Anda di halaman 1dari 14

KONSEPSI MANUSIA INDONESIA ABAD 21 YANG BERKUALITAS

TINGGI

Moch. Ichdah Asyarin Hayau Lailin


(Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan,
Universitas Islam Majapahit)

ABSTRAK
Abad 21 yang identik dengan abad globalisasi sungguh membawa
perubahan dalam segala lini kehidupan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi terlebih tehnologi komunikasi telah
menjadikan dunia seperti lingkungan tanpa jarak walaupun dalam
tataran realitas sangat jauhjaraknya. Apa yang terjadi saat ini
dalam hitungan detik sudah dapat dilihat, didengar di belahan bumi
yang lain. Hal ini membawa banyak perubahan dalam konsep-
konsep kehidupan manusia. Konsep tentang pola pengasuhan anak,
pendidikan, bekerja, memenuhi kebutuhan hidup sudah banyak
bergeser. Perubahan ini harus disadari dan disikapi secara arif oleh
bangsa dan masyarakat Indonesia yang tidak bisa lepas dari
pengaruh globalisasi. Perubahan konsepsi manusia Indonesia yang
prilakunya terbentuk pada awal kemerdekaan, era orde lama, orde
baru dan kemudian era reformasi perlu mendapat perhatian serius.
Kesiapan masyarakat dan pemerintah untuk menghadapi
globalisasi abad 21 perlu dikaji secara menda;am. Sejarah
membuktikan ketidaksiapan masyarakat menghadapi globalisasi
pada akhirnya menyebabkan manjamurkan prilaku korupsi, kolusi
dan nepotisme di Indonesia. Membentuk manusia Indonesia yang
bersih, transparan dan profesiona, menjadi sebuah keharusan.
Upaya ini harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia, baik pelaksana negara. aparat pemerintah dari pusat
sampai terendah, masyarakat, kaum cerdik cendekia dan
profesional yang ada di Indonesia. Kalau upaya ini tidak segera
dilakukan maka upaya membentuk konsep mmausia Indonesia
hanya sekedar harapan kosong seperti membangun rumah di atas
angin semata.

Kata Kunci: Globalisasi, Bersih, Transparan, Profesioanl, Self


Efficacy, Learned Helpessness

orang yang tinggal di tempat lain.


PENDAHULUAN Dunia terpecah pecah dalam ruang dan
Kondisi sebelum abad 21 waktu. Kejadian yang terjadi di
menampilkan komunikasi antar Amerika tidak mudah diketahui oleh
bangsa, negara, wilayah yang tidak orang yang berada dalam belahan
mudah dilakukan. Banyak bumi lain seperti Eropa, Asia, Afrika
keterbatasan yang dihadapi, sehingga dan Australia. Dengan demikian
peristiwa yang terjadi di satu tempat pikiran, pandangan, gaya hidup
tidaklah mudah diketahui oleh orang- masyarakat tertentu bersifat lokal dan
1
khusus.mengacu kepada kebiasaan dan berbagai bentuk yakni suara dan
budaya setempat sehingga gambar yang menyajikan informasi,
memuncukan berbagai ragam tatanan data, peristiwa dalam waktu sekejap.
masyarakat dan gaya hidup. Secara psikologis kondisi terebut
Keterbatasan komunikasi juga membawa manusia pada perubahan
mengisolir peristiwa yang terjadi di petakognitif, pengembangan dan
wilyah tertentu. Peristiwa di Merauke kemajemukan kebutuhan, pergeseran
Irian jaya akan lama sampai prioritas dalam tata nilainya.
pemberitaannya di Banda Aceh.
Namun berkat perkembangan ilmu KONDISI DAN SITUASI ABAD 21
pengetahuan dan tehnologi menjelang Proses menuju abad 21 telah
abad 21, jarak tampaknya tidak lagi berlangsung sejak tahun tujuh
menjadi masalah. Menit ini peristiwa puluhan. Dalam percaturan
terjadi, menit berikutnya seluruh dunia internasional tak ada yang bisa
bisa mengetahuinya. Ditemukannya menghindar atau mengelakkan diri
satelit membuat komunikasi menjadi dari proses ini. Pengaruh yang datang
lebih mudah. Kemudahan komunikasi tak lagi bisa dibendung, mengalir
inilah yang membwa penghuni dunia deras tanpa kenal batas. Film, surat
ke dalam kehidupan bersama, yang kabar, majalah, radio, teleivsi gencar
memungkinkan mereka saling menyuguhkan pemikiran, sikap,
berinteraksi, mempengaruhi, juga perilaku yang sebelumnya tidak
dalam memilih dan menentukan dikenal. Gaya hidup baru yang diberi
pandangan serta gaya hidup. label „modern‟ diperkenalkan secara
Abad 21 ditandai dengan luas. Naisbitt dan Aburdene (1990)
semakin membaurnya bangsa-bangsa sebagaimana dikutip oleh Sri Mulyani
warga masyarakat dunia dalam satu Martaniah (2011) mengatakan bahwa
tatanan kehidupan masyarakat luas era globalisasi memungkinkan
yang beraneka ragam, tetapi sekaligus timbulnya gaya hidup global.
juga terbuka untuk semua warga. Gaya Tumbuhnya restoran dengan menu
hidup yang menyangkut pilihan khusus mancanegara semakin
pekerjaan, kesibukan, makanan, mode menjamur, menggeser selera
pakaian dan kesenangan telah masyarakat yang semula bertumpu
mengalami perubahan, dengan pada resep-resep tradisional. Gaya
kepastian mengalirnya pengaruh kota- berpakaian dipengaruhi oleh garis-
kota besar terhadap kota-kota kecil, garis mode yang diciptakan oleh
bahkan sampai ke desa. Bentuk- perancang kelas dunia. Kosmetika,
bentuk tradisional tergeser diganti aksesori dan pernak-pernik untuk
dengan gaya hidup global. melengkapi penampilan yang tidak
Kesenangan bergaya hidup lepas dari era globalisasi, seperti
internasional mulai melanda. halnya tata busana. Selain mode, dunia
Perbincangan mengenai hiburan juga tersentuh, munculnya
pengembangan hubungan antar negara kafe, klub malam, rumah bola
menjadi mirip pembahasana tentang memberi warna baru dalam kehidupan
komunikasi antar kota dan desa. masyarakat. Demikian pula kegiatan
Tehnologi komunikasi memang pasar. Bentuk–bentuk pasar tradisional
memungkinkan dilakukannya yang memungkinkan terjadinya
pengembangan dengan siapa saja, keakraban antara penjual dan pembeli,
kapan saja, dimana saja, dalam sehingga keterlibatan emosional ikut
2
mewarnai, perlahan menghilang dan Melalui perangkat tehnologi anak bisa
berganti dengan transaksi ekonomi langsung menerima pengaruh dari luar
semata ketika muncul pasar swalayan yang tentu saja akan mempunyai dua
Seiring dengan perubahan sisi, baik dan tidak baik, positif dan
jaman, masyarakat pun negatif. Orangtua tak lagi menjadi
mengembangkan norma-norma, pewarna tunggal dalam perkembangan
pandangan dan kebiasaan baru dalam pola sikap dan tingkah laku anak. Ada
berperilaku. Era globalisasi yang lingkungan yang lebih luas dan leluasa
mewarnai abad 21 telah memasuki kehidupan keluarga dalam
memunculkan pandangan baru menawarkan berbagai bentuk perilaku
tentang arti bekerja. Ada yang lebih untuk diamati, dipilih dan diambil alih
luas dari sekedar mencari nafkah dan anak. Teman dan pesaing orangtua
ukuran kecukupan dalam memenuhi menjadi bertambah, sebab lingkungan
kebutuhan keluarga. Orang cenderung memang tidak hanya terdiri dari
mengejar kesempatan untuk dukungan atau penguat pesan-pesan
memuaskan kebutuhan aktualisasi dari nilai yang ditanamkan orangtua,
diri, sekaligus tampil sebagai tetapi juga menjadi penghambat dan
pemenang dalam persaingan untuk penganggu penerimaan pesan dan nilai
memperoleh yang terbaik, tertinggi, tersebut.
terbanyak. Kebutuhan ini sangat Perkembangan kehidupan
terasa dan harus ditopang dukungan keluarga yang mewarnai abad 21
ekonomi yang tinggi. Tawaran gaya memunculkan penampilan ibu yang
hidup modern yang ditawarkan berbeda peran dan fungsinya selaku
melalui kaca-kaca ruang pamer toko penyelenggara rumah tangga dan
atau distributor benda-benda yang pendidik anak. Seiring dengan
digandrungi masyarakat telah memacu pemunculan ibu dalam kegiatan luar
banyak orang untuk bekerja tak kenal rumah (bekerja, melakukan kegiatan
waktu. Apalagi media massa juga rajin sosial-budaya) yang tidak lagi 24 jam
menggelitik masyarakat untuk di rumah sering menimbulkan
mengikutinya, antara lain melalui pertanyaan tentang hasil yang bisa
iklan, sinetron, acara hiburan dan diharapkan dari pola asuhan dan
sebagainya. pendidikan dalam situasi seperti ini?
Kemajuan tehnologi Apa jadinya setelah ibu juga sibuk
komunikasi abad ini telah diluar, padahal ibu dikenal selaku
memungkinkan berita dan cerita pendidik pertama dan utama? Kalau
segera menyebar ke seluruh pelosok, ibu tidak ada, siapa yang ditunjuk dan
menyapa siapa saja, tak peduli diserahi tanggungjawab sebagai
penerima pesannya siap atau tidak, pengganti? Pertanyaan ini menjadi
Wajah keluarga juga berubah, lebih bermakna karena ayah tidak juga
Perkembngan jaman yang mengubah menjadi surut dalam kegiatanya di luar
gaya hidup masyarakat ikut mewarnai rumah, bahkan cenderung meningkat
kehidupan keluarga. Peran suami, istri, seiring dengan tuntutan kebutuhan
pola asuh dan pendidikan anak tidak kehidupan abad 21. Padahal kehadiran
bisa mempertahankan pola lama itu sangat diperlukan anak, tak peduli
sepenuhnya. Pengaruh yang diterima berapapun umurnya, sebab proses
suami, istri juga yang diterima maka pendidikan berlangsung selama masa
dalam perkembangannya tidak bisa perkembangannya sejak kanak-kanak
dipisahkan lagi dari dunia diluarnya. sampai dewasa.
3
Mencari pengganti ibu yang mandiri, tak gentar menghadapi
tampaknya menjadi masalah yang tantangan, mampu berpikir kreatif dan
akan mewarnai abad 21. Tidak mudah bertindak inovatif tapi juga peduli
memperoleh pengasuh anak, karena lingkungan adalah sosok yang
hampir tidak ada ada pengasuh anak diperlukan untuk menjalani kehidupan
dalam keluarga yang bisa membantu era globalisasi. Kemampuan
ibu dan berperan turun temurun dari mengantisipasi masa depan dengan
generasi ke generasi seperti yang berbagai alternatif untuk mengatasi
pernah dialami pada era sebelumnya. permasalahnnya menjadi sangat
Unsur kesetiaan dan pengabdian telah penting untuk diperhatikan dalam
berubah menjadi transaksi ekonomi proses pengasuhan dan pendidikan
sekedar menjual dan memakai jasa. anak. Situasi ini tidak hanya
Sementara itu gagasan untuk merupakan masalah keluarga,
mengatasi masalah ini dengan melainkan juga seluruh pendukung
mendirikan TPA (Tempat Penitipan proses pendidikan anak, yaitu
Anak) masih memerlukan banyak masyarakat, bangsa dan negara.
pengkajian dan pertimbangan.
