52607-Article Text-167399-1-6-20220630

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Sutasoma 9 (1) (2021)

Sutasoma:
Jurnal Sastra Jawa

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sutasoma

CERITA PANTUN SRI SADANA ATAU SULANJANA


ANALISIS STRUKTUR DAN SEMIOTIK

DOI:
Accepted: Approved: Published:

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengkaji struktur cerita pantun Sri Sadana atau Sulanjana berdasarkan model analisis yang
dikembangkan oleh Vladimir Propp dan teori Semiotik Model Charle Sanders Peirce. Masalah pokok yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi fungsi-fungsi pelaku, skema dan pola cerita, distribusi fungsi di kalangan pelaku, dan unsur-unsur
semiotik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penjaringan data melalui studi
pustaka. Hasil analisis membuktikan bahwa dalam cerita pantun Sri Sadana atau Sulanjana terdapat tiga puluh delapan
fungsi pelaku yang terdistribusi ke dalam tujuh lingkaran tindakan. Tiga puluh delapan fungsi tersebut ditemukan dalam
sepuluh episode serta unsur semiotik mengacu pada simbol-simbol dalam isi cerita.
Kata kunci: Cerita Pantun, Semiotik, Sri Sadana atau Sulanjana, Struktur.

Abstract

This study aims to examine structur of Sri Sadana Sulanjana based on model analysis develoved by Vladimir Propp
and Semiotik structure. The principal issues examined in this study include character functions, schemes and
pattern of stories, function distributions among characters, and the elements semiotic. The mothod used qualitative
descriptive method with classification techniques through literature. The result of the analysis proves that Sri
Sadana or Sulanjana hast thirty eight character functions who distributed into seven circles of actions. Thirty eight
character functions mentioned found in ten episodes and the semiotic element refers to the symbols in the story
content.

Keywords: Poetry Story, Sri Sadana or Sulanjana, Structure, Semiotics

© 2021 Universitas Negeri Semarang


p-ISSN 2252-6307
e-ISSN 2686-5408

1
2
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

PENDAHULUAN pantun biasanya di pertunjukan sepanjang


malam, mulai dari bada Isya sampai menuju
Kesenian tradisional adalah kesenian
Shalat Subuh (Iskandarwassid, 1992: 100).
yang diciptakan oleh masyarakat banyak, yang
Cerita pantun juga merupakan cerita yang
mengandung unsur keindahan dan hasilnya
dideklamasikan oleh juru pantun yang diiringi
menjadi milik bersama (Alwi, 2003:1038).
oleh petikan pantun yaitu semacam kecapi yang
Kesenian tradisional yang berkembang secara
bentuknya seperti perahu. Dalam
turun-temurun mempunyai unsur-unsur
pendeklamasian cerita pantun dilakukan diluar
kepercayaan dan interpretasi tradisi masyarakat
kepala (Rosidi, 1966:1).
yang umumnya menjadi ciri khas kesenian
Isi cerita pantun biasanya mengisahkan
tradisional. Jika kesenian tersebut terdapat di
perjalanan hidup para ksatria putra raja dalam
tingkat daerah, maka kesenian tersebut milik
mengemban tugas. Bagaimana dalam
daerah. Kesenian tradisional salah satu produk
menghadapi tantangan dan rintangan hidup
budaya yang paling melekat dan mudah
termasuk harus bertempur melawan musuh.
dinikmati, keberadaan kesenian tradisional di
Dalam pergelaran cerita pantun, ada bagian
Indonesia sudah tidak bisa diragukan lagi,
yang diceritakan, ada juga bagian yang di
banyak dan melimpah. Semakin
nyanyikan diiringi oleh kecapi. Cerita yang
berkembangnya jaman kesenian tradisional
dipantunkan semuanya di hafalkan oleh Ki Juru
tergeserkan oleh kesenian-kesenian modern,
Pantun (Koswara, 2010:20). Cerita pantun
sehingga dalam kenyataannya banyak kesenian
termasuk sastra lisan, turun temurun dan
tradisional yang kondisinya sangat
disebarkanna melewati mulut ke mulut secara
memprihatinkan. Saat ini banyak kesenian
lisan. Sesuai apa yang dijelaskan oleh
tradisional yang sudah punah dan berada di
Endarswara (2018:5), bahwa sastra lisan adalah
ambang kepunahan termasuk kesenian cerita
sekumpulan karya sastra atau teks-teks lisan
pantun di Provinsi Jawa Barat. Pertunjukan
yang disampaikan dengan cara lisan, atau
kesenian cerita pantun sangat jarang bahkan
sekumpulan karya sastra yang bersifat
tidak pernah terdengar lagi ada pentas kesenian
dilisankan, memuat hal-hal berbentuk
cerita pantun di wilayah Provinsi Jawa Barat.
kebudayaan, sejarah sosial masyarakat, ataupun
Kesenian cerita pantun ini sulit ditemukan atau
sesuai ranah kesusastraan yang dilahirkan dan
didengar tampil di masyarakat, bahkan generasi
disebarluaskan secara turun-temurun.
muda sekarang tidak mengetahuinya bahwa
Koswara (2010:20) menjelaskan bahwa
dahulu kesenian cerita pantun merupakan
cerita pantun merupakan salah satu karya Sunda
kesenian khas dan dilestarikan di daerahnya.
kuno (buhun) dalam abad ke-14. Hal ini
Cerita pantun merupakan cerita khayalan
dijelaskan dalam isi cerita pantun yang
yang dilakukan oleh juru pantun dalam
umumnya menyabit-nyabit Kerajaan Pajajaran.
pagelaran ritual atau disebut mantun. Cerita
Ada juga yang menganggap bahwa cerita
3
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

