Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan objektif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus (Elizabeth,2006). Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun hasil pengobatan (muttaqin,2008). Asma adalah wheezing berulang dan atau batuk bersifat dalam keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah disingkirkan (Mansjoer,2008). Pada pasien mengalami asma akan mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas, apabila jalan nafas pasien tidak efektif dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan bisa menimbulkan penurunan kesadaran. Menurut data dari WHO (world health organization) angka kejadian asma akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi sekitar 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan akan bertambah 180.000 setiap tahunya (WHO,2014). Menurut kemenkes republic Indonesia tahun 2012, di Indonesia mengatakan penyakit asma masuk dalam 10 besar penyebab kesakitan dan kematian. Data yang ditemukan penulis selama menjalani praktek lab klinik dirumah sakit William booth Surabaya dari tanggal 8-13 januari 2018 diruang IGD, bahwa dalam 1 minggu terdapat 5 pasien yang datang karena mengalami sesak nafas dan diagnose asma bronkiale. Suatu serangan asma merupakan akibat obstruksi jalan nafas difus reversible, obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot polos baik saluran napas, pembengkakan membrane yang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkial kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiper inflasi, dengan udara terperangkap didalam jaringan paru. Anti bodi yang dihasilkan (IgE), kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan tulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibody, menyebabkan pelepasan produk-produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamine, brodikinin, prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme pembengkakan membrane mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak (Smeltzer & Bare, 2002). Akibat pembentukan mukus yang banyak dapat menyumbat jalan nafas sehingga terjadi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafasm kalau masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak segera ditangani akan menjadi penutupan jalan nafas total, setelah jalan nafas tertutup total menyebabkan penurunan oksigen dalam darah, akibat penurunan O 2 dalam darah dapat menyebabkan kematian batang otak dan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian pada pasien. Sedangkan jika diatasi maka pernapasan pasien menjadi lebih nyaman, pernapasan lebih lancar dan RR dalam batas normal (16-20x/mnt). Penatalaksanaan pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas antara lain, memposisikan pasien semifowler, auskultasi bunti nafas dan catat adanya suara nafas tambahan, buka jalan nafas pasien, keluarkan dahak dengan batuk/suction, atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan, monitor respirasi dan status O2, kolaborasi dengan dokter pemberian O2 , obat bronkodilator dan nebulizer.
1.2 Rumuas Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1.2.1 bagaimana pengkajian pada pasien dengan diagnose asma bronkiale? 1.2.2 Apa saja diagnose yang muncul pada pasien dengan asma bronkiale? 1.2.3 Apa saja intervensi pada pasien dengan asma bronkiale? 1.2.4 Apa saja implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan asma bronkiale? 1.2.5 Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma bronkiale? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari masalah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan asma bronkiale dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada psien asma bronkiale 1.3.2.2 mahasiswa mampu merumuskan diagnose yang mucul pada pasien asma bronkiale 1.3.2.3 mahasiswa mampu merumuskan intervensi pada pasien asma bronkiale 1.3.2.4 mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan yang dilakukan pasien asma bronkiale 1.3.2.5 mahasiswa mampu mengevaluasi intervensi yang sudah diberikan pada pasien asma bronkiale