Marhaban ya ramadlan marhaban ya syahrol Qur’an kita sambut bulan yang mulia ini dengan
keikhlasan hati dan kebeningan nurani untuk menggapai derajat yang tinggi disisi Ilahi Robbi yakni
menjadi manusia-manusia yang berjiwa taqwallah.
Sangat patut kiranya kalau bulan ramadlan ini dinamakan dengan Syahrul Qur’an karena di
bulan ini Allah menurunkan Al-Qur’an secara mujmal (global) dari lauhil mahfudz menuju baitul
izzah di langit dunia pada malam lailatul qodar (QS. Al-Qodr, 1, Ad-Dukhon 3 dan Al-Anfal 41)
dan Allah memulai penurunan Al-Qur’an secara munajjaman (berangsur-angsur selama kurang
lebih 23 tahun) pada bulan ini yakni pada tanggal 17 Ramadlan, dan pada bulan ini pula
diriwayatkan Nabi Muhammad SAW. memuraja’ah ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah diturunkan
kepada beliau dengan Malaikat Jibril AS. Karna itulah untuk menyambut bulan Ramadlan yang
merupakan bulan Al-Qur’an ini para kaum muislimin senantiasa memperbanyak membaca Al-
Qur’an bahkan senantiasa terdengar di telinga kita bacaan-bacaan Al-Qur’an di surau-surau, masjid-
masjid bahkan dimedia-media elektronika, karena mereka menyadari bahwa membaca Al-Qur’an
merupakan paling utamanya ibadah apalagi di bulan Ramadlan sebagai mana Sabda Nabi
Muhammad SAW,
“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa
yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus.
Pada ayat tadi Allah meredaksikan Al-Qur’an dengan bahasa Ruh yang berarti nyawa karna
ada satu titik kesamaan antara Al-Qur’an dengan Ruh كما ان ال""روح فيه حي""اة اجلسد ان الق""رأن فيه حيا ة
القلب sebagaimana di dalam ruh itu ada kehudupan raga sesungguhnya Al-Qur’an di dalamnya ada
kehidupan hati, artinya dengan ayat ini Allah mengingatkan kita bahwa kalau kita ingin memiliki
hati yang hidup dan jiwa yang suci maka satu-satunya langkah adalah dengan bertadabbur
(membaca dan memhami ma’na Al-Qur’an) sebagai firman Allah dalam surat Muhammad ayat 24
Sepintas kedua ayat ini sangat mirip bahkan di antara penghafal Al-Qur’an yang sulit
membedakannya tetapi bila kita mau tadabbur kita akan menemukan keagungan bahasa Al-
Qur’an perlu diketuhui ayat yang di atas menerangkan kabar gembira menjelang perang badar
dan yang dibawah kabar gembira sebelum perang uhud dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Pada ayat yang pertama tidak ada lafadh LAKUM Sebagaimana ayat yang kedua karena
perang badar adalah perang yang pertama sehingga belum pernah kaum muslimin
mengalami kemenangan, sementara dalam perang uhud digunakan lafadh LAKUM
karana sudah pernah mengalami kemenangan pada waktu perang badar dank arena alas
an ini pula lafadh BIHI pada ayat yang pertama diletakkan sebelum lafadh
QULUBUKUM sementara pada ayat yang kedua diletakkan sesudahnya.
b. Pada ayat yang pertama karena menerangkan perang badar yang belum pernah dialami
dan untuk meyaqinkan para sahabat saat itu maka pada ayat ini perlu diberi penguatan
dengan taukid lafadh INNA dan taukid ini tidak dibutuhkan lagi pada ayat yang kedua
karena sudah ada bukti sebelumnya.
3. Para ahli bahasa sekali waktu mempertanyakan penggunaan dlomir muannats (wanita) yang
kembali kepada lafadh ‘ANKABUT QS. AL-‘Ankabut 41 padahal semestinya yang lebih tepat
menggunakan dlomir mudakkar (laki-laki) dan ternyata dibalik penggunaan dlomir ini ada
rahasia yang sangat besar di mana ditemukan fakta bahwa laba-laba yang membikin rumah
semua berjenis kelamin betina.
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti
laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah
laba-laba kalau mereka Mengetahui”
4. Korelasi Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan
Manusia pada dekade ini tidak bisa menutup mata bahwa ternyata penemuan-penemuan
keilmuan dan fenomena alam yang terjadi saat ini tidak terlepas dalam konsep-konsep dasar
keilmuan yang ada di dalam Al-Qur’an sebagai mana contah-contoh berikut:
a. Astronomi
Selama beratus-ratus tahun dogma (ajaran suci) gereja mengatakan bahwa bumi adalah
pusat dari peredaran tata surya (geosentris) dan ternyata ketika lahir zaman renaissance
(kebangkitan ilmu pengetahuan) dogma itu sangat bertentangan dengan kenyataan di
mana ternyata mataharilah pusat dari peredaran tata surya (heliosentris) sementara bumi
dan planet yang lain bergerak mengitari matahari dan keyakinan selama itu kalau bentuk
bumi ini datar juga terbantahkan dengan fakta keilmuan yang ada untuk lebih jelasnya
marilah kita cermati ayat-ayat berukut ini:
QS. An-Naml 88
Pada ayat ini diterangkan bahwa gunung-gunung yang kita sanka diam ternyata berjalan
dengan Marros Sahab (secara memutar) hal ini memberikan pemahaman bahwa bumu
yang dipijaki gunung itu bergerak secara revolusi mengelilingi matahari.