Masalah pendidikan anak pada PERILAKU MANUSIA
abad 21 perlu disikapi sunguh- INDONESIA
sungguh mulai sekarang. Bekal anak 1. Kehidupan masyarakat pasca
untuk tumbuh dan berkembang proklamasi kemerdekaan 17
sebagai sosok pribadi yang sehat Agustus 1945
jasmani dan rohani, tangguh dan Kehidupan berbangsa dan
mandiri serta mampu beradaftasi bernegara mempengaruhi
dalam era globalisasi menjadi semakin pembentukan pola prilaku masyarakat
perlu diperhatikan kualitasnya. yang tercermin dari prilaku individu
Kondisi abad 21 memberi peluang selaku anggota masyarakat. Sebagai
banga-bangsa di dunia untuk saling bangsa yang bangkit dari penjajahan
berinteraksi, sekaligus membawa ke (Belanda dan Jepang) diawal
suasana kompetisi atau persaingan kemerdekaan, manusia Indonesia
yang semakin ketat dalam mengembangkan prilaku penuh gairah
memperolah kesempatan untuk membangun bangsa dan negara.
mengisi kehidupan dan membuatnya Kebanggaan menyandang identitas
lebih bermakna (bisa sekolah, bisa sebagai bangsa dan negara yang
bekerja, bisa mencari nafkah, dsb). merdela dan berdaulat penuh
Persaingan ini memerlukan mendorong terjadinya interaksi yang
ketangguhan dan keuletan untuk saling mengisi antar berbagai suku
menghadapinya. Kebutuhan untuk bangsa dalam semangat kesatuan dan
menjadi seseorang dan menjadi bagian persatuan yang tercermin dalam
yang jelas kedudukannya bisa menjadi semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ada
landasan untuk menumbuhkan kebutuhan untuk saling mengenal,
motivasi pengembangan diri dan memahami dan menghayati agar
kemampuan beradaptasi. Kebutuhan kesatuan dan persatuan tidak sekedar
ini erat kaitannya dengan simbol, melainkan merasuk dalam
pembentukan rasa percaya diri dan kehidupan sehari-hari.
mnumbuhkan motivasi untuk berusaha Kebanggan dan cita-cita
dan meraih kesempatan agar dapat mempertahankan kemerdekaan serta
senantiasa meningkatkan diri. Sikap keinginan untuk tampil sebagai bangsa
4
yang dikenal dan dihormati dalam merasa sudah cukup dan tidak
percaturan dunia telah membawa berkonsumsi lagi. Akibatnya melalui
masyarakat dalam mengembangkan iklan dan berbagai bentuk promosi
perilaku kebersamaan yang cenderung lainnya manusia dibentuk berperilaku
tidak mempertajam perbedaan konsumeristis. Sikap serakah,
latarbelakang suku, pendidikan, agama materialistis dan konsumerisme
dan sebagainya.. Ada kebutuhan yang mendorong orang bekerja sekeras-
ditumbuhkan untuk memotivasi kerasnya, demi memenuhi
masyarakat agar dapat tampil sebagai keinginannya yang tak kunjung
orang Indonesia sebagi identitas diri terpuaskan. Kekayaan menjadi simbol
yang baru dengan tetap status dalam sistem kapitalis, Ukuran
mempertahankan latar belakang tidak lagi pada kualitas manusianya,
warna suku bangsanya. Dengan melainkan pada jumlah atau kuantitas
falsafah gotong royong, semangat hartanya, kejujuran tak lagi menjadi
persatuan dan kesatuan, pembangunan ukuran keluhuran prilaku. Orang yang
bangsa dan negara mendapat jujur tapi miskin tampak bodoh
dukungan dari berbagai lapisan dibanding orang yang kaya meski
masyarakat. tidak jujur.
Sisi lain dari pengembangan
2. Pembentukan perilaku sistem kapitalis adalah ditimbulkannya
manusia Indonesia dalam masa semangat individualistis, baik dalam
Orde Baru berkonsumsi maupun berproduksi.
Peristiwa di tahun 1965 Kolektivitas dan solidaritas dianggap
(pembubaran PKI) kemudian tidak rasional. Kemampuan
memunculkan arah baru dalam berkompetisi untuk meraih yang
pembentukan prilaku manusia terbanyak, tertinggi lalu berkonsumsi
Indonesia. Masa yang dikenal dengan dalam jumlah banyak untuk meraih
orde baru mengarahkan pembangunan simbol status adalah tuntutan untuk
di bidang ekonomi sebagai fokus bisa masuk dan bertahan dalam
utama. Masyarakatpun berpaling. kehidupan sitem kapitalis. Akhirnya
Segenap lapisan berusaha mengikuti kapitalisme tidak hanya dalam sistem
derap pembangunan yang baru, sesuai perekonomian belaka, tetapi sudah
dengan kemampuan dan harapannya. mencampuri nilai-nilai kehidupan dan
Sejalan dengan perkembangan ini menentukan arah tujuan hidup.
maka sikap dan gaya hidup Suasana pemerintahan orde baru
masyarakatpun berubah. Manusia diwarnai oleh kondisi seperti ini.
Indonesia seolah dipaksa masuk ke Upaya menciptakan manusia yang
dalam persaingan global yang berciri materialistis, individulalistis, memilki
khas kapitalisme. Para pengusaha siap daya saing tinggi agar mampu
menjelajah seluruh pelosok dan menjadi pemenang dan mengalahkan
menelan siapa saja untuk mencapi pesaing lainya (siapapun itu) menjadi
tujuan dan laba yang ingin diraih. arah prilaku dari berbagi pihak. Ada
Salah satu aspek ekspansi kapitalisme pemenang (the winner) dan
global adalah diciptakannya manusia- pecundang (the looser). Mereka yang
manusia yang serakah dan mampu akhirnya memang berhasil
materialistis sesuai dengan yang mengikuti gaya hidup global, tetapi
dibutuhkan dalam sistem kapitalisme. sebagian besar masyarakat Indonesia
Produksi akan macet kalau manusia belum memiliki dukungan untuk bisa
5
mengikuti gaya hidup yang baru. yang cukup tajam pengaruhnya dalam
Keadaan ekonomi masih jauh bisa proses pembentukan perilaku.
tampil dalam persaingan tersebut. Masyarakat.
