Official Use
D O K U ME N P E M I L I H A N
Nomor: 01.dok/pokja.20.TPBJK.Bid.CK/FIS-01/III/2022
Untuk Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
Pada Proyek
Official Use
DAFTAR ISI
Official Use
38. PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA ..................................................................................................... 40
39. BAHP, BERITA ACARA LAINNYA, DAN KERAHASIAAN PROSES ......................................................... 43
Official Use
KETENTUAN UMUM................................................................................................................................................. 101
PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK ............................................ 108
B.1 PelaksanaanPekerjaan .................................................................................................. 108
B.2 Pengendalian Waktu ..................................................................................................... 111
DAFTAR LAMPIRAN
Official Use
BAB I. UMUM
B. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar data Pemilihan (LDP).
Pengumuman tender tercantum pada aplikasi SPSE dan dapat ditambahkan di situs web
Kementerian/Lembaga, papanpengumuman resmi untukmasyarakat, surat kabar,
dan/atau media lainnya
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM
15. Harga 15.1 Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan
Penawaran huruf.
16. Mata Uang 16.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dan Cara dalam LDP.
Pembayaran
16.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-Syarat
Khusus Kontrak.
17. Masa Berlaku 17.1 Masa berlaku penawaran sesuai dengan
Penawaran ketentuan sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Jangka
Waktu 17.2 Apabila evaluasi penawaran belum selesai
Pelaksanaan dilaksanakan, sebelum akhir masa berlakunya
penawaran, Pokja Pemilihan meminta kepada
seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran
dalam jangka waktu tertentu dan
diperhitungkan paling kurang sampai perkiraan
tanggal penandatanganan kontrak.
H. PENUNJUKAN PEMENANG
37. Penjelasan dari 37.1 Pada saat menerima Pemberitahuan dari Pemilik
Pemilik Pekerjaan terkait dengan pemenang tender
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam LDP 31.1, Peserta
terhadap hasil Pemilihan yang tidak berhasil memiliki tiga (3)
Pemilihan Hari Kerja untuk membuat permintaan tertulis
kepada Pemberi pekerja untuk meminta
penjelasan. Pemilik Pekerjaan harus
memberikan penjelasan kepada semua Peserta
Pemilihan yang tidak berhasil yang permintaan
penjelasannya diterima dalam batas waktu.
a. Surat Perjanjian;
b. Surat penawaran berikut Daftar Kuantitas
dan Harga;
c. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
d. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
e. spesifikasi teknis; dan
f. gambar-gambar.
dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang
lain, maka berlaku urutan hierarki hukum.
3. Website: https://lpse.pu.go.id/
IKP 1.2 1. Nama paket pekerjaan: Pembangunan TPST Kota
Denpasar
3. Lokasi pekerjaan:
a. TPST Padang Sembian Kaja di Desa Padang
Sembian Kaja Kecamatan Denpasar Barat , Kota
Denpasar;
b. TPST Kesiman Kertalangu di Desa Kesiman
Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur, Kota
Denpasar;
c. TPST Taman Hutan Raya di Kelurahan Pedungan
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
IKP 38.1
Adjudicator yang diusulkan oleh Pemilik Pekerjaan
adalah:
a. BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
Jl. Mampang Prapatan Raya No. 28 DKI Jakarta.
b. Tanggal penunjukan Adjudicator adalah tanggal
dimana kasus/ sengketa pertama kali diajukan
para oleh Pihak (Ad Hoc)
c. Biaya perjam untuk Adjudicator yang diusulkan
ini adalah:
• Ditentukan kemudian oleh para Pihak
d. Data biografi Adjudicator yang diusulkan adalah
sebagai berikut:
• Ditentukan kemudian oleh para Pihak.
IKP39.1
Jika Peserta Pemilihan ingin membuat pengaduan
atau sanggahan terkait proses pengadaan, Peserta
Pemilihan harus mengajukan pengaduannya
mengikuti secara tertulis (surat, email atau melalui
faks) ke:
Ditujukan kepada: [masukkan nama lengkap orang
yang menerima keluhan]
Jabatan/posisi: [masukkan judul/posisi]
Pemilik Pekerjaan: [masukkan nama Pemilik
Pekerjaan]
Alamat email: [masukkan alamat email]
Nomor faks: [masukkan nomor faks] hapus jika tidak
digunakan
IKP 40.3
Pengaduan atau sanggahan yang diajukan terkait
sebagai berikut:
1. Ketentuan dalam Dokumen Pemilihan; dan/atau
2. Keputusan Pemberi Kerja terkait pemenang tender
Dengan mengacu kepada IKP 3.13(b) dan 3.15, sebagai informasi bagi Peserta Pemilihan,
sampai saat ini, badan usaha, barang dan jasa dari negara-negara berikut tidak boleh ikut
dalam proses pemilihan ini: Tidak Ada
BAB IV.2.A KEBIJAKAN WORLD BANK – PRAKTEK KORUPSI DAN PENIPUAN
1 Dalam konteks ini, setiap tindakan untuk mempengaruhi proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak demi
keuntungan yang tidak sebagaimana mestinya adalah tidak patut.
2 Dalam ayat ini, “pihak lain” memaksudkan pejabat publik yang bertindak sehubungan dengan proses pengadaan
atau pelaksanaan kontrak. Dalam konteks ini, “pejabat publik” termasuk didalamnya staf World Bank dan
karyawan organisasi lain yang membuat atau memeriksa keputusan-keputusan pengadaan.
3 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pejabat publik; istilah “manfaat” dan “kewajiban” berkaitan dengan proses
pengadaan atau pelaksanaan kontrak; dan “tindakan” atau “pengabaian” dimaksudkan untuk mempengaruhi
proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak.
4 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan mereka yang berpartisipasi dalam proses pengadaan (termasuk pejabat
publik) yang berupaya, baik oleh mereka sendiri maupun melalui pihak atau entitas lain yang tidak berpartisipasi
dalam proses pengadaan atau seleksi, untuk mendorong persaingan atau menetapkan harga penawaran pada tingkat
yang tidak kompetitif atau direkayasa atau membocorkan harga penawaran atau syarat-syarat lain kepada satu
sama lain.
5 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pihak yang berpartisipasi dalam proses pengadaan atau pelaksanaan
kontrak.
karyawannya secara langsung maupun tidak langsung telah terlibat dalam praktek
korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif dalam bersaing memenangkan
kontrak bersangkutan;
(c) menyatakan proses pengadaan tidak sesuai dengan ketentuan World Bank
(misprocurement) dan membatalkan sebagian pinjaman yang dialokasikan untuk
kontrak apabila World Bank memutuskan pada waktu kapan pun bahwa perwakilan
dari Peminjam atau penerima sebagian hasil pinjaman telah melakukan praktek
korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif selama proses pengadaan atau
pelaksanaan kontrak bersangkutan tanpa ada tindakan yang cepat dan tepat dari
pihak Peminjan yang dianggap memuaskan oleh World Bank untuk menanggulangi
praktek-praktek tersebut ketika praktek-praktek itu dilakukan, termasuk lalai untuk
segera memberitahukan World Bank pada waktu mereka mengetahui adanya
praktek-praktek tersebut;
(d) menjatuhkan sanksi atas suatu badan usaha atau orang (individu) pada saat kapan pun
sesuai dengan prosedur sanksi Bank yang berlaku,6 termasuk dengan menyatakan
secara terbuka bahwa badan usaha atau orang tersebut tidak memenuhi syarat selama
jangka waktu tertentu atau jangka waktu tidak tertentu: (i) untuk diberikan
kontrak yang dibiayai oleh Bank; dan (ii) untuk diusulkan7;
(e) mewajibkan agar suatu ketentuan dicantumkan dalam dokumen pengadaan dan dalam
kontrak yang dibiayai dengan pinjaman Bank yang mengharuskan peserta, pemasok
dan penyedia, dan subpenyedia, kuasa/agen, personil, konsultan, penyedia jasa atau
pemasoknya untuk mengizinkan Bank memeriksa semua pembukuan, catatan dan
dokumen-dokumen lain berkaitan dengan pemasukan penawaran dan pelaksanaan
kontrak, dan meminta agar pembukuan, catatan dan dokumen-dokumen lain tersebut
diaudit oleh auditor yang ditunjuk oleh Bank.”
6Suatu badan usaha atau seseorang dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat menjadi pemenang kontrak yang dibiayai oleh
World Bank setelah: (i) selesainya proses penjatuhan sanksi oleh World Bank menurut prosedur sanksi World Bank, antara
lain termasuk cross-debarment (larangan lintas lembaga untuk mengikuti lelang) sebagaimana disepakati dengan Lembaga-
Lembaga Keuangan Internasional lain, termasuk Bank-Bank Pembangunan Multilateral, dan melalui penerapan prosedur
sanksi administratif pengadaan korporat Grup World Bank atas penipuan dan korupsi; dan (ii) akibat penangguhan
sementara atau penangguhan sementara dini sehubungan dengan proses penjatuhan sanksi yang sedang berlangsung.
Lihat catatan kaki 14 dan ayat 8 Apendiks 1 dalam Pedoman ini.
7Subpenyedia, konsultan, manufaktur atau pemasok atau penyedia jasa yang diusulkan (sebutan yang berbeda digunakan
bergantung pada dokumen pengadaan tertentu) adalah yang telah: (i) diikutsertakan oleh peserta dalam permohonan
prakualifikasi atau penawarannya karena mempunyai pengalaman dan pengetahuan spesifik yang penting sehingga
peserta dapat memenuhi persyaratan kualifikasi untuk penawaran tertentu; atau (ii) ditunjuk oleh Peminjam.
A. PersyaratanKualifikasi
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi(KSO):
a. formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh seluruh
anggota KSO, kecuali Badan Usaha yang memimpin KSO mengisi data
kualifikasi melalui SPSE;
b. Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga)
termasuk Badan Usaha yang memimpin KSO ;
2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) di
negara asal atau yang setara. Persyaratan administrasi lain harus dipenuhi oleh
calon pemenang sebelum kontrak ditandatangani.
Pengala
Jabatan man
Jumlah
No. Pekerjaan yang Kerja Kualifikasi
(Orang)
diusulkan Minimal
(Tahun)
1 2 3 4 5
1 Manager Proyek 1 orang 4 SKA Ahli
Manajemen
Proyek
(Madya)
2 Manager Teknik 1 orang 4 SKA Ahli
Struktur Teknik
Bangunan
Gedung
(Madya)
3 Manager Teknik 1 orang 4 SKA Ahli
Elektrikal Teknik
Bangunan
Gedung
(Madya)
4 Manager Teknik 1 orang 4 SKA Ahli
Arsitektur Teknik
Bangunan
Gedung
(Madya)
5 Manager 1 orang 4 Menyampaika
Keuangan n Ijazah S1
Ekonomi
6 Ahli K3 1 orang 3 SKA Ahli K3
Konstruksi (Muda)
Keterangan (*):
a. isi daftar tenaga ahli (3-4 posisi utama) beserta
kualifikasi dan pengalaman minimum dan
persyaratan ini tidak bersifat menggugurkan
b. Untuk tenaga ahli yang diusulkan wajib
melampirkan daftar riwayat hidup (CV) dan surat
referensi pengalaman dari pemberi pekerjaan.
c. Untuk tenaga ahli asing sertifikat keahlian
dibuktikan dengan sertifikat sejenis yang ekuivalen.