pantun telah ada sebelum Kerajaan Pajajaran. penelitiannya yaitu studi pustaka Selain itu
Yang jadi alasannya yaitu diceritakannya penelitian ini juga mengkaji dari segi
Kerajaan Galuh dalam cerita pantun Ciung semiotiknya, karena dalam cerita pantun tersebut
Wanara. Selain itu, dalam cerita Lutung terdapat simbol-simbol yang mengandung arti
Kasarung juga diceritakan Kerajaan Pasir atau makna. Oleh karena itu, penelitian ini
Batang, keduanya berdiri sebelum Kerajaan berfokus pada masalah karakter para tokoh atau
Galuh juga diceritakan Kerajaan Pasir Batang. pendukung cerita yang memiliki sifat dan fungsi
Kerajaan Galuh atau Kerajaan Pasir Batang, tertentu dalam membangun keutuhan cerita
keduanya berdiri sebelum Kerajaan Pajajaran. berdasarkan analisis yang dikembangkan oleh
Sedikitnya 76 carita pantun sudah di Vladimir Propp beserta unsur semiotik modél
bukukan. Salah satu diantaranya adalaah carita Charle Sanders Peirce yang ada dalam cerita
pantun Sri Diana atau terkenal pula sebagai pantun Sri Sadana atau Sulanjana. Pembahasan
cerita Sulanjana. Naskah ini menceritakan tentang tokoh dan fungsi-fungsinya dalam cerita
beberapa hal diantaranya yaitu asal-muasal Nyi sangat penting karena tokohlah yang yang
Pohaci, asal-muasalnya padi dan asal-muasal menggerakkan peristiwa (Sudjiman, 1988:4).
hama-hama yang biasa menyerang sawah juga
menceritakan kekayaan serta kemakmuran METODE PENELITIAN
Kerajaan Sunda Pajajaran, tepatlah apa yang
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian
dijanjikan oleh Nyi Pohaci yang ingin
kualitatif, dan metode yang digunakannya yaitu
memajukan kehidupan manusia, sehingga
métode deskriptif. Dalam hubungan dengan
manusia ada dalam kemajuan dengan tokoh raja
penyediaan data studi pustaka digunakan untuk
legendarisnya Raja Pajajaran dan Dewa Guru
menjaring data tulis sebanyak-banyakna serta
beserta Dewi Uma. Mitologi dewa-dewi Sunda,
untuk mendapatkan bahan acuan di dalam
khususnya mengisahkan mengenai dewi padi
analisis. Penjaringan data dilakukan dengan
Nyi Pohaci Sanghiang Sri dangdayang Tresna
menggunanakan teknik pencatatan dan
Wati Nyi Sri Bibiting Sri.
dokumentasi. Tekhnik ini juga bisa dilakukan
Hal ini semakin memperkuat anggapan
dengan mengumpulkan data berupa dokumen
bahwa sastra tidak semata-mata berisi khayalan
yang terkait dengan objek penelitian. Metode
tanpa makna sebagaimana anggapan banyak
deskriptif bukan hanya sekedar menjelaskan saja,
orang, tetapi ini merupakan salah satu produk
tetapi juga memberi pemahaman dan pertelaan
budaya yang sarat dengan nilai-nilai
yang cukup, sesuai dengan tujuan yang akan
kemanusiaan. Adapun, penelitian yang mengkaji
dicapai dalam penelitian (Ratna, 2010: 53).
secara khusus fungsi pelaku, skema dan pola-
Sumber data penelitian ini menggunakan studi
pola cerita, distribusi fungsi-fungsi di kalangan
pustaka, analisis data, dan interpretasi. Sedangkan
pelaku, dalam sebuah cerita merupakan hal yang
analisis data penelitian ini menggunakan kajian
amat menarik dan perlu dilakukan. Sumber data
4
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

struktural Vladimir Propp dan sémiotik model tindakan. Berdasarkan penerapan teori Propp
Charle Sanders Peirce. diketahui bahwa sastra lisan Cerita Pantun Sri
Sadana atau disebut Sulanjana memiliki 38
fungsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Vladimir Propp Fungsi yang bisa didistribusikan ke dalam
lingkungan tindakan (speres of action) yakni:
Vladimir Propp adalah seorang peneliti
dongeng berkebangsaan Rusia yang menyusun 1) Villain atau lingkungan aksi penjahat,
karakter-karakter yang hampir ditemukan dalam 2) Donor, provider atau lingkunganaksi
donor pembekal,
setiap narasi dengan fungsi-fungsinya dalam 3) Helper atau lingkungan aksi penolong
cerita. Karakter pada hakikatnya adalah tokoh pembantu,
yang mempunyai perilaku tertentu, misalnya 4) The princecc and the father atau
lingkungan aksi seorang putrid an
karakter pahlawan, karakter penjahat dan
ayahna,
sebagainya. Selanjutnya, karakter tersebut 5) Hero atau lingkungan aksi pahlawan,
memilki fungsi dalam narasi sehingga narasi 6) False hero atau lingkungan aksi
pahlawan palsu.
tersebut menjadi utuh dan padu (Propp dalam
Eriyanto:2013:65). Propp mendasarkan analisis Selain fungsi dan lingkungan aksi, Propp
struktur teksnya pada fungsi pelaku atau menyimpulkan adanya pergerakan cerita yang
tindakan naratif. Yang dimaksud dengan fungsi berjumlah enam pergerakan. Pergerakan enam
adalah tindakan tokoh untuk menunjang cerita adalah perkembangan cerita dari A
jalannya sebuah cerita. Sedangkan naratif di sampai W. Macam pergerakan ini bervariasi,
sini adalah rangkaian peristiwa yang menjadi bergantung pada cerita dan episode cerita
pokok pembicaraan (Roimmon-Kenan dalam (Propp, 1987:110-111). Propp mengakui bahwa
Trisari, 2021: 11). Menurut Propp, suatu cerita setiap dongeng tidak harus memuat sebanyak
pada dasarna memiliki kontruksi. Kontruksi itu fungsi yang dimaksud. Ketiga puluh satu fungsi
terdiri atas naratif-naratif yang terbagi dalam tersebut adalah sebagai berikut.
tiga unsur, yaitu pelaku, perbuatan, dan
penderita. Unsur yang tetap adalah perbuatan, Fungsi dan Lambang
sedangkan unsur-unsur yang berubah adalah
1. Ketiadaan (absentation) β
pelaku dan penderita. Bagi Propp yang
2. Pelarangan atau penghalangan (interdiction)
terpenting adalah unsur yang tetap, yaitu
γ
tindakan atau perbuatan (action) yang
3. Pelanggaran (violation) δ
selanjutna disebut fungsi (function) (Suwondo,
4. Pengintaian (reconnaissance) ε
2003: 38). Teori motif naratif Propp
5. Penyampaian (informasi) (delivery) ς
menjelaskan bahwa sastra lisan (cerita rakyat)
6. Penipuan (fraud) η
itu memiliki 31 fungsi cerita dan 7 lingkungan
5
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

