WWWW
WWWW
Peta merupakan alat yang dapat menjelaskan persoalan suatu ruang atau wilayah, sekaligus mendeskripsikan atau
dapat memberikan berbagai informasi dari wilayah yang dipetakan tersebut. Peta dalam sebuah penelitian sangat
diperlukan terutama yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Peta diperlukan sebagai
petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari
satu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlay),
dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk,
peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta
kemampuan lahan, dan sebagainya.
Bab 1
Komponen Esensial GIS
Dalam kehidupan kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari kita selalu menggunakan GIS.
Meskipun mungkin tidak banyak yang dapat memberikan definisinya atau bahkan
mengetahui kepanjang dari GIS atau SIG. GIS merupakan singkatan dalam bahasa Inggris
yaitu dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia SIG Sistem
Informasi Geografis. Buku ini akan menggunakan GIS untuk memudahkan pembaca
mengacu pada literatur internasional. Geographic Information System (GIS) adalah
kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan Anda untuk membuat, memvisualisasikan,
pencarian dan menganalisis data geospasial. Data geospasial mengacu pada informasi
tentang lokasi geografis dari suatu entitas. Hal ini sering melibatkan penggunaan koordinat
geografis, seperti lintang atau nilai bujur. Data spasial adalah istilah lain yang umum
digunakan, seperti: data geografis, data GIS, data peta, data lokasi, data koordinat dan data
geometri spasial (Mitchell, 2005).
Selain QGIS ada beberapa software yang membantu pekerjaan GIS seperti plugin yaitu
program kecil yang dipasang pada QGIS untuk menambah fungsi. Ada juga program yang
bersifat independen yang membantu pekerjaan GIS seperti GPS Babel www.gpsbabel.org
untuk melakukan konversi format rekaman GPS (Global Positioning System
Bab 2
Mendapatkan dan Instalasi QGIS
Secara singkat anatomi dari jendela utama QGIS, terbagi menjadi 2 bagian, yang di sebelah
kiri adalah daftar layer yang menunjukkan layer yang sedang terpasang. Sebelah kanan
adalah tampilan peta dari layer yang sedang dikerjakan.
Bab 3
Sumber Data GIS
Point biasanya merepresentasikan lokasi objek yang relatif tidak memiliki panjang atau luas
secara signifikan. Contohnya untuk menunjukkan lokasi bagunan yang tidak diperhitungkan
luasnya dalam peta dan hanya memiliki satu koordinat saja.
Line merepresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang. Vektor line ini terdiri dari
lebih dari satu koordinat dalam bentuk node yang saling terhubung. Contoh penggunaannya
adalah apabila ingin merepresentasikan sungai, jalan, jalur migrasi dll.
Poligon biasanya digunakan apabila ingin merepresentasikan area yang memiliki luas dan
panjang keliling. Poligon juga terdiri dari banyak koordinat dalam node tetapi berbeda dari
line, vektor poligon tidak memiliki ujung. Istilah node juga sering disebut vertex.
Format data vektor yang paling umum dipakai oleh banyak software GIS adalah Shapefile
yang dibuat oleh ESRI (Environmental Science Reserach Institute). Shapefile berguna untuk
pembuatan peta dan beberapa jenis analisis. Banyak data geografis tersedia dalam format
shapefile (Crosier, Booth & Mitchell, 2002). Shapefile disimpan dalam folder-folder. Suatu
shapefile terdiri dari satu set file data vektor dalam shapefile tersebut dan file dBASE®.dbf
yang berisi atribut dari fitur. Gambar 10 menunjukkan bahwa setiap file penyusunnya
memiliki nama yang sama dengan shapefile.
Gambar 10: Komponen shapefile dalam sebuah folder
maka pengguna akan mendapatkan file teks baru hasil konversi dalam format CSV.
GPS mendukung banyak format rekaman GPS.
GPSBabel juga dapat dioperasikan melalui GUI melalui icon atau perintah gpsbabelfe.
Kemudian kita memasukkan nama file asal, format GPS asal kemudian nama file hasil
konversi serta format tujuan selanjutnya klik Apply untuk mengaplikasikannya.
2. Membuat file teks secara manual
Teks file yang dikenali oleh QGIS ditulis dalam format CSV yaitu file teks dengan
koma sebagai pemisah argumen data. Contoh :
y,x,waypoint
-7.65997, 111.27607, WPT001
-7.67667, 111.22282, WPT002
-7.67563, 111.22287, WPT003......
Baris pertama akan menjadi judul kolom Y (lintang), X (bujur) dan label waypoint.