Status
No. Jenis Kapasitas Jumlah Milik
Minimal /Sewa
1 2 3 4 5
1 Baby Roller 2 ton 1 unit Milik /
Sewa
2 Dump Truck 6 m3 / 4 unit Milik /
3500- Sewa
4500 cc
3 Stamper ≥ 4,7 Hp 2 unit Milik /
Sewa
4 Generator Set ≥ 25 kVA 4 unit Milik /
Sewa
5 Mobile Crane 7 Ton 2 unit Milik /
Sewa
6 BULLDOZER 100 HP Milik /
1 unit Sewa
7 EXCAVATOR 80 HP Milik /
1 unit Sewa
8 FLAT BED 3M3 Milik /
TRUCK 1 unit Sewa
9 VIBRATORY 5T Milik /
ROLLER 1 unit Sewa
10 CONCRETE 4 Hp Milik /
VIBRATOR 3 unit Sewa
10. Dalam hal Peserta Pemilihan adalah sebuah KSO maka
untuk setiap anggota KSO harus dijumlahkan untuk
menentukan terpenuhinya kriteria kualifikasi
minimum peserta dalam butir 5, 7 dan 8 Bab V,
disamping itu dipersyaratkan untuk Badan Usaha
yang memimpin KSO harus memenuhi minimal 40%
dari yang dipersyaratkan dan untuk anggota KSO
lainnya harus memenuhi minimal 25% dari yang
dipersyaratkan untuk kriteria butir 8 dan 9.
Pengalaman dan sumber daya sub-kontraktor tidak
diperhitungkan dalam menentukan apakah peserta
memenuhi kriteria kualifikasi, kecuali ditentukan lain
dalam LDP.
Nomor : , 20
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja Pemilihan 20 TPBJK Bidang Cipta Karya
PT/CV/Fa/KSO
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
…………………….
Jabatan
B. BENTUK PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) – (apabila ber-KSO)
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO)
4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan
bersama secara tertulis dari masing- masing anggota KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari
perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian,
tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-
menyurat, dan lain- lain.
( ) ( ) ( ) [dst]
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama
Operasi ini harus dinotariatkan.
C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)
CONTOH
[Catatan untuk Pokja: Pokja dilarang mencantumkan secara jelas nama Bank yang bisa mengeluarkan
jaminan penawaran]
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) sebagai Jaminan Penawaran
dalam mengajukan penawaran untuk tender pekerjaan
dengan bentuk garansi bank,
apabila:
Nama : [peserta tender ]
Alamat : selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender ;
3. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan: Nilai:
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami:
[nama], [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan],
[alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada
[nama Pokja Pemilihan],
[alamat] sebagai pelaksana tender pekerjaan ,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
(terbilang )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana
TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender ;
b. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
c. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif
mulai tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan
penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) dan tidak dapat ditarik kembali (irrevocable) setelah
menerima tuntutan penagihan pertama secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk Materai Rp.10.000,00
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ............. [penerbit
( ) jaminan] ( )
E. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)
CONTOH
[Catatan untuk Pokja: Pokja dilarang mencantumkan secara jelas nama Bank yang bisa mengeluarkan
jaminan penawaran]
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
4. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
5. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender ;
6. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika
diperlukan, keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
CONTOH
Diisi oleh setiap peserta. Bagi Peserta yang berbentuk Kemitraan/KSO, setiap anggotanya wajib
mengisi Formulir Kualifikasi dengan kualifikasi perusahaan mereka masing-masing
: _____________________
Alamat Kantor Pusat _____________________
No. Telepon : _____________________
3.
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang : _____________________
_____________________
4. No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________
E. IzinLainnya (apabila dipersyaratkan)
Kegagalan pelaksanaan kontrak tidak terjadi dalam 5 tahun terakhir terhitung sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran.
Kontrak(-kontrak) yang gagal dilaksanakan sejak 5 tahun terakhir terhitung sebelum tanggal batas akhir pemasukan
penawaran
Identifikasi Kontrak:
Nama PPK:
Alamat PPK:
Alasan kegagalan pelaksanaan:
G. Data Keuangan
Jabatan
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam
lahir Pendidikan pekerjaan Kerja (tahun) keahlian
1 2 3 4 5 6 7
I. Data Peralatan
Kapasitas
atau Merk Status
Jenis Tahun Lokasi
No. Jumlah output dan Kondisi Kepemilikan/Dukungan
Peralatan pada saat pembuatan Sekarang
tipe Sewa
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Omzet Tahunan Rata-Rata
Peserta Pemilihan diminta untuk menyerahkan laporan keuangan 3 tahun terakhir yang telah
diaudit (20xx, 20xx dan 20xx). Apabila laporan keuangan yang telah diaudit tidak ada untuk
tahun terakhir sebelum tanggal batas akhir pemasukan penawaran maka khusus untuk tahun
tersebut Peserta harus menyerahkan laporan keuangan yang ditandatangani oleh wakil yang
ditunjuknya.
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksiadministratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PT/CV/Firma/Koperasi
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
Catatan: Dengan mendaftar sebagai peserta pada aplikasi SPSE maka peserta tunggal telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas.
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO – disertahkan bersama dengan
penawaran]
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ........ [dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan
Dalam mengembangkan strategi dan rencana ini, Peserta Pemilihan harus memperhatikan
ketentuan terkait LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat dalam kontrak termasuk
persyaratan yang dijelaskan di Bab X spesifikasi teknis dan gambar.
Peserta Pemilihan perlu menguraikan rencana tindakan dalam upaya pencegahan terhadap
Kekerasan Berbasis Gender (ekploitasi dan pelecehan/kekerasan seksual), Kekerasan Terhadap
Anak (Violence Against Children/VAC), dan penggunaan tenaga kerja dibawah umur dan
pekerja paksa sesuai peraturan perundang-undangan Indonesia dan Standar Lingkungan dan
Sosial Bank Dunia, terutama terkait dengan ESS 2 (Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja) dan ESS 4
(Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat).
Dalam penyiapan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan terhadap Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3) dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat, peserta
Pemilihan menguraikan bagaimana persyaratan-persyaratan tersebut akan dilaksanakan dan
dipenuhi dengan mengacu pada dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Persyaratan Pekerjaan yang dijelaskan dalam SSUK, SSKK dan Spesifikasi Umum;
b. Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial untuk Proyek (Environmental and Social
Management Framework), terutama yang mengatur tentang aspek-aspek berikut, antara
lain (contoh):
• Daftar Negatif Sosial dan Lingkungan;
• Prosedur penapisan (Screening) dan kajian resiko lingkungan dan sosial yang
relevan untuk peserta Pemilihan;
• Prosedur Pengelolaan Pekerja (Labor Management Procedure);
• Kode Praktik Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Codes of Practices);
• Pemantauan dan Pelaporan Lingkungan dan Sosial, termasuk didalamnya
Pelaporan Insiden K3;
• Pencegahan dan pengelolaan resiko Kekerasan Berbasis Gender (ekploitasi dan
pelecehan/kekerasan seksual), Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against
Children/VAC) beserta kode etik Pencegahan Kekerasan berbasis Gender dan
Kekerasan terhadap Anak;
• Kerangka Perencanaan Masyarakat Adat (Indigenous Peoples Planning
Framework) apabila relevan.
• Mekanisme Penanganan Pengaduan (Feedback and Grievance Redress
Mechanism/FGRM)
c. AMDAL atau UKL-UPL, beserta RKL/RPL apabila relevan
d. Persyaratan yang diminta dalam pengajuan perizinan, antara lain:
a. [Pemilik Pekerjaan menambahkan jenis-jenis perijinan yang diperlukan]
K. Bentuk Kode Etik Perusahaan
Kode Etik: Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3) dan
Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
Peserta Pemilihan harus menyerahkan Kode Etik yang akan berlaku bagi karyawan dan
subkontraktornya sebagaimana disyaratkan oleh IKP 14.2 butir b) dari Lembar Data Pemilihan
(LDP). Kode Etik/Pedoman Perilaku dimaksud harus memastikan kepatuhan terhadap
ketentuan aspek Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan (LSK3) dan Kesehatan dan
Keselamatan Masyarakat dengan mengacu ke Bab X spesifikasi teknis dan gambar.
Kode Etik perlu mempertimbangkan pengelolaan resiko lingkungan, sosial, kesehatan dan
keselamatan kerja (L2K3) dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat antara lain:
1. Kepatuhan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. Kode Etik perlu
mencantumkan pernyataan bahwa “anak” merupakan orang yang berusia dibawah 18
tahun. Kontraktor dan sub-kontraktor (termasuk pemasok) diwajibkan untuk memastikan
tidak memperkerjakan anak-anak dan mengikuti Prosedur Pengelolaan Pekerja (Labor
Management Procedure) proyek (lihat di dokumen Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan
Sosial/Environmental and Social Management Framework/ESMF);
2. Kepatuhan terhadap peraturan mengenai K3 untuk melindungi masyarakat (termasuk
masyarakat rentan), pekerja dari kontraktor dan sub-kontraktor (contoh: penggunaan Alat
Pelindung Diri/APD, pencegahan kecelakaan kerja, penggunaan bahan baku dan material
yang ramah kesehatan, dll.);
3. Pelarangan penggunaan bahan-bahan illegal sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
4. Pencegahan praktek-praktek diskriminatif terhadap masyarakat (masyarakat (termasuk
masyarakat rentan), pekerja dari kontraktor dan sub-kontraktor), berdasarkan status sosial
ekonomi, etnis, ras, gender, agama, Bahasa, status perkawinan, umur, kondisi fisik (mental
dan fisik), orientasi seksual, dll;
5. Penghormatan terhadap budaya, tradisi dan tatanan sosial dalam interaksi dengan
masyarakat sekitar dengan masyarakat sekitar;
6. Pencegahan dan pengelolaan resiko Kekerasan Berbasis Gender (ekploitasi dan
pelecehan/kekerasan seksual), Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against
Children/VAC). Sanksi untuk setiap bentuk pelanggaran;
7. Perlindungan terhadap anak, termasuk tidak memperkerjakan anak, menghindari
interaksi terhadap anak dan memastikan situs proyek aman;
8. Memastikan sanitasi dan lingkungan kerja yang sehat (contoh: tersediannya air bersih dan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), basecamps pekerja yang layak, dll);
9. Memastikan tidak ada konflik kepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan (contoh: dalam
perekrutan pekerja, pemberian kontrak ke pemasok dan sub-kontraktor, dll.)
10. Pelaporan kepada pemberi kerja untuk pelanggaran terhadap kode etik/pedoman perilaku;
11. Memastikan perlindungan kepada siapa saja yang melaporkan pelangaran kode
etik/pedoman perilaku.
Kode Etik/Pedoman Perilaku harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang sederhana dan jelas
dan ditanda tangani oleh semua personil dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan yang ditenderkan. Personil dan/atau pekerja mencakup pekerja langsung baik yang
di rekrut langsung oleh kontraktor maupun tidak langsung oleh pemasok dan sub-kontraktor.
Selain itu, Peserta Pemilihan harus memberikan garis besar tentang bagaimana Kode Etik ini
akan dilaksanakan, mencakup rencana sosialisasi/konsultasi dan pemahaman kepada seluruh
karyawan / pihak-pihak yang terlibat (pemasok dan subkontraktor), pelatihan apa yang akan
diberikan, bagaimana itu akan dipantau dan bagaimana Kontraktor mengusulkan untuk
menangani setiap pelanggaran.