7. Keterlibatan (complicity) θ semiotik yaitu ilmu tanda. Tokoh yang


8. Kejahatan (villainy) A dianggap ahli semiotik yaitu Ferdinand de
8a. Kekurangan (lack) a Saussure, menurut (Sudjiman, 1991:42) yang
9. Perantra (Mediation) B disebut semiotik yaitu ilmu yang mendalami
10.Penetralan (tindakan) dimulai (beginning tanda selaku bagian dari kehidupan manusia.
contraction) C Peirce (dalam Sudjiman & Aart Van Zoest,
11. Kepergian (departure) ↑ 1992:43) menjelaskan bahwa tanda adalah
12. Donor (the first function of the donor) D segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk
13.Reaksi pahlawan (the hero’s reaction) E menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa
14.Penerimaan unsur magis (receipt of a hal atau kapasitas. Tanda dapat berarti sesuatu
magical agent) F bagi seseorang jika hubungan yang berarti ini
15.Perpindahan tempat (spatial translocation) diperankan oleh interpretan.
G Peirce (dalam Isnéndés, 1991:42),
16. Bertarung (struggle) H menjelaskan mengenai tanda. Menurutnya ada
17. Penandaan (marking) J dua prinsip dalam tanda, yaitu penanda
18. Kemenangan (victory) I (signiger) yang menandai atau yang mewakili
19.Kebutuhan terpenuhi (the initial misfortune) satu hal, dan petanda (signified) yang
K merupakan makna atau arti tanda. Tanda
20. Kembali (return) ↓ merupakan yang tidak bisa dipisahkan antara
21. Pengejaran (pursuit) Pr penanda dan petanda. Oleh karena itu, ilmu
22. Pertolongan ‘Penyelamatan’ (rescue) Rs yang menyeluruh mengenai tanda yang ada
23.Kedatangan tidak dikenal (unrecognized dalam kehidupan manusia, bisa merupakan
arrival) O kebudayaan tunggal daerah atau tradisi yang
24.Tidak bisa mengklaim (unfounded claims) L ada dalam lingkungan tersebut.
25.Tugas berat (the difficult task) M Menurut hubungan penanda dan petanda
26.Solusi (solution) N Peirce (dalam Isnéndés, 2010:40), tanda dibagi
27.Pengenalan pahlawan (recognition) Q jadi tiga jenis, yaitu:
28. Pemaparan (exposure) Ex a. Ikon, bisa diartikan tanda, yang menunjukan
29. Perubahan rupa (transfiguration) T adanya hubungan yang sifatnya alamiah
30. Hukuman (punishment) U antara penanda dan petandanya.
31.Pernikahan (dan naik tahta) (wedding) W Hubungannya merupakan hubungan
kesamaan yang dimiliki oleh tanda.
Semiotik b. Indék, merupakan tanda yang menunjukan
Secara etimologi, istilah semiotik hubungan kausal (sebab-akibat) antara
berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang penanda dan petanda.
artinya tanda. Menurut Isnendes (2010:57),
6
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

c. Simbol, merupakan tanda yang mempunyai Jaka Sadana, Sri Sadana dan Rambut
hubungan alamiah antara penanda dan Sadana berangkat ke dunia, setelah mereka
pertandanya. Hubungan termasuk unik sebab berjanji untuk membantu “Ngahuripkeun umat
sifatnya arbitrer atau manasuka. Menurut Nabi, ngajembarkeun mahluk Allah
Sumardjo (2013:48), simbol merupakan salah (ngamajukeun manusa)”. Oleh Allah mereka
satu alat manusia untuk menjangkau dititah pergi ke Leungsir Condong Babakan
pengetahuan dan pengalaman di luar batas- Geger Sunten untuk menemui Aki dan Nini
batas budayanya. Oma.
3) Episode ke-3
Fungsi Pelaku dalam Cerita Keberangkatan ‘Kepergian’ (departure)
Situasi Awal (Initial Situation) lambang: α lambang : ↑
Situasi awal cerita ini menampilkan Allah Swt di dalam Rahmat alam nikmat
seorang Rama Adam dan Ibu Hawa yang nitah Malaikat Jibril pergi ke Suralaya untuk
bertempat tinggal di Negri Notaris yang sekarang menyerahkan gambar pola bangunan ke Dewa
terkenal sebagai Negri Mekah. Keduanya Guru. Gambar tersebut harus diturunkan ke
dikaruniai syahwat, sehingga bercampur gaul dunia di Negri yang sudah padat penduduknya.
sebagai dua orang suami istri maka Ibu Hawa Perpindahan tempat (spatial translocation) G
pun mengandung dan kemudian melahirkan dan Panji Narada turun ke dunia untuk
mempunyai anak empat puluh orang. menemui Raja Padjajaran yaitu Pangeran Surya
1) Episode ke-1 Kancana Rat Sajagat.
Keberangkatan ‘Kepergian’ (departure) lambang : Kepulangan ‘Kembali’ (return) lambang : ↓
↑ Setelah menyampaikan titah mendirikan
Raden Pati Pamerat Buana dan Sekar bangunan yang dinamakan “Bale Mariuk” dalam
Kencana Gading, berangkat ke Negri Logawa gedong Sasaka Domas. Panji Narada pulang
yaitu Negri Belanda yang menurunkan Bangsa tetapi ia lupa pola gambarnya terbawa, lalu ia
Belanda (kulit putih), Rangga Cina, Munding sadar ketika sudah sampai di tengah jalan mau
Cina dan Merenggi Cina berangkat ke Negri istirahat di Mega Magelang.
Cina yang disebut Nusa Bandar yang 4) Episode ke-4
menurunkan bangsa jin. Sedangkan Ratu Kejahatan (villainy) lambang : A
Galuh Anom juga ketujuh orang putrinya Raja Padjajajaran Karena mendapat
berangkat ke Jagat Kuta Ireng Galih Pakuan perintah penting dari kahiangan, ia menitahkan
yaitu pulau Jawa. Mereka menurunkan orang ke para kawula Negaranya untuk membawa
Jawa dan Sunda. bahan bangunan. Tapi Naga Anta yang berupa
2) Episode ke-2 ular tidak bisa memenuhi tugas tersebut. Naga
Keberangkatan ‘Kepergian’ (departure) lambang : Anta diancam hukuman mati.

