Anda di halaman 1dari 40

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

JUDUL

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEGAWATDARURATAN


MELALUI PEMBENTUKAN TIM CODE BLUE DI RUMAH SAKIT
HJ. ZUBAEDA BANTILAN

Oleh :

NAMA : dr. Veronicha Anggarai


NO. PESERTA : 29
UNIT KERJA : RS HJ. ZUBAEDA BANTILAN
JABATAN : DOKTER-AHLI PERTAMA

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN CIX TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN CIX TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
BEKER JASAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2022

Oleh :

NAMA : dr. Veronicha Anggarai


NIP : 199205262022032009
INSTANSI : RS HJ. ZUBAEDA BANTILAN
JABATAN : DOKTER - AHLI PERTAMA
NDH : 29

JUDUL
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MELALUI
PEMBENTUKAN TIM CODE BLUE DI RUMAH SAKIT HJ. ZUBAEDA BANTILAN

Disetujui untuk diseminarkan

Pada tanggal : 5 agustus 2022

Menyetujui :

COACH MENTOR

VIVIE VIYAJA LAKSMI, S.SOS, M.SI MOH. NASIR SAKKA


NIP. …………………….. NIP. 198407252006041003

ii
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PERBAIKAN

EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN CIX TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI
BEKER JASAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2022

Oleh :
NAMA : dr. Veronicha Anggarai
NIP : 199205262022032009
INSTANSI : RS HJ.ZUBAEDA BANTILAN
JABATAN : DOKTER - AHLI PERTAMA
NDH : 29

JUDUL
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MELALUI
PEMBENTUKAN TIM CODE BLUE DI RUMAH SAKIT HJ. ZUBAEDA BANTILAN

Telah diseminarkan dan diperbaiki


Pada tanggal : 2022

COACH MENTOR

Vivie Wiyaja Laksmi, S.Sos, M.Si MOH. Nasir Sakka


NIP. …………………….. NIP. 198407252006041003

PENGUJI

……………………………….
NIP. ………………………….

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah atas Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan para
sahabatnya. Allhamdulillah, karena rahmat, taufik dan pertolongan dari Allah azza
wa jalla sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul
‘Peningkatan mutu pelayanan kegawatdaruratan dengan pembentukan tim
CODE BLUE di RS HJ. Zubaeda Bantilan”
Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua, Bapak Tonny Anggarai dan Ibu Rahniyati Sigar yang senantiasa
mendoakan dan memberikan motivasi serta dukungan.
2. Bupati Kabaupaten Tolitoli Bapak Amran Hi.Yahya
3. Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tengah Bapak Dr. Drs. Adidjoyo Dauda,
M.Si.
4. Drs. Naharuddin, M.M selaku PLT Direktur RS Hj. Zubaeda Bantilan Malala
yang telah banyak memberikan motivasi dan arahan
5. Moh. Nasir Sakka selaku mentor yang telah banyak memberikan masukan
dalam perbaikan aktualisasi ini
6. Vivie Wijaya Laksmi, S.Sos, M.Si. selaku Pembimbing yang tentunya telah
memberikan bimbinganya kepada penulis
7. Tim Widyaiswara BPSDM Prov Sulawesi Tengah yang sangat luar biasa dalam
memberikan materi dan menebarkan semangat
Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan, sehingga
diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini.

Tolitoli, 27 Juli 2022

dr. Veronicha Anggarai

ii
NIP : 199205262022032009

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PERBAIKAN.........................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..........................................................................................................v

BAB I............................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Visi, Misi, Gambaran Organisasi Perangkat Daerah.....................................4

1.3. Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta...............................................................7

1.4. Tujuan Aktualisasi..........................................................................................8

1.5. Manfaat Aktualisasi........................................................................................8

BAB II.........................................................................................................................11

2.1. Nilai – Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)..........................................11

2.2. Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart


Governance.............................................................................................................15

2.3. Analisis Isu...................................................................................................17

2.4. Rencana Kegiatan Aktualisasi.....................................................................24

2.5. Jadwal Tentatif Aktualisasi...........................................................................32

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Panduan Perilaku Nilai-Nilai Dasar ASN...................................................


Tabel 2.2. Kaitan Isu dengan Manajemen dan Smart ASN.......................................
Tabel 2.3. Validasi Isu dengan Tekhnik APKL...........................................................
Tabel 2.4. Menentukan Core Issue dengan Metode USG.........................................
Tabel 2.5. Identifikasi Pemecahan Masalah..............................................................
Tabel 2.6. Rancangan Tahapan Kegiatan Aktualisasi...............................................
Tabel 2.7. Jadwal Tentatif Kegiatan Aktualisasi.........................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dibentuk pemerintahan negara
yang bertugas untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdasakan kehidupan bangsa secara internal. Kemudian
sebagai pelaksana pemerintahan, kurang dari 10% raktyat Indonesia
diamanatkan untuk menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil
Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang kemudian disingkat ASN,
ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah.
Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat menjadi motor
penggerak untuk meraih keberhasilan bangsa Indonesia sesuai
tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam pembukaan
UUD 1945 adalah “memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Salah satu upaya untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dilakukan melalui pelayanan kesehatan yang holistik.
Landasan hukum pelaksanaan tugas dan fungsi ASN menjadi
asas yang harus dikedepankan, Hal ini perlu dipahami oleh setiap
aparatur sipil negara agar setiap kegiatan dilaksanakan penuh
dengan kesadaran untuk mengamalkan nilai- nilai dasar dari
Berorientasi pelayanan, Akutanbilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptatif dan Kolaboratif.
Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi seluruh
ASN khususnya tenaga kesehatan dalam melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem

1
pelayanan publik di bidang kesehatan yang terintegrasi, profesional,
dan berkomitmen terhadap mutu.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 1 tahun
2021 Tentang Pelatuhan Dasar Calon Pegawai Negara SIpil
(LATSAR CPNS) bahwa kompetensi yang dikembangkan dalam
Pelatihan Dasar CPNS merupakan kompetensi pembentukan
karakter PNS yang professional sesuai bidang tugas. Kompetensi
diukur berdasarkan kemampuan menunjukan sikap perilaku bela
Negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, dan mengaktualisasikan kedudukan
PNS dalam NKRI.
Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal
7 ayat 1, bahwa salah satu persyaratan Rumah Sakit adalah harus
memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja.
Bagi praktis keselamatan dan kesehatan kerja, Permenkes 66
Tahun 2016 bisa menjadi sebuah peluang baru mengingat bahwa
setiap rumah sakit harus memiliki unit kerja fungsional K3RS dan
harus dipimpin oleh orang yang memiliki kualifikasi di bidang K3
sebagaimana disebut dalam Pasal 26 ayat (1):
“Pimpinan unit kerja fungsional K3RS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 harus tenaga kesehatan dengan kualifikasi paling
rendah S1 bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau tenaga
kesehatan lain dengan kualifikasi paling rendah S1 yang memiliki
kompetensi di bidang K3RS.” 
Rumah sakit dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana memiliki code emergency (kode darurat bencana) sebagai
pelaksanaan dari komunikasi dan tindakan kedaruratan. Code
emergency merupakan sebuah kode yang mengindikasikan adanya
bencana atau bahaya besar di lingkungan rumah sakit. Biasanya
bahaya yang terjadi ini levelnya sudah besar (disaster) dan
membutuhkan bantuan orang banyak.

2
Daftar code emergency di rumah sakit biasanya disesuaikan
dengan ancaman bencana/bahaya di rumah sakit iru sendiri.
Bencana yang cenderung dapat terjadi adalah kebakaran, gempa
bumi, bencana alam, evakuasi, penculikan bayi, bom, huru-hara dan
lain-lain. Bencana-bencana inilah yang biasanya dijadikan code
emergency.
Code red, code blue dan code pink merupakan di code
emergency yang umum di rumah sakit. Makna code tersebut pasti
hampir sama di setiap rumah sakit. Code red mengartikan adanya
kebakaran, code blue mengartikan adanya kegawatdaruratan medis
dan code pink mengartikan penculikan bayi.
Rs Hj, Zubaeda Bantilan adalah sebuah sarana layanan
masyarakat dalam bidang kesehatan yang dituntut selalu
memberikan pelayanan optimal kepada masyarkat khususnya
masyarakat kabupaten Tolitoli, khususnya di kecamatan Dondo.
Kepuasan dari masyarakat menjadi poin penting dalam mengukur
standar mutu dari suatu pelayanan.
Dokter sebagai salah satu profesi pelayanan kesehatan dituntut
untuk efektif dalam melakukan penegakan dan penanganan penyakit
di fasilitas kesehatan umum seperti pada rumah sakit dan
Puskesmas. Efesiensi waktu juga perlu dipertimbangkan dalam
pemberian layanan kepada masyarakat. Nilai-nilai dasar ASN
senantiasa menjadi petunjuk dalam peningkatan mutu
pelayanan. Agar supaya tercipta rasa puas dan percaya dari
masyarakat sebagai pengguna layanan.
Dalam pelaksanaanya jenis pelayanan tersebut terbagi menjadi
pelayanan medis umum dan pelayanan medis kegawatdarutan. Di
dalam pelayanan kegawatdaruratan medis terdapat suatu prosedur
medis untuk keadaan henti jantung yang disebut dengan Resusitasi
Jantung Paru (RJP). Sedangkan Code blue merupakan stabilisasi
kondisi medis melalui prosedur RJP yang terjadi dalam area rumah

3
sakit. Kondisi darurat medis ini membutuhkan perhatian segera.
Sebuah code blue harus segera dimulai setiap kali seseorang
ditemukan dalam keadaan cardiac-respiratory arrest (tidak ada
respon, nadi tidak teraba dan tidak bernafas) (SOP RS). Merujuk
kepada American Heart Assosiation AHA yang menyatakan
kecepatan pelaksanaan resusitasi jantung paru berkolerasi positif
terhadap tingkat keselamatan pasien. (AHA,1992).
Menurut WHO pada tahun 2016 penyakit kardiovaskuler
menyebabkan 17,I juta kematian setiap tahunnyam inseiden henti
jantung mendadak di Amerika Serikat dilaporkan adalah sekitar
325.000 kematian pertahun yang mewakili 0,1-0,2% kematian dalam
setahun pada populasi orang dewasa.
Kondisi sekarang di RSU Hj. Zubaeda Bantilan belum memiliki
tim code blue yang mampu melakukan bantuan hidup dasar bila
terjadi henti jantung mendadak dilingkungan RSU Hj,Zubaeda
bantilan, sehingga meingkatkan mortalitas kematian akibat penyakit
jantung.
Keadaan yang diharapkan kedepannya bila ada tim code blue
akan meningkatkan kualitas hidup pasien, dan mampu
menyelamatkan pasien yang terkena henti jantung mendadak.
Berdasarkan pengamatan penulis di tempat kerja, pelayanan
kegawatdaruratan rawat inap di Rs Hj. Zubaeda Bantilan, belum
optimal. Melihat dari permasalahan yang ada, penulis berinisiatif
untuk membentuk team code blue di Rs Hj. Zubaeda Bantilan agar
meningkatkan rasa percaya pasien/masyarakat kepada petugas
kesehatan.
Melalui permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Optimalisasi Pelayanan Kegawatdaruratan Bagi
Pasien Rawat Inap Melalui Pembentukan Team Code Blue di RS Hj.
Zubaeda Bantilan Malala”.

