Dari data kunjungan px di pkm Blooto masih sangat banyak pasien yang
mengalami kondisi kerusakan pada gigi dewasanya berupa kondidi berlubang, mulai
dari pasien anak-anak dan dewasa, serta pasien ibu hamil, hal ini dikarenakan
kesedaran dan pengetahuan pasien terhadap Kesehatan gigi masih sangat rendah,
perlu juga suatu inovasi atau metode yang membuat px anak suka dan mau menjaga
kebersihan dan Kesehatan gigi sehingga bisa tercapai target yang telah dicanangkan
pemerintah. Terutama pemerintah Indonesia mencanangkan 2030 indonesia Bebas
dari Karie, untuk mendukung program tersebut perlu adanya Kerjasama antar
berbagai pihak supaya program tersebut bisa terlaksana dan tercapai target yang telah
dicanangkan oleh pemerintah.
Telah diketahui secara luas bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan
periode emas dalam mengoptimalkan pertumbuhan guna mencegah stunting.
Memastikan nutrisi yang adekuat sejak masa pra-konsepsi juga merupakan hal yang
tidak kalah penting. Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Stunting memiliki efek jangka pendek hingga jangka
panjang salah satunya peningkatan angka kematian dan kesakitan. Selain itu, stunting
juga dapat berefek pada perkembangan anak yang buruk dan gangguan kapasitas
belajar, peningkatan risiko infeksi serta penyakit tidak menular. Efek risiko tersebut
berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan, maka dari itu penting untuk
dilakukan pencegahan stunting sejak awal masa kehidupan. Stunting dapat
meningkatkan resiko terjadinya karies karena berkurangnya fungsi saliva sebaga
isebagai buffer,pembersih,anti pelarut,da nantibakteri rongga mulut. Di puskesmas
blooto dari pemeriksaan yang dilukan terhadap kasus stunting dikuti juga dengan
kasus kerusakan gigi.
Stunting saat ini menjadi fokus pemerintah dan target kesehatan Indonesia untuk
menekan dan menurunkan angka stunting, perlu kerjasama seluruh pihak untuk
menangan masalah ini seperti dokter, ibu hamil, bian serta tenaga kesehatan laen untuk
memantau selama 1000 hari pertama kehidupan.
Penyakit tidak menular (PTM) Penyakit tidak menular atau PTM merupakan
suatu kondisi kesehatan yang bisa terjadi pada siapa saja dan berlangsung dalam
jangka waktu lama sehingga dikenal sebagai penyakit kronis. Kombinasi faktor
genetik, fisiologis, gaya hidup, dan lingkungan bisa menjadi penyebab utama.
Penyakit tidak menular merupakan layanan yang ada pada fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat 1 yang ada di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan laenya
yang meliputi pengobatan pasien hipertensi, pasien diabetes.
Permasalahan yang terjadi pada kasus ini tingkat kepatuhan dan kesedaran pasien
terhadap obat yang diberikan agar di minum untuk menjaga kondisi pasien agar tetap
stabil dan sehat, serta kunjungan kembali pasien untuk melakukan medikal cek up
ulang masih sangat kurang. Perlu adanya kerjasama anatara pasein dokter dan tenaga
kesehatan laen untuk menyelesaikan permsalahan ini. Serta dengan mengecek
kesehatan secara rutin dan mengubah gaya hidup sehat serta memahami konsep,
penyebab dan cara pencegahannya, kita dapat mengenali sekaligus menghindari jenis
penyakit tidak menular.
Daftar Pustaka
Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko PTM,
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id .
6. TBC
7. Stunting
Telah diketahui secara luas bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan
periode emas dalam mengoptimalkan pertumbuhan guna mencegah stunting.
Memastikan nutrisi yang adekuat sejak masa pra-konsepsi juga merupakan hal yang
tidak kalah penting. Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Stunting memiliki efek jangka pendek hingga jangka
panjang salah satunya peningkatan angka kematian dan kesakitan. Selain itu, stunting
juga dapat berefek pada perkembangan anak yang buruk dan gangguan kapasitas
belajar, peningkatan risiko infeksi serta penyakit tidak menular. Efek risiko tersebut
berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan, maka dari itu penting untuk
dilakukan pencegahan stunting sejak awal masa kehidupan.
Edukasi dan intervensi pada ibu hamil mengenai pencegahan stunting sejak
awal masa kehamilan dinilai dapat mengurangi angka stunting di Indonesia. Tingginya
pemahaman ibu selama masa kehamilan tentang nutrisi yang baik dikonsumsi selama
masa kehamilan dapat mengurangi pertumbuhan janin yang terhambat. Selain itu, ibu
juga perlu melakukan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan sanitasi yang baik
sehingga mengurangi pajanan terhadap mikroorganisme penyebab infeksi. Infeksi
pada ibu hamil ini berisiko menyebabkan adanya persalinan preterm yang pada
akhirnya juga dapat meningkatkan risiko stunting kelak. Untuk mencegah stunting
tersebut maka ibu hamil perlu memastikan kecukupan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhannya selama masa kehamilan dan perlu rutin melakukan pemeriksaan di
tenaga kesehatan agar dapat mendeteksi kemungkinan infeksi yang dialami sehingga
dapat mencegah infeksi berlanjut hingga akhirnya menyebabkan stunting.
Stunting saat ini menjadi fokus pemerintah dan target kesehatan Indonesia untuk
menekan dan menurunkan angka stunting, perlu kerjasama seluruh pihak untuk
menangan masalah ini seperti dokter, ibu hamil, bian serta tenaga kesehatan laen untuk
memantau selama 1000 hari pertama kehidupan.