Sebelum mobilisasi personil dan/atau pekerja, Peserta Pemilihan yang terpilih perlu
memastikan bahwa setiap personil dan/atau pekerja:
1. Menerima salinan Kode Etik/Pedoman Perilaku;
2. Menerima penjelasan dan pelatihan mengenai substansi dan persyaratan yang tertuang di
dalam Kode Etik/Pedoman Perilaku;
3. Menyanggupi untuk patuh terhadap Kode Etik/Pedoman Perilaku dan menandatangani
Kode Etik/Pedoman Perilaku yang menjadi kesatuan dalam kontrak kerja;
4. Memahami bahwa pelanggaran Kode Etik/Pedoman Perlaku memiliki sanksi, dan apabila
diperlukan dapat berakibat pemecatan dan/atau pelaporan ke pihak berwajib.
Khusus terkait mengenai Kode Etik Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (Eksploitasi dan
Pelecehan/Kekerasan Seksual) dan Kekerasan terhadap Anak, peserta Pemilihan diwajibkan
mengacu ke contoh Kode Etik yang dilampirakan dalam dokumen ini (lampiran 7.1). Langkah-
langkah mitigasi, termasuk didalamnya pelatihan untuk peningkatan kesadaran oleh pihak
dan/atau individu yang berkompeten, kegiatan sosialisasi dan komunikasi ke personil
dan/atau pekerja dan masyarakat terdampak, penanganan kasus apabila ada pelaporan
Kekerasan Berbasis Geder dan Kekerasan terhadap Anak yang timbul akibat dari pelaksanaan
pekerjaan perlu di anggarkan di dalam daftar kuantitas dan harga (Bill of Quantity).
Lampiran 7.1: Contoh Kode Etik/Pedoman Perilaku Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender
dan Kekerasan terhadap Anak
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa semua yang terlibat dalam proyek mengetahui
komitmen ini, perusahaan berkomitmen pada prinsip-prinsip inti berikut dan standar perilaku
minimum yang akan berlaku untuk semua karyawan perusahaan, rekanan, dan perwakilan,
termasuk sub-kontraktor dan pemasok, tanpa terkecuali
Umum
1. Kontraktor - dan dengan ini semua karyawan, rekanan, perwakilan, sub-kontraktor, dan
pemasok - berkomitmen untuk mematuhi semua hukum, ketentuan, dan peraturan
nasional yang relevan.
2. Kontraktor berkomitmen untuk sepenuhnya menerapkan Rencana Pengelolaan
Lingkungan dan Sosial Kontraktor (CESMP) mereka.
3. Kontraktor berkomitmen untuk memperlakukan perempuan, anak-anak (orang di bawah
usia 18 tahun), dan laki-laki dengan hormat terlepas dari ras, warna kulit, bahasa, agama,
pendapat politik atau lainnya, asal-usul kebangsaan, etnis atau sosial, properti, disabilitas,
kelahiran atau status lainnya. Tindakan GBV dan VAC melanggar komitmen ini.
4. Perusahaan harus memastikan bahwa interaksi dengan anggota masyarakat setempat
dilakukan dengan hormat dan tanpa diskriminasi.
5. Bahasa dan perilaku yang merendahkan, mengancam, melecehkan, kasar, tidak pantas
secara budaya, atau provokatif secara seksual dilarang di antara semua karyawan
perusahaan, rekanan, dan perwakilan, termasuk sub-kontraktor dan pemasok.
6. Kontraktor akan mengikuti semua instruksi kerja yang wajar (termasuk norma
lingkungan dan sosial).
7. Kontraktor akan melindungi dan memastikan penggunaan properti dengan benar
(misalnya, untuk mencegah pencurian, kecerobohan, atau pemborosan).
1. Tindakan GBV/SEA atau VAC merupakan pelanggaran berat dan karenanya dijatuhi
sanksi, yang dapat mencakup hukuman dan/atau pemutusan hubungan kerja, dan jika
diperlukan dirujuk ke Polisi untuk tindakan lebih lanjut.
2. Semua bentuk GBV/SEA dan VAC, termasuk grooming (proses membangun relasi, rasa
percaya dan hubungan emosional dengan anak atau anak muda supaya pelaku dapat
memanipulasi, mengeksploitasi, dan melakukan kekerasan terhadap mereka) tidak dapat
diterima, terlepas dari apakah hal tersebut terjadi di lokasi kerja, lingkungan tempat kerja,
di kamp pekerja atau di dalam lingkungan masyarakat setempat.
i. Pelecehan Seksual - misalnya, melakukan tindakan seksual yang tidak disukai,
permintaan atas kenikmatan seksual, dan perilaku verbal atau fisik lainnya, yang
bersifat seksual, termasuk tindakan halus dari perilaku tersebut - dilarang.
ii. Bantuan seksual - misalnya, membuat janji atau perlakuan yang menguntungkan
berdasarkan tindakan seksual - atau bentuk lain dari perilaku menghina,
merendahkan atau eksploitatif, dilarang.
iii. Kontak atau kegiatan seksual dengan anak di bawah usia 18 tahun - termasuk
melalui media digital - dilarang. Keliru tentang usia anak bukanlah pembelaan.
Persetujuan dari anak juga bukan pembelaan atau alasan.
3. Kecuali jika ada persetujuan penuh8 dari semua pihak yang terlibat, pekerja tidak akan
melakukan interaksi seksual dengan anggota masyarakat sekitar. Termasuk hubungan yang
melibatkan menolak memberikan/ menjanjikan pemberian manfaat aktual (moneter atau
non-moneter) kepada anggota masyarakat dengan imbalan seks - aktivitas seksual
semacam itu dianggap "tidak konsensual" dalam lingkup Pedoman Perilaku ini.
4. Selain sanksi perusahaan, penuntutan hukum bagi mereka yang melakukan tindakan
GBV/SEA atau VAC akan dilakukan jika diperlukan.
5. Semua karyawan, termasuk sukarelawan dan sub-kontraktor sangat dianjurkan untuk
melaporkan dugaan atau tindakan nyata GBV/SEA dan/atau VAC oleh sesama pekerja, baik
di perusahaan yang sama atau tidak. Laporan harus dibuat sesuai dengan Prosedur
Pelaporan Tuduhan GBV dan VAC Proyek.
6. Manajer diharuskan untuk melaporkan dan bertindak untuk menangani dugaan dan
tindakan GBV/SEA dan VAC yang benar terjadi karena mereka memiliki tanggung jawab
untuk menegakkan komitmen perusahaan dan bertanggung jawab atas laporan mereka.
Pelaksanaan
8 Persetujuan didefinisikan sebagai pilihan berdasarkan informasi yang mendasari niat, penerimaan, atau persetujuan sukarela
individu untuk melakukan sesuatu. Tidak ada persetujuan yang dapat ditemukan ketika penerimaan atau kesepakatan tersebut
diperoleh dengan menggunakan ancaman, paksaan atau bentuk paksaan lainnya, penculikan, penipuan, atau penggambaran
yang keliru. Sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak, Bank Dunia menganggap bahwa
persetujuan tidak dapat diberikan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, bahkan jika undang-undang nasional negara tempat
Kode Etik diberlakukan memiliki usia yang lebih rendah. Keyakinan keliru tentang usia anak dan persetujuan dari anak bukanlah
pembelaan.
4. Memastikan bahwa salinan Pedoman Perilaku Perusahaan dan Perorangan yang
dipublikasikan dan didistribusikan diterjemahkan ke dalam bahasa yang sesuai untuk
digunakan di area kerja serta bagi staf internasional mana pun dalam bahasa asli mereka.
5. Orang yang tepat dinominasikan sebagai 'Focal point' perusahaan untuk menangani
masalah-masalah GBV/SEA dan VAC, termasuk mewakili perusahaan dalam Tim
Pengaduan GBV/SEA dan VAC yang terdiri dari perwakilan dari klien, kontraktor,
konsultan pengawas, dan penyedia layanan lokal.
6. Memastikan bahwa Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC diterapkan dan direvisi secara efektif
sesuai kebutuhan.
7. Bahwa kontraktor secara efektif melaksanakan Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC yang
disepakati, memberikan umpan balik kepada FGRM Proyek untuk perbaikan dan
pembaruan yang sesuai.
8. Semua karyawan menghadiri pelatihan orientasi sebelum memulai pekerjaan di lokasi
untuk memastikan mereka memahami komitmen perusahaan terhadap standar ESHS dan
K3, dan Pedoman Perilaku GBV/SEA dan VAC Proyek.
9. Semua karyawan menghadiri pelatihan wajib sebelum dimulainya pekerjaan untuk
memperkuat pemahaman standar ESHS dan K3 proyek dan Pedoman Perilaku GBV/SEA
dan VAC, serta pelatihan tambahan yang relevan sebagai pengingat.
Saya dengan ini mengakui bahwa saya telah membaca Pedoman Perilaku Kontraktor
sebelumnya, dan atas nama perusahaan setuju untuk mematuhi standar yang terkandung di
dalamnya. Saya memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mendukung standar K3 dan
ESHS proyek, dan untuk mencegah dan merespons insiden GBV/SEA dan VAC. Saya
memahami bahwa setiap tindakan yang tidak konsisten dengan Pedoman Perilaku Perusahaan
ini atau kegagalan untuk bertindak yang diamanatkan oleh Pedoman Perilaku Perusahaan ini
dapat mengakibatkan tindakan disipliner.
Nama Perusahaan:
Tandatangan:
Nama KTP:
Jabatan:
Tanggal:
Pedoman Perilaku Manajer
Mencegah Kekerasan Berbasis Gender (GBV) dan Kekerasan terhadap Anak (VAC)
Manajer di semua tingkatan memiliki tanggung jawab untuk menjunjung tinggi komitmen
perusahaan dalam menerapkan standar ESHS dan K3, serta mencegah dan menangani
Kekerasan berbasis Gender (GBV) dan Kekerasan terhadap Anak (VAC). Ini berarti bahwa
manajer memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menciptakan dan memelihara
lingkungan yang menghormati standar-standar ini dan mencegah GBV/SEA dan VAC.
Manajer perlu mendukung dan mempromosikan penerapan Pedoman Perilaku Perusahaan.
Untuk itu, manajer harus mematuhi Pedoman Perilaku Manajer ini dan menandatangani
Pedoman Perilaku Perorangan. Ini mengikat mereka untuk mendukung pelaksanaan CESMP
dan Rencana Pengelolaan K3 dan mengembangkan sistem yang memfasilitasi pelaksanaan
Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC. Mereka perlu mempertahankan tempat kerja yang aman,
serta lingkungan yang bebas GBV dan bebas VAC di tempat kerja dan dalam masyarakat
setempat. Tanggung jawab ini termasuk tetapi tidak terbatas pada:
Pelaksanaan
1. Untuk memastikan efektivitas maksimum dari Pedoman Perilaku Kontraktor dan
Perorangan.
i. Menampilkan dengan jelas Pedoman Perilaku Kontraktor dan Perorangan di lokasi
yang jelas di kamp pekerja, kantor, dan di area publik dari lokasi kerja. Contoh area
publik termasuk area tunggu, ruang istirahat dan lobi, area kantin dan klinik
kesehatan.
ii. Memastikan bahwa salinan Pedoman Perilaku Kontraktor dan Perorangan yang
dipublikasikan dan didistribusikan diterjemahkan ke dalam bahasa yang sesuai
untuk digunakan di area tempat kerja serta bagi staf internasional mana pun dalam
bahasa asli mereka
2. Secara lisan dan tertulis menjelaskan tentang Pedoman Perilaku Kontraktor dan
Perorangan kepada semua staf.
