Prediksi Erosi Menggunakan Model USLE Di Sub Das Amohalo
Prediksi Erosi Menggunakan Model USLE Di Sub Das Amohalo
Abstract: The results of several studies show that the results of the Wanggu River drainage area such as
changes in land use into residential areas are quite fast, causing problems such as erosion and sedimentation
indicated by eroded cliffs, erosion of grooves and ditches on the ground, and sedimentation in river bodies and
Kendari Bay.This study aims to assess the erosion hazard level and analyze the distribution of erosion hazard
levels and determine suitable land conservation directives in the Amohalo watershed. This study uses the USLE
method with equation A = R.K.L.S.C.P by combining the value of the depth of the soil solum and comparing the
potential erosion value of the permissible erosion. The results showed that there is 1 unit of land that has a very
severe erosion hazard level which is generally spread in Mokoau and Lamokula villages, and 11 land units that
have very mild erosion hazard levels which are generally spread in the Baruga and Konda Districts.Whereas
land conservation directives carried out in the Amohalo River Subdistrict namely shrub land use are directed to
be used as high density mixed gardens and others are converted into forests, making construction bench terraces
both on mixed garden land use and other mixed gardens directed to be made forest back.
April --- 31
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
Tingkat Bahaya Erosi ditentukan permukaan yang terjadi yang dapat dilihat
dengan membandingankan antara nilai pada tabel berikut:
kedalaman solum tanah terhadap nilai erosi
Tabel 3. Kelas Tingkat Bahaya Erosi
Kelas Erosi
I II III IV V
Solum Tanah
Erosi (ton/ha/tahun)
(cm)
<15 15-60 60-180 180-480 >480
Dalam SR R S B SB
(>90) 0 I II III IV
Sedang R S B SB SB
(60-90) I II III IV IV
Dangkal S B SB SB SB
(30-60) II III IV IV IV
Sangat Dangkal B SB SB SB SB
(<30) III IV IV IV IV
Sumber: Hardjowigeno, 2017
Keterangan :
SR (Sangat Ringan), R (Ringan), S (Sedang), B (Berat), dan SB (Sangat
Berat).
April --- 33
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
34 --- April
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
dengan penggunaan lahan sawah irigasi tinggi dengan banyak serasah penutup
dengan nilai C 0,01 tanpa tindakan tanah sehingga nilai C 0,001 dan nilai P
konservasi sehingga P 1,00, F224k 1,00. Jenis vegetasi yang terdapat di Sub
merupakan kebun campur kerapatan tinggi DAS Amohalo yaitu pohon besi, cengkeh,
sehingga nilai C 0,1 dengan tindakan jambu mete, coklat, pisang, pepaya, padi,
konservasi dengan teras bangku kontruksi komba-komba, pohon jati, mahoni, kacang
kurang baik sehingga nilai P 0,35, panjang, ubi kayu dan berbagai macam
M152hkt merupakan hutan kerapatan rerumputan yang tumbuh liar (Gambar 5).
Hasil penelitian menunjukan bahwa geologi serta jenis penggunaan lahan yang
sebaran erosi di Sub DAS amohalo cukup terdapat di Sub DAS Amohalo.
bervariasi mulai dari kategori sedang Selain faktor curah hujan, yang
sampai erosi berat (Lihat Tabel 5). Hal ini takkalah penting perannya dalam kejadian
dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah erosi adalah faktor panjang dan kemiringan
hujan, maupun karakteristik fisik lahan lereng serta penggunaan lahan dan upaya
seperti kemiringan lereng, jenis tanah, konservasi tanah. Panjang dan kemiringan
lereng berperan dalam proses kejadian
36 --- April
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
erosi. Panjang dan kemiringan lereng banyaknya akumulasi tanah yang terbawa
berpengaruh terhadap jumlah air larian oleh air hingga mencapai dasar lereng.
yang terjadi pada suatu lahan serta
April --- 37
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
Pada dasarnya semakin panjang dan hujan terhadap tanah. Suatu vegetasi
miring lereng suatu lahan maka potensi penutup tanah yang baik seperti rumput
kejadian erosi semakin besar dan tanah yang tebal atau hutan yang lebat akan
yang tererosi semakin banyak. Hal ini mengurangi pengaruh hujan dan topografi
dikarenakan pada lahan yang miring maka terhadap erosi. Sedangkan tindakan
proses aliran permukaan semakin besar dan konservasi tanah adalah upaya manusia
cepat sehingga tanah yang terbawa oleh air dalam mengelola lahan untuk bisa
semakin banyak pula. Faktor penggunaan mengurangi jumlah kehilangan tanah
lahan sendiri berkaitan dengan tumbuhan akibat erosi. Lahan yang terdegradasi
atau tanaman penutup tanah yang berfungsi akibat erosi akan kehilangan
mengurangi atau mencegah jumlah kemampuannya untuk bisa dimanfaatkan
kehilangan tanah akibat erosi pada suatu oleh manusia khususnya dibidang
lahan. Lahan dengan penutup tanah yang pertanian sehingga perlu adanya tindakan
baik memiliki potensi erosi yang lebih konservasi agar tanah bisa produktif
rendah dibandingkan dengan lahan yang kembali.
tidak memiliki penutup tanah sama sekali Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui
seperti lahan kosong. Hal ini dikarenakan bahwa Tingkat Bahaya Erosi Sangat
penutup tanah mempengaruhi air yang Ringan (TBE-SR) memiliki besar erosi
sampai kepermukaan tanah dan tanah berkisar antara 0,36 t. ha−1 thn−1
mengurangi aliran permukaan serta sampai dengan 11,73 t. ha−1 thn−1 dengan
mengurangi pukulan lansung butir-butir kedalaman tanah lebih dari 120 cm
38 --- April
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
meliputi luas daerah 4.519,02 ha atau hingga kedasar lereng yang membuat nilai
44,97% dari luas wilayah Sub DAS erosi menjadi besar.Tingkat bahaya erosi
Amohalo. TBE sangat ringan terjadi juga kategori berat tersebar di Kelurahan
karena adanya konservasi tanah yang Baruga, Andonuhu, Kambu, Lepo-lepo
cukup baik yaitu teras bangku kontruksi serta Desa Amohalo dan Lombuea. Tingkat
sedang serta adanya serasah penutup tanah Bahaya Erosi Sangat Berat (TBE-SB)
yang terdapat pada satuan lahan F222k. memiliki besar erosi tanah 1.445,38
Tingkat bahaya erosi sangat ringan tersebar t. ha−1 thn−1 dengan kedalaman mulai dari
di Kelurahan Lalolara, Baruga, serta Desa 15 cm meliputi luas daerah 2.225,64 ha
Cialam Jaya, Lamokula dan Lombuea. atau 2,25% dari luas wilayah Sub DAS
Tingkat Bahaya Erosi (TBE-R) memiliki Amohalo. Penggunaan lahan pada daerah
besar erosi tanah 27,46 t. ha−1 thn−1 ini kebanyakan semak belukar. Terjadinya
dengan kedalaman tanah lebih dari 120 cm erosi sangat berat pada daerah ini
meliputi luas daerah 153,82 ha atau 1,53% dikarenakan faktor kedalaman tanah yang
dari luas wilayah dengan Sub DAS sangat dangkal serta penggunaan lahan
Amohalo. TBE pada daerah dengan semak belukar tanpa adanya tumbuhan
penggunaan lahan kebun campuran penutup tanah. Curah hujan yang tinggi
termasuk ringan karena berada pada lahan membuat aliran permukaan menjadi besar
yang datar sehingga laju aliran permukaan dan tanah yang tererosi semakin banyak
pada lahan ini sangat kecil dan tanah yang karena tidak ada media yang menahan laju
tererosi menjadi kecil. Tingkat bahaya erosi permukaan khususnya pada daerah
erosi ringan tersebar di Kelurahan Baruga perkebunan. Selain itu, adanya penggunaan
dan Desa Wonua. Tingkat Bahaya Erosi lahan semak belukar pada daerah ini
Sedang (TBE-S) memiliki besar erosi dengan tanaman penutup tanah sekunder
tanah berkisar antara 1,62 t. ha−1 thn−1 yang berumur relatif pendek membuat
sampai dengan 84,52 t. ha−1 thn−1 dengan tidak adanya media yang memperlambat
kedalaman tanah 30 cm sampai dengan atau menahan laju erosi yang terjadi.
lebih dari 120 cm meliputi luas daerah Tingkat bahaya erosi kategori sangat berat
2.400,37 ha atau 23,89% dari luas wilayah tersebar di Kelurahan Mokoau, dan Desa
dengan Sub DAS Amohalo. Tingkat Lamokula.
bahaya erosi sedang tersebar di Kelurahan
Baruga dan Desa Lamokula. Tingkat 3.6. Arahan konservasi tanah di Sub
Bahaya Erosi Berat (TBE-B) memiliki DAS Amohalo.
