Oleh :
dr. L.M. Syahrial
NDH : 35
Oleh :
COACH, MENTOR,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Syahruddin Nurdin, SE
Pembina Utama Muda, Gol. IV/C
NIP. 19660621 199012 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Hasil Aktualisasi yang berjudul “Peningkatan
kepatuhan penjaga pasien melalui penerapan sop tata tertib di ruangan isolasi Covid 19
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari” dapat tersusun dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk setiap pihak yang mendukung baik berupa
bantuan ataupun doa dalam penyusunan hasil aktualisasi ini. Terkhusus penulis sampaikan terima kasih
kepada :
1. Pemerintah Kota Kendari atas segala dukungan yang menyetujui untuk dilaksanakan Pelatihan
Dasar CPNS Tahun 2021;
2. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Kendari yang
telah mendukung kegiatan pendidikan dan latihan dasar CPNS
3. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memfasilitasi dan arahan kegiatan berlangsung;
4. Ibu dr. Hj. Rosita selaku mentor yang telah memberi bimbingan, dukungan dan arahan kepada
penulis sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan;
5. Ir. Hj. Ikah Atikah, MP selaku coach yang telah bersedia meluangkan waktu dalam membimbing
serta memberi arahan dan dukungan kepada penulis;
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat;
7. Seluruh jajaran dan Staff Kantor BKPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah membantu
kami dalam pelaksanaan Latsar;
8. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa kepada penulis;
9. Semua teman-teman Latsar CPNS Golongan III Angkatan CIX dan Pengasuh;
10. Semua pihak yang ikut serta mendukung dalam pembuatan Rancangan Aktualisasi ini
Penulis menyadari masih banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun. Demikianlah semoga aktualisasi ini memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Kendari
Kepada Direktur RS
RS)
vi
Gambar 4.6 Lembar Pernyataan Dukungan 61
Aktualisasi
Kendari)
Mentor
Keperawatan
SOP
vii
Gambar 4.13 SOP Tata Tertib Penjaga Pasien Di 70
Kota Kendari
viii
Gambar 4.20 Banner Materi Sosialisasi SOP Tata 81
Pasien
Perawat
Perawat
Kota Kendari
Isolasi Covid 19
ix
Yang Akan Dirawat Di Perawatan
Kendari
x
DAFTAR TABEL
dasar ANEKA
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya. (Sistem Kesehatan Nasional, 2009).
Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Severe acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS – Cov 2). SARS – Cov
2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gejala umum infeksi Covid 19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, China. Pada tanggal 7
Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus.
Pada Tanggal 30 Januari 2020WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai kedaruratan
Kesehatan masyarakat dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid
19 sebagai pandemi.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat dan menyebar ke berbagai
negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 17 Juni 2021, tercatat 177.880.699
orang yang terinfeksi dengan 3.850.452 orang yang meninggal dunia. Indonesia
melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar
dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 17 Juni 2021,
Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 1.950.276 kasus positif dengan 53.753
orang meninggal dunia.
Dilihat dari situasi penyebaran Covid 19 yang sudah menjangkau seluruh wilayah
provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin
meningkat dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan
keamanan serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah
menetapkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang penetapan bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai bencana nasional.
Sampai saat ini, situasi Covid 19 di tingkat global maupun nasional masih dalam
risiko sangat tinggi. Dunia dihadapkan pada kenyataan untuk mempersiapkan diri hidup
berdampingan dengan Covid 19. Oleh karenanya diperlukan pedoman dalam upaya
pencegahan dan pengendalian Covid 19 terutama di fasilitas kesehatan yang sangat
rentan untuk terjadinya penularan.
Ruangan Perawatan Isolasi Covid 19 RSUD Kota Kendari adalah salah satu unit
pelayanan terpadu yang baru diresmikan dan penggunaannya untuk merawat pasien
2
Covid 19 dilakukan sejak Bulan Januari Tahun 2021. Karena merupakan sebuah unit
pelayanan yang baru saja dibuka maka masih ada beberapa perbaikan yang perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan. Ruangan perawatan Isolasi Covid 19
adalah ruangan yang sangat Infeksius dan rawan terjadi penularan silang baik dari pasien
ke penjaga/keluarga pasien, penjaga pasien ke masyarakat umum, maupun pasien ke
petugas Kesehatan. Untuk meminimalisir terjadinya penularan terutama dari penjaga
pasien ke masyarakat umum, maka dibuat aturan yaitu 1 orang pasien maksimal penjaga
pasien 1 orang sejak awal dirawat hingga pasien keluar Rumah Sakit. Namun masih
ditemukan ketidakpatuhan penjaga pasien yang mendampingi pasien positif Covid 19
yang masih berganti – ganti sehingga resiko penularan Covid 19 dari penjaga pasien ke
masyarakat umum masih sangat rawan terjadi.
Diharapkan setelah adanya aktualisasi ini maka dapat meningkatkan pelayanan di
ruangan Isolasi Covid 19 dan penularan Covid 19 dari penjaga pasien ke masyarakat
dapat diminimalisir.
1.2 Tujuan
- Tujuan Umum
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III
adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Mengidentifikasikan
Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI serta
mengaktualisasikannya.
