melupakan berkat dan kasih karunia Allah dalam kehidupan kita. Karena melupakan berkat dan kasih karunia Tuhan, maka kita juga lupa bersyukur pada Tuhan. Akibatnya kita hidup dalam dosa atau berbuat dosa, berbuat salah, berbuat fasik. Pemazmur mengakui bahwa para pendahulu mereka waktu di Mesir tidak mengerti dan lupa pada perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Di Mesir Tuhan Allah sudah membuat tanda-tanda ajaib, melalui hambaNYA Musa, tetapi mereka tidak memahaminya. Demikian juga pada waktu mereka sudah dibebaskan dari Mesir dan mengembara di padang belantara, mereka melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang menyelamatkan mereka di laut Teberau. Peristiwa di laut Teberau merupakan suatu peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah ini merupakan sejarah penyelamatan umat oleh Tuhan Allah karena Allah ingat akan janjiNYA. Di sana Tuhan memelihara mereka dari kejaran musuh yaitu tentara Firaun dengan kereta-kereta perangnya. Tuhan Allah membuat laut Teberau kering dan umat Israel bisa melewati/ menyebarang ke seberang. Tetapi ketika tentara Firaun bersama kuda-kudanya tiba di tengah laut, Tuhan membuat air laut itu menutup mereka sehingga mereka mati tenggelam di laut Teberau. Ini sebuah peristiwa penyelamatan yang besar, yang mestinya diingat dan disyukuri, tetapi umat Israel melupakannya dan malah mereka mengikuti nafsu mereka sehingga mencobai Tuhan di padang gurun. Mama-mama ku yang terkasih... dalam firman ini pemazmur mengatakan bahwa nenek moyang mereka segera melupakan perbuatan-perbuatan Allah terhadap mereka. Mereka baru saja dibebaskan dari kejaran musuh dan memasuki padang belantara, di sana mereka sudah melupakan perbuatan Allah yang besar itu. Lupa pada perbuatan penyelamatan Allah, nampak dalam hal bahwa mereka bertindak tanpa meminta nasehat dari Tuhan. Itu berarti mereka melupakan firman Tuhan atau perintah- perintahNYA. Mereka tidak lagi percaya kepada firman Tuhan. Mereka lebih dikuasai/dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang gurun. Maka pemazmur mengakui semua kesalahan para pendahulu mereka, tetapi juga pemazmur mengajak umat yang pada waktu itu dipembuangan untuk mengingat akan kasih setia Tuhan pada waktu lalu dan mensyukurinya. Walaupun mereka berada dipembuangan, tetapi mereka menyadari bahwa peristiwa pembuangan yang merupakan hukuman Tuhan atas dosa mereka bukanlah akhir dari segala- galanya. Mereka percaya bahwa Tuhan punya rencana keselamatan bagi mereka. Sebagaimana pada waktu lalu Tuhan sudah menyelamatkan mereka dari kejaran tentara Mesir, sekarang juga Tuhan akan membebaskan mereka dari pembuangan. Mama-mama ku yang terkasih...Pengalaman hidup umat Israel di atas tercermin pula dalam kehidupan kita sekarang, di mana kita sering melupakan kasih setia Tuhan bagi kita. Akibatnya kita tidak pernah bersyukur pada Tuhan dan tidak lagi mempercayakan kehidupan kita pada Tuhan dan firmanNYA. Kita lebih suka menyerahkan kehidupan kita dikuasai nafsu duniawi daripada dikuasai oleh firman Tuhan. Dan jika kita terus melupakan Tuhan dan tidak menaati firmanNYA, hanya mengikuti nafsu kita sendiri, pada akhirnya kita sedang mengarahkan hidup kita ke dalam kebinasaan. Tetapi syukurlah Allah tidak menghendaki kita binasa dalam kehendak dan nafsu-nafsu kita. Karena itu melalui AnakNya Yesus, Ia datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Ia tidak menghendaki umat Israel binasa di laut Tiberau. Ia menyelamatkan mereka, karena namaNYA. NamaNYA yang kudus. Ia tidak mungkin melupakan janji keselamatan bagi keturunan Abraham. Tindakan Tuhan tidak berdasarkan pada tindakan umat yang sudah melupakan Tuhan, tetapi berdasarkan namaNYA, janjiNYA yang sudah Dia ikat dengan Abraham, nenek moyang umat Israel. tadi kita sudah baca bahwa walaupun umatNya bisa melupakan Tuhan Allah, tetapi Tuhan Allah tidak melupakan umat pilihanNYA. Mama-mama ku sekalian yang dikasihi Yesus Kristus... kita diingatkan bahwa sebagai orang tua kita mesti mengajarkan kepada sesama kita, kepada keluarga kita dan kepada anak-anak kita serta cucu-cucu kita untuk mengingat akan kasih setia Tuhan dan mensyukurinya. Ada peristiwa-peristiwa penting yang merupakan campur tangan Tuhan dalam sejarah perjalanan umat Allah dalam FirmanNya bahkan sejarah kehidupan keluarga kita masing-masing. Kita perlu mencontohi pemazmur yang mengingatkan para orang tua Israel kuno waktu lalu dalam mendidik dan mengajarkan mereka untuk meneruskan kepada keluarga , sesama serta anak-anak mereka. Dimana Pemazmur menceritakan serta mengingatkan perbuatan Allah yang besar bagi mereka. Mereka menceritakan tentang Allah memilih Abraham, nenek moyang mereka, bagaimana Allah membawa mereka keluar dari Mesir, bagaimana Allah menyelamatkan nenek moyang mereka di laut Teberau dst. Ini merupakan sejarah umat Israel yang diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya. Dengan demikian anak-anak mengetahui bahwa mereka ada dan hidup karena kasih setia Tuhan. Kebiasaan yang baik ini kita dapat lakukan dalam kehidupan berkeluarga kita. Pernahkah ketika kita duduk bersama dengan keluarga bacerita firman Tuhan, banyak yang sibuk urus diri sehingga melupakan momen-momen penting ketika bersama bisa untuk saling berbagi cerita kisah Tuhan dalam kehidupan bersama, dulu Tuhan bilang di mana satu dua orang bakumul dan menyebut nama Tuhan pasti aku ada, hanya beda klo dengan mama-mama jaman sekarang di mana 1 dan 2 orang mama-mama bakumpul maka orang pu nama yang ponuh dimulut. Nah pernah ko ada buat ibadah keluarga, atau pada waktu kita bersama-sama anak-anak kita : ortu menceritakan tentang sejarah keluarga, dimana Tuhan adalah Tuhan yang hidup yang menuntun kehidupan keluarga kita ? Menceritakan tentang sejarah campur tangan Tuhan dalam keluarga kita masing-masing, merupakan penghayatan iman/kesaksian yang tidak sulit untuk diceritakan/diteruskan kepada anak- anak. Tidak bersaksi tentang kehidupan kita yang diberkati Tuhan sama saja dengan kita mengakui bahwa kita bisa hidup dan punya banyak harta seperti sekarang ini adalah kemampuan diri sendiri. Padahal dulu sebelum ada berkat tikam lutut, sampai jam doa harus tepat jam 12. Jika kita saling mengingatkan kasih-karunia Tuhan bagi sesama kita, bagi keluarga kita serta anak-anak kita, maka pastilah setiap kita akan bertumbuh menjadi orang-orang yang selalu ingat dan mau bersyukur atas kasih setia Tuhan bagi kita. Pastilah kita tidak akan melupakan firman Tuhan yang sudah kita belajar dan sudah kita dengar. Mama-mama ku yang terkasih dalam Kristus marilah kita mewariskan iman Kristen kita kepada sesama kepada keluarga serta terutama bagi anak-anak kita agar mereka merupakan generasi yang kenal dan taat pada Tuhan dan firmannya. Kita tahu bahwa seorang perempuan mendapatkan posisi strategis dari Tuhan untuk memberi pengaruh bagi anak-anak dan terutama anak perempuan agar dia bisa menjadi penolong yang sepadan bagi pasangan kekasihnya yang biasa disebut suami. Biarlah apa yang sudah menjadi pengalaman hidup bersama Tuhan, serta apa yang sudah kita dengar bukan saja kita simpan untuk kita pu diri sendiri tetapi marilah kita ajarkan kepada sesama kita dan kepada generasi- generasi kita agar mereka tidak dikuasai oleh hawa nafsu untuk merusak kehidupan mereka sendiri atau kehidupan orang lain. Kita mengharapkan mereka menjadi generasi yang meneruskan damai-sejahtra, cinta kasih, keadilan bagi masyarakat, maka yang patut kita buat mulai sekarang adalah menceritakan tentang kesaksian-kesaksian iman, tentang kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita masa lalu sampai sekarang. Tuhan memberkati kita dengan Firman Nya.