Anda di halaman 1dari 6

Pembacaan Alkitab: Mazmur 106:1-14.

THEMA : Belajar mengingat dan bersyukur atas


kemurahan Allah.

Sebagai manusia yang lemah kita cendrung


melupakan berkat dan kasih karunia Allah dalam
kehidupan kita. Karena melupakan berkat dan kasih
karunia Tuhan, maka kita juga lupa bersyukur pada Tuhan.
Akibatnya kita hidup dalam dosa atau berbuat dosa,
berbuat salah, berbuat fasik. Pemazmur mengakui bahwa
para pendahulu mereka waktu di Mesir tidak mengerti dan
lupa pada perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Di Mesir
Tuhan Allah sudah membuat tanda-tanda ajaib, melalui
hambaNYA Musa, tetapi mereka tidak memahaminya.
Demikian juga pada waktu mereka sudah dibebaskan dari
Mesir dan mengembara di padang belantara, mereka
melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang
menyelamatkan mereka di laut Teberau. Peristiwa di laut
Teberau merupakan suatu peristiwa sejarah. Peristiwa
sejarah ini merupakan sejarah penyelamatan umat oleh
Tuhan Allah karena Allah ingat akan janjiNYA. Di sana
Tuhan memelihara mereka dari kejaran musuh yaitu
tentara Firaun dengan kereta-kereta perangnya. Tuhan
Allah membuat laut Teberau kering dan umat Israel bisa
melewati/ menyebarang ke seberang. Tetapi ketika tentara
Firaun bersama kuda-kudanya tiba di tengah laut, Tuhan
membuat air laut itu menutup mereka sehingga mereka
mati tenggelam di laut Teberau. Ini sebuah peristiwa
penyelamatan yang besar, yang mestinya diingat dan
disyukuri, tetapi umat Israel melupakannya dan malah
mereka mengikuti nafsu mereka sehingga mencobai Tuhan
di padang gurun.
Mama-mama ku yang terkasih... dalam firman ini
pemazmur mengatakan bahwa nenek moyang mereka
segera melupakan perbuatan-perbuatan Allah terhadap
mereka. Mereka baru saja dibebaskan dari kejaran musuh
dan memasuki padang belantara, di sana mereka sudah
melupakan perbuatan Allah yang besar itu. Lupa pada
perbuatan penyelamatan Allah, nampak dalam hal bahwa
mereka bertindak tanpa meminta nasehat dari Tuhan. Itu
berarti mereka melupakan firman Tuhan atau perintah-
perintahNYA. Mereka tidak lagi percaya kepada firman
Tuhan. Mereka lebih dikuasai/dirangsang nafsu di padang
gurun, dan mencobai Allah di padang gurun. Maka
pemazmur mengakui semua kesalahan para pendahulu
mereka, tetapi juga pemazmur mengajak umat yang pada
waktu itu dipembuangan untuk mengingat akan kasih setia
Tuhan pada waktu lalu dan mensyukurinya. Walaupun
mereka berada dipembuangan, tetapi mereka menyadari
bahwa peristiwa pembuangan yang merupakan hukuman
Tuhan atas dosa mereka bukanlah akhir dari segala-
galanya. Mereka percaya bahwa Tuhan punya rencana
keselamatan bagi mereka. Sebagaimana pada waktu lalu
Tuhan sudah menyelamatkan mereka dari kejaran tentara
Mesir, sekarang juga Tuhan akan membebaskan mereka
dari pembuangan.
Mama-mama ku yang terkasih...Pengalaman
hidup umat Israel di atas tercermin pula dalam kehidupan
kita sekarang, di mana kita sering melupakan kasih setia
Tuhan bagi kita. Akibatnya kita tidak pernah bersyukur
pada Tuhan dan tidak lagi mempercayakan kehidupan kita
pada Tuhan dan firmanNYA. Kita lebih suka menyerahkan
kehidupan kita dikuasai nafsu duniawi daripada dikuasai
oleh firman Tuhan. Dan jika kita terus melupakan Tuhan
dan tidak menaati firmanNYA, hanya mengikuti nafsu kita
sendiri, pada akhirnya kita sedang mengarahkan hidup kita
ke dalam kebinasaan.
Tetapi syukurlah Allah tidak menghendaki kita
binasa dalam kehendak dan nafsu-nafsu kita. Karena itu
melalui AnakNya Yesus, Ia datang ke dunia ini untuk
menyelamatkan kita. Ia tidak menghendaki umat Israel
binasa di laut Tiberau. Ia menyelamatkan mereka, karena
namaNYA. NamaNYA yang kudus. Ia tidak mungkin
melupakan janji keselamatan bagi keturunan Abraham.
Tindakan Tuhan tidak berdasarkan pada tindakan umat
yang sudah melupakan Tuhan, tetapi berdasarkan
namaNYA, janjiNYA yang sudah Dia ikat dengan Abraham,
nenek moyang umat Israel. tadi kita sudah baca bahwa
walaupun umatNya bisa melupakan Tuhan Allah, tetapi
Tuhan Allah tidak melupakan umat pilihanNYA.
Mama-mama ku sekalian yang dikasihi Yesus
Kristus... kita diingatkan bahwa sebagai orang tua kita
mesti mengajarkan kepada sesama kita, kepada keluarga
kita dan kepada anak-anak kita serta cucu-cucu kita untuk
mengingat akan kasih setia Tuhan dan mensyukurinya. Ada
peristiwa-peristiwa penting yang merupakan campur
tangan Tuhan dalam sejarah perjalanan umat Allah dalam
FirmanNya bahkan sejarah kehidupan keluarga kita
masing-masing. Kita perlu mencontohi pemazmur yang
mengingatkan para orang tua Israel kuno waktu lalu dalam
mendidik dan mengajarkan mereka untuk meneruskan
kepada keluarga , sesama serta anak-anak mereka. Dimana
Pemazmur menceritakan serta mengingatkan perbuatan
Allah yang besar bagi mereka. Mereka menceritakan
tentang Allah memilih Abraham, nenek moyang mereka,
bagaimana Allah membawa mereka keluar dari Mesir,
bagaimana Allah menyelamatkan nenek moyang mereka di
laut Teberau dst. Ini merupakan sejarah umat Israel yang
diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.
Dengan demikian anak-anak mengetahui bahwa mereka
ada dan hidup karena kasih setia Tuhan.
Kebiasaan yang baik ini kita dapat lakukan dalam
kehidupan berkeluarga kita. Pernahkah ketika kita duduk
bersama dengan keluarga bacerita firman Tuhan, banyak
yang sibuk urus diri sehingga melupakan momen-momen
penting ketika bersama bisa untuk saling berbagi cerita
kisah Tuhan dalam kehidupan bersama, dulu Tuhan bilang
di mana satu dua orang bakumul dan menyebut nama
Tuhan pasti aku ada, hanya beda klo dengan mama-mama
jaman sekarang di mana 1 dan 2 orang mama-mama
bakumpul maka orang pu nama yang ponuh dimulut. Nah
pernah ko ada buat ibadah keluarga, atau pada waktu kita
bersama-sama anak-anak kita : ortu menceritakan tentang
sejarah keluarga, dimana Tuhan adalah Tuhan yang hidup
yang menuntun kehidupan keluarga kita ? Menceritakan
tentang sejarah campur tangan Tuhan dalam keluarga kita
masing-masing, merupakan penghayatan iman/kesaksian
yang tidak sulit untuk diceritakan/diteruskan kepada anak-
anak. Tidak bersaksi tentang kehidupan kita yang diberkati
Tuhan sama saja dengan kita mengakui bahwa kita bisa
hidup dan punya banyak harta seperti sekarang ini adalah
kemampuan diri sendiri. Padahal dulu sebelum ada berkat
tikam lutut, sampai jam doa harus tepat jam 12. Jika kita
saling mengingatkan kasih-karunia Tuhan bagi sesama kita,
bagi keluarga kita serta anak-anak kita, maka pastilah
setiap kita akan bertumbuh menjadi orang-orang yang
selalu ingat dan mau bersyukur atas kasih setia Tuhan bagi
kita. Pastilah kita tidak akan melupakan firman Tuhan yang
sudah kita belajar dan sudah kita dengar.
Mama-mama ku yang terkasih dalam Kristus
marilah kita mewariskan iman Kristen kita kepada sesama
kepada keluarga serta terutama bagi anak-anak kita agar
mereka merupakan generasi yang kenal dan taat pada
Tuhan dan firmannya. Kita tahu bahwa seorang
perempuan mendapatkan posisi strategis dari Tuhan untuk
memberi pengaruh bagi anak-anak dan terutama anak
perempuan agar dia bisa menjadi penolong yang sepadan
bagi pasangan kekasihnya yang biasa disebut suami.
Biarlah apa yang sudah menjadi pengalaman hidup
bersama Tuhan, serta apa yang sudah kita dengar bukan
saja kita simpan untuk kita pu diri sendiri tetapi marilah
kita ajarkan kepada sesama kita dan kepada generasi-
generasi kita agar mereka tidak dikuasai oleh hawa nafsu
untuk merusak kehidupan mereka sendiri atau kehidupan
orang lain. Kita mengharapkan mereka menjadi generasi
yang meneruskan damai-sejahtra, cinta kasih, keadilan
bagi masyarakat, maka yang patut kita buat mulai sekarang
adalah menceritakan tentang kesaksian-kesaksian iman,
tentang kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita masa lalu
sampai sekarang. Tuhan memberkati kita dengan Firman
Nya.

Amin

Anda mungkin juga menyukai