Baris-baris berikutnya adalah data koordinat beserta labelnya. Lintang pada belahan
bumi Selatan ditandai negatif (-) dan untuk Utara tanpa penanda. Sistem Koordinat
yang digunakan adalah Lintang Bujur dalam D,D (derajat koma derajat) bukan derajat
menit detik. Contoh di atas menggunakan koma sebagai pemisah.
3. Memasukkan file teks ke dalam QGIS
Untuk memasukkan file teks ke dalam QGIS menjadi sebuah layer maka digunakan
plugin dari menu Layer > Add Delimited Text Layer. Untuk memasukkan file teksnya
diperlukan komponen :
Nama File berisi file teks yang akan dibaca,
ditampilkan,
Data dari GPS berupa titik koordinat dapat dimasukkan ke dalam aplikasi lain seperti
Maps, google earth atau sejenisnya. Aplikasi pemetaan baik di android ataupun komputer
dapat menampilkan titik koordinat yang nantinya dapat diolah menggunakan QGIS. Titik
koordinat yang sudah di mark di GPS di olah di salah satu aplikasi pemetaan kemudian di
save dalam format kmz.
Gambar 11: Data raster dalam layer QGIS berisi model elevasi.
4. Koordinat yang sudah didapatkan kemudian diolah menggunakan Google Earth Pro (dapat
berbentuk Point, Line dan Polygon)
5. Titik koordinat dimasukkan dengan cara pilih add place mark pada bagian toolbars, kemudian
masukkan koordinatnya dan beri nama mark yang sudah ditandai. Isi bagian latitude dan
longitude sesuai dengan GPS, untuk merubah warna dan style dapat pilih opsi style,color
(Gambar 12). Hasilnya Seperti contoh dibawah ini, hasil dari placemark ditandai oleh Pin
berwarna dengan judul setiap lokasi A 1-3 dan B 1-3 (Gambar 13)
6. Data vektor berupa titik koordinat dapat dijadikan sebagai data line dengan add patch,
sedangkan polygon menggunakan add polygon (Gambar 14). Data vektor berupa titik/mark
dapat dijadikan polygon atau line dengan cara menyambungkan antar titik dengan titik
lainnya, seperti contoh dibawah ini (Gambar 15).
A B C
Gambar 15. Hasil dari add Polygon dari beberapa mark yang tersedia
7. Perlu diingat untuk polygon akan lebih baik jika memiliki banyak titik koordinat agar lebih
spesifik. Jika selesai, data vektor pada kolom place dijadikan dalam satu folder, kemudian
klik kanan dan pilih save as place
8. Lalu save dengan format Kmz atau Kml untuk nantinya diolah di QGIS sebagai sumber data.
9. Akhirnya, sumber data QGIS sudah siap. Sumber data QGIS selain menggunakan metode
manual seperti ini, saudara juga dapat mendownload di beberapa situs dengan gratis beberapa
data vektor dengan format .Shp
Tugas : Download file format .Shp dari internet, dapat berupa suatu wilayah negara, persebaran
suatu spesies tertentu atau lainnya sesuai intruksi ketika praktikum
Bab 4
Digitasi dan Sitem Koordinat QGIS
Pada saat mode editing aktif, kita dapat menambahkan fitur menggunakan tombol Add
Feature. Untuk point,line dan poligon masing2 memiliki tampilan tombol yang berbeda.
Setelah menyelesaikan editing maka akan terbuka dialog untuk memasukkan data untuk
Feature baru. Untuk editing Feature Line dan Poligon, klik kanan untuk mengakhiri.
Gambar 17. Dialog input atribut.
4.3. Datum
Ketika kita ingin memetakan hal-hal seperti gunung, sungai, jalan-jalan, dan bangunan,
kita perlu menentukan bagaimana garis lintang dan bujur akan berorientasi dan diposisikan
pada bulatan. Datum melayani tujuan ini dan menentukan persis orientasi dan asal-usul garis
lintang dan bujur relatif terhadap pusat bumi atau speroid. Hal tersebut menjadi bagian dari
digitasi peta untuk membentuk koordinat secara tepat pada posisi yang dipetakan.
Datum WGS84 global (World Geodetic System of 1984) menggunakan pusat bumi
sebagai asal dari GCS dan digunakan untuk mendefinisikan lokasi di seluruh dunia. Karena
datum menggunakan pusat bumi sebagai asalnya, pengukuran lokasional cenderung lebih
konsisten terlepas di mana mereka diperoleh di bumi, meskipun mungkin kurang akurat
daripada yang dihasilkan oleh datum lokal. Perhatikan bahwa beralih antara datum akan
mengubah koordinat (yaitu, lintang dan bujur) untuk semua lokasi yang menjadi perhatian
(Campbell & Shin, 2011).
4.4. Sistem Koordinat
Sistem koordinat kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan posisi yang unik.
Misalnya dalam geometri kita menggunakan koordinat x (horizontal) dan y (vertikal) untuk
menentukan titik- titik pada bidang dua dimensi. Sistem yang paling umum digunakan untuk
menentukan lokasi di bumi tiga dimensi disebut sistem koordinat geografis (GCS) dan
didasarkan pada bola atau speroid. Sebuah speroid (atau disebut ellipsoid hanyalah sebuah
bola yang sedikit lebih lebar daripada tingginya dan kira-kira lebih dekat ke bentuk
sebenarnya dari bumi. Sphere biasanya digunakan sebagai model bumi untuk penyederhanaan
(Campbell & Shin, 2011).
+no_defs yang menunjukkan bahwa CRS yang digunakan adalah WGS 84.
Gambar 19. Jendela CRS untuk menentukan datum bagi layer yang baru dimuat.
Praktikum 2. Digitasi peta dan sistem koordinat menggunakan QGIS
Tujuan : 1. Mengaplikasikan digitasi peta sederhana di QGIS
2. Mengaplikasikan sistem koordinat di QGIS
Manfaat : 1. Mahasiswa mampu menggambarkan suatu wilayah untuk di digitasi dengan QGIS
2. Mahasiswa dapat menerapkan sistem koordinat menggunakan QGIS
6. Pilih new shapefile layer pada toolbars, maka akan muncul kotak dialog new
shapefile layer. Setelah itu edit sesuai dengan keterangan berikut ini:
File name : nama file yang akan disimpan, klik simbol paling kanan untuk
meletakkan file
File encoding : Untuk pengkodean karakter yang berada di QGIS (Pilih sesuai
kebutuhan) atau tetap pada System
Geometry type : Pilihan bentuk geometri (point, line atau polygon), dan include z
atau m dimension serta koordinat
Kemudian dibawahnya akan ada tabel New Field
Name : Nama karakter yang akan digunakan, semisal nama area
Type : Tipe karakter berupa text, number, decimal atau date (disesuaikan
dengan Name
Leght : Panjang karakter yang akan digunakan, contoh nama area (8
karakter huruf), kemudian pilih add to field list.
Field list : Daftar karakter yang dibuat
7. Setelah seluruhnya sudah di isi seperti contoh dibawah ini, lalu klik oke (Gambar 22).
8. Lalu, pilih tanda untuk mengaktifkan simbol , kemudian edit ke layar utama
sesuai type geometry seperti polygon untuk suatu wilayah. Jika sudah, klik kanan dan
akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini untuk memberi nama pada kategori yang
dibuat, pilih ok
Untuk melakukan konversi file teks yang telah dimuat dalam QGIS sangat mudah. Pegguna
hanya perlu mengklik kanan pada layer teks yang dimaksud seperti Gambar 25 kemudian
memilih Save As... sebagai ESRI Shapefile dan melalui jendela Gambar 26. Seperti yang
disampaikan sebelumnya bahwa Shapefile terdiri dari banyak file sehingga dalam
penyimpanannya perlu diperhatikan supaya tidak kebingungan di kemudian hari.
Gambar 26. Menyimpan layer vektor ke dalam format lain
2. Menentukan titik-titik acuan pada peta raster menggunakan tombol Add Point .
Semakin banyak titik acuan semakin baik. Titik – titik dapat kita masukkan dalam bentuk
koordinat kedalam dialog (Gambar 27). Kita juga dapat memilih From map canvas kalau kita
memiliki acuan yang sudah termuat dalam QGIS. Ketika kita memilih menggunakan
referensi dari map canvas maka kita memilih titik yang berkorelasi dari peta yang sudah
termuat dalam QGIS (Gambar 28)
Gambar 28. Titik-titik yang berkorelasi antara peta raster pada proses
georeferensi (kiri) dan peta vektor acuan dari QGIS (kanan)
Yang perlu diperhatikan ketika telah menambahkan keseluruhan control point adalah
tabel di bagian bawah (Gambar 29). Pada kolom residual apabila angkanya terlalu besar
biasanya akan menghasilkan peta yang mengalami distorsi sehingga tidak dapat digunakan,
sebaiknya proses georeferensi diulang.
3. Menentukan transformasi menggunakan jendela (Gambar 30) dan menyimpan data raster
ke file baru. Bila kita mencentang Create World File maka kita bisa tetap menggunakan file
.jpg didampingi file .wrd.
4. Menambahkan raster yang telah ditransformasi ke dalam peta dengan mencentang Load in
QGIS when done.
Gambar 29. Jendela untuk melakukan georeferensi pada data raster baru
Gambar 32. Jendela Tabel Atribut berisi kolom yang dimiliki suatu layer vektor.
Melalui tabel atribut ini kita dapat melakukan editing terhadap layer vektor seperti
menambah atau menghapus kolom, mengubah record dll. Sebelumnya juga perlu
mengaktifkan mode editing. Juga tersedia tool Field Calculator yang dapat digunakan untuk
melakukan operasi matematis terhadap isi kolom-kolom kemudian hasilnya disimpan dalam
kolom baru. Dengan tabel atribut ini kita juga dapat melakukan seleksi berdasarkan
parameter dari record database.
Gambar 35. Layer Properties bagian tab Labels untuk menampilkan Label pada layer.
Praktikum 4. Analisa data QGIS
Tujuan : Menganalisis data QGIS sehigga dapat representatif
Manfaat : Mahasiswa mampu merepresentasikan hasil data QGIS
Alat : Aplikasi QGIS
Bahan : Data berformat Shp yang telah di download
Langkah kerja:
1. Buka aplikasi QGIS
2. Kemudian, atur koordinat dan aktifkan open street map (sesuai praktikum sebelumnya)
3. Seret atau masukkan hasil download data dengan format Shp, contoh seperti di bawah
menggunakan Indonesia_Kab. Shp sehingga muncul wilayah indonesia yang dibagi
berdasarkan Kabupatennya (Gambar 36).
Gambar 36. Tampilan setelah input data .Shp di Jendela utama QGIS
4. Setelah itu, klik kanan pada tulisan Indonesia_ Kabupaten yang berada di layer, lalu pilih
Open Attribute Table. Maka akan muncul jendela yang berisi informasi dari data yang telah
di download (Gambar 37).
6. Selah itu, Pilih pada bagian atas Table Attribute, kemudian klik Malang hinga warnanya
bold biru seluruh datanya. Lalu klik sehingga warna layer malang akan berubah menjadi
abu-abu dan pada tampilan jendela utama untuk Kabupaten Malang akan berbeda dengan
lokasi lainnya (Gambar 39) . Setelah itu, klik simbol untuk delete wilayah lainnya
7. Jika selesai, maka beri label sesuai dengan petunjuk sebelumnya. Sehingga akan muncul
seperti gambar 40
Gambar 39. Tampilan jendela QGIS sebelum data di filters
Kemudian saudara dapat menambahkan data lainnya, contohnya seperti kontur suatu wilayah, populasi,
pesebaran vegetasi, perairan dan lain sebagainya yang dapat di download dari website resmi
New Print dapat diakses melalui menu Project > New Print layout atau layoutr
Manager (Gambar 42) apabila belum membuat layout atau Print layout bila sudah membuat
layout sebelumnya.
Gambar 42. Jendela Layout Manager untuk mengelola layout peta yang kita buat.
Untuk menata komponen peta dalam layout agar siap dipublikasikan maka kita dapat menggunakan
jendela Print Layout (Gambar 43). Beberapa komponen yang dapat ditambahkan antara lain : peta
utama, legenda, skala, arah panah mata angin dan teks keterangan. Sebuah peta baku memiliki
komponen yang telah disediakan oleh layout. Print layout juga memiliki fasilitas mengekspor hasil
layout ke format pdf, jpg dan lainnya untuk ditempelkan pada dokumen lain. Masing-masing
komponen peta dalam layout dapat diatur dalam Item Properties. Berikut langkah-langkahnya:
1. Klik New Print Layout
2. Kemudian akan muncul kotak dialognya, beri nama sesuai keinginan saudara
3. Akan muncul kotak dialog print layout, lalu jika ingin menampilkan peta dalam kertas lembar
Crosier, S., Booth, B. & Mitchell, A., 2002. Getting Started with ArcGIS, Environmental Science
Research Institute. Redlands, CA, USA.
Mitchell, T., 2005. Web Mapping Illustrated: Using Open Source GIS Toolkits, O’Reilly Media, Inc.
QGIS Development Team, 2014. QGIS 2.2 Geographic Information User Guide, Open Source
Geospatial Foundation Project.
http://download.osgeo.org/qgis/doc/manual/%3CDOCUMENT.
Sherman, G.E., 2008. Desktop GIS, Mapping Planet with Open Source Tools, The Pragmatic
Bookshelf. China.
The Ubuntu Manual Team, 2012. Getting Started with Ubuntu 12.04 2nd ed., Creative Commons.
US