Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ATIKA ANASTASYA MITE

NPM : 92011402111012
MATKUL : MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN BIDANG BIOLOGI

DEFINISI SERTA TEORI MANAJEMEN USAHA


1. PLANNING
Planning atau perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan apa saja yang akan
dilakukan terlebih dahulu, sebelum kita melaksanakannya kemudian. Ada beberapa pendapat
para ahli mengenai planning ini, antara lain sebagai berikut.
a. Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna,
2011:10) mengemukakan tentang Planning yaitu, “Planning is the selecting and
relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the
visualization dan formulation to proposed of proposed activation believed necessary
to accieve desired result”. Artinya, “Perencanaan adalah pemilih fakta dan
penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau
asumsi-asumsi untuk masa depan yang akan dating dengan jalan menggambarkan
dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan”.
b. Menurut Coleman Woodbury mendefinisikan perencanaan sebagai “the process of
preparing, in advance, and in a reasonably systematic fashion, recommendations for
policies and courses of action, with careful attentiom given to their possible by-
products, side effects, or “spillovers effects”. Berdasarkan pengertian ini,
perencanaan adalah suatu rangkain kegiatan yang mencakup persiapan, pemilihan
alternatif, serta pelaksanaan yang dilakukan secara logis dan sistematik sehingga
berbagai kemungkinan yang diakibatkan dapat dipraktikan dan diantisipasi.
c. Menurut John Friedman dalam bukunya yang berjudul Planning in the Public
Domain: From Knowledge to Action (1987), dinyatakan bahwa pengertian
perencanaan selalu mengandung empat unsur utama, yaitu: (1) Perencanaan adalah
sebuah cara untuk memikirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi; (2) Perencanaan
selalu berorientasi ke masa depan; (3) Perencanaan memberikan perhatian pada
keterkaitan antara pencapaian tujuan dan proses pengambilan keputusan; dan (4)
Perencanaan mengedepankan kebijakan dan program yang komprehensif. Sehingga
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan bagian dari proses pengambilan
keputusan untuk kepentingan masa depan.
d. Menurut Conyer dan Hill (1984) perencanaan adalah upaya untuk menyusun prioritas
sesuai dengan sumberdaya yang tersedia dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan.
e. Menurut Setiadi (2000) perencanaan sesungguhnya bukanlah aktivitas yang semata-
mata mengandalkan “kerja otak”, tetapi jauh lebih dari itu juga harus mengandalkan
“kerja hati”.
f. Menurut Kaufman (1972) perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan abash dan bernilai.
g. Menurut Bintoro Tjokroaminoto perencanaan adalah proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
h. Menurut Newman (Firmansyah & Mahardika, 2018, hlm.35) bahwa planning is
deciding in advance what is to be done yang berarti perencanaan adalah menentukan
terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.
i. Menurut Allen (Firmansayah & Mahardika, 2018, hlm.35) planning is the
determination of a course of action to achieve a desired result. Artinya, perencanaan
1
adalah penentuan serangkain tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan yang dilakukan haruslah mengikuti tujuan dan hasil yang diinginkan
oleh suatu organisasi atau pihak yang merencanakan. Serangkaian tindakan yang
direncanakan juga haruslah berdasarkan tujuan tersebut. Perencanaan dapat diartikan
sebagai pemilihan tujuan dan menentukan cara bagaimana mencapai tujuan tersebut
(Krisnandi dkk, 2019, hlm.97).
j. Menurut Firmansyah & Mahardika (2018, hlm.35) planning atau perencanaan adalah
cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama yang
berorientasi pada masa depan dan berkembang dengan hubungan antara tujuan dan
keputusan-keputusan kolektif serta mengusahakan kebijakan dan program. Dapat
dikatakan bahwa perencanaan menyangkut keseluruhan strategi, tindakan, dalam
konteks lingkungan organisasi dan tujuannya.
k. Menurut Amirullah & Hanafi (Sadikin dkk, 2020, hlm.22) perencanaan diartikan
sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan
tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
l. Sadikin (dkk 2020, hlm. 22) menyimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan
integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektivitas ide dan gagasan secara
komprehensif dari suatu organisasi sehingga tujuan dapat dicapai dengan optimal.
Berkenan dengan teori perencanaan, perlu diketahui bahwa adanya dua istilah yang
sering digunakan, yaitu theory of planning dan theory in planning. Menurut istilah kedua ini,
perencanaan adalah sebuah kerangka pikir yang dijadikan sebagai landasan untuk melakukan
intervensi terhadap permasalahan tertentu. Berdasarkan pengertian ini, dapat ditegaskan
bahwa theory of planning menekankan pada prosedur perencanaaa; sedangkan theory in
planning menekankan pada konsep substansial perencanaan.
Terdapat empat tahapan yang perlu dilakukan ketika melakukan proses perencanaan,
yaitu penetapan tujuan, analisis keadaan, identifikasi kemudahan dan hambatan, dan
pengembangan rencana untuk mencapai tujuan.
Di dalam perencanaan itu sendiri terdapat berbagai karakteristik yang membedakannya
dengan fungsi turunan manajemen lain. Beberapa karakteristik dari manajemen itu adalah:
1. Fungsi Manajerial
Perencanaan adalah suatu fungsi manajerial yang paling pertama dan juga paling penting
dalam menyediakan dasar untuk fungsi lain dari manajemen, yakni kepegawaian,
pengarahan, pengorganisasian, dan juga pengendalian, karena didalamnya dilakukan ruang
lingkup rencana yang dibuat.
2. Berorientasi Pada Tujuan
Perencanaan akan lebih fokus dalam hal menjelaskan tujuan perusahaan,
mengidentifikasi tindakan alternatif, serta memutuskan berbagai rencana tindakan secara
tepat, untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
3. Pervasif
Dalam hal ini, pengertian pervasif adalah perencanaan yang harus bisa turut hadir pada
seluruh segmen dan dibutuhkan pada semua level dalam organisasi. Walaupun ruang lingkup
di dalamnya sangat beragam dalam tingkatan dan departemen.
4. Proses Berkelanjutan
Rencana dibuat dalam kurun waktu tertentu, seperti satu bulan, satu kuartal, satu tahun,
dll. Setelah kurun waktu tersebut sudah selesai, maka diperlukan rencana baru dengan
berbagai pertimbangan dan juga persyaratan serta kondisi saat ini dan di masa depan
nantinya.