7
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Pertolongan ‘Penyelamatan’ (rescue) lambang : 5) Episode ke-5


Rs Penyelesaian ‘solusi’ (solutiion) lambang : N
Naga Anta diperintahkan oleh Raja Setelah Lembu Wulung melahirkan
Padjajaran untuk menyerahkan tiga telur kepada putranya laki-laki, setelah besar anaknya
Dewa Guru di kahiangan. Ketika di tengah jalan penanyakan siapa nama ayahnya. Akhirnya
Naga Anta ditegur oleh elang kembar. Tapi Naga Lembu Wulung memberi tahu bahwa ayahnya
Anta tidak berani menyahut karena tiga telur adalah Idajil Janatulah di Negri Sabrang Ujung
yang ditaruh dalam mulutnya akan jatuh. Tua. Tapi Idajil Janatulah menolak anak sapi
Bertarung (struggle) lambang : H tersebut sebagai anaknya kecuali bisa
Karena tidak di sahut, elang kembar marah menaklukan Budugbasu Kalabuat di Tarenggong
dan mematuki mata Naga Anta, dalam Batu.
perkelahian itu jatuhlah dua butir telur. Penerimaan unsur magis (provition or receipt of a
Kebutuhan terpenuhi (the initial misfortune or magical agent) lambang : F
lack is liquidated) lambang : K Budugasu Kalabuat diberi wasiat oleh
Hanya satu telur yang selamat lalu dibawa Idajil Djanatulah diberi senjata jimat “entjis sekin
oleh Naga Anta ke Kahiangan, untuk diserahkan badi leutik”
kepada Dewa Guru yang menitahkannya bahwa Perubahan rupa (transfiguration) lambang : T
telur yang dibawa Naga Anta agar segera dibawa Setelah menyerahkan kerajaan kepada
ke bumi untuk dierami. Sapi Gumerang. Idajil Djanatulah menghilang
Kepulangan ‘Kembali’ (return) lambang : ↓ lalu menjadi ki Ta’ud Setanirajim.
Raja sebrang Ujung Tua yaitu Idajil Tidak bisa mengklaim (unfounded claims)
Janatulah berniat untuk melihat Pulau Jawa. lambang : L
Disuatu tempat yang disebut Tarengtong Batu, Ki Ta’ud menyelinap ke Kahiangan,
Idajil ingin kencing, maka kencinglah ia disitu. merasuk ke diri Dewa Guru sehingga Ratu
Waktu pulang setelah dekat ke Negri Sabrang Kahiangan timbul napsu kepada Nyi Pohaci yang
Ujung Tua, ia menemui bibit segala hama padi. sudah besar dan ingin menikahinya. Tetapi Nyi
Fungsi pertama penolong (the first function of Pohaci menolak dan Dewa Guru terus mengejar.
the donor) lambang: D Tugas berat (the difficult task) lambang : M
Telur yang dierami oleh Naga Anta, ketika Nyi Pohaci dan Bambang Kusiang
menetas jadilah dua orang bayi. Keduanya diberikan tugas oleh Allah agar menjaga buah
dibawa ke Naga Anta untuk diserahkan ke Dewa kuldi. Tetapi dalam suatu waktu Ki Ta’ud
Guru. Dewa Guru menerima dengan senang hati, Setanirajim menggoda sehingga keduanya
bayi yang laki-laki diberi nama Bambang memakan buah kuldi.
Kusiang dan bayi perempuan diberi nama Nyi Perpindahan tempat (spatial translocation)
Pohaci Sanghiang Sri dangdayang Tresna Wati lambang : G
Nyi Sri Bibiting Sri.
8
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Allah murka dan mengusir keduanya, Nyi ayahnya, yang ahirnya ibu Pertiwi memberi tahu
Pohaci dan Bambang Kusiang turun ke Leungisir lalu ketiganya berangkat menghadap Dewa Guru.
Condong Babakan Geger Sunten ke tempat Nini Perpindahan tempat (spatial translocation)
dan Aki Oma. lambing: G
Kebutuhan terpenuhi (the initial misfortune or Dewa Guru menerima Raden Sulanjana,
lack is liquidated) lambang : K Talimenar jeung Talimenir diperintahkan turun ke
Raja Padjajaran melaksanakan segala bumi untuk membantu Raja Pajajaran bertani
perintah Dewa Guru, perintahnya yaitu agar 7) Episode ke-7
Bambang Kusiang dibuang ke Tanah Aceh. Fungsi pertama penolong atau donor (the first
Kepulangan ‘Kembali’ (return) lambang : ↓ function of the donor) lambang: D
Nini dan Aki Oma dipersilahkan pulang Bambang Kusiang mendapat firasat,
dengan para putranya serta dipersilahkan sehingga meminta ijin untuk pulang kepada Ratu
menghantarkan Bambang Kusiang ke Pesisir. Aceh untuk menengok saudaranya dan
Bambang Kusiang terlihat sedih, Sri Sadana, dipersilahkan tetapi harus ditemani oleh Jaka
Jaka Sadana, Rambut Sadana, jeung Nyi Pohaci Sela dan Jaka Pamor.
juga terlihat sedih lalu mereka pulang ke ladang Perpindahan tempat (spatial translocation)
Aki dan Nini Oma. lambang: G
Keberangkatan ‘Kepergian’ (departure) Raden Jaka Sulandjana menangkap
lambang : ↑ Bambang Kusiang, tetapi dihalangi oleh Jaka
Nyi Pohaci meninggal, hal tersebut harus Sela dan Jaka Pamor. Bambang Kusiang sempat
diberitahukan kepada Raja Padjajaran. Baginda kabur, Jaka Sela dan Jaka Pamor meninggal oleh
terkejut dan memerintahkan Permaisuri Sulandjana. Bambang Kusiang ke Negri Aceh.
Nawangwulan ke Suralaya untuk menyampaikan 8) Episode ke-8
berita tersebut kepada Dewa Guru. Perpindahan tempat (spatial translocation)
Kebutuhan terpenuhi (the initial misfortune or lambang: G
lack is liquidated) lambang : K Ahirnya Jaka Sabeulah jadi manusia yang
Menurut perintah Dewa Guru, mayat Nyi sempurna sama dengan yang lainnya. Jaka
Pohaci harus dikuburkan di Tegal Cikahuripan Sabeulah diturunkan lagi ke dunia, tetapi tidak
dan kuburannya harus dijaga oleh Aki dan Nini lama Jaka Sabeulah bakal meninggal dan bakal
Oma yang pada saat itu namanya diganti jadi Aki jadi tumbuhan kemenyan yang menghasilkan
Bagawat Sangsari dan Nini Bagawat Sangsari. menyan. Jaka kemenyan kembali ke Padjajaran
Semua perintah dijalankan. dan tidak lama meninggal serta kuburannya
6) Episode ke-6 menjadi kayu kimenyan.
Kepergian atau Keberangkatan (departure) ↑ 9) Episode ke-9
Raden Sulandjana, Talimenar dan Fungsi pertama penolong atau donor (the first
Talimenir tidak berhenti-henti menanyakan siapa function of the donor) lambang: D
9
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Sapi Gumerang dan Budugbasu Kalabuat Dewi Sukaraba ditinggalkan tiga buah
di Negri Sabrang Ujung Tua. Budugbasu nama dan berbagai jimat buat putra yang akan
meminta ijin kepada majikannya pergi ke dilahirkannya oleh Hariang Banga.
Kahiangan Suralaya untuk melamar Nyi Pohaci. Pelarangan atau penghalangan (interdiction)
Setelah dipersilahkan pergi lalu ia berangkat. lambang : γ
Tugas berat (the difficult task) lambang : M + Anggana, Anggani dan Angganiah ketika
Pelarangan atau penghalangan (interdiction) sudah besar menanyakan ayahnya, diberitahu
lambang : γ oleh Sukaraba, ketiganya menghadap ayahnya di
Menurut perintah Dewa Guru , mayat Majapahit. Ketiganya dipersilahkan berangkat
Budugbasu harus dipikul oleh kedua malaikat oleh ibunya tetapi tidak boleh berhenti untuk
mengelilingi jagat tujuh kali. Mereka tidak boleh mandi, makan atau minum. Jika dilanggar
berhenti atau makan dan minum sebelum selesai. mereka kena hukuman.
Pelanggaran (violation) lambang : δ Pelanggaran (violation) lambang : δ
Sebelum selesai tujuh kali mengelilingi Ditengah jalan mula-mula Anggana
Jagat, malaikat Kalamula berhenti karena mogok, ia segera menyebur ke dalam sungai
kehausan, ia pun tidak maju lagi. Oleh karena itu akan mandi dan ketika muncul telah menjadi
peti diturunkan, ia mencari air tapi sia-sia, karena kerbau.
merasa sudah melanggar perintah sehingga Solusi atau Penyelesaian (solution) lambang : N
petinya dibuka. Angganiah minta tolong kepada Anggana,
Ketiadaan (absentation) lambang : β kemudian Anggani merusak Negara Majapahit
Sapi Gumerang datang, ia merasa supaya Ratu Galuh Hariang Banga minta tolong
kehilangan Budugbasu yang tidak ada kabarnya. kepadanya. Tapi kedua muslihat nya gagal. Ratu
Karena hama asalnya dari Budugbasu, oleh baru mau mengakunya anak jika dapat
karena itu Sapi Gumerang merasa berhak menghadirkan ibunya. Maka Dewi sukaraba pun
terhadapnya. keluarlah dari cin-cin mahlukat. Maka Negara
10) Episode ke-10 Majapahitpun pestalah karena Raja memperoleh
Kepergian atau Keberangkatan (departure) permaisuri yang sangat setuju dengan keinginan
lambang : ↑ hatinya.
Raja Majapahit yaitu Ratu Galuh Hariang Kepergian atau Keberangkatan (departure)
Banga yang belum mempunyai permaisuri, lambang : ↑
menurut petunjuk suara tanpa wujud maka Ratu Galuh Hariang Banga menitahkan
berangkatlah Baginda kearah Barat akan bertapa putra-putrinya supaya berangkat ke Padjajaran
di atas sebatang pohon loa yang dahannya dan belajar menggarap sawah. Angganiah,
merindang keatas sebatang sungai. Anggana beserta Anggani berangkat ke
Penerimaan unsur magis (provition or receiptof a Majapahit.
magical agent) lambang : F
10
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Perubahan rupa atau Menjelma (transfiguration) III. ↑ ------------------↓


