Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan objektif yang ditandai oleh
spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan
penurunan ventilasi alveolus (Elizabeth,2006). Asma adalah suatu penyakit
dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun hasil pengobatan
(muttaqin,2008). Asma adalah wheezing berulang dan atau batuk bersifat dalam
keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang
lebih jarang telah disingkirkan (Mansjoer,2008). Pada pasien mengalami asma
akan mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas, apabila jalan nafas pasien
tidak efektif dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan bisa menimbulkan
penurunan kesadaran.
Menurut data dari WHO (world health organization) angka kejadian asma
akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi sekitar 100-150 juta
penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan akan bertambah 180.000
setiap tahunya (WHO,2014). Menurut kemenkes republic Indonesia tahun 2012,
di Indonesia mengatakan penyakit asma masuk dalam 10 besar penyebab
kesakitan dan kematian. Data yang ditemukan penulis selama menjalani praktek
lab klinik dirumah sakit William booth Surabaya dari tanggal 8-13 januari 2018
diruang IGD, bahwa dalam 1 minggu terdapat 5 pasien yang datang karena
mengalami sesak nafas dan diagnose asma bronkiale.
Suatu serangan asma merupakan akibat obstruksi jalan nafas difus
reversible, obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi
otot-otot polos baik saluran napas, pembengkakan membrane yang melapisi
bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkial
kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli
menjadi hiper inflasi, dengan udara terperangkap didalam jaringan paru. Anti bodi
yang dihasilkan (IgE), kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan
tulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibody,
menyebabkan pelepasan produk-produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti
histamine, brodikinin, prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot
polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme pembengkakan
membrane mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak (Smeltzer &
Bare, 2002). Akibat pembentukan mukus yang banyak dapat menyumbat jalan
nafas sehingga terjadi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafasm kalau
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak segera ditangani akan menjadi
penutupan jalan nafas total, setelah jalan nafas tertutup total menyebabkan
penurunan oksigen dalam darah, akibat penurunan O 2 dalam darah dapat
menyebabkan kematian batang otak dan yang paling fatal dapat menyebabkan
kematian pada pasien. Sedangkan jika diatasi maka pernapasan pasien menjadi
lebih nyaman, pernapasan lebih lancar dan RR dalam batas normal (16-20x/mnt).
Penatalaksanaan pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
antara lain, memposisikan pasien semifowler, auskultasi bunti nafas dan catat
adanya suara nafas tambahan, buka jalan nafas pasien, keluarkan dahak dengan
batuk/suction, atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan, monitor
respirasi dan status O2, kolaborasi dengan dokter pemberian O2 , obat
bronkodilator dan nebulizer.

1.2 Rumuas Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 bagaimana pengkajian pada pasien dengan diagnose asma bronkiale?
1.2.2 Apa saja diagnose yang muncul pada pasien dengan asma bronkiale?
1.2.3 Apa saja intervensi pada pasien dengan asma bronkiale?
1.2.4 Apa saja implementasi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan asma bronkiale?
1.2.5 Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien dengan asma bronkiale?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari masalah ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
asma bronkiale dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada psien asma bronkiale
1.3.2.2 mahasiswa mampu merumuskan diagnose yang mucul pada pasien asma
bronkiale
1.3.2.3 mahasiswa mampu merumuskan intervensi pada pasien asma bronkiale
1.3.2.4 mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan yang dilakukan
pasien asma bronkiale
1.3.2.5 mahasiswa mampu mengevaluasi intervensi yang sudah diberikan pada
pasien asma bronkiale

Anda mungkin juga menyukai