Anda di halaman 1dari 2

2.1.

Gambaran Tentang Stasi

2.2.1. Sejarah Stasi Santo Paulus Rusakencana Toili X & XI

Stasi Santo Paulus Toili X & XI terletak di Kabupaten Banggai, Kecamatan Toili.
Jarak antara Pusat Paroki ke Stasi Santo Paulus Toili X & XI adalah 100 Kilometer, yang
dapat memakan waktu sekitar 2 jam. Saat ini kondisi jalan menuju ke Stasi Santo Paulus
Toili X & XI sudah mulai bagus, tapi masih ada beberapa tempat yang mengalami
kerusakan.

Menurut sumber yang di dapat, saat transmigrasi dari Jawa yang beragama Katolik
datang ke desa Rusa Kencana (Unit X). Awalnya umat Katolik yang ada bingung karena
tidak ada tempat bagi mereka untuk beribadah. Kemudian, mereka menemukan sebuah
bangunan gereja dan gereja tersebut merupakan pemberian/jatah dari pemerintah dan
digunakan sebagai tempat ibadah bagi jemaat protestan dan jemaat Kristen lainnya. Pada
tahun 1980-an, salah satu perintis gereja Katolik Stasi Santo Paulus Toili X & XI, yaitu
Bapak. Andarias Pitoyo, mulai mencari umat-umat katolik yang tersebar di desa-desa.
Kemudian beliau bertemu dengan Bapak Kanisius Shiis. Beberapa bulan kemudian,
mereka menemukan Bapak Harjono beserta keluarganya dan pada tahun itu sudah ada 7
KK. Saat itu, Bapak Andarias Pitoyo beserta Bapak Kanisius Shiis berusaha untuk
menjadikan gereja tersebut sebagai Gereja Katolik. Akan tetapi, Kepala unit X tidak
mengizinkan umat katolik untuk menggunakan gereja yang ada dan melarang umat untuk
mendirikan sebuah gereja Katolik. Kepala unit X berencana agar gereja yang ada akan
diberikan untuk jemaat Protestan dan meminta umat Katolik untuk mendirikan gereja di
unit XI. Hal tersebut menyebabkan adu mulut antara Bapak Andarias dengan kepala unit
X.

Dengan usaha, tekad, perjuangan, dan pengorbanan serta semangat yang dimiliki
oleh Bapak Andarias Pitoyo dan Bapak Kanisius Shiis walaupun diwarnai dengan banyak
rintangan, tantangan, duka dan kecemasan, akhirnya gereja tersebut diberikan oleh
pemerintah kepada umat Katolik dan dijadikan sebagai Gereja Katolik Stasi St. Paulus
Toili X & XI Pastor yang pertama datang untuk melayani di stasi St. Paulus adalah Pastor
Bangkot.

Adapun ketua stasi yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut:
Bapak Harjono (1982-1985), Bapak Andarias Sundu (1986-2012), Bapak Roby Manopo
(2013-2014), dan Bapak Antonius Lapu (2015-hingga sekarang). Gereja dibongkar untuk
di bangun kembali dan ditahbiskan pada tanggal 6 September 2006 oleh Mgr. Josep
Suwatan MSC.

Pada tahun 2017 jumlah umat di Stasi Santo Paulus Toili X & XI adalah 45 Kepala
Keluarga dan 124 Jiwa. Sebagian besar mereka adalah berasal dari Jawa dan sebagian lagi
dari Tanah Toraja. Mereka datang sebagai transmigrasi dan sebagai pendatang yang
bekerja di sana. Keadaan Gedung Gereja Katolik Santo Paulus Toili adalah permanen
dan layak dipakai sebagai tempat ibadat dan perayaan Ekaristi. Sebagian besar mata
pencarian umat di sana adalah petani, dan sebagian lagi ada yang bekerja sebagai pegawai
negeri sipil dan wiraswasta.

Anda mungkin juga menyukai