lambang : T IV. A -----------------D
Waktu padi sudah berbuah dan buahnya V. N -----------------K
sudah menguning Dewa Guru dan Dewi Uma VI. ↑ ----------------- G
turun menjelma menjadi pipit putih. VII. D ---------------- G
Situasi akhir, lambang: X VIII. ------------------G
Aki dan Nini Bagawat Sangsari memulai IX. D ---------------- β
memetik padi yang sudah bermasakan itu, maka X. ↑ -----------------T
Negara Padjajaran kian subur kian makmur, Keterangan:
karena setiap tahun padi yang dihasilkannya I.----- ↑ adalah peristiwa awal yang
disawah sangat berlimpah-limpah. menggambarkan Setelah istri Rama adam yaitu
Ibu hawa setelah dua puluh kali melahirkan,
Skema dan Pola Cerita jumlah anaknya empat puluh orang. Beberapa
Analisis fungsi cerita Sri Sadana atau dari anaknya yang bernama Raden Pati Pamerat
Sulandjana dari episode ke-1 sampai dengan Buana melakukan keberangkatan ke Nagri
episode ke-10 terdapat 38 fungsi. Dengan tujuh Logawa yaitu Negru Belanda, Rangga Tjina,
kali penghadiran fungsi keberangkatan (↑), 5 Munding Tjina, dan Merenggi Tjina melakukan
kali penghadiran fungsi perpindahan tempat (G), keberangkatan ke Negri Cina. Sedangka Rat
3 kali penghadiran fungsi kepulangan (↓), 2 kali Galuh anom beserta ketujuh orang putrinya
penghadiran fungsi kebutuhan terpenuhi (K), 2 menuju ke jagat Kuta Ireng Galih Pakuan, yaitu
kali penghadiran fungsi pemberi (D), 2 kali Pulau Jawa.
penghadiran fungsi penerimaan unsur magis (F), II. ----- ↑adalah adanya keberangkatan Jaka
2 kali penghadiran penjelmaan (T), dan 2 kali Sadana, Sri Sadana dan Rahmat Sadana ke dunia,
penghadiran fungsi pelanggaran (δ). Oleh karena dan berjanji untuk memajukan mahluk Allah,
itu fungsi-fungsi yang ada dalam cerita pantun umat nabi yaitu manusia. Allah memerintahkan
Sri Sadana atau Sulanjana jika dijajarkan pergi ke Leungsir Condong Babakan Geger
membentuk skema dan pola sebagai berikut: Sunten untuk menemui Aki dan Nini Oma.
III. ↑ ----- ↓ adalah Allah Swt di alam
(α)-↑- ↑- ↑- G, ↓-A-Rs-H-K-↓-D-N-F-T-L-M-G- Rahmat Alam Nikmat menitahkan malaikat Jibril
K-↓-↑-K-↑-G-D-G-G-D-M+γ-δ-β-↑-F-γ-δ-N-η ↑-
T-(x) pergi ke Suralaya memerintahkan Nawangwulan
untuk memberi kabar ke Dewa Guru, menurut
Setelah memperhatikan fungsi-fungsi
perintah Dewa Guru Mayat Nyi Pohaci harus
pelakunya, maka cerita tersebut dapat dipolakan
dikuburkan di Tegal Cikahuripan dan makamnya
sebagai berikut.
harus dijaga oleh Aki dan Nini Oma dan yang
I. -------------------↑
pada saat itu namanya jadi Aki Nini Bagawat
II ------------------ ↑
Sangsari. Lalu setelah menyampaikan titah
11
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