Akibatnya banyak yang menempuh Bayang-bayang kehidupan
jalan pintas. Korupsi, kolusi, masyarakat dalam masa orde baru
koncoisme dan nepotisme dilakukan dengan berbagai benturan
dalam berbagai bentuk, yang sama kepentingann dan kebutuhan itulah
buruknya dengan prilaku menipu, yang kemudian memunculkan era
mencuri, merampok dan melacurkan reformasi, yang ditandai dengan
diri. lengsernya Soeharto dari jabatan
Manusia tidak lepas dari selaku Presiden RI setelah berkuasa 32
lingkungannya. Kecenderungan untuk tahun. Wajah masyarakat muncul
mengikuti gaya hidup yang baru, yang beraneka ragam. Berbagai bentuk
tendy dan menempatkan nilai-nilai prilaku tampak mencerminkan kondisi
baru dalam ukuran keberhasilan telah dan situasi yang dimiliki masing-
merusak dan menghancurkan nilai- masing baik sebagi individu maupun
nilai tradisional yang sebelumnya kelompok yang semula ditekan kuat-
dipegang teguh dan diyakini sebagai kuat agar tidak muncul ke permukaan
kebenaran. Nilai yang mementingkan dan tidak menimbulkan konflik
kebersamaan dan menumbuhkan sikap terutama bagi mereka yang berbeda
gotong royong dilibas oleh nilai pendapat. Demontrasi, pembentukan
individulalistis. Nilai yang partai-partai baru, penjarahan,
menempatkan nilai spriritual berganti perkosaaan, doa bersama, tuding-
dengan unsur materi. Sikap yang tudingan, menghujat dan dihujat
mementingkan keselarasan dalam mewarnai kehidupan masyarakat
kehidupan bersama sebagaimana yang Indonesia saat ini. Negeri seribu
telah mewarnai kehidupan masyarakat pulau dengan nyanyian nyiur
Indonesia, diubah menjadi sikap yang melambai yang melambangkan
selalu mau bersaing dan kenyamanan dan kedamian seolah
memenangkan persaingan tidak peduli terpuruk menagisi nasib bangsa dan
caranya dan siapapun yang dihadapi. negara yang carut marut karena
Dalam periode ini semua kepentingan dan kebutuhan.
pihak, mau tidak mau, suka tidak suka, Kehidupan berbangsa dan bernegara
seolah dipaksa masuk ke dalam yang dirasakan dalam keadaan
pembentukan prilaku persaingan terpuruk ini menjadi bertambah sulit
global. Namun di sisi lain, pada saat proyeksinya ke depan karena prilaku
yang bersamaan tidak ingin yang tampil di masyarakat tidak lagi
meninggalkan cita-cita bangsa, yaitu mencerminkan kepedulian terhadap
terwujudnya masyarakat yang hukum dan aturan kehidupan bersama
menjunjung tinggi kemanusiaan dan yang menimbulkan ketentraman dan
keadilan sosial. Sementara antara kenyamanan.
keyakinan terhadap nilai-nilai
tradisional dan kenyataan serta MAKNA HUKUM DALAM
keamanan, yang pernah diberikan PEMBENTUKAN PERILAKU
dalam cara kehidupan yang Hukum dapat mengarahkan
menjujnjung tinggi kebersamaan masyarakat kearah pembentukan
dengan kehidupan sistem kapitalis prilaku yang sesuai dengan ketentuan
melahirkan konflik-konflik pribadi mereka untuk dapat menghadapi
6
berbagai tantangan, sekarang dan di a. Moralitas Prakonvesional. Pada
masa yang akan datang. Ditinjau dari tahapan ini dasar yang menjadi
budaya hukum, yaitu bagaimana pertimbangan dalam bersikap dan
masyarakat mempersepsi hukum, bertingkah laku adalah pujian dan
maka secara umum hukum hukuman yang diberikan oleh
dipersepsikan sebagai; lingkungan. Tingkah laku yang
a. Suatu tatanan normatif dalam diancam hukuman tidak akan
kehidupan bernegara dulangi lagi. Sebaliknya
b. Berfungsi mengatur kehidupan perbuatan yang mendatangkan
warganegara dengan memberikan pujian atau hadiah akan
batasan tentang apa yang harus cenderung diulang.
dilakukan dan apa yang tidak b. Moralitas konvensional. Pada
boleh dilakukan tahapan ini perilaku sudah lebih
c. Bertujuan melindungi tiap warga disesuaikan dengan norma yang
negara dalam mengacu pada niali- dianut dalam lingkungan sosial
nilai dasar seperti kemanusiaan tertentu. Silkap dan prilaku
dan keadilan diarahkan supaya bisa
d. Ditetapkan oleh otoritas yang dikelompokkan sebagai perbuatan
legitimasinya diakui oleh seluruh seorang anggota atau warga
warganegara. masyarakat yang bailk.