- Tujuan Khusus
Terlaksananya penerapan SOP Tata Tertib penjaga pasien di ruangan Isolasi
Covid 19 RSUD Kota Kendari dalam rangka peningkatan kepatuhan penjaga
pasien.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukan aktualisasi ini adalah
1. Bagi penulis
Penulis mampu mengimplementasikan Nilai-nilai Dasar ASN pada
instansi kerja sesuai dengan tupoksinya
3
2. Bagi unit kerja
• Terwujudnya visi misi rumah Sakit
• Meningkatkan kualitas kerja Rumah Sakit
3. Bagi masyarakat
Meminimalisir tingkat penularan Covid 19 pada masyarakat.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Ruang lingkup kegiatan ini yaitu implementasi nilai dasar ASN yang akan
dilaksanakan sejak tanggal 25 Juni – 31 Juli2021 meliputi 5 kegiatan yaitu :
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI , KONSEP NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
5
2.1.2 Struktur Organisasi
6
2.1.3 Visi, Misi, Moto dan Nilai Dasar
- Visi
“ RUMAH SAKIT PILIHAN MASYARAKAT "
- Misi
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan pelayanan yang
bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh masyarakat.
b. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari menjadi
rumah sakit mitra keluarga.
Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non medis serta
penunjang medis, agar tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi petugas,
pasien dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya.
- Motto
“ SENYUM, SALAM, SAPA, SANTUN, SABAR DAN EMPATI”
( 5S + 1E ) “
- Nilai Dasar
a. Kejujuran
b. Keterbukaan
c. Kerendahan hati
d. Kesediaan melayani
e. Kerja keras
f. Kasih Sayang
g. Loyalitas
2.1.4 Tupoksi Organisasi
1. Tugas
a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
rumah sakit.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka RSUD kota Kendari
bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dan berfungsi :
7
a. Menyelenggarakan pelayanan medis
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis &non medis
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
e. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan
2.1.5 Tupoksi Dokter
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139
Tahun 2003 Tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya dalam Pasal
4, tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.5
Jenjang jabatan dokter adalah Dokter pertama, Dokter muda, Dokter madya,
serta Dokter utama. Rincian kegiatan dokter sesuai dengan jenjang jabatan saya
sebagai Dokter pertama adalah sebagai berikut:5
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
tingkat pertama
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
8
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayanai atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum komplek tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan /on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
2.1.6. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun 2020
sebanyak 672 terdiri dari 258 PNS dan 394 Non PNS, 14 Partime dan 6
PNS Luar, meliputi :
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Kesehatan dengan berbagai profesi
c. Tenaga Administrasi Umum
9
2.1.7 Identifikasi Isu Dan Penetapan Isu
1. Identifikasi Isu
Ruangan isolasi Covid 19 adalah salah satu unit pelayanan di RSUD Kota
Kendari. Ruangan ini merupakan ruangan khusus yang sangat infeksius yang
merawat pasien - pasien dengan dicurigai Covid 19 maupun Covid 19
terkonfirmasi. dan membutuhkan beberapa aturan di dalamnya. Berikut beberapa
isu mengenai pelayanan di ruang isolasi Covid 19 antara lain :
10
pasien dan dilakukan. Tindakan
Tindakan (Inform yang akan
yang akan Consent) dilakukan.
dilakukan.
(Inform
Consent)
3 Melakukan Pelayanan Terkadang Tersedianya Masih
tindakan Publik masih seluruh obat didapatkan
khusus tingkat didapatkan – obatan adanya obat
sedang oleh adanya obat yang – obatan
dokter umum – obatan dibutuhkan tertentu yang
tertentu oleh pasien tidak
yang selama masa tersedia bagi
stoknya pengobatan. pasien.
tidak
tersedia
disaat
pasien
membutuhk
an obat
tersebut.
2. Penetapan isu
11
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
12
Tabel 2.2. Analisis isu melalui pendekatan APKL
Pendekatan APKL
Total
NO Identifikasi Isu A P K L
Score
1 Kurang patuhnya penjaga pasien mengenai resiko 4 4 5 5 18
penularan Covid 19 di masyarakat
KETERANGAN :
A = Aktual
P = Problematik
K = Khalayak
L = Layak
Dari hasil analisis diatas ditetap kan isu utama yakni : Kurang patuhnya
penjaga pasien mengenai resiko penularan Covid 19 di masyarakat
Tabel 2.3 Tabel Identifikasi Isu keterkaitan Dengan Agenda III
Keterkaitan Dengan
14
2. Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu ”Kurang patuhnya Penjaga pasien mengenai
resiko penularan Covid 19 di masyarakat” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
15
2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
• Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi
sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas
terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
16
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh
sebagian orang
j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.
• Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
17
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini
jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini
sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh
pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang
diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik
seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah diatur
dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan
dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila
• Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi
yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
18
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
• Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin mutu
yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
19
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN
RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner)
atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.
20
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi
kualitas pelayan, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan
tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan
perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu
harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi,
untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill
Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses,
organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan
ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus
ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan
kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan
peraturan perundang-undangan.
• Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
21
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang.
Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan
dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
22
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu
memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan
kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian
dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan
tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang
ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang
adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu
ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa
seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara public
.