QS. Yaasin 38
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa matahari hanya bergerak pada porosnya saja
dan tidak bergerak mengelilingi yang lain. Dari kedua ayat ini terbuktilah bahwa
kebenaran teori heliosentris sesuai dengan konsep dasar Al-Qur’an
QS. Az-Zumar 5
Pada ayat ini diterangkan bahwa disamping bumi itu bergerak secara revolusi
mengelilingi matahari bumi juga bergerak secara rotasi (kepada porosnya) dan adri
pergerakan bumi ini muncullah waktu siang dan malam dan rari ayat ini pula secara
jelas dikatakan bahwa bentuk bumi itu kurrowi 9bulat) seperti bola dan ayat ini sangat
sesuai dengan kenyataan keilmuan
QS. Al-Baqoroh 22
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa bumi sebagai hamparan artinya manusia dan
mahluk yang lain bisa menapak di atas bumi karena Allah sudah menciptakan gaya
grafitasi utnuk bumi yang tidak diciptakan untuk planet-planet lainnya, dan diayat ini
pulan Allah menerangkan bahwa bumi membutuhkan atap dari lapisan atmosvir dan
lainnya yang mampu melindungi bumi dari zat-zat kosmotik yang berbahaya sehingga
dengan ayat ini kita diingatkan untuk selalu menjaga atap kita sehingga apa yang
ramaikan tentang global warming pada saat ini sebenarnya telah dingatkan pada sekian
abad yang lalu oleh Al-Qur’an.
b. Kesehatan
Kita tentu saja mengenal kelainan yang bernama verikokel yakni ketika di testis (buah
dzakar) terlalu banyak pembulu darah maka akan bisa mempengaruhi gerakan sperma
dan akhirnya tidak bisa membuahi sel telur, dan ternyata hal ini sesuai dengan firman
Allah QS. Al-Qiyamah 37
Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa sperma yang mempu membuahi sel telur (ovum)
adalah yang bisa memancar.
Dalam ilmu gizi kita mengenal istilah 4 sehat 5 sempurna maka trnyata istilah itu
mengadopsi apa yang ada di dalam Al-Qur’an QS. Abasa 24 – 32
An-Nahl 66
Dan dalam ayat-ayat ini kita juga diingatkan disamping pentingnya 4 sehat 5 sempurna
hal yang lebih penting dari itu semua adalah terpenuhinya kebutuhan tubuh terhadap air
karena meski terpenuhi kebutuhan gizi tepi tidak tercukupi kebutuhan air maka akan
percuma
Dari sedikit contoh-contoh di atas kita akan semakin haus dan semakain punya hasrat yang
kuat untuk semakin mendalami Al-Qur’an karena dengan semakin mendalami Al-Qur’an kita akan
semakin menemukan kehebatan Al-Qur’an seperti ketika kita membaca QS. An-Nahl ayat 81, kita
akan menemukan di sana sebuah keanehan bahwa dari gunung dibangun rumah-rumah pada
awalnya orang mempermasalahkan ayat ini tapi saat ini kita tersadar ternyata bahan pembangunan
rumah adalah semen dan bahan pembangunan semen adalh batu dari gunung-gunung, dan itu kan
semakin menambah keimanan dan keyakinan kita kepada Allah SWT dan rosulnya,
5. Konsep Al-Qur’an untuk kemajuan ummat islam
a. Islam adalah agama yang mengandalkan argumentasi di dalam meyakinkan kebenaran
seperti ketika Allah menerangkan akan keesaannya Al-Qur’an berargumen dengan QS.
Al-Mu’minun 91
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain)
beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”
Ketika Allah mengutus Nabi dari golongan manusia bukan dari golongan malaikat Al-
Qur’an berargumen dengan QS. Al-An’am 9
“Dan kalau kami jadikan Rasul itu malaikat, tentulah kami jadikan dia seorang laki-laki
dan (kalau kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah kami meragu-ragukan atas
mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri[461]”
[461] Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah
mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, Karena manusia tidak dapat melihat
malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: Ini bukan malaikat, Hanya manusia
seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.
QS. Al-Isro’ 95
95. Katakanlah: "Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai
penghuni di bumi, niscaya kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat
menjadi Rasul".