
Meskipun dalam ayat ini diperlihatkan ada enam peran (berbeda dari ayat 52 yang
menggunakan 5 orang) tetapi kita juga dapat melihat bahwa peran mertua perempuan adalah
juga seorang ibu (ayah, anak laki-laki, ibu/ mertua perempuan, anak perempuan, menantu
perempuan).
PENUTUP
Kristus memanggil kita untuk menjadi panutan atau bahkan menjadi penghakiman
bagi kita. Hal itu dapat dibuktikan ketika kita memeriksa diri sendiri dalam terang Kristus.
Ketika kita semakin menyadari akan kemanusiaan, keberdosaan, kelemahan kita
dibandingkan keilahian dan kesempurnaan Yesus. Sehingga itu yang dapat diartikan api
dalam teks ini. Menjadi hakim bagi kita yang berdosa bahkan sebelum kedatangan-Nya ke
dunia. Tetapi disamping penghakiman, perlu diingat bahwa Yesus juga adalah pribadi yang
sama yang mempunyai belas kasihan. Sebagaimana pelayanan-Nya dalam kisah-kisah Injil:
perempuan sundal yang tertangkap dalam perzinahan, perempuan Samaria di sumur, Marta
dan Maria. Semuanya melibatkan penghakiman dan semuanya melibatkan belas kasihan.
Teks ini sesungguhnya mengajarkan tentang perdamaian. Terkadang damai dapat
terlihat ketika terjadinya kerusuhan atau perselisihan (misalnya dalam kisah Yesus yang
menghentikan angin ribut). Tetapi salah satu teolog David Bosch mengungkapkan kedamaian
Injil dapat dimengerti sebagai berikut:
‘Mereka yang kesakitan harus dibebaskan, yang miskin dirawat, yang terbuang dan
ditolak dibawa pulang, dan semua pendosa menawarkan pengampunan dan keselamatan.’
(Bosch, 1991:118).

Anda mungkin juga menyukai