Anda di halaman 1dari 14

INSPIRAMATIKA | Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika

Volume 4, Nomor 1, Juni 2018, ISSN 2477-278X, e-ISSN 2579-9061

KAJIAN KESULITAN BELAJAR MAHASISWA DALAM


KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DITINJAU DARI ASPEK
EPISTEMOLOGI PADA MATA KULIAH GEOMETRI
TRANSFORMASI

Mohammad Dadan Sundawana, Irmawati Liliana Kusuma Dewib, Muchamad Subali Notoc
a
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Djati, Cirebon
Jl. Perjuangan No. 1 Cirebon, mohammaddadansundawan@unswagati.ac.id
b
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Djati, Cirebon
Jl. Perjuangan No. 1 Cirebon, muchamadsubalinoto@unswagati.ac.id
c
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Djati, Cirebon
Jl. Perjuangan No. 1 Cirebon, irmawatililianakd@unswagati.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini secara khusus bertujuan menganalisis kemampuan pembuktian matematis, untuk
menganalisis kesulitan belajar ditinjau dari epistemologi mahasiswa pada materi geometri transformasi.
Manfaat jangka panjang penelitian ini adalah dengan adanya kajian kesulitan belajar ditinjau dari
epistemologi mahasiswa terkait pembuktian matematis pada matakuliah geometri transformasi,
diharapkan dapat memberikan dorongan kepada dosen pengampu lainnya untuk lebih mengembangkan
proses pembelajaran ataupun bahan ajar dalam upaya mengembangkan kemampuan pembuktian
matematis mahasiswa pendidikan matematika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
sedangkan subjek penelitian adalah 9 mahasiswa calon guru matematika Unswagati yang mengontrak
mata kuliah geometri transformasi. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) tes
kemampuan pembuktian matematis; (2) observasi; (3) wawancara; dan (4) dokumentasi. Hasil
penelitiaan diperoleh terdapat 5 macam kesulitan mahasiswa ditinjau dari epistemologi terkait mata
kuiah geometri transformasi, yaitu a) kesulitan belajar terkait kesulitan dalam menerapkan konsep; b)
kesulitan belajar terkait memvisualisasi objek geometri; c) kesulitan belajar terkait kesulitan
menentukan prinsip; d) kesulitan belajar terkait memahami masalah dan e) terkait kesulitan dalam
pembuktian matematis. Khusus dalam pembuktian matematis, mahasiswa mengalami kesulitan antara
lain: tidak tahu bagaimana memulai konstruksi bukti, tidak dapat menggunakan definisi (konsep) dan
prinsip yang sudah diketahui, dan cenderung memulai konstruksi bukti dengan apa yang harus
dibuktikan.

Kata Kunci: pembuktian matematis, kesulitan belajar, dan geometri transformasi.

ABSTRACT

This research specifically aims to analyze the ability of mathematical proof, to analyze
learning difficulties in terms of student epistemology on the material of transformation geometry. The
long-term benefit of this study is the study of learning difficulties in terms of student epistemology
related to mathematical proofing in the course of transformation geometry, is expected to provide
encouragement to other lecturers to further develop the learning process or teaching materials in an
effort to develop mathematical proof of mathematics students. This research uses descriptive method,
while the subject of research is 9 students of Unswagati mathematics teacher candidate who contracted

13
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

the course of transformation geometry. Methods of data collection used include: (1) test of
mathematical proof capability; (2) observation; (3) interviews; and (4) documentation. The research
results obtained there are 5 kinds of student difficulties viewed from epistemology related to the
geology of transformation geometry, namely a) difficulty learning related difficulties in applying the
concept; b) learning difficulties related to visualizing geometric objects; c) learning difficulties with
difficulty in determining principles; d) learning difficulties related to understanding problems and e)
related difficulties in mathematical proofing. Especially in mathematical proofing, students have
difficulties such as: not knowing how to start construction of evidence, unable to use known concepts
and principles, and tend to start construction of evidence with what must be proven.

Keywords: mathematical proof, learning difficulties, and transformation geometry.

