KERANGKA ACUAN KERJA
PERTEMUAN VIRTUAL,
“SOSIALISASI SURVEILANS PLASMODIUM KNOWLESI
DI PROVINS! KALIMANTAN BARAT DAN PROVINSI LAMPUNG”
BBTKLPP JAKARTA, 29 SEPTEMBER 2022
A. Latar Belakang
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit yang termasuk dalam
anggota spesies dari genus Plasmodium. Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae hampir disemua kasus terjadi pada manusia.
Malaria ditransmisikan dari manusia ke manusia oleh nyamuk Anopheles betina kemudian
berkembang dan bereplikasi didalam erltrosit inang vertebrata.
P. knowlesi adalah parasit malaria yang ditemukan pada kera ekor panjang dan
ditemukan pertama kali pada tahun 1930 pada spesimen Macaca fascicularis dari Singapura.
Infeksi yang ditimbulkan menyebabkan infeksi ringan dan kronik pada host alaminya (M.
fascicularis dan M. nemestrina). Secara alami infeksi P. knowlesi pada manusia dianggap
sangat jarang terjadi. Pada tahun 2004 dilaporkan terjadi infeksi P. knowles! pada manusia di
Sarawak, Borneo Malaysia. Adanya penemuan ini menjadikan P-knowlesi sebagai spesies
parasit malaria kelima yang menginfeksi manusia.
Sejak tahun 2008 ditemukan kasus P. knowlesi pada wisatawan yang di diagnosis di
‘Spanyo! dengan riwayat perjatanan ke Bangkok, Banda Aceh, Sabang, Kuala Lumpur dan
Hanoi (Muller et al, 2014). Kasus P. knowlesi kedua dilaporkan pada tahun 2008 yang
menginfeksi penambang emas di Kalimantan Selatan yang didiagnosis di Indonesia
(Sulistyaningsih, et al, 2010). Kemudian kasus P. knowlesi menunjukkan peningkatan dengan
bbanyaknya laporan penelitian yang dilakukan di Kalimantan dan Sumatera. Berdasar laporan
Badan Litbangkes hingga awal 2019, sebanyak 113 kasus P. knowlesi terkonfirmasi dengan
teknik PCR di indonesia. Sejumiah 377 infeksi P. knowlesi dilaporkan dari kegiatan pemeriksaan
darah massel (MBS) di 3 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016
Mempertimbangkan beberapa hasil penelitian dan modelling risiko terjadinya infeksi
P.knowlesi pada manusia, maka beberapa wilayah di Indonesia memiliki semua faktor risiko
untuk dapat terjadi transmis! P.knowlesi yaitu vektor (An. Leucospyrus group) dan pejamu (kera
dan manusia). Selain itu terdapat kesenjangan informasi mengenai P-knowlesi baik ditingkat
global maupun Indonesia, seperti apakah telah terjadi penularan dari manusia ke manusia,
distribusi epidemioiogi kasus P. knowlesi pada manusia dan gejala kKlinis, distribusi infeksi P.
knowiesi pada pejamu primata (kera), jenis anopheles sebagai vektor, kemampuan vektor
menularkan penyakit beserta informasi bionomik dan pengendalian vektor, alat diagnosis cepat
(RDTs) untuk P.knowiesi, metode pengendalian dan pencegahan yang efektif, dan mengetahui
dampak potensial keberlangsungan penularan P.knowiesi pada kesuksesan program eliminasi
malaria secara nasional.
Peta distribusi resiko penularan P.knowlesi berdasarkan modelling yang dibuat oleh
Shearer et al (2016), dimana Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kawasan Bukit Menoreh
dan Sumbawa. Menurut pemetaan resiko penularan P.knowlesi yang dilakukan oleh Singh et al
(2013) dengan melihat sebaran An.leucosphyrus gr. monyet ekor pendek atau panjang (pig-
tailed or long tailed macaques), maka Pulau Sumatera dan Kalimantan menjadi daerah yang
paling berpotensi terjadinya penularan P.knowlesi di indonesia. Tahun 2010 di Pulau
Kalimantan dilaporkan adanya P.knowlesi yang dapat menginfeksi manusia yang sebelumnya
hanya menginfeksi hewan primata/monyet dan sampai saat ini masih dalam penelitian
Berdasarkan pemetaan faktor resiko, surveilans P. knowlesi dilaksanakan dengan kriteria
sebagai berixut :Kabupaten/Kota yang memiliki API <1 % dan yang telah mendapat sertifikat
eliminasi malaria di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Puskesmas dan RSUD sentinel yang
dip berdasarkan jejaring tatalaksana diagnosis dan terapi malaria di tingkat kabupaten/kota
sentinel, Puskesmas dan RSUD yang memiliki SDM yang dapat mendukung pelaksanaan
surveilans P.knowlsi. Puskesmas dan RSUD yang memilki fasiitas pelayanan diagnosis dan
terapi malaria yang dapat mendukung pelaksanaan surveilans P_knowlesi dan dapat melakukan
1pemeriksaan yang diperlukan untuk skrining dan diagnosis kasus suspek P.knowlesi (sediaan
darah tebal tipis dan dried blood spot (DBS) 4 titk pada kertas saring Whatman No.3).
Saat ini data mengenai epidemiologi dan manifestasi klinis P. knowlesi banyak dilaporkan
dari Malaysia, sementara Indonesia belum memiliki data yang lengkap mengenai P. knowlesi,
sehingga BBTKLPP Jakarta melakukan ujicoba surveilans P. knowlesi di Kalimantan Barat dan
Lampung tahun 2022 ini, Tujuan pelaksanaan surveilans P. knowlesi adalah terlaksananya
pengumpulan data P.knowlesi di daerah sentinel, terlaksananya deteksi dan pemeriksaan
spesimen darah penderita P.knowlesi secara cepat dan akurat, tersedianya analisis data
distribusi P knowlesi untuk melengkapi data dasar sebagai bahan advokasi penanggulangan
malaria zoonotic, dan terdiseminasinya hasil analisis/informasi kepada unit terkait
Sebagai langkah awal agar pelaksanaan kegiatan Surveilans plasmodium knowlesi ini
dapat berjalan dengan lancar, BBTKL PP Jakarta perlu melakukan sosialisasi tentang
surveilans plasmodium knowlesi kepada petugas Kesehatan terkait agar meningkat
kapasitasnya dalam metakukan deteksi dini penemuan kasus suspek malaria knowlesi, baik
dari Kinis, berbasis laboratorium dengan metode mikroskopis maupun molekuler, serta mampu
‘segera memutus mata rantai penularan dengan tatalaksana kasus malaria knowiesi.
B, TUJUAN
1. Umum :
Meningkatnya kapasitas petugas dalam upaya penemuan kasus malaria Plasmodium
Knowlesi berbasis laboratorium dan tatalaksana kasus yang tepat di wilayah layanan
BBTKLPP Jakarta sebagai lokus kegiatan Surveilans Plasmodium Knowlesi
2, Khusus :
a. Meningkatnya pengetahuan petugas tentang penyakit malaria plasmodium knowlesi dan
tatalaksana kasus
b. Meningkatnya pengetahuan petugas tentang penemuan kasus malaria plasmogium
knowiesi dengan metode mikroskopis
c. Meningkatnya pengetahuan petugas tentang penemuan kasus malaria plasmodium
knowlesi dengan metode biomolekuler
. Meningkatnya kapasitas petugas dalam melakukan penemuan dini kasus suspek
Plasmodium knowlesi dan dapat melakukan surveilans plesmodium knowlesi seria
identifikasi faktor risiko nya
C. PESERTA
1, Pengelola Program Malaria
2. Pengelola Program Surveilans
3, Pelugas Laboratorium
4, Petugas Medis
Yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung, Dinas Kesehatan Kabupaten terpilin, Puskesmas terpilih, dan BBTKLPP Jakarta
D. NARASUMBER
Nara sumber dan Materi kegiatan Sosialisasi ini adalah :
a) Prof. Dr. dr. Kumnia F.Jamil, M.Kes, Sp.PD, KPTI, FINASIM, pakar dari Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Provinsi Aceh. Materi “Gambaran klinis, Diagnosis dan
Tatalaksana Kasus Plasmodium Knowlesi di Provinsi Aceh”
b) Elizabeth Farah Novita Fourier, Ph.D, Penoliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN.
Materi “Penemuan Kasus Plasmodium Knowlesi dengan metode Mikroskopis”
c) Drh. Rita Marleta Dewi, M.Kes, Peneliti Pusat Riset Biomedis BRIN. Materi “Penemuan
kasus Palsmodium Knowlesi dengan metode Biomolekuler”
d) Tim Kerja Penyakit Tular Vektor, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemkes. Materi :
“Surveilans Plasmodium Knowlesi dan Identifikasi Faktor Risikonya”
2E, PELAKSANA KEGIATAN
Metode : Virtual/ zoom meeting
‘Waktu : 29 September Mei 202, pki. 08.30 - selesai
Sosialisasi diselenggarakan secara dering, keseluruhan narasumber paparan secara virtual,
yang dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab.
Waktu ~— Materi Pembicara Eo
|
08.30- 08.45 | Pembukaan :
‘Sambutan Kepala BBTKLPP Jakarta —_Dr.dr. Irene, MKM
0845-0945 | Gambaran Kilinis, Diagnosis dan | Prof.Dr.drKumia F.Jamil, MKes,
|Tatalaksana_ Kasus Plasmodium | Sp.PD,KPTI, FINASIM
| Knowlesi di Provinsi Aceh
| |
| Penemuan Kasus Plasmodium Knowlesi | E.Farah Novita Fourier, Ph.D
| dengan metode Mikroskopis |
09.45 — 10.45
7045-1145 | Penemuan Kasus Plasmodium Knowlesi | drh. Rita Marleta Dewi, M.Kes
| dengan metode Biomolekuler |
7745-1230 | Survellans Plasmodium Knowlesi dan Tim Kerja Penyakit Tular Vektor |
| Identifikasi Faktor Risikonya Kemenkes
72.30- 13.00 | Diskusi Tanya Jawab
7330-1345 | Penuiup Kepala BBTKLPP Jakarta
F, ANGGARAN .
Biaya penyelenggaraan dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta tahun anggaran 2022, dan DIPA dari masing-
masing satker bagi petugas diluar satker BBTKLPP Jakarta
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan Sosialisasi
‘Survellans Plasmodium Knowlesi yang diselenggarakan oleh BBTKLPP Jakarta tahun 2022.
\, September 2022
STKLPP Jakarta