terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengan simtoma
bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti "bengkak".
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign).
Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak
jaringan yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue
berdekatan dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal
menjadi besar. Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.
Tumor epithelial dianggap ganas bila dia menembus basal lamina dan dianggap jinak bila
tidak.
Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan
untuk tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan
tumor dapat akhirnya menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA
dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui
apoptosis bil DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat
juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor
biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi
dibutuhkan.
DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan
tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan
menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor.
Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor
meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat
tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita
berumur 20 tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak.
Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar tumor ini adalah ganas.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Inisiasi tumor
2 Promosi tumor
3 Lihat pula
4 Pranala Luar
5 Rujukan
Kerusakan genetik tersebut disebabkan kesalahan genetik yang diinduksi oleh karsinogen
kimiawi dengan mengubah struktur molekul pada DNA yang berakibat pada mutasi dalam
sintesis DNA. Perubahan struktur molekul DNA, terjadi setelah terjadi adduct atau ligasi
antara karsinogen atau salah satu gugus fungsionalnya dengan salah satu nukleotida di dalam
DNA. Hal ini menjelaskan mengapa tumor sangat jarang ditemukan pada jaringan tubuh yang
tidak dapat membentuk ligasi karsinogen-DNA.
Ligasi ini akan mengaktivasi proto onkogen atau meng-inaktivasi gen penghambat tumor.
Metilasi DNA pada area promoter dalam berkas gen, dapat mentranskripsikan inaktivasi gen
penghambat tumor.
Akumulasi mutasi kemudian terjadi, jika sel mempunyai kemampuan proliferasi dan hidup
cukup lama di dalam organisme.
Promoter tumor, pada umumnya tidak bersifat mutagenik, tidak bersifat karsinogenik, dan
sering memiliki kemampuan untuk menginduksikan potensi kimiawinya tanpa aktivasi
metabolik terlebih dahulu. Agen ini memiliki kemampuan untuk menurunkan jangka waktu
latensi guna pembentukan tumor, setelah terpapar suatu jaringan atau sebuah inisiator tumor,
atau meningkatkan jumlah tumor yang terbentuk di dalam jaringan. Selain itu, promoter
tumor juga dapat membentuk heterodimer dengan zat inisiator yang terlalu lemah untuk
menimbulkan dampak karsinogenik dalam bentuk monomernya.
Minyak kroton yang diekstrak dari biji Codiaeum variegatum, merupakan promoter tumor
dalam karsinogenesis kulit dengan lintasan senyawa 12-otetradecanoylphorbol-13-acetate
melalui aktivasi protein kinase-C. Peningkatan diasilgliserol akan menyertai aktivasi tersebut,
hanya jika terjadi asupan lemak makanan kadar tinggi yang kontinu.