Oleh :
Kelompok 1
1. Nur Indah (R1B120001)
2. Oksana Dewianti (R1B120002)
3. George Jenny Muhammad (R1B120006)
4. Neri Nelasari (R1B120009)
5. Cut Camelia (R1B120017)
6. Ela Desti Nova (R1B120018)
7. King Abdul Azis (R1B120020)
8. Muh. Rizky Abdillah (R1B120024)
9. Pinky Alista Maharani (R1B120029)
10. Zul Isma Isra Halidin (R1B120011)
11. Rinaldi Muh. Biu (R1B120031)
12. Samsuriani (R1B120034)
13. Salman Abi (R1B120033)
14. Muh. Heri Danubrata (R1B119017)
15. Teguh Hermawan Putra (R1B119026)
16. Eko Mulhadis (R1B119036)
17. Muh Irfan (R1B119044)
18. Cahya Ramadhan (R1B117024)
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
PRAKTIKUM KULIAH KERJA LAPANGAN II
Disahkan Oleh
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
ii
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, ridha, dan karunia-Nya laporan
Shalawat serta salam tak lupa kami hanturkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW. yang selalu menjadi petunjuk bagi umat manusia hingga saat ini.
Kerja Lapangan II ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasa, maupun dalam penulisannya. Oleh sebab itu, penyusun sangat berharap
kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang sangat membangun
agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................... 2
1.3 Kompetensi Ditargetkan.......................................................................... 3
1.4 Materi Kerja Praktek ............................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4
2.1 Konsep Penatagunaan Lahan .................................................................. 4
2.2 Pengertian Kawasan Resapan Air ........................................................... 5
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawasan Resapan Air .................... 7
2.4 Analisis Spasial dengan Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) .. 8
III. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum .............................................................. 10
3.2 Jenis Penggunaan Data .......................................................................... 10
3.3 Alat dan Bahan ...................................................................................... 11
3.4 Prosedur ............................................................................................... 12
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 17
4.1 Gambaran Umum Lokasi ...................................................................... 17
4.2 Hasil ...................................................................................................... 17
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 20
V. PENUTUP ................................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23
5.2 Saran……… .......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN .............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
penggunaan lahan dari area terbuka menjadi area terbangun. Daerah resapan air di
daerah ini sangat penting keberadaannya, dimana daerah resapan air ini dinilai
berfungsi sebagai resapan air ini mengalami penurunan yang terus menerus,
tingginya volume air larian permukaan, yang mana apabila jumlahnya lebih
besar daripada debit tampungan DAS yang ada pada wilayah Kecamatan
1
Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air
bumi (aquifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air adalah
peningkatan aliran permukaan, akibatnya jumlah air yang hilang ke laut akan
Kecamatan Wolo.
Kecamatan Wolo.
2
4. Untuk mengetahui dan memahami penggunaan lahan Kecamatan Wolo.
praktikan mampu.
sebagai berikut:
2. Kemiringan Lerang
3. Curah Hujan
4. Penggunaan lahan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tataguna lahan adalah struktur dan pola pemanfaatan lahan, baik yang
terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil. Dengan memahami ruang sebagai wadah yang meliputi
ruang darat, laut dan udara termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah
(UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang), maka peranan penatagunaan
lahan menjadi sangat penting, tidak hanya sebagai ruang fungsional tempat
4
berlangsungnya aktivitas tetapi juga secara politik sebagai wujud teritori atau
implementasi penatagunaan lahan yang dapat dilakukan saat ini lebih kepada
pohon keras pada daerah rawah longsor, pembukaan lahan tidak dilakukan
pembakaran, dan tidak melakukan penggunaan lahan secara intensif (Hakim dkk,
2019).
untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi
(aquifer) yang berguna sebagai sumber air (Peraturan Daerah Kota Manado no 1
Tahun 2014). Menurut Wibowo 2006, Kawasan resapan air adalah daerah tempat
meresapnya air hujan ke dalam tanah yang selanjutnya menjadi air tanah. Menurut
5
Daerah resapan air adalah daerah tempat meresapnya air hujan ke dalam
tanah yang selanjutnya menjadi air tanah. Kenyataannya semua daratan di muka
bumi dapat meresapkan air hujan. Dalam penelitian ini pengertian daerah resapan
air ditekankan dalam kaitannya dengan aliran air tanah secara regional. Daerah
resapan regional berarti daerah tersebut meresapkan air hujan dan akan mensuplai
air tanah ke seluruh cekungan, tidak hanya mensuplai secara lokal dimana air
Kawasan resapan air berperan sebagai penyaring air tanah. Ketika air
masuk ke daerah resapan maka akan terjadi proses penyaringan air dari partikel-
partikel yang terlarut di dalamnya. Hal ini dimungkinkan karena perjalanan air
dalam tanah sangat lambat dan oleh karenanya memerlukan waktu yang relatif
lama. Pada keadaan normal, aliran air tanah langsung masuk ke sungai yang
terdekat (Asdak, 1995). Daerah resapan air dalam Keputusan Menteri Lingkungan
dalam tanah yang selanjutnya menjadi air tanah (Gunawan dkk, 2016).
