Anda di halaman 1dari 14

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
terpilih Akar Penyebab
No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
yang akan masalah
diselesaikan
1 Keterampilan Karena masih Kajian Literatur Setelah dilaksanakan analisis
berpikir kurangnya guru terhadap eksplorasi alternatif
tingkat tinggi dalam 1. Pendekatan Open-Ended solusi, maka diperoleh alternatif
yang masih pembiasaan Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk solusi sebagai berikut :
rendah menganalisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
pada proses proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan 1. Menggunakan Model Problem
pembelajaran open-ended. Based Learning dengan
dan Proses pendekatan Open-Ended
Pembelajaran Menurut Lahra, Hasan, & Mursal, 2017, penggunaan Kelebihan Open-Ended
masih pendekatan pembelajaran dengan open-ended berpengaruh
didominasi oleh signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif, ✓ Melatih dan menumbuhkan
LOTS dan MOTS penalaran dan pemecahan masalah. orisinilitas ide, kreativitas,
kognitif tinggi, kritis,
2. Model Problem Based Learning komunikasi-interaksi,
sharing, keterbukaan, dan
Menurut Punaji dan setyosari, 2006, pembelajaran berbasis sosialisasi.
masalah adalah suatu cara atau metode pembelajaran yang ✓ Proses belajar mengajar
ditandai oleh adanya masalah nyata a real word problems melalui pemecahan masalah
sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan dapat membiasakan para
keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh siswa menghadapi dan
pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah secara
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan terampil,
meningkatkan kemampuan berpikir yaitu dengan menerapkan ✓ Siswa dituntut untuk
model problem based learning atau pembelajaran berbasis berimprovisasi
masalah mengembangkan metode,
cara, atau pendekatan yang
3. TPS (Think Pairs Share) bervariasi dalam memperoleh
Menurut Anita Lie (2002:57) menyatakan bahwa, Think-Pairs- jawaban siswa yang
Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan beragam.
untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. ✓ Pendekatan ini merangsang
Dalam TPS siswa dituntut untuk berpikir secara individu pengembangan kemampuan
ketika mendapatkan pertanyaan dari guru, tetapi setelah itu berfikir siswa secara kreatif
mereka harus berdiskusi secara berasangan untuk menjawab dan menyeluruh.
pertanyaan dari guru.
Kekurangan Open-Ended
Daftar Pustaka ✓ Membutuhkan waktu yang
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Penelitian dan dalam untuk merancang
Pengembangan. Jakarta: Kencana kegiatan pembelajaran
✓ Mengubah kebiasaan siswa
Wawancara belajar dengan
mendengarkan dan
Kepala Sekolah :Untuk melatih berfikir tingkat tinggi pada menerima informasi dari
siswa, tentunya guru harus menggunakan model, media yang guru menjadi belajar dengan
bisa memberikan stimulus pada siswa untuk terbiasa dengan banyak berfikir memecahkan
menganalisia dalam proses pembelajaran. Dan guru harus bisa sendiri atau berkelompok,
memfasilitasi siswa dengan menggunakan model-model yang kadang-kadang
pembelajaran Inovatif seperti PBL dan PJBL. Dimana 2 model memerlukan berbagai
pembelajaran ini bisa melatih berpikir tingkat tinggi pada sumber belajar, merupakan
siswa. kesulitan tersendiri bagi
siswa
Guru IPS :Untuk pembiasaan berpikir tingkat tinggi dalam ✓ Adanya siswa yang kurang
proses pembelajaran bisa menggunakan Model Pembelajaran mampu membuat
PBL. Dimana siswa nanti akan diarahkan untuk menganalisis kesimpulan dan intisari dari
masalah. Jadi dengan menggunakan model PBL bisa melatih proses pembelajaran sebagai
siswa untuk berpikir tingkat tinggi. baik dan benar, sehingga
pembelajaran dianggap
kurang bermanfaat.

2. TPS (Think Pairs Share)


Kelebihan TPS
✓ Siswa akan terlatih
menerapkan konsep karena
bertukar pendapat dan
pemikiran dengan temannya
untuk mendapatkan
kesepakatan dalam
memecahkan masalah
✓ Siswa lebih aktif dalam
pembelajaran karena
menyelesaikan tugasnya
dalam kelompok, dimana
tiap kelompok hanya terdiri
dari 2 orang
✓ Siswa memperoleh
kesempatan untuk
mempersentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh
siswa sehingga ide yang ada
menyebar
✓ Memungkinkan guru untuk
lebih banyak memantau
siswa dalam proses
pembelajaran.
✓ Meningkatkan pasrtisipasi
siswa
✓ Meningkatkan kebaikan
budi, kepekaan dan
toleransi.

