Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alifa Futuhul Azifah

NIM : 215030107111081
Absen : 30
Matkul/Kelas : Teori Administrasi Publik/I
Dosen : Prof. Dr. Sjamsiar Sjamsuddin
Jurusan/Prodi : Ilmu Administrasi Publik/Administrasi Publik

UAS Teori Administrasi Publik


Jumat, 10 Juni 2022 PUKUL 09.00 WIB

1. Pilihlah 5 teori administrasi publik yang diambil dari paper IIAS Singapore dan jelaskan!
2. Pilih dan jelaskan 5 teori administrasi publik berdasarkan buku Introducing Public
Administration oleh Jay M. Shafritz, E.W. Russell, Christopher P. Borick, and Albert C.
Hyde!
3. Pilih dan jelaskan 5 teori administrasi publik berdasarkan berdasarkan buku yang ditulis
oleh Prof. Soesilo Zauhar!

Jawaban :
1. Teori administrasi public dalam paper IIAS Singapore terdiri dari :
a. Teori Transparansi
Dalam konsep teori dari transparansi dapat didefinisikan oleh Hardjasoemantri (2003)
bahwa, “semua proses pemerintahan, lembaga, dan informasi harus dapat diakses oleh
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus cukup untuk dipahami dan
dipantau. “Demikian juga oleh Krisna P. (2003) yang mendefinisikan transparan sebagai,
“prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh
informasi tentang pemerintahan, yaitu informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil yang dicapai.”
b. Teori good governance
Dalam teori ini bahwa Pierre Landell-Mills & Ismael Seregeldin mendefinisikan good
governance sebagai penggunaan otoritas politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber
daya demi pembangunan sosial dan ekonomi. Sedangkan Robert Charlick mengartikan
good governance sebagai pengelolaan segala macam urusan publik secara efektif melalui
pembuatan peraturan dan/atau kebijakan yang absah demi untuk mempromosikan nilai-
nilai kemasyarakatan.
c. Desentralisasi
Dalam teori ini adanya fungsi-fungsi khusus oleh pemerintah pusat, dengan semua
atribut administratif, politik, dan ekonomi yang diperlukan untuk demokrasi pemerintah
daerah yang independen dari pusat dalam suatu hukum domain geografis dan fungsional
yang dibatasi (Jean Paul, 2012:2)
d. Teori pembangunan berkelanjutan
Dalam teori ini ada pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menurut
Rogers (2008: 42) adalah konsep yang menggali keterkaitan antara pembangunan
ekonomi, kualitas lingkungan dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan
didefinisikan sebagai: “The human ability of humanity to ensure that it meets the needs of
the present without compromising the ability of the future generations to meet their own
needs.” (World Commission on Environment and Development dalam Rogers, 2008)
e. Akuntabilitas
Dalam teori ini terdapat suatu prinsip dasar untuk organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan dalam banyak hal, kata pertanggungjawaban sering kali disamakan
dengan tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
berbeda. Tanggung jawab adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban yang harus dicapai. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup
beberapa hal yaitu akuntabilitas adalah hubungan, akuntabilitas yang berorientasi pada
hasil, akuntabilitas membutuhkan laporan, akuntabilitas membutuhkan konsekuensi, dan
akuntabilitas meningkatkan kinerja.

2. Teori administrasi public yang berdasarkan buku Introducing Public Administration oleh Jay
M. Shafritz, E.W. Russell, Christopher P. Borick, and Albert C. Hyde, yaitu :
a. Political Definitions of Public Administrasion
 Public administration cannot exist outside of its political context. It is this context that
makes it public—that makes it different from private or business adminis- tration.
Consequently, our first definitions of public administration focus on its political
nature.

Definisi Politik Administrasi Publik

 Administrasi publik tidak dapat eksis di luar konteks politiknya. Konteks inilah yang
menjadikannya public yang membuatnya berbeda dari administrasi pribadi atau
bisnis. Akibatnya, definisi pertama administrasi publik kami fokus pada sifat
politiknya.
Chapter 1 Halaman 6 Buku Jay M. Shaftritz
b. Public Administration Is a Phase in the Public Policymaking Cycle
 Public pol- icymaking never ends. Government perpetually suffers from a problem
similar to that faced by Shakespeare’s Hamlet, the indecisive prince of Denmark, who
strug- gled with whether “to be or not to be.” Governments are in a constant flurry
over whether to do or not to do. And whatever they do or do not do is public policy.
All such decisions (including decisions not to make a decision) are made by those
who control political power and implemented by the administrative officers of the
bureaucracy. Thus public policy and public administration are two sides of the same
coin. One decides, the other does. They cannot be separate because one side cannot
exist without the other. But because policymaking is a continuous process, it cannot
end with implementation. Whenever government does something, crit- ics will
suggest ways to do it better. This feedback can be informal—from citizen complaints
to journalistic investigations—or it can take the form of an agency or legislative
program evaluation. In any case, new decisions must be made even if the decision is
to avoid making a decision.

Administrasi Publik Merupakan Fase dalam Siklus Pembuatan Kebijakan Publik

 Dalam teori ini pembuatan kebijakan publik tidak pernah berakhir. Pemerintah terus-
menerus mengalami masalah yang serupa dengan yang dihadapi oleh Shakespeare's
Hamlet, pangeran Denmark yang bimbang, yang berjuang dengan apakah "menjadi
atau tidak". Pemerintah terus-menerus bingung apakah akan melakukan atau tidak.
Dan apapun yang mereka lakukan atau tidak lakukan adalah kebijakan publik. Semua
keputusan tersebut (termasuk keputusan untuk tidak mengambil keputusan) dibuat
oleh mereka yang mengontrol kekuasaan politik dan dilaksanakan oleh pejabat
administrasi birokrasi. Jadi kebijakan publik dan administrasi publik adalah dua sisi
mata uang yang sama. Yang satu memutuskan, yang lain memutuskan. Mereka tidak
dapat dipisahkan karena satu sisi tidak dapat eksis tanpa yang lain. Tetapi karena
pembuatan kebijakan adalah proses yang berkesinambungan, tidak dapat diakhiri
dengan implementasi. Setiap kali pemerintah melakukan sesuatu, kritikus akan
menyarankan cara untuk melakukannya dengan lebih baik. Umpan balik ini dapat
bersifat informal—mulai dari pengaduan warga hingga investigasi jurnalistik—atau
dapat berbentuk evaluasi program lembaga atau legislatif. Bagaimanapun, keputusan
baru harus dibuat bahkan jika keputusan itu untuk menghindari pengambilan
keputusan.
Chapter 1 Halaman 9 Buku Jay M. Shaftritz

c. Public Administration Is Regulation


 It is government telling citizens and busi- nesses what they may and may not do.
Regulation is one of the oldest functions of government. The Code of Hammurabi in
ancient Babylonia provided that “the mason who builds a house which falls down and
kills the inmate shall be put to death.” While not exactly a modern building code, this
nevertheless proved an effective means of regulating the soundness of housing.

Administrasi Publik Adalah Regulasi


 Pemerintah memberi tahu warga dan bisnis apa yang boleh dan tidak boleh mereka
lakukan. Regulasi adalah salah satu fungsi tertua pemerintah. Kode Hammurabi di
Babilonia kuno menyatakan bahwa “tukang batu yang membangun rumah yang
runtuh dan membunuh narapidana harus dihukum mati.” Meskipun bukan merupakan
kode bangunan modern, namun ini terbukti merupakan cara yang efektif untuk
mengatur kesehatan perumahan.

Chapter 1 Halaman 12 Buku Jay M. Shaftritz

d. Public Administration Is Implementing the Public Interest


 Walter Lippmann wrote that “the public interest can be thought of as what people will
choose if they see clearly, think rationally, and act without interest and virtue.
Bureaucrats, by default, then have an obligation to provide clear detail with the
general principles contained in the law by issuing additional rules and regulations. On
the shoulders of the bureaucrats have placed much of the burden of reconciling group
differences and effective and enforceable economic and social compromises achieved
through the legislative process" (Herring, 1936 p. and the important role played by
bureaucrats and interest groups proper formulation of public policy many of the
critical issues that still found in schools of public policy and administration today.

Administrasi Publik Melaksanakan Kepentingan Umum

 Walter Lippmann menulis bahwa “kepentingan publik dapat dianggap sebagai apa
yang akan dipilih orang jika mereka melihat dengan jelas, berpikir rasional, dan
bertindak tanpa minat dan kebajikan. Birokrat, secara default, kemudian memiliki
kewajiban untuk memberikan detail yang jelas dengan prinsip-prinsip umum yang
terkandung dalam undang-undang dengan mengeluarkan aturan dan peraturan
tambahan. Di pundak para birokrat telah menempatkan banyak beban untuk
mendamaikan perbedaan kelompok dan kompromi ekonomi dan sosial yang efektif
dan dapat ditegakkan yang dicapai melalui proses legislatif" (Herring, 1936 hal. dan
peran penting yang dimainkan oleh birokrat dan kelompok kepentingan perumusan
yang tepat dari kebijakan publik banyak dari isu-isu kritis yang masih ditemukan di
sekolah-sekolah kebijakan publik dan administrasi saat ini.
Chapter 1 Halaman 9 Buku Jay M. Shaftritz

e. Public administration is direct and indirect


 Directly when government employees provide services to the public as diverse as
mortgage insurance, mail delivery, and electricity. Indirectly when the
government pays private contractors to provide goods or services to citizens. For
example, the National Aeronautics and Space Administration (NASA) operates
the shuttle, but the shuttle itself is built by a private company.

Administrasi public baik secara langsung dan tidak langsung

 Langsung ketika pemerintah karyawan memberikan layanan kepada masyarakat


beragam seperti asuransi hipotek, surat pengiriman, dan listrik. Tidak langsung
ketika pemerintah membayar kontraktor swasta menyediakan barang atau jasa
untuk warga negara. Misalnya, Badan Penerbangan Nasional dan Badan Antariksa
( NASA ) mengoperasikan pesawat ulang-alik, tetapi pesawat ulang-alik itu
sendiri yang dibangun oleh perusahaan swasta.

Chapter 1 Halaman 7 Buku Jay M. Shaftritz

3. Teori Berdasarkan buku yang ditulis Prof. Soesilo Zauhar, yaitu :


a. Teori – teori ilmu – ilmu perilaku
Dalam teori ini muncul Gerakan Human Relations tersebut, bertaburan dalam
beberapa teori dalam administrasi publik yang terhimpun dalam teori ilmu perilaku. Di
samping Mayo sendiri, para protagonis dalam teori ini antara lain adalah Abraham
Maslow, Chris Argyris, Douglas McGregor, Waren Benis dan lain-lain. Dari merekalah
akhirnya lahir beberapa teori perilaku dalam administrasi publik dan bidang studi baru
seperti Organizational Behavior dan Organizational Development

b. Studi hawthorne dan human relations


Research dalam bidang “psikologi industri, yang akhirnya disebut gerakan Human
Relations, adalah sebuah teori dalam administrasi yang memandang manusia tidak hanya
sebagai pekerja belaka, tetapi memandang pekerja sebagai manusia seutuhnya. Pekerja
dalam pekerjaan melakukan tidak hanya mencari gaji tetapi membutuhkan serta
pengakuan, hiburan, dll. Para pekerja yang dari atas ke bawah Bab IV, Administrasi
Umum Teon 65 ingin diperlakukan sebagai manusia seutuhnya Kebenaran pendapat ini
dibuktikan dengan hasil Hawthome's penelitian sebelum dan sesudah tahun 1930-
an.Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh cahaya terhadap produktivitas pekerja.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada besar atau kecil pengaruh cahaya terhadap
produktivitas karyawan.Sebaliknya yang penting adalah perlakuan manusiawi dari atasan
kepada bawahan.

c. frenderick Wilson taylor dan scientific management

Terkait dengan Manajemen Ilmiah ini, termasuk Henry Gantt, Frank dan Lillian
Gilbreth du. Harrington Enierson. Namun, nama yang terkenal dan menjadi “trademark
gerakan ini adalah Frederick W. Taylor. Karena nama terkenal ini, gerakan ini lebih
dikenal dengan Taylorisme daripada gerakan manajemen ilmiah Teori Malavo (4) Tujuan
dari gerakan ini adalah untuk menjadi lebih "ilmiah" ide Weber tentang organisasi
rasional Ide Weber untuk mencapai efisiensi organisasi yang tinggi hanya dapat
diwujudkan melalui studi ilmiah tentang gerak dan waktu. Seperti halnya Weber, Taylor
juga mengemukakan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut adalah desain tugas,
Seleksi Karyawan dan Pelatihan, Motivasi Karyawan Ji menganggap kemarahan
diketahui menyerah dan pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan Kunci utama
keberhasilan organisasi, kata Taylor, adalah bawahan.Itu sebabnya pekerja atau bawahan
menjadi fokus perhatian dari Taylor.teori Menurut Taylor , hanya ada satu cara terbaik
untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu melalui studi gerak dan waktu. Salah satu cara
yang terbaik, seleksi tenaga kerja harus dilakukan, sehingga diperoleh tenaga kerja yang
berkualitas dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan. Tenaga
kerja terpilih ini kemudian diberikan pelatihan untuk memiliki keterampilan, sehingga
mampu melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan. 7575 A G Setelah satu cara
terbaik telah ditetapkan dan pekerja telah dilatih untuk menerapkan satu cara terbaik,
administrator harus memastikan bahwa pekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Untuk mencapai ini, penghargaan dan hukuman digunakan. Pekerja yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik diberikan “motivasi oleh insentif negatif”
seperti tergeser dari pekerjaan semula, menunda promosi, menunda kenaikan gaji dan
lain-lain. Sedangkan karyawan yang berkinerja baik diberikan “motivasi oleh insentif
positif” seperti kenaikan gaji, promosi otomatis dan lain-lain. Salah satu konsekuensi dari
satu cara terbaik adalah perlunya spesialisasi dalam pekerjaan. Dalam hal ini, pekerjaan
perencanaan dan pelaksanaan operasional harus dipisahkan secara jelas. Secara lebih
rinci, Taylor mengemukakan bahwa ada 6 prinsip manajemen ilmiah yang meliputi:
prinsip studi waktu, sistem upah borongan diferensial, pemisahan perencanaan dari
prinsip kinerja, prinsip metode ilmiah kerja, yang merupakan prinsip kontrol gerial dan
prinsip manajemen fungsional. . Taylor menganggap manusia sebagai manusia yang
rasional saja. Sehingga cara-cara yang digunakan untuk menggerakkan mereka juga
menggunakan cara-cara yang rasional, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lain.
Asumsinya yang terlalu sederhana menyatakan bahwa mata manusia akan menghijau
ketika melihat uang, ternyata ta tidak sepenuhnya benar. Kesalahan ini kemudian direvisi
dan diperbaiki oleh Mayo dan teman-temannya.

d. Teori Birokrasi dari max weber

Max Weber dan Teori Birokrasi Sekitar 100 tahun yang lalu, yakni sekitar tahun
1890-an, seorang sosiolog Jerman bernama Max Weber mempopulerkan istilah birokrasi.
Meskipun konsep birokrasi dipopulerkan oleh Weber dan setiap pembicaraan tentang
birokrasi selalu dikaitkan dengan namanya, nyatanya konsep aslinya bukan darinya. Jauh
sebelum Weber mempopulerkan konsep tersebut, organisasi militer, gereja, pemerintah
daerah dan lain-lain telah menerapkan struktur seperti yang disarankan oleh Weber.
Bahkan organisasi bisnis telah menerapkan prinsip birokrasi jauh sebelum Weber
mempopulerkan birokrasi. Namun, Weber masih dianggap sebagai kreditur terbesar
dalam mempopulerkan konsep birokrasi. Upaya A rd Weber untuk mempopulerkan
birokrasi dilatarbelakangi oleh maraknya era patrimoni, di mana tidak ada hubungan
impersonal di dalam organisasi. Semua keputusan organisasi diputuskan oleh patron
sebagai pemilik organisasi. Saat itu belum ada sistem pemantauan yang andal. Dengan
kata lain, organisasi pada saat itu dikelola berdasarkan manajemen pemilik. Secara
ringkas dapat dikemukakan bahwa teori birokrasi Weber dicirikan oleh ciri-ciri sebagai
berikut: adanya peraturan tertulis, hierarki wewenang, tanggung jawab administrator dan
pelaksanaan organisasi berdasarkan dokumen tertulis (Reeser, 1973:6-7). Peraturan yang
memuat kejadian dan prosedur, untuk mengurangi frekuensi atau penyimpangan. Setiap
permasalahan yang ada dalam organisasi diselesaikan sesuai peraturan yang berlaku, dan
sesedikit mungkin diselesaikan melalui kebijaksanaan. taylo melal I am skin Agar
implementasi regulasi berjalan lancar dan lancar, perlu disusun hierarki kewenangan
birokrasi yang bentuknya seperti piramida terbalik. Semakin tinggi Anda pergi, semakin
banyak otoritas yang Anda miliki. Konsekuensinya adalah pemusatan wewenang pada
orang yang relatif sedikit. dibimbing oleh pelatihan yang tepat Meskipun pengelola
memiliki kewenangan, bukan berarti ia bisa berbuat sesuka hatinya. Administrator bukan
pemilik organisasi birokrasi. Inilah yang ingin dihindari Weber. Pengurus harus
mengembangkan hubungan yang impersonal, tidak pandang bulu, yang harus mampu
membedakan secara jelas antara kepentingan pribadi dan kepentingan kerabat organisasi
dalam mencerna Pita. Sebagaimana telah digariskan, perlu adanya dokumen tertulis
sebagai sarana pemantauan Jadal. Karena prinsip ini berlaku di setiap organisasi, model
ini mungkin merupakan model yang paling rasional dan paling banyak digunakan dalam
teori administrasi publik. Namun, tidak boleh ditafsirkan bahwa itu adalah satu-satunya
model yang ideal. Kunci utama model ini adalah depersonalisasi pekerjaan di setiap
tingkat organisasi, dan Weber menyebut orang-orang dalam sistem birokrasi dengan
Specialized Cog.

e. Teori Birokrasi James Q Wilson

Dalam teori ini terdapat kelemahan teori birokrasi klasik yang kurang memperhatikan
masalah organisasi, telah melahirkan teori birokrasi modern. Teon birokrasi klasik
menganggap hal-hal yang berkenaan dengan organisasi diterima sebagai sesuatu yang
benar adanya. Teori ini melihat organisasi dari perspektif struktural yang kaku,
penekanan yang kaku pada hirarki vertikal dan prosedur kerja yang jelas.

Teori birokrasi modern yang dipelopori oleh Wilson (1989) menganggap masalah
organisasi sebagai unsur utama dalam Administrasi Publik. Namun berbeda dengan teori
birokrasi klasik, teori birokrasi modern mencakup studi tentang keterkaitan antara
bagaimana cara (instansı) birokrasi pemerintah diorganisasikan, dipimpin dan dikelola,
dengan kinerja (instansi) birokrasi ter sebut Teori ini tak setuju dengan anggapan yang
menyatakan bahwa perilaku birokrasi semata-mata rasional dan mementingkan diri
sendiri serta semata mata bersifat maksimalisasi (Dilulio et al., 1991) Teori ini tampaknya
seirama dengan pendekatan resource based management strategy yang lebih memen
tingkan efisiensi dan produktivitas faktor internal organisasi sesuai dengan tuntutan pasar,
sehingga organisasi tersebut lebih unggul dalam persaingan.

Dari beberapa paparan contoh teori dalam administrasi publik tersebut jelas bahwa teori
administrasi publik murni sangat langka. Teori-teori tersebut kebanyakan dipinjam dari
disiplin ilmu yang lain yang memang betul-betul dapat dipakai di dalam administrasi
publik. Selain teori tersebut, masih ada teori lain yang sering muncul dan dipakai serta
dimanfaatkan oleh administrasi publik,

Anda mungkin juga menyukai