Anda di halaman 1dari 2

Propaganda media adalah sesuatu yang lazim kita temui di media massa.

Media membangun framing


terhadap sebuah kasus atau peristiwa untuk mempengaruhi persepsi masyarakat .

- Jelaskanlah apa yang disebut dengan framing media

Pengertian praktisnya, framing adalah menyusun atau mengemas informasi tentang suatu peristiwa
dengan misi pembentukan opini atau menggiring persepsi publik terhadap sebuah peristiwa.

Framing berita merupakan perpanjangan dari teori agenda setting, yaitu pemilihan fakta dalam sebuah
peristiwa yang dinilai penting disajikan dan dipikirkan pembaca (publik).

Framing tidak berbohong, tapi ia mencoba membelokkan fakta dengan halus melalui penyeleksian
informasi, penonjolan aspek tertentu, pemilihan kata, bunyi, atau gambar, hingga meniadakan informasi
yang seharusnya disampaikan.

Framing bertujuan untuk membingkai sebuah informasi agar melahirkan: citra, kesan, makna tertentu
yang diinginkan media, atau wacana yang akan ditangkap oleh khalayak.

Secara teoretis, framing adalah cara pandang yang digunakan wartawan atau media dalam menyeleksi
isu dan menulis berita. Framing adalah bagaimana wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan
sudut pandangnya --ada fakta yang sengaja ditonjolkan, bahkan ada fakta yang dibuang

(Sumber: komunikasi praktis)

Framing media adalah pembingkaian media dalam memberitakan sebuah isu atau topik yang beredar di
masyarakat luas. Media dalam hal ini yaitu media berita lokal, nasional, maupun internasional.

Pengertian Framing oleh media

Menurut Alex Sobur pada bukunya yang berjudul Analisis Teks Media (2015), framing merupakan teknik
penyajian realitas yang tidak dimanipulasi seluruhnya, namun hanya dibelokkan secara halus, dengan
menonjolkan sebagian realita atau selektif terhadap realita lainnya. Misalnya dalam pemberitaan
tentang penggusuran permukiman warga. Media yang bias terhadap pemerintah, cenderung
menonjolkan dampak positif dari penggusuran. Sebaliknya, media yang anti terhadap pemerintah, hanya
menunjukkan dampak negatif yang dirasakan warga tanpa menunjukkan realitas seutuhnya.

Charlotte Ryan dalam buku berjudul Prime Time Activism: Media Strategist for Grassroots Organizing
(1991) menggambarkan framing sebagai sebuah instrumen atau alat untuk mengambil informasi
tentang apa yang dirasakan khalayak terhadap suatu masalah politik. Framing adalah bentuk sudut
pandang yang dipilih media untuk menyampaikan suatu isu. Contohnya, pada peristiwa tangkap tangan
kepala daerah yang melakukan korupsi, media melakukan framing dengan mendiskreditkan kepala
daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan perasaan khalayak yang kecewa dan benci terhadap kepala
daerah tersebut.
Eriyanto di dalam bukunya berjudul Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik (2002)
memandang framing sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu
tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.

- Carilah contoh kasus yang memperlihatkan adanya framing media yang bertujuan untuk propaganda
isu tertentu

Tididit! Ada 'Harta Karun' Tersembunyi di Lumpur Lapindo

https://finance.detik.com/energi/d-5914163/tididit-ada-harta-karun-tersembunyi-di-lumpur-lapindo

- Jelaskan bagaimana media mem-framing berita melalui kasus tersebut, kemudian jelaskan argumentasi
apa yang dibangun media untuk menarasikan berita tersebut dan tujuan atau pesan yang ingin
dikonstruksi dari berita tersebut.

Akibat bencana lumpur Lapindo, Sebanyak 10.426 unit rumah warga dan 77 unit rumah ibadah
terendam lumpur. Sedangkan hingga saat ini persoalan rugi korban baik warga maupun perusahaan
yang terdampak ternyata juga masih belum kunjung rampung. Ini adalah opini yang tertanam pada
masyarakat, namun Media Detik.com melakukan framing berita dengan membuat opini baru kepada
publik, dengan mengatakan adanya harta Karun di lumpur Lapindo. Media ini mencoba merubah
pemahaman publik dalam melihat peristiwa lumpur Lapindo dari awalnya lumpur yang merusak menjadi
lumpur yang berkah, mereka berargumentasi " Bahwa dilumpur Lapindo ada harta Karun tersembunyi
yang mampu membuat orang-orang kaya, dengan didukung oleh pernyataan ahli". Dari pengamatan
saya, media ini berusaha untuk melepaskan diri dari hutang yang mengikat PT Lapindo Brantas yang
bertanggung jawab terhadap lumpur Lapindo, dengan merubah pola pikir publik agar tertarik terhadap
harta Karun tersebut dan tidak lagi menganggap bahwa peristiwa lumpur Lapindo sebagai musibah tapi
sebagai berkah.

Anda mungkin juga menyukai