TINDAKAN KEKERASAN PADA WANITA PEDAGANG MENGINAP DI PASAR YOGYAKARTA. Oleh nur Djazifah ER
Kesimpulan :wanita pedagang yang menginap di pasar ternyata rawan
terhadap tindak kekerasan, hal ini terbukti semua pernah mengalami tindak kekerasan meskipun dalam variasi dan kadar kekerasan yang berbeda. Namun demikian, didorong rasa tanggung jawab terhadap kebutuhan ekonomi keluarga ataupun untuk menghidupinya dirinya sendiri, mereta tetap bertahan untuk menjalani pola hidup seperti yang ada pada saat ini. Rasa menerima terhadap kenyataan yang harus dihadapi jelas mewarnai kehidupan mereka. Mereka juga tidak menaruh harapan terhadap uluran tangan pihak yang dianggap berwenang. Segala kesulitan terhadap banyak kasus cenderung dihadapi dan diatasi sendiri atau ada paling tidak uluran tangan dari sesama pedagang atau keluarga dekat. Sebagian besar mereka menaruh harapan besar terhadap keberhasilan pendidikan anak nya. Ada kesadaran bahwa pendidikan dapat mengantar anaknya pada jenjang kehidupan yang lebih baik. Mengingat wanita pedagang dipasar mencapai 80% dari keseluruhan pedagang yang ada tentu banyak permasalahan yang muncul dan harus dihadapi oleh mereka. Perlu dipertimbangkan perangkat pasar ditambah konsultan wanita yang akan dapat ikut memecahkan permasalahan yang dihadapi wanita pedagang, Termasuk tindak kekerasan yang menimpa mereka. Tersirat ada rasa enggan dari mereeka untuk mengadukan permasalahnya kepada pihak keamanan/pengurus pasar karena terkesan ada ’’jarak” diantara mereka. Sudah saatnya dilakukan sosialisasi tentang kesadaran hukum da upaya perlindungan hukum kepada mereka. Berkaitan dengan PERDA No.II Th. 1992 tentang larangan menginap pasar, hendaknya diberlakukan secara tegas, namun dengan mempertimbangkan kebutuhan menginap para wanita pedagang, yakni mengupayakan tempat menginap dengan tarif yang terjangkau oleh mereka.