23
• Kedudukan dan Peran ASN
1. Whole Of Goverment
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat
dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah
serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses
yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara
penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan
bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
24
yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat
dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang
menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus
Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan
baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik
berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum; kesamaan hak; keseimbangan hak
dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompokrentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari
pelayanan public adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
25
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundangundangan sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian;
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
26
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
“Tersedianya Tata Tertib penjaga pasien di ruangan Isolasi Covid 19 RSUD Kota
Kendari”
”
27
Tabel 3.1. Rancangan Aktualisasi dan Analisis Dampak “Menggalang Dukungan Kegiatan”
d. Komitmen Mutu
Konsultasi dilakukan
29
secara langsung agar
komunikasi berjalan
efektif
e. Anti Korupsi
Dalam melakukan konsultasi
menerapkan nilai-nilai
kejujuran
2. Menyampaikan - Mendapat a.Akuntabilitas:
rencana kegiatan saran-saran dari Dalam menyampaikan
yang akan pimpinan, rencana kegiatan dilakukan
dilaksanakan dokumentasi dengan prinsip kejelasan
kepada pimpinan dan kesesuaian materi
dengan tujuan
b. Nasionalisme
Dalam konsultasi dengan
atasan diperoleh mufakat
c. Etika Publik Peserta
melakukan konsultasi
dengan ramah dan sopan
santun kepada pimpinan
30
d. Komitmen Mutu
Konsultasi dilakukan
dengan jelas dan sesuai
dengan isu yang diangkat
e. Anti Korupsi
Dalam menyampaikan
rencana kegiatan
menerapkan nilai-nilai
Kejujuran
31
3. Memohon Mendapat a. Akuntabilitas
persetujuan dari persetujuan dari Rencana kegiatan bisa
pimpinan pimpinan, dipertanggungjawaban oleh
dokumentasi peserta
b. Nasionalisme
Penulis mendapat
persetujuan pimpinan
c. EtikaPublik
Melakukan komunikasi
dengan ramah dan sopan
santun kepada pimpinan
d. Komitmen Mutu
Rencana kegiatan yang siap
dipresentasikan akan
mendapat persetujuan
pimpinan
e. Anti Korupsi
Rencana kegiatan harus
mendapat persetujuan pimpinan
sebelum dipresentasikan
32
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan : Adanya beberapa rencana kegiatan yang tidak disetujui oleh pimpinan Dampak bila kegiatan
tidak terlaksana : Kegiatan tidak dapat berjalan lancar Alternatif Solusi : Pendekatan personal melalui komunikasi efektif bila ada
beberapa rencana kegiatan yang tidak disetujui
33
Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi dan Analisis Dampak ”Menyusun SOP Tata Tertib Penjaga Pasien Covid 19”
2. Menyusun 1.Konsultasi • Diperolehnya a. Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini
SPO Tata dengan Kepala saran dan Dalam melakukan memenuhi visi dan mendukung
Tertib Rumah Sakit, masukan dari konsultasi dengan misi rumah sakit pelaksanaan tata
Penjaga Kabid Pelayanan Kepala atasan, memberikan Meningkatkan nilai rumah sakit
Pasien di Medik dan Rumah rencana, tujuan dan pelayanan Keterbukaan dan
Ruangan penanggung jawab Sakit, Kabid alasan yang benar dan kesehatan dengan Kesediaan melayani
Isolasi Covid ruangan rawat inap Pelayanan tepat mengenai rencana menciptakan
19 RSUD Isolasi Covid 19 Medik dan kegiatan pelayanan yang
Kota Kendari penanggung b. Nasionalisme bermutu, cepat,
jawab ruangan Dalam konsultasi dengan tepat
Rawat inap atasan diperoleh mufakat
c. Etika Publik
• dokumentasi Dalam konsultasi dengan
atasan dilakukan dengan
sikap yang sopan dan
santun
d. Komitmen Mutu :
Dalam melakukan
konsultasi
dilakukan secara
34
langsung agar
komunikasi
berjalan efektife.
e. Anti Korupsi
Dalam melakukan
konsultasi
menerapkan nilai-
nilai kejujuran
f. Manajemen ASN
Dalam melakukan
konsultasi dengan
Pimpinan menghasilkan
arahan dan perintah
atasan yang akan
dilaksanakan
35
2. Menyusun Tersedianya a. Akuntabilitas
Rancangan SOP rancangan SOP Dalam menyusun rancangan
Tata Tertib Penjaga Tata Tertib SOP dilakukan dengan
Pasien di Ruangan Penjaga Pasien prinsip kejelasan dan
Isolasi Covid 19 di Ruangan kesesuaian materi dengan
RSUD Kota Isolasi Covid 19 tujuan
Kendari RSUD Kota b. Nasionalisme
Kendari disiplin dan jujur dalam
penyusunan rancangan SOP
sebagai bentuk nasionalisme
c. Etika Publik
Dalam menyusun rancangan
SOP dilakukan dengan
memperhatikan saran
d. Komitmen Mutu
Dalam penyusunan rancangan
SOP referensi yang digunakan
adalah referensi terbaru dan
relevan yang sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit
36
e. Anti Korupsi
Dalam melakukan konsultasi
menerapkan nilai-nilai
kejujuran
37
d. Komitmen Mutu
Referensi yang digunakan
adalah referensi terbaru dan
relevan yang sesuai dengan
kebutuhan SPO
e. Anti Korupsi
Penulis menuliskan hal
sebenarnya yang bersumber
dari referensi terpercaya
pengetahuan mengenai SPO
Tata Tertib pasien
f. Manajeman ASN
Mencari referensi sebagai
bentuk peningkatan kompetensi
bagi petugas guna
meningkatkan kompetensi.
38
d. Komitmen Mutu
Referensi yang digunakan
adalah referensi terbaru dan
relevan yang sesuai dengan
kebutuhan SPO
e. Anti Korupsi
Penulis menuliskan hal
sebenarnya yang bersumber
dari referensi terpercaya
pengetahuan mengenai SPO
komunikasi terapeutik
f. Manajeman ASN
Mencari referensi sebagai
bentuk peningkatan kompetensi
bagi petugas guna
meningkatkan kompetensi.
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan : Adanya beberapa sejawat dalam unit kerja yang kurang merespon rencana kegiatan Pembuatan
SPO Penjaga pasien di ruangan Isolasi Covid 19 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya Standar Operasional Prosedur
yang menjadi acuan bagi tenaga kesehatan di Ruang Perawatan Isolasi Covid 19 sehingga tidak adanya mutu kualitas pelayanan.
Alternatif Solusi : Dengan membuat SPO Penjaga pasien dan disahkan maka akan menjadi Sumber acuan pelaksanaan tindakan bagi tenaga
Kesehatan di ruangan Isolasi Covid.
39
Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi dan Analisis Dampak ”Membuat Poster dan Kartu Penjaga Pasien”
3. Membuat 1. Konsultasi Diperolehnya a. Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini
Poster dan dengan mentor masukan dan Dalam melakukan konsultasi memenuhi visi dan mendukung
Banner Tata terkait isi dari saran dari dengan mentor, memberikan misi rumah sakit pelaksanaan tata
Tertib poster dan Banner mentor tentang rencana, tujuan dan alasan Meningkatkan nilai rumah sakit
Penjaga isi dari poster yang benar dan tepat pelayanan Keterbukaan dan
Pasien di dan Banner mengenai rencana kegiatan kesehatan dengan Kesediaan melayani
Ruangan b. Nasionalisme menciptakan
Isolasi Covid Tidak memaksakan kehendak pelayanan yang
19 RSUD saat mengajukan gagasan bermutu, cepat,
kota Kendari c. Etika Publik tepat
Ramah dan sopan saat
mengemukakan pendapat
d. Komitmen Mutu
Dalam melakukan konsultasi
dilakukan secara langsung
agar komunikasi berjalan
efektif
e. Anti Korupsi
Saya jujur dalam
mengemukakan pendapat
40
2. Merancang Adanya Desain a. Akuntabilitas
Desain Poster dan poster dan Saya akan bertanggung jawab
Banner Banner yang dalam pembuatan desain poster
akan dicetak dan Banner
b. Nasionalisme
Saya akan Amanah dalam
pembuatan desain
c. Etika Publik
Saya akan cermat dalam
membuat desain.
d. Komitmen Mutu
Saya akan melakukan
efektifitas dalam pengerjaan
desain.
e. Korupsi
Saya akan bekerja keras demi
terciptanya desain poster dan
Banner yang bagus dan
menarik
41
3. Mencetak Poster Adanya bukti a. Akuntabilitas
dan Banner fisik berupa Dalam melakukan pencetakan
poster dan poster, dilakukan dengan
Banner yang kejelasan target kapan akan
sudah tercetak selesai.
b. Nasionalisme
Dalam mencetak poster
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
c. Etika Publik
Dalam mencetak poster, tidak
menggunakan kata – kata yang
provokatif.
d. Komitmen Mutu
Melakukan efisiensi
penggunaan anggaran dalam
pencetakan.
e. Anti Korupsi
Bersifat jujur dan transparan
mengenai besaran biaya yang
dikeluarkan.
42
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan : Desain poster yang dibuat tidak menarik Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya
pedoman bagi penjaga pasien yang dapat dibaca secara jelas dan tidak adanya kartu penjaga pasien sebagai alat monitoring penjaga pasien
Alternatif Solusi : Menawarkan beberapa desain poster yang dapat dijadikan acuan.
43
4. Sosialisasi 1.Koordinasi Terlaksananya a. Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan
akan ini
SOP dan Tata dengan koordinasi Menerapkan nilai
memenuhi mendukung
Tertib penanggung dengan partisipatif dalam bekerja
visi dan misi pelaksanaan tata
jawab ruang penanggung sama
rumah sakit nilai rumah sakit
Rawat inap jawab b. Nasionalisme
Meningkatkan Keterbukaan dan
mengenai Instalasi rawat Mengedepankan
pelayanan Kesediaan
sosialisasi inap, tenggang rasa, persatuan
kesehatan melayani
SOP Tata Tertib dokumentasi dalam melakukan
dan
penjaga pasien sosialisasi
Meningkatkan
c. Etika Publik SDM, sarana dan
Menerapkan sopan
prasarana medis
santun dan saling
serta non medis
menghormati dalam
serta penunjang
melakukan sosialisasi
medis, agar
d. Komitmen Mutu tercipta kondisi
Efektif dan efisien dalam yang aman
melakukan sosialisasi
e. Anti Korupsi
Menerapkan nilai
kejujuran dan adil dan
bertanggung jawab
44
dalam sosialisasi
2. Mempersiapkan - Referensi a. Akuntabilitas
materi sosialisasi materi SOP Tata Materi sosialisasi
SOP Tata Tertib Tertib penjaga diperoleh dari referensi
penjaga pasien pasien diperoleh yang jelas
dengan referensi b. Nasionalisme
terbaru, Pengumpulan materi
-dokumentasi dilakukan dengan ikhlas
dan penuh tanggung
jawab
c. Etika Publik
Menerapkan keikhlasan
dalam proses persiapan
materi
d. Komitmen Mutu
Efektif dan efisien dalam
mengumpulkan materi
e. Anti Korupsi
Menerapkan nilai kejujuran, adil
dan bertanggung jawab dalam
pengumpulan referensi
45
3. Mempersiapkan • Tersedianya a. Akuntabilitas
di ruangan b. Nasionalisme
• dokumentasi dipresentasikan
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
benar. Dalam penyiapan
sarana dan prasarana saling
bekerja sama.
c. Etika Publik
Menerapkan sikap sopan
santun dan saling
menghormati.
d. Komitmen Mutu
Efektif dan efisien dalam
bekerja
e. Anti Korupsi
Menerapkan nilai kejujuran,
46
adil, dan bertanggung jawab
dalam melakukan sosialisasi.
a. Akuntabilitas
4. Melaksanakan
Pelaksanaan sosialisasi
kegiatan Sosialisasi
• Terdapatnya dilakukan dengan penuh
SPO penjaga pasien
bukti foto tanggung jawab
pada dokter dan
dan absensi b. Nasionalisme
perawat jaga
kegiatan Hormat menghormati dalam
sosialisasi, pelaksanaan sosialisasi
• dokumentasi c. Etika Publik
Menerapkan sopan santun dan
saling menghormati dalam
kegiatan sosialisasi
d. Komitmen Mutu
Teliti, cermat dan sesuai
prosedur
e. Anti Korupsi
Menerapkan sikap
bertanggung jawab dalam
pelaksanaan kegiatan
Sosialisasi
47
➢ Analisis Dampak : Adanya peserta yang telah diberi undangan mengalami kesibukan dan kurang merespon kegiatan sosialisasi
➢ Perkiraan Hambatan: Kurangnya peningkatan pemahaman perawat tentang SOP Tata Tertib penjaga pasien
➢ Alternatif Solusi : Pendekatan personal dengan memberikan penjelasan tentang penerapan Tata Tertib penjaga pasien sesuai SOP
48
Tabel 3.5 Rancangan Aktualisasi dan Analisis Dampak “Monitoring dan Evaluasi”
5. Melakukan 1. Membuat - Tersedianya a. Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini
Monitoring instrument evaluasi instrument Instrumen evaluasi tersedia memenuhi visi mendukung
dan Evaluasi evaluasi dengan baik dan misi pelaksanaan tata
- Dokumentasi b. Nasionalisme rumah sakit nilai rumah sakit
Disiplin dalam pembuatan Meningkatkan kejujuran,
instrumen evaluasi pelayanan Keterbukaan dan
c. Etika Publik kesehatan Kesediaan
dan
Terbuka dalam melakukan melayani
Meningkatkan
pembuatan instrument
SDM, sarana dan
evaluasi
prasarana medis
d. Komitmen Mutu
serta non medis
Melakukan inovasi dalam
serta penunjang
pembuatan instrument
medis, agar
evaluasi
tercipta kondisi
e. Anti Korupsi
yang aman
Kerja keras dalam
penyelesaian pembuatan
instrument
49
2. Melakukan Adanya a. Akuntabilitas
evaluasi monitoring Bertanggung jawab dalam
harian penjaga evaluasi harian dan
pasien di mingguan
ruangan Isolasi b. Nasionalisme
Covid 19 Bekerja sama Bersama
- Dokumentasi dokter dan perawat yang lain
dalam melakukan evaluasi
c. Etika Publik
Jujur dan terbuka dalam
melakukan evaluasi
d. Komitmen Mutu
Memiliki sikap responsive
dan berorientasi mutu dalam
melakukan evaluasi
e. Anti Korupsi
Jujur dalam melakukan
evaluasi
50
3. Membuat laporan Tersedianya a. Akuntabilitas
evaluasi laporan evaluasi Bertanggung jawab dalam
membuat laporan evaluasi
b. Nasionalisme
Bekerja sama Bersama
dokter dan perawat yang lain
dalam melakukan laporan
evaluasi
c. Etika Publik
Jujur dan terbuka dalam
melakukan laporan evaluasi
d. Komitmen Mutu
Memiliki sikap responsive
dan berorientasi mutu dalam
melakukan laporan evaluasi
e. Anti Korupsi
Jujur dalam melakukan
laporan evaluasi
51
3. 3 Estimasi Biaya Kegiatan
52
3.4 Jadwal Kegiatan
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah kota Kendari sejak tanggal 25 Juni hingga tanggal 31 Juli 2021.
NO KEGIATAN 25
JUNI JULI
26
27
28
29
30
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 Menggalang
dukungan kegiatan
2 Menyusun SOP
Tata Tertib penjaga
pasien
3 Membuat poster
dan kartu penjaga
pasien
4 Sosialisasi SOP
Tata Tertib penjaga
pasien
5 Monitoring dan
Evaluasi
53
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
4.1. Kendala dan Antisipasi
Kegiatan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan di Ruang Amarilis (Perawatan
Covid 19) RSUD Kota Kendari dan IGD Covid 19 RSUD Kota Kendari mulai tanggal
29 Juni 2021 – 31 Juli 2021. Dalam pelaksanaannya kegiatan aktualisasi terdapat
kendala yang dihadapi yaitu saat sosialisasi mengenai SOP tata tertib penjaga pasien
di ruangan isolasi covid 19 RSUD Kota Kendari bertepatan dengan puncak pandemi
Covid 19 yang mengakibatkan sosialisasi tidak dapat dilakukan langsung dengan
menghadirkan banyak orang secara bersamaan dalam suatu ruang tertutup mengingat
penularan Covid 19 varian delta yang begitu cepat menular. Dikarenakan pandemi
Covid 19, penulis mengambil Langkah antisipasi sosialisasi yaitu melakukan kegiatan
dengan mengikuti jadwal shift dokter dan perawat agar kegiatan sosialisasi dapat
terlaksana dengan baik.
4.2. Hasil Aktualisasi
Implementasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bentuk
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) pada Instalasi Rawat Inap Amarilis RSUD Kota Kendari ini memiliki tujuan
yaitu, peserta mampu menerapkan nilai - nilai ANEKA yang telah dipelajari selama
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan mampu menganalisis dampak
penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan yang telah dirancang. Adapun
kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan mulai tanggal 7 Juni s/d 28 Juli 2021. Dengan
penyelesaian kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan maka peserta dapat mengerti dan
dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dalam setiap
kegiatan dan keputusan yang akan diambil tidak hanya untuk aktualisasi “Peningkatan
Kepatuhan Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi Covid 19 RSUD Kota Kendari” tetapi
dalam bertindak kedepannya sebagai Aparatur Sipil Negara. Pelaksanaan nilai – nilai
dasar profesi ASN ini dilaksanakan sebagai berikut :
54
Tabel 4.1 Realisasi kegiatan yang dilaksanakan pada tahap aktualisasi dan
habituasi nilai – nilai dasar ANEKA
55
5. Melakukan Monitoring 17 Juli – 02 Diperoleh data Terlaksana
dan Evaluasi Agustus mengenai
2021 evaluasi
penjaga pasien
di Ruangan
Isolasi Covid
19 RSUD
Kota Kendari.
3. Lembar asistensi
1. Deskripsi Kegiatan
56
juga persetujuan dari mentor dan kabid tata usaha mengenai pelaksanaan
aktualisasi.
57
Gambar 4.2 Kegiatan pertemuan dan konsultasi dengan Direktur RS dalam
rangka paparan peserta aktualisasi untuk memperoleh dukungan kegiatan
aktualisasi.
• Akuntabilitas
• Nasionalisme
• Etika Publik
• Komitmen Mutu
• Anti Korupsi
58
Dalam menyusun agenda dan jadwal konsultasi dengan atasan saya
mengedepankan kedisplinan dan kejujuran dengan melaksanakan jadwal
konsultasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
59
a. Akuntabilitas
Dalam menyampaikan rencana kegiatan telah dilakukan dengan prinsip
kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan.
b. Nasionalisme
Penulis menyampaikan rencana kegiatan konsultasi dengan pimpinan,
dari hasil pertemuan diperoleh mufakat
c. Etika Publik
konsultasi telah dilaksanakan dengan berorientasi nilai ramah dan sopan
santun kepada pimpinan
d. Komitmen Mutu
Konsultasi dilaksanakan dengan jelas dan sesuai dengan isu
yang diangkat
e. Anti Korupsi
Dalam menyampaikan rencana kegiatan menerapkan nilai-nilai kejujuran
60
Gambar 4.6 Lembar pernyataan dukungan mentor terhadap
pelaksanaan aktualisasi
61
Gambar 4.8 Catatan bimbingan aktualisasi mentor
a. Akuntabilitas
Rencana kegiatan telah disampaikan kepada pimpinan
sebagai bentuk Pertanggungjawaban oleh penulis
b. Nasionalisme
62
3. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan nilai organisasi
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Pembuatan rencana awal kegiatan berupa konsultasi berjenjang kepada
pimpinan mulai dari mentor sekaligus kepala seksi pelayanan, dan
Direktur rumah sakit berfungsi untuk menjadikan semua tahapan
kegiatan menjadi lebih terarah. Sehingga tujuan dalam kegiatan ini yaitu
mendapatkan saran dan persetujuan dari pimpinan menjadi terwujud
b. Dampak Negatif
Kesibukan para unsur pimpinan dan mentor yang cukup padat terkait
dengan tupoksi sebagai ASN menyebabkan rencana kegiatan tidak
terlaksana sesuai jadwal
d. Solusi pemecahan masalah
63
Selalu berusaha mengkonfirmasi kepada para pimpinan dan mentor dalam
membuat jadwal yang tepat dalam proses bimbingan
3. Lembar Asistensi
1. Deskripsi Kegiatan
64
Gambar 4.9 Kegiatan konsultasi dengan Mentor (dr. hj. Rosita)
mengenai SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi Covid 19.