4
1.2. VISI , MISI , DAN GAMBARAN ORGANISASI
1.2.1. Visi dan Misi Pemerintahan kabupaten Tolitoli

Visi:
“Terwujudnya masyarakat kabupaten tolitoli yang sejahtera dan
mandiri melalui pemerintahan yang amanah, responsive dan
merakyat”
Misi :
1. Menerapkan system penyelenggaraan pemerintahan yang
transparan, akuntabel, dan partisipatif
2. Meningkatkan sumber daya manusia, kualitas yang lebih maju dan
berdaya saing
3. Menciptakan kemandirian ekonomi desa dan penguatan usaha
mikro,kecil, dan menengah sebagai pilar pembangunan daerah.
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar, pertanian, dan
perikanan.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui semangat gotong
royong dalam penyelenggaraan pembangunan daerah.
6. Membangun masyarakat religius yang berkepribadian berbasis
kearifan lokal
7. Meningkatkan pembangunan kepariwisataan secara konprehensif,
bersinergi, dan terpadu.
8. Menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih mudah dan
cepat
9. Menyelenggarakan pembangunan daerah yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.

1.2.2. Gambaran Singkat Organisasi


1.2.2.1. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan dibangun pada tahun
2017 melalaui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemenkes yang
diprakasai oleh Dinas Ksehatan Kabupaten Tolitoli. Rumah Sakit

5
ini dibangun diatas tanah seluas 1 Ha atas hibah dari Kepala
Desa Malala Kec. Dondo. Daerah ini merupakan DPTPK, jarak
dari Kabupaten Tolitoli 80 Km kearah barat Kabupaten Tolitoli.
Nama Rumah Sakit : RSU Hj. ZUBAEDA BANTILAN
Dasar Pembentukan : Perbup Tolitoli No. 6 Tahun
Org 2018
Kode Registrasi RS : 7206014
Tanggal Registrasi : 23/10/2018
Kelas Rumah Sakit : Tipe D Pratama
Status Kepemilikan : Pemkab Tolitoli
Kategori RS : Rumah Sakit Umum
Alamat : Jl. Kesehatan No. 06, Desa
Malala Kec. Dondo
Pos 94552 E-mail:
rszbmalala@gmail.com
Kecamatan : Dondo
Kabupaten : Tolitoli
Nama Direktur : dr. Masdalina
Izin Mendirikan : -
Izin Operasional : 001/OP/X/DPMPTSP/2018
Pejabat yang memberi : Ka Dinas Penanaman Modal
izin dan PelayananTerpadu Satu
Pintu Kab. Tolitoli
Jumlah Tempat Tidur : 37 TT (Kelas III)
Jenis Pelayanan : IGD, Irna, Irjal, Kebidanan,
Penunjang Medik

Untuk mempercepat Operasional RS pada tanggal 02 Mei


2018 Pejabat structural sebanyak 14 orang dilantik oleh Bapak
Bupati Tolitoli (Hi. Moh. Saleh Bantilan). Direktur Pertama kali
dilantik seorang dokter wanita bernama dr. H.Masdalina. Pada

6
tanggal 12 Bulan 2019 bertempat di Lapangan Hi. Hayun
Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan diresmikan oleh
Bupati Tolitoli Bapak Hi. Moh. Saleh Bantilan
Dalam memenuhi ketentuan persyaratan administrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan Rumah Sakit
Umum Hj. Zubaeda Bantilan Kabupaten Tolitoli Prov. Sulawesi
Tengah, telah teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI
Nomor Registrasi 7206014, tanggal 23 Oktober Tahun 2018,
masa berlaku tanggal 11 Oktober 2023. Sejak Operasional
Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda Bantilan telah melayani
pasien rawat jalan, rawat gawat darurat, rawat inap,
pelayanan intensive care, pelayanan bedah (tahap persiapan)
pelayanan persalinan, KIA/KB, pelayanan penunjang medic
meliputi pelayanan kefarmasian, pelayanan gizi, pelayanan
laboratorium klinik dan pelayanan pemulasaran jenazah,
pelayanan medic kolegial (Visum et Repertum) dan pelayanan
administrasi perkantoran.

1.2.2.2. Visi, Misi, Motto, dan Nilai-nilai budaya Rumah sakit


Visi :
“Terwujudnya Rumah Sakit Sebagai Pusat Layanan dan
Rujukan Kesehatan Pada Daerah tertinggal, Terdepan,
Terluar Yang Bermutu, Profesional dan Terjangkau.”

Misi :
1. Mengutamakan Keselamatan Pasien/Klien, Keluarga
Pasien/Klien dan Petugas
2. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya
Manusia yang Profesional
3. Melaksanakan dan Memberikan Pelayanan Sesuai
Standar

7
4. Meningktkan Sarana dan Prasarana
5. Meningkatkan Kesejahteraan Petugas
Motto:
“Melayani dengan hati bertindak dengan profesional”

Nilai – Nilai dan Budaya Organisasi :


Nilai-nilai dasar Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda
Bantilan adalah diambil dari Akronim “MALALA”.
Melayani dengan setulus hati
Aman dalam memberi pelayanan pada pasien
Langsung mendapat pelayanan sesuai yang diharapkan
Amanah (tanggung jawab) dalam menjalankan tugas
Loyal terhadap pimpinan dan pelanggan
Asri di lingkungan rumah sakit

1.3. Tugas dan fungsi jabatan


Dalam Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 disebutkan bahwa seorang Dokter
mempunyai tugas pokok yaitu memberikan layanan kesehatan pada
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang
masyarakat, yang diuraikan kegiatan masing- masing.

