65-Article Text-687-1-10-20220430
65-Article Text-687-1-10-20220430
azizah@fkm.unair.ac.id
ARTICLE ABSTRACT
INFO Pneumonia coverage in Indonesia from 2010-to 2014 ranged from 20-30%, and from
2015-to 2019 has increased. The increased incidence of pneumonia in toddlers can be
Article History: caused by various factors, including parental behavior, smoking habits by family
Received: members, and the environment around toddlers. So, more research is needed related to
December, 30th, several types of factors that trigger pneumonia in children. This meta-analysis study aims
2021 to study risk factors such as exclusive breast milk, family members' smoking behavior,
and home occupancy density against the incidence of pneumonia in toddlers. The
Revised: statistical methods in this study combined 44 selected articles of quantitative research
From results by looking for effect sizes using JASP software version 0.14.1. Selected papers
December, 30th , sourced from Google Scholar, Science Direct and Pubmed are sorted according to
2021 inclusion and exclusion criteria. The results of the meta-analysis showed that the number
of family members who smoked increased the odds 2,585 times greater for pneumonia in
Accepted: toddlers, exclusive breast milk increased the odds 1,934 times greater, and occupancy
March, 29th , density increased the chances by 1,934 times greater. The study concluded that all
2022 variables increase the likelihood of pneumonia in toddlers, so it is necessary to promote
and counsel about exclusive breast milk coverage, reduce the smoking behavior of family
Published members, and pay attention to home occupancy density and home sanitation.
online April, Keywords: Smoking, Pneumonia, Toddler Behavior
30th, 2022
ABSTRAK
Cakupan pneumonia di Indonesia pada tahun 2010-2014 berkisar antara 20-30%
dan sejak tahun 2015-2019 mengalami peningkatan. Meningkatnya kejadian pneumonia
pada balita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perilaku orang tua, kebiasaan
merokok oleh anggota keluarga, dan lingkungan di sekitar balita. Sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terkait beberapa jenis faktor yang memicu terjadinya
pneumonia pada anak. Studi meta-analisis ini bertujuan untuk mempelajari faktor risiko
seperti ASI eksklusif, perilaku merokok anggota keluarga, dan kepadatan hunian rumah
terhadap kejadian pneumonia pada balita. Metode statistik dalam studi ini
menggabungkan 44 artikel yang terpilih hasil penelitian kuantitatif dengan mencari
ukuran efek atau effect size menggunakan perangkat lunak JASP versi 0.14.1. Artikel
yang terpilih bersumber dari Google Scholar, Science Direct, dan Pubmed, diurutkan
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil meta-analisis menunjukkan bahwa
terdapatnya anggota keluarga yang merokok 2.585 (95% CI:0.69-1.21; p=0.056), tidak
ASI eksklusif 1.934 (95% CI:0.46-0.86; p=0.512), kepadatan hunian meningkatkan
peluang 1.934 (95% CI:0.42-0.91; p=0.512) untuk terjadinya pneumonia pada balita.
Studi ini menyimpulkan bahwa semua variabel meningkatkan peluang terjadinya
pneumonia pada balita, sehingga perlu ditingkatan promosi dan konseling mengenai
cakupan ASI eksklusif, mengurangi perilaku merokok anggota keluarga, dan
memperhatikan kepadatan hunian rumah serta sanitasi rumah.
Kata Kunci: Perilaku Merokok, Pneumonia, Balita
56
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
57
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
58
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
Kriteria inklusi:
Artikel full text (n= a. Artikel merupakan penelitian
60) original research
b. Artikel memuat penelitian tentang
hubungan ASI eksklusif, perilaku
kebiasaan merokok, dan kepadatan
hunian rumah terhadap kejadian
pneumonia pada balita di Indonesia.
c. Artikel minimal Sinta 3 atau jurnal
internasional minimal ter-index
google scholar.
Artikel akhir yang d. Artikel penelitian dengan desain
terpilih sesuai dengan case control
kriteria inklusi (n= 44) e. Artikel yang diakses free /remote.