PENDAHULUAN masalah dalam pembelajaran geometri di


Geometri merupakan bagian yang sekolah berkaitan dengan pembentukan
tak terpisahkan dalam pembelajaran konsep-konsep yang abstrak. Mempelajari
matematika. Akan tetapi, perkembangan konsep yang abstrak tidak dapat dilakukan
geometri pada pembelajaran geometri saat hanya dengan transfer informasi saja, tetapi
ini kurang berkembang. Salah satu dibutuhkan suatu proses pembentukan
penyebabnya adalah kesulitan mahasiswa konsep melalui serangkaian aktivitas yang
dalam membentuk konstruksi nyata secara dialami langsung oleh mahasiswa.
teliti dan akurat, adanya anggapan bahwa Rangkaian aktivitas pembentukan konsep
untuk melukis bangun geometri abstrak tersebut selanjutnya disebut proses
memerlukan ketelitian dalam pengukuran abstraksi.
dan memerlukan waktu yang lama, serta Mempelajari matematika berarti
tidak jarang mahasiswa mengalami akan mempelajari juga cabang dari
kesulitan dalam proses pembuktian. matematika yaitu ilmu geometri. Semua
Sementara itu, melukis memainkan peranan yang ada di alam ini merupakan bangun
yang penting dalam pembelajaran geometri geometri, sehingga matematika melalui
di sekolah karena lukisan geometri cabangnya ilmu geometri mempelajari
menghubungkan antara ruang fisik dan tentang konsep yang terkandung dalam
teori. Jika dikaji lebih lanjut mengenai benda-benda yang ada di alam ini melalui
kaitan antara objek-objek geometri yang konsep-konsep geometri. Sehingga,
abstrak dengan kesulitan mahasiswa dalam pengkajian tentang pembelajaran geometri
belajar geometri, maka akan muncul harus terus dikembangkan sehingga setiap
dugaan bahwa sesungguhnya terdapat pembelajar geometri mampu menganalisis

14
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

benda-benda menjadi suatu konsep penjelas, sistematisasi, penemuan,


geometri dan dapat mengkonstruksi suatu komunikasi, konstruksi, ekplorasi dan
pengetahuan geometri dengan pembuktian- penggabungan. (verification, explanation,
pembuktian formal. systematization, discovery, communication,
Akan tetapi, pembuktian matematis construction, exploration, and
pada materi geometri akhir-akhir ini incorporation). Verifikasi bukti dan
menjadi kendala sehingga dirasakan kurang pembuktian dianggap sebagai fungsi yang
berkembang. Kesulitan menganalisis sifat- paling fundamental dalam pembuktian
sifat geometri yang diwujudkan dalam karena keduanya merupakan produk dari
bentuk teorema-teorema sehingga tercipta proses pengembangan pemikiran
sebuah konsep banyak dialami oleh para matematika yang sangat matang. Verifikasi
mahasiswa. mengacu pada kebenaran pernyataan
Pembuktian menjadi hal yang serius sementara penjelasan memberikan
dalam penentuan kurikulum sekolah di wawasan mengapa pernyataan itu benar.
setiap berbagai Negara. Hal inilah yang Berdasarkan permasalahan tersebut,
menjadikan NCTM memasukkan penalaran peneliti akan mengkaji kajian kesulitan
dan pembuktian ke dalam salah satu belajar ditinjau dari epistemologi
standar prosesnya. Artinya dalam setiap mahasiswa terkait kemampuan pembuktian
pembelajaran seorang guru harus matematis pada mata kuliah geometri
memasukan unsure dalam setiap transformasi.
pembelajaran di kelas. Berdasarkan permasalahan yang telah
Dalam pembelajaran tradisional, bukti diuraikan, diperoleh rumusan masalah
matematis hanya digunakan sebagai sarana sebagai berikut.
untuk menghilangkan keraguan mahasiswa 1. Bagaimana kemampuan pembuktian
atas konsep yang diajarkan. Akan tetapi matematis mahasiswa pada matakuliah
bukti tidak digunakan sebagai sarana geometri transformasi?
meningkatkan kemampuan matematis yang 2. Apa saja kesulitan belajar mahasiswa
lebih tinggi. Seperti halnya diungkapkan ditinjau dari epistemologi mahasiswa
oleh Hana (Christou, 2004), bahwa fungsi terkait materi geometri transformasi?
bukti dan pembuktian adalah: verifikasi,