2
5. Proses Intelektual
Perencanaan adalah suatu proses dari latihan mental yang di dalamnya melibatkan
penerapan logika, cara berpikir, memperkirakan, serta membayangkan hal lain secara lebih
cerdas dan berinovasi.
6. Futuristik
Dalam suatu proses perencanaan, kita bisa mengintip masa depan. Hal ini mencakup
memproyeksikan masa depan, melakukan analisa dan juga memprediksinya, sehingga pihak
perusahaan akan siap menghadapi masa depan secara lebih efektif.
7. Pengambilan Keputusan
Keputusan bisa dibuat terkait pilihan tindakan alternatif yang bisa dilakukan guna
mencapai tujuan. Pilihan yang bisa dipilih harus yang terbaik diantara semua pilihan yang
ada, yang didalamnya mempunyai banyak kelebihan dan juga sedikit keuntungan.
Perencanaan memiliki fungsi untuk mencapai tingkat efektivitas dan juga efisiensi
operasional perusahaan. Sehingga, nantinya bisa dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai
hambatan, melakukan koreksi terkait penyimpangan secara cepat, sehingga perusahaan bisa
berjalan secara lebih baik.
Tujuan perencanaan yaitu sebagai berikut.
 Demi mengantisipasi dan juga beradaptasi dengan berbagai perubahan yang mungkin
terjadi.
 Demi memberikan arahan kepada para administrator ataupun non administrator agar
bisa melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
 Menghindari atau meminimalisir berbagai potensi terkait adanya tumpang tindih dan
pemborosan dalam hal pelaksanaan pekerjaan.
 Menetapkan suatu standar tertentu yang nantinya harus bisa digunakan dalam bekerja,
sehingga akan memudahkan proses pengawasan ataupun pemantauan.

2. ORGANIZING
Organizing berasal dari kata organism artinya menciptakan suatu struktur dengan bagian-
bagian yang diintegrasikan sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Organizing atau pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang harus bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian organizing menurut beberapa ahli, antara lain
sebagai berikut.
1. Menurut Prof. George R. Terry, organizing ialah penentuan, penggabungan,
penyusunan dari berbagai aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Menurut Louis A. Allen, organizing adalah pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat
dilaksanakan selektif mungkin oleh orang lain.
3. Menurut Malayu Hasibuan (2007:118-119) menyatakan bahwa pengorganisasian
atau organizing adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyedikan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didegledasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3
4. Menurut Siswanto (2007:75) menyatakan bahwa pengorganisasian (organizing)
adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan
pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara mereka, dan
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka berkerja
secara efisien.
5. Menurut Sondang P. Siagian (2003:95) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah
keseluruhan proses pengelompakkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab, dan wewenang, sedemikian rupa sehingga tercipta organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
6. Menurut Stoner dan Walker (1986) pengorganisasian merupakan satu proses di mana
aktivitas kerja disusun dan dialihkan kepada sumber tenaga untuk mencapai tujuan
sebuah organisasi.
7. Menurut Jaafar Muhammad (1992) pengorganisasian adalah penyusunan sumber-
sumber organisasi dalam bentuk kesatuan dengan cara yang berkesan agar tujuan
objektif organisasi yang dirancang dapat dicapai.
8. Menurut Gatewood, Taylor, dan Farell, pengorganisasian adalah aktivitas yang
terlibat dalam suatu struktur organisasi yang sesuai, memberi tugas kepada pekerja
serta membentuk hubungan yang berguna di antara pekerja dan tugas-tugas.
9. Menurut Certo (1997) pengorganisasian adalah menentukan aktivitas yang akan
dilakukan oleh SDM dalam organisasi, dan bagaimana SDM tersebut dapat
diselaraskan dengan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Terdapat beberapa prinsip yang harus dijalankan selama proses organizing atau
pengorganisasian, yaitu : (1) Penetepan tujuan secara jelas; (2) Pembagian kerja; (3)
Pelimahan wewenang; (4) Kesatuan komando; (5) Pembagian kekuasaan; dan (6) Tingkat
kekuasaan berdasarkan koordinasi.
Fungsi organizing atau pengorganisasian ini wajib dilakukan karena memiliki banyak
manfaat terutama bagi perusahaan. Berikut ini beberapa manfaat fungsi pengorganisasian
yang perlu dipahami:
 Membantu mempermudah koordinasi antar pihak di dalam suatu kelompok
 Membantu membagi tugas sesuai dengan kondisi yang terjadi di perusahaan
 Membuat setiap bagian perusahaan mengetahui apa yang akan dilakukan dan tugas-
tugasnya
 Mempermudah pengawasan terhadap perusahaan
 Memaksimalkan manfaat spesialisasi yang ada di perusahaan
 Mengefisienkan biaya atau anggaran perusahaan
 Membantu mewujudkan hubungan yang rukun antar individu
Adapun proses menjalankan organizing yaitu mengacu pada rencana dan tujuan
manajemen, menentukan tugas utama, membagi tugas kepada individu, mengalokasikan
sumber daya, evaluasi strategi pengorganisasian. Bukan hanya proses tetapi ada juga prinsip
melaksanakan organizing ini yaitu : (1) Kekuasaan dan tanggung jawab; (2) Disiplin; (3)
Ketrpaduan Arah; (4) Kesatuan perintah; (5) Subordinasi kepentingan; (6) Sentralisasi; (7)
Remunerasi; (8) Keteraturan; (9) Inisiatif; (10) Rantai kekuasaan; (11) Stabilitas hubungan
kerja; (12) Keadilan; dan (13) Time work.

4
3. DIRECTING (PENGARAHAN)
Pengarahan adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Terdapat beberapa pengertian mengenai directing atau pengarahan dari para ahli, yaitu
sebagai berikut.
1) Siswanto (2007:111) menyatakan “Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan,
pemberian petunjuk, dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan”.
2) George Terry menyatakan bahwa pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok, agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
3) Saure dan Dislainer, berpendapat bahwa pengarahan adalah petunjuk untuk
melakukan sesuatu atau perintah resmi seorang pimpinan kepada bawahannya berupa
petunjuk untuk melakukan sesuatu.
4) Koontz dan O’Donnel, berpendapat bahwa pengarahan adalah hubungan antara aspek-
aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahannya
untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan lebih efektif untuk mencapai tujuan
organisasi yang nyata.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengarahan
merupakan proses pemberian petunjuk, instruks, dan bimbingan dari pimpinan kepada
bawahan agar bekerja sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Dalam
proses pengarahan terdapat cara-cara yang biasanya dilakukan oleh seorang manajer dalam
pengarahan yaitu pemberian motivasi dan pemberian perintah.
Tujuan pengarahan menurut Siswanto adalah sebagai berikut:
a. Menjamin kontinuitas perencanaan.
b. Membudayakan prosedur standar.
c. Menghindari kemangkiran yang tidak berarti.
d. Membina disiplin kerja.
e. Membina motivasi yang terarah.
Dalam teori manajemen, terdapat beberapa cara yang dilakukan pimpinan dalam
memberikan pengarahan sebagai berikut.
 Orientasi
 Perintah
 Delegasi wewenang
 Petunjuk
 Motivasi
 Mempengaruhi

4. COORDINATING
Koordinasi (coordinating) adalah penyatuan, integrasi, sinkronisasi upaya anggota
kelompok sehingga memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.
Coordinating merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja
sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Ada beberapa pengertian coordinating menurut ahli yaitu sebagai berikut.
a. Menurut Pearce II dan Robinson yang dimaksud dengan koordinasi adalah integrasi
dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu
bekerja ke arah tujuan bersama .

5
b. Menurut Stoner (dalam Sugandha, 2011:212), koordinasi adalah proses penyatu-
paduan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit yang terpisah (bagian
atau bidang fungsional) dari sesuatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
c. Menurut Handoko (2003:195), Koordinasi (coordination) adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
d. Menurut Yohanes Yahya (2006 : 95), Koordinasi adalah proses pengintegrasian
tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
e. Menurut Manullang (2008: 72), Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan
seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal
mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan adanya
koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi bertujuan untuk mencegah terjadinya kesimpangsiuran dan kegiatan saling
bertindih yang dapat mengakibatkan pemborosan dan pengaruh tidak baik terhadap semangat
dan tertib kerja anggota organisasi. Tanpa koordinasi, seluruh divisi dan fungsi manajemen
dapat mengalami kekacauan, percekcokan, kesalahan asumsi, ketidakefisienan, dan berbagai
kondisi negatif lainnya yang dapat berujung pada tidak tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan defenisi di atas maka dapat disebutkan bahwa koordinasi memiliki syarat-
syarat yakni :
1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling bekerja sama, dilihat per bagian.
2. Rivalry, dalam organisasi besar, sering diadakan persaingan antar bagian, agar saling
berlomba.
3. Team Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.
4. Esprit de Corps, bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dan
aktivitas di dalam suatu perusahaan atau organisasi agar mempunyai keselarasan di dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, pengkoordinasian dimaksudkan agar para manajer
mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki organisasi tersebut.
Kekuatan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber
dayanya dalam mencapai suatu tujuan.
Komponen Kegiatan Pengarahan (Directing). Dalam proses pengarahan akan selalu
melibatkan empat komponen kegiatan, yaitu :
 Memimpin.
 Berkomunikasi.
 Mempertimbangkan kelompok-kelompok.
 Memotivasi. 
Pengarahan (directing) memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah :
 Pervasive function, maksudnya adalah pengarahan diterima pada berbagai level
organisasi. Setiap manager menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
 Continous activity, maksudnya adalah pengarahan merupakan bentuk aktivitas yang
berkelanjutan sepanjang masa hidup organisasi.
 Human factor, maksudnya adalah pengarahan senantiasa berhubungan dengan
bawahan, sehingga akan berkaitan dengan human factor. Human factor adalah perilaku
manusia yang kompleks dan tidak dapat diprediksi.

6
Creative activity, maksudnya adalah adanya pengarahan akan membantu dan
mempermudah dalam mengubah rencana dalam suatu tindakan nyata. Tanpa adanya
fungsi pengarahan ini, seseorang dapat menjadi in-aktif dan sumber fisik yang dimiliki
akan menjadi tidak berarti.
 Executive function, maksudnya adalah pengarahan dilakukan oleh semua manajer dan
eksekutif pada semua level pada semua jenis organisasi, dan bawahan hanya menerima
instruksi hanya dari atasannya.
 Delegated function, maksudnya adalah pengarahan merupakan satu fungsi manajemen
yang langsung berhadapan dengan manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa
perilaku manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat diprediksi dan alami, sehingga
atasan harus dapat mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang
diharapkan.  
Pada umum tujuan dari pengarahan adalah agar tugas-tugas yang menjadi kewajiban
para anggota organisasi dapat dijalankan dan diselesaikan dengan baik, sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai dengan berpedoman pada perencanaan (planning) yang sudah
ditetapkan organisasi. Secara lebih terperinci, tujuan dari pengarahan adalah sebagai berikut :
 Sebagai alat motivasi. Seorang pimpinan harus dapat memberikan penjelasan dan
motivasi lebih kepada para anggotanya, agar menjalankan tugasnya dengan baik.
Pengarahan bukan hanya sebatas menyuruh, bukan pula hanya menuntut. Pengarahan
juga memotivasi pihak yang disuruh.
 Memprakarsai aksi. Pengarahan yang diberikan akan membuat anggota organisasi  bisa
memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh
pimpinan.
 Penggunaan sumber daya dengan efisien. Adanya pengarahan akan membatasi hal
mana yang harus dikerjakan dan hal mana yang tidak dikerjakan. Dengan demikian
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi bisa bekerja dengan maksimal, sehingga
dapat meminimalkan biaya dan memberikan keuntungan yang maksimal.
 Koping perubahan. Koping adalah proses penyesuaian diri terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Perubahan akan selalu terjadi, dan hal tersebut harus segera
dapat direspon oleh organisasi. Pengarahan dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk
berkomunikasi dengan anggota organisasi untuk memberitahu secara jelas dan mudah
dimengerti tentang adanya perubahan dan cara mengatasi perubahan tersebut.
 Mengintegrasikan upaya. Pengarahan bertujuan untuk membuat segala kegiatan dalam
organisasi dapat berjalan beriringan dan saling bekerja sama. Membuat apa yang ada
dalam organisasi tidak saling berkonflik satu dengan yang lainnya.
 Menyediakan stabilitasi. Organisasi akan senang jika bekerja dalam kondisi yang stabil.
Meskipun potensi konflik pasti ada, tapi stabilitas perusahaan harus diciptakan. Adanya
pengarahan akan membuat semua bagian dalam organisasi dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya. Dengan demikian akan tercipta stabilitas dalam organisasi.

