Anda di halaman 1dari 36

TERNYATA, INI FUNGSI PETA DALAM PENELITIAN

Apa itu peta?

Peta merupakan alat yang dapat menjelaskan persoalan suatu ruang atau wilayah, sekaligus mendeskripsikan atau
dapat memberikan berbagai informasi dari wilayah yang dipetakan tersebut. Peta dalam sebuah penelitian sangat
diperlukan terutama yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Peta diperlukan sebagai
petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari
satu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlay),
dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk,
peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta
kemampuan lahan, dan sebagainya.

Dan fungsi peta ?

Gimana cara buat peta?

Pengenalan dan Pengaplikasian QGIS Esensial


Pendahuluan

Tidak dapat dipungkiri di tengah perkembangan teknologi informasi dan globalisasi


manusia semakin sadar akan pentingnya lokasi dirinya sebagai individu dan anggota dari
populasi yang lebih besar. Tidak hanya dirinya saja, keberadaan hal-hal yang berkaitan dengan
dirinya pun menjadi tidak kalah pentingnya. Fasilitas informasi lokasi secara online sudah
dengan mudah diakses secara gratis dan dengan cara yang sangat mudah oleh sebagian besar
orang. Secara fungsional layanan online tersebut telah mencukupi untuk banyak keperluan
seperti navigasi, penandaan lokasi bahkan penelitian yang tidak memerlukan pengelolaan
database besar atau analisis yang kompleks. Di satu sisi hal ini semakin memperkenalkan
masyarakat terhadap kartografi dan GIS (Geographic Information System), di sisi lain fungsi
mempelajari GIS standar menjadi dipertanyakan dikarenakan tahapan yang lebih rumit.
Buku ini disusun untuk memperkenalkan GIS standar dengan pendekatan yang
sederhana dengan hanya menyertakan komponen minimal. Dengan hanya menyampaikan
komponen diperlukan untuk dapat memahami dan mempraktekkan GIS standar sebagai jalan
masuk pemula kedalam teknik GIS untuk kemudian pengembangannya diserahkan kembali
kepada pembaca. Buku ini bersifat semi tutorial dengan dampingan teori sehingga pembaca
dapat mendapatkan teori dan kesempatan untuk mempraktekkan secara bersamaan.
Diharapkan pembaca dapat mengikuti secara runut untuk mendapatkan dasar yang memadai
mengenai GIS. Banyak contoh dan acuan yang menggunakan QGIS versi 2.2 (QGIS
Development Team, 2014) akan tetapi tidak menutup kemungkinan pembaca dapat
mengembangkan menggunakan QGIS versi yang berbeda atau software GIS yang lain.
Sekedar informasi QGIS dahulu dikenal sebagai Quantum GIS kemudian menjadi QGIS saja
karena istilah Quantum dirasa tidak relevan lagi (Anon, n.d.).
Buku ini mengasumsikan pembaca belum mengenal GIS sebelumnya dan buku ini
belum bisa dikatakan sebagai referensi tunggal. Bila pembaca telah sering bekerja dengan
GIS selain menggunakan QGIS maka buku ini akan memberikan gambaran variasi tampilan
sebagai perbandingan. Sebagai pelengkap buku disertai file data untuk berlatih mengikuti
tutorial. Pada dasarnya pengerjaan GIS untuk masing-masing software adalah sama dan yang
terpenting adalah penguasaan software tersebut beserta alur kerjanya. Pengguna biasa lebih
banyak menggunakan untuk melihat-lihat, membuat visualisasi dan melakukan sedikit editing
untuk revisi data. Pengguna tingkat menengah umumnya bekerja dengan data yang lebih
banyak dengan analisis seperti pencarian korelasi antar data dan menggunakan berbagai
macam tools. Pengguna tingkat menengah juga banyak memproduksi data geografis sendiri
dalam berbagai jenis. Sementara pengguna tingkat lanjut melakukan semua yang dilakukan
oleh pengguna dan pengguna tingkat menengah juga membuat tools-nya sendiri
menggunakan bahasa pemrograman atau script. Pengguna tingkat lanjut memerlukan tools
tersendiri menyesuaikan model framework yang dibangunnya (Sherman, 2008).

Bab 1
Komponen Esensial GIS

Dalam kehidupan kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari kita selalu menggunakan GIS.
Meskipun mungkin tidak banyak yang dapat memberikan definisinya atau bahkan
mengetahui kepanjang dari GIS atau SIG. GIS merupakan singkatan dalam bahasa Inggris
yaitu dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia SIG Sistem
Informasi Geografis. Buku ini akan menggunakan GIS untuk memudahkan pembaca
mengacu pada literatur internasional. Geographic Information System (GIS) adalah
kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan Anda untuk membuat, memvisualisasikan,
pencarian dan menganalisis data geospasial. Data geospasial mengacu pada informasi
tentang lokasi geografis dari suatu entitas. Hal ini sering melibatkan penggunaan koordinat
geografis, seperti lintang atau nilai bujur. Data spasial adalah istilah lain yang umum
digunakan, seperti: data geografis, data GIS, data peta, data lokasi, data koordinat dan data
geometri spasial (Mitchell, 2005).

1.1. Komponen penyusun GIS


Untuk dapat berjalan dan berlangsung secara berkesinambungan maka ada beberapa
komponen yang harus ada yaitu Hardware, Software, Brainware dan Infrastruktur (Chang,
2002). Yang dimaksud sebagai hardware adalah komputer yang mampu menjalankan
software GIS. Komputer yang dipergunakan diharapkan memiliki kecepatan prosesor dan
RAM yang mencukupi, biasanya komputer yang diproduksi dua tahun yang lalu sudah cukup.
Untuk software yang utama adalah sistem operasi untuk menjalankan komputer dan yang
direkomendasikan adalah Linux, Windows atau MacOS. Untuk software GIS ada banyak
pilihan mulai yang berbayar seperti ArcGIS sampai yang gratis seperti QGIS dan GRASS.
Buku ini akan membahas melalui metode QGIS yang bisa didapatkan gratis. Brainware yang
dimaksud di sini adalah operator termasuk pengguna dan para ahli yang menggunakan dan
mengelola data GIS. Untuk infrastruktur bisa terdiri dari banyak aspek yang mendukung
keberlangsungan pengoperasian GIS. Infrastruktur paling sederhana adalah pengguna pribadi
dengan peralatan minimal yang diperlukan dalam GIS. Paling besar adalah korporat atau
negara yang melibatkan banyak alat dan sumber daya manusia serta tujuan penggunaan GIS
dalam skala besar.

1.2. Komponen Hardware


Pengguna dapat menggunakan komputer personal desktop atau laptop bahkan saat ini
komputer tablet dan smartphone dapat juga digunakan. Komputer minimal dengan spesifikasi
prosesor 1GHz dengan RAM 1-2 GB serta penyimpanan 100GB sudah mencukupi untuk
GIS. Kapasitas penyimpanan sebesar itu cukup untuk sistem operasi, program QGIS dan
software-software pendukung serta data yang dikerjakan. Hal yang sangat penting juga
adalah koneksi internet karena banyak alat dan data awal bisa didapatkan melalui internet.
Walaupun apabila tidak ada program QGIS masih bisa berjalan tetapi tanpa peralatan input
seperti mouse atau stylus, maka banyak pekerjaan yang sulit dilakukan. Contoh workstation
GIS ditunjukkan pada Gambar 1 dalam skala paling kecil adalah untuk keperluan pribadi.

Gambar 1. Contoh workstation untuk pengerjaan GIS, dilengkapi perangkat


output seperti printer dan plotter (dari: http://spatial.usask.ca).

1.3. Komponen Software


Software paling penting adalah sistem operasi dan di sini disarankan sistem operasi yang
mendapatkan banyak dukungan. Ada empat sistem operasi yang paling terkenal yaitu Linux, UNIX,
Windows dan MacOS, dan sekarang sistem operasi Android (Gambar 2) mulai dicoba untuk
menjalankan QGIS. QGIS yang akan kita pergunakan adalah software multiplatform yang artinya
QGIS dikembangkan untuk banyak sistem operasi. Dikembangkan di bawah lisensi Free Open Source
Software, QGIS dapat disalin tanpa memerlukan lisensi komersial dan pengguna tidak harus
membayar harga software. Tentunya ada pengeluaran yang mau tidak mau harus dibayar seperti
koneksi internet, listrik dll.
Gambar 2. Contoh program QGIS yang berjalan di platform Android

Selain QGIS ada beberapa software yang membantu pekerjaan GIS seperti plugin yaitu
program kecil yang dipasang pada QGIS untuk menambah fungsi. Ada juga program yang
bersifat independen yang membantu pekerjaan GIS seperti GPS Babel www.gpsbabel.org
untuk melakukan konversi format rekaman GPS (Global Positioning System

Bab 2
Mendapatkan dan Instalasi QGIS

2.1. Sumber QGIS dan Software Pendukung


QGIS dapat diunduh secara gratis dari alamat http://qgis.org/en/site/forusers/download.html
untuk Bahasa Inggris dan http://qgis.org/id/site/forusers/download.html untuk Bahasa Indonesia.

Gambar 3. Website unduh QGIS

2.1.1. QGIS untuk Windows


Pengguna Windows disarankan mengunduh file instalasi QGIS Standalone Installer
yang akan memasang QGIS dengan prasyaratnya dalam sebuah paket yang praktis. Dengan
mengunduh dari situs http://qgis.org/en/site/forusers/download.html maka pengguna akan
mendapatkan versi terbaru dari QGIS. Selama proses instalasi pengguna akan dituntun oleh
wizard yang sangat memudahkan.

2.1.2. QGIS untuk Linux


Linux terdiri dari banyak variasi yang dinamakan sebagai distro seperti Ubuntu, Fedora,
Debian, RHEL, CentOS, Scientific Linux, openSUSE, Mandriva, Slackware dan ArchLinux.
Instalasi di bawah Linux menggunakan sistem repositori. Sistem repositori mengelola
software untuk suatu distro sebagai contoh Ubuntu secara terpusat mengurusi instalasi,
update, upgrade dll (The Ubuntu Manual Team, 2012). QGIS mendukung instalasi untuk
berbagai distro dengan mengikuti prosedur instalasi sesuai distro yang digunakan.
Gambar 4: Instalasi QGIS menggunakan sistem repositori pada Ubuntu.

2.2. Instalasi QGIS dan Software Pendukung

2.2.1. Program Utama QGIS


Instalasi di bawah lingkungan Windows akan dipandu oleh wizard seperti pada
umumnya software Windows lain. Situs QGIS akan selalu melakukan update installernya
sehingga pengguna akan mendapatkan veri terbaru.
Untuk instalasi di bawah Ubuntu pengguna dapat menggunakan Ubuntu Software
Center (Gambar 5 ) atau melalui jendela terminal dengan mengetikkan :

sudo apt-get install qgis


Tidak seperti installer Windows yang selalu diperbaharui, installer pada distro Linux akan
menyesuaikan dengan versi Linuxnya. Contoh pada Ubuntu 12.04 yang memiliki QGIS versi
1.8.0 padahal sudah muncul versi 2.0 yang lebih baru. Untuk mendapatkan versi yang lebih
baru kita harus terlebih dahulu mengubah repositori yang menyediakan QGIS yang lebih
baru. Melalui jendela terminal kita perlu mengetikkan :

sudo add-apt-repository ppa:ubuntugis/ppa sudo


apt-get update

sudo apt-get install qgis


Setiap ada pembaharuan pada program QGIS maka dengan perintah sudo apt-get upgrade
maka program QGIS pada komputer kita akan ikut diperbaharui.
Gambar 5: Ubuntu Software Center untuk QGIS

2.2.2. Program Pendukung dan Plugin


Untuk software pendukung seperti GPSBabel dapat diunduh di
www.gpsbabel.org/download.html. GPSBabel tersedia untuk platform Windows, Linux dan
MacOS. Instalasi di bawah Windows dilakukan seperti pada umumnya installer Windows.
Untuk Linux GPSBabel dapat diinstal dari source code atau dari repositori distro Linux yang
digunakan.
Plugin dalam QGIS dikelola dalam menu Plugins dan untuk memasang dan menghapusnya
maka kita memilih Plugins > Manage & Install Plugin..... Apabila kita terhubung dengan
internet maka kita akan terhubung dengan repositori plugin dengan banyak pilihan plugin di
dalamnya.

Gambar 6: Halaman download pada gpsbabel.org


Gambar 7: Jendela untuk mengelola plugin yang terpasang.
Ketika menjalankan QGIS maka pengguna akan disajikan jendela :

Gambar 8: Jendela Utama QGIS

Secara singkat anatomi dari jendela utama QGIS, terbagi menjadi 2 bagian, yang di sebelah
kiri adalah daftar layer yang menunjukkan layer yang sedang terpasang. Sebelah kanan
adalah tampilan peta dari layer yang sedang dikerjakan.
Bab 3
Sumber Data GIS

3.1. Data Vektor


Data spasial adalah data yang berkaitan dengan lokasi. Data vektor melibatkan
menyimpan data sebagai obyek geometris. Misalnya, jalan dapat direpresentasikan sebagai
kombinasi dari garis. Data vektor lebih berguna untuk data yang dapat direpresentasikan
sebagai objek diskrit. Juga, lebih mudah untuk menanganinya pada komputer dan dibutuhkan
lebih sedikit ruang (Shekhar & Xiong, 2008).
Data vektor ada 3 jenis yaitu berupa point, line dan polygon seperti pada Gambar 9.

Gambar 9: Vektor dari kiri ke kanan : point, line dan poligon

Point biasanya merepresentasikan lokasi objek yang relatif tidak memiliki panjang atau luas
secara signifikan. Contohnya untuk menunjukkan lokasi bagunan yang tidak diperhitungkan
luasnya dalam peta dan hanya memiliki satu koordinat saja.
Line merepresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang. Vektor line ini terdiri dari
lebih dari satu koordinat dalam bentuk node yang saling terhubung. Contoh penggunaannya
adalah apabila ingin merepresentasikan sungai, jalan, jalur migrasi dll.
Poligon biasanya digunakan apabila ingin merepresentasikan area yang memiliki luas dan
panjang keliling. Poligon juga terdiri dari banyak koordinat dalam node tetapi berbeda dari
line, vektor poligon tidak memiliki ujung. Istilah node juga sering disebut vertex.
Format data vektor yang paling umum dipakai oleh banyak software GIS adalah Shapefile
yang dibuat oleh ESRI (Environmental Science Reserach Institute). Shapefile berguna untuk
pembuatan peta dan beberapa jenis analisis. Banyak data geografis tersedia dalam format
shapefile (Crosier, Booth & Mitchell, 2002). Shapefile disimpan dalam folder-folder. Suatu
shapefile terdiri dari satu set file data vektor dalam shapefile tersebut dan file dBASE®.dbf
yang berisi atribut dari fitur. Gambar 10 menunjukkan bahwa setiap file penyusunnya
memiliki nama yang sama dengan shapefile.
Gambar 10: Komponen shapefile dalam sebuah folder

3.1.1. Koordinat dari GPS


GPS menghasilkan data titik lokasi yang artinya keluaran utama dari GPS adalah data
point. Hasil keluaran dari GPS berupa koordinat dan yang biasa digunakan adalah lintang dan
bujur. Untuk mendapatkan data dari GPS ada beberapa cara dapat kita lakukan dan dua di
antaranya adalah :
1. Mendapatkan dari memory card GPS
Hasil penyimpanan GPS biasanya dalam bentuk file teks dengan berbagai format. Agar
file teks tersebut dapat digunakan oleh QGIS maka perlu dilakukan konversi. Alat yang
dapat kita gunakan adalah GPSBabel. GPSBabel dapat dioperasikan menggunakan
baris perintah atau antarmuka grafis (Graphical User Interface). Melalui baris perintah
adalah :

gpsbabel [options] -i INTYPE -f INFILE [filter] -o OUTTYPE -F OUTFILE


contoh untuk melakukan konversi rekaman dari GPS Magellan ke format CSV
(Comma Separated Value) :

gpsbabel -i magellan -f file_dari_gpsmagellan -o csv -F


file_hasil_konversi

maka pengguna akan mendapatkan file teks baru hasil konversi dalam format CSV.
GPS mendukung banyak format rekaman GPS.

GPSBabel juga dapat dioperasikan melalui GUI melalui icon atau perintah gpsbabelfe.
Kemudian kita memasukkan nama file asal, format GPS asal kemudian nama file hasil
konversi serta format tujuan selanjutnya klik Apply untuk mengaplikasikannya.
2. Membuat file teks secara manual
Teks file yang dikenali oleh QGIS ditulis dalam format CSV yaitu file teks dengan
koma sebagai pemisah argumen data. Contoh :

y,x,waypoint
-7.65997, 111.27607, WPT001
-7.67667, 111.22282, WPT002
-7.67563, 111.22287, WPT003......
Baris pertama akan menjadi judul kolom Y (lintang), X (bujur) dan label waypoint.
Baris-baris berikutnya adalah data koordinat beserta labelnya. Lintang pada belahan
bumi Selatan ditandai negatif (-) dan untuk Utara tanpa penanda. Sistem Koordinat
yang digunakan adalah Lintang Bujur dalam D,D (derajat koma derajat) bukan derajat
menit detik. Contoh di atas menggunakan koma sebagai pemisah.
3. Memasukkan file teks ke dalam QGIS
Untuk memasukkan file teks ke dalam QGIS menjadi sebuah layer maka digunakan
plugin dari menu Layer > Add Delimited Text Layer. Untuk memasukkan file teksnya
diperlukan komponen :
Nama File berisi file teks yang akan dibaca,

Layer Name adalah nama yang akan

ditampilkan,

kemudian kita menentukan format file beserta delimiternya,


kemudian menentukan kolom mana yang merupakan sumbu X dan Y. Sumbu X dan Y
tidak boleh sampai tertukar antara lintang dan bujur. Harus dipastikan bahwa lintang
adalah sumbu Y sedangkan bujur adalah sumbu X.

4. Mendapatkan Koordinat GPS dibantu menggunakan aplikasi pemetaan

Data dari GPS berupa titik koordinat dapat dimasukkan ke dalam aplikasi lain seperti
Maps, google earth atau sejenisnya. Aplikasi pemetaan baik di android ataupun komputer
dapat menampilkan titik koordinat yang nantinya dapat diolah menggunakan QGIS. Titik
koordinat yang sudah di mark di GPS di olah di salah satu aplikasi pemetaan kemudian di
save dalam format kmz.

3.2. Data Raster


Dalam model raster, dunia direpresentasikan sebagai permukaan yang dibagi menjadi
kotak seragam dari sel. Koordinat x, y dari setidaknya satu sudut raster telah diketahui,
sehingga dapat ditemukan dalam ruang geografis. Model raster berguna untuk menyimpan
dan menganalisis data yang berkesinambungan terbentang dalam suatu daerah. Setiap sel
berisi nilai yang dapat mewakili keanggotaan dalam kelas atau kategori, pengukuran, atau
nilai yang ditafsirkan (Crosier, Booth & Mitchell, 2002). Data raster meliputi gambar dan
grid. Gambar, seperti foto udara, citra satelit, atau peta hasil scan, sering digunakan untuk
menghasilkan data GIS. File raster bisa berupa file gambar berekstensi .jpg, .tif dan banyak
format gambar lainnya.
Untuk memuat data raster maka dapat digunakan menu Layer > Add Raster Layer.
Pada contoh Gambar 11 file data raster memiliki ekstensi .asc dan telah tergeoreferensi
sehingga akan menempati lokasi yang benar dalam peta QGIS. Apabila data raster belum
memiliki informasi georeferensi maka kita perlu membuatkan secara manual, dapat dilihat di
Bab 5 georeferencing data raster.

Gambar 11: Data raster dalam layer QGIS berisi model elevasi.

Praktikum 1. Input Koordinat GPS Menggunakan Aplikasi Pemetaan


Tujuan : Koordinat GPS sebagai sumber data menggunakan aplikasi pemetaan
Manfaat : Mahasiswa mampu mengolah data koordinat menggunakan aplikasi pemetaan
sebagai sumber data
Alat : GPS dan Google Earth Pro
Langkah kerja:
1. Mahasiswa dibentuk dalam individu/kelompok
2. Setiap kelompok harus memiliki GPS
3. Setiap kelompok membuat data vektor dengan cara memetakan suatu tempat menggunakan
mark dari GPS masing-masing.

Berikut adalah contoh study kasusnya:


6 orang mahasiswa Biologi sedang meneliti 2 aves dominan yang berada di sekitar Universitas
Brawijaya. Mereka mengamati luas daerah sering ditemukannya suatu spesies aves yang berada
di beberapa fakultas di UB dengan bantuan alat GPS sebagai mark lokasi agar mendapatkan titik
koordinatnya. Berikut adalah hasil dari laporan lapang mereka:
Tabel 1. Hasil pengamatan dua aves dominan di UB
Spesies Titik ditemukan Koordinat
Spesies A Titik 1 7°56'56.41"S
112°36'42.75"E
Titik 2 7°56'58.85"S
112°36'48.12"E
Titik 3 7°57'5.33"S
112°36'47.35"E
Titik 1 7°57'6.04"S
112°36'39.07"E
Titik 2 7°57'11.44"S
Spesies B
112°36'55.14"E
Titik 3 7°57'18.37"S
112°36'45.12"E

4. Koordinat yang sudah didapatkan kemudian diolah menggunakan Google Earth Pro (dapat
berbentuk Point, Line dan Polygon)
5. Titik koordinat dimasukkan dengan cara pilih add place mark pada bagian toolbars, kemudian
masukkan koordinatnya dan beri nama mark yang sudah ditandai. Isi bagian latitude dan
longitude sesuai dengan GPS, untuk merubah warna dan style dapat pilih opsi style,color
(Gambar 12). Hasilnya Seperti contoh dibawah ini, hasil dari placemark ditandai oleh Pin
berwarna dengan judul setiap lokasi A 1-3 dan B 1-3 (Gambar 13)

Gambar 12. Kotak dialog New Placemark

Gambar 13. Hasil add Place mark dari koordinat GPS

6. Data vektor berupa titik koordinat dapat dijadikan sebagai data line dengan add patch,
sedangkan polygon menggunakan add polygon (Gambar 14). Data vektor berupa titik/mark
dapat dijadikan polygon atau line dengan cara menyambungkan antar titik dengan titik
lainnya, seperti contoh dibawah ini (Gambar 15).
A B C

Gambar 14. Ikon vektor di toolbar Google Earth


Keterangan: A) add Place mark ;B) add Polygon ;C) add patch (line)

Gambar 15. Hasil dari add Polygon dari beberapa mark yang tersedia
7. Perlu diingat untuk polygon akan lebih baik jika memiliki banyak titik koordinat agar lebih
spesifik. Jika selesai, data vektor pada kolom place dijadikan dalam satu folder, kemudian
klik kanan dan pilih save as place
8. Lalu save dengan format Kmz atau Kml untuk nantinya diolah di QGIS sebagai sumber data.
9. Akhirnya, sumber data QGIS sudah siap. Sumber data QGIS selain menggunakan metode
manual seperti ini, saudara juga dapat mendownload di beberapa situs dengan gratis beberapa
data vektor dengan format .Shp

Tugas : Download file format .Shp dari internet, dapat berupa suatu wilayah negara, persebaran
suatu spesies tertentu atau lainnya sesuai intruksi ketika praktikum
Bab 4
Digitasi dan Sitem Koordinat QGIS

4.1. Membuat Shapefile Baru


Digitasi merupakan proses penggambaran peta yang dalam hal ini dilakukan secara on-
screen pada layar monitor sehingga menyerupai kondisi nyatanya. Digitasi peta biasanya
berkaitan dengan penggunaan shapefile baru dengan tujuan mendapatkan data vektor dari
data raster. Untuk membuat shapefile baru dapat menggunakan menu Layer > New > New
Shapefile Layer dan berikutnya akan muncul jendela pada Gambar 16 Melalui jendela Layer
Vektor Baru kita dapat menentukan tipe vektor point, line atau poligon. Kita juga dapat
menambahkan kolom pada shapefile dan menetukan tipe data pada kolom yang baru tersebut
dalam New Attribute.
Shapefile baru yang kita tambahkan masih kosong dan kita perlu melakukan editing.
Untuk melakukannya perlu diaktifkan dahulu mode editing untuk layer vektor yang
dimaksud. Kita bisa melakukan klik kanan pada layer vektor dan memilih Toggle editing
atau memilih icon Toggle editing pada toolbar Digitizing
. Ada perbedaan icon ketika Ada perbedaan icon ketika
kita akan melakukan editing untuk layer vektor point, line dan poligon.

Gambar 16. Jendela untuk membuat shapefile baru

Pada saat mode editing aktif, kita dapat menambahkan fitur menggunakan tombol Add
Feature. Untuk point,line dan poligon masing2 memiliki tampilan tombol yang berbeda.
Setelah menyelesaikan editing maka akan terbuka dialog untuk memasukkan data untuk
Feature baru. Untuk editing Feature Line dan Poligon, klik kanan untuk mengakhiri.
Gambar 17. Dialog input atribut.

4.2. Memuat Data Vektor dalam Layer


Melalui menu Layer > Add Vector Layer pengguna dapat memuat data vektor ke dalam
QGIS. Pengguna dapat memasukkan data vektor dari File, Directory, Database atau Protocol
jaringan. Apabila layer vektor sudah dimuat maka pengguna dapat melakukan editing seperti
ketika membuat shapefile baru.

Gambar 18. Dialog untuk memuat data vektor.

4.3. Datum
Ketika kita ingin memetakan hal-hal seperti gunung, sungai, jalan-jalan, dan bangunan,
kita perlu menentukan bagaimana garis lintang dan bujur akan berorientasi dan diposisikan
pada bulatan. Datum melayani tujuan ini dan menentukan persis orientasi dan asal-usul garis
lintang dan bujur relatif terhadap pusat bumi atau speroid. Hal tersebut menjadi bagian dari
digitasi peta untuk membentuk koordinat secara tepat pada posisi yang dipetakan.
Datum WGS84 global (World Geodetic System of 1984) menggunakan pusat bumi
sebagai asal dari GCS dan digunakan untuk mendefinisikan lokasi di seluruh dunia. Karena
datum menggunakan pusat bumi sebagai asalnya, pengukuran lokasional cenderung lebih
konsisten terlepas di mana mereka diperoleh di bumi, meskipun mungkin kurang akurat
daripada yang dihasilkan oleh datum lokal. Perhatikan bahwa beralih antara datum akan
mengubah koordinat (yaitu, lintang dan bujur) untuk semua lokasi yang menjadi perhatian
(Campbell & Shin, 2011).
4.4. Sistem Koordinat
Sistem koordinat kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan posisi yang unik.
Misalnya dalam geometri kita menggunakan koordinat x (horizontal) dan y (vertikal) untuk
menentukan titik- titik pada bidang dua dimensi. Sistem yang paling umum digunakan untuk
menentukan lokasi di bumi tiga dimensi disebut sistem koordinat geografis (GCS) dan
didasarkan pada bola atau speroid. Sebuah speroid (atau disebut ellipsoid hanyalah sebuah
bola yang sedikit lebih lebar daripada tingginya dan kira-kira lebih dekat ke bentuk
sebenarnya dari bumi. Sphere biasanya digunakan sebagai model bumi untuk penyederhanaan
(Campbell & Shin, 2011).

4.5. Sistem Referensi Koordinat (Coordinat Reference System) pada QGIS


QGIS memulai setiap project barunya menggunakan proyeksi global default. Default
CRS globalnya adalah EPSG:4326 – WGS 84 (parameternya proj=longlat +ellps=WGS84
+datum=WGS84 +no_defs), dan sudah terdefenisikan di QGIS. Ketika layer tidak memiliki
CRS, pengguna perlu mendefinisikan bagaimana QGIS merespon layer ini. Dalam QGIS
pengguna dapat menentukan CRS project melalui menu Project > Project Properties
kemudian memilih tab CRS. Kita dapat melihat CRS dari suatu layer melalui properti layer di
bagian metadata. Akan didapat informasi,
Layer Spatial Reference System
+proj=longlat +datum=WGS84

+no_defs yang menunjukkan bahwa CRS yang digunakan adalah WGS 84.

Gambar 19. Jendela CRS untuk menentukan datum bagi layer yang baru dimuat.
Praktikum 2. Digitasi peta dan sistem koordinat menggunakan QGIS
Tujuan : 1. Mengaplikasikan digitasi peta sederhana di QGIS
2. Mengaplikasikan sistem koordinat di QGIS
Manfaat : 1. Mahasiswa mampu menggambarkan suatu wilayah untuk di digitasi dengan QGIS
2. Mahasiswa dapat menerapkan sistem koordinat menggunakan QGIS

Alat : Aplikasi QGIS


Langkah kerja:
1. Buka QGIS pada laptop masing-masing ( Semua mahasiswa diusahakan Wajib
menggunakan laptop/komputer masing-masing )
2. Kemudian, akan muncul jendela utama QGIS (Gambar 20). Pilih bagian ujung kanan
bawah bertuliskan EPSG, kemudian klik dan akan muncul kotak dialog CRS atau dapat
melalui menu Project > Project Properties kemudian memilih tab CRS.

Gambar 20. Jendela utama aplikasi QGIS 3.4.4 Meidera


3. Pilih CRS sesuai dengan kebutuhan dikarenakan akan menentukan sistem koordinat
suatu peta. Pada dasarnya sistem koordinat setiap peta akan berbeda-beda, biasanya
untuk pemetaan paling umum digunakan WGS 84. Jika sudah dipilih, klik Ok
4. Saudara kemudian harus menampilkan peta street map yang memang tersedia di QGIS
dengan cara klik XYZ Tiles pada kotak dialog browser di sebelah kiri, kemudian pilih
Open Street Maps dengan logo seperti berikut . Tunggu hingga
muncul di layar utama seperti gambar dibawah ini (Gambar 21)
Gambar 21. Open street pada layar utama QGIS
5. Kemudian, pilih lokasi/wilayah yang ingin di digitalisasi sesuai keinginan (Gambar 22)
ataupun masukkan sumber data yang telah dibuat sebelumnya, dapat juga menggunakan
titik koordinat. Gunakan kaca pembesar pada bagian toolbar atas untuk zoom layar
utama (CTRL + ALT + +)

Gambar 22. Lokasi yang dipilih untuk di digitalisasi

6. Pilih new shapefile layer pada toolbars, maka akan muncul kotak dialog new
shapefile layer. Setelah itu edit sesuai dengan keterangan berikut ini:
File name : nama file yang akan disimpan, klik simbol paling kanan untuk
meletakkan file
File encoding : Untuk pengkodean karakter yang berada di QGIS (Pilih sesuai
kebutuhan) atau tetap pada System
Geometry type : Pilihan bentuk geometri (point, line atau polygon), dan include z
atau m dimension serta koordinat
Kemudian dibawahnya akan ada tabel New Field
Name : Nama karakter yang akan digunakan, semisal nama area
Type : Tipe karakter berupa text, number, decimal atau date (disesuaikan
dengan Name
Leght : Panjang karakter yang akan digunakan, contoh nama area (8
karakter huruf), kemudian pilih add to field list.
Field list : Daftar karakter yang dibuat

7. Setelah seluruhnya sudah di isi seperti contoh dibawah ini, lalu klik oke (Gambar 22).

Gambar 22. Contoh Isi New Shapefile Layer

8. Lalu, pilih tanda untuk mengaktifkan simbol , kemudian edit ke layar utama
sesuai type geometry seperti polygon untuk suatu wilayah. Jika sudah, klik kanan dan
akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini untuk memberi nama pada kategori yang
dibuat, pilih ok

Gambar 23. Kotak dialog feature attribute


9. Jika selesai seluruhnya sesuai dengan keinginan saudara, maka peta selesai
didigitalisasi seperti gambar dibawah ini (Gambar 24). Saudara dapat mengatur warna
dan pemberian label pada kolom di sebelah kanan layar utama.
Gambar 24. Peta yang sudah didigitalisasi menggunakan QGIS

10. Jika selesai, maka peta dapat diprint atau dicetak


Bab 5
Pengelolaan Data GIS

5.1. Pengelolaan File Data


File data adalah komponen paling penting dalam pekerjaan GIS, karena tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang. Di sini akan membahas pengelolaan data vektor dalam
format shapefile dan data raster.

5.1.1. Konversi Layer Teks menjadi Shapefile


File teks adalah file database yang paling sederhana dengan banyak keterbatasan. File
teks tidak handal untuk menangani data dalam ukuran besar dengan banyak record dan fields.

Gambar 25. Konversi layer teks menjadi Shapefile dengan klik

Untuk melakukan konversi file teks yang telah dimuat dalam QGIS sangat mudah. Pegguna
hanya perlu mengklik kanan pada layer teks yang dimaksud seperti Gambar 25 kemudian
memilih Save As... sebagai ESRI Shapefile dan melalui jendela Gambar 26. Seperti yang
disampaikan sebelumnya bahwa Shapefile terdiri dari banyak file sehingga dalam
penyimpanannya perlu diperhatikan supaya tidak kebingungan di kemudian hari.
Gambar 26. Menyimpan layer vektor ke dalam format lain

5.1.2. Georeferencing Data Raster


Data raster atau gambar peta yang berasal dari alat survey geografi seperti satelit
bisanya sudah memiliki informasi yang menentukan posisinya dalam peta. Data raster yang
semacam itu dikatakan sudah tergeoreferensi. Data raster yang didapat dari peralatan digitasi
lainnya seperti scanner atau kamera digital tidak memiliki data tersebut dan proses
georeferensi harus dilakukan secara manual. Dalam QGIS pengguna dapat menggunakan alat
yang diakses melalui menu Raster > Georeference > Georeferencer GDAL. Jika tidak
ditemukkan, saudara harus mengaktifkan pada menu plugin. Jika sudah selanjutnya akan
muncul jendela untuk transformasi seperti Gambar 27

Praktikum 3. Georeferencing Data Raster


Tujuan : Georeferencing informasi yang didapatkan dari data raster
Manfaat : Mahasiswa mampu melakukan georeferencing
Alat : Aplikasi QGIS
Bahan : Data Raster/ Peta yang memiliki informasi tentang koordinat
Langkah kerja:
1. Memuat peta raster dengan tombol Open Raster . Kita akan ditanya mengenai
Referensi Koordinat dan kita bisa gunakan WGS84.

2. Menentukan titik-titik acuan pada peta raster menggunakan tombol Add Point .
Semakin banyak titik acuan semakin baik. Titik – titik dapat kita masukkan dalam bentuk
koordinat kedalam dialog (Gambar 27). Kita juga dapat memilih From map canvas kalau kita
memiliki acuan yang sudah termuat dalam QGIS. Ketika kita memilih menggunakan
referensi dari map canvas maka kita memilih titik yang berkorelasi dari peta yang sudah
termuat dalam QGIS (Gambar 28)

Gambar 27. Memasukkan koordinat untuk melakukan georeferencing.

Gambar 28. Titik-titik yang berkorelasi antara peta raster pada proses
georeferensi (kiri) dan peta vektor acuan dari QGIS (kanan)

Yang perlu diperhatikan ketika telah menambahkan keseluruhan control point adalah
tabel di bagian bawah (Gambar 29). Pada kolom residual apabila angkanya terlalu besar
biasanya akan menghasilkan peta yang mengalami distorsi sehingga tidak dapat digunakan,
sebaiknya proses georeferensi diulang.
3. Menentukan transformasi menggunakan jendela (Gambar 30) dan menyimpan data raster
ke file baru. Bila kita mencentang Create World File maka kita bisa tetap menggunakan file
.jpg didampingi file .wrd.
4. Menambahkan raster yang telah ditransformasi ke dalam peta dengan mencentang Load in
QGIS when done.
Gambar 29. Jendela untuk melakukan georeferensi pada data raster baru

Gambar 30. Jendela Transformation Settings

5.1. Pengelolaan File Project


Kita tidak menginginkan jika setiap kita akan bekerja dengan data GIS kita harus selalu
menambahkan layer satu per satu dari awal. QGIS dapat menyimpan keadaan kerja kita
terakhir menggunakan menu Project > Save dalam file berekstensi .qgs. Yang perlu
diperhatikan adalah file project sendiri tidak berarti tanpa file data yang mengisinya. Untuk
memindahkan atau menyalin file project maka kita juga perlu memindahkan atau menyalin
file data tanpa ada yang tertinggal. Apabila file project tidak dapat menemukan data yang
bersangkutan maka pengguna akan ditanya lokasi yang baru.
Gambar 31. QGIS tidak menemukan komponen layer di lokasi di hardisk.
Bab 6
Analisis Data GIS

6.1. Tabel Atribut


Pada dasarnya sebuah layer vektor adalah sebuah database yang terdiri dari record
dalam field yang bisa ditampilkan dalam baris dan kolom. Untuk menampilkan Tabel Atribut
suatu layer vektor seperti Gambar 32 maka kita bisa melakukan klik kanan layer yang
dimaksud dan memilih Open Attribute Table.

Gambar 32. Jendela Tabel Atribut berisi kolom yang dimiliki suatu layer vektor.
Melalui tabel atribut ini kita dapat melakukan editing terhadap layer vektor seperti
menambah atau menghapus kolom, mengubah record dll. Sebelumnya juga perlu
mengaktifkan mode editing. Juga tersedia tool Field Calculator yang dapat digunakan untuk
melakukan operasi matematis terhadap isi kolom-kolom kemudian hasilnya disimpan dalam
kolom baru. Dengan tabel atribut ini kita juga dapat melakukan seleksi berdasarkan
parameter dari record database.

6.2. Properti Layer


Banyak hal yang dapat diketahui dengan membuka properti dari layer baik layer vektor
maupun layer raster. Dengan jendela Properti kita dapat mengatur tampilan peta sehingga
lebih informatif dengan penambahan variasi warna atau perubahan ukuran simbol (Gambar
33). Selain itu terdapat tab Style untuk mengubah ukuran representasi layer agar memiliki
ukuran yang berbeda sesuai nilai dalam tabel (Gambar 34).
Gambar 33. Properti Layer di QGIS
Salah satu contohnya adalah mengedit style dari data, contohnya dalam suatu peta tidak
memiliki informasi terkait ketinggian. Oleh karena itu, perlu di download sumber data
berkaitan data ketinggian suatu wilayah. Data tersebut dapat di representasikan dnegan
perbedaan warna, seperti pada langkah-langkah dibawah ini:
1. Ubah Single Symbol menjadi Categorized
2. Pilih Column yang nilainya kita jadikan parameter pengubah tampilan warna.
3. Klik Classify untuk melihat preview hasil pemberlakuan kategori.
4. Klik di ujung kanan bawah dropdown Advanced untuk memilih Size Scale Field kemudian pilih
kolom yang dijadikan parameter pengubah ukuran titik.
5. Klik OK untuk memberlakukan pada layer di peta dan keluar dari jendela Layer Properties.

Gambar 34. Tab Style di bagian layer properties QGIS

6.2.1. Menampilkan Label pada layer


Untuk menampilkan label melalui Layer Properties (klik kanan pada layer yang
dikehendaki kemudian pilih Layer Properties) ada pada tab Labels. Yang perlu dilakukan
adalah mencentang Label this layer with dan memilih kolom yang isinya digunakan untuk
memberikan label (Gambar 35)

Gambar 35. Layer Properties bagian tab Labels untuk menampilkan Label pada layer.
Praktikum 4. Analisa data QGIS
Tujuan : Menganalisis data QGIS sehigga dapat representatif
Manfaat : Mahasiswa mampu merepresentasikan hasil data QGIS
Alat : Aplikasi QGIS
Bahan : Data berformat Shp yang telah di download
Langkah kerja:
1. Buka aplikasi QGIS
2. Kemudian, atur koordinat dan aktifkan open street map (sesuai praktikum sebelumnya)
3. Seret atau masukkan hasil download data dengan format Shp, contoh seperti di bawah
menggunakan Indonesia_Kab. Shp sehingga muncul wilayah indonesia yang dibagi
berdasarkan Kabupatennya (Gambar 36).

Gambar 36. Tampilan setelah input data .Shp di Jendela utama QGIS
4. Setelah itu, klik kanan pada tulisan Indonesia_ Kabupaten yang berada di layer, lalu pilih
Open Attribute Table. Maka akan muncul jendela yang berisi informasi dari data yang telah
di download (Gambar 37).

Gambar 37. Jendela Table Attribute yang berisi data


5. Pada contoh kasus semisal peneliti hanya ingin menganalisis kabupaten Malang saja, oleh
karena itu saudara harus menghilangkan Kabupaten lain dengan cara klik Show All Features,
pilih field filter kemudian klik Kabupaten, lalu tuliskan sesuai kabupaten yang diinginkan
seperti Malang (Gambar 38).

Gambar 38. Jendela Table Attribute yang sudah di filter

6. Selah itu, Pilih pada bagian atas Table Attribute, kemudian klik Malang hinga warnanya
bold biru seluruh datanya. Lalu klik sehingga warna layer malang akan berubah menjadi
abu-abu dan pada tampilan jendela utama untuk Kabupaten Malang akan berbeda dengan
lokasi lainnya (Gambar 39) . Setelah itu, klik simbol untuk delete wilayah lainnya
7. Jika selesai, maka beri label sesuai dengan petunjuk sebelumnya. Sehingga akan muncul
seperti gambar 40
Gambar 39. Tampilan jendela QGIS sebelum data di filters

Gambar 40. Tampilan jendela QGIS setelah data di filters

Kemudian saudara dapat menambahkan data lainnya, contohnya seperti kontur suatu wilayah, populasi,
pesebaran vegetasi, perairan dan lain sebagainya yang dapat di download dari website resmi

8. Kemudian data yang sudah didownload kemudian di insert ke dalam QGIS


9. Selanjutnya, saudara dapat memfilter sesuai data yang tersedia menggunakan Table Attribute
10. Ubah style warna, semisal data berupa sebuah tingkatan (contoh ketinggian) di bagian style properties
untuk symbol diganti menjadi cathegories (Gambar 41)
11. Kemudian rubah warna sesuai kengininan, tekan OK
12. Maka, representasi dari data sudah selesai
Gambar 41. Data yang sudah selesai untuk di presentasikan
Bab 7
Menampilkan Peta
7.1. Menggunakan New Print Layout

New Print dapat diakses melalui menu Project > New Print layout atau layoutr
Manager (Gambar 42) apabila belum membuat layout atau Print layout bila sudah membuat
layout sebelumnya.

Gambar 42. Jendela Layout Manager untuk mengelola layout peta yang kita buat.

Untuk menata komponen peta dalam layout agar siap dipublikasikan maka kita dapat menggunakan
jendela Print Layout (Gambar 43). Beberapa komponen yang dapat ditambahkan antara lain : peta
utama, legenda, skala, arah panah mata angin dan teks keterangan. Sebuah peta baku memiliki
komponen yang telah disediakan oleh layout. Print layout juga memiliki fasilitas mengekspor hasil
layout ke format pdf, jpg dan lainnya untuk ditempelkan pada dokumen lain. Masing-masing
komponen peta dalam layout dapat diatur dalam Item Properties. Berikut langkah-langkahnya:
1. Klik New Print Layout
2. Kemudian akan muncul kotak dialognya, beri nama sesuai keinginan saudara
3. Akan muncul kotak dialog print layout, lalu jika ingin menampilkan peta dalam kertas lembar

pilih , kemudian seret hingga membentuk ukuran yang diinginkan


4. Terdapat pengaturan lain seperti komponen koordinat di bagian item properties.
5. Jika selesai, pilih layout kemudian save as image.
6. Peta berhasil di cetak
Gambar 43. Jendela print layout yang sudah diedit dan siap dicetak
Referensi

Anon, Changelog for QGIS 2.0.0. http://qgis.org/en/site/forusers/visualchangelog200/ index.html?


highlight=quantum#feature-quantum-gis-is-now-known-only-as-qgis [Diakses pada :
December 6, 2014].
Campbell, J. & Shin, M., 2011. Essentials of Geographic Information Systems, Saylor Foundation.
Chang, K.T., 2002. Introduction to Geographic Information Systems, McGraw-Hill. USA.

Crosier, S., Booth, B. & Mitchell, A., 2002. Getting Started with ArcGIS, Environmental Science
Research Institute. Redlands, CA, USA.

Mitchell, T., 2005. Web Mapping Illustrated: Using Open Source GIS Toolkits, O’Reilly Media, Inc.

QGIS Development Team, 2014. QGIS 2.2 Geographic Information User Guide, Open Source
Geospatial Foundation Project.
http://download.osgeo.org/qgis/doc/manual/%3CDOCUMENT.

Shekhar, S. & Xiong, H., 2008. Encyclopedia of GIS, Springer.

Sherman, G.E., 2008. Desktop GIS, Mapping Planet with Open Source Tools, The Pragmatic
Bookshelf. China.

The Ubuntu Manual Team, 2012. Getting Started with Ubuntu 12.04 2nd ed., Creative Commons.

US

Anda mungkin juga menyukai