mendirikan bangunan yang dinamakan “Bale berbuat seperti suami istri dan diketahui oleh
Mariuk” dalam gedong Sasaka Domas Panji Dewa Guru Kahiangan Suralaya, sehingga
Narada pulang. Bambang Kusiang di buang ke Tamah Aceh.
IV. A ------ D adalah munculnya kejahatan VI. ↑ ----- G adalah adanya keberangkatan Raden
diancam hukuman mati kepada Naga Anta yang Sulanjana, Talimenar dan Talimenir menghadap
berupa ular karena tidak bisa memenuhi Dewa Guru karena mereka terus-terusan
tugasnya, dengan berbagai rintangan, Naga Anta menanyakan siapa Ayahnya, sehingga oleh
sedih dan mengeluarkan air mata. Air mata Ibunya diberitahu. Dewa Guru menerimanya,
tersebut menjelma menjadi telur dan titah segera mereka di bekali berbagai ilmu kepandanyan dan
diserahkan kepada Dewa Guru Kahiangan. mereka diperintahkan turun ke bumi untuk
Tetapi di tengah jalan ada rintangan, berkelahilah membantu raja Padjajaran bersawah.
dengan elang kembar merah, sehingga telur yang VII. D ----- G adalah adanya firasat Bambang
terselamatkan hanya satu ekor dan menetas Kusiang, ahirnya meminta ijin dan menengok
menjadi dua orang bayi satu laki-laki dan satu adiknya dan harus didampingi Jaka Sela dan Jaka
perempuan. Segeralah di serahkan kepada dewa Pamor. Dari Aki dan Nini diperolehnya kabat
Guru, dan diterima dengan gembira. Oleh Dewa Nyi Pohaci meninggal dan tumbuh berbagai
guru diberi nama bambang Kusiang dan Nyi benih. Bambang Kusiang tidak cukup hanya
Pohaci Sanghiang Sri Dangdayang Tresna Wati melihatnya saja, biji-bijian itu di pegang dan
Nyi Sri Bibiting Sri. diciumnya sehingga Raja Padjajaran murka.
V. N ----- K adalah Lembu Wulung melahirkan Bambang Kusiang melarikan diri dan akan
dan anaknya laki-laki. Lembu Wulung hamil ditangkap Raden Djaka Sulandjana, sedangkan
karena di Tarengtong Batu Lembu wulung Jaka Pamor dan Jaka Sela meninggal oleh
kehausan dan minum air kencing Idadjil. Tetapi Sulanjana.
Idadjil menolak anak sapi tersebut sebagai VIII. ----- G adalah Jaka Sabeulah pada suatu
anaknya, terkecuali bisa menaklukan Budugbasu waktu mendapat ilapat agar mencari rahmat
Kalabuat di Tarenggong Batu. Setelah bisa Allah Swt agar tubuhnya sempurna, maka ia
ditaklukan Idadjil menyerahkan kerajaan kepada meminta diri kepada Raja Pajajaran. Ahirnya
Sapi Gumerang serta ia menghilang berubah Jaka Sabeulah menjadi manusia yang sempurna,
menjadi Ki Ta’ud. Ki Ta’ud merasuk ke dewa sama dengan yang lain. Jaka sabeulah diturunkan
Guru sehingga timbul napsu dan ingin menikahi lagi kedunia tetapi tidak lama Jaka Sabeulah
Nyi Pohaci yang sudah besar. Nyi Pohaci meninggal dan menjadi tumbuhan kemenyan dan
menolaknya tetapi tetap dikejar Dewa Guru menghasilkan menyan serta pada kuburannya
sehingga meminta bantuan Bambang Kusiang tumbuh kayu kimenyan.
untuk pergi menjauhinya. Ki Ta’ud Setanirajim IX. D ----- β adalah Budugbasu dan Sapi
merasuk kembali ketika Nyi Pohaci dan Gumerang meminta ijin kepada majikannya dan
Bambang Kusiang sedang menunggu ladang dipersilahkan pergi ke Kahiangan untuk melamar
12
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Nyi Pohaci. Saat itu para Dewa mencoba action). Setiap lingkaran tindakan dapat
menghalang-halanginya tetapi tidak ada seorang mencakupi salah satu atau beberapa fungsi.
pun yang berani menahan karena serangan Tujuh lingkungan tindakan dalam cerita Sri
warisan dari Idadjil. Waktu mendengar Nyi Sadana atawa Sulandjana adalah sebagai berikut
Pohaci meninggal ia malah penasaran dan 1) Villain atawa lingkungan aksi Penjahat: A, δ
menemui Aki Nini Bagawat sangsari diiringi 2) Donor, provider atau lingkungan aksi donor
Malaikat Kalamula dan Kalmuntir. Di depan pembekal: D, F, G
kuburan Nyi Pohaci Budugbasu meninggal, 3) Helper atau lingkungan aksi pembantu: Rs
dalam peti mati Budugbasu terdapat seribu hama 4) The Princess and the father atau lingkungan
darat dan seribu satu hama air. Sedangkan tali- aksi seorang putri dan ayahnya: N
temali pemikat peti mati berubah menjadi 5) Dispatcher atau lingkungan aksi
macam-macam ular. perantara/pemberangkat: ↓
X. ↑ ----- T adalah adanya keberangkata Ratu 6) Hero atau lingkungan aksi pahlawan: ↑
Galuh Hariang Banga dengan petunjuk suara 7) False Hero atau aksi pahlawan palsu: L, η
tanpa wujud, berangkatlah baginda kearah Barat
bertapa diatas sebatang pohon loa yang dahannya Unsur-unsur Semiotik
merindang ke atas sebatang sungai. Pada suatu Dalam naskah Cerita Pantun Sri Sadana
kali mandilah empat puluh bidadari di batang atau Sulanjana terdapat unsur-unsur semiotik
sungai dari Sawarga Bandan. Ratu Galuh sebagai berikut:
Hariang Banga melemparkan tiga buah loa 1) Simbol penamaan tokoh Nyi Pohaci asalnya
kepada bidadari-bidadari dan semuana diperoleh dari kata pwah yang artinya “perempuan” dan
oleh Dewi Sukraba yang segera menelannya. “aci atau “inti” yang artinya hakikat. Pohaci
Sukaraba melahirkan tiga orang putra Anggana, yaitu intisari perempuan yang melaksanakan
Anggani dan Angganiha, mereka sudah besar perintah Sunan Ambu ke bumi manusia di
pergi ke Majapahit tetapi tidak boleh mandi, Pancatengah untuk menjaga dan memelihara
makan dan minum jika melanggar akan kebutuhan-kebutuhan manusia. Jadi nama
terhukum. Di tengah jalan Anggana mogok Nyi Pohaci berkah hidup masyarakat
menyebur ke Sungai dan menjadi kerbau Padjajaran. Dalam kuburan Nyi Pohaci
sedangkan Anggani menjadi ular. Hanya tumbuhlah kehidupan, tanpa Nyi Pohaci
Angganiah yang selamat. Ratu Galuh menitah masyarakat Sunda tidak mendapat sumber
ketiga putrinya belajar menggarap sawah. kehidupan. Oleh karena itu pada jaman
Propp (dalam Suwondo 2011 dan Eriyanto pertanian dahulu sampai sekarang masih ada
2013) mengemukakan 31 fungsi yang menjadi yang melaksanakan tradisi penghormatan
kerangka pokok yang mungkin terdapat dalam kepada Nyi Pohaci.
sebuah cerita yang dapat didistribusikan ke 2) Simbol tiga butir air mata Allah Swt yang
dalam tujuh lingkaran tindakan (spheres of menetes merupakan simbol bilangan
13
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