15
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

KAJIAN PUSTAKA matematis melalui berbagai cara yang


1. Pembuktian Matematis berbeda.
Menurut Bell (Maarif, 2015) secara Cara berbeda yang dapat dipilih antara lain:
umum, sebuah pembuktian adalah 1. representasi yang berbeda dari konsep
sembarang argumen atau presentasi dari matematika (misalnya membuktikan
bukti-bukti yang meyakinkan seseorang rumus akar fungsi kuadrat
untuk menerima suatu kebenaran. menggunakan representasi grafis,
Pembelajaran bukti dengan metode menggunakan representasi simbolis
penemuan (discovery) direkomendasikan dalam bentuk formal, atau
oleh Malek & Hadar (2009). Dalam menggunakan representasi simbolis
penelitiannya, mereka dalam bentuk polinomial),
mengimplementasikan Transparent 2. definisi yang berbeda,
Pseudo-Proofs (TPP) dalam pembelajaran 3. teorema (sifat) yang berbeda, atau
bukti matematis. TPP merupakan 4. teorema yang berbeda dari subyek yang
pembelajaran bukti melalui pemilihan berbeda.
contoh yang memenuhi pernyataan, sebagai Menurut Knuth (2002), peranan
jembatan kognisi untuk memberikan bukti dalam pembelajaran matematika
pemahaman lebih jelas (transparan) yaitu:
mengenai bukti yang akan disusun. 1. untuk memverifikasi bahwa sebuah
Meskipun pengambilan contoh bukan pernyataan benar.
bagian dari struktur bukti, hasil penelitian 2. menjelaskan mengapa sebuah
menunjukkan bahwa implementasi TPP pernyataan dapat dikatakan benar.
menghasilkan kemampuan yang lebih baik 3. untuk menemukan atau membuat
pada mahasiswa dalam mengkonstruksi matematika baru
bukti. 4. untuk membuat sistematisasi
Leikin (2009) mengembangkan pernyataan dalam Sistem aksiomatik.
Multiple Proof Tasks (MPT) dalam
pembelajaran bukti. MPT adalah tugas 2. Jenis-jenis Pembuktian Matematis
untuk membuktikan suatu pernyataan Menurut Sumarmo (2004),
kemampuan pembuktian matematis dibagi

16
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

menjadi dua, yaitu: kemampuan membaca tidak hanya sekedar melafalkan uraian
bukti dan kemampuan mengkonstruksi suatu bukti, melainkan mengemukakan
bukti. Berkaitan dengan kemampuan makna yang terkandung di dalam bukti
membaca bukti, Sumarmo (2004) matematik yang bersangkutan.
menyatakan bahwa seorang pembaca Kemampuan mengkonstruksi bukti adalah
dikatakan memahami teks matematika kemampuan menyusun suatu bukti
misalnya sajian bukti matematika, apabila pernyataan matematik berdasarkan definisi,
ia dapat mengemukakan gagasan prinsip, dan teorema, serta menuliskannya
matematika yang termuat dalam teks dalam bentuk pembuktian lengkap
tersebut secara lisan atau tulisan dengan (pembuktian langsung atau tak langsung).
bahasanya sendiri. Dengan demikian, ia

Tabel 1. Kemampuan Pembuktian dan Aspek yang diukur


Dimensi Aspek yang diukur
Membaca 1. Kemampuan menerapkan tahapan-tahapan pembuktian pernyataan
Bukti ke dalam pernyataan lain yang serupa.
2. Kemampuan menggunakan definisi sebagai dasar dalam memberikan
alasan pada langkah pembuktian yang benar atau perbaikan simbol,
narasi, premis pada tahap/langkah pembuktian yang kurang tepat.
3. Membandingkan dua definisi, kemudian memilih salah satu definisi
untuk digunakan dalam pembuktian suatu pernyataan.
4. Kemampuan menelaah suatu pernyataan matematika untuk
menentukan kebenaran atau untuk menunjukkan kesalahan
pernyataan tersebut dengan menggunakan contoh penyangkalan.
5. Membuat suatu hipotesis (konjektur) berdasarkan pola dan sifat dari
beberapa pernyataan dan membuktikan konjektur yang diperoleh
tersebut secara deduktif.
Meng- 1. Kemampuan mengorganisasikan dan memanipulasi fakta-fakta, serta
konstruksi mengurutkan langkah-langkah bukti yang diberikan untuk
Bukti mendapatkan konstruksi butir yang valid.
2. Kemampuan membuat kaitan antara fakta-fakta yang diketahui
dalam pernyataan dengan unsur-unsur yang hendak dibuktikan.
3. Kemampuan menggunakan premis, definisi, atau teorema-teorema
yang terkait pernyataan untuk membangun suatu pembuktian.

