ABSTRAK
Angka kesakitan dan kematian tertinggi yang menyerang balita akibat dari
infeksi adalah ISPA. Sekitar dua juta anak yang meninggal setiap tahun akibat dari
infeksi ini di negara-negara berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status
kejadian ISPA pada balita baik faktor langsung maupun tidak langsung. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian ISPA pada Balita.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional
analitik. Dengan menggunakan Purposive Sampling didapatkan jumlah sampel
penelitian 62 balita. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan analisis
multivariat dengan regresi logistic.
Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dengan CI 95%
didapatkan faktor status gizi menunjukkan OR=0,803, riwayat imunisasi
OR=0,725, riwayat pemberian ASI eksklusif=6,968 dan paparan asap rokok
OR=0,602. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hanya riwayat pemberian ASI
eksklusif yang berhubungan dengan kejadian ISPA dan secara statistik signifikan.
Pemberian ASI secara eksklusif dapat menurunkan resiko kejadian ISPA
pada balita karena kandungan ASI memiliki kekhususan biologis yang
terformulasikan secara unik di dalam tubuh ibu sesuai dengan tahapan
perkembangan bayi untuk memastikan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan
tubuh dan membentuk pertumbuhan otak bayi.
497
penelitian yang dilakukan oleh sebesar 46.075 kasus atau 37,22%
Damanik dkk (2014) bahwa ASI (Dinkes Kab. Banyuwangi, 2014).
merupakan makanan terbaik bagi Berdasarkan uraian diatas dapat
anak terutama pada bulan-bulan disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
pertama karena dapat mencukupi dapat menyebabkan kejadian ISPA pada
kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh balita sangat perlu untuk dideteksi
kembang dengan normal sampai sangat cermat. Penelitian ini berupaya
berusia 6 bulan. ASI juga kaya untuk meneliti faktor-faktor apa yang
akan antibodi yang dapat berhubungan dengan kejadian ISPA
melindungi bayi dari berbagai pada balita.
macam infeksi bakteri, virus, dan
alergi serta mampu merangsang METODE PENELITIAN
perkembangan sistem kekebalan
bayi. Selain ASI, asap rokok juga Penelitian ini merupakan penelitian
merupakan salah satu faktor yang observasional dengan rancangan cross-
dapat menyebabkan terjadinya sectional analitik menggunakan
ISPA. Asap rokok banyak pendekatan kuantitatif.
mengandung racun seperti nicotin Populasi target dalam
dan monoksida yang dapat penelitian ini adalah seluruh anak
mengakibatkan kerusakan pada balita yang mengalami ISPA di
epitel dan lapisan mukosa saluran wilayah kerja Puskesmas Kalibaru
pernafasan (Marlina, 2014). kabupaten Banyuwangi pada
Pendapat tersebut sesuai dengan bulan Maret sampai dengan Mei
penelitian yang dilakukan oleh 2017. Sampel penelitian
Marhamah (2013) menjelaskan didapatkan dengan metode
keberadaan anggota keluarga yang Purposive Random Sampling
merokok di dalam rumah berdasarkan catatan buku register
menunjukkan hasil bahwa balita Puskesmas yang berdomisili di
yang terpapar asap rokok 53.2% Kecamatan Kalibaru. Hasil
menderita ISPA dengan nilai pengukuran tersebut kemudian
p=0,026. dijadikan sampel frame. Besar
Petugas kesehatan belum sampel dalam penelitian ini yaitu
sepenuhnya menerapkan 62 balita.
tatalaksana standar P2 ISPA yang Pengumpulan data dimulai
menitik beratkan pada penanganan dengan wawancara langsung oleh
penyakit pneumonia pada bayi dan bidan/perawat puskesmas untuk
balita melalui MTBS, keterbatasan mendapatkan balita dengan ISPA.
tenaga dan masih ada anggapan Instrumen penelitian yang
akan memakan waktu cukup lama digunakan berisi pertanyaan
menjadi salah satu alasan. berkaitan dengan karakteristik
Akibatnya banyak penderita sampel, status gizi, status
pneumonia bayi dan balita yang imunisasi, riwayat pemberian ASI
lolos dari deteksi penyakit dan riwayat paparan asap rokok.
pneumonia. Terbukti dari tingginya Hasil pengumpulan data dari
jumlah penemuan penderita batuk kuesioner selanjutnya ditabulasi
bukan pneumonia pada balita dan dianalisis menggunakan uji
498
n % n % n %
2.
p Uji
Variabel CI 95%
Batas bawah OR
Wald
KESIMPULAN
Pembahasan
Faktor riwayat pemberian ASI Pemberian ASI secara
dengan kejadian ISPA pada balita eksklusif dapat menurunkan resiko
secara statistik menunjukkan kejadian ISPA pada balita.