Kelemahan TPS
✓ Sangat sulit diterapkan di
sekolah yang rata-rata
kemampuan siswanya
rendah dan waktu yang
terbatas, sedangkan jumlah
kelompok yang terbentuk
✓ Kelompok yang melapor dan
perlu dimonitor,
✓ Lebih sedikit ide yang
muncul
✓ Tidak ada penengah jika
terjadi perselisihan dalam
kelompok

Rendahnya Dari Siswa Kajian Literasi Setelah dilaksanakan analisis


literasi 1. Picture and Picture terhadap eksplorasi alternatif
2 membaca Buku Teks Mirnawati dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Media solusi, maka diperoleh alternatif
buku Teks pembelajaran Gambar dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Baca solusi sebagai berikut :
Pelajaran IPS yang kurang Siswa mengungkapkan bahwa Media gambar adalah media
menarik yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan Kelebihan Pendekatan Picture
(kebanyakan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan and Picture
tulisan) dan gambar-gambar.” Media gambar berfungsi untuk menyalurkan ✓ Materi yang diajarkan lebih
Siswa lebih pesan dan sumber informasi ke penerima pesan. Saluran yang terarah karena pada awal
terbiasa dengan dipakai menyangkut indera penglihatan dan pesan yang pembelajaran guru
melihat dan disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi visual. menjelaskan kompetensi
mendengar penggunaan media bergambar dalam pembelajaran IPS untuk yang harus dicapai dan
(pembiasaan meningkatkan minat baca siswa. materi secara singkat
gemar membaca terlebih dahulu.
masih kurang) 2. Model problem based learning ✓ Siswa lebih cepat
Pembelajaran IPS menggunakan model problem based menangkap materi ajar
learning. Dengan disajikan berita-berita viral yang berkaitan karena guru menunjukkan
dengan pembelajaran IPS. Berita viral disukai siswa, jadi gambar-gambar mengenai
diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa. materi yang dipelajari.
✓ Dengan menganalisa
gambar, dapat
3. Problem solving dengan media Magic Spin Board mengembangkan daya nalar
Menurut Sulistyo, 2017 Perlunya mengembangkan media siswa untuk berfikir logis.
pembelajaran yang dapat memberikan bahan bacaaan, ✓ Dapat meningkatkan
melatihkan pembiasaan membaca dan literasi membaca, tanggung jawab siswa sebab
sehingga dalam hal ini siswa tidak hanya mahir dalam guru menanyakan alasan
membaca namun juga mahir dalam menangkap makna. siswa mengurutkan gambar.
✓ Pembelajaran lebih berkesan
Menurut Saksono (2013) dalam penelitiannya, media board sebab siswa dapat
game dapat meningkatkan kreativitas siswa dan juga mengamati langsung
diharapkan dapat meningkatkan literasi siswa. gambar yang telah
dipersiapkan oleh guru.
Dalam penelitiannya Pamungkas (2015) yang mengatakan
bahwa literasi membaca dapat dilatih dengan menggunakan Kekurangan Pendekatan Picture
metode pemecahan masalah (problem solving and Picture

Daftar Pustaka ✓ Sulit menemukan gambar


Esti (2015) dalam penelitiannya yang yang bagus dan berkualitas
berjudul Budaya Literasi Di Kalangan Mahasiswa FBS UNY. sesuai kompetensi dari
materi yang akan diajarkan.
Saksono, J. L., Ardianto, D. T., & Erandaru. (2013). ✓ Memerlukan waktu yang
Perancangan Board Game Untuk Meningkatkan Kreativitas lama dalam
Menulis dan Menggambar Anak-Anak. Jurnal DKV Adiwarna, pembelajarannya.
1(2). ✓ Jika guru kurang ahli dalam
http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/625 mengelola kelas, ada
kekhawatiran kelas akan
Sulistyo, A. (2017). Evaluasi Program Budaya Membaca di SD kacau dan tidak kondusif.
Negeri. Prosiding TEP & PDs, 4(1), 88–96. ✓ Dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat, biaya yang
Pamungkas, R., Probosari, R. M., & Puspitasari, D. (2015).
cukup memadai
Peningkatan Literasi Membaca Melalui Penerapan Problem
Based Learning Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X MIA1
Kelebihan Problem solving
SMAN 1 Boyolali. Seminar Nasional Pendidikan Sains Magister
✓ Meningkatkan daya kritis
Pendidikan Sains Dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS,
peserta didik
November, 406–412.
✓ Melatih peserta didik untuk
terbiasa dalam menghadapi
Wawancara
dan menyelesaikan
Kepala Sekolah : Guru di tuntut untuk meningkatkan masalah.
kompetensinya pada saat dihadapi dengan rendahnya literasi ✓ Membuat peserta didik lebih
siswanya. Guru harus bisa memfasilitasi siswanya dalam menghayati pembelajaran
kegiatan pembelajaran. Bagi siswa yang literasinya kurang berdasarkan kehidupan
guru bisa menggunakan model PBL dan PJBL yang sehari-hari.
dikolaborasikan dengan pendekatan Picture and Picture (salah ✓ Melatih peserta didik untuk
satu contohnya). mendesain penemuan-
penemuan
Wakil Bidang Humas, Guru Bahasa Inggris : Rendahnya
literasi membaca buku teks oleh siswa, tentunya guru bisa Kekurangan Problem solving
mensiasati dengan menggunakan media pembelajar yang lain. ✓ Jika peserta didik tidak
Contohnya menuangkan materi pembelajaran dalam bentuk memiliki kepercayaan
modul yang didesain semenarik mungkin, yang bisa menarik bahwa masalah yang
siswa untuk membacanya. Atau dengan guru meminta siswa diberikan kepadanya yerlalu
untuk membaca artikel dan kemudian guru meminta siswa sulit untuk dipelajari dan
untuk mengemukaan apa isi dari artikel yang sudah dibaca. dipecahkan, maka peserta
didik akan merasa malas
dan enggan untuk mencoba.
✓ Keberhasilan strategi
pembelajaran melalui PBL
membutuhkan persiapan
waktu yang cukup.
✓ Tanpa pemahaman
mengapa mereka harus
memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar
apa yang mereka ingin
dipelajari
3 Rendahnya Kurangnya Kajian Literatur Setelah dilaksanakan analisis
keaktifan kepercayaan diri terhadap eksplorasi alternatif
1. Menurut Sudjana (2010) Keaktifan siswa dalam belajarnya
dan umpan siswa dalam solusi, maka diperoleh alternatif
bervariasi sesuai karakter masing masing hal ini dapat
balik dalam mengungkapkan solusi sebagai berikut :
dijelaskan dalam beberapa indikator yaitu
kegiatan pendapatnya
a) turut serta dalam melaksanaan tugas belajarnya, Kelebihan flipped classroom
pembelajaran (takut salah dan
b) terlibat dalam pemecahan masalah,
dalam Penyajian
c) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila ✓ Siswa dapat mengulang-ulang
materi dari guru
tidak memahami persoalan yang dihadapinya, video tersebut sehingga ia
belum bisa
d) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan benar-benar memahami
menarik
untuk memecahkan masalah, materi.
perhatian siswa
e) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk✓ Siswa dapat mengakses video
guru, tersebut dari manapun asalkan
f) memulai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang memiliki sarana yang cukup
diperoleh, bahkan bisa disalin melalui
g) melatih dirinya dalam memecahkan soal atau masalah flashdisk dan didownload.
yang sejenis, ✓ Efisien, karena siswa diminta
h) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang untuk mempelajari materi di
telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau rumah dan pada saat di kelas,
persoalan yang dihadapinya. siswa dapat lebih
memfokuskan kepada
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari
kesulitannya dalam memahami
berbagai hal seperti memperhatikan, membaca, mendengar,
materi ataupun
memecahkan masalah, bertanya, mencari informasi, diskusi,
kemampuannya dalam
mengerjakan soal atau tugas.
menyelesaikan soal-soal
berhubungan dengan materi
1. Flipped Classrom tersebut.
✓ Siswa dituntut untuk belajar
Menurut Graham Brent (2013) flipped classroom merupakan
secara mandiri dengan
sebuah strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan
memanfaatkan video
cara meminimalkan jumlah instruksi atau arahan secara
pembelajaran yang diberikan
langsung dalam kegiatan mengajar siswa sambil
sehingga mendukung semangat
memaksimalkan interaksi satu sama lain.
belajar.
Sedangkan menurut Muir dan Geiger (2015), karakteristik
Kekurangan flipped classroom
belajar dengan metode flipped classroom adalah

✓ Untuk menonton video,


1. Sarana untuk meningkatkan interaksi dan waktu kontak
setidaknya diperlukan sarana
pribadi antara siswa dan guru.
yang memadai, baik komputer,
2. Memberikan siswa ruang untuk bertanggung jawab atas
laptop maupun handphone. Hal
pembelajaran mereka sendiri. 3. Ruang kelas dimana
ini akan menyulitkan siswa
guru bukan disebut sebagai orang bijak di atas
yang tidak memiliki sarana
panggung melainkan memberi panduan di sisi siswa.
tersebut.
3. Mencampurkan instruksi langsung dengan pembelajaran
✓ Diperlukan koneksi internet
konstruktivis.
4. Kelas dimana siswa yang tidak hadir, tidak akan yang lumayan bagus untuk
mengakses video. Terutama
ketinggalan pelajaran.
apabila filenya berukuran
5. Kelas tempat konten diarsipkan secara permanen untuk
besar, maka akan
ditinjau dan diperbaiki.
membutuhkan waktu yang
6. Kelas tempat semua siswa terlibat di dalam
pembelajarannya. cukup lama untuk membuka
atau mengunduhnya. Ada
7. Tempat dimana semua siswa menerima pendidikan yang
cukup banyak siswa yang
dipersonalisasi.
gaptek sehingga mereka
memerlukan waktu yang lebih
untuk mengakses video
2. Talking Chips tersebut.
✓ Siswa mungkin perlu banyak
Menurut Lie, 2008 Model pembelajaran teknik talking chips
penopang untuk memastikan
menjadikan siswa aktif dan semua siswa mempunyai
mereka memahami materi yang
kesempatan yang sama untuk mengeluarkan pendapat
disampaikan dalam video dan
sehingga hasil belajar siswa mencapai nilai yang optimal.
siswa tidak mampu
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan mengajukan pertanyaan ke
model pembelajaran teknik talking chips,siswa dalam instruktur atau rekan-rekan
menerima pembelajaran sangat antusias. Hal ini mereka jika menonton video
dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan model saja.
pembelajaran teknik talking chipsmengajak siswa untuk
belajar sambil bermain menggunakan chips.

Kelebihan Talking Chips


Daftar Pustaka

✓ mendapatkan kesempatan
Muir, T., & Geiger, V. 2016. The Affordances of Using a Flipped
untuk memberikan
Classroom Approach in the Teaching Of Mathematics: A Case
kontribusi mereka dan
Study of a Grade 10 Mathematics Class. Mathematics
mendengarkan pandangan
Education Research Journal.
dan pemikiran anggota yang
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT lain dalam kelompoknya
Gramedia Widiasarana ✓ memastikan bahwa setiap
siswa mendapatkan
Wawancara kesempatan untuk berperan
serta
Kepala sekolah: Guru bisa menyediakan media pembelajaran
yang bisa menarik perhatian siswa pada saat proses Kekurangan Talking Chips
pembelajaran. Karakter peserta didik abad 21 di mana siswa
lebih tertarik dengan media audio visual dan berbasis ✓ Pengelolaan waktu saat
teknologi. Jadi guru bisa menyesuaikan pemilihan model, persiapan dan pelaksanaan
metode dan media sesuai dengan karakter siswanya perlu diperhatikan untuk
meningkatkan kualitas
Wakil Bidang Kesiswaan : Dalam proses pembelajaran guru pembelajaran, terutama
harus melakukan apersepsi terlebih dahulu, untuk dalam proses pembentukan
mengaitkan materi yang sudah dipelajari dengan materi yang pengetahuan siswa.
akan dipelajari. Dan pemilihan model dan media pembelajaran ✓ Pembelajaran model talking
yang tepat juga bisa menarik siswa untuk aktif dalam kegiatan chips adalah model
pembelajaran. pembelajaran yang menarik
namun cukup sulit dalam
pelaksanaannya, karena
memerlukan persiapan yang
cukup sulit

4 Kurang Kurang Kajian Literatur Setelah dilaksanakan analisis


fokusnya tertariknya terhadap eksplorasi alternatif
Menurut Melvin Silbermen , 2011:24 Siswa dapat mengingat
siswa dalam siswa dengan solusi, maka diperoleh alternatif
70% dalam sepuluh menit pertama pembelajaran, sedangkan
proses materi solusi sebagai berikut :
dalam sepuluh menit terakhir mereka hanya dapat mengingat
pembelajaran pembelajara dan
20% materi pembelajaran
di kelas Penyajian Kelebihan Active Learning Tipe
materi oleh guru 1. Active Learning Tipe True or False True or False
belum bisa ✓ Siswa aktif, mengharuskan
menarik Metode pembelajaran active learning tipe True or False siswa untuk ikut aktif dalam
perhatian siswa dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua menjawab pernyataan yang
potensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam metode ini, siswa diberikan guru
diarahkan untuk belajar aktif dengan menyentuh (touching), ✓ Meningkatkan kerjasama
merasakan (feeling), dan melihat (looking), serta mengalami antar siswa Pada saat
sendiri sehingga pembelajaran lebih bermakna dan cepat
dimengerti oleh siswa. Guru dalam hal ini dituntut untuk metode ini diterapkan, guru
memotivasi siswa dan memberikan arahan, sehingga semua membagi kelas dalam
siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai beberapa kelompok,
dengan karakteristik yang mereka miliki sehingga siswa akan bekerja
sama dalam kelompoknya
Seperti yang dikemukakan John Holt dalam buku “Active
dan akan tumbuh sikap
Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif” (Silberman, 2006: 26)
saling menghargai.
proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk
✓ Siswa mampu mengingat
melakukan hal-hal berikut: (1) mengemukakan kembali
materi pelajaran membantu
informasi dengan kata-kata mereka sendiri; (2) memberikan
siswa untuk lebih mudah
contohnya; (3) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan
mengingat materi pelajaran
situasi; (4) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta
yang sudah diajarkan.
atau gagasan lain; (5) menggunakannya dengan beragam cara;
✓ Siswa dapat menyampaikan
(6) menyebutkan lawan atau kebalikannya.
pendapat
2. Two Stay Two Stray
Kelemahan Active Learning Tipe
Menurut Daniel dalam penelitiannya Model pembelajaran Two True or False
Stay Two Stray (TS-TS) merupakan kegiatan pembelajaran ✓ siswa menjadi aktif yang
berkelompok yang terdidri dari 4 orang siswa, pembagian berlebihan dan dapat
kelompok dilakukan secara merata heterogen agar siswa saling menimbulkan kegaduhan di
melengkapi kekurangan temen kelompoknya dan ada kegiatan kelas. Selain itu dapat
bertamu dan menerima tamu dalam proses model memunculkan perbedaan
pembelajaran, sehingga dapat mengembangakan siswa lebih antarsiswa dalam satu
aktif selama proses pembelajaran dan tentunya juga dapat kelompok, perbedaan
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tersebut muncul karena
karna akan banyak variasi dalam kegiatan pembelajaran. setiap siswa mempunyai
kemampuan berpikir yang
berbeda. Sehingga dalam
Daftar Pustaka menjawab pernyataan benar
atau salah terkadang ada
Silberman, L.Melvin. (2006). Active Learning 101 Strategi
yang mengalami kesulitan.
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Kelebihan Two Stay Two Stray
✓ Dapat diterapkan pada
semua kelas/tingkatan
✓ Kecenderungan belajar
peserta didik menjadi
✓ Lebih bermakna lebih
berorientasi pada keaktifan.
✓ Peserta didik diharapkan
berani mengungkapkan
pendapatnya.
✓ Menambah kekompakan
dan rasa percaya diri siswa.
✓ Kemampuan berbicara siswa
dapat ditingkatkan.
✓ Membantu meningkatkan
minat dan prestasi belajar.

Kelemahan Two Stay Two Stray


✓ Membutuhkan waktu yang
lama.
✓ Siswa cenderung tidak mau
belajar dalam kelompok.
✓ Membutuhkan banyak
persiapan bagi guru
(materi, dana dan tenaga).
✓ Guru cenderung kesulitan
dalam pengelolaan kelas.

Anda mungkin juga menyukai