Makalah IPB Kel 5
Makalah IPB Kel 5
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah mata kuliah Ilmu Bahan Pangan
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Dikarenakan, keterbatasan waktu
dan kemapuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
2.1. Definisi Kacang..............................................................................................7
2.2. Jenis Kacang – Kacangan...............................................................................7
2.3. Struktur Kacang..............................................................................................8
2.4. Komposisi Kimia Pada Kacang....................................................................12
2.5. Pemanfaatan Kacang.....................................................................................17
2.6. Mutu Kacang – Kacangan Dan Hasil Olahannya.........................................19
BAB III PENUTUP.....................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Studi pola konsumsi pangan menunjukkan bahwa tempe dan tahu dikonsumsi
minimal tiga kali dalam satu minggu oleh masyarakat. Konsumsi tempe dan tahu
masing-masing meningkat dari 4,42 kg dan 4,63 kg/kapita/tahun pada tahun 1990
menjadi 7,70 kg dan 8,27 kg/kapita/tahun pada tahun 2002 (Soejadi et al. 1993).
Selanjutnya pada tahun 2006, laju konsumsi kedelai per kapita meningkat rata-
rata 6,3%/ tahun sehingga konsumsi kedelai mencapai 8,31 kg/kapita/tahun.
Kondisi konsumsi ini kontradiktif dengan produksi. Pada satu sisi produksi
demikian rendah, pada sisi lain konsumsi meningkat 4,3%/ tahun (Nuryanti dan
Kustiari 2007).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kacang
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis kacang
3. Mengetahui struktur dari kacang
4. Mengetahui komposisi kimia yang terkandung pada kacang
5. Mengetahui apa saja manfaat dari kacang
6. Mengetahui mutu kacang dan hasil olahannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Kadar Protein
Kadar protein tepung kecambah beras coklat lebih tinggi dibanding
dengan tepung jagung. Hal ini berbeda dengan protein bahan baku yang
menunjukkan kadar protien jagung (8.08 g %) lebih tinggi dari beras coklat.
Peningkatan kadar protein pada tepung kecambah beras coklat ini sama
dengan hasil penelitian (Syed Adil Shah, 2011), bahwa pengecambahan
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar protein dari 20.3 menjadi
27.7 %. Peningkatan kadar protein selama proses pengecambahan beras coklat
juga ditemukan oleh (Anuchit Moongarm, 2010), hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pengecambahan beras secara signifikan meningkatkan
protein, gula total, dan asam amino. Bila diamati kadar air, tepung kecambah
beras lebih rendah dari kadar air tepung kecambah jagung. Kadar air yang
lebih rendah menyebabkan konsentrasi protein pada bahan menjadi lebih
tinggi.
c. Kadar Lemak
Perlakuan variasi blanching pada setiap bahan tidak menyebabkan
kisaran kadar lemak yang tinggi. Secara umum keseluruhan tepung kecambah
mempunyai kadar lemak yang lebih tinggi dibanding bahan baku. Kadar
lemak tepung kecambah jagung lebih tinggi dibanding tepung kecambah
coklat, dan tepung kecambah kedelai mempunyai kadar protein tertinggi
antara 18.51 – 19.08 g %. Meningkatnya kadar lemak pada tepung kecambah
ini berlawanan dengan penelitian (Syed Adil Shah, 2011) dan (M. Rusydi,
2011), hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan konsentrasi lemak
kasar pada kecambah kacang hijau dari 1.79 – 1.4 %. Penurunan kadar lemak
disebabkan karena terjadinya kehilangan total padatan selama perendaman
dan lemak banyak digunakan sebagai energi selama pengecambahan., Kadar
air tepung kecambah baik serealia maupun kacang-kacangan dibanding bahan
baku pada penelitian ini menyebabkan konsentrasi lemak pada tepung
kecambah menjadi lebih tinggi.
d. Vitamin
Selama pengecambahan sebagian sistem enzim menjadi aktif dan
mengakibatkan perubahan pada beberapa komponen gizi. Kandungan vitamin
C pada kacang-kacangan relatif kecil, bahkan ada yang tidak mengandung
vitamin C, setelah pengecambahan terjadi peningkatan vitamin C. Syed Adil
Syah, 2011 Vitamin C dan E merupakan vitamin antioksidan yang sangat
bermanfaat untuk kesehatan. Pengecambahan dilaporkan berhubungan dengan
peningkatan konsentrasi vitamin dan mineral (El-Adawy, 2004). Hasil
penelitian menunjukkan rentang vitamin C dan vitamin E pada tepung
kecambah serealia dan kacang-kacangan masing-masing adalah 15.83 – 30.92
mg % dan 425.3145 – 792.0094 mg%.
g. Total Phenol
Phenol merupakan salah satu komponen fungsional kecambah yang
berperan sebagai antioksidan. Selama pengecambahan komponen fenolik
dapat terbentuk. Hasil analisis terhadap total phenol tepung kecambah sangat
bervariasi baik antar bahan maupun antar perlakuan variasi blanching, kadar
total phenol antara 757 - 4245.24 ppm. Total phenol tertinggi pada tepung
kecambah kedelai secara berurutan berdasar perlakuan blanching: kukus,
rebus, dan sangrai: 4245,24; 2505, 16 dan 3143,65 ppm. Penelitian Pei-Yin L
and Hsi-Mei L, 2006 juga menunjukkan total phenol kedelai dan kacang azuki
lebih tinggi dibanding kacang hijau. Kacang azuki mengandung
proantosianidin yang merupakan kelompok bioflavonoid polyfenol, demikian
juga dengan kedelai hitam mempunyai phenol dan flavonoid yang tinggi pada
kulitnya. Pei-Yin L and Hsi-Mei L juga melaporkan ada hubungan antara total
phenol dan flavonoid. Tepung kecambah serealia dan kacang-kacangan yang
diberi perlakuan blanching rebus menunjukkan total phenol paling rendah
dibanding dengan kukus dan sangrai. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh
terdegradasinya komponen flavonoid pada bahan selama proses perebusan.
Perambatan panas pada proses perebusan lebih cepat dibanding dengan
metode lainnya karena perambatan panas berlangsung secara konveksi. Hal
tersebut kemungkinan memberikan pengaruh perubahan terhadap komponen
yang tidak tahan panas dan larut air sehingga berpengaruh terhadap total
polifenol
2.4.1 Kacang Merah
Kacang merah mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi
(23,01% bk dan 71,51%bk). Komposisi protein kacang merah didominasi
oleh asam aspartat (2.75 g/100g), asam glutamat (3,71 g/100g), leusin (1,80
g/100g) dan lisin (1,50 g/100g). Kacang merah menunjukkan aktivitas
inhibisi antitripsin (0,58x106 TUI), mengandung isoflavon (152,76
mg/100g) dan oligosakarida dalam bentuk stakiosa (13,97 mg/g) dan
rafinosa (1,88 mg/g). Proses perendaman, perebusan, perendaman asam, dan
fermentasi kapang mempengaruhi secara signifikan (p<0,05) komposisi
kimia, komposisi asam amino,aktivitas antitripsin, kadar isoflavon dan
oligosakarida.
Selain tempe kacang merah, kacang merah juga dapat dibuat menjadi
pasta kacang merah yang saat ini banyak digunakan sebagai isian suatu
makanan seperti bungeoppang roti ikan korea.
Sari nabati yang baik dan layak konsumsi, diperlukan syarat bebas dari
bau dan rasa langu, bebas antitripsin dan mempunyai kestabilan yang mantap
yaitu tidak mengendap atau menggumpal (Triyono et al., 2010).
Susu kedelai pada dasarnya terbuat dari sari kedelai murni yang
distabilkan. Susu kedelai ini memiliki kandungan gizi yang hampir sama
dengan susu sapi. Yang membedakan, susu kedelai tidak menyebabkan alergi
cocok untuk penderita lactose intolerance. Mengutip Health line, susu yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan ini bebas kolesterol dan rendah lemak jenuh.
Sehingga satu gelas susu kedelai tanpa pemanis mengandung sekitar 80
sampai 100 kalori. Susu kedelai diperoleh dengan cara dihaluskan, disaring,
kemudian dimasak. Variasi susu kedelai tersedia dengan bermacam rasa
sesuai selera, seperti rasa coklat ataupun jahe. (Hadi, 2007).
Selain itu, hasil hasil olahan kacang kedelai lainnya yaitu minyak kedelai,
tempe dan juga natto.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dengan
nilai gizi yang tinggi, vitamin B, mineral dan serat. Berbagai jenis kacang
kacangan dapat dibedakan berdasarkan varietas atau jenis namanya, warna,
bentuk, dan karakter fisiknya.Sudah berbagai jenis kacang-kacangan telah
banyak dikenal seperti kacang merah (phaseolus vulgaris), kacang hijau
(phaseolus radiatus), kacang tanah (arachis hypogaea) dan lain lain. Kacang
memiliki struktur yaitu mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan biji. Selain itu
kacang memiliki Komposisi Kimia Yaitu Kadar air, protein, lemak, dan serat.
Adapun manfaat dari kacang yaitu seperti kacang merah yang mampu
memberikan protein yang setara dengan daging, kacang hijau untuk
meningkatkan produksi Asi, kacang tanah yang dapat d kinsumsi, dan kacang
kedelai sebagi sumber pengganti protein. Dari kacang- kacangan yang telah
dipaparkan di atas kita bisa lihat seberapa banyak kandungan gizi yang terdapat
dalam kacang bukan hanya itu tetapi kacang juga dapat di olah mnjadi berbagai
jenis makanan.
3.2 Saran
Harapan dari kami, semoga ke depannya Strategi pemanfaatan kacang dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan cara mempelajari perilaku produsen dan
konsumen dengan seksama, mengembangkan produk khas yang berbahan utama
kacang mempelajari kualitas dan manfaat kesehatan produk berbasis kacang
tunggak. Selain itu sistem kelembagaan dalam masyarakat mulai dari produksi,
distribusi dan konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Haliza, W., Purwani, E. Y., & Thahir, R. (2010). Pemanfaatan kacang-kacangan local
mendukung diversifikasi pangan. Pengembangan Inovasi Pertanian, 3(3), 238-
245.
Rahman T dan Agustina W. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Gula Terhadap
Sifat dan Fisiokimia Susu Kental Manis Kacang Hijau. Makalah.
Dipresentasikan dalam Seminar Teknik Kimia. Universitas Parahyangan.
Bandung
Rukmana R. 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.