Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HOMILETIKA - NASKAH KHOTBAH

OLEH

NAMA MAHASISWA : ESTERINA BUNGA


KELAS : M – NON REGULER
NIM : 0120190446

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


INSTITUSI AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG
2022
IBADAH PEREMPUAN GMIT
Pembacaan Alkitab: Mazmur 106:1-14.

THEMA : Belajar mengingat dan bersyukur atas kemurahan Allah.

Sebagai manusia yang lemah kita cendrung melupakan berkat dan kasih karunia Allah
dalam kehidupan kita. Karena melupakan berkat dan kasih karunia Tuhan, maka kita juga lupa
bersyukur pada Tuhan. Akibatnya kita hidup dalam dosa atau berbuat dosa, berbuat salah,
berbuat fasik. Pemazmur mengakui bahwa para pendahulu mereka waktu di Mesir tidak
mengerti dan lupa pada perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Di Mesir Tuhan Allah sudah
membuat tanda-tanda ajaib, melalui hambaNYA Musa, tetapi mereka tidak memahaminya.
Demikian juga pada waktu mereka sudah dibebaskan dari Mesir dan mengembara di padang
belantara, mereka melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang menyelamatkan mereka di laut
Teberau. Peristiwa di laut Teberau merupakan suatu peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah ini
merupakan sejarah penyelamatan umat oleh Tuhan Allah karena Allah ingat akan janjiNYA.
Di sana Tuhan memelihara mereka dari kejaran musuh yaitu tentara Firaun dengan kereta-
kereta perangnya. Tuhan Allah membuat laut Teberau kering dan umat Israel bisa melewati/
menyebarang ke seberang. Tetapi ketika tentara Firaun bersama kuda-kudanya tiba di tengah
laut, Tuhan membuat air laut itu menutup mereka sehingga mereka mati tenggelam di laut
Teberau. Ini sebuah peristiwa penyelamatan yang besar, yang mestinya diingat dan disyukuri,
tetapi umat Israel melupakannya dan malah mereka mengikuti nafsu mereka sehingga
mencobai Tuhan di padang gurun.
Mama-mama ku yang terkasih... dalam firman ini pemazmur mengatakan bahwa nenek
moyang mereka segera melupakan perbuatan-perbuatan Allah terhadap mereka. Mereka baru
saja dibebaskan dari kejaran musuh dan memasuki padang belantara, di sana mereka sudah
melupakan perbuatan Allah yang besar itu. Lupa pada perbuatan penyelamatan Allah, nampak
dalam hal bahwa mereka bertindak tanpa meminta nasehat dari Tuhan. Itu berarti mereka
melupakan firman Tuhan atau perintah-perintahNYA. Mereka tidak lagi percaya kepada firman
Tuhan. Mereka lebih dikuasai/dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di
padang gurun. Maka pemazmur mengakui semua kesalahan para pendahulu mereka, tetapi
juga pemazmur mengajak umat yang pada waktu itu dipembuangan untuk mengingat akan
kasih setia Tuhan pada waktu lalu dan mensyukurinya. Walaupun mereka berada
dipembuangan, tetapi mereka menyadari bahwa peristiwa pembuangan yang merupakan
hukuman Tuhan atas dosa mereka bukanlah akhir dari segala-galanya. Mereka percaya bahwa
Tuhan punya rencana keselamatan bagi mereka. Sebagaimana pada waktu lalu Tuhan sudah
menyelamatkan mereka dari kejaran tentara Mesir, sekarang juga Tuhan akan membebaskan
mereka dari pembuangan.
Mama-mama ku yang terkasih...Pengalaman hidup umat Israel di atas tercermin pula
dalam kehidupan kita sekarang, di mana kita sering melupakan kasih setia Tuhan bagi kita.
Akibatnya kita tidak pernah bersyukur pada Tuhan dan tidak lagi mempercayakan kehidupan
kita pada Tuhan dan firmanNYA. Kita lebih suka menyerahkan kehidupan kita dikuasai nafsu
duniawi daripada dikuasai oleh firman Tuhan. Dan jika kita terus melupakan Tuhan dan tidak
menaati firmanNYA, hanya mengikuti nafsu kita sendiri, pada akhirnya kita sedang
mengarahkan hidup kita ke dalam kebinasaan.
Tetapi syukurlah Allah tidak menghendaki kita binasa dalam kehendak dan nafsu-nafsu
kita. Karena itu melalui AnakNya Yesus, Ia datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Ia
tidak menghendaki umat Israel binasa di laut Tiberau. Ia menyelamatkan mereka, karena
namaNYA. NamaNYA yang kudus. Ia tidak mungkin melupakan janji keselamatan bagi
keturunan Abraham. Tindakan Tuhan tidak berdasarkan pada tindakan umat yang sudah
melupakan Tuhan, tetapi berdasarkan namaNYA, janjiNYA yang sudah Dia ikat dengan
Abraham, nenek moyang umat Israel. tadi kita sudah baca bahwa walaupun umatNya bisa
melupakan Tuhan Allah, tetapi Tuhan Allah tidak melupakan umat pilihanNYA.
Mama-mama ku sekalian yang dikasihi Yesus Kristus... kita diingatkan bahwa sebagai
orang tua kita mesti mengajarkan kepada sesama kita, kepada keluarga kita dan kepada anak-
anak kita serta cucu-cucu kita untuk mengingat akan kasih setia Tuhan dan mensyukurinya.
Ada peristiwa-peristiwa penting yang merupakan campur tangan Tuhan dalam sejarah
perjalanan umat Allah dalam FirmanNya bahkan sejarah kehidupan keluarga kita masing-
masing. Kita perlu mencontohi pemazmur yang mengingatkan para orang tua Israel kuno waktu
lalu dalam mendidik dan mengajarkan mereka untuk meneruskan kepada keluarga , sesama
serta anak-anak mereka. Dimana Pemazmur menceritakan serta mengingatkan perbuatan Allah
yang besar bagi mereka. Mereka menceritakan tentang Allah memilih Abraham, nenek moyang
mereka, bagaimana Allah membawa mereka keluar dari Mesir, bagaimana Allah
menyelamatkan nenek moyang mereka di laut Teberau dst. Ini merupakan sejarah umat Israel
yang diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak
mengetahui bahwa mereka ada dan hidup karena kasih setia Tuhan.
Kebiasaan yang baik ini kita dapat lakukan dalam kehidupan berkeluarga kita.
Pernahkah ketika kita duduk bersama dengan keluarga bacerita firman Tuhan, banyak yang
sibuk urus diri sehingga melupakan momen-momen penting ketika bersama bisa untuk saling
berbagi cerita kisah Tuhan dalam kehidupan bersama, dulu Tuhan bilang di mana satu dua
orang bakumul dan menyebut nama Tuhan pasti aku ada, hanya beda klo dengan mama-mama
jaman sekarang di mana 1 dan 2 orang mama-mama bakumpul maka orang pu nama yang
ponuh dimulut. Nah pernah ko ada buat ibadah keluarga, atau pada waktu kita bersama-sama
anak-anak kita : ortu menceritakan tentang sejarah keluarga, dimana Tuhan adalah Tuhan yang
hidup yang menuntun kehidupan keluarga kita ? Menceritakan tentang sejarah campur tangan
Tuhan dalam keluarga kita masing-masing, merupakan penghayatan iman/kesaksian yang tidak
sulit untuk diceritakan/diteruskan kepada anak-anak. Tidak bersaksi tentang kehidupan kita
yang diberkati Tuhan sama saja dengan kita mengakui bahwa kita bisa hidup dan punya banyak
harta seperti sekarang ini adalah kemampuan diri sendiri. Padahal dulu sebelum ada berkat
tikam lutut, sampai jam doa harus tepat jam 12. Jika kita saling mengingatkan kasih-karunia
Tuhan bagi sesama kita, bagi keluarga kita serta anak-anak kita, maka pastilah setiap kita akan
bertumbuh menjadi orang-orang yang selalu ingat dan mau bersyukur atas kasih setia Tuhan
bagi kita. Pastilah kita tidak akan melupakan firman Tuhan yang sudah kita belajar dan sudah
kita dengar.
Mama-mama ku yang terkasih dalam Kristus marilah kita mewariskan iman Kristen kita
kepada sesama kepada keluarga serta terutama bagi anak-anak kita agar mereka merupakan
generasi yang kenal dan taat pada Tuhan dan firmannya. Kita tahu bahwa seorang perempuan
mendapatkan posisi strategis dari Tuhan untuk memberi pengaruh bagi anak-anak dan terutama
anak perempuan agar dia bisa menjadi penolong yang sepadan bagi pasangan kekasihnya yang
biasa disebut suami. Biarlah apa yang sudah menjadi pengalaman hidup bersama Tuhan, serta
apa yang sudah kita dengar bukan saja kita simpan untuk kita pu diri sendiri tetapi marilah kita
ajarkan kepada sesama kita dan kepada generasi-generasi kita agar mereka tidak dikuasai oleh
hawa nafsu untuk merusak kehidupan mereka sendiri atau kehidupan orang lain. Kita
mengharapkan mereka menjadi generasi yang meneruskan damai-sejahtra, cinta kasih, keadilan
bagi masyarakat, maka yang patut kita buat mulai sekarang adalah menceritakan tentang
kesaksian-kesaksian iman, tentang kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita masa lalu sampai
sekarang. Tuhan memberkati kita dengan Firman Nya.

Amin

Anda mungkin juga menyukai