65
Gambar 4.11. Rancangan SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan
Isolasi Covid 19 yang sudah disetujui oleh Mentor, Kabag. Tata Usaha,
Kabid. Keperawatan.
66
a. Akuntabilitas
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu :
Konsultasi telah dilakukan secara langsung sehingga komunikasi dapat
berjalan efektif
e. Anti Korupsi
67
b. Menyusun Rancangan SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi
Covid 19 RSUD Kota Kendari
68
a. Akuntabilitas
Dalam menyusun rancangan SPO telah dilakukan dengan prinsip
kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu
e. Anti Korupsi
69
Gambar 4.13 SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi
Covid 19 RSUD Kota Kendari yang telah disahkan oleh Direktur RSUD Kota
Kendari.
a. Akuntabilitas
d. Komitmen Mutu
Penerapan SPO dengan efektif dan efisien sesuai tujuan yang ingin
dicapai SPO
e. Anti korupsi
Melaksanakan SPO dengan jujur
70
3. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi :
Kegiatan ini akan memenuhi visi dan misi rumah sakit Meningkatkan
pelayanan kesehatan dengan menciptakan pelayanan yang bermutu, cepat,
tepat
Kontribusi Pencapaian Nilai-Nilai Organisasi :
4. Analisis Dampak
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini maka SOP Tata Tertib Penjaga Pasien
di Ruangan Isolasi covid 19 menjadi baku dan menjadi acuan dalam
melakukan tindakan di ruangan serta dapat meminimalisir terjadinya
infeksi silang.
Dampak Negatif
Apabila SOP tidak dibuat maka tidak ada acuan/ dasar bagi petugas dalam
melakukan penertiban terhadap penjaga pasien di ruangan perawatan yang
sering berganti – ganti dan dapat menjadi masalah di kemudian hari.
Permasalahan yang dihadapi
Kesibukan para pihak terkait dan mentor yang cukup padat terkait dengan
tupoksi sebagai ASN menyebabkan rencana kegiatan tidak terlaksana
sesuai jadwal
Solusi pemecahan masalah
71
Judul Kegiatan 3 Membuat Poster dan Banner
Tata Tertib Penjaga Pasien
1. Deskripsi Kegiatan
Setelah SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi Covid 19 telah
terbentuk dan disahkan oleh Direktur RSUD Kota Kendari, maka Langkah
selanjutnya yang dilakukan penulis adalah merancang desain poster dan
banner serta konsultasi dengan mentor mengenai rancangan desain poster dan
banner tersebut. Setelah disetujui, penulis kemudian mencetak poster dan
banner tersebut kemudian memasangnya di area yang mudah terlihat di
RSUD Kota Kendari.
72
2. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
a. Akuntabilitas
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu :
Konsultasi dilakukan secara tepat dan jelas sehingga komunikasi dapat
berjalan efektif
e. Anti Korupsi
73
Kegiatan konsultasi telah diterapkan nilai-nilai kejujuran
a. Akuntabilitas
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
74
Dalam membuar rancangan desain Poster dan Banner, penulis terbuka
dan jujur dalam memberikan informasi
d. Komitmen Mutu :
Isi desain Rancangan Poster dan Banner yang akan dicetak dibuat
dengan kreatifitas yang baik
e. Anti Korupsi
Desain yang akan dicetak dibuat dengan jujur dan bertanggung jawab
c. Mencetak Poster dan Banner Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi
Covid 19
Gambar 4.16. Banner Tata Tertib Penjaga Pasien yang sudah dicetak
dan dipasang di pintu masuk IGD Covid RSUD Kota Kendari
75
Gambar 4.17 Proses pemasangan Poster Tata Tertib Penjaga
Pasien Ruangan Isolasi Covid 19 di depan ruangan Perawatan Covid Amarilis
76
Gambar 4.18. Poster Tata Tertib Penjaga Pasien yang telah tertempel
di Ruangan Perawatan Covid Amarilis
a. Akuntabilitas
b. Nasionalisme
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu :
Isi desain Rancangan Poster dan Banner yang akan dicetak dibuat
dengan kreatifitas yang baik
e. Anti Korupsi
77
Desain yang akan dicetak dibuat dengan jujur dan bertanggung jawab
Kegiatan ini akan memenuhi visi dan misi rumah sakit yaitu meningkatkan
SDM, sarana dan prasarana medis serta non medis serta penunjang medis,
agar tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan
keluarganya serta masyarakat pada umumnya.
Kontribusi Pencapaian Nilai-Nilai Organisasi :
4. Analisis Dampak
Dampak Positif
Dengan dilakukannya kegiatan ini, maka pasien dan penjaga pasien yang
akan dirawat di unit perawatan Isolasi Covid 19 akan dapat melihat secara
jelas mengenai tata tertib penjaga pasien selama dilakukan perawatan
terutama mengenai poin penjaga pasien tidak boleh berganti – ganti sejak
pasien masuk hingga keluar untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi
silang.
Dampak Negatif
Apabila Papan Tata Tertib dan Banner penjaga pasien tidak tercetak maka
sosialisasi petugas Kesehatan baik itu dokter dan perawat mengenai tata
tertib penjaga pasien di ruangan Isolasi Covid 19 akan tidak optimal karena
penjaga pasien tidak dapat membaca mengenai peraturan penjaga pasien
selama di ruang perawatan Covid.