besar erosi tanah berkisar antara 1,92 Arahan konservasi lahan ditentukan
t. ha−1 thn−1 sampai dengan berdasarkan nilai dari hasil perbandingan
145,79 t. ha−1 thn−1 dengan kedalaman antara erosi permukaan yang terjadi
yang relatif dangkal mulai dari 10 cm terhadap nilai erosi yang masih
sampai 80 cm meliputi luas daerah diperbolehkan. Langkah pertama dalam
2.504,56 ha atau 24,92% dari luas wilayah arahan konservasi lahan adalah
Sub DAS Amohalo. Walaupun penggunan menentukan tindakan konservasi yang
lahan pada daerah ini didominasi oleh tepat untuk setiap satuan lahan yang erosi
hutan dengan tingkat kerapatan tinggi akan permukaannya telah melampauhi batas
tetapi masuk kategori Tingkat Bahaya erosi yang diperbolehkan. Apabila
Erosi Berat (TBE-B) karena kedalam tanah tindakan konservasi yang akan
pada daerah ini tergolong dangkal dan direncanakan belum mampu mengurangi
tersusun atas tanah podsolik yang sangat jumlah erosi permukaan, maka langkah
peka terhadap erosi. Sehingga, pada saat berikutnya adalah mengganti jenis
musim hujan air dengan mudah mengikis penggunaan lahan pada satuan lahan
permukaan tanah dan mengangkutnya dengan nilai erosi permukaan yang besar.
April --- 39
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, L, O., 2012, Kajian Dampak Dinamika
4. KESIMPULAN Penggunaan Lahan di Das Wanggu
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Terhadap Sedimentasi Di Teluk
Tingkat Bahaya Erosi Sangat Ringan (TBE- Kendari Sulawesi Tenggara [Skripsi].
SR) memiliki besar erosi tanah berkisar Bogor: Bogor Agricultural University,
antara 0,36 t. ha−1 thn−1 sampai dengan A’yunin, Qurratul, 2008. Prediksi Tingkat
11,73 t. ha−1 thn−1 dengan kedalaman tanah Bahaya Erosi Dengan Metode Usle Di
lebih dari 120 cm meliputi luas daerah Lereng Timur Gunung
4.519,02 ha atau 44,79% dari luas Sindoro [Skripsi]. Surakarta:Fakultas P
keseluruhan Sub DAS Amohalo. Tingkat ertanianUniversitas Sebelas Maret
Bahaya Erosi Sangat Berat (TBE-SB) Surakarta.
memiliki besar erosi tanah 1.445,38 Auliyani, Diah dan Wahyu Wisnu Wijaya.
t. ha−1 thn−1 dengan kedalaman tanah 15 cm 2017. Perbandingan Prediksi Hasil
meliputi luas daerah 225,64 ha atau 2,25% Sedimen Menggunakan Pendekatan
dari luas keseluruhan Sub DAS Amohalo. Model Universal Soil Loss Equation
Arahan konservasi dilakuan dengan Dengan Pengukuran Langsung. Jurnal
tujuan untuk mengurangi jumlah erosi yang Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran
terjadi agar tidak melapaui batas erosi yang Sungai, Vol.1 No.1, p.61-71
masih diperbolehkan. Satuan lahan yang Fahliza, Usna, Dinar Dwi Anugerah P,
direkomendasikan untuk dikonservasi yaitu Sarino.2013. Analisis Erosi Pada
F224k dibuatkan teras bangku kontruksi Subdas Lematang Hulu. Jurnal Teknik
baik, F222sb dari semak belukar diarahkan Sipil dan Lingkungan, Vol.1 No.1,
untuk jadi kebun campuran kerapatan tinggi, p.32-39
F224sb dari semak belukar diarahkan untuk Hardjowigeno Sarwono dan
dijadikan kebun campuran kerapatan tinggi, Widiatmaka. 2017. Evaluasi
F321k (ubi kayu dan kacang panjang) dan Kesesuaian Lahan Dan Perencanaan
H234k (jati dan mahoni) diarahkan untuk Tataguna Lahan. Yogyakarta: Gadjah
ditambahkan serasah dan mulsa dari Mada Universiy Press.
dedaunan, serta H234sb diarahkan dari Mey, Djafar., Sahindomi B dan Jufri K.,
semak belukar menjadi hutan. 2018. Pemodelan Kehilangan Karbon
TBE-SR tersebar di Kelurahan Baruga Organik Tanah Akibat Erosi Di
(884,67 ha/8,80%), Desa Cialam Jaya Daerah Aliran Sungai (DAS)Wanggu
(482,14 ha/4,80%), Lombuea (2.507,28 Kota Kendari. Lembaga Penelitian
ha/24,95%), Amohalo (420,48 ha/4,18%), Dan Pengabdian Kepada Masyrakat
Lalolara (974,66 ha/9,70%), dan Lamokula Universitas Halu Oleo Kendari.
(364,59 ha/9,70%). Sedangkan TBE-SB Sufiani, 2005. Prediksi Erosi Dengan
tersebar di Kelurahan Mokoau (200,28 Menggunakan Metode USLE Di
ha/1,99%) dan Desa Lamokula (135,64 Daerah Aliran Sungai (DAS) Labalano
ha/1,35%). Kabupaten Muna. [Skripsi]. Kendari:
Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo Kendari.
April --- 41
Physical and Social Geography ISSN : 2685-5720
Research Journal e-ISSN : 2685-5755
(PSGRJ) | Vol. 2 | No. 1| 2020
42 --- April