kesempurnaan. Karena Nyi Pohaci, Sri 6) Rama adam dan Ibu Hawa mempunyai empat
Sadana (Sulanjana), Rambut Sadana, Jaka puluh anak dalam dua puluh kali melahirkan.
Sadana dan Bambang Kusiang yang berasal Dua puluh anak laki-laki dan dua puluh anak
dari air mata berjanji untuk memajukan perempuan, jumlah anak empat puluh
Negara atau menyempurnakan Negara. tersebut mempunyai lambang
3) Simbol Jaka Sabeulah yang bentuk “kesempurnaan”. Banyak juga pantun yang
bandannya tidak sempurna, warna badan jumlah Pohaci dan guriangnya empat puluh
sebelah hitam artinya Jaka Sabeulah asalnya pasang.
dari dunia bawah, sedangkan badan sebelah
lagi berwarna kuning mempunyai simbol SIMPULAN
dengan kekurangannya tersebut badan Jaka
Berdasarkan pembahasan cerita pantun Sri
Sabeulah masih bisa sempurna setelah
Sadana atau Sulanjana dilihat dari fungsi-fungsi
berikhtiar seperti dalam cerita Jaka Sabeulah
pelaku cerita ini terdapat sepuluh episode dan
menemui Kiayi, kaki beserta tangannya juga
keseluruhan memperlihatkan tiga puluh delapan
hanya sebelah.
fungsi. Setiap fungsi dapat didistribusikan
4) Cincin surgawi yang diserahkan kepada anak
kedalam lingkungan tindakan yang dapat
bungsu yang merupakan anak paling terahir
mencakupi salah satu atau beberapa fungsi.
atau anak paling ujung termasuk kedalam
Tujuh lingkungan tindakan dalam cerita Sri
kosmologi Sunda “perempuan”. Sedangkan
Sadana yaitu: a) Villain atau lingkungan aksi
anak cikal merupakan anak pertama termasuk
Penjahat: A, δ; b) Donor, provider atau
kategori anak ayahnya dan anak bungsu
lingkungan aksi donor pembekal: D, F, G; c)
termasuk kategori anak ibunya. Maka tidak
Helper atau lingkungan aksi pembantu: Rs; d)
heran jika anak bungsu dalam mitos-motos
The Princess and the father atau lingkungan aksi
ladang lebih penting peranannya
seorang putri dan ayahnya: N; e) Dispatcher atau
dibandingkan anak cikal yang mempunyai
lingkungan aksi perantara atau pemberangkat: ↓;
sifat jahat sedangkan anak bungsu
f) Hero atau lingkungan aksi pahlawan: ↑; g)
mempunyai sifat lembut dan berbakti kepada
False Hero atau aksi pahlawan palsu: L, η.
orang tua.
Fungsi tersebut memperlihatkan pola cerita
5) Simbol tokoh manusia menjadi hewan, Dewa
yang berawal dari Rama Adam dan Ibu hawa
Guru menjelma menjadi burung pipit. Burung
yang setelah dua puluh kali melahirkan putra-
pipit merupkan hama baru di Padjajaran, oleh
putrinya sehingga alam tambah maju dan Allah
karena itu muncul empat anak semar yang
menciptakan Sri Sadana atau Sulanjana dan
menunggu sawah yang melambangkan
kedua saudaranya yang diberangkatkan kedunia.
kelengkapan kosmik dalam menjaga sawah di
Muncul lah Nini dan Aki Oma sehingga Allah
Padjajaran.
memerintahkan mereka membantu berladang.
14
Nama penulis/ Sutasoma Volume (issue) (tahun)

Oleh karena itu berjanjilah mereka untuk Sudjiman, P. (1991). Serba-serbi Semiotika. Jakarta:

memajukan manusia. Allah juga menciptakan Gramedia.


Eriyanto. (2013). Analisis Naratif: Dasar-dasar dan
Bambang Kusiang dan Nyi Pohaci mereka
Penerapannya dalam Analisis Teks Berita
adalah kakak beradik yang sama diperintahkan
Media. Jakarta: PT Fajar Interpratama
untuk memajukan manusia. Ketika berladang
Mandiri
banyak timbul permasalahan sehingga kedua nya
Endraswara, S. (2009). Metode Penelitian Folklor.
meninggal. Yogyakarta: Medpress.
Kuburan Nyi Pohaci dan Bambang Kusiang Suwondo, T. (2011). Studi Sastra: Konsep Dasar
membawa keberkahan bagi manusia, karena dari Teori dan Penerapannya pada Karya Sastra.
makam Nyi Pohaci timbul beberapa benih seperti Yogyakarta: Gama Media.

padi, tembakau, sirih, kawung, kelapa dan yang Isnéndés, R. (2010). Teori Sastra. Bandung : JPBD
FPBS UPI.
lainnya, sedangkan dari makam Bambang
Sumardjo, J. (2013). Simbol-simbol Mitos Pantun
Kusiang terdapat benih emas dan perak.
Sunda. Bandung: Kelir
Cerita Pantun Sri Sadana atau Sulanjana
Koswara, D. (2010). Sasatra Sunda Buhun. Bandung:
dilihat dari unsur semiotik, hadirnya kosmologi JPBD FPBS UPI.
Sunda lama terungkap dari simbol penamaan Nyi Trisari, A. (2021). Stuktur Naratif Vladimir Propp
Pohaci, simbol penamaan tokoh manusia menjadi (Tinjauan Konseptual). Jurnal: Jurnal Bahasa,
tokoh binatang (burung pipit), simbol dari benda Sastra dan Budaya Indonesia, Vol . 3. No. 1 (9
magis, dan simbol perbuatan tokoh. Maret 2020)
Sudjiman, Panuti dan Aart van Zoest. (1992).
Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka
REFERENSI
Jaka.
Alwi, H. (2003). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Endarswara, S. (2018). Antropologi Sastra Lisan.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Iskandarwassid. (1992). Kamus Istilah Sastra.
Bandung: Geger Sunten.
Propp, V. (1987). Morfologi Cerita Rakyat
(terjemahan Noriah Taslim). Malaysia:
Dewan Bahasa dan Pustaka
Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian
Kajian Budaya dan Sosial Humaniora
Pada Umumnya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Rosidi, A. (1966). Kesusastraan Sunda Dewasa Ini.
Jatiwangi: Tjupumanik
Sudjiman, P. (1988). Memahami Cerita Rekaan.
Jakarta: Pustaka Jaya.

Anda mungkin juga menyukai