78
Judul Kegiatan 4 Sosialisasi SOP dan Tata Tertib
Penjaga Pasien
1. Deskripsi Kegiatan
79
2. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
a. Akuntabilitas
80
c. Etika Publik
Koordinasi dilaksanakan dengan menerapkan sikap sopan santun
d. Komitmen Mutu
Setiap kegiatan yang saya ajukan diteliti dengan baik oleh kepala
ruangan Amarilis, karena harus sesuai standar dalam kegiatan serta
efektif.
e. Anti Korupsi
81
Gambar 4.21 Banner materi sosialisasi SOP Tata Tertib Penjaga
pasien
a. Akuntabilitas
Materi sosialisasi diperoleh dari referensi yang jelas
b. Nasionalisme
Pengumpulan materi dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab
c. Etika Publik
Penulis menerapkan keikhlasan dalam proses persiapan materi
d. Komitmen Mutu
Efektif dan efisien dalam mengumpulkan materi
e. Anti Korupsi
82
Penulis menerapkan nilai kejujuran, adil dan bertanggung jawab dalam
pengumpulan referensi
a. Akuntabilitas
Materi sosialisasi diperoleh dari referensi yang jelas
b. Nasionalisme
Pengumpulan materi dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab
c. Etika Publik
Penulis menerapkan keikhlasan dalam proses persiapan materi
d. Komitmen Mutu
Efektif dan efisien dalam mengumpulkan materi
e. Anti Korupsi
Penulis menerapkan nilai kejujuran, adil dan bertanggung jawab dalam
pengumpulan referensi
83
d. Melaksanakan kegiatan sosialisasi SOP Tata Tertib Penjaga Pasien pada
dokter dan perawat
84
Gambar 4.24 Kegiatan Sosialisasi SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di
Ruangan Isolasi Covid kepada dokter dan perawat
85
Gambar 4.25 Daftar hadir Sosialisasi SOP Tata Tertib Penjaga Pasien
di Ruangan Isolasi Covid 19
86
Gambar 4.26 Sosialisasi SOP Tata Tertib Penjaga Pasien kepada
keluarga pasien yang akan dirawat di Perawatan covid 19 RSUD Kota
Kendari
87
a. Akuntabilitas
Pelaksanaan sosialisasi pada perawat jaga dan dokter dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab
b. Nasionalisme
Hormat menghormati penulis dengan dokter dan perawat jaga telah
dilaksanakan dalam kegiatan sosialisasi
c. Etika Publik
Penulis menerapkan sopan santun dalam kegiatan sosialisasi pada
perawat jaga
d. Komitmen Mutu
Setiap materi sosialisasi dicermati oleh peserta sosiaslisasi
e. Anti Korupsi
Penulis menerapkan sikap bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan sosialisasi
3. Manfaat Kegiatan Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi:
Kegiatan ini akan memenuhi visi dan misi rumah sakit Meningkatkan
pelayanan kesehatan dan Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis
serta non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang aman
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan tata nilai rumah sakit Keterbukaan dan
Kesediaan melayani
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Kegiatan Sosialisasi pada perawat tentang SOP Tata Tertib Penjaga Pasien
di Ruangan Isolasi Covid 19 akan memberikan tingkat pemahaman
perawat dan dokter di ruang instalasi rawat Inap mengenai Tata Tertib
yang berlaku bagi penjaga pasien di Ruangan Isolasi Covid 19.
b. Dampak Negatif
88
SOP Tata Tertib Penjaga Pasien di Ruangan Isolasi Covid 19 sehingga
menyebabkan tidak adanya mutu kualitas pelayanan.
c. Permasalahan yang dihadapi
89
Judul Kegiatan 5 Melakukan Monitoring dan
Evaluasi
2. Instrumen evaluasi
1. Deskripsi Kegiatan
90
2. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
a. Akuntabilitas
d. Komitmen Mutu
Penulis menyiapkan form evaluasi yang sesuai dan jelas dengan kualitas
yang diharapkan
e. Anti Korupsi
91
b. Melakukan Evaluasi
92
Gambar 4.29 Observasi secara langsung kepatuhan penjaga pasien di
Ruangan Perawatan Amarilis
93
Gambar 4.30 Observasi secara langsung kepatuhan penjaga
pasien di Ruangan Perawatan Amarilis
94
a. Akuntabilitas
d. Komitmen Mutu
Penulis menyiapkan form evaluasi harian yang sesuai dan jelas sehingga
mudah dipahami
e. Anti Korupsi
95
c. Membuat laporan evaluasi
96
a. Akuntabilitas
d. Komitmen Mutu
e. Anti Korupsi
Kegiatan ini akan memenuhi visi dan misi rumah sakit Meningkatkan
pelayanan kesehatan dan Meningkatkan SDM
1. Kejujuran
2. Keterbukaan
3. Kesediaan melayani
4. Kerja keras
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
97
Apabila laporan kegiatan tidak dilakukan maka tidak ada tolak ukur
mengenai keberhasilan sosialisasi SOP tata tertib penjaga pasien di
ruangan isolasi covid 19.
98
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
99
DAFTAR PUSTAKA
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN.
100