3. Memastikan bahwa:
i. Semua staff di bawahnya menandatangani ‘Pedoman Perilaku Perorangan’,
termasuk pernyataan bahwa mereka telah membaca dan setuju dengan Pedoman
Perilaku tersebut
ii. Daftar staff dan salinan Pedoman Perilaku Perorangan yang ditandatangani
diberikan kepada Koordinator K3, petugas Pengaduan, dan Manajer PIU/tim
lingkungan & sosial.
iii. Berpartisipasi dalam pelatihan dan memastikan bahwa staf juga berpartisipasi
sebagaimana diuraikan di bawah ini.
iv. Memberlakukan mekanisme bagi staf untuk:
(a) Melaporkan kekhawatiran tentang kepatuhan ESHS atau OHS; dan,
(b) Secara rahasia melaporkan insiden GBV/SEA atau VAC melalui Mekanisme
Penanganan Keluhan (GRM)
v. Staf didorong untuk melaporkan masalah ESHS, K3, GBV, atau VAC yang dicurigai
atau yang benar terjadi, dengan menekankan tanggung jawab staf kepada
Perusahaan dan negara tempat mereka bekerja, dan menekankan penghormatan
terhadap kerahasiaan.
4. Sesuai dengan hukum yang berlaku dan sejauh kemampuan Anda, mencegah pelaku
eksploitasi dan pelecehan seksual untuk dipekerjakan, direkrut, atau dikerahkan.
Melakukan pemeriksaan latar belakang dan referensi kriminal untuk semua karyawan.
5. Memastikan bahwa ketika melibatkan kemitraan, sub-kontraktor, pemasok atau
perjanjian serupa, perjanjian ini:
i. Menggabungkan Pedoman Perilaku ESHS, K3, GBV/SEA dan VAC sebagai lampiran.
ii. Menggunakan bahasa yang sesuai yang digunakan oleh entitas dan individu dalam
kontrak tersebut, dan karyawan serta sukarelawan mereka, untuk mematuhi
Pedoman Perilaku Perorangan.
iii. Menyatakan secara jelas bahwa kegagalan entitas atau individu, sebagaimana
mestinya, dalam memastikan kepatuhan terhadap standar ESHS dan K3, dalam
melakukan pencegahan terhadap GBV/SEA dan VAC, dalam menyelidiki tuduhan-
tuduhan, atau dalam mengambil tindakan korektif ketika GBV/SEA atau VAC terjadi,
tidak hanya akan menjadi dasar untuk menjatuhkan sanksi dan hukuman sesuai
dengan Pedoman Perilaku Perorangan tetapi juga penghentian kontrak kerja atau
perjanjian pasokan Proyek.
6. Memberikan dukungan dan sumber daya kepada Tim Penanganan Keluhan untuk membuat
dan menyebarluaskan inisiatif kepekaan internal melalui strategi peningkatan kesadaran
dalam Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC.
7. Memastikan bahwa setiap masalah GBV/SEA atau VAC yang memerlukan campur tangan
polisi dilaporkan kepada polisi, PIU dan Bank Dunia sesegera mungkin.
8. Melaporkan dan bertindak sesuai dengan protokol respons setiap dugaan atau tindakan
insiden GBV/SEA dan/atau VAC yang benar terjadi, karena manajer memiliki tanggung
jawab untuk menegakkan komitmen perusahaan dan bertanggung jawab atas laporan
langsung mereka.
9. Memastikan bahwa setiap insiden ESHS atau K3 utama segera dilaporkan kepada klien dan
pengawas.
Pelatihan
1. Manajer bertanggung jawab untuk:
i. Memastikan bahwa Rencana Pengelolaan K3 dilaksanakan, dengan pelatihan yang
sesuai untuk semua staf, termasuk sub-kontraktor dan pemasok; dan,
ii. Memastikan bahwa staf memiliki pemahaman yang memadai tentang C-ESMP dan
telah terlatih untuk menerapkan persyaratan CESMP
2. Semua manajer diharuskan untuk mengikuti pelatihan orientasi manajer sebelum
memulai pekerjaan di lokasi untuk memastikan bahwa mereka memahami peran dan
tanggung jawab mereka dalam menegakkan unsur GBV/SEA dan VAC dari Pedoman
Perilaku ini. Pelatihan ini terpisah dari pelatihan orientasi yang disyaratkan untuk semua
karyawan dan akan memberikan para manajer pemahaman yang diperlukan dan
dukungan teknis untuk mengatasi masalah GBV/SEA dan VAC.
3. Manajer diharuskan untuk menghadiri dan membantu pelatihan yang difasilitasi proyek
untuk semua pekerja. Manajer akan diminta untuk memperkenalkan pelatihan dan
mengumumkan evaluasi diri, termasuk mengumpulkan survei kepuasan untuk
mengevaluasi pengalaman pelatihan dan memberikan saran untuk meningkatkan
efektivitas pelatihan.
4. Memastikan disediakannya waktu selama jam kerja dan staf wajib menghadiri pelatihan
orientasi proyek sebelum memulai pekerjaan di lokasi tentang:
i. K3 dan ESHS; dan,
ii. GBV/SEA and VAC wajib untuk semua karyawan.
Respons
1. Manajer akan diminta untuk mengambil tindakan yang sesuai untuk mengatasi insiden
ESHS atau K3.
2. Berkenaan dengan GBV/SEA dan VAC:
i. Memberikan masukan terhadap Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC sesuai kebutuhan.
ii. Setelah tindakan yang dimaksud diadopsi oleh kontraktor, manajer akan
menjunjung tinggi langkah-langkah yang ditetapkan dalam Rencana Aksi GBV/SEA
dan VAC untuk menjaga kerahasiaan semua karyawan yang melaporkan atau
(diduga) melakukan insiden GBV/SEA dan VAC (kecuali jika pelanggaran
kerahasiaan diperlukan untuk melindungi orang atau properti dari bahaya serius
atau jika diharuskan oleh hukum).
iii. Jika seorang manajer memiliki kekhawatiran atau kecurigaan mengenai segala
bentuk GBV/SEA atau VAC dari salah satu staff/ bawahannya, atau dari seorang
karyawan yang bekerja untuk kontraktor lain di tempat kerja yang sama, mereka
diharuskan melaporkan kasus tersebut menggunakan FGRM.
iv. Setelah sanksi ditentukan, manajer yang relevan diharapkan bertanggung jawab
secara pribadi untuk memastikan bahwa tindakan tersebut ditegakkan secara efektif,
dalam jangka waktu maksimum 14 hari dari tanggal keputusan sanksi dibuat.
v. Jika seorang Manajer memiliki konflik kepentingan karena hubungan pribadi atau
memiliki hubungan keluarga dengan korban dan/atau pelaku, mereka harus
menginformasikan hal tersebut kepada perusahaan masing-masing dan kepada Tim
Pengaduan GBV. Perusahaan akan diminta untuk menunjuk manajer lain tanpa
adanya konflik kepentingan untuk menanggapi pengaduan lebih lanjut.
vi. Memastikan bahwa setiap masalah GBV/SEA atau VAC yang memerlukan campur
tangan polisi dilaporkan kepada polisi, PIU dan Bank Dunia sesegera mungkin
3. Manajer yang gagal menangani insiden ESHS atau K3 atau gagal melaporkan atau
mematuhi ketentuan GBV dan VAC dapat dikenakan tindakan disipliner, yang akan
ditentukan dan diberlakukan oleh CEO, Direktur Pelaksana perusahaan atau manajer
peringkat tertinggi yang setara. Tahap-tahap tersebut dapat meliputi:
1. Peringatan informal.
2. Peringatan formal.
3. Pelatihan Tambahan.
4. Pemotongan gaji hingga satu minggu.
5. Penangguhan pekerjaan (tanpa pembayaran gaji), untuk periode minimal 1 bulan
hingga maksimal 6 bulan.
6. Pemutusan hubungan kerja
4. Pada akhirnya, kegagalan untuk merespons secara efektif kasus ESHS, K3, GBV/SEA dan VAC
di lokasi kerja oleh manajer atau CEO dapat menjadi alasan untuk diberikannya
tindakan hukum oleh pihak berwenang.
Saya dengan ini mengakui bahwa saya telah membaca Pedoman Perilaku Manager
sebelumnya, dan setuju untuk mematuhi standar yang terkandung di dalamnya dan
memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mencegah dan merespons berdasarkan
ketentuan ESHS, K3 dan GBV dan VAC. Saya memahami bahwa setiap tindakan yang tidak
konsisten dengan Pedoman Perilaku Manajer ini atau kegagalan untuk bertindak atas hal yang
diamanatkan oleh Pedoman Perilaku Manajer ini dapat mengakibatkan tindakan disipliner.
Tandatangan:
Nama KTP:
Jabatan:
Tanggal:
Pedoman Perilaku Perorangan
Mencegah Kekerasan Berbasis Gender (GBV) dan Kekerasan terhadap Anak (VAC)
9 Persetujuan didefinisikan sebagai pilihan berdasarkan informasi yang mendasari niat, penerimaan, atau persetujuan sukarela
individu untuk melakukan sesuatu. Tidak ada persetujuan yang dapat ditemukan ketika penerimaan atau kesepakatan tersebut
diperoleh dengan menggunakan ancaman, paksaan atau bentuk paksaan lainnya, penculikan, penipuan, atau penggambaran
yang keliru. Sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak, Bank Dunia menganggap bahwa
persetujuan tidak dapat diberikan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, bahkan jika undang-undang nasional negara tempat
Kode Etik diberlakukan memiliki usia yang lebih rendah. Keyakinan keliru tentang usia anak dan persetujuan dari anak bukanlah
pembelaan.
13. Melaporkan melalui FGRM atau ke manajer saya segala GBV/SEA atau VAC yang dicurigai
atau yang benar dialami oleh rekan kerja, baik yang dipekerjakan oleh perusahaan saya
atau tidak, atau terjadinya setiap pelanggaran dari Kode Etik ini.
Sanksi
Saya memahami bahwa jika saya melanggar Kode Etik Perorangan ini, atasan saya akan
mengambil tindakan disipliner yang dapat meliputi:
1. Peringatan informal.
2. Peringatan formal.
3. Pelatihan Tambahan.
4. Tanpa gaji hingga satu minggu.
5. Penangguhan pekerjaan (tanpa pembayaran gaji), untuk periode minimal 1 bulan hingga
maksimal 6 bulan.