Kriteria Eksklusi:
a. Artikel penelitian yang
menggunakan desai case control
namun tidak terdapat tabel tabulasi
silang 2x2
b. Artikel penelitian dengan desain
selain case-control
c. Populasi penelitian selain pada anak
balita
Gambar 1. Kerangka Operasional Systematic Review.
Meta-analisis bersifat kuantitatif karena Karena meta-analisis umumnya tidak
menggunakan perhitungan numerik dan memiliki data penelitian primer, dimensi
statistik untuk tujuan praktis, yaitu ukuran efek yang diringkas dalam meta-
mengumpulkan dan mengekstraksi analisis hampir sama dengan artikel
informasi dari begitu banyak data sehingga gabungan.
tidak ada metode lain yang dapat (Asror, Dalam pencarian artikel sebagai
2018). Studi meta-analisis menggunakan acuan dari penelitian ini, digunakan metode
hasil penelitian serupa sebagai data primer PICOS. Seluruh artikel yang digunakan
untuk melakukan penelitian dan menarik dalam penelitian ini, memiliki stuktur
kesimpulan. Effect size, yang merupakan artikel yang lengkap dengan full text.
perbedaan dalam ukuran efek antara Artikel ilmiah yang ditelaah merupakan
kelompok eksperimental dan kelompok literature yang didapatkan dengan
kontrol dalam meta-analisis, merupakan penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa
kombinasi dari setiap penelitian yang telah Ingggris dari website resmi jurnal ilmiah
dilakukan. Effect size dilakukan dalam yakni Google Scholar, Science Direct, dan
kombinasi dengan metode statistik tertentu. Pubmed terkait subjek penelitian
59
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
pneumonia pada balita dengan rentan waktu dengan gambaran gabungan setiap
5 tahun terakhir, yaitu 2016 sampai 2021. variable yang detiliti.
Kata kunci dalam pencarian tersebut yaitu 3. Uji bias publikasi. Untuk
“ASI eksklusif pada anak balita dengan mengidentifikasi keberadaan bias
kejadian pneumonia”, “kebiasaan merokok publikasi pada penelitian ini, digunakan
dengan kejadian pneumonia”, “kepadatan teknik funnel plot.
hunian rumah dengan kejadian 4. Uji sensitivitas. Dilakukanya uji
pneumonia”, dan “kepadatan hunian rumah sensitivitas yaitu untuk mengetahui
dengan kejadian pneumonia”. ASI sekaligus membuktikan hasil dari meta-
memiliki beberapa kandungan penting yang analysis relative stabil atau tidak
mengandung zat antibodi untuk membantu terhadap perubahan. Selanjutnya,
tubuh balita dalam melawan serangan membandingkan hasil analisis
infeksi. Perilaku kebiasaan merokok oleh menggunakan fixed effect model dengan
anggota keluarga dapat menyebabkan hasil yang dianalisasi dengan pooled
pencemaran polusi udara dalam rumah prevalence ratio.
yang mempengaruhi kasus pneumonia pada Artikel yang didapatkan melalui
balita. Kondisi kepadatan hunian rumah meta-analysis sebanyak 44 artikel
adalah paparan yang berada di dalam rumah penelitian. Untuk mendapatkan nilai pooled
dan dapat meningkatkan kecenderungan odds ratio estimate digunakan metode
terjadinya penyakit pneumonia pada balita. Mentel – Haenszel dan untuk analisis fixed
Pemilahan data dilakukan sesuai effect model digunakan metode
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang DerSimonian-Laind. Meta-analisis
jelas, sehingga diperoleh 44 artikel sebagai menghitung nilai Odds Ratio (PR) sebagai
sampel penelitian. Terdapat 21 artikel berikut:
untuk variabel ASI eksklusif, sebanyak 14 1. Bila nilai OR > 1 dan CI 95% melewati
artikel variabel perilaku anggota keluarga angka 1, berarti variabel tersebut
yang merokok, dan sebanyak 16 artikel merupakan faktor risiko.
untuk variabel kepadatan hunian rumah. 2. Bila nilai OR < 1 dan CI 95% tidak
Pengolahan data menggunakan software melewati angka 1, berarti variabel
JASP version 0.14.1 dan kemudian tersebut merupakan faktor protektif.
dilakukan analisis data. Analisis data 3. Bila nilai OR = 1 dan CI 95% tidak
dilakukan pada 44 artikel penelitian yang melewati angka 1, berarti variabel
sesuai dengan kriteria inklusi. Berikut 4 tersebut tidak ada hubungan.
tahapan untuk melakukan meta-analysis
yaitu abstraksi data, analisis data, uji bias HASIL
publikasi, dan uji sensitivitas.
1. Abstraksi data. Dari seluruh informasi Analisis Faktor Risiko ASI Eksklusif
yang didapatkan dari setiap artikel Dengan Kejadian Pneumonia Pada
penelitian yang telah terpilih. Seluruh Balita.
data tersebut kemudian diubah kedalam
format tabel dengan tahun publikasi, Tabel 1. Uji Heterogenitas Meta-Analisis
lokasi, pajanan, dan outcome dari ASI Eksklusif Dengan Kejadian Pneumonia
masing-masing dengan seragam. Pada Balita.
2. Analisis data. Analisis data yang Keterangan Q dF P
digunakan adalah fixed effect model dan Omnibus test of 41.162 1 < .001
pooled prevalence ratio. Software yang Model Coefficients
digunakan untuk melakuakan meta- Test of Residual 74.944 20 < .001
analysis adalah JASP version 0.14.1. Heterogeneity
Untuk hasil dari pengolahan data Note. p -values are approximate
diuraikan dalam bentuk grafik forest plot
60
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
Gambar 2. Forest Plot Faktor Risiko ASI Tabel 2. Tabel Uji Egger's Test Meta-
Eksklusif Dengan Kejadian Pneumonia analisis Faktor Risiko ASI Eksklusif Pada
Pada Balita. FE Model mewakili nilai Balita.
prevalence ratop dan menunjukkan nilai Z p-value
95% CI. Egger’s Test
Keterangan: 4.650 < .001
: Bentuk persegi hitam Berdasarkan tabel diatas dapat
melambangkan bobot dari diketahui bahwa nilai p-value pada uji
masing-masing studi. Egger’s test lebih kecil dari 0.05 yaitu p-
: Bentuk diamond hitam value = < .001 yang berarti terindikasi
melambangkan pooled PR. Publication bias.
: Garis horizontal melambangkan
nilai 95% CI.
Analisis Faktor Risiko Perilaku Merokok
Dengan Kejadian Pneumonia Pada
Dapat di interpretasikan,
Balita
berdasarkan hasil dari forest plot pada
gambar 1 didapatkan nilai pooled OR = e0.66
Tabel 2. Uji Heterogenitas Meta-Analisis
= 1.934 (95% CI 0.46-0.86). Sehingga dapat
Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian
diketahui bahwa balita yang tidak
Pneumonia Pada Balita
mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko
sebesar 1.934 kali untuk terjadinya Keterangan Q dF P
pneumonia dibandingkan dengan balita Omnibus test of 51.874 1 < .001
yang mendapatkan ASI eksklusif, dengan Model Coefficients
nilai 95% CI tidak melewati angka 1 Test of Residual 48.298 13 < .001
sehingga perbedaan kedua kelompok kasus Heterogeneity
dan kontrol secara statistik bermakna. Note. p -values are approximate.
61
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
62
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
63
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
Tabel 6. Uji Sensitivitas Perbandingan Pooled Prevalence Ratio Fixed Effects Model dan
Random Effects Model.
Fixed Effects Random Effects
Heterogeneity
No. Variabel Penelitian n Models Models
(p-value)
OR 95% CI OR 95% CI
1. ASI eksklusif 21 <. 001 1.934 0.46 - 0.86 2.339 0.43 - 1.28
2. Perilaku merokok 14 <. 001 2.585 0.69 - 1.21 2.316 0.29 - 1.38
Kepadatan hunian
3. 16 <. 001 1.934 0.42 - 0.91 1.896 0.21 - 1.08
rumah
effect model digunakan apabila varian data dengan nilai p heterogenitas < .001 artinya
bersifat heterogen (p-value < α). terdapat variasi antar penelitian. Hasil
Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat penelitian menunjukkan bahwa pemberian
diketahui bahwa pada variabel ASI ASI eksklusif memiliki risiko terhadap
Eksklusif terlihat adanya perbedaan nilai kejadian pneumonia pada balita dengan
pooled OR dari fixed model ke random nilai OR = 1.934 (95% CI 0.46-0.86). Hal
model dan confident interval. Terdapat tersebut dapat diketahui bahwa balita yang
kenaikan nilai pooled OR yang semula nilai tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki
pooled OR dari 1.934 menjadi 2.339. Pada risiko sebesar 1.934 kali lebih besar untuk
variabel perilaku merokok terlihat adanya terjadi pneumonia pada tubuhnya
perbedaan nilai pooled OR dari fixed model dibandingkan dengan balita yang
ke random model dan confident interval mendapatkan ASI eksklusif. Nilai 95% CI
yang tidak berbeda jauh. Terdapat tidak melewati angka 1 sehingga perbedaan
penurunan nilai pooled OR yang semula kedua kelompok secara statistik tidak
nilai pooled OR dari 2.585 menjadi 2.316. bermakna.
Sedangkan untuk variabel kepadatan Pemberian ASI eksklusif sangat
hunian, terlihat adanya perbedaan nilai penting, karena ASI eksklusif merupakan
pooled OR dari fixed model ke random cairan yang mengandung zat kekebalan
model dan confident interval yang tidak tubuh yang dapat melindungi balita dari
berbeda jauh. Terdapat penurunan nilai berbagai infeksi bakteri virus maupun
pooled OR yang semula nilai pooled OR jamur. ASI merupakan makanan yang
dari 1.934 menjadi 1.896. terbaik bagi bayi yang berusia 6 bulan
pertama kehidupan. ASI memiliki beberapa
bahan penting yang mengandung zat
PEMBAHASAN antibodi yang membantu tubuh melawan
serangan infeksi, antibodi seperti IgA,
Terdapat 21 penelitian yang telah laktoferrin, komplemen, lactoglobulin,
digabungkan ke dalam perhitungan meta- interferon, lysozyme, limfosit, makrofag,
analisis faktor risiko ASI ekslusif dengan dan sebagainya. Zat antibodi yang
kejadian pneumonia pada balita. Hasil dari terkandung dalam ASI, seperti IgA dan IgG,
penelitian ini dianalisis kembali dengan berperan dalam menjaga integritas mukosa
membagi 2 kelompok menjadi kelompok saluran pernapasan sebagai akibat dari
kasus (berisiko) dan kelompok kontrol memiliki peran dalam melindungi tubuh
(tidak berisiko), yang mana pengambilan dari penyakit pernapasan (Kulsum et al.,
data diambil langsung dari peneliti asli. 2019).
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa Penelitian ini sejalan dengan
variasi antar penelitian dalam meta-analisis penelitian yang dilakukan (Ceria, 2016),
faktor risiko ASI eksklusif dengan kejadian yang menunjukkan bahwa terdapat
pneumonia pada balita bersifat heterogen hubungan antara pemberian ASI eksklusif
64
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
dengan kejadian pneumonia pada balita dalam rumah merupakan salah satu faktor
ditunjukkan dengan nilai OR = 3,13 (CI risiko yang dapat menyebabkan terjadinya
95%: 1,08-9,10) p =0,031. Artinya, anak ISPA termasuk Pneumonia. Lama merokok
balita yang tidak diberikan ASI eksklusif dan jumlah konsumsi rokok mempunyai
berisiko mengalami pneumonia 3,13 kali hubungan bermakna dengan prevalensi
lebih besar dibandingkan anak balita yang penyakit ISPA, asma, pneumonia, serta
di berikan ASI Eksklusif. Selain itu, penyakit jantung. Asap rokok bukanlah
penelitian yang telah dilakukan oleh (Fikri, penyebab langsung pneumonia pada balita
2017), menyatakan bahwa ASI eksklusif tetapi merupakan faktor tidak langsung
memiliki risiko 7,407 kali lebih besar yang dapat menyebabkan penyakit paru
terkena pneumonia pada balita. akan melemahkan daya tahan tubuh balita
Terdapat 14 penelitian yang telah (Yuwono, 2008).
