Anda di halaman 1dari 3

TALKING POINTS

DIREKTUR PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PADA KOORDINASI LANJUTAN USULAN BAHAN AJAR MATERI KESEHATAN PADA
KURIKULUM MERDEKA
JUMAT, 9 SEPTEMBER 2022

 Berdasarkan Global Burden of Diseases-IHME, diidentifikasi total 10 beban kesehatan


terbanyak pada anak usia sekolah (PAUD, SD, SMP dan SMA) yang dikelompokkan
berdasarkan kelompok usia, yaitu:
1. Kelainan Maternal dan Neonatal
2. Defisiansi Nutrisi
3. Penyakit Kulit dan Kelamin
4. Infeksi Enterik
5. Cedera Tidak Disengaha
6. Kelainan Mental
7. Cedera Transportasi
8. Penyakit Kardiovaskular
9. Diabetes dan Penyakit Ginjal
10. Penyakit Pernapasan dan TB

 Berdasarkan 10 beban kesehatan tersebut, diindentifikasi 25 topik kesehatan (perilaku


sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah) untuk dapat
diajarkan/disampaikan di sekolah dan masuk ke dalam kurikulum sekolah.
1. Mengonsumsi gizi seimbang
2. Meminum TTD
3. Mengkonsumsi vitamin A
4. Mengonsumsi makanan dan minuman higienis
5. Menjaga kebersihan diri (kulit)
6. Menjaga kebersihan lingkungan
7. Mencuci tangan pakai sabun secara benar
8. Tidak merokok
9. Tidak mengonsumsi alkohol
10. Menghindari pelecehan dan kekerasan
11. Mengelola emosi (stress, depresi)
12. Mengikuti konseling kesehatan mental
13. Mengidentifikasi dan melaporkan pelecehan seksual
14. Melakukan olahraga/ aktivitas fisik secara rutin
15. Kesadaran tentang rIsiko dan kecelakaan lalu lintas
16. Melakukan pertolongan pertama
17. Mengikuti imunisasi
18. Melakukan pemantauan tumbuh kembang secara rutin
19. Mengakses pemeriksaan kesehatan rutin
20. Memahami kepatuhan pengobatan
21. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
22. Melakukan pemeriksaan BMI/obesitas
23. Melakukan pemeriksaaan TBC
24. Melakukan pemeriksaan DM
25. Memahami penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia

 Berdasarkan hasil benchmarking integrasi materi kesehatan ke dalam kurikulum


kesehatan dari 3 negara (Belanda, Jepang dan Brazil), diidentifikasi 3 cara penyampaian
materi terkait 25 topik kesehatan dimaksud, yaitu melalui 1) teori/pengetahuan, 2) sikap
dan ketrampilan, dan 3) ekstrakurikuler. Tiga cara penyampaian ini diusulkan kemudian
menjadi tingkat kompetensi peserta didik disesuaikan dengan jenjang pendidikannya
(PAUD-SD-SMP-SMA).

 Direktorat Promkes dan PM bersama dengan lintas program terkait telah menyusun
kompetensi (tingkat pengetahuan dan keterampilan) peserta didik beserta cara
penyampaiannya untuk 25 topik kesehatan untuk setiap jenjang pendidikan (PAUD-SD-
SMP-SMA).

 Direktorat Promkes dan PM telah berkoordinasi dengan Kemendikbudristek dan


Kemenag untuk mendalami kurikulum sekolah saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka, untuk
mengetahui bagaimana mengintegrasikan kompetensi peserta didik yang telah disusun
ke dalam Kurikulum Merdeka dan identifikasi kebutuhan tools penyampaian materi
kesehatan kepada peserta didik nantinya.

 Kurikulum Merdeka menekankan pada kurikulum operasional satuan pendidikan secara


merdeka dimana pengorganisasian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, tema untuk
projek penguatan profil pelajar Pancasila, metode pembelajaran terdiferensiasi sesuai
tahap capaian peserta didik dikembangkan di tingkat satuan pendidikan agar
kontekstual, relevan, dan bermakna.

 Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang dituju dalam setiap mata
pelajaran (intrakurikuler). Perkembangan peserta didik di setiap jenjang dibagi menjadi
fase, yaitu:
1. PAUD - Fase Pondasi
2. SD - Fase A, B, C
3. SMP - Fase D
4. SMA - Fase E, F

 Kemendikbudristek juga mengembangkan Platform Merdeka Mengajar untuk guru


mempelajari Kurikulum Merdeka, mendapatkan beragam perangkat ajar, dan saling
berbagi karya & metode pembelajaran.

 Saat ini telah ada hasil identifikasi materi kesehatan yang dicocokkan dengan capaian
pembelajaran dan mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan/fase baik di sekolah dan
madrasah. Mata pelajaran yang banyak terkait dengan materi kesehatan yaitu
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agaman
dan Budi Pekerti serta sesi bimbingan dan konseling. Selain itu juga materi kesehatan
dapat menjadi pilihan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila, yang dilaksanakan
oleh peserta didik diluar mata pelajaran dan juga melalui kegiatan ekstrakurikuler, antara
lain UKS, PMR, Pramuka.
 Adanya arahan Wamenkes untuk membentuk Komite Bersama untuk menyusun bahan
ajar materi kesehatan untuk Kurikulum Merdeka. Dit. Promkes dan PM telah
menginisiasi koordinasi awal dan akan dilanjutkan oleh Sesditjen Kesmas.

 Dit. Promkes dan PM bersama lintas program, Kemendikbud dan Kemenag telah
mengidentifikasi bahan ajar yang saat ini telah ada (berupa buku, modul, video, dll).
Namun bahan ajar yang saat ini belum sesuai dengan ketentuan Kurikulum Merdeka
ataupun perlu dilihat kembali kesesuain dengan materi kesehatan dan kompetensi
peseta didik yang diusulkan.

 Adanya kebutuhan untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka
dan dapat dimasukkan ke dalam Platform Merdeka Mengajar untuk nantinya dapat
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kesehatan tersebut kepad apeserta
didik. Diharapkan Kementerian Kesehatan dapat menyiapkan bahan ajar ini.

 Perlunya usulan dan komitmen dari lintas program Kemenkes untuk menyiapkan bahan
ajar tersebut di setiap jenjang pendidikan sesuai dengan topik kesehatan terkait dan
ketentuan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Anda mungkin juga menyukai