6. Pemutusan hubungan kerja.
7. Pelaporan ke Polisi jika diperlukan
Saya memahami bahwa adalah tanggung jawab saya untuk memastikan bahwa standar
lingkungan, sosial, kesehatan dan keselamatan terpenuhi, dan bahwa saya mematuhi rencana
Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Saya akan menghindari tindakan atau perilaku
yang dapat ditafsirkan sebagai GBV/SEA atau VAC. Setiap tindakan seperti itu akan menjadi
pelanggaran atas Pedoman Perilaku Perorangan ini. Saya dengan ini mengakui bahwa saya telah
membaca Pedoman Perilaku Perorangan tersebut di atas, dan setuju untuk mematuhi standar
yang terkandung di dalamnya dan memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mencegah
dan menanggapi masalah ESHS, K3, GBV/SEA dan VAC. Saya memahami bahwa
tindakan apa pun yang tidak konsisten dengan Pedoman Perilaku Perorangan ini atau
kegagalan bertindak atas tindakan yang diamanatkan oleh Pedoman Perilaku Perorangan ini
dapat mengakibatkan tindakan disipliner dan dapat memengaruhi pekerjaan saya yang sedang
berlangsung.
Tandatangan:
Nama KTP:
Jabatan:
Tanggal:
83
DAFTAR ISI
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan Sistem Manajemen K3 dan Kesehatan dan
Keselamatan Masyarakat
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan
Masyarakat
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran dan pelaksanaan dan pengendalian
operasional LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat.
Di dalam membuat rencana LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat, PPK
memberikan identifikasi awal/kajian resiko LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan
Masyarakat. Kajian tersebut antara lain: AMDAL, UKL/UPL dan/atau kajian lainnya yang
dirangkum dalam dokumen Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial ( Environmental
and Social Management Framework/ESMF) Proyek (dokumen bisa di unduh disini).
Peserta Pemilihan harus menyampaikan strategi dan rencana pengendalian risiko dan
dampak LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat pada saat penawaran
berdasarkan identifikasi awal tersebut disertai alokasi anggaran dalam daftar kuantitas
dan harga (Bab XI).
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran Pengendalian Risiko, Dan Program LSK3 dan Kesehatan
dan Keselamatan Masyarakat
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran Pengendalian Risiko dan Program LSK3 dan
Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat sesuai dengan format pada Tabel 1.
Pokja harus mereview dan menyesuaikan aktivitas table dibawah sesuai dengan lingkup
pekerjaan fisik yang akan dilakukan dengan identifikasi dampak/bahaya sesuai dengan
yang ada di dokumen sosial/lingkungan, yang dimiliki oleh Pemrakarsa pekerjaan, antara
lain:
1. Persyaratan Pekerjaan yang dijelaskan dalam SSUK, SSKK dan Spesifikasi Umum;
2. Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan Sosial untuk Proyek ( Environmental and Social
Management Framework), terutama yang mengatur tentang aspek aspek antara lain
(contoh):
• Daftar Negatif Sosial dan Lingkungan;
• Prosedur penapisan (Screening) dan kajian resiko lingkungan dan sosial yang
relevan untuk peserta Pemilihan;
• Prosedur Pengelolaan Pekerja (Labor Management Procedure);
• Kode Praktik Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Codes of
Practices);
• Pemantauan dan Pelaporan Lingkungan dan Sosial, termasuk didalamnya
Pelaporan Insiden K3;
• Pencegahan dan pengelolaan resiko Kekerasan Berbasis Gender (ekploitasi dan
pelecehan/kekerasan seksual), Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against
Children/VAC) beserta kode etik Pencegahan Kekerasan berbasis Gender dan
Kekerasan terhadap Anak;
• Kerangka Perencanaan Masyarakat Adat (Indigenous Peoples Planning
Framework) apabila relevan.
• Mekanisme Penanganan Pengaduan (Feedback and Grievance Redress
Mechanism/FGRM)
3. AMDAL atau UKL-UPL, beserta RKL/RPL apabila relevan
4. Persyaratan yang diminta dalam pengajuan perizinan, antara lain:
a. [Pemilik Pekerjaan menambahkan jenis-jenis perijinan yang diperlukan]
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO DAN PROGRAM LSK3 DAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
MASYARAKAT
Keterangan :
• Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan ataumengganti material/ bahan
sehingga bahaya dapatdihilangkan atau dieliminasi. Contoh: seorang pekerja
harus menghindari bekerja diketinggiannamun pekerjaan tetap dilakukan
denganmenggunakan alat bantu.
• Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebihaman dan/ atau material
yang tingkat bahayanya lebih rendah. Contoh: penggunaan tangga diganti
dengan alat angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
• Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan. Contoh: menggunakan perlengkapan kerja
atauperalatan lainnya untuk menghindari terjatuh padasaat bekerja di
ketinggian.
• Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja
secara aman. Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)untuk
mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerjaterhadap sumber bahaya,
larangan menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
ramburambu keselamatan. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semuapekerjaan sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangankulit
pada pekerjaan pengelasan.
10. Kolom (10): Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan
Masyarakat yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan Sistem Manajamen K3 dan
Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat terkait Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai
berikut:
B.3. Sasaran dan Rencana Pelaksanaan Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan
Masyarakat
1. Sasaran Umum
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna
tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan
Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat.
3. Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat meliputi sumber daya, jangka
waktu, indikator pencapaian,monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana
Tabel 2.Penyusunan Sasaran dan Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan
Masyarakat.
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sasaran dan Rencana Pelaksanaan Program LSK3
dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat, Peserta Pemilihan diwajibkan untuk
menadatangani dan mematuhi Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi (lihat lampiran
TBD)
89
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM LSK3 DAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN MASYARAKAT
[Dipersiapkan oleh Peserta Pemilihan pada saat penawaran, dan di verifikasi ulang oleh
pemenang pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat
persiapan pelaksanaan.
No Uraian Pengendalian Sasaran khusus Program Anggar
Pekerjaan Resiko an
Uraian Tolak Ukur Sumber Jangka Indikator Monito Penanggun
Daya Waktu Pencapaian ring g jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
B.4. Organisasi dan Susunan Kelembagaan Pelaksaanaan Program LSK3 dan Kesehatan dan
Keselamatan Masyarakat
Contoh:
*catatan: berdasar dari Kajian/Identifikasi Resiko dan rekomendasi PPK mengenai resiko
Kekerasan Berbasis Gender yang tertuang dalam dokumen Pemilihan, Peserta Pemilihan perlu
bekerjasama dengan Penyedia Jasa (LSM dan/atau instansi pemerintah) yang berkompeten
untuk melakukan pelatihan dan peningkatan kesadaran pencegahan resiko dan penanganan
kasus apabila dilaporkan melalui sistem pengaduan kontraktor dan proyek.
Apabila ada kecelakaan K3 berat dan fatalitas baik yang melibatkan pekerja dan/atau
masyarakat, Penanggung jawab utama wajib melaporkan ke PPK dalam jangka waktu 24 jam
dengan informasi mengenai pelaporan kecelakaan dalam jangka waktu 10 hari yang
mencakup:
1. analisis akar masalah;
2. Tindakan mitigasi segera jika terjadi bahaya berkelanjutan (misal, pagar, papan nama,
penjaga);
3. Kompensasi untuk keluarga yang terkena dampak didasarkan pada alasan yang jelas;
4. Penilaian risiko dan penerapan prosedur pengelolaan ESHS yang benar,
5. Tindakan mitigasi jangka menengah dan panjang termasuk peningkatan tindakan
keselamatan, audit, dan pelatihan tambahan.
C.1. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian Sasaran dan Rencana
Pelaksanaan Program LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat (Bagian B) dan
Pengendalian Operasional LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat (Bagian C)
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja LSK3 dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat pada
bagian B dan C diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana
ditetapkan pada Tabel 2 (Sasaran dan Rencana Pelaksanaan Program LSK3 dan Kesehatan dan
Keselamatan Masyarakat).
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan
ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
( …………………………)
Penyedia Jasa
93
LAMPIRAN TBD: Contoh Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tanpa
Kemitraan/KSO
1. Memenuhi ketentuan Lingkungan, Sosial dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
dan Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Memastikan konsultasi dan relasi yang baik dengan masyarakat sekitar yang terdampak proyek;
6. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
7. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)
[Nama Penyedia]
Penyedia]
Jaminan Pelaksanaan Dicairkan Oleh Pengguna Jasa Karena Kegagalan Penyedia Jasa Terkait
Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Tahun Identifikasi kontrak Nilai kontrak
[tahun] Identifikasi Kontrak : [nama kontrak/nomor [masukan jumlah]
kontrak yang lengkap, dan semua identifikasi
lainnya]
Nama Pengguna Jasa: [masukkan nama lengkap]
Alamat Pengguna Jasa: [masukkan jalan / kota /
negara]
Alasan Pencairan Jaminan Pelaksanaan: [alasan
utama]
O. Bentuk Matrik LSK3 pada Laporan Kemajuan Pekerjaan Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (LSK3)
[Catatan untuk Pokja: Pokja perlu menyesuaikan jenis izin/persetujuan dan menyesuaikan dengan
lingkup pekerjaan fisik yang akan dilakukan, karena contoh daftar perijinan diatas adalah untuk
kegiatan konstruksi jalan]
e. Pengawasan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
- Petugas keamanan: jumlah hari bekerja, jumlah inspeksi penuh & inspeksi
parsial, frekuensi pembekalan pekerja (toolbox meetings), laporan untuk
konstruksi / manajemen proyek;
97
- Jumlah pekerja, jam kerja, matrik penggunaan APD (persentase pekerja dengan
peralatan perlindungan pribadi lengkap (APD), sebagian, dll.), pelanggaran
pekerja yang diamati (berdasarkan jenis pelanggaran, APD atau sebaliknya),
peringatan yang diberikan, peringatan berulang diberikan, tindak lanjut yang
diambil (jika ada);
- Pelaporan kejadian K3 ke PPK (contoh: frekuensi, kelengkapan dokumentasi,
tindak lanjut, dll)
- Langkah-langkah pencegahan infeksi penyakit menular, baik penyakit menular
seksual (Sexually Transmitted Diseases/STD (contoh: HIV/AIDS) maupun
penyakit menular berbahaya lainnya (contoh: COVID-19)
f. Akomodasi pekerja:
- jumlah tenaga kerja pendatang, jumlah tenaga kerja setempat;
- tanggal pemeriksaan terakhir, dan terutama pemeriksaan terhadap kesesuaian
akomodasi terhadap hukum nasional dan kepatuhan terhadap/standar World
Bank (Environmental and Social Standard/ESS 2) dan ADB yang mengutamakan
prinsip-prinsip kelayakan termasuk air bersih, sanitasi, ruang, pembuangan
limbah, mekanisme pencegahan infeksi di masa pandemic (contoh: COVID-19)
dll;
- tindakan yang diambil untuk merekomendasikan/memerlukan perbaikan
kondisi, atau untuk memperbaiki kondisi dan status perbaikannya.
g. HIV/AIDS: penyedia layanan kesehatan, informasi dan/atau pelatihan, lokasi klinik
rujukan, kasus yang teridentifikasi, atau perawatan penyakit dan diagnosis (tanpa
menyebutkan nama/menjaga kerahaasiaan pasien);
h. Pengarusutamaan gender (untuk tenaga kerja pendatang dan pekerja setempat, secara
terpisah): jumlah pekerja perempuan, persentase tenaga kerja, aspek-aspek
pengarusutamaan gender yang diangkat dan ditangani (keluhan referensi silang atau
bagian lain yang diperlukan), fasilitas khusus pekerja perempuan (kamar mandi dan toilet
terpisah, ruang menyusui, cuti haid, cuti hamil, dll.)
i. Pengawasan dan upaya pencegahan terkait Kekerasan Berbasis Gender (Gender Based
Violence/GBV) maupun Kekerasan Terhadap Anak (Violence against Children/VAC),
antara lain pencegahan terhadap:
- Pelecehan Seksual (misalnya melarang penggunaan Bahasa atau perilaku yang tidak
pantas, melecehkan, kasar, pornoaksi, provokatif, merendahkan atau tidak pantas,
khususnya terhadap perempuan dan anak-anak);
- Kekerasan atau pemaksaan (misalnya pelarangan segala bentuk kegiatan seks
komersial termasuk didalamnya imbalan secara seksual, atau bentuk perilaku lain
yang memalukan, merendahkan atau ada unsur pemaksaan);
- Perlindungan terhadap anak-anak (termasuk larangan terhadap pelecehan,
menodai, atau perilaku menyimpang terhadap anak-anak, membatasi interaksi
dengan anak-anak, dan memastikan keselamatan anak-anak disekitar lokasi kerja).