hubungan yang signifikan. ASI Kandungan ASI memiliki
memiliki manfaat penting bagi kekhususan biologis yang
bayi, maka para ahli menyarankan terformulasikan secara unik di
agar ibu menyusui bayinya selama dalam tubuh ibu sesuai dengan
6 bulan sejak kelahiran atau disebut tahapan pertumbuhan dan
dengan ASI eksklusif (Mardiati, perkembangan bayi, meningkatkan
2007). Anak dengan ASI eksklusif daya tahan tubuh dan membantu
mengalami pertumbuhan lebih baik pertumbuhan otak bayi. Nutrisi
dibandingkan dengan tidak ASI yang terkandung di dalam ASI
eksklusif (Irawati dkk, 2008). Zat sangatlah banyak, komposisi di
antibodi untuk kekebalan tubuh dalam ASI penting bukan hanya
bayi yang diperoleh janin semenjak bagi perkembangan daya tahan
dalam kandungan melalui plasenta tubuh balita, akan tetapi juga untuk
juga terdapat dalam ASI, oleh perkembangan otaknya. Kandungan
sebab itu ASI harus diberikan ASI tidak sebanding dengan Susu
sedini mungkin (Roesli, 2005). formula dan makanan lain. ASI
Penelitian yang dilakukan mengandung nutrisi yang secara
oleh Irmayanti (2015) khusus diperlukan untuk
menyatakan bahwa bayi yang menunjang proses tumbuh kembang
mendapatkan ASI eklsklusif otak dan memperkuat daya tahan
ternyata akan lebih sehat dan tubuh alami. Maka riwayat
jarang mengalami kejadian pemberian ASI secara eksklusif
ISPA dibandingkan dengan pada balita berkaitan erat dengan
bayi yang tidak mendapatkan ISPA.
ASI eksklusif.
Penelitian serupa yang SARAN
dilakukan oleh Abbas dan
Haryati (2011) di Bandung Puskesmas perlu lebih
didapatkan temuan yang sama meningkatkan promosi tentang
bahwa pemberian ASI pentingnya pemberian ASI
500
eksklusif bagi bayi agar ibu Irawati A, Achadi EL, Jahari
lebih termotivasi untuk AB. 2008. Berat dan
memberikan ASI eksklusif panjang bayi serta Z Skor
dan suami juga terdorong Bayi dengan ASI
untuk memberikan dukungan Predominan dan Parsial
kepada ibu dalam pemberian berdasarkan Standar WHO
ASI eksklusif. 2005 dan NCHS/WHO.
Jurnal Gizi
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. 2008; 31(1): 60-
73.
Abbas, P & Haryati, A.S. Irmayanti. 2015. Hubungan
2011. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian ISPA
Dengan Kejadian Pada Bayi Di Wilayah
Infeksi Saluran Kerja Puskesmas Kabaena
Pernafasan Akut (ISPA) Tengah Kabupaten
Pada Bayi. Majalah Bombana Sulawesi Tengah.
Ilmiah Sultan Agung, STIK. Makasar
49. Hal 123. Kemenkes RI. 2009. Pneumonia
Dinkes Kab. Banyuwangi. Penyebab Kematian Utama
2014. Profil Kesehatan Balita. Jakarta: Depkes RI.
Kabupaten Banyuwangi Kemenkes RI. 2012. Pedoman
Tahun 2014. Jawa Pengendalian Infeksi
Timur: Dinkes Saluran Pernafasan Akut.
Kabupaten Banyuwangi. Jakarta: Kementerian
Donna L Wong. 2009. Kesehatan
Pedoman Klinis Republik Indonesia
Keperawatan Pediatrik. Direktorat Jenderal
EGC: Jakarta. Pengendalian Penyakit Dan
Embriyowati Catiyas. 2012. Penyehatan Lingkungan.
FaktorFaktor Yang Lenni Marlina, Sorimuda
Berhubungan Dengan sarumpaet, Rasmaliah.
Kejadian ISPA Pada 2014. Faktor-Faktor Yang
Balita Di Wilayah Berhubungan dengan
Kecamatan Gombong Kejadiaan Infeksi Saluran
Kabupaten Kebumen Pernafasan Akut (ISPA)
Jawa Tengah Tahun Pada Anak Balita Di
2012. Fakultas Puskesmas
Kesehatan Masyarakat Panyabunganjae
Universitas Indonesia. Kabupaten mandailing
Firdaus J. Kunoli. 2012. Natal tahun 2014. Faklutas
Asuhan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan Penyakit Universitas Sumatera utara.
Tropis. Mardiati I. 2007. Asi Ekslusif
Jakarta. CV. Trans Info Pada Ibu yang bekerja.
Media. Indrawan A, et al, editors.
501
Bunga Rampai Terhadap Terjadinya Infeksi
Masalah Kesehatan. Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Jakarta: Balai Penerbit Pada Balita Di Pukesmas Pajang
FK UI, 2007; p. Surakarta. Fakultas Kedokteran
37. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
503
496