mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan masa tulang mulai terjadi setelah tercaipainya
puncak massa tulang. Pada pria massa tulang lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal
mendadak. Sedangkan pada perempuan, hilangnya estrogen pada saat menopouse dan pada
ooforektomi mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun
pasca menopouse (Lukman, Nurma Ningsih: 2009).
Diet kalsium dan vitamin D yang sesuai harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang
selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan fungsi tubuh. Asupan kasium
dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa
tulang pertumbuhan osteoporosis. Asupan harian alsium yang dianjurkan (RDA: recommended daily
allowance) meningkat pada usia 11 - 24 tahun (adolsen dan dewasa muda) hingga 1200 mg per hari,
untuk memaksimalakan puncak massa tulang. RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg, tetapi pada
perempuan pasca menoupose 1000-1500 mg per hari. Sedangkan pada lansia dianjurkan
mengkonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas. Karena penyerapan kalsium kurang efisisien
dan cepat diekskresikan melalui ginjal (Lukman, Nurma Ningsih: 2009).
Demikian pula, bahan katabolik endogen (diproduksi oleh tubuh) dan eksogen dapat menyebabkan
osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid yang lama, sindron Cushing, hipertiriodisme dan
hiperparatiriodisme menyebabkan kehilangan massa tulang. Obat- obatan seperti isoniazid, heparin
tetrasiklin. antasida yang mengandung alumunium, furosemid, antikonvulsan, kortikosteroid dan
suplemen tiroid mempengaruhi penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium. (Lukman, Nurma
Ningsih: 2009).
Imobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika diimobilisasi dengan gips, paralisis
atau inaktivitas umum, tulang akan diresorpsi lebih cepat dari pembentukannya sehingga terjadi
osteoporosis. (Lukman, Nurma Ningsih : 2009).
Nurarif. Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc edisi revisi jilid 1.Jogjakarta: Mediaction.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan: Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc.edisi revisi jilid 2. Jogjakarta: Mediaction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta : ECG