17
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

Tabel 2. Rubrik penskoran pembuktian menurut Malcolm (2005)

Indikator/kategori kerja Respons Siswa


Siswa memerlukan Mahasiswa dapat memahami pernyataan umum,
instruksi yang signifikan namun tidak bisa mengujinya dalam kasus-kasus
tertentu.

Mahasiswa hanya dapat mengikuti sebagian kecil


dari bukti yang diberikan dan tidak dapat memulai
untuk mengevaluasi.
Siswa membutuhkan Mahasiswa dapat memahami pernyataan umum dan
beberapa instruksi dapat memberikan contoh untuk mengujinya.
Contoh yang diajukan kurang tepat sehingga tidak
dapat dijadikan untuk fondasi bukti.

Mahasiswa dapat mengikuti bukti yang diberikan.


Mahasiswa tidak dapat memulai untuk menjelaskan
bagaimana, mengapa atau pada bagian mana
kesalahan langkah bukti yang dituliskan.
Siswa membutuhkan Siswa dapat memahami sebuah pernyataan umum
perbaikan pekerjaan bukti dan dapat mengujikannya dengan sebuah contoh
yang ada. Siswa dapat mengambarkan kesimpulan
yang tepat. Tetapi tidak mencoba untuk
membuktikan atau menjustifikasi kesimpulan
tersebut secara umum.

Siswa dapat mengikuti bukti yang diberikan dan


mengkoreksi kesalahan bukti yang diberikan. Siswa
membuat sebagian penjelasan dari kesalahan sifat-
sifat tetapi tidak menjelaskan secara signifikan
sifat-sifat tersebut.
Siswa membuktikan sesuai Siswa dapat memahami sebuah pernyataan umum
dengan bukti formal dan dapat mengujikannya dengan sebuah contoh
yang ada. Siswa dapat mengambarkan kesimpulan
yang tepat. Dan dapat mencoba untuk
membuktikan atau menjustifikasi kesimpulan
tersebut secara umum.

Siswa dapat mengikuti bukti yang diberikan dan


mengkoreksi kesalahan bukti yang diberikan. Siswa
membuat sebagian penjelasan dari kesalahan sifat-
sifat dan dapat menjelaskan secara signifikan sifat-
sifat tersebut.

18
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

Tujuan belajar bukti antara lain: adalah 9 mahasiswa calon guru matematika
1. Pemahaman terhadap kemanfaatan Unswagati yang mengontrak mata kuliah
bukti matematis sebagai alat untuk geometri transformasi yang terdiri dari 3
menunjukkan bahwa sesuatu itu mahasiswa dengan pengetahuan awal
bernilai benar/salah. matematis tinggi, 3 mahasiswa dengan
2. Bukti merupakan objek dari belajar pengetahuan awal matematis sedang dan 3
matematika. mahasiswa dengan pengetahuan awal
3. Pemahaman bukti matematis matematis rendah. Pengetahuan awal
bersesuaian dengan umur dan tingkat tersebut berdasarkan perolehan indeks
daya pikir siswa. prestasi mahasiswa pada semester
sebelumnya. Untuk kesulitan belajar

METODE PENELITIAN mahasiswa dari segi epistemologi mahasiswa

Penelitian ini dilakukan untuk pada materi transformmasi menggunakan 5

menganalisis kesulitan belajar mahasiswa, indikator yaitu konsep, visualisasi, prinsip,

terutama dari segi estimologi yaitu memahami masalah, dan pembuktian


matematis.
kesulitan mahasiswa dilihat dari segi
materi, baik yang disajikan dalam bentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan ajar ataupun materi yang
Penelitian ini menghasilkan data
disampaikan dalam perkuliahan.
kuantitatif dan data kualitatif, yaitu data
Metode penelitian ini adalah metode
deskripsi yang bertujuan untuk kemampuan pembuktian matematis dan

mendeskripsikan kesulitan belajar ditinjau data kesulitan belajar mahasiswa pada mata

dari epistemologi mahasiswa terkait kuliah geometri transformasi. Berdasarkan


pembuktian matematis pada matakuliah data yag diperoleh, telah disajikan dalam
geometri transformasi. Subyek penelitian Table 3 berikut.

19
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

Tabel 3 Kemampuan Pembuktian Matematis (KPM)


Skor
No Siswa P1 P2 P3 P4 P5 Kemampuan
Total
1 S1 2 3 2 0 10 19 T
2 S2 3 0 0 0 4 7 R
3 S3 2 3 0 0 5 10 S
4 S4 1 2 2 0 5 10 S
5 S5 3 2 2 2 15 26 T
6 S6 2 0 0 0 2 4 R
7 S7 2 0 0 0 2 4 R
8 S8 2 0 0 2 8 14 T
9 S9 3 0 0 0 6 8 S

Kesulitan belajar siswa dalam kesulitan yang dialami siswa dalam


memahami konsep-konsep dalam geometri memahami dan menerapkan konsep sesuai
transformasi diatas, maka kesulitan belajar dengan perintah soal. Contoh kesulitan ini
dari segi epistemologi dalam mengerjakan salah satunya siswa tidak memahami
soal pada geometri transformasi dibagi konsep, mahasiswa tidak dapat
menjadi 5 jenis, hal ini ditinjau dari menyebutkan definisi transformasi. Hal ini
indikator dalam mengkaji kesulitan belajar terjadi pada mahasiswa dengan
yaitu: a. Kesulitan belajar terkait kesulitan pengetahuan awal matematis tinggi, sedang
dalam menerapkan konsep; b. Kesulitan maupun rendah.
belajar terkait memvisualisasi objek Berikut adalah salah satu contoh
geometri; c. Kesulitan belajar terkait soal dan respon siswa yang mengalami
kesulitan menentukan prinsip; d. Kesulitan hambatan belajar. Misalnya pada soal
belajar terkait memahami masalah dan e. berikut: tuliskan definisi dari suatu
terkait kesulitan dalam pembuktian transformasi pada bidang V.
matematis.
Kesulitan mahasiswa dengan
a. Kesulitan Belajar Terkait
pengetahuan awal tinggi dideskripsikan
Memahami dan Menerapkan
sebagai berikut. S1 mengalami kesulitan
Konsep
terhadap konsep, untuk mendefinisikan
Kesulitan belajar ini merupakan

20
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

transformasi, mahasiswa ini tidak tidak lengkap. Kedua mahasiswa tersebut


menuliskan domain/kodomain dari suatu tidak menuliskan domain/kodomain dari
fungsi yang disebut transformasi. S5 dapat fungsi yang merupakan transformasi pada
menuliskan dengan benar dan lengkap bidang V. Selain itu juga S6 didapati salah
definisi dari transformasi. S8 mengalami dalam menuliskan notasi.
kesulihatn terhadap konsep, untuk
mendefinisikan transformasi, mahasiswa b. Kesulitan Belajar Terkait
ini tidak menuliskan domain/kodomain dari Memvisualisasikan
suatu fungsi yang disebut transformasi. Kesulitan belajar terkait
memvisualisasi objek geometri.
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
Maksudnya adalah mahasiswa mengalami
awal sedang dideskripsikan sebagai
kesulitan dalam hal menggambarkan garis
berikut.
hasil transformasi. Contoh kesulitan ini
S3 mengalami kesulitan terhadap diantaranya ketidakmampuan siswa dalam
konsep, tidak dapat mendefinisikan melukis dengan benar dan tepat. Berikut
transformasi dengan benar, mahasiswa ini adalah salah satu contoh soal dan respon
hanya menyebutkan bahwa transformasi mahasiswa yang mengalami Kesulitan
merupakan suatu fungsi yang bijektif, belajar. Misalnya pada soal nomor 2 yaitu
tetapi tidak menuliskan domain/kodomain sebagai berikut:
dari fungsi tersebut. S4 dalam Lukislah garis g '  M h ( g ) jika h = {(x,y)

|y = x + 1} dan g  x, y  y   x.


