Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU AGENDA 3

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN

NAMA : PUNGKY WIDAYANTI, A.Md.Kep

ANGKATAN : 211

NDH : 26

KELOMPOK : D

A. IDENTIFIKASI ISU
Berdasarkan pengalaman bekerja selama kurang lebih 5 bulan di Ruang Rawat Inap RSUD
Muntilan, terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan Manajemen ASN, anatara lain:
1. Belum optimalnya oral hygiene pada pasien Stroke dengan ketergantungan total selama
dirumah sakit sampai dengan persiapan perawatan dirumah terhadap terjadinya resiko
infeksi
2. Belum optimalnya kepatuhan jam kunjung keluarga pasien di Ruang Dahlia RSUD
Muntilan
3. Belum optimalnya penerapan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke di Ruang Dahlia
RSUD Muntilan

B. DESKRPSI ISU
1. Belum Optimalnya Oral Hygiene Pada Pasien Stroke Dengan Ketergantungan Total
Selama Dirumah Sakit Sampai Dengan Persiapan Perawatan Dirumah Terhadap
Terjadinya Resiko Infeksi
Oral Hygine merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan mulut,
gigi dan gusi. Tindakan Oral Hygiene mutlak dilakukan oleh perawat untuk menjaga
mulut agar terhindar dari infeksi, membersihkan, dan menyegarkan mulut.
Ketidakmampuan penderita stroke dengan ketergantungan total untuk merawat dirinya
dan melakukan sirkulasi air liur akibatnya bila dibiarkan dapat mengakibatkan mulut
berbau tidak sedap dan dapat pula terjadi infeksi rongga mulut. Oral hygiene sebaiknya
dilakukan minimal 2 kali sehari, namun pada kenyataannya oral hygiene sering kali
tidak dilakukan. Didapatkan data total jumlah pasien stroke selama bulan Agustus 2022
sebanyak 20 pasien, dari 20 pasien stroke didapatkan pasien stroke dengan
ketergantungan total sebanyak 10 pasien. Dari 10 pasien ketergantungan total yang
tidak dilakukan oral hygiene sebanyak 8 pasien. Saat pasien pulang kurang diberikan
edukasi untuk dilakukan Oral Hygiene.
Dampak jika tidak dilakukan oral hygiene pada pasien stroke dengan
ketergantungan total, anatara lain:
1. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik di
bidang kesehatan
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada aparatur
penyelenggara Negara
3. Meningkatnya insiden infeksi nosokomial
4. Tidak tercapai tujuan utama pelayanan kesehatan yaitu memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan berkualitas

2. Belum Optimalnya Kepatuhan Jam Kunjung Keluarga Pasien


Setiap rumah sakit mempunyai peraturan yang harus ditaati oleh setiap pasien
atau pengunjung, contohnya saja jam kunjung. Jam kunjung di RSUD Muntilan
pada hari senin-sabtu pada pukul 16.00-18.00 WIB, hari minggu/ libur
nasional pukul 11.00-12.00 dan pukul 16.00-18.00 WIB. Adapun tata tertib yang
diberlakukan bagi penunggu/pengunjung pasien, yaitu: Penunggu pasien dalam kondisi
kritis atau emergency maksimal 2 (dua) orang. Penunggu pasien tidak kritis atau tidak
emergency maksimal 1 (satu) orang. Pengunjung masuk ruang perawatan secara
bergiliran maksimal 2 (dua) orang. Pengunjung yang berusia dibawah 12 tahun tidak
diperbolehkan masuk di ruang perawatan. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk
ruang perawatan apabila jam kunjung telah habis. Edukasi dan informasi hak dan
kewajiban pasien sudah diberikan kepada pasien arau kelurga oleh petugas. Namun
pada kenyataannya, hal tersebut sering diabaikan, dengan masuknya pengunjung
berusia dibawah 12 tahun, maksimal penunggu dan pengunjung yang melebihi
ketentuan dan kunjungan pasien diluar jam kunjung.
Dampaknya jika masalah tidak terselesaikan menyebabkan kebutuhan tidur
dan waktu istirahat pasien yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kondisi kesehatan
pasien, serta dapat mengganggu pelaksanaan pelayanan keperawatan.

3. Belum Optimalnya Penerapan Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke di Ruang
Dahlia RSUD Muntilan
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
darah ke bagian otak. Stroke mempunyai manifestasi klinis yang umum terjadi pada
penderita stroke yaitu kehilangan motorik, kehilangan komunikasi, gangguan persepsi,
kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik dan disfungsi kandung kemih.
Latihan Range of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam
proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya
kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi
fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi
pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien
paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan
pasien pada keluarga. Pemberian latihan ROM dengan durasi waktu 15-35 menit
dilakukan dua kali sehari setiap pagi dan sore.
Kondisi saat ini penerapan ROM pada pasien stroke belum optimal dilakukan
oleh perawat, selain itu kolaborasi dengan tim Rehabmedik belum optimal dilakukan
setiap hari karena keterbatasan tenaga. Dengan kondisi ini seharusnya perawat mampu
melakukan ROM kepada pasien stroke.
Dampak jika masalah tidak terselesaikan terhadap pelaksanaan Range of
Motion pada pasien stroke yaitu adanya resiko decubitus, menurunnya kekuatan otot
pasien dan tidak tercapinya pelayanan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai