Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lyudza Aprilia Kansha

NIM : F1D021013
Kelas : A Sistem Operasi
RANGKUMAN SISTEM OPERASI
“Penjadwalan Proses”
❖ Konsep Dasar Penjadwalan

Adalah fungsi dasar dari sistem operasi. Semua resource komputer harus dijadwalkan
sebelum digunakan. Penjadwalan CPU adalah pemilihan proses dari Ready Queue untuk dapat
dieksekusi. Penjadwalan CPU didasarkan pada sistem operasi yang menggunakan prinsip
multiprogramming.

Penjadwalan bertugas memutuskan proses yang harus berjalan serta kapan dan selama
berapa lama proses itu berjalan. Terdapat 2 strategi penjadwalan, yaitu:

1. Penjadwalan Non-Preemptive

CPU tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai proses itu selesai. Penjadwalan ini juga
disebut run-to-completion karena proses yang telah dijadwalkan akan dijalankan sampai selesai
atau proses tersebut meminta layanan I/O.

2. Penjadwalan Preemptive

Pada saat proses sedang menggunakan CPU, CPU dapat diambil alih oleh proses lain. dalam
hal ini harus selalu dilakukan perbaikan data.

Dispatcher adalah suatu modul yang akan memberikan control pada CPU terhadap pemilihan
proses. Sedangkan Dispatch Latency adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan suatu
proses dan menjalankan proses lain.

❖ Kriteria Penjadwalan
a. Throughput adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan waktu.
Sasaran penjadwalan yaitu, memaksimalkan jumlah job yang diproses dalam satu satuan
waktu.
b. Turn Around Time adalah banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses, dari
mulai menunggu untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di ready queue, eksekusi
oleh CPU dan mengerjakan I/O. Sasaran penjadwalan yaitu, meminimalkan waktu Turn
Around Time.
c. Waiting Time adalah waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready
queue. Sasaran penjadwalan yaitu, meminimalkan Waiting Time.
d. Response Time adalah waktu yang diperlukan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga
asda respon pertama menanggapi permintaan tersebut. Sasaran penjadwalan yaitu,
meminimalkan Respon Time.
❖ Algoritma Penjadwalan

Algoritma Penjadwalan diperlukan untuk mengatur giliran proses-proses yang belum


mendapatkan jatah alokasi dari CPU akan mengantri di ready queue. Algoritma-algoritma
penjadwalan, yaitu:

• First Come First Serve (FCFS)

Merupakan penjadwalan Non-Preemptive. Dalam penjadwalan FCFS, proses yang pertama kali
minta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani terlebih dahulu. Setelah itu baru proses
dijalankan sampai selesai atau sampai proses tersebut melepaskannya, yaitu jika proses tersebut
berhenti atau meminta I//O.

• Shortest Job First (SJF)

Mendahulukan proses dengan Burst-Time terkecil. Penjadwalan SJF memiliki 2 tipe, jika ada
proses P1 yang datang pada saat P0 sedang berjalan, akan dilihat CPU burst P1. Preemptive, jika
CPU burst P1 lebih kecil dari sisa waktu yang dibutuhkan oleh P0 maka CPU ganti dialokasikan
untuk P1.

• Priority Scheduling (PS)

Mendahulukan proses yang memiliki prioritas tertinggi. Tiap proses diberi skala prioritas, prioritas
tertinggi akan mendapat jatah waktu pemroses. Jika beberapa proses memiliki prioritas yang sama
akan digunakan algoritma FCFS. Prioritas meliputi waktu, memori yang dibutuhkan, banyaknya
file yang dibuka, perbandingan antara rata-rata I/O Burst dengan rata- rata CPU Burst.

Priority Scheduling dapat bersifat Preemptive, yaitu jika ada suatu proses yang baru datang punya
prioritas yang lebih tinggi daripada yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan
dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut. Kelemahan priority
scheduling yaitu, dapat terjadi starvation dan suatu proses dengan prioritas yang rendah memiliki
kemungkinan untuk tidak dieksekusi jika terdapat proses yang lebih tinggi darinya.

• Round-Robin (RR)

Konsep dasar algoritma ini menggunakan time sharing. Prinsipnya hamper sama dengan FCFS,
tapi bersifat preemptive. Tiap proses akan dibatasi waktu prosesnya, yang disebut quantum time.
Keuntungan algoritma round robin adalah adanya keseragaman waktu. Kelemahannya yaitu, jika
quantum time sangat besar maka switching yang terjadi akan semakin sedikit (seperti FCFS). Jika
quantum time terlalu kecil maka switching yang terjadi akan semakin banyak, sehingga banyak
waktu yang terbuang.

Jika proses memiliki CPU Burst < Quantum Time, maka proses akan melepaskan CPU jika telah
selsai digunakan. Jika proses memiliki CPU Burst > Quantum Time, maka proses tersebut akan
dihentikan jika sudah mencapai quantum time dan selanjutnya mengantri kembali pada posisi tail
queue.

Anda mungkin juga menyukai