Dengan demikian dapat c. Moralitas Pascakonvensioanl.
dikatakan bahwa dari sudut prilaku Pada tahapan ini prinsip-prinsip
masyarakat, maka hukum memiliki moral digunakan dalam arti luas
dua fungsi, yaitu; tidak sekedar hitam putih dan
a. Memantapkan pola prilaku tidak mengacu pada batasan-
masyarakat yang sudah ada dan batasan sempit yang berlaku
ingin dipertahankan, dan atau hanya untuk kalangan masyarakat
b. Mengubah pola prilaku tertentu.
masyarakat yang ada saat ini ke Prilaku masyarkat terbagi
arah perilaku baru yang dicita- dalam tiga kelompok tersebut, yang
citakan. dipengaruhi oleh proses
Setiap masyarakat diharapkan perkembangannya. Tingkat
bisa secara mandiri memahami makna kematangan pribadi sangat
dan tujuan ditegakannya hukum, menentukan moralitas prilakunya. Ada
sehingga dalam pelaksanaanya tidak dua mekanisme belajar yang utama
terlalu memerlukan pengawasam. dalam membentuk prilaku manusia,
Salah satu ciri kemandirian adalah yaitu;
kemapuan memilih yang benar dari 1. Cara belajar intrumental. Pada
yang salah berdasarkan norma dan dasarnya bahwa suaru prilaku
aturan yang berlaku di satu tempat yang diikuti oleh konsekuensi
dalam kurun waktu tertentu dan hal ini yang positit (reinforcement) akan
memerlukan proses. diulangi, sedangkan prilaku yang
Menurut Lawrence Kohlberg diikuti konsekuensi negatif
ada tiga tahapan pokok yang dilalui (punishment) tidak akan diulangi.
seseorang untuk mampu bersikap adil 2. Cara belajar observasional.
dan mengembangkan sikap dan Seseorang dapat mempelajari
perbuatan berdasar pertimbangan prilaku baru atau memperkuat
moral, yaitu; prilaku yang sudah dimilikinya
7
hanya dengan mengamati orang Berbagai hal yang kurang
lain (model) melaksanakan menguntungkan dalam pengembangan
prilaku tersebut. Besarnya prilaku masyarakat yang sadar hukum,
pengaruh prilaku model terhadap sebagai bagian dari kehidupan
prilaku si pengamat tergantung berbangsa dan bernegara masih
pada tiga hal, yaitu diperparah lagi dengan adanya dua hal
- Penilaian pengamat tentang yang angt berpengaruh dalam
kemampuannya untuk dapat pembentukan prilaku, yaitu;
melaksanakan prilaku yang a. Budaya feodalisme dan
ditujukkan oleh model paternalistik yang membuka
- Persepsi pengamat tentang hasil banyak peluang bagi yang
prilaku yang ditunjukkan model, berkuasa di berbagai tingkat untuk
yaitu apakah menghasilkan membuat aturan sendiri atau
konsekuensi positif atau negatif melakukan interpretasi subyektif
- Perkiraan pengamat, apakah ia terhadap hukum dan perundang-
akan menghasilkan konsekuensi undangan yang ada sehingaga
yang sama bila ia juga peraturan yang sama dapat
melaksanalkan perilaku yang diartikan berbeda, di wilayah
ditunjukkan model. yang berbeda atau dalam kurun
Bila persepsi masyarakat waktu yang berbeda.
tentang peranan hukum dikaitkan b. Adanya kecenderungan budaya
dengan kedua mekanisme belajar tadi, untuk menghindaro konflik secara
maka hukum sebenarnya merupakan terbuka dan mencari jalan
suatu intruksi atau pemberitahuan dari kompromi yang menyebabkan
otoritas yang diakui kewenanganya orang sering lari ke prosedur
mengenai; penyelesaian konflik alternatif di
a. Prilaku yang dapat diharapkan luar pengadilan, padahal bentuk
dari semua individu yang dikenai penyelesaian alternatif ini sangat
hukum tersebut dipengaruhi oleh kekuasaan atau
b. Konsekuensi yang akan dialami status dari pihak-pihak yang
individu pelaku bila ia beperan dalam proses tersebut.
melaksanakan atau menolak Apa arti kenyataan itu dilihat
melaksanakan prilaku yang dari pendekatan belajar dalam rangka
dimaksud. pembentukan prilaku, menurut
Agar hukum ini dapat mekanisme belajar intrumenal atau
berfungsi secara efektif, ada dua syarat observasioanl/
yang harus dipenuhi, yaitu; a. Kenyataan bahwa seringkali ada
a. Hukum tersebut harus dimengerti peraturan-peraturan yang
oleh individu yang bertentangan atau tidak konsisten
melaksanakannya dan oleh satu dengan yang lain akan
individu yang akan dikenai oleh menimbulkan kebingungan baik
hukum tersebut, di tingkat pelaksanaan maupun
b. Konsekuensi dari dipatuhi atau pada mereka yang dikenai oleh
tidak dipatuhinya hukum tersebut peraturan tersebut.
harus dilaksanakn secara b. Adanya penerapan hukum yang
konsisten dan berlaku umum berbeda. Tergantung pada status
tanpa pengecualian. dan kekuasanaan orang yang ikut
dalam proses pelaksanaanya
8
maupun pada status dan PENGEMBANGAN POLA
kekuasaan individu yang dikenai PERILAKU MANUSIA
hukum trsebut. INDONESIA DI ERA
c. Kenyataan bahwa orang yang GLOBALISASI
memiliki kekuasaan seringkali Ada dua kenungkinan
mendapatkan perlakuan yang pembentukan pola prilaku manusia
menguntungkan (reinforcement) Indonesia dalam memasuki abad 21,
secara konsisten akan yang diwarnai oleh latar belakang
menjadikannya sebagai model sejarah bangsa dan negara selama ini,
bagi para pemegang kekuasaan yaitu:
pada tingkat yang lebih rendah. a. menjadi bangsa yang memiliki
Berkaitan dengan masalah ini self efficacy
perlu dipahami bahwa betapapun b. menjadi bangsa yang mengalami
bagusnya rencana, sistem, maupun learned helplessness
kelembagaan yang diciptakan, Era reformasi membukakan
kemungkinan berhasilnya akan sangat kenyataan, betapa banyak unsur
kecil tanpa didukung oleh perubahan penting lainnya dalam upaya
yang mendasar dalam pola pikir, sikap pengembangan manusia Indonesa
dan prilaku pada tingkat individu yang seolah terlupakan dalam
sebagai anggota masyarakat. Ada dua membangun bangsa dan negara di
alternatif keadaan masyarakat masa orde baru, yang antara lain
Indonesia berdasarkan analisis menjadi penyebab munculnya KKN.
