Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK AGENDA 1

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Analisis isu di lingkungan sekitar mengunakan teknik tapisan dan teknis analisis.

Kelompok 3 (b), Angkatan 39

Nama Anggota Kelompok:

1. Febrianingsih, S.Gz
2. Apt. Fitratunni’mah, S.Fam
3. Arwinny Pratiwi, S.Tr.Kes.(Rad)
4. dr. Mu’arif Ramadhan
5. dr. Wanda Rendraswara

Nama pengampu : Dr. H. Muhammad Agus Patria, S.H., M.H.

A. DISKUSI KELOMPOK MENGENAI ISU-ISU KONTEMPORER

1. Menyebarnya Hoax tentang Vaksin Covid-19 di Masyarakat

Distribusi vaksin Covid-19 telah menyebar ke seluruh Indonesia sejak


pertama kali dilangsungkan pada 13 Januari 2021. Namun distribusi vaksin juga
diikuti dengan menyebarnya berbagai macam hoax di masyarakat yang
mengakibatkan timbulnya rasa khawatir dan keengganan masyarakat untuk menerima
vaksin. Salah satu hoax terbaru yang telah di klarifikasi oleh website covid19.go.id
pada 17 April 2022 adalah vaksin booster Covid-19 dapat menyebabkan AIDS.
Klaim tersebut salah, faktanya tidak ada bukti yang membenarkan vaksin booster
Covid-19 dapat menyebabkan AIDS.

Walaupun demikian, seringkali masyarakat yang sudah mendapatkan


informasi hoax masih lebih percaya terhadap hal tersebut dibandingkan klarifikasi
resminya. Hoax tersebut sangat erat kaitannya dengan cakupan vaksin di Indonesia
yang belum memenuhi target untuk dosis ketiga/booster. Saat ini per tanggal 19 April
2022, capaian vaksin booster masih sebesar 15,34%.
2. Kurangnya Kepatuhan masyarakat memakai masker ketika berobat ke fasilitas
kesehatan

Masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai
untuk melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang sakit) atau untuk
mengendalikan sumber (di pakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah
penularan lebih lanjut). Kesadaran penggunaan masker bagi pasien dan pengunjung
rawat jalan Fasilitas kesehatan masih kurang hal ini dibuktikan dengan adanya
beberapa pasien dan pengunjung yang datang berobat tidak menggunakan masker
ada yang menggunakan masker hanya karena takut tidak akan dilayani oleh dokter
dan setelah dilayani maskernya di lepas.

Hal Itu disebabkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan pengunjung


tentang pentingnya memakai masker. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung untuk menggunakan masker.

3. Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkoba memiliki kepanjangan
yakni narkotika, psikotropika, obat-obatan terlarang, dan zat adiktif.

Kasus penyalahgunaan dan pengedaran narkoba di Indonesia masih


merupakan hal yang bersifat kompleks. Menurut data United Nations Office on Drugs
and Crime (UNODC), sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari
penduduk dunia dengan rentang usia 15-64 tahun pernah mengonsumsi narkoba. Di
Indonesia sendiri Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan pada tahun 2017
angka penyalahgunaan narkoba mencapai 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59
tahun.

Fakta bahwa sebagian besar penyalahguna merupakan generasi muda yang


merupakan penerus bangsa tentu sangat memprihatinkan. Dampak ekonomi dan
sosial yang sangat besar akibat penyalahgunaan narkoba ini mengingatkan kita bahwa
upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba bersifat urgent untuk segera diatasi
karena dapat menimbulkan dampak yang sistemis.
BNN bersama Polri, TNI, Bea Cukai dan Imigrasi di tahun 2019 telah berhasil
mengungkap sebanyak 33.371 kasus narkotika dengan sejumlah barang bukti yang
disita dari sejumlah tempat di seluruh Indonesia. Adapun tersangka kasus narkotika
yang berhasil ditangkap BNN dan Polri di tahun 2019 sebanyak 42.649 orang pelaku.
Di samping itu tahun 2019 BNN berhasil memetakan 98 jaringan sindikat narkotika,
sebanyak 84 jaringan sindikat narkotika telah berhasil diungkap BNN

B. DAMPAK YANG AKAN TERJADI JIKA ISU TIDAK DICEGAH

1. Menyebarnya Hoax tentang Vaksin Covid-19 di Masyarakat

Menyebarnya hoax tentang vaksinasi covid di masyarakat, dapat


menyebabkan sedikitnya capaian vaksin baik dosis pertama, kedua, maupun
ketiga/booster. Jika masyarakat masih banyak yang belum divaksin, maka
dikhawatirkan tidak terbentuknya sistem kekebalan tubuh, meningkatkan resiko
penularan virus, banyaknya serangan gejala berat, dan lambatnya capaian herd
immunity. Dampak lainnya juga dari segi sosial dan ekonomi negara yang tidak
kunjung pulih, sehingga dapat menyebabkan peningkatan pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia.

Selain itu, hoax tentang vaksin Covid-19 di masyarakat dikhawatirkan


menginduksi penggunaan istilah atau terminologi dari imunisasi, yang selama ini
sudah dikenal sebagai program imunisasi dan menjadi salah satu prioritas nasional.
Seperti yang kita ketahui, cakupan imunisasi baik di level nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota sejak awal pandemi telah menurun.

2. Kurangnya Kepatuhan masyarakat memakai masker ketikaberobat ke fasilitas


kesehatan

Kurangnya Kepatuhan masyarakat memakai masker ketika berobat ke


fasilitas kesehatan, dapat menyebabkan resiko penularan dan penyebaran penyakit
dan juga terpapar oleh bakteri dan virus. Oleh karena itu, memakai masker mulut
dapat menjadi salah satu cara terbaik agar tidak mudah tertular atau menularkan
penyakit. Masker yang digunakan dengan benar bisa mencegah kuman menyebar
melalui lendir dan cairan yang keluar saat bersin atau batuk.
Kurangnya Kepatuhan memakai masker jugadapat meningkatkan risiko
terkena penyakit pernapasan, seperti asma, PPOK. Paparan polusi dari asap dari
kendaraan bermotor, pabrik, rokok, dan debu dapat memengaruhi kinerja paru-paru
sertadapat mengaibatkan terkena penyakit pernapasan.

3. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional yang
dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa.
Karena itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas
penyalahgunaan narkoba. Di negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan
narkoba semakin lama semakin meningkat, efek domino akibat penyalahgunaan
narkoba juga semakin beragam, serta usaha untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba
merupakan langkah yang tidak mudah untuk dilaksanakan.
Penyalah guna adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau
melawan hukum. Ketika seseorang melakukan penyalahgunaaan narkotika secara
terus menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan ketergantungan pada
narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan narkotika adalah kondisi
yang ditandai oleh dorongan untuk menggunaakan narkotika secara terus menerus
dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala
fisik dan psikis yang khas.

C. MENENTUKAN ISU YANG PALING MENGANCAM

Penentuan isu yang akan dianalisis menggunakan analisis Urgency, Seriousness, Growth
(USG) dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG atau tidak sangat
USG. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
berupa tabel USG.

1) Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan.
3) Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.
Tabel 1.1 Tapisan Isu dengan menggunakan Teknik USG
No. Isu U S G Jumlah Peringkat
1. Menyebarnya Hoax tentang Vaksin 5 5 5 15 I
Covid-19 di Masyarakat
2. Kurangnya kepatuhan masyarakat 4 5 5 14 II
memakai masker ketika berobat ke
fasilitas kesehatan
3. Penyalahgunaan narkoba 4 5 4 13 III

Berdasarkan matriks USG diatas, terdapat total nilai tertinggi pada isu pertama,
yaitu Menyebarnya Hoax tentang Vaksin Covid-19 di Masyarakat. Isu ini memiliki nilai
15 yang akan diangkat menjadi isu strategis.

D. PENYEBAB TERJADINYA ISU

Analisa Penyebab Terjadinya Isu menggunakan teknik Fishbone Diagram dengan 8 P, yaitu :
1. product (produk/jasa),
2. price (harga),
3. place (tempat),
4. promotion (promosi atau hiburan),
5. people (orang),
6. process (proses),
7. physical evidence (bukti fisik), dan
8. productivity & quality (produktivitas dan kualitas).

Product Price Place Promotion

Tidak adanya imbalan


setelah melakukan Kurangnya pemberian
Produk berita yang menyebar
vaksin Luasnya wilayah informasi kepada masyarakat
kepada masyarakat
menyebarkan HOAX Indonesia
Menyebarnya HOAX
tentang vaksin Covid-
19 di masyarakat

Proses vaksinasi masih SDM yang mendukung


Proses pemberian SDM yang kurang mampu
bersifat sukarela pada terkait berita HOAX
informasi yang tidak memahami berita yang ada
sebagian masyarakat dengan menyebarkan
menyeluruh
informasi yang ada

Productivity Physical Process People


& quality evidence

Gambar 1.1 Fishbone Diagram


Berdasarkan Analisa Penyebab dengan menggunakan Fishbone Diagram
diatas, dapat ditarik kesimpulan Penyebab Utama adalah :
1. Faktor SDM yang tidak mampu menyaring derasnya informasi terutama terkait
Hoax Vaksin
2. Kurangnya kesadaran masyarakat terkait Vaksinasi
3. Kurang intensnya Sosialisasi terkait peningkatan kesadaran dan pentingnya
penanggulangan COVID-19 terutama pada masyarakat

I. UPAYA PENYELESAIAN ISU


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan isu menyebarnya
hoax tentang vaksin Covid-19 di masyarakat diantaranya sebagai berikut:
1. Memperkuat masyarakat lewat literasi digital agar tidak mudah percaya terhadap
suatu informasi terutama yang berhubungan dengan vaksin Covid-19.
2. Menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan lebih teliti usai menerima
informasi terkait vaksin Covid-19, terutama pada kalimat-kalimat provokatif
seperti “viralkan”, “sebarkan”, “bagikan” dan bahkan ada yang menggunakan
kata ancaman.
3. Memeriksa kebenaran informasi vaksin Covid-19 melalui kanal resmi Kemenkes
atau dengan mengakses s.id/infovaksin, bukan melalui media sosial yang belum
jelas sumbernya.
4. Menanamkan kebiasaan pada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi
mengenai vaksinasi Covid-19 tanpa menyaring dahulu isi pesan yang ada di
dalamnya.
5. Memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan
salah satu upaya yang sedang dilakukan pemerintah untuk memberi perlindungan
pada masyarakat terhadap virus corona, sehingga pandemi ini bisa segera teratasi.
6. Menjelaskan pada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi
massal tentu harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil, dan
efisien.
7. Menerapkan tiga langkah jangka pendek untuk memerangi hoax sesuai dengan
himbauan dari Kominfo, yaitu :
a. Dengan tegas memerangi hoax melalui penegakan hukum yang berdasar
pada Undang - Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) dan
KUHP
b. Melibatkan penyelenggara platform yang digunakan sebagai media
penyebar hoax untuk menutup atau menghentikan penyebaran berita hoax
tersebut.
c. Melakukan edukasi bagi masyarakat untuk melapor bila menemukan hoax
dan pelakunya
8. Di setiap level pemerintahan, diharapkan sudah dibentuk kelompok kerja
komunikasi risiko yang beranggotakan dari berbagai ahli baik dari ahli kesehatan,
ahli hukum, ahli komunikasi, dan pihak terkait lainnya. perlu juga ditunjuk satu
juru bicara yang diharapkan dapat menjadi satu - satunya sumber terpercaya.
Diharapkan informasi dan berita benar dapat dibantu disebar melalui kanal-kanal
informasi resmi dari berbagai instansi pemerintah yang terkait.
9. Selain memaksimalkan kanal informasi resmi dari berbagai instansi pemerintah,
perlu dijalin hubungan baik dengan media massa yang terpercaya sebagai mitra
dalam penyebaran berita benar untuk meng-counter berita hoax.

Anda mungkin juga menyukai