Catatan untuk Peserta Pemilihan:
- Kode Etik/Pedoman Perilaku (referensi Bentuk Kode Etik Perusahaan), prosedur
aduan formal dan informal terhadap tindak kekerasan terhadap anak-anak dan
perempuan, pelecehan seksual, penyebaran informasi atau selebaran pelarangan
tindak kekerasan dan pelecehan seksual di lokasi kerja perlu di sosialisasikan
kepada semua pekerja baik kontraktor maupun sub-kontraktor ketika mobilisasi
pekerja ke lokasi konstruksi. Salinan Kode Etik/Pedoman Perilaku perlu di
tampilkan di tempat-tempat yang dapat di akses oleh pekerja dan masyarakat;
- Pengaduan yang diterima dan pengaduan yang ditangani serta sanksi yang
dijatuhkan kepada pelaku tindak kekerasan maupun pelecehan di jalankan sesuai
dengan Kode Etik/Pedoman Perilaku dan kebijakan SDM perusahaan peserta
Pemilihan dan;
- Sesuai dengan rekomendasi dari PPK berdasarkan kajian resiko Kekerasan Berbasis
Gender, Peserta Pemilihan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak yang
berkompeten baik dari instansi pemerintah maupun non-pemerintah (Lembaga
Swadaya Masyarakat/LSM) untuk pelaksanaan pelatihan/sosialisasi pekerja
mengenai Kode Etik, sosialisasi pencegahan Kekerasan Berbasis Gender, dan
penanganan kasus kekerasan yang terkait dengan pelaksaanaan pekerjaan apabila
dilaporkan.
j. Pelatihan:
- Jumlah pekerja baru, jumlah pekerja yang mendapat pelatihan, tanggal pelatihan.
Target pekerja meliputi level manajerial, pekerja konstruksi, maupun pekerja dari
sub-kontraktor/pemasok utama (primary suppliers);
- jumlah dan tanggal pertemuan toolbox (pembicaraan terkait K3 rencana dan
review), jumlah pekerja yang menerima pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), pelatihan lingkungan dan sosial;
- jumlah dan tanggal penyuluhan HIV / AIDS maupun Kekerasan Berbasis Gender
(GBV) dan Kekerasan terhadap Anak (VAC), jumlah pekerja yang menerima
pelatihan (bulan ini dan di masa lalu); pertanyaan yang sama untuk sensitivitas
gender, pelatihan flaglady /flagman.
k. Pengawasan terhadap lingkungan dan sosial:
- Ahli Lingkungan Hidup (Tim Konsultant Inti/Core Team Consultant) hari kerja,
lokasi pemeriksaan dan jumlah pemeriksaan/kunjungan (ruas jalan, basecamp,
akomodasi, quarry, borrow pit, lokasi yang tercemar/rusak, rawa, perlintasan
hutan, dll.), menyoroti kegiatan/temuan (termasuk pelanggaran terhadap
lingkungan dan/atau sosial, tindakan yang diambil), laporan kepada ahli
lingkungan/sosial/pengawas pekerjaan /GS di Konsultan Perencana dan Supervisi
(Design and Supervision Consultant) dan Unit Pengelola/Pelaksana Proyek (Project
Management/Implementing Units);
[Catatan: Pokja perlu menyesuaikan dengan lingkup pekerjaan fisik yang akan
dilakukan, karena contoh ini adalah untuk kegiatan konstruksi jalan]
- Ahli Sosial (Tim Konsultant Inti/Core Team Consultant): hari kerja, jumlah
pemeriksaan/kunjungan ke lokasi (berdasarkan lokasi: ruas jalan, basecamp,
akomodasi, quarry, borrow pit, lokasi yang tercemar/rusak, klinik, dll.), menyoroti
kegiatan (termasuk pelanggaran persyaratan lingkungan dan/atau sosial yang
diamati, tindakan yang diambil, awareness campaign/penyuluhan), laporan
kepada ahli lingkungan dan/atau ahli sosial/ pengawas pekerjaan/ GS di
Konsultan Perencana dan Supervisi (Design and Supervision Consultant) dan Unit
Pengelola/Pelaksana Proyek (Project Management/Implementing Units);
[Catatan: Pokja perlu menyesuaikan dengan lingkup pekerjaan fisik yang akan
dilakukan, karena contoh ini adalah untuk kegiatan konstruksi jalan]
- Wakil Pengamat Masyarakat: hari kerja (jam buka pusat komunitas), jumlah orang
yang bertemu, menyoroti kegiatan (masalah yang diangkat, dll.), melaporkan
kepada ahli lingkungan/ sosial/ Pengawas Pekerjaan/ GS.
l. Keluhan: daftar keluhan bulan ini dan keluhan yang belum terselesaikan berdasarkan
tanggal yang diterima, yang mengajukan keluhan (pelapor), bagaimana diterima, kepada
siapa yang dirujuk untuk tindak lanjut, resolusi dan tanggal (jika selesai), resolusi data
dilaporkan kepada pelapor, tindak lanjut apa pun yang diperlukan (referensi silang
dengan bagian lain sesuai kebutuhan):
- Keluhan pekerja;
- Keluhan masyarakat
- Keluhan terkait tindak kekerasan berbasis gender (GBV) dan kekerasan terhadap
anak (VAC). Catatan: mengingat sensitifitas kasus GBV dan VAC dan perlunya
menjunjung tinggi prinsip perlidungan korban dan kerahasiaan untuk keluhan
terkait tindakan GBV dan VAC, protokol spesifik mengikuti prosedur yang
ditetapkan oleh PPK sesuai dengan Kerangka Pengelolaan Lingkungan dan
Sosial/Environmental and Social Management Framework). Penanggung jawab K3 di
perusahaan pemenang tender akan berkoordinasi dengan Focal Point untuk GBV di
Pemrakasa Proyek untuk semua kegiatan dan pelaporan kasus yang berkaitan
dengan GBV dan VAC.
- Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan & peralatan proyek: berikan
tanggal, lokasi, kerusakan, penyebab, tindak lanjut;
- kecelakaan yang melibatkan kendaraan atau properti non-proyek (juga
dilaporkan dalam metrik segera): memberikan tanggal, lokasi, kerusakan,
penyebab, tindak lanjut;
- kondisi keseluruhan kendaraan / peralatan (penilaian subjektif oleh pencinta
lingkungan); perbaikan dan pemeliharaan non-rutin diperlukan untuk
meningkatkan keselamatan dan / atau kinerja lingkungan (untuk mengendalikan
asap, dll.).
n. Mitigasi dan masalah lingkungan dan sosial (apa yang telah dilakukan):
- debu: jumlah mobil tanki penyiram yang bekerja, jumlah penyiraman / hari,
jumlah keluhan, peringatan yang diberikan oleh pemerhati lingkungan, tindakan
yang diambil untuk menyelesaikan; hal-hal penting dari pengendalian debu di
quarry (penutup, semprotan, status operasional); % dari truk pengangkut material
dengan penutup, tindakan yang diambil untuk kendaraan yang tidak tertutup;
- pengendalian erosi: kontrol yang dilaksanakan pada tiap lokasi, status pelintasan
air, inspeksi dan hasil lingkungan hidup, tindakan yang diambil untuk
menyelesaikan masalah, perbaikan darurat yang diperlukan untuk mengendalikan
erosi / sedimentasi;
- quarry, lokasi penumpukan, lokasi pembuangan, dan fasilitas terkait (contoh:
Asphalt Mixing Plant, batching plant untuk sektor jalan): identifikasi kegiatan
utama yang dilakukan bulan ini di masing-masing tempat, dan menyoroti
perlindungan lingkungan dan sosial: pembukaan lahan, penandaan batas,
pengupasan lapisan tanah, manajemen lalu lintas, perencanaan dekomisioning,
pelaksanaan dekomisioning;
- peledakan: jumlah ledakan (dan lokasi), status pelaksanaan rencana peledakan
(termasuk pemberitahuan, evakuasi, dll.), insiden kerusakan atau keluhan di luar
lokasi (rujuk silang bagian lain sesuai kebutuhan);
- pembersihan tumpahan, jika ada: bahan tumpah, lokasi, jumlah, tindakan yang
diambil, pembuangan material (laporkan semua tumpahan yang menghasilkan air
atau kontaminasi tanah;
- pengelolaan limbah: jenis dan jumlah yang dihasilkan dan dikelola, termasuk
jumlah yang diambil di luar lokasi (dan oleh siapa) atau digunakan kembali /
didaur ulang / dibuang di tempat;
- rincian penanaman pohon dan mitigasi lainnya yang diperlukan dilakukan bulan ini;
- perincian tentang mitigasi perlindungan air dan rawa diperlukan dilakukan bulan
ini;
- mitigasi atau pemulihan terhadap resiko kecelakaan bagi warga, gangguan atau
kerusakan terhadap jalan akses yang dilalui kendaraan proyek pengangkutan
peralatan, material dan tenaga kerja;
- mitigasi gangguan suara terhadap lingkungan pemukiman;
- mitigasi atau pemulihan terhadap gangguan atau kerusakan terhadap fasilitas
umum, saluran irigasi, drainase.
[Catatan untuk Pokja: Pokja perlu menyesuaikan dengan lingkup pekerjaan fisik
yang akan dilakukan, karena contoh daftar perijinan diatas adalah untuk kegiatan
konstruksi jalan]
CONTOH
ANTARA
PT ................ [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT ................ [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ........ , yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT .................... [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/
penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua
belah pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai
Pemenang dalam Paket Pekerjaan .............................................. [diisi nama paket]
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama
berjalannya Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA
dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari Pemberi
Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut-
turut sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan
teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti bahwa PIHAK
KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal
dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeriyang berarti
kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan yang telah
termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang
atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK
PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak lain yang
mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK
KEDUA tidak memenangkan tender Paket Pekerjaan [diisi
nama paket].
103
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap
operasi dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK
KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan
mekanik sesuai dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak dibenarkan
memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain, selain
dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam keadaan kahar seperti:
kebakaran, gempa bumi, danlainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya
yang berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh
kedua pihak
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT ................ [diisi nama perusahaan PT ................ [diisi namaperusahaan
Lessor/ penyedia peralatan] Lessee/ penerima peralatan]
1
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran
apabila ada barang yang diimpor
BAB VII. RANCANGAN KONTRAK
I. SURAT PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Waktu Penugasan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Gabungan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di ........... pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun [tanggal,
bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
Nomor.……
tanggal ……., Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor tanggal .......... ,
[jika kontrak tahun jamak ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal:
“dan Surat Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN) Nomor ..... tanggal.....
perihal ”], antara:
Nama : .............................................................................