tersebut, yaitu; Kesadaran tersebut mendorong
a. Menjadi bangsa yang mengalami keinginan untuk membenahi perilaku
“learned helplessness‟, apatis, manusia Indonesia dari sikap yang
tidak percaya diri dan tidak cenderung KKN menjadi prilaku yang
mampu bersaing di tatanan bersih, transparan, profesional.
global,atau Keinginan untuk memunculkan
b. Menjadi bangsa yang memiliki manusi Indonesia yang bersih,
“self eficacy”, percaya diri, dan transparan dan profesional dalam
mampu bersaing di tatanan global. menjalankan kehidupannya sangat
Indonesia sebagi bangsa dan diperlukan, apapun yang
negara , juga secara individual dilakukannya, dimanapun posisinya.
memilki dua pilihan tersebut. Namun, Kehidupan abad 21 menyiratkan
bila dilihat dari sudut belajar tantangan yang lebih luas dalam
observasional di mana unsur berkompetisi di era globalisasi.
keteladanan (referent power) Pengembangan prilaku bersih,
memegang peranan penting dalam transparan dan profesional menjadi
mengubah perilaku, maka sikap persyaratan bagi manusia Indonesia
pemimpin bangsa dan negara ini agar bisa bekualitas tinggi dan mampu
menjadi sangat bermakna. Semakin mengambil posisi dalam persaingan
tinggi status seseorang dan semakin kancah dunia dan memanfaatkannya
besar kekuasaan/pengaruhnya, maka dengan baik, sebaliknya prilaku KKN
semakin menentukan pula pilihannya harus ditinggalkan.
bagi masa depan bangsa. Pemahaman diri sebagai
manusi indonesia perlu dimiliki agar
dapat menempatkan diri dan
mengembangkan hubungan dengan
9
lingkungan, baik dalam skala kecil pembentukan prilaku yang
maupun percaturan lebih luas. Negara mencerminkan pemahaman sosialisasi,
dan bangsa memerlukan manusia yaitu;
Indonesia yang mencerminkan a. teori Id, Ego, Superego dari
pandangan, sikap dan prilaku warga Sigmund Freud (1856-1939)
negara Republik Indonesia (siapapun b. teori Perkembangan Kognitif dari
dia, dari kelompok manapun -etnik, Piaget (1896-1980)
kelas sosial, agama, pendidikan, c. teori Perkembangan Moral dari
kemampuan ekonomi). Era globalisasi Laurence Kohlberg (1981)
yang semakin terasa denyutnya d. teori Gender dar Carol Gilligan
memerlukan penampilan manusia (1982)
Indonesia yang bekualitas tinggi, e. teori „Social Self” dari George
sehingga dapat mengikuti Herbert Mead (1863-19931)
perkembangan dunia, yang selanjutnya Jalur yang bisa digunakan
akan dapat menghasilkan peran serta untuk membentuk prilaku yang
aktif di berbagai bidang (pertanian, mencerminkan kemampuan sosialisasi
perindustrian, tehnologi, kesehatan, adalah; keluarga, sekolah, kelompok
pendidikan, dan sebagainya). sebaya, media massa dan opini publik.
John.J.Macionis (2010) Sedangkan proses sosialisasi bisa
mengemukakan bahwa abad 21 berlangsung sepanjang kehidupan,
menyiratkan ketidakjelasan terhadap yakni sejak kanak-kanak, pra remaja,
ukuran keberhasilan yang bisa remaja, dewasa, lanjut usia.
dijadikan keteladanan. Sukar sekali Harapan untuk dapat
menutupi kejadian yang tak ingin membantu masyarakat dalam
disebarluaskan baik untuk mewujudkan prilaku manusia
pertimbangan menghormati hak azasi Indonesia abad 21 yang berkualitas
manusia maupun karena kecanggihan tinggi bisa mengacu pada kerangka
tehnologi komunikasi. Banyak pikir tersebut (untuk pemahaman,
masalah yang harus dijawab dalam proses dan pembentukan prilaku
memasuki abad 21, antara lain dalam upaya sosialisasi), terutama
merumuskan makna kehidupan, dalam upaya membentuk manusia
pemecahan sengketa/konflik antar yang cerdas, terampil, tangguh,
bangsa/negara, pengentasan mandiri, berdaya saing tinggi, tapi
kemiskinan yang tdak hanya terkait juga punya hati nurani, yang
dengan masalah populasi membuatnya peduli dan tidak
(pertambahan penduduk) dalam individualis. Untuk itu perlu dipahami
hubunganya dengaa ketersediaan kondisi masyarakat Indonesia saat ini..
sumber daya alam yang makin Berdasarkan teori
terbatas. Abad 21 mensyaratkan perkembangan moral Kohlberg,
perlunya wawasan pikir lebih luas, masyarakat Indonesia terbagi dalam
imajinasi, rasa kasihan atau simpati, tiga kelompok moralitas.
dan keteguhan hati. Pemahaman yang Kelompok pertama
luas terhadap kehidupan bersama akan menyandarkan prilakunya pada
menjadi dasar yang kuat bagi upaya pengertian benar dan salah, baik dan
membantu manusia memasuki abad 21 buruk berdasarkan reaksi yang
dengan sikap optimis. diterimanya dari lingkungan. Bagi
Ada lima cara yang kelompok ini, keputusan baik dan
dikemukakan Macionis dalam buruk, benar dan salah harus dipahami
10
secara nyata., bukan sesuatu yang dan bisa dipercaya, yang antara lain
bersifat abstrak. Bentuk hukuman dan bisa dilihat dari sikap dan prilakunya
dan pujian/ penghargaan harus dalam kehidupan keseharian sebagai
dipahami sesuai dengan tingkat pribadi maupun dalam melaksanakan
kemampuan mereka, antara lain taraf tugasnya. Perasaan diperlakukan
kecerdasannya. Penempatan patung secara adil, yang antara lain merasa
polisi di berbagai kota adalah contoh memiliki hak dan kewajiban yang
pemahaman „hitam putih” dalam sama di depan hukum menjadi syarat
upaya pengawasan prilaku. Kehadiran utama bagi tumbuhnya kepercayaan
polisi secara fisik (terlihat) menjafi kepada pimpinan negara dan aparat
penting daripada hanya sekedar penegak hukum, Segala bentuk
penempatan rambu lalu lintas. kekecualian akan mengurangi bobot
Kelompok ini lebih terfokus pada aturan yang ditetapkan. Apalagi kalau
pikiran dan pertimbangannya sendiri, figur yang seharusnya menjadi
menggunakan ukurannya sendiri dan panutan ternyata menampilkan prilaku
tidak terlalu mampu yang tidak sesuai dengan aturan yang
mempertimbangkan dalam perspektif telah disepakati bersama. Bentuk
yang lebih luas. masyarakat Indonesia yang sangat
Kelompok kedua lebih luas heterogen juga harus diperhatikan.