digabungkan ke dalam perhitungan meta- Penelitian ini sejalan dengan
analisis faktor risiko perilaku merokok penelitian yang dilakukan oleh (Suryani et
dengan kejadian pneumonia pada balita. al., 2018) menyatakan bahwa balita yang
Hasil dari penelitian ini dianalisis kembali tinggal di rumah dengan adanya anggota
dengan membagi 2 kelompok menjadi keluarga yang merokok dalam rumah,
kelompok kasus (berisiko) dan kelompok memiliki risiko untuk terkena pneumonia
kontrol (tidak berisiko), yang mana sebesar 2,76 kali lebih besar dibandingkan
pengambilan data diambil langsung dari dengan balita yang tinggal di rumah yang
peneliti asli. Berdasarkan tabel 3 dapat tidak ada anggota keluarga merokok di
diketahui bahwa variasi antar penelitian dalam rumah. Selain itu, penelitian yang
dalam meta-analisis faktor risiko ASI dilakukan oleh (Amin, 2015), menyatakan
eksklusif dengan kejadian pneumonia pada bahwa terdapat hubungan antara
balita bersifat heterogen dengan nilai p keberadaan perokok di dalam rumah
heterogenitas < .001 artinya terdapat variasi dengan kejadian pneumonia berulang pada
antar penelitian. Hasil penelitian balita dengan nilai OR 7,667, yang berarti
menunjukkan bahwa pemberian perilaku bahwa balita yang tinggal dalam rumah
merokok dari anggota keluarga memiliki dengan anggota keluarga yang merokok di
risiko terhadap kejadian pneumonia pada dalam rumah mempunyai risiko terkena
balita dengan nilai 2.585 (95% CI 0.69- pneumonia sebesar 7,667 kali lebih berisiko
1.21). Hal tersebut dapat diketahui bahwa dibandingkan dengan balita yang tinggal
perilaku anggota keluarga yang merokok dalam rumah tanpa anggota keluarga yang
mempunyai risiko 1.934 kali lebih besar merokok di dalam rumah.
untuk terjadi pneumonia pada tubuhnya Terdapat 16 penelitian yang telah
dibandingkan dengan balita yang tidak digabungkan ke dalam perhitungan meta-
tinggal dengan anggota keluarga yang analisis faktor risiko kepadatan hunian
merokok. Nilai 95% CI melewati angka 1 rumah dengan kejadian pneumonia pada
sehingga hasil yang diperoleh dari sampel balita. Hasil dari penelitian ini dianalisis
tidak dapat digeneralisasi ke dalam populasi kembali dengan membagi 2 kelompok
balita. menjadi kelompok kasus (berisiko) dan
Adanya perokok aktif didalam kelompok kontrol (tidak berisiko), yang
rumah dapat meningkatkan pajanan asap mana pengambilan data diambil langsung
rokok kepada anggota keluarganya. dari peneliti asli. Berdasarkan tabel 5 dapat
Konsumsi perokok di dalam rumah diketahui bahwa variasi antar penelitian
merupakan faktor risiko gangguan dalam meta-analisis faktor risiko kepadatan
pernafasan pada anak balita, apabila anak hunian rumah dengan kejadian pneumonia
balita sudah tercemar asap pembakaran dari pada balita bersifat heterogen dengan nilai
keluarga maka daya tahan tubuh nya akan p heterogenitas < .001 artinya terdapat
melemah (Suryani et al., 2018). Merokok variasi antar penelitian. Hasil penelitian
65
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
66
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
67
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
68
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
69
Rizky, et al. STUDI META-ANALISIS: FAKTOR CMHP April 2022: Vol. 4 No. 2 (56-70)
RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
INDONESIA TAHUN 2016-2021
70