mendefinisikan transformasi hanya dengan
menyebutkan bahwa transformasi adalah
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
fungsi yang injektif saja. S9 dapat
awal tinggi dideskripsikan sebagai berikut.
menuliskan definisi transformasi dengan
benar dan lengkap. S1 mengalami kesulitan
memvisualisaikan dengan benar garis g dan
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
h sehingga gambar hasil pencerminan
awal rendah dideskripsikan sebagai berikut.
gambar yang dibuat salah. S5 dapat
S2 tidak mengalami kesulitan memvisualisasikan sesuai dengan apa yang
dalam menuliskan definisi transformasi. S6 diketahui dan ditanyakan, tetapi gambar
dan S7 menuliskan definisi transformasi masih dibuat tanpa penggaris. S8 dapat

21
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

melukiskan garis hasil pencerminan dengan transformasi. Contoh kesulitan ini yaitu
tepat. ketidakmampuan siswa dalam
menyebutkan sifat-sifat isometri, sehingga
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
tidak dapat member alasan dari pertanyaan-
awal sedang dideskripsikan sebagai
pertanyaan dalam soal. Berikut adalah
berikut.
salah satu contoh soal dan respon siswa
S3 mengalami kesulitan dalam yang mengalami kesulitan belajar ini.
memvisualisasikan garis h sehingga hasil Misalnya pada soal berikut: Diketahui: T
pencerminan yang dilukiskan salah. S4 dan S isometri. Tentukan pernyataan-
dalam melukis tidak menggunakan pernyataan di bawah ini Benar atau Salah?
penggaris, tetapi hasil pencerminan yang Berikan Alasanmu.
dilukiskan sudah tepat. S9 tidak dapat a. Jika g sebuah garis maka g’ =
melukiskan semua yang diketahui. (TS)(g) juga sebuah garis.
b. Jika g // h dan g’ = (TS)(g), h’ =
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
(TS)(h) maka g’ // h’.
awal rendah dideskripsikan sebagai berikut.
c. Jika S adalah pencerminan maka S
S2 dapat melukis hasil pencerminan bersifat involutorik.
dengan benar. S6 dan S7 tidak dapat
melukiskan semua yang diketahui sehingga Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
hasil penceminan tidak ada, selain itu, awal tinggi dideskripsikan sebagai berikut.
kedua mahasiswa tersebut tidak
S1 dapat menjawab dengan benar,
menggambar koordinat kartesius sebagai
namun alasan yang diutarakan salah. S5
langkah awal dalam melukis suatu garis
dapat menjawab dengan benar beserta
hasil pencerminan.
alasannya dengan tepat. S8 dapat
menyebutkan definisi isometri dengan
c. Kesulitan belajar terkait prinsip
benar, tetapi tidak dapat menjawab
Kesulitan belajar ini yaitu kesulitan
pertanyaan terkait dengan prinsip isometri,
yang dialami siswa dalam hal
sehingga alasan yang digunakan tidak
menyelesaikan masalah dengan
benar.
menentukan prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam penyelesaian masalah Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan

22
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

awal sedang dideskripsikan sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar ini.
berikut. Misalnya pada soal berikut: tentukan
persamaan garis g '  M h ( g ) jika h = {(x,y)
S3 mengalami kesulitan menuliskan
definisi isometric dan memberi alasan yang |y = x + 1} dan g  x, y  y   x.

salah terkait pernyataan-pernyataan yang Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan


diberikan. S4 dapat menuliskan alasan awal tinggi dideskripsikan sebagai berikut.
dengan tepat tetapi masih terdapat
S1 mengalami kesulitan
penulisan notasi yang salah. S9 salah
menentukan apa yang diketahui dan
menuliskan definisi isometri, memberikan
prosedur penyelesaian masalah masih
alasan yang salah.
keliru. S5 dapat memahami masalah,
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan mengetahui apa yang diketahui dan
awal rendah dideskripsikan sebagai berikut. ditanyakan, dapat menyelesaikan masalah
sesuai dengan prosedur penyelesaian. S8
S2 salah menuliskan definisi dan
dapat memahami masalah dan
alasan yang diberikan juga salah. S6 dan
menyelesaikannya sesuai prosedur.
S7 salah dalam menuliskan definisi dan
tidak menyertakan alasan (tidak Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
menjawab). awal sedang dideskripsikan sebagai
berikut.
d. Kesulitan belajar terkait memahami
S3 dapat memahami masalah dan
masalah
menyelesaikan masalah dengan prosedur
Kesulitan belajar ini yaitu kesulitan yang
yang tepat, tetapi terdapat kesalahan dalam
dialami siswa dalam hal memahami masalah
operasi hitung. S4 dapat memahami
untuk menyelesaikan masalah dengan
masalah dan menyelesaikan masalah sesuai
menggunakan langkah-langkah penyelesaian
prosedur. S9 tidak bisa memahami masalah
dengan menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal. Contoh kesulitan ini
dan tidak dapat menyelesaikannya.

adalah ketidakmampuan mahasiswa dalam Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan


menyelesaikan masalah sesuai dengan
awal rendah dideskripsikan sebagai berikut.
langkah-langkah penyelesaian. Berikut
adalah salah satu contoh soal dan respon S2 dapat memahami masalah tetapi

23
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

tidak dapat menyelesaikan dengan prosedur bukti.


yang benar. S6 dan S7 tidak dapat
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
memahami masalah dan tidak
awal rendah dideskripsikan sebagai berikut.
menyelesaikannya.
S2 tidak dapat menggunakan
e. Kesulitan dalam pembuktian definisi untuk mengonstruksi bukti. S6 dan
matematis S7 memulai mengkonstruksi bukti dengan
Kesulitan belajar ini yaitu kesulitan hal yang akan dibuktikan, kesulitan dalam
yang dialami mahasiswa dalam hal memulai konstruksi bukti dan tidak dapat
mengonstruksi bukt dari soal. Berikut adalah menggunakan definisi untuk mengonstruksi
salah satu contoh soal dan respon siswa bukti.
yang mengalami kesulitan belajar ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Misalnya pada soal berikut: buktikan
Berikut adalah simpulan-simpulan
bahwa pencerminan pada garis g adalah
yang didapatkan dalam penelitian ini. 1)
suatu isometri.
rata-rata kemampuan pembuktian
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
matematis mahasiswa khususnya dalam
awal tinggi dideskripsikan sebagai berikut.
mengonstruksi bukti sebesar 11,33 (skor
S1 dapat mengonstruksi bukti maksimal 28) dengan rincaian sebagai
dengan benar tetapi terdapat notasi yang berikut: untuk mahasiswa dengan
masih salah. S5 dapat mengonstruksi bukti pengetahuan awal matematis yang tinggi
dengan benar. S8 dapat mengonstruksi memperoleh rata-rata sebesar 19,67;
bukti sebagian, pada akhir bagian terdapat mahasiswa dengan pengetahuan awal
kesalahan dalam memberikan alasan. matematis sedang memperoleh rata-rata
sebesar 9,33; dan dengan pengetahuan awal
Kesulitan mahasiswa dengan pengetahuan
matematis rendah memperoleh rata-rata
awal sedang dideskripsikan sebagai
sebesar 5,00. 2) terdapat 5 macam kesulitan
berikut.
mahasiswa ditinjau dari epistemology
S3 dan S4 kesulitan untuk terkait mata kuiah geometri transformasi,
mengonstruksi bukti, tidak dapat yaitu a) kesulitan belajar terkait kesulitan
menggunakan definisi yang sudah ada. S9 dalam menerapkan konsep; b) kesulitan
kesulitan untuk memulai mengonstruksi belajar terkait memvisualisasi objek
24
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