pandangannya sehingga pemahaman Sejalan dengan itu, maka penyusunan
terhadap norma dalam kehidupan undang-undang dan peraturan
bersama, yang mengacu pada penjelasan serta kelengkapannya harus
kehidupan bersama bisa diharapkan. disampaikan dalam bentuk
Kepedulian dan kebutuhan komunikasi yang efektif, sesuai
mendapatkan predikat sebagai warga dengan karakteristik masing-masing
masyarakat yang baik sudah dimiliki. kelompok.
Kelompok ketiga memiliki Untuk bisa menjaga agar
tingkat pemahaman dan kesadaran prilaku masyarakat tetap produktif
lebih tinggi mengenai perlunya norma dalam upaya menegakkan
dalam kehidupan bersama agar dapat kewibawaan pemerintah, ketertiban
mencapai rasa aman dan nyaman. dan ketentraman bersama, masyarakat
Pengelompokan ini seharusnya yang seolah baru terbangun dan mulai
dijadikan patokan dalam sadar atas hak-haknya sebagai
mengembangkan aturan berikut individu maupun sebagai warga
sanksinya. Meskipun secara umum negara, yang kemudian memunculkan
tetap bersumber pada acuan hukum berbagai bentuk prilaku “terkejut‟
yang sama, tetapi dalam penyampaian harus segera diarahkan dan dibimbing,
informasi dan terapannya perlu sehingga reformasi bisa tetap sesuai
memperhatikan psikologis masing- dengan jiwanya ketika diperjuangkan
msing kelompok, sehingga bisa oleh mahasiswa. Perilaku beberapa
diterima dan dilaksanakan dengan pihak yang saling tunjuk, saling
baik. menghujat, saling menghakimi, tanpa
Bagi masyarakat Indonesia mengindahkan prosedur
yang secara mayoritas mencerminkan hukum/tatanan yang berlaku perlu
pola patrilineal, adanya figur yang bisa segera diatasi, sebelum menyesatkan
dijadikan pegangan menjadi sangat masyarakat dalam pengembangan pola
penting. Figur tersebut harus dapat pikir dan tindakan yang jauh dari
mencerminkan tokoh yang dikaguni kehidupan yang sadar hukum.
11
Pemulihan kepercayaan aparat./jajaran di bawahnya yang
masyarakat tidak hanya diperlukan terkait. Dengan demikian masyarakat
untuk mengembalikan kondisi dalam tidak seperti penonton yang
negeri, tetapi juga bagi dunia kebingungan, sebab tidak ada yang
internasional dalam menentukan sikap bisa dijadikan pegangan secara jelas,
dan kebijaksanaan politik maupun yang akibatnya memunculkan prilaku
ekonomi terhadap Indonesia. Beban yang dikembangkan atas interpretasi
psikologis ini sangat berat. sendiri. Kondisi ini dapat
Persoalannya adalah seberapa jauh memunculkan situasi yang rawan bagi
pemerintah dan seluruh jajarannya kehidupan bersama, sebab tak ada
menyadari hal ini? Apakah masyarakat acuan yang jelas dan tak ada kepastian
juga bisa melihat persoalan ini dalam yang bisa dipercaya dan dijadikan
skala pikir yang lebih luas dari hanya pedoman.
sekedar memikirkan kepentingannnya Transparansi atau
sendiri? Dapatkah mereka melihat keterbukaan dalam menjalankan
dirinya sebagai bagian dari pemerintahan masih pelu dilakukan
kepentingan bersama sebagai anggota secara selektif, sesuai karakter
masyarakat dan warga negara? masyarakat yang dihadapi supaya
Pemerintah dan warga masyarakat tidak berubah menjadi bentuk prilaku
harus bersama-sama menyelesaikan yang seenaknya menuntut dan
persoalan ini sebagai kepentingan menghujat orang/pihak lain,
yang tidak bisa ditawar untuk sedangkan di sisi lain menepuk dada
mempertahankan keutuhan dan menganggap diri paling benar dan
kesatuan bangsa dan negara. Untuk itu bersih. Kehidupan demokrasi yang
perlu dimasyarakatkan secara luas dan sesungguhnya harus dijabarkan secara
terbuka mengenai kondisi dan situasi operasional di tiap tingkatan
yang dihadapi bersama agar kemampuan masyarakat dalam
pemerintah dan masyarakat bisa bahu memahaminya, sesuai karakter
membahu dalam upaya kelompok-kelompok yang ada.
penyelesaiannya, yang tentunya harus Pendekatan persuasif dan tidak
sangat memperhitungkan karakter sekedar responsif sangat diperlukan,
masing-masing kelompok, sehingga yang bisa dilakukan dalam bentuk
bentuk dan jalur penyampaiannya bisa pendidikan masyarakat dalam hal
disesuaikan dan kemudian bisa kesadaran hidup berbangsa dan
dipahami sebagaimana mestinya. bernegara, yang menyiratkan rasa
Hal lain yang memerlukan kebersamaan, bahu membahu, saling
perhatian pemerintah untuk dapat isi dan saling melengkapi. Tatatan
memulihkan kepercayaan masyarakat kehidupan menurut adat dan agama
kepada pemerintah adalah koordinasi harus jelas posisinya dalam tatanan
yang baik antara seluruh aparat/jajaran hukum negara, sehingga aspirasi dan
pemerintah. Pernyataan dan tindakan kebutuhan masyarakat bisa
yang terkesan kontradiktif antar tertampung dengan baik dan tidak
departemen harus dihindarkan. menimbulkan gejolak yang merugikan
Sebelum memberikan pernyataan baik kehidupan bersama. Aturan yang
sebagai tanggapan maupun rumusan meliputi seluruh kehidupan
kebjakan, seyogyanya sudah ada masyarakat yang berlandaskan
pemahaman dan kesepakatan di antara Bhinneka Tunggal Ika, kesempatan
para anggota kabinet dan memperoleh pendidikan/pekerjaan,
12
kenyamanan dan jaminan keamanan akan dapat menghindarkan suasana
dalam bekerja, corak kehidupan yang saling tuding, saling hujat, saling
perkawinan/keluarga sesuai kondisi mencemooh, saling menepuk dada,
zaman perlu ditelaah untuk bisa saling melecehkan, adu kuasa dan adu
memenuhi aspirasi masyarakat. kekuatan seperti yang tampak
sekarang ini. Selain merugikan
PENUTUP kehidupan bangsa dan negara,
Manusia Indonesia abad 21 memunculkan ancaman perpecahan,
yang berkualitas tinggi ditandai oleh prilaku tersebut tidak akan
lima ciri utama dari aspek-aspek menempatkan individu dalam proses
perkembangan yang berlangsung belajar mamahami dan menaati
secara seimbang dan selaras, yaitu; hukum. Padahal era globalisasi di abad
perkembangan tubuh/fisik, 21 akan menghadapkan manusia
kecerdasan/intelegensia, Indonesia pada hukum dan tatanan
emosional/afeksi, sosialisasi dan kehidupan bersama yang lebih luas,
spiritual. Pola perawatan, asuhan, dan tidak hanya dalam batas wilayah
pendidikan anak hendaknya mengacu Republik Indonesia. Prilaku sadar
pada upaya pengembangan kelima hukum adalah sebagian dari
aspek tersebut secara harmoni dan persyaratan yang diajukan abad 21.
seimbang agar terbentuk pribadi yang Siapkah kita membentuknya? Tahukah
sehat, cerdas, peka (sensitif), luwes kita cara membentuknya? Jawaban
beradaftasi dan bersandar pada hati pertanyaan ini akan menentukan corak
nurani dalam bersikap dan bertindak. individu yang menandai masyarakat
Dengan demikian meskipun ia Indonesia abad 21, Apakah kita akan
berhadapan dengan gaya hidup global, menjadi bangsa yang mengalami
pijakannya pada akar kehidupan “learned heplessness‟, apatis, tidak
tradisional yang menjadi cikal bakal percaya diri dan tidak mampu bersaing
kehidupan bangsa dan negaranya tidak di tatanan global atau menjadi bangsa
akan hanyut terbawa arus kehidupan yang memiliki self-efficacy, percaya
global. Justru ia akan memilih dan diri dan mampu bersaing dalam
memutuskan yang terbaik untuk diri, tatanan global.
bangsa dan negaranya. baik untuk Agar bangsa dan negara kita
jangka pendek maupun jangka tidak semakin terpuruk karena
panjang. Penegakan hukum dan terpaksa mengalami “learned
contoh yang diperlukan sebagai modal helplessness” seharusnya pemerintah
pembentukan prilaku, baik yang dan masyarakat mampu
ditunjukkan orangtua maupun menumbuhkan motivasi berprestasi
masyarakat menjadi penting. tinggi atau dikenal sebagai need for
Kerjasama antar disiplin achievement(Mc.Clelland0. Menurut
ilmu dalam memecahkan masalah yng teori Maslow, manusia Indonesia
dihadapi saat ini sangat diperlukan. harus didorong sampai
Pembangunan harus diarahkan pada pengembangan motivasi untuk mampu
cita-cita bangsa dan negara ketika mengaktualisasi diri dan tidak terhenti
republik ini didirikan, Kebersamaan pada motivasi pemenuhan kebutuhan
menjadi penting untuk dapat menjaga yang mendasar saja.
kesatuan dan persatuan. Menyadari Dalam kaitan dengan
keterbatasan kemampuan diri sebagai pembangunan selanjutnya, ada
indiidu dan kelebihan bekerjasama pertanyaan yang masih harus dijawab,
13
terutama mengacu pada pengalaman DAFTAR PUSTAKA
kita selama ini, akankah kita masih Bungin, Burhan(2010), Sosiologi
terkotak-kotak dalam Komunikasi, Edisi Pertama,
menyelenggarakan pembangunan? Cetakan ke-5, Jakarta, Kencana
Dapatkah kita menempatkan Horton, Paul B & Chester l
manusia sebagai individu dengan Hunt(2012), Sosiologi, Edisi
segala keunikannya sehingga tidak Terjemahan, Cetakan ke-12,
memperlakukannya sebagai obyek Jakarta, Penerbit Erlangga
semata? Atau kita masih tetap Macionis, JJ (2010), Society, The
beranggapan bahwa masyarakat yang Basics, edisi terjemahan,
terdiri dari kumpulan individu adalah Jakarta, PT Rajawali Pers
sekedar obyek, yang bisa diatasi Poloma,Margaret M(2010), Sosiologi
dengan dua k yaitu kekuatan dan Kontemporer, cetakan ke 15,
kekuasaan. Kalau jawabannya ya, Jakarta, Rajawali Pers
maka cita-ita untuk mewujudkan Wirawan, Sarlito(2012), Pengantar
manusia Indonesia abad 21 yang Psikologi Umum, edisi 3.
berkualitas tinggi barangkali cuma Jakarta, Rajawali Pers
angan-angan, seperti membangun
rumah di atas angin.

14

Anda mungkin juga menyukai