WALIKOTA PASURUAN
Pasuruan, |0 Agustus 2021
Kepada
Yth.: 1. Kepala Perangkat Daerah terkait
di lingkup Pemerintah Kota
Pasuruan.
2.Camat dan Lurah di wilayah
Kota Pasuruan
3. Pimpinan Lembaga/ Organisasi/
Perusahaan di Wilayah Kota
Pasuruan
4.Pelaku Usaha di Wilayah Kota
Pasuruan
5.Warga Masyarakat ~—‘Kota
Pasuruan
SURAT EDARAN
Nomor: 100 / 205 / 423.013 / 2021
Tentang
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 3 (TIGA)
CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI KOTA PASURUAN
Menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun
2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level
4 (empat), Level 3 (tiga), Level 2 (dua) Corona Virus Disease (COVID-19) di
wilayah Jawa dan Bali, serta Kota Pasuruan dalam pengendalian penyebaran
COVID-19 masuk dalam kriteria level 3 Indikator Penyesuaian Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Pembatasan Sosial dalam Penanggulangan
Pandemi, maka perlu mengoptimalkan Posko Penanganan COVID-19 ditingkat
Kelurahan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Level 3 (tiga) Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Kota Pasuruan, sebagai
berikut:
1, Pelaksanaan PPKM Level 3 (tiga) COVID-19 dilakukan dengan Menerapkan
Kegiatan sebagai berikut:
a. pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan
melalui pembelajaran tatap muka terbatas dan/atau pembelajaranjarak jauh berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 TAHUN 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/ 4242/2021, Nomor 440-717 TAHUN 2021 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) dan bagi satuan pendidikan yang
melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan
dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen), kecuali untuk:
1) SDLB, MILB, SMPLB dan SMLB, MALB maksimal 62% (enam puluh
dua persen) sampai dengan 100% (seratus persen) dengan menjaga
jarak minimal 1,5m (satu koma lima meter) dan maksimal 5 (lima)
peserta didik per kelas; dan
2) PAUD maksimal 33% (tiga puluh tiga persen) dengan menjaga jarak
minimal 1,5m (satu koma lima meter) dan maksimal 5 (lima) peserta
didik per kelas
. pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100%
(seratus persen) Work From Home (WFH) ;
pelaksanaan kegiatan pada sektor:
1) esensial seperti;
a) keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank
pegadaian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan (yang
berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan (customer),
dapat beroprasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh)
persen staf untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada
masyarakat, serta 25% (dua puluh lima) persen untuk pelayanan
administrasi perkantoran guna mendukung operasional;
b) pasar modal (yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan
(costumer) dan berjalannya operasional pasar modal secara bai]
dapat beroprasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh)
persen staf;
c) teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler,
data center, internet, pos, media terkait dengan penyebaran
informasi kepada masyarakat dapat beroprasi dengan kapasitas
maksimal 50% (lima puluh) persen staf;
4) perhotelan non penanganan karantina dapat beroprasi dengan
kapasitas maksimal 50% (lima puluh) persen staf; dan
¢) industri orientasi ekspor dimana pihak perusahaan harus
menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan EksporBarang (PEB) selama 12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen
lain yang menunjukkan rencana ekspor dan wajib memiliki Izin
Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dapat
beroprasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh) persen
staf hanya di fasilitas produksi/pabrik, serta 10% (sepuluh)
persen untuk pelayanan administrasi_ perkantoran guna
mendukung operasional.
2) esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan
publik yang tidak bisa ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25%
(dua puluh lima persen) maksimal staf WFO dengan protokol
kesehatan secara ketat;
3) kritikal seperti;
a)kesehatan; serta keamanan dan ketertiban masyarakat dapat
beroperasi 100% (seratus) persen staf tanpa ada pengecualian;
b) penanganan bencana; energi; logistik, transportasi dan distribusi
terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat; makanan dan
minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan
peliharaan; pupuk dan petrokimia; semen dan bahan bangunan;
obyek vital nasional; proyek strategis nasional; konstruksi
(infrastruktur publik); utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan
sampah) dapat beroperasi 100% (seratus) persen maksimal staf
hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat, dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna
mendukung operasional diberlakukan maksimal 25% (dua puluh
lima) persen staf WFO.
untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar
swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi_ jam
operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas
pengunjung 50% (lima puluh) persen; dan
untuk apotik dan toko obat dapat buka selama 24 (dua puluh empat)
jam,
pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari dapat
beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) dan
jam operasi sampai pukul 15.00 waktu setempat;
pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher, barber shop/
pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian
kendaraan, dan lain-lain yang sejenis diizinkan buka dengan protokol
kesehatan ketat sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat;h. pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum:
1) warung makan/ warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan yang
sejenisnya diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat
sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dengan maksimal
pengunjung makan ditempat 25% (dua puluh lima persen) dari
kapasitas dan waktu makan maksimal 30 (tiga puluh) menit.
2)restoran/ rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada dalam
gedung/ toko tertutup baik yang berada pada lokasi tersendiri
maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall hanya
menerima delivery/take away dan tidak menerima makan ditempat
(dine-ir
3) restoran/rumah makan, kafe dengan area pelayanan di ruang
terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan yang ketat
sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas
maksimal 25% (dua puluh lima persen), satu meja maksimal dua
orang, dan waktu makan maksimal 30 (dua puluh) menit yang
pengaturan teknisnya diatur oleh Pemerintah Daerah; dan
i, kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan dibuka
dengan ketentuan:
1) kapasitas maksimal 25% (dua puluh lima persen) dan jam
operasional buka sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat
dengan protokol kesehatan yang diatur oleh Kementerian
Perdagangan;
2) penduduk dengan usia di bawah 12 (dua belas) tahun dan di atas 70
(tujuh — puluh) tahun _—dilarang = memasuki _pusat
perbelanjaan/mall/pusat perdagangan; dan
3) bioskop, tempat bermain anak-anak, dan tempat hiburan dalam
pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup,
j. pelaksanaan kegiatan konstruksi dan infrastruktur publik (tempat
konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi 100% (seratus) persen dan
konstruksi skala kecil diizinkan maksimal 10 (sepuluh) orang dengan
menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
k. tempat ibadah (Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng
serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah),
dapat mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah
selama masa penerapan PPKM Level 3 (tiga) dengan maksimal 25%
(dua puluh lima persen) kapasitas atau 20 (dua puluh) orang dengan
memperhatikan ketentuan teknis dari Kementerian Agama;1. fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan
area publik lainnya) ditutup sementara;
m, kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi
seni, budaya, sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat
menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup sementara;
n, transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi
(konvensional dan online) dan kendaraan sewa/rental) diberlakukan
dengan pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh puluh persen)
dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
0. pelaksanaan akad nikah dapat diadakan dengan maksimal 20 (dua
puluh) orang undangan dan tidak mengadakan makan ditempat
dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
p. pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda
motor dan transportasi umum jarak jauh (bis dan kereta api) harus:
1) menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama);
2) menunjukkan surat Antigen (H-1) untuk moda transportasi mobil
pribadi, sepeda motor, bis dan kereta api;
3) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) tidak
berlaku untuk kedatangan dan keberangkatan tranportasi dalam
wilayah aglomerasi; dan
4) untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya
dikecualikan dari ketentuan memiliki kartu vaksin.
q. tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat
melaksanakan kegiatan diluar rumah serta tidak diizinkan
penggunaan face shield tanpa menggunakan masker; dan
r,_ pelaksanaan PPKM Mikro di tingkat RT/RW tetap diberlakukan dengan
mengaktifkan posko-posko di setiap tingkatan dengan melihat kriteria
zonasi pengendalian wilayah.
Melarang setiap bentuk aktivitas/kegiatan yang dapat menimbulkan
kerumunan.
Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi dengan prinsip sebagai
berikut
a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup, pertemuan
pertemuan panjang (lebih dari 15 menit), interaksi jarak dekat,
keramaian, aktivitas dengan bernapas kuat misalnya bernyanyi,
berbicara dan tertawa dan tidak memakai masker seperti pada saat
makan bersama;penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol
kesehatan paling minimal yang harus diterapkan setiap orang;
mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara berulang
terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain (seperti
gagang pintu atau pegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengan
tangan perlu dihindari;
jenis masker yang lebih baik, akan lebih melindungi (sebagai contoh
masker bedah sekali pakai lebih baik dari masker kain, dan masker
N95 lebih baik dari masker bedah). Saat ini, penggunaan masker
sebanyak 2 (dua) lapis merupakan pilihan yang baik. Masker
sebaiknya perlu diganti setelah digunakan (>4 (lebih dari empat) jam);
penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi, untuk
meminimalisir risiko penularan dalam beraktivitas;
pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut:
1) beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi hanya dengan orang-
orang yang tinggal serumah;
2) jika harus meninggalkan rumah, maka harus selalu mengupayakan
jarak minimal 2 (dua) meter dalam berinteraksi dengan orang lain.
Mengurangi/menghindari kontak dengan orang lain yang tidak
tinggal serumah; dan
3) mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di tempat umum terkait
pencegahan dan penanganan COVID-19,
pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai berikut:
1) jika harus berinteraksi dengan orang lain atau menghadiri suatu
kegiatan, dilakukan dengan durasi yang singkat untuk mengurangi
risiko penularan; dan
2) dalam perkantoran dan situasi berkegiatan lainnya, penjadwalan
dan rotasi dapat membantu untuk mengurangi durasi interaksi,
. pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai berikut:
1) berkegiatan di Iuar ruangan memiliki risiko penularan yang jauh
lebih rendah dibandingkan di dalam ruangan; dan
2) ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki ventilasi udara
yang baik. Membuka pintu, jendela dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko penularan. Dalam kondisi pintu atau jendela
tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan High Efficiency
Particulate Air (HEPA) filter dapat digunakan di dalam ruangan,i, dalam kondisi penularan sudah meluas di komunitas, maka intervensi
yang lebih ketat dengan membatasi mobilitas masyarakat secara
signifikan perlu dilakukan;
j. penguatan 3T (testing, tracing, treatment) perlu terus diterapkan.
k. upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan untuk melindungi
sebanyak mungkin orang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkan
laju penularan serta mengutamakan keselamatan mereka yang
rentan untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid)
mengingat kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak jangka
panjang dari infeksi COVID-19.
4. Sanksi-Sanksi apabila tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Surat Edaran ini, adalah :
a. Untuk Pelaku Usaha, Restoran, Pusat Perbelanjaan, Transportasi
Umum sebagaimana dimaksud dalam angka 1. hurufc, huruf d, huruf
g, huruf h, huruf i, dan huruf n yang tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana diatur dalam Instruksi ini dikenakan sanksi
administratif sampai dengan penutupan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
b. Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang melakukan
pelanggaran dalam rangka pengendalian wabah penyakit menular
berdasarkan:
1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular;
2)Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan; dan
3) Peraturan Daerah, Peraturan Walikota; serta
4) Ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
5. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Surat Edaran ini, sepanjang terkait
PPKM Berbasis Mikro COVID-19 tetap berpedoman pada Instruksi Menteri
Dalam Negeri tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro
dan Mengoptimalkan Satgas Penanganan COVID-19 Tingkat Kelurahan
serta Posko Penanganan COVID-19 di Tingkat Kelurahan Untuk
Pengendalian Penyebaran COVID-19.
6. Surat Edaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3
(Tiga) Corona Virus Disease 2019 di Kota Pasuruan berlaku sejak tanggal
10 Agustus 2021 sampai dengan 16 Agustus 2021 atau sampai diadakan
perubahan Surat Edaran tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) berikutnya.7. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran ini maka Surat Edaran Walikota
nomor 100/190/423.013/2021 tanggal 3 Agustus 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 (Empat) Corona
Virus Disease 2019 di Kota Pasuruan dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
8. Sekretaris Daerah di dukung penuh Komandan Distrik Militer (Dandim)
dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) dalam mengoordinasikan dan
mengawasi pelaksanaan PPKM Mikro.
Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk dapat disosialisasikan kepada
semua pihak dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, agar
penyebaran COVID-19 di Kota Pasuruan dapat ditanggulangi.