geometri; c) kesulitan belajar terkait DAFTAR PUSTAKA


kesulitan menentukan prinsip; d. kesulitan
Byer, W. 2007. How Mathematicians
belajar terkait memahami masalah dan e. Think. New Jersey: Princeton
terkait kesulitan dalam pembuktian University Press.
matematis. Khusus dalam pembuktian Christou, C., Mousoulides, N., Pittalis, M.,
& Pitta-Pantazi, D. 2004. Proofs
matematis, mahasiswa mengalami
Through Exploration In Dynamic
kesulitan antara lain: tidak tahu bagaimana Geometry Environments.
memulai konstruksi bukti, tidak dapat Proceedings of the 28th Conference
of the International Group for the
menggunakan definisi (konsep) dan prinsip
Psychology of Mathematics
yang sudah diketahui, dan cenderung Education, 2004 Vol 2 pp 215–222.
memulai konstruksi bukti dengan apa yang
Hinze, A. dan Reiss, K. (2004). Aiso
harus dibuktikan.
Heinze, Kristina Reiss Reasoning
Berikut adalah saran-saran dari and Proof: Methodological
peneliti. Knowledge as a Component of
1. Kemampuan pembuktian matematis Proof Competence. [Online]
http://www.dm.unipi.it/~didattica/C
mahasiswa masih tergolong rendah ERME3/proceedings/Groups/
terutama untuk mahasiswa dengan TG4/TG4 _Heinze_cerme3.pdf
pengetahuan awal sedang dan rendah. diakses pada tanggal 18 Oktober
2015 pukul 23.00.
Maka perlu diterapkan sebuah model
Jones, K. dan Rodd, M. (2001). Geometry
pembelajaran yang menuntun and Proof. Proceedings of the
mahasiswa dalam mengkonstruksi British Society for Research into
Learning Mathematics 21(1) March
bukti.
2001.
2. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat Knuth, E.J. (2002). Theachers’ Conception
diatasi dengan membuat bahan ajar of Proof in the Context of
Secondary School Mathematics.
yang menekankan pada pentingnya Journal of Mathematics Teacher
konsp, cara menggambar dan menuntun Education 5: 61–88, 2002. © 2002
Kluwer Academic Publishers.
dalam mengkonstruksi bukti. Printed in the Netherlands
Leikin, R. 2009. Multiple Proof Tasks
Teacher Practice and Teacher
Education. Proceedings of the ICMI
Study 19 Conference: Proof and
Prooving in Mathematics
Education, 31-35. Conference held

25
INSPIRAMATIKA, Volume 4, Nomor 1, pp 13-26

on May 10-15, 2009 in Taipe, Reiss, K dan Renkl, A. (2001). Learning to


Taiwan. prove: The idea of heuristic
Maarif, S. 2015. Pembelajaran Geometri examples. ZDM Journal 2002 Vol.
Berbantuan Cabri 2 Plus (Panduan
34 (1).
Praktis Mengembangkan
Kemampuan Matematis). Bogor: In Sumarmo, U. 2014. Advanced
Media. Mathematical Thinking dan Habits
Malcolm Swan dan Jim Ridgway. of Mind Mahasiswa. Bahan Ajar
Convincing and Proving' Tasks. Matakuliah Kajian dan Isu
[online] Pendidikan Matematika
https://www.google.co.id/url?sa=t& Pascasarjana UPI dan STKIP
rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
Siliwangi Bandung. Dapat diakses
=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCwQ
FjABahUKEwi40KTi3YnJAhXLkp di: http://utari-
QKHSDwBEU&url=http%3A%2F sumarmo.dosen.stkipsiliwangi.ac.id
%2Fwww.flaguide.org%2Fextra%2 /2015/09 /makalah-advanced-math-
Fdownload%2Fcat%2Fmath%2Fco thinking-dan-habit-of-mind/
nvincing%2Fconvince.rtf&usg=AF Suryadi, D. 2007. Model Bahan Ajar dan
QjCNEK5FIYBotly5_CEXJT8iaZJ Kerangka-Kerja Pedagogis
eqAVA&bvm=bv.107406026,d.dG
Matematika untuk
o.
Malek, A & Hadar, N.M. 2009. The Art of Menumbuhkembangkan
Constucting A Transparent P- Kemampuan Berpikir Matematik
Proof. Proceedings of the ICMI Tingkat Tinggi. Laporan Penelitian:
Study 19 Conference: Proof and Tersedia di: http://didi-
Prooving in Mathematics suryadi.staf.upi.edu/artikel/
Education, 70-75. Conference held Tall, D. 1999. The Cognitive Development
on May 10-15, 2009 in Taipe, of Proof: Is Mathematical Proof
Taiwan. For All or For Some?
Mariotti, M.A. (2001). Introduction To
Proof: The Mediation Of A
Dynamic Softwareenvironment.
Educational Studies in Mathematics
44: 25–53, 2000. © 2001 Kluwer
Academic Publishers. Printed in the
Netherlands.
Moore, R. C. 1994. Making the Transition
to Formal Proof. Educational
Studies in Mathematics, 27, (3),
249-266.
National Council of Teachers of
Mathematics. 2000. Principles and
Standards for School Mathematics.
Reston, VA: Author.

26

Anda mungkin juga menyukai