Kekurangan air dapat disebabkan oleh daya resap lahan terhadap air.
Kawasan yang tidak dapat menyerap air dengan baik akan mengalirkan limpasan
air dipermukaan tanah langsung menuju sungai dan laut tanpa didahului proses
penyerapan air ke dalam tanah. Hal ini berdampak pada berkurangnya volume air
tanah sehingga pengambilan air tanah tidak dapat maksimal. Selain faktor alam,
dijadikan area terbangun yang menyebabkan daya resap air berkurang. Daerah
aliran sungai sebagai penyangga air tanah juga tidak dapat berfungsi dengan baik
6
apabila kawasan resapan airnya rusak. Kondisi air pada DAS Kanal Timur terlihat
memprihatinkan pada musim kemarau tahun ini karena hampir seluruh area
sungai hanya terisi oleh tanah tanpa adanya air (Gunawan dkk, 2016).
Secara umum proses resapan air tanah ini terjadi melalui 2 proses
berurutan, yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah) dan
perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh
air. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang
ditentukan oleh kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi
maksimum yang mungkin, yang besarnya ditentukan oleh kondisi tanah di zona
tidak jenuh. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan jika laju infiltrasi
masih lebih kecil dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak akan terjadi jika porositas
dalam zona tidak jenuh belum mengandung air secara maksimum. Daerah resapan
air adalah daerah tempat meresapnya air hujan ke dalam tanah yang selanjutnya
antara lain:
a. Kondisi hidrogeologi yang serasi, meliputi : arah aliran air tanah, adanya
b. Kondisi morfologi/ medan/ topografi, semakin tinggi dan datar lahan semakin
c. Tataguna lahan, lahan yang tertutup tumbuhan. Daerah resapan air dalam
7
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi air adalah:
b. Kadar air dalam tanah, semakin kering tanah infiltrasi semakin besar.
karena pukulan butirbutir hujan, penyumbatan pori oleh butir halus, karena
2006).
SIG merupakan suatu alat yang tepat untuk mengelola data spasial, SIG
memungkinkan untuk analisis data tabulasi dan spasial secara cepat dan akurat.
Dalam melakukan analisa spasial berbasis SIG akan dilakukan tahapan antara lain,
digitasi ke data vektor dari image raster, pembuatan model kriteria analisa potensi
dengan membandingkan antara potensi LPK lama dan LPK baru, pengumpulan
data untuk dimasukan dalam database SIG, melakukan analisa proximity terhadap
8
proyeksi peta. Peta dapat dihimpun dalam format yang berbeda dan untuk
kegunaan yang berbeda. QGIS memungkinkan peta yang akan terdiri dari lapisan
raster atau vektor. Tipikal untuk jenis perangkat lunak, data vector disimpan baik
sebagai titik, garis, atau ciri-poligon. Berbagai jenis citra raster yang didukung,
dan perangkat lunak ini dapat menampilkan citra georeferensi (Budiyanto dkk,
2020).
menyimpan data serta menganalisis objek beserta data geografis yang bersifat
penting dan kritis untuk dianalisis. Aplikasi Sistem Informasi Geografis telah
tematik dan sebagainya. Dimana secara umum kegiatan analisi ini meliputi :
2. Menganalisis peta dengan titik, garis dan poligon dan mengoverlaynya dengan
metode irisan, union, identitas, hapus, klip dan operasi paste (Handayani dkk,
2005).
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Judul Tema “Analisis Kawasan Resapan Air” dilaksanakan pada hari Kamis, 23
dengan Kecamatan Ueesi dan di bagian Barat Berbatasan dengan Teluk Bone
Lalonaha, Desa Lalonggopi, Desa Lana, Desa Langgomali, Desa Lapao-Pao, Desa
kayu di hutan.
