Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AULIA RAYHANY AZ-ZAHRA

KELAS : XI – FARMASI
AEROSOL SEDIAAN FARMASI

 Pengertian aerosol :
Sediaan dalam wadah bertekanan, dimana bahan aktif obat terlarut atau tersuspensi dalam
gasyang dikompresi atau dicairkan.biasanya digunakan untuk asma, infeksi saluran nafas,
angina pectoris, diabetes.
 Keuntungan dan kerugian aerosol :
a) Keuntungan
1. obat sensistif kelembaban dan oksigen terlindungi dan stabilitas dapat ditingkatkan
2. obat dapat diberikan langsung ke tempat yang akan diobati
3. proses pemberian obat cepat dan mudah
b) Kerugian
1. Mudah terbakar
2. Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasienmenggunakan sediaan dengan baik dan
benar.
 Sistem aerosol ada 3,teridiri dari :
1) Cair dan cair
2) Padat dan cair
3) Gas dan gas

 Aerosol merupakan sediaan farmasi yang terdiri dari 4 bagian:


1. Wadah, biasanya dari logam atau tidak bereaksi dengan bahan lain
2. Aerator atau aquatro, yang mengatur udara keluarnya
3. katup, yang pencet-pencet agar sediannya keluar
4. Propelan, gas yang mendorong udara keluar

 Komposisi aerosol, teridiri dari:


a) Bahan aktif
1. Zat aktif padatan dengan pembawa gas
2. Zat aktif cair dengan pembawa cair
3. Dan ada yang memang bentuknya gas
b) Eksipien, (pembawa)
c) Propelan, (yang mengubah dari bentuk padat menjadi padat kecil, dan kalo liquid dia
juga yang merubah ke bentuk kabut).
CONTOH SEDIAAN AEROSOL FARMASI

 Bahan aktif yang digunakan adalah salbutamol sulfate 100 mg


 Salbutamol Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
(C13H21NO3)2.H2SO4, dihitung terhadap zat anhidrat.
 Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.
 Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.
 Baku pembanding Salbutamol Sulfat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Salbutamol BPFI
 Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Salbutamol Sulfat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 80 µg per mL dalam asam hidroklorida 0,1 N,
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Salbutamol
Sulfat BPFI.
C. Kocok sejumlah zat setara dengan 4 mg salbutamol dengan 10 mL air dan saring, filtrat
menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
D. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti
diperoleh pada Penetapan kadar.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5 % dan total cemaran tidak lebih dari
2,0%. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran metil isobutil keton Pisopropil alkohol P-etil asetat P-air-amonium
hidroksida P (50:45:35:18:3).
Penampak bercak Uap Iodum P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salbutamol Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,10 mg per mL.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih
kurang 20 mg per mL.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 µL Larutan baku dan Larutan uji pada
lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P tebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi yang telah berisi dengan Fase gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering dan paparkan
lempeng dalam uap iodum: ukuran dan intensitas bercak selain bercak utama dari Larutan uji, tidak lebih
besar dan tidak lebih intensif dari Larutan baku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan amonium asetat 0,05 ± 0,01 M Larutkan 3,85 g amonium asetat P dalam 1000 mL air,
campur.
Fase gerak Buat campuran air-amonium asetat 0,05 ± 0,01 M-isopropanol P [(65:30:(5±1)] atur
pH hingga 4,5 ± 0,3 dengan penambahan asam asetat P tetes demi tetes. Saring dan awaudarakan. Jika
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

ANALISIS SEDIAAN AEROSOL


1. Isi minimum
2. Luas area semprotan
3. Daya sebar semprotan

Anda mungkin juga menyukai