Adapun uraian tugas Dokter Pertama adalah sebagai berikut :


1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter Umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang

8
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan
8. (P3K) tingkat sederhana
9. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
10. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
11. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat Melakukan
pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan Anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat pertama
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien

9
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.

1.4. Tujuan Aktualisasi


1.4.1. Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas secara professional dengan
dilandasi keperibadian dan etika PNS sesuai kebutuhan
Instansi;
2. Menciptakan Aparatur sebagai Pembaharu dan Perekat
pemersatu Bangsa;
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan
pemberdayaan Masyarakat;
4. Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik dan benar

1.4.2. Tujuan Khusus;


Tujuan dari kegiatan yang akan di lakukan adalah:
1. Untuk mengaktualisasikan Nilai – Nilai Dasar BerAKHLAK dalam
kegiatan yang akan dilaksanakan di RS Hj. Zubaeda Bantilan
Malala
2. Untuk meningkatkan optimalisasi pelayanan
kegawatdaruratan bagi pasien rawat inap di RS Hj. Zubaeda
Bantilan Malala
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS Hj. Zubaeda
Bantilan Malala
4. Meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat kepada petugas
kesehatan.

10
1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
1. Untuk meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar
BerAKHLAK sebagai landasan dalam menjalankan profesi di
tempat kerja.
2. Untuk menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan
aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK di wilayah kerja RS Hj.
Zubaeda Bantilan Malala
1.5.2. Manfaat bagi RS Hj. Zubaeda Bantilan
1. Untuk membantu mewujudkan visi dan misi RS Hj. Zubaeda
Bantilan, Malala
2. Untuk meningkatkan mutu Manajemen ASN dan pelayanan Publik
di Lingkup RS Hj. Zubaeda Bantilan, Malala
3. Untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat kepada
petugas kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan
1.5.3. Manfaat bagi masyarakat
1. Untuk mendapatkan pelayanan Publik yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar BerAKHLAK
2. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
Akuntabilitas Di Lingkup RS Hj. Zubaeda Bantilan

11
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang serba
cepat, perlu adanya tata kelola pemerintahan yang dinamis,
responsif, efektif, dan efisien demi mewujudkan pelayanan publik
yang prima, Tentunya pada era ini, Aparatur Sipil Negara turut
mengambil peran sebagai agen perubahan, yang akan membawa
birokrasi di Indonesia menjadi lebih baik, untuk menunjang
perwujudan Pemerintahan yang berkelas dunia maka pemerintah
menetapkan BerAKHLAK sebagai Core Values ASN, BerAKHLAK
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, dengan
adanya Panduan Perilaku ini, diharapkan Aparatur Sipil Negara
mampu menanamkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam melaksanakan
fungsinya sebagai seorang pelaksana kebijakan, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa secara bertanggung jawab
dan berintegritas,
1. Berorientasi pelayanan
Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan
menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan.
Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayanan
akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini
juga sejalan dengan employee value proposition atau employer
branding ASN yakni “Bangga Melayani Bangsa”. Kebanggaan
memberikan pelayanan terbaik membantu kita memberikan
hasil optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan
2. Akuntabel

12
seringkali kali kita dengar akuntabilitas tetapi tidak mudah untuk
dipahami, ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang
terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak
mengetahui bagaimana cara mencapainya, kata akuntabilitas
sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab kepada seseorang atau organisasi yang memberikan
amanat.
3. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan
dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan, sebagai ASN
meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah adalah keniscayaan. Melaksanakan belajar
sepanjang hayat merupakan sikap yang bijak. Setiap orang
termasuk ASN selayaknya memiliki watak sebagai pembelajar
sepanjang hayat, Pembelajar yang relevan saat ini adalah
mereka yang memiliki kemampuan untuk secara efektif dan
kreatif menerapkan keterampilan dan kompetensi ke situasi
baru, di dunia yang selalu berubah dan kompleks.
4. Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmonis maka ASN harus
memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak
awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan dalam
mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam
gerakan gerakan separatisme dan berbagai potensi yang
menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi
persatuan bangsa, oleh sebab itu sebagai ASN harus

13
menciptakan suasana harmoni dalam lingkungan bekerja,
karena hal tersebut akan membuat kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling
kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
5. Loyal
sebagai ASN sifat loyal dapat ditunjukan dengan sikap setia
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara, sifat dan
sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan
dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang
sah, memegang teguh ideologi pancasila, undang-undang dasar
Negara 1945, NKRI serta selalu menjaga rahasia sesama ASN,
pimpinan, instansi dan Negara.
6. Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan
oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim dan cepatnya perkembangan
teknologi
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh
CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi
pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda
diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah
berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan
dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan

14
bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.

Tabel 2.1 Panduan prilaku nilai dasar Berakhlak


No Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Perilaku
1 Orientasi Kami  Integritas 1. Memahami dan
Pelayanan berkomitmen  Konsisten memenuhi kebutuhan
memberika n  Dapat masyakat
pelayanan dipercaya 2. Ramah, cekatan, Solutif
prima demi  transpara n 3. Dapat diandalkan
kepuasan 4. Melakukan perbaikan
Masyarakat tiada henti
2 Akuntabel Kami  Integritas 1. Melaksanakan tugas
 Konsisten dengan jujur,
bertanggun g
 Dapat bertanggung jawab,
jawab atas dipercaya cermat, disiplin dan
 Transpara n berintegritas tinggi
kepercayaa n
2. Menggunakan
yang diberikan kekayaan dan barang
milik negara secara
bertanggungjawab,
efektif, dan efisien
3.Tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan
3 Kompeten Kami terus  Kinerja terbaik 1. Meningkatkan
belajar dan  Sukses kompetensi diri untuk
 Keberha silan menjawab tantangan
mengemban
 Learning agility yang selalu berubah
gkan kapabili tas  Ahli dibidang 2. Membantu orang lain
nya belajar
3. Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
4 Harmonis Kami saling  Peduli 1. Menghargai setiap
peduli dan  Perbedaan orang apapun latar

15
menghargai  Selaras belakangnya
perbedaan 2. Suka menolong orang
lain
3. Membangun lingkungan
kerja yang kondusif
5 Loyal Kami  Komitmen 1. Memegang teguh
berdedikasi dan  Dedikasi ideologi Pancasila,
 Kontribusi UUD 1945, setia
mengutamakan
 Nasionalisme pada NKRI serta
kepentingan  Pengabdian pemerintahan yang
Bangsa dan sah
2. Menjaga nama baik
Negara
sesama ASN,
Pimpinan, Instansi,
dan Negara
3. Menjaga rahasia
jabatan
dan Negara
6 Adaptif Kami terus  Inovasi 1. Cepat menyesuaikan
berinovasi dan  Antusias diri menghadapi
antusias terhadap perubahan
dalam perubahan 2. Terus berinovasi dan
menggerakkan  Proaktif mengembangkan
ataupun Kreativitas
menghadapi 3. Bertindak proaktif
perubahan
7 Kolaboratif Kami  Kesediaan 1. Memberi
membangun bekerja sama kesempatan
 Sinergi untuk kepada berbagai
kerjasama yang
pihak untuk
hasil yang lebih
sinergis berkontribusi
baik 2. Terbuka dalam
bekerjasama untuk
menghasilkan nilai
tambah
3. Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai sumber
daya untuk tujuan
bersama.

16
2.2 . Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya
Smart Governance
1. Manajemen ASN
Saat ini Aparatur Sipil Negara (ASN) terbagi menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Keduanya memiliki fungsi yang sama
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pemberi pelayanan
publik dan sebagai perekat persatuan bangsa. Perbedaan antara
PNS dan PPPK hanya terletak pada unsur jaminan pensiun dan
hari tua, sementara dalam hal pengembangan karir,
perlindungan tenaga kerja, gaji, tunjangan, dan hak cuti dimiliki
baik oleh seorang PNS ataupun PPPK.
Pada sistem Manajemen ASN juga dikenal mengenai
adanya sistem Merit. Sistem merit merupakan suatu kebijakan
dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar, dengan tanpa
membedakan latar belakang Politik, Ras, Warna kulit, Agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan. Hal ini untuk memastikan bahwa dalam penerimaan
ASN Negara bersifat adil dalam memberikan kesempatan
kepada Rakyatnya untuk menjadi seorang ASN.
Dalam bekerja, seorang ASN juga mendapat perlindungan
Kesehatan serta perlindungan Hukum. Perlindungan hukum
yang dimaksud adalah jika PNS mendapat masalah Hukum yang
diberikan jika seorang ASN tersebut telah melaksanakan
tugasnya sesuai keilmuan atau sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
2. Smart ASN
Smart ASN dapat dimaknai tentang bagaimana kita
sebagai seorang ASN harus paham mengenai pentingnya
Literasi Digital. Dalam hal ini ASN harus cakap dalam

17
menggunakan teknologi. Seorang ASN yang Smart harus
memahami 4 hal utama dalam konteks literasi digital, yakni
digital skills, digital culture, digital ethics dan digital safety.
a. Digital Skills
Yaitu kemampuan seorang ASN untuk memahami dan cakap
dalam memanfaatkan / menggunakan fasilitas teknologi baik
hardware maupun software.
b. Digital culture
Dapat dimaknai sebagai kemampuan seorang ASN untuk
dapat membiasakan pemanfaatan teknologi dalam mencari
informasi yang tetap berprinsip pada wawasan kebangsaan,
Pancasila, dan KeBhinekaan serta membiasakan diri
menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja.
c. Digital Ethics
Dapat dimaknai sebagai Etika dan Moral tata kelola digital
dalam kehidupan sehari-hari yang dimiliki oleh seorang ASN.
d. Digital Safety
Dapat dimaknai sebagai sebuah kesadaran diri untuk
melindungi data pribadi, data orang terdekat dan orang lain
di dunia digital dalam kehidupan sehari-hari.
Smart ASN tidak hanya terbatas pada Internet dan Media
sosial saja, namun secara luas juga memiliki pengaruh terhadap
kemampuan seorang ASN untuk dapat beradaptasi mengikuti
perkembangan Ilmu Tekhnologi termasuk pemanfaatan sarana
dan prasanana berbasis tekhnologi yang seiring waktu juga turut
berkembang.
2.1. Analisis Isu
a. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang
muncul pada instansi kerja RS Hj. Zubaeda Bantilan dari hasil

18
pengamatan dan informasi dari berbagai sumber, diperoleh
beberapa isu yaitu:
1. Belum terbentuknya tim code blue RS Hj. Zubaeda Bantilan
2. Minimnya stok obat emergency di RS Hj. Zubaeda Bantilan
3. Rencahnya cakupan vaksinasi di lingkungan kerja RS Hj.
Zubaeda Bantilan
4. System rujukan terpadu yang belum terlaksana dengan baik

b. Keterkaitan dengan agenda III


Kedudukan serta peran PNS dalam NKRI yaitu Manajemen
ASN, dan upaya perwujudan Smart ASN dalam mewujudkan Smart
Governance merupakan prinsip pembelajaran pada agenda III.
Adapun dari daftar isu yang diperoleh dikaitkan dengan Manajemen
ASN dan Smart ASN dijabarkan pada Tabel berikut ini Kedudukan
serta peran PNS dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, dan upaya
perwujudan Smart ASN dalam mewujudkan Smart Governance
merupakan prinsip pembelajaran pada agenda III.
Tabel 2.2 Kaitan dengan agenda III
No. ISU KAITAN DENGAN AGENDA III
1. Belum terbentuknya tim Belum adanya tim code blue pada
code blue di RS Hj. RS Hj. Zubaeda Bantilan
Zubaeda Bantilan diindikasikan belum maksimalnya
management ASN di Unit kerja
2. Minimnya stock obat Minimnya stok obat emergency di
emergency di RS Hj. RS Hj. Zubaeda Bantilan diapat di
Zubaeda Bantilan atasi apabila management ASN di
Unit kerja dilaksanakan dengan
baik
3. Rendahnya cakupan Rendahnya cakupan vaksinasi di
vaksinasi COVID-19 di RS Hj. Zubaeda bantilan
lingkungan kerja RS Hj. diindikasikan karena beum
Zubaeda Bantilan optimalnya management dan
SMART ASN dilingkungan kerja
RS Hj. Zubaeda Bantilan sehingga
strategi yang dibentuk belum
optimal
4. Sistem Rujukan terpadu Terhambatnya transfer informasi

19
yang berlum terlaksana pasien yang dirujuk, sehingga
baik penanganan pasien rujukan terlambat
dapat diatasi bila SMART ASN
dilaksanakan dengan baik

c. Validasi Isu dan Penentuan Core Issue


Validasi Isu dapat dilakukan dengan Metode skoring pada
kriteria Isu yakni Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak
(APKL) dengan menggunakan Skala Nilai 1-5, APKL dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1.Aktual : Isu sedang terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2.Problematik : masalah mendesak yang memerlukan upaya
alternatif untuk mencari jalan keluar dengan aktivitas dan Tindakan
nyata.
3.Kekhalayakan : menyangkut kepentingan orang banya, masyarakat
pada umumnya.
4.Layak : Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya sehingga dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing.
Beberapa Isu yang sampai saat ini dapat diidentifikasi pada
Instansi/Unit tempat saya bekerja ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.3. Menentukan masalah berdasarkan APKL
No. ISU A P K L Total

1. Tidak adanya tim code blue


di RS Hj. Zubaeda Bantilan 5 4 4 5 18

2. Minimnya stock obat


emergency di RS Hj.
Zubaeda Bantilan 5 4 4 5 18

20
3. Rendahnya cakupan
vaksinasi COVID-19 di
wilayah kerja RS Hj. Zubaeda 5 2 4 5 16
Bantilan
4. Sistem Rujukan terpadu yang 4 3 3 5 15
berlum terlaksana baik

Keterangan; 1: sangat kecil, 2: kecil, 3: sedang, 4: besar, 5: sangar besar.


Apabila Core Issue yang diperoleh dalam Analisa APKL lebih dari
satu Isu/masalah, maka prioritas penyelesaian akan ditentukan dengan
memanfaatkan Analisa menggunakan kriteria USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Urgency : seberapa mendesak suatu isu/masalah harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness : seberapa serius suatu isu/masalah harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth : seberapa besar suatu isu/masalah dapat
memberikan efek pada masyarakat luas.
Seperti diketahui berdasarkan hasil Analisa isu dengan Metode
APKL diperoleh dua isu/masalah yang memiliki total skor yang sama,
maka untuk menentukan Core Issue yang perlu ditindaklanjuti dapat
dianalisa sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 2.1. Menentukan Core Issue dengan Metode USG

No ISU KRITERIA TOTAL PERINGKAT


U S G
1. Tidak adanya tim code blue di 5 5 5 15 1
RS Hj. Zubaeda Bantilan
2. Minimnya stock obat 3 5 5 13 2
emergency di RS Hj. Zubaeda
Bantilan
Keterangan:
1 : Sangat Kecil ; 2 : Kecil ; 3 : Sedang ; 4 : Besar ; 5 : Sangat
Besar

21
Berdasarkan hasil Analisa diatas, maka dapat disimpulkan Core
Issue yang diperoleh adalah “Tidak adanya tim code blue di
RS Hj. Zubaeda Bantilan”

Data/Fakta yang mendukung


Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7
ayat 1, bahwa salah satu persyaratan Rumah Sakit adalah harus
memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja.
Bagi praktis keselamatan dan kesehatan kerja, Permenkes 66
Tahun 2016 bisa menjadi sebuah peluang baru mengingat bahwa setiap
rumah sakit harus memiliki unit kerja fungsional K3RS dan harus dipimpin
oleh orang yang memiliki kualifikasi di bidang K3 sebagaimana disebut
dalam Pasal 26 ayat (1):
“Pimpinan unit kerja fungsional K3RS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 harus tenaga kesehatan dengan kualifikasi paling rendah S1
bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau tenaga kesehatan lain
dengan kualifikasi paling rendah S1 yang memiliki kompetensi di bidang
K3RS.” 
Di dalam pelayanan kegawat daruratan medis terdapat suatu
prosedur medis untuk keadaan henti jantung yang disebut dengan
Resusitasi Jantung Paru (RJP). Sedangkan Code blue merupakan
stabilisasi kondisi medis melalui prosedur RJP yang terjadi dalam area
rumah sakit dan di RS Hj. Zubaeda Bantilan belum ada tim code blue.

Dampak yang ditimbulkan bila masalah tidak diselesaikan


1. Tenaga kesehatan mempunyai multiple jobdesk
2. Terjadi kebingungan bila ada kasus kegawat daruratan seperti henti
jantung pada lingkungan rumah sakit

22
3. Tidak adanya tim kesehatan yang siap siaga untuk melakukan RJP
bila ada kasus kegawat daruratan henti jantung
4. Belum maksimalnya pelayanan kegawat daruratan
5. Pelayanan yang belum terstandarisasi dengan baik
6. Menurunnya nilai akreditasi rumah sakit
7. Menurunnya rasa percaya pasien terhadap pelayanan rumah sakit

d. Identifkasi penyelesaian masalah

Supplier Skill

Belum terlatihnya nakes


Terbatasnya jumlahnya
tentang penanganan henti
tenaga kesehatan
Jantung

Tidak adanya alur


resusitasi RJP Belum terbentuknya tim
CODE BLUE di RS Hj.
Zubaeda Bantilan

RS baru dibangun
Belum terakreditasnya RS

Tim Mutu RS baru


terbentuk

Surrounding System

Table 2.5. Identifikasi pemecahan masalah


No. Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
1. Terbatasnya jumlah tenaga Membentuk tim CODE BLUE dengan
kesehatan di RS Hj. Zubaeda tenaga yang tersedia
Bantilan
2. Tidak adanya alur resusitasi Mengadakan alur resusitasi jantung

23
jantung paru yang tertempel di paru
dinding RS
3. Belum terlatihnya tenaga Mengadakan pelatihan dan sosialisasi
kesehatan tentang terkaiit resusitasi jantung paru
penanganan henti jantung
4. RS baru dibangun Melakukan study banding dengan RS
lain yang mempunyai tim CODE BLUE
5. Belum terakreditasinya RS  Membantu menyusun pokja dan
berperan aktif menyukseskan
akreditasi RS
 Melakukan study banding dengan RS
lain yang sudsh terakreditasi
6. Tim mutu RS yang baru Melakukan study banding dengan RS
terbentuk lain yang sudah terakreditasi

24
e. Rencana tahapan kegiatan
a. Unit kerja : RS Hj. Zubaeda Bantilan
b. Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan kegawat daruratan di RS Hj.Zubaeda Bantilan
Isu diatas terkait dengan agenda III management ASN
c. Gagasan pemecahan isu : Meningkatkan mutu pelayanan kegawat daruratan melalui pembentukan tim
code blue di RS Hj.Zubaeda Bantilan
d. Tujuan gagasan pemecahan isu : Mengurangi angka kematian di RS Hj.Zubaeda Bantilan yang mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien
No Kegiatan Tahapan Output / Hasil Keterkaitan Kontribusi Kegiatan Penguatan Nilai
Kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi - Misi Organisasi
Pelatihan Pemda

1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menyiapkan bahan Adanya bahan Akuntabel Kegiatan ini Terlaksananya
persiapan konsultasi konsultasi Kompeten berkontribusi kegiatan persiapan
aktualisasi terhadap pencapaian ini
pembentukan mengaktualisasikan
tim CODE nilai Akuntabel,
BLUE Loyal, Harmonis,
(Manajemen kolaboratif dan akan
ASN) menguatkan nilai-
nilai organisasi yang

25
2. Menghubungi Mendapatkan arahan Akuntabel Misi Ke-2 : diterapkan di RS Hj.
pimpinan RS dan kesepakatan Loyal Meningkatkan Zubaeda Bantilan
untuk penetapan jadwal dengan Harmonis Sumber Daya dalam menerapkan
waktu konsultasi pimpinan Manusia, Kualitas budaya Melayani
Hidup Masyarakat dengan setulus
Lebih Maju dan hati, Loyal
Berdaya Saing terhadap atasan

3. Konsultasi Adanya hasil Akuntabel


dengan konsultasi Kolaboratif
pimpinan Harmonis

2. Membuat SOP 1. Menyiapkan Adanya bahan SOP Akuntabel Kegiatan ini Terlaksananya
Code Blue bahan membuat code blue Kompeten berkontribusi kegiatan persiapan
(manajemen SOP terhadap pencapaian ini
ASN) Misi Ke-2 : mengaktualisasikan
2. Melakukan Adanya arahan dan Akuntabel Meningkatkan nilai Akuntabel,

26
konsultasi bimbingan dari Loyal Sumber Daya Loyal, Harmonis,
dan pimpinan rumah sakit Harmonis Manusia, Kualitas kolaboratif dan
koordinasi terkait SOP code blue Hidup Masyarakat akan menguatkan
3. Finalisasi Ditetapkannya SOP Akuntabel Lebih Maju dan nilai-nilai
penetapan code blue di RS Kompeten Berdaya Saing organisasi yang
SOP HJ.Zubaeda Bantilan diterapkan di RS
Hj. Zubaeda
Bantilan dalam
menerapkan
budaya Melayani
dengan setulus
hati, Loyal
terhadap atasan
3. Edukasi 1. Menyiapkan Adanya materi Akuntabel Kegiatan ini Terlaksananya
Pembentukan bahan edukasi edukasi Kompeten berkontribusi kegiatan edukasi ini
tim code blue Adaptif terhadap pencapaian mengaktualisasikan
dengan pihak Misi Ke-2 : nilai Akuntabel,
terkait. 2. Membuat Adanya undangan Kompeten Meningkatkan Kompeten, Adaptif,
(Manajemen undangan rapat rapat Adaptif Sumber Daya Kolaboratif dan
ASN) dan Kolaboratif Manusia, Kualitas akan menguatkan
mengundang Hidup Masyarakat nilai-nilai
pihak yang Lebih Maju dan organisasi yang
terkait Berdaya Saing. diterapkan di RS
(pimpinan Hj. Zubaeda
rumah sakit, Bantilan dalam

27
dokter, kepala menerapkan
ruangan dan budaya Melayani
kepala instalasi) dengan setulus
3. Melakukan pre- Adanya hasil survey kompeten hati, Amanah
test pada berupa tingkat (tanggung jawab)
tenaga pengetahuan tenaga dalam
kesehatan kesehatan tentang melaksanakan
terkait code code blue tugas, Loyal
blue terhadap atasan
4.Melakukan rapat Terlaksananya Kompeten
pembentukan tim kegiatan rapat Kolaboratif
code blue dan terkait pembentukan
alur team code blue
pelaksanaannya
5.Melakukan Terlaksananya kompeten
evaluasi post evaluasi pengetahuan
test tenaga kesehatan
tentang code blue

4. Pembentukan 1. Menyusun draft Adanya draft nama Akuntabel Kegiatan ini Terlaksananya
tim code blue. nama tim code tim code blue Adaptif berkontribusi pembentukan tim
(Manajemen blue Loyal terhadap pencapaian CODE BLUE
ASN) Misi Ke-2 : mengaktualisasikan
2. 2. Melakukan Adanya arahan hasil Akuntabel Meningkatkan nilai Akuntabel,

28
konsultasi dan konsultasi dan Loyal Sumber Daya Kompeten, Adaptif,
koordinsi disetujuinya daftar Harmonis Manusia, Kualitas Loyal, Harmonis
pimpinan nama Hidup Masyarakat dan menguatkan
terkait draft nakes yang masuk Lebih Maju dan nilai-nilai
nama tenaga dalam Berdaya Saing organisasi yang
kesehatan team code blue diterapkan di RS
Tim code blue Hj. Zubaeda
3. Finalisasi Adanya SK team code Akuntabel Bantilan dalam
penetapan SK blue oleh pimpinan Kompeten menerapkan
team code blue rumah sakit budaya Melayani
dengan setulus
hati, Amanah
(tanggung jawab)
dalam
menjalankan
tugas, Loyal
terhadap atasan
5 Pelaksanaan 1. Penentuan jadwal Adanya kesepakatan Akuntabel Kegiatan ini Terlaksananya
. simulasi dan simulasi yang jadwal dengan kepala Kompeten berkontribusi kegiatan simulasi
penerapan code dikoordinasikan ruangan Kolaboratif terhadap pencapaian dan penerapan
blue dengan kepala Harmonis Misi Ke-2 : code blue
(Manajemen ruangan Meningkatkan mengaktualisasikan
ASN) Sumber Daya nilai Akuntabel,
Manusia, Kualitas Kompeten, Adaptif,
Hidup Masyarakat Kolaboratif,

29
2. Pelaksanaan Tercapainya Akuntabel Lebih Maju dan Harmonis dan akan
simulasi code blue keterampilan dan Kompeten Berdaya Saing menguatkan nilai-
pengetahuan peserta Kolaboratif nilai organisasi
mengenai Harmonis yang diterapkan di
pelaksanaan code Adaptif RS Hj. Zubaeda
blue Bantilan dalam
menerapkan
budaya Melayani
3. Penerapan Adanya pelayanan Akuntabel dengan setulus
pelayanan kegawat daruratan Kolaboratif hati, Amanah
kegawat daruratan code blue sesuai SOP Harmonis (tanggung jawab)
code blue sesuai dalam
SOP melaksanakan
tugas, Loyal
terhadap atasan

6. Pelaporan hasil 1. Menyiapkan Adanya laporan hasil Akuntabel Harmonis Kegiatan ini Terlaksananya
kegiatan ke laporan hasil kegiatan aktualisasi Loyal berkontribusi kegiatan pelaporan
direktur RS kegiatan dan habituasi terhadap pencapaian hasil kegiatan
Hj.Zubaeda aktualisasi dan Misi Ke-2 : mengaktualisasikan
Bantilan habituasi Meningkatkan nilai Akuntabel,
(Management Sumber Daya harmonis dan loyal
ASN) Manusia, Kualitas dan akan
Hidup Masyarakat menguatkan nilai-

30
2. Memohon Adanya arahan dari Akuntabel Lebih Maju dan nilai organisasi
arahan dan Pimpinan rumah sakit Harmonis Berdaya Saing yang diterapkan di
bimbingan dari terkait laporan hasil Loyal RS Hj. Zubaeda
pimpinan terkait aktualisasi Bantilan dalam
laporan hasil menerapkan
budaya Melayani
dengan setulus
hati, Amanah
3. Melaporkan hasil Adanya laporan hasil Akuntabel (tanggung jawab)
aktualisasi dan aktualisasi dan Harmonis dalam
habituasi habituasi di rumah Loyal melaksanakan
sakit tugas, Loyal
terhadap atasan

31
2.5 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Nama Peserta : dr. Veronicha Anggarai
Unit Kerja : RS Hj. Zubaeda Bantilan
Waktu : 8 Agustus 2022-4 September 2022
Tabel . Jadwal Rancangan Aktualisasi
NO Kegiatan Bulan Agustus
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 23 24 24 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4
Melakukan konsultasi 2
1 dengan pimpinan
langsung selaku
2. Membuat SOP code blue

Sosialisasi mengenai
3. pembentukan team code
blue dengan pihak
4. terkait.
Pembentukan team
code blue
Pelaksanaan simulasi dan
5. penerapan code blue di
ruang rawat inap.

32
Pelaporan hasil kepada
6. direktur RS Hj. Zubeda
Bantilan

33
34

Anda mungkin juga menyukai