Data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan baik
melalui survei terestrial maupun dengan metode penginderaan jauh dan sistem
10
informasi geografis, dan data sekunder adalah data yang sudah ada yang
kemudian diolah lagi menjadi data baru. Data sekunder dapat diperoleh dari
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
langsung dilapangan. Data primer yang digunakan pada penelitian ini yaitu data
lapangan. Data primer juga dapat dianalisis sendiri seperti data-data yang tersedia
dibeberapa situs yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
penelitian, departemen instansi dan sebagainya. Data sekunder pada penelitian ini
yaitu Peta Jenis Tanah, Peta Kemiringan Lereng, Peta Penggunaan Lahan, dan
Curah Hujan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat
11
bersifat mendukung proses penelitian yang
sedang berlangsung
4 GPS (Global Positioning Untuk mendukung dalam memperoleh data
System primer
3.4 Prosedur
membuat peta curah hujan dan peta penggunaan lahan. Adapun tahapan kerja
Citra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Citra SAS Planet tahun
12
3.4.2 Tahapan Pengolahan Data
bertujuan untuk memperkecil kapasitas file yang akan diolah serta mempercepat
dengan mengolah data satu scene penuh pada wilayah kajian Kecamatan Wolo,
Kabupaten Kolaka.
resapan air yaitu dengan teknik pengamatan langsung dan wawancara terhadap
Teknik analisis data merupakan salah satu cara untuk mengolah sebuah
data menjadi variasi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah
Dalam teknik analisis data terdapat dua kategori yang umum dalam teknik
pengkajian data, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data
kualitatif.
13
3.5.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya numerik atau dapat dihitung
angket, atau survei. Karena data yang didapat dalam bentuk angka, maka teknik
Data kualitatif adalah kebalikan dari data kuantitatif. Jadi, data yang
kualitatif didapatkan dari wawancara dan observasi sehingga data yang didapat
1. Analisis Wacana
bertujuan untuk mencari tahu terkait pola-pola yang ada di dalam suatu aktivitas
komunikasi.
Tujuan wacana yang ingin dicapai dalam sebuah wacana juga dapat
dipengaruhi atau juga ditentukan oleh kebutuhan dasar manusia. Ada 4 kebutuhan
yakni:
Keinginan untuk dapat memberi informasi kepada orang lain atau juga
atau suatu hal, dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
14
Keinginan untuk dapat menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk
atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu
2. Analisis Naratif
akan disajikan ke dalam suatu deskripsi cerita. Analisi dalam penggunaan lahan
untuk pertanian di Kecamatan Wolo masa panen padi dalam waktu satu tahun
dapat dilakukan penanaman padi tiga kali atau ada tiga periode tanam.
Berdasarkan data Luas Tanam Akhir (LTA), Luas Panen (LP), dan Hasil per
Hektar gabah (HH) dalam kurun waktu tertentu akan dianalisis berdasarkan
Bila setahun rata-rata dua kali panen, hasil pokoknya sekitar 12-14 ton per
tahun, per hektar. Dengan Padi Ratun, hasilnya sekitar 24-34 ton setahun
tergantung dari musim atau cuaca,” katanya. Secara umum, ratun, salibu, atau
singgang, merupakan metode menanam padi yang tumbuh atau ditumbuhkan dari
Dalam analisis penggunaan lahan buah cacao masa panen buah cacao
akan dilakukan tiga tahun setelah awal penanaman, panen akan dilakukan tiap
bulan setelah buahnya muncul dan matang, panen biasanya dilakukan dua kali per
15
bulan. Penghasilan dalam sekalipanen biasanya mencapai 700-800 ribu/kl. Setiap
15 tahun bibitnya akan di ganti, jika ada pohon yg rusak atau mengelami sakit
langsung akan ditebang, karna berpotensi menular ke pohon lain 3-4 kali per
tahun setelah pohonnya berbuah. Pada penggunaan lahan buah cacao hujan sangat
berpengaruh pada hasil panen, buah jadi rusak, dan penjemuran cacao tidk
Pada analisis penggunaan lahan buah kelapa, panen dilakukan 3-4 kali per
dampaknya bisa merembes sekitarnya khusuny pohon kelapa lain, bisa langsung
tumbang atau rusak pohonnya sedangkan masa panen kelapa Tidak tergantung
musim jika buah kelapa suda tua atau sudah bisa dipanen segera diambil dari
pohonnya dan diolah menjadi kopra. Selain di olah menjadi kopra, kelapa juga
bisa di olah menjadi minyak goreng, biasanya hasil minyaknya akan di jual atau
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Wolo adalah kependekan dari Mowolo (Berasal dari Bahasa Tolaki yang
Timur Berbatasan dengan Kecamatan Uei dan di bagian Barat Berbatasan dengan
Teluk Bone, Kecamatan Wolo Memiliki topografi yang curam dengan kemiringan
lereng 10°, jenis penggunaan lahan: Sawah, Perkebunan Coklat, Kebun kelapa,
Kebun karet, Kawasan industri, dan yang Paling mendominasi ialah kebun
Campuran.