NIP : …………………………………….
Jabatan : PPK Sanitasi Satker Pelaksanaan
Prasarana Permukiman Provinsi Bali
Berkedudukan di : Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Bali Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Jl. ………………
Kota Denpasar
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal Cipta Karya c.q.
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Bali berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor............................. tanggal... bulan ...... 2022 tentang Pengangkatan
Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi Pembangunan TPST Kota Denpasar sebagaimana diterangkan
dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga
kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi ................ [diisi
nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak (tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)) yang
diperoleh berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp .............(……
ditulis dalam huruf )dengan kode akun kegiatan , dengan PPN sebesar
Rp ............. (…ditulis dalam huruf);
(2) Kontrak ini dibiayai dari .................... [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor atas
nama Penyedia : ............... .
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian
pendanaan untuk masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatangananan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama (… dalam huruf …) hari
kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama ......... (. dalam huruf ) hari
kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan
dibuat dalam 2 (dua)rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan megikat bagi para pihak, rangkap
lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
[tanda tangandancap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
iniuntuk PPKmakarekatkan meterai iniuntuk Penyedia makarekatkan meterai
Rp 10.000,00)] Rp 10.000,00)]
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Nama : PPK
NIP : .........................................
Jabatan : PPK Sanitasi..................................................................
Berkedudukan di : Balai Prasarana Permukiman Wilayah.......,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum
yang bertindak untuk dan atas nama............................ [nama badan usaha KSO] sebagai
badan
usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai berikut:
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan
Konstruksi ............ [diisi nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan
sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Pembangunan Hanggar;
2. Pembangunan Jalan Operasi;
3. Pembangunan Kantor Pengelola;
4. Pembangunan Jembatan Timbang;
5. Pembangunan Pos Pencatat;
6. Pembangunan Fasilitas Air Bersih;
7. Pembangunan Ruang Genset;
8. Pembangunan Pos Jaga;
9. Pembangunan Pengumpul Lindi;
10. Pembangunan Gapura dan Pagar;
11. Pembangunan Lensekap dan Gazebo;
12. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
[Catatan: ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen identifikasi kebutuhan dalam Renstra]
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak (tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)) yang
diperoleh berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ………..
(……….. ditulis dalam huruf ) dengan kode
akun kegiatan.............. , dengan nilai PPN sebesar Rp…… (…ditulis dalam huruf);
(2) Kontrak ini dibiayai dari APBN Pinjaman Luar Negeri ;
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor
......................................................................................................................................... a
tas
nama Penyedia : ............... .
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian
pendanaan untuk masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4 DOKUMEN KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatangananan Kontrak sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak,
dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai
dengan Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama (… dalam
huruf …) hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama ......... (. dalam huruf )
hari kalender.
Nama PPK
[nama lengkap] NIP.
[jabatan] ......................................
BAB VIII SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. KETENTUAN
UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut.
1.1 Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang
selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan
lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
Pemerintah.
1.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakan adalah
bagian pekerjaan utama atau bagian pekerjaan
bukan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan yang
pelaksanaanya diserahkan kepada Penyedia lain
(subpenyedia) dan disetujui terlebih dahulu oleh
PPK.
1.3 Daftar Kuantitas dan Harga adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
1.4 Direksi Lapangan adalah tenaga/tim pendukung
yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari
1 (satu) orang atau lebih, untuk mengelola
administrasi Kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.5 Harga Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.6 Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya
disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.
1.7 Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya
disingkat HSP adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu.
1.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan Masa
Pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.9 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dalam
Kontrak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.
1.10 Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan
113
g. penyusunan rencana
pengukuran/pemeriksaan bersama; dan
h. hal-hal lain yang dianggap perlu.
23.3 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak.
24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai
dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai
kebutuhan dan rencana kerja.
24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan, termasuk instalasi alat;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor,
rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan Tenaga Kerja Konstruksi.
24.3 Mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja
Konstruksi dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
25. Pengukuran / 25.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK dan
Pemeriksaan Bersama Pengawas Pekerjaan bersama-sama dengan
Penyedia melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail terhadap kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
Peralatan Utama (Mutual Check 0%).
25.2 Pada tahapan pengukuran/pemeriksaan
bersama, PA/KPA telah membentuk Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila dalam
pengukuran/pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
25.4 Tenaga Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan
Utama yang sesuai dengan persyaratan Kontrak
dapat segera dimobilisasi.
25.5 Tindak lanjut hasil pemeriksaan bersama Tenaga
Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan Utama
mengikuti ketentuan pasal 65 dan 66.
127
B.3 Penyelesaian Kontrak dan Masa Pelaksanaan. Pernyataan perkiraan ini harus
sesegera mungkin disampaikan oleh Penyedia.
31. Serah Terima Pekerjaan 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen),
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk serah terima
pertama pekerjaan.
31.2 PPK memerintahkan Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan.
31.3 Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian
hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi
yang tercantum dalam Kontrak.
31.4 Hasil pemeriksaan dari Pengawas Pekerjaan
disampaikan kepada PPK, apabila dalam
pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, PPK
memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan.
31.5 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan
telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak maka PPK dan Penyedia
menandatangani Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan.
31.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan
puluh lima persen) dari Harga Kontrak,
sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
persen) dari Harga Kontrak dan Penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima persen) dari Harga Kontrak.
31.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
31.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk
pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui
Tahun Anggaran. Lamanya Masa Pemeliharaan
ditetapkan dalam SSKK.
31.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
31.10 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,
Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan
dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak maka PPK dan
Penyedia menandatangani Berita Acara Serah
Terima Akhir Pekerjaan.
31.11 PPK wajib melakukan pembayaran sisa Harga
Kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
31.12 Apabila Penyedia tidak melaksanakan
kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka Kontrak dapat diputuskan
sepihak oleh PPK dan Penyedia dikenakan
sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 41.4.
31.13 Setelah penandatangananan Berita Acara
Serah Terima Akhir Pekerjaan, PPK
menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
31.14 PA/KPA meminta PPHP untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil
pekerjaan yang diserahterimakan.
31.15 PPHP melakukan pemeriksaan administratif
proses pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan serah
terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen
program/penganggaran, surat penetapan PPK,
dokumen perencanaan pengadaan,
RUP/SIRUP, dokumen persiapan pengadaan,
dokumen pemilihan Penyedia, dokumen
Kontrak dan perubahannya serta
pengendaliannya, dan dokumen serah terima
hasil pekerjaan.
31.16 Apabila hasil pemeriksaan administrasi
ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan,
PPHP melalui PA/KPA memerintahkan PPK
untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan dokumen administratif.
31.17 Hasil pemeriksaan administratif dituangkan
dalam Berita Acara.
31.18 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan
perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
31.19 Bagian pekerjaan yang dapat dilakukan serah
terima pekerjaan sebagian atau secara parsial
yaitu:
a. bagian pekerjaan yang tidak tergantung
satu sama lain; dan
b. bagian pekerjaan yang fungsinya tidak
terkait satu sama lain dalam pencapaian
kinerja pekerjaan.
31.20 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran,
ketentuan denda dan kewajiban pemeliharaan
tersebut di atas disesuaikan.
31.21 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan
131
32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat
keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
33. Pedoman Pengoperasian 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk
dan Perawatan / kepada PPK tentang pedoman pengoperasian
Pemeliharaan dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
SSKK.
33.2 Apabila Penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan,
PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.
B.4 Adendum
34. Perubahan Kontrak 34.1 Kontrak ha nya dapat diubah melalui adendum
Kontrak.
34.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, yang diakibatkan
beberapa hal berikut meliputi:
a. perubahan pekerjaan;
b. perubahan Harga Kontrak;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan/atau Masa Pelaksanaan;
d. perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi.
34.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak, PPK
dapat meminta pertimbangan dari Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak.
35. Perubahan Pekerjaan 35.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar
dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia
dapat melakukan perubahan pekerjaan, yang
meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
35.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi
lapangan seperti yang dimaksud pada pasal 35.1
namun ada perintah perubahan dari PPK, PPK
bersama Penyedia dapat menyepakati
perubahan pekerjaan yang meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan.
35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada Penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak awal.
35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum
Kontrak.
35.5 Dalam hal perubahan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada pasal 35.1 dan 35.2
mengakibatkan penambahan Harga Kontrak,
perubahan Kontrak dilaksanakan dengan
ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir
tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga
yang tercantum dalam Kontrak awal dan
tersedianya anggaran
133
62. Hak dan Kewajiban PPK Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh PPK dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
b. menerima laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
dan
f. menilai kinerja Penyedia.
63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.
151
G. PENGAWASAN MUTU
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal
dalam Ketentuan Data
SSUK
4.1 & 4.2 Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:
Satuan Kerja :
Satker ……………………………………………… Balai PPW Bali
Nama : PPK Sanitasi
Alamat Jl. .....................Denpasar
Website -
E-Mail ........................@gmail.com
Faksimile (0…)……………………..
Penyedia....................... (diisi nama badan usaha/ Nama KSO
Nama
Alamat
Website
E-Mail
Faksimile
4.2 & 5.1 Wakil Sah Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Para Pihak Untuk PPK:
Nama : .......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah PPK]
Berdasarkan Surat Keputusan PPK
…… nomor .…. tanggal ……. [diisi
nomor dan tanggal SK pengangkatan
Wakil Sah PPK]
Untuk Penyedia:
Nama : .......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan ……
nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor
dan tanggal SK pengangkatanWakil Sah
Penyedia]
6.1 Larangan Kebijakan mengenai praktek korupsi dan penipuan
Korupsi, sebagaimana dijelaskan dalam Lampiran A.1
Kolusi dan
Nepotisme
(KKN),
Penyalahg
unaan
6.3 & Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada : K a n t o r Kas
41.3 & Jaminan KPPN …………………….
41.5
27.1 Masa Masa Pelaksanaan selama 120 (seratus dua puluh) hari
Pelaksanaan kalender terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum
dalam SPMK.
27.4 Masa 1. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan : Tidak
Pelaksanaan diberlakukan masa pelaksanaan parsial
untuk Serah selama : - hari kalender terhitung sejak Tanggal Mulai
Terima Kerja yang tercantum dalam SPMK.
Sebagian 2. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan: Tidak
Pekerjaan diberlakukan masa pelaksanaan parsial selama : - hari
(Secara Parsial) kalender terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja yang
tercantum dalam SPMK.
31.8 Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama 365 (Tiga ratus enam
Pemeliharaan puluh lima) hari kalender terhitung sejak Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
31.18 Serah Terima Dalam Kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan
Sebagian sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai berikut:
Pekerjaan 1. - Tidak diberlakukan
2. - Tidak diberlakukan.
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+ .............. )
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan
dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan
dan overhead, dalam hal penawaran tidak
mencantumkan besaran komponen
keuntungan dan
overhead maka a = 0,15
b, c, = Koefisien komponen kontrak seperti
d tenaga kerja, bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+ ......... dst adalah 1,00
Bn, = Indeks harga komponen pada b u l a n saat
Cn, pekerjaan dilaksanakan
Dn
Bo, = Indeks harga komponen pada bulan
Co, penyampaian penawaran.
