Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kewajiban utama seorang Kepala Teknik
Tambang (KTT) adalah memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh pekerja
atau anak buah di dalam wilayah pertambangan yang menjadi tanggung jawab KTT
tersebut. Lantas langkah-langkah apa saja yang bisa diambil seorang KTT dalam
memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerjanya di pertambangan.
Selain pekerja baru, induksi safety juga dilakukan kepada pekerja dengan tugas baru
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain bisa mengetahui memahami
pekerjaan tersebut, pekerja tersebut juga bisa mengetahui potensi bahaya saperti apa
yang mungkin ada dan bagaimana cara meminimalisir dan menghilangkan potensi
bahaya tersebut.
KTT juga bisa memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pekerja dengan
mengadakan re-fresh induksi safety tahunan yang pelaksanaan nya bisa dilakukan
dengan cara bergilir di tiap perusahaan yang berada di wilayah pertambangan tersebut
tanpa mengganggu kegiatan produksi di pertambangan.
Selain hal-hal diatas, Kepala Teknik Tambang (KTT) juga bisa mengadakan pendidikan
dan pelatihan dalam bentuk lain yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang (KaPIT). Hal ini sesuai dengan pasal 28 tentang
pendidikan dan pelatihan KepMen no 555 K/26/MPE/1995 yang ber bunyi:
Pasal 28
Pendidikan dan Pelatihan
1. Kepala Teknik Tambang wajib mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk pekerja baru,
pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan
penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala
Teknik Tambang.
2. Kepala Teknik Tambang dapat menyelanggarakan sendiri atau bekerja sama dengan instansi
pemerintah atau badan-badan resmi lainnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), hanya disesuaikan dengan kegiatan
dan jenis pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan.
3. Setiap penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang.
Karena banyaknya materi yang bisa diberikan, dan agar sasaran atau tujuan KTT bisa
tercapai dalam menjaga dan meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pekerja,
maka KepMen 555 pasal 29 menjelaskan materi seperti apa yang minimal ada dalam
pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh KTT tersebut.
Pasal 29
(1). Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28,
sekurang-kurangnya mencakup pelajaran sebagai berikut:
(2). Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk
tambang bawah tanah mempunyai mata pelajaran tambahan sebagai berikut:
(3). Untuk program pendidikan dan pelatihan lainnya disamping mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mata pelajaran tambahan disesuaikan
dengan kegiatan dan jenis pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan tersebut.
Pendidikan dan Pelatihan bagi para Pengawas Tambang.
Kewajiban Kepala Teknik Tambang (KTT) berikutnya adalah mengadakan pendidikan
dan pelatihan bagi para pengawas tambang baik itu pengawas tambang permukaan
maupun pengawas tambang bawah tanah. Program pelatihan ini mungkin lebih dikenal
seperti DikLat (Pendidikan dan Latihan) Pengawas atau uji kompetensi pengawas
setingkat POP (Pengawas Operasional Pertama), setingkat POM (Pengawas Operasional
Madya), Pengawas Operasional Utama (POU); DikLat AK3 (Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) Umum; DikLat OSHASS; dan lain sebagainya.
Untuk materi apa saja yang diberikan dalam diklat pengawas ini telah diatur dalam
KepMen no 555 K/26/MPE/1995 pasal 30 yang berbunyi:
Pasal 30
(1). Kepala Teknik Tambang wajib menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
para pengawas dengan mata pelajaran sekurang-kurangnya sebagai berikut:
(2). Khusus untuk para pengawas tambang bawah tanah disamping mata pelajaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), juga harus mempunyai mata pelajaran
tambahan:
Diperlukan kerja sama tim yang baik agar semua tujuan ini bisa tercapai. Dan yang
perlu dingat lagi adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja seorang pekerja tidak hanya
terletak di pundak KTT atau pengawas tambang saja. Namun adalah tanggung jawab
dari masing-masing pekerja tambang. Akan percuma jadinya program pendidikan dan
pelatihan yang telah diadakan, jika individu tersebut tidak menyadari dan tetap
mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dirinya selama beraktifitas di tambang.
Sumber informasi yang saya gunakan dalam membuat artikel ini: KepMen no 555
K/26/MPE/1995 pasal 28 tentang Pendidikan dan Pelatihan, pasal 29, pasal 30.