4.2 Hasil
kebun karet, tambak, semak belukar, pemukiman dll. Selanjutnya dapat dilihat
17
bahan bakar dll.
Lahan tambak merupakan kolam
Tambak yang di bangun di daerah pasang S (03°59’17.5”)
2 surut dan digunakan untuk
memelihara bandeng, udang laut E (121°25’37.7”)
dan hewan air lainya
Semak belukar merupakan bagian
dari rerumputan yang tidak S (03°83’72.1”)
terkelola oleh masyarakat hal ini
3 Semak belukar
terjadi karena rerumputan tersebut E (121°26’45.8”)
memiliki akses yang sulit jika mau
di manfaatkan.
pemukiman merupakan wilayah
yang dimanfaatkan atau telah S (03°82’84.7”)
dikelola oleh manusia baik itu
4 Pemukiman
sebagai sumber mata pencaharian E (121°27’89.1”)
maupun sebagai sumber
pendidikan.
Merupakan lahan yang telah jamak S (03°82’90.8”)
oleh manusia tanpa adanya
5 Lahan Terbuka
keberlangsungan kegiatan di E (121°28’05.3”)
dalamnya.
Lahan kebun kelapa merupakan
S(03°82'84.7")
lahan yang memiliki tekstur
6 Kebun Kelapa
lempung berpasir, lempung liat E(121°27'89.1")
berpasir, dan lempung
Lahan sawah irigasi adalah sawah
yang sumber irigasinya dari sungai,
yang artinya selalu tersedia S (03°49’13.1”)
7 Sawah sepanjang tahun serta volume air
irigasi yang masuk ke saluran E (121°25’38.8”)
primer, sekunder, dan tersier bisa
diukur
Lahan kebun cokelat memerlukan S (03°48'58.3")
8 Kebun Coklat kondisi tanah yang mempunyai
E (121°12'18.6")
kandungan bahan organik
18
di mana air hujan yang jatuh pada E (121°27'92.3")
daerah tersebut akan di tampung
oleh punggung gunung tersebut dan
akan di alirkan melalui sungai-
sungai kecil ke sungai utama yang
terdapat di kecamatan iwoimenda.
Salah satu sumber pendapatan
masyarakat yang lokasi wilayahnya S(03°48'22.8")
10 Pantai banyak terdapat wisata dapat di
jadikan sumber pendapatan bagi E(121°22'02.7")
orang-orang setempat.
Kebun jati yang di tanam di
samping sungai yang bertempat di
desa iweimendaa berfungsi sebgai
kurangmya erosi dan membantu S(03°48'38.6")
11 Kebun jati
resapan air di sekitar sungai dan E(121°23'15.6")
bermanfaat untuk masyrakat sekitar
yang di gunakan sebagai bahan
bangunan.
Kebun pisang atau tanaman pisang
ini dominan tumbuh di daerah yang
datar dan lembab tanaman ini S (03°49'4.6")
15 Kebun pisang
banyak di budidayakan oleh E (121°12'19.1")
masyarakat kecamtan iwoimenda
karena perawatannya yang mudah.
Marjid/Rumah ibadah adalah S (03°83’26.7”)
Majid/Rumah
17 tempat dilakukannya kegiatan
Ibadah E (121°27’40.4”)
keagamaan bagi umat muslim.
Merupakan karya seni yang
mengandung makna untuk S (03°82’92.8”)
18 Tugu peringatan suatu peristiwa, atau
untuk menghormati orang atau E (121°27’78.2”)
kelompok yang berjasa.
Adalah tempat bagi anak-anak di S (03°82’91.6”)
Sekolah
19. daerah Kecamatan Wolo untuk
Menengah E (121°27’82.8”)
mencari/menimba ilmu.
19
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini, daerah yang menjadi lokasi analisis wilayah resapan
air ialah Kecamatan Wolo. Kecamatan wolo juga memiliki pantai yang sangat
indah yang berada tepat di belakang rumah warga sekitar dan perlu di ketahui pula
bahwa setengah jam perjalanan dari kecamatan wolo menuju kolaka utara
dunia yang panjangnya (-+) 15 meter dan tersambung langsung dengan laut.
Sungai ini langsung keluar dari kaki tebing dan memiliki air yang sangat jernih
dan suhu air yang dingin, Di kecamatan wolo juga terdapat serambi mekkah nya
sendiri yaitu desa T. Ponre Waru yang mana di desa ini mempunyai masjid yang
cukup besar dan terbesar di kecamatan wolo itu sendri memang di desa ini telah di
meningkat yang menjadi tujuan dari praktikum kali ini yaitu menganalisis wilayah
resapan air. Di daerah yang sangat penting keberadaannya, dimana daerah resapan
air ini dinilai sangat penting untuk melestarikan sumberdaya air tanah maupun
berfungsi sebagai resapan air ini mengalami penurunan yang terus menerus, maka
air larian permukaan, yang mana apabila jumlahnya lebih besar daripada debit
tampungan DAS yang ada pada wilayah tersebut, maka dapat mengakibatkan
20
Pemanfaatan sumberdaya alam merupakan salah satu upaya manusia untuk
kebutuhan pangan di dalam negeri maupun untuk ekspor, dengan demikian maka
tidak akan terjadi krisis pangan. Produktifitas sumberdaya lahan secara langsung
dapat dilihat dari hasil panen untuk setiap komoditas yang diusahakan di
layak bagi petani, sedangkan di sisi lain mampu menyediakan hasil pertanian
dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Salah satu
upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan cara
mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasar dalam negeri maupun luar
negeri. Banyak nya sawah dapat terlihat di sepanjang wilayah tersebut. Tetapi
pada tahun 2022, masyarakat sekitar mengalami kerugian diakibatkan virus dari
hama, juga diakibatkan oleh saluran irigasi yang tidak dapat menampung volume
air hujan. Bukan hanya di sektor pertanian, ada juga di sektor perkebunan dan
21
cengkeh dan juga kelapa. Tiga tanaman itu paling banyak ditemukan dan sudah
melihat sumber daya alam di Wolo sangat kaya dan berlimpah. Dalam hal ini
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut.
kondisi daerah resapan air ke dalam tanah. Sebagai salah satu model
(skoring).
2. Kondisi permukaan Kecamatan Wolo umumnya terdiri dari gunung dan bukit
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dalam praktikum ini praktikan
harus menambah wawasan terkait mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan II baik teori
lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, D.E., & Hardiman., 2017, Kajian Multi Varian Faktor yang Berpengaruh
terhadap Infiltrasi Air Tanah sebagai Dasar Penentuan Daerah Potensial
Resapan Air Tanah, Journal Proceeding Biology Education Conference
14(1), p.254.
Budiyanto, Septiana T, & Muda A., 2020, Pemanfaatan Analisis Spasial Untuk
Pemetaan Risiko Bencana Alam Tsunami Menggunakan Pengolahan Data
Spasial Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Di Pesisir Lampung
Selatan, Provinsi Lampung), Jurnal Ilmu Komputer, 07(02), p.214.
Hakim, E.H., Darmawan D., & Mulyanie E., 2019, Zonasi Rawan Bencana
Longsor Sebagai Upaya Penatagunaan Lahan Di Desa Bojongkapol
Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya, Jurnal Geografi
Teknik Dan Manusia, p.224.
Janti, G.I., Martono E., & Subejo, 2016, Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Guna Memperkokoh Ketahanan Pangan Wilayah, Jurnal
Ketahanan Nasional, 22(1), p.17.
Resubun, E.E.R., Taror, R.C & Takumansang, E.D., 2016, Analisis Pemanfaatan
Ruang Pada Kawasan Resapan Air Di Kelurahan Ranomuut Kecamatan
Paal Dua Kota Manado, p.175.
24
Rusdiyah, Maulina D., & Dahliana D., 2016, Tinjauan Islam Terhadap Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi Atas Tata Guna Lahan (Land Use) Kota
Banjarmasin, Jurnal Studi Ekonomi, 7(2), p.165
Seng, A.A., Kumurur, V.A & Moniaga, I.R., 2015, Analisis Perubahan Luas
Kawasan Resapan Air Di Kota Manado, Jurnal Sabua, 7(1), p.424.
Saefudin & Susandi D, 2020, Sistem Informasi Geografis Untuk Analisa Spasial
Potensi Lembaga Pendidikan Keterampilan, Jurnal Sistem Informasi, 7(2)
p.124.
Wibowo M., 2006, Model Penentuan Kawasan Resapan Air Untuk Perencanaan
Tata Ruang Berwawasan Lingkungan, Jurnal Model Penentuan Kawasan,
1(1), p.3
25
LAMPIRAN GAMBAR