Do
165
68.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari Harga Kontrak (sebelum PPN)
LAMPIRAN A.1
Kebijakan World Bank adalah mewajibkan Peminjam (termasuk penerima manfaat pinjaman/hibah
World Bank), peserta Pemilihan, pemasok, penyedia dan kuasa mereka (dinyatakan maupun tidak
dinyatakan), subpenyedia, subkonsultan, penyedia jasa atau pemasok, dan personil-personilnya
menaati standar etika tertinggi dalam menyelenggarakan pengadaan dan melaksanakan kontrak-
kontrak yang dibiayai World Bank.10 Selaras dengan kebijakan ini, World Bank:
(a) dalam ketentuan ini, di bawah ini adalah definisi dari istilah- sebagai berikut:
(i) “Praktek korupsi” adalah menawarkan, memberikan, menerima atau meminta, secara langsung
atau tidak langsung, segala sesuatu yang bernilai untuk mempengaruhi tindakan-tindakan
pihak lain secara tidak patut;11
(ii) “Praktek penipuan” adalah suatu tindakan atau pengabaian, termasuk misinterpretasi yang
secara sadar ataupun secara ceroboh menyesatkan atau berupaya menyesatkan suatu pihak
untuk mendapatkan manfaat finansial atau manfaat lain atau menghindari kewajiban;12
(iii) “Praktek kolusi” adalah pengaturan antara dua pihak atau lebih yang dirancang untuk
mencapai tujuan yang tidak patut, termasuk untuk mempengaruhi tindakan-tindakan pihak
lain secara tidak patut;13
(iv) “Praktek pemaksaan (koersif)” adalah merusak atau merugikan, atau mengancam untuk
merusak atau merugikan, secara langsung maupun tidak langsung, suatu pihak atau properti
pihak tersebut guna mempengaruhi tindakan-tindakan suatu pihak secara tidak patut;14
(v) “Praktek obstruktif” adalah
(aa) secara sengaja merusak, memalsukan, mengubah atau menyembunyikan barang bukti
investigasi, atau membuat pernyataan palsu kepada petugas penyelidik untuk secara
material menghalangi investigasi World Bank terhadap tuduhan praktek korupsi,
penipuan, pemaksaan atau kolusi; dan/atau mengancam, mengganggu atau
mengintimidasi suatu pihak untuk menghalanginya dalam menyingkapkan apa yang
diketahuinya sehubungan dengan investigasi atau dalam melakukan investigasi, atau
(bb) Perbuatan yang ditujukan untuk secara material menghalangi pelaksanaan hak World
Bank dalam melakukan pemeriksaan dan audit yang ditetapkan berdasarkan butir 1.16(e)
di bawah ini.
(b) menolak usulan penetapan pemenang apabila World Bank memutuskan bahwa peserta yang
direkomendasikan sebagai pemenang atau personilnya atau kuasanya atau subkonsultan,
subpenyedia, penyedia jasa, pemasok dan/atau karyawan-karyawannya secara langsung maupun
10 Dalam konteks ini, setiap tindakan untuk mempengaruhi proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak demi
keuntungan yang tidak sebagaimana mestinya adalah tidak patut.
11 Dalam ayat ini, “pihak lain” memaksudkan pejabat publik yang bertindak sehubungan dengan proses pengadaan atau
pelaksanaan kontrak. Dalam konteks ini, “pejabat publik” termasuk didalamnya staf World Bank dan karyawan
organisasi lain yang membuat atau memeriksa keputusan-keputusan pengadaan.
12 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pejabat publik; istilah “manfaat” dan “kewajiban” berkaitan dengan proses
pengadaan atau pelaksanaan kontrak; dan “tindakan” atau “pengabaian” dimaksudkan untuk mempengaruhi proses
pengadaan atau pelaksanaan kontrak.
13 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan mereka yang berpartisipasi dalam proses pengadaan (termasuk pejabat publik)
yang berupaya, baik oleh mereka sendiri maupun melalui pihak atau entitas lain yang tidak berpartisipasi dalam proses
pengadaan atau seleksi, untuk mendorong persaingan atau menetapkan harga penawaran pada tingkat yang tidak
kompetitif atau direkayasa atau membocorkan harga penawaran atau syarat-syarat lain kepada satu sama lain.
14 Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pihak yang berpartisipasi dalam proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak.
tidak langsung telah terlibat dalam praktek korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif
dalam bersaing memenangkan kontrak bersangkutan;
(c) menyatakan proses pengadaan tidak sesuai dengan ketentuan World Bank (misprocurement) dan
membatalkan sebagian pinjaman yang dialokasikan untuk kontrak apabila World Bank
memutuskan pada waktu kapan pun bahwa perwakilan dari Peminjam atau penerima sebagian
hasil pinjaman telah melakukan praktek korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif
selama proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak bersangkutan tanpa ada tindakan yang cepat
dan tepat dari pihak Peminjan yang dianggap memuaskan oleh World Bank untukmenanggulangi
praktek-praktek tersebut ketika praktek-praktek itu dilakukan, termasuk lalai untuk segera
memberitahukan World Bank pada waktu mereka mengetahui adanya praktek- praktek tersebut;
(d) menjatuhkan sanksi atas suatu badan usaha atau orang (individu) pada saat kapan pun sesuai
dengan prosedur sanksi Bank yang berlaku,15 termasuk dengan menyatakan secara terbuka bahwa
badan usaha atau orang tersebut tidak memenuhi syarat selama jangka waktu tertentu ataujangka
waktu tidak tertentu: (i) untuk diberikan kontrak yang dibiayai oleh Bank; dan (ii) untuk
diusulkan16;
(e) mewajibkan agar suatu ketentuan dicantumkan dalam dokumen pengadaan dan dalam kontrak
yang dibiayai dengan pinjaman Bank yang mengharuskan peserta, pemasok dan penyedia, dan
subpenyedia, kuasa/agen, personil, konsultan, penyedia jasa atau pemasoknya untuk
mengizinkan Bank memeriksa semua pembukuan, catatan dan dokumen-dokumen lain berkaitan
dengan pemasukan penawaran dan pelaksanaan kontrak, dan meminta agar pembukuan, catatan
dan dokumen-dokumen lain tersebut diaudit oleh auditor yang ditunjuk oleh Bank.”
15Suatu badan usaha atau seseorang dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat menjadi pemenang kontrak yang dibiayai oleh World
Bank setelah: (i) selesainya proses penjatuhan sanksi oleh World Bank menurut prosedur sanksi World Bank, antara lain termasuk
cross-debarment (larangan lintas lembaga untuk mengikuti lelang) sebagaimana disepakati dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Internasional lain, termasuk Bank-Bank Pembangunan Multilateral, dan melalui penerapan prosedur sanksi administratif
pengadaan korporat Grup World Bank atas penipuan dan korupsi; dan (ii) akibat penangguhan sementara atau penangguhan
sementara dini sehubungan dengan proses penjatuhan sanksi yang sedang berlangsung. Lihat catatan kaki 14 dan ayat 8 Apendiks
1 dalam Pedoman ini.
16Subpenyedia, konsultan, manufaktur atau pemasok atau penyedia jasa yang diusulkan (sebutan yang berbeda digunakan
bergantung pada dokumen pengadaan tertentu) adalah yang telah: (i) diikutsertakan oleh peserta dalam permohonan prakualifikasi
atau penawarannya karena mempunyai pengalaman dan pengetahuan spesifik yang penting sehingga peserta dapat memenuhi
persyaratan kualifikasi untuk penawaran tertentu; atau (ii) ditunjuk oleh Peminjam.
173
Harga
Harga %
Mata Satuan Satuan
No Kuantitas Satuan Terhadap Keterangan
Pembayaran Ukuran Penawaran
HPS (Rp) HPS
(Rp)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
a. Pekerjaan Utama
Bagian Pekerjaan yang Nama Alamat Kualifikasi
No Keterangan
Disubkontrakkan Subpenyedia Subpenyedia Subpenyedia
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Jabatan Pengalaman
Nama Sertifikat
dalam Tingkat Kerja
No Personel Kompetensi Keterangan
Pekerjaan Pendidikan/Ijazah Profesional
Manajerial Kerja
ini (Tahun)
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Nama
Merk Status
No Peralatan Kapasitas Jumlah Kondisi Keterangan
dan Tipe Kepemilikan
Utama
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
LAMPIRAN C SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK
PEKERJAAN BAHAYA TINGKAT PRIORITAS RISIKO K3
KEKERA KEPARAHAN
PAN RISIKO
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
PJT
(Penanggung
Jawab Teknis)
C.2 Rencana tindakan (sasaran & program)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
148
149
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
LIHAT - LAMPIRAN II
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP),
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
Spesifikasi Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah
kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga
untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam
harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada
Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan
tidak boleh diubah.
CONTOH
Satuan Harga Total
No. Uraian Pekerjaan Ukuran Kuantitas Satuan Harga
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat
umum.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
Daftar 2: Mata Pembayaran Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Satuan Harga Total
No. Uraian Pekerjaan Ukuran Kuantitas Satuan Harga
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
152
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Cantumkan Mata Pembayaran
Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian- bagian pekerjaan lain.
2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan
Nilai).
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain
yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan utama jika
terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
153
CO
Kepada Yth.
di
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp.
………. (……….. Rupiah) dengan masa berlaku selama …. ( ) hari
kalender [sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu pelaksanaan] dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ.
[tanda tangan]
1. Macam pekerjaan: ;
, 20
Untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap] [jabatan]
NIP: ..................................
[tanda tangan]
[namalengkap wakilsah
badanusaha] [jabatan]
C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN
Yang betanda tangan dibawah ini: dalam jabatan selaku dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama [nama bank] berkedudukan di
[alamat]
untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN dengan ini menyatakan akan
membayar kepada:
Nama : ....[nama Pejabat Pembuat Komitmen]
Alamat :
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan
Pelaksanaan atas pekerjaan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
[Bank]
Meterai Rp10000,00
[Untuk pendanaan World Bank dan Islamic Development Bank: jaminan pelaksanaan dapat
dikeluarkan oleh Bank komersil atau asuransi. Untuk pendanaan Asian Development Bank,
jaminan pelaksanaan hanya boleh dikeluarkan oleh Bank komersil]
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. tanggal untuk pelaksanaan tender
pekerjaan yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama (_ ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp10000,00
_
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
kepada:
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Untuk pendanaan World Bank dan Islamic Development Bank: jaminan pemeliharaan dapat
dikeluarkan oleh Bank komersil atau asuransi. Untuk pendanaan Asian Development Bank,
jaminan pemeliharaan hanya boleh dikeluarkan oleh Bank komersil]
8. Dengan ini
dinyatakan, bahwa kami: [nama],
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
)(terbilang
9. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
tanggal
10. Surat Jaminan ini berlaku selama dari PENERIMA JAMINAN. (_ ) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal sampai dengan tanggal
11. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
12. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) dan tidak dapat ditarik kembali (irrevocable) setelah menerima
tuntutan pencairan pertama secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji.
13. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
14. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di pada tanggal
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
[Penerbit Jaminan]
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp10000,00
_ _
[Nama&Jabatan] [Nama &Jabatan]
LAMPIRAN I