5. CONTROLING
Controlling adalah fungsi manajemen yang berupa pengadaan penilaian atau koreksi,
sehingga karyawan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Controlling
adalah pengawasan maksudnya yaitu proses dilakukannya pengamatan terhadap pelaksanaan
semua kegiatan organisasi untuk menjamin supaya pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan.
Terdapat beberapa penjelasan tentang pengertian pengawasan menurut para ahli,
diantaranya yaitu:
1. Menurut Siagian (1990: 107) Controlling yaitu proses pengamanan daripada
pelaksanaan semua kegiatan organisasi yang bertujuan untuk menjamin supaya

7
seluruh pekerjaan yang sedang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya.
2. Menurut Siagian Komaruddin (1994: 104) Controlling yaitu sesuatu yang berkaitan
dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal untuk langkah
perbaikan terhadap suatu penyimpangan dan rencana yang berarti.
3. Menurut Kertonegoro (1998: 385) Controlling ialah proses melalui manajer yang
berusaha untuk mendapatkan keyakinan bahwa kegiatan yang dilakukan itu sesuai
dengan yang direncanakan.
4. Menurut Kertonegoro Winardi (2000: 585) Controlling atau pengawasan adalah
seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh manajer dalam upaya untuk memastikan
bahwa hasil aktual itu bisa sesuai dengan hasil yang telah direncanakan.
5. Menurut George R. Terry (2006: 395) Controlling merupakan proses mendeterminasi
apa yang sudah dilaksakan, maksudnya yaitu mengevaluasi prestasi kerja dan jika
diperlukan, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil kerja bisa sesuai
dengan perencanaan yang sudah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan beberapa ahli, dapat diketahui bahwa
controlling sangat berperan penting dalam sebuah manajemen usaha. Karena pentingnya
controlling dalam manajemen, maka perusahaan atau organisasi harus menerapkan
controlling. Jika controlling tidak diterapkan, maka rencana dan tujuan yang ingin dicapai
bisa saja tidak tercapai dengan baik. Adapun beberapa alasan lain mengapa controlling itu
penting bagi manajemen perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Dapat menilai akurasi standar.
2. Membantu tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
3. Memfasilitasi koordinasi.
Dalam controlling terdapat tahap-tahap yang terdiri atas: (1) penentuan standar; (2)
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (3) pengukuran pelaksanaan kegiatan; (4)
pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan (5) pengambilan
tindakan koreksi bila diperlukan.
Adapun beberapa fungsi controlling dalam manajemen adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan dan target sesuai dengan
indikator yang telah tetapkan.
2. Untuk mencegah terjadinya kelalaian, penyelewengan, penyimpangan, dan kelemahan
agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
3. Untuk mengambil langkah koreksi dan klarifikasi terhadap penyimpanan yang
mungkin saja ditemukan.
4. Untuk menjalankan berbagai macam alternatif solusi terhadap berbagai maslaah yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan.
5. Untuk mendidik para pejabat agar mereka bisa menjalankan pekerjaan sesuai prosedur
yang telah ditentukan.
6. Untuk mempertebal rasa tanggung jawab pejabat yang diberikan wewenang dan tugas
untuk menjalankan pekerjaan.

8
Dalam sebuah proses controlling terdapat beberapa tipe-tipe controlling dalam
manajemen, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Controlling pendahuluan
Tipe controlling pendahuluan ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mengoreksi
terhadap penyimpangan sebelum diselesaikannya sebuah kegiatan.
2. Controlling bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
Controling ini dilakukan untuk memastikan ketepatan dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Dalam melakukan controlling ini terlebih dahulu harus memenuhi syarat yang ada supaya
kegiatan bisa dilanjutkan dengan baik.
3. Controlling umpan balik
Controling ini dilakukan untuk mengukur sampai sejauh mana hasil dari sebuah kegiatan
yang sudah diselesaikan. Dengan begitu, maka bisa diketahui apa saja yang sudah